Anda di halaman 1dari 11

METODE LAUH MAROKO

Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Pengajaran Al-Qur’an dan Hadits

Dosen Pengampu :

Hidayatullah, MA.

Disusun Oleh :
Abdul Mannan

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS PERGURUAN TINGGI ILMU AL-QUR’AN
JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa karena atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Shalawat dan salam juga
kami hanturkan atas junjungan Nabi Muhammad SAW, yang merupakan rasul akhir zaman yang
telah memberikan kita pelajaran dan pendoman yang baik. Tidak lupa pula penulis ucapkan
terima kasih kepada Bapak Hidayatullah, MA. selaku dosen pengampu pada mata kuliah Metode
Pengajaran Al-Qur’an dan Hadits yang senantiasa membimbing penulis dalam menyelesaikan
tugas makalah ini. Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Metode Pengajaran Al-Qur’an dan Hadits maka dari itu penulis akan menjabarkan tentang
“Metode Lauh Maroko” Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan yang ada pada penulis. Untuk itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun
akan senantiasa penulis terima demi kesempurnaan dan kebaikan ini.

Jakarta, 15 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................................ 1
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................................................... 2
A. Pengertian Metode Lauh ............................................................................................................. 2
B. Langkah-Langkah dan Rangkaian Metode Menghafal Dengan Lauh.................................... 3
C. Kelebihan dan Kekurangan Metode Menghafal dengan Lauh ............................................... 5
D. Karakter Khat Maghribi ............................................................................................................. 6
BAB III................................................................................................................................................... 7
A. Kesimpulan ................................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Metode menghafal al-Qur’an secara garis besar umumnya menggunakan metode yang
sama yaitu dengan mengulang-ulang bacaan al-Qur’an di satu tempat yang disebut rumah
tahfidz. Di Maroko (Maghribi) rumah tahfidz disebut dengan Kuttab, yang merupakan bentuk
tunggal dari kata Katatieb. Salah satu metode yang populer digunakan di Maroko untuk
menghafal al-Qur’an adalah metode lauh. Metode ini tidak hanya digunakan di Maroko saja
bahkan metode ini digunakan di negara-negara tetangganya Algeria, Tunisia, Mauritania, dan
negara-negara bagian Afrika lainnya. Metode ini masih digunakan sampai sekarang walaupun
mushaf sudah tersebar luas. Sudah sangat jelas manfaat metode ini dalam memantapkan
pengetahuan tentang rasam mushaf, memperindah tulisan dan menguasai kaidah-kaidah dikte
(imla’).

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan metode lauh ?


2. Bagaimana langkah-langkah dalam menerapkan metode tersebut ?
3. Apa kelebihan dan kekurangan dalam metode tersebut ?

C. Tujuan Penelitian

1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan metode lauh


2. Menjelaskan langkah-langkah dalam menerapkan metode tersebut
3. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan dalam metode tersebut

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Lauh

Masyarakat Maroko memiliki metode khas dalam menghafal al-Qur;an yang disebut
dengan Metode Lauh. Di dalam bahasa Arab lauh berarti papan.1 Papan yang disebut dengan
lauh, sebuah kata yang diungkapkan oleh al-Qur’an di akhir surat Al-Buruj, “fi
Lauhin Mahfudz”. Lauh sendiri terbuat dari papan yang berukuran 50 cm berbentuk persegi
panjang seukuran buku absensi atau papan ujian. Lalu di kikis rapih sehingga bisa ditulis tulisan
di atasnya dengan pensil atau bambu dengan menggunakan tinta khusus untuk lauh tersebut. 2

Metode menghafal al-Quran dengan lauh ini muncul pertama kali di Maroko dan metode
ini masih diterapkan sampai saat ini. Alasan orang maroko dan sekitarnya menggunakan
metode lauh untuk mengahafal al-Qur’an adalah karena mereka menganggap metode ini
sebagai metode yang sakral warisan nenek moyang mereka dan merupakan cara paling efektif
untuk menghafal al-Qur’an. Adapun Metode Menghafal Lauh dilakukan dengan cara
menyetorkan atau menyimak hafalan baru kepada instruktur atau pembimbingnya. Disebut
lauh karena sebelum menghafal hafalan baru, ayat ditulis dulu di papan tulis. Ayat yang ditulis
dibaca berulang-ulang sampai dapat dibayangkan letak garis dan posisinya, setelah itu tulisan
dihapus lalu dibaca dengan hafalan.

Metode Lauh hampir sama dengan Metode Kitaba, sebab metode ini juga bersandar
kepada tulisan. Ibnu Utsaimin-rahmatullah berkata, “Maka apa yang dicatat akan tetap dan
yang dihafal akan kabur”.3 Manusia tidak akan lupa apa yang telah ditulisnya, sesungguhnya
ayat-ayat yang telah ditulis akan terekam dalam pikiran dalam waktu yang sangat lama. Karena
menghafal dengan menulis menggunakan tiga indera yaitu indera pendengaran, indera
4
penglihatan dan indera peraba (hafal dengan tulisan). Jika menghafal menggunakan tiga
indera ini, maka akan sulit untuk lupa. Maha suci Allah SWT yang telah mengajarkan manusia
dengan qalam, sebagaimana firmanNya:

1
Achmad Sunarto, Kamus Arab Indonesia Al-Kabir, (Surabaya: Karya Agung, 2010), 567.
2
Yahya Bin’ Abdurrazaq al-Ghautsani, Cara Mudah & Cepat Menghafal al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka
Imam Asy-Syafi’i, 2016), 140.
3
Yahya Abdul Fattah Az-Zawawi, Revolusi Menghafal al-Qur’an, (Solo: Insan Kamil, 2013), hlm 85.
4
Ibid., hlm 85.

2
}٥{ ‫نسا َن َما َلْ يَ ْعلَ ْم‬ ِ َّ ِ ِ َّ ِ َّ َ ُّ‫اقْ َرأْ َوَرب‬
َ ‫} َعل َم اإل‬٤{ ‫} الذي َعل َم ِبلْ َقلَم‬٣{ ‫ك األَ ْكَرُم‬

Artinya : “Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia)
dengan perantaran kalam.Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.(QS. Al-
Alaq 3-5).5

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan metode lauh adalah cara menghafal
hafalan baru dengan cara menulis hafalan di papan tulis yang berukuran 50 cm persegi panjang
dan lalu dibaca berulang-ulang sampai terbayang letak baris dan posisinya untuk mencapai
tujuan pembelajaran.

B. Langkah-Langkah dan Rangkaian Metode Menghafal Dengan Lauh

Metode menghafal dengan lauh dapat ditempuh dengan langkah-langkah dan rangkaian
sebagai berikut :6

a. Pada tahap pertama cara penggunannya adalah papan Lauh dilabur dengan batu
kapur (senshal) kemudian ditulis dengan pena yang terbuat dari bambu yang
ujungnya dipecah lebih mirip dengan pena yang disebut hibr. Dalam proses
menghafal, seorang guru akan menyarankan siswa untuk menulis ayat-ayat al-
qur’an yang pendek-pendek untuk memudahkan, sebelum berlanjut ke ayat
yang lebih panjang. Hal yang pertama sebelum menghafal halaman Al-quran
adalah membaca halaman yang besok akan ditulis Faqih (sebutan untuk guru
ngaji Al-qur’an) yang disebut nafdah, guna membenarkan bacaan yang akan
ditulis di papan nanti. Jumlah hafalan disesuaikan dengan kemampuan siswa,
paling sedikit adalah seperdelapan (tsumun) Hizib, satu hizib sama
dengan setengah juz.
b. Kemudian proses selanjutnya, setiap siswa melakukannya dengan dikte, yaitu
sang guru yang membaca beberapa penggalan kalimat dari ayat Al-Quran yang
diulangi oleh siswa sambil disimak oleh sang guru, barulah siswa boleh menulis
penggalan tadi, sampai pada batasan akhir seperempat atau seperdelapan sesuai
anjuran guru. Dan ditambah dengan Raqas, yaitu penggalan pertama dari tulisan
yang akan di tulis besok dan cara penulisan ayat-ayat tersebut harus sesuai Rasm

5
Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemah, (Bandung: CV Fokusmedia,
2010), hlm 597
6
http://numaroko.or.id/home/metode-menghapal-al-quran-di-maroko/ Diakses pada tanggal 15 Mei
2023 pukul 19.20

3
Usmany dengan gaya Khat Al-Maghriby. Gaya tersebut merupakan salah satu
kekhasan maroko, yang mana mereka mengaji al-Qur’an menggunakan Qira’at
Imam Nafi’ Riwayat Warsy, yang memang menjadi mushaf resmi
kerajaan Maroko.
c. Kemudian siswa memeriksa tulisan yang baru di tulisnya sendiri sebelum
dikoreksi oleh guru, setelah dikoreksi oleh guru sekaligus memberi waqaf
(tempat berhenti bacaan) setelah itu siswa disuruh membaca tulisannya di papan
di samping guru, setelah dikoreksi dan dianggap benar secara tulisan dan bacaan
oleh guru barulah murid boleh menghafal Al-qur’an yang ada di papan lauh itu.
d. Setelah sesudah menulis ayat-ayat di papan lauh pada pagi hari, yang kemudian
diperdengarkan kepada guru, nantinya para siswa harus menyetorkan hafalan
mereka di waktu-waktu yang ditentukan. Seusai Shalat Dzuhur adalah salah satu
waktu yang digunakan untuk menyetor apa yang mereka hafal dari apa yang
mereka tulis tadi pagi. Dan ini adalah setoran pertama, setelah itu semua siswa
diwajibkan muraja’ah (mengulang-ulang bacaan hafalan), sampai jam muraja’ah
berakhir di sela jam murajaah kadang guru memilih salah satu siswa untuk
mengecek hafalan dari siswa.
e. Kemudian di pagi hari berikutnya siswa setoran hafalan tulisan kemarin dan jika
sudah berjalan agak lama, setoran pagi itu menyetorkan dua halaman lauh,
setelah setoran dua halaman lauh mereka menghapus tulisan dengan air lalu
melapisi papan dengan senshal, setelah papan itu kering, barulah papan bisa
ditulis. Selama waktu pengeringan papan, siswa wajib muraja’ah minimal lima
hizib yang disebut khomsah jadidah (lima hizib terakhir).setelah memurajaah
lima hizib barulah mulai proses dikte, di sela murajaah khamsah jadidah guru
juga mungkin akan memanggil salah satu murid untuk mengecek hafalannya.

Begitulah langkah-langkah dan rangkaian menghafal yang dilakukan masyarakat


Maroko setiap harinya dan ayat-ayat yang dihafal dengan metode ini tidak akan terlupakan,
Karena metode ini merupakan metode yang tidak hanya dapat menghafal tetapi juga menulis.
Dengan menulis seorang siswa dapat belajar memperbaiki tulisan bahasa arab dengan baik.
Karena kebanyakan siswa dapat menghafal tetapi tidak dapat menulis apa yang
telah dihafalkannya.7 Jadi metode lauh ini efektif digunakan oleh guru untuk membantu siswa

7
Ibid, hlm 141

4
agar lebih mudah dalam menghafal. Karena metode lauh ini menggunakan tiga panca indera
yaitu penglihatan, ingatan dan peraba. Dan metode ini juga termasuk ke dalam kelompok orang
yang hafal dalam bacaan dan ingatan.

C. Kelebihan dan Kekurangan Metode Menghafal dengan Lauh

Penerapan metode menghafal pada kegiatan belajar mengajar tentu tidak lepas dari
aspek kelebihan dan kekurangan dari metode tersebut. Namun kedua aspek tersebut dapat
diperhitungkan sejak awal oleh guru.
a. Kelebihan Metode Menghafal dengan Lauh (Papan tulis) adalah:8
1) Akan lebih teliti ketika diminta menuliskan ayat-ayat Al-Qur’an yang
telah dihafalnya kerena telah terbiasa menyalin dari mushaf ke papan
tulis
2) Konsentrasi seorang siswa akan tertuju hanya pada satu papan yang ada
didepannya, sedangkan apabila metode menghafalnya menggunakan
mushaf, maka konsentrasi akan terpecah, semisal melihat halaman selain
yang dihafalnya
3) Kesabaran yang terus dilatih pada diri siswa ketika menulis ayat demi
ayat dari Al-Qur’an, yang sejatinya mereka mampu untuk menghafal
secara langsung tanpa menulis terlebih dahulu. Dari kelebihan metode
lauhun dapat disimpulkan bahwa metode ini dapat melatih siswa agar
lebih teliti, konsentrasi, dan mempunyai kesabaran dalam menulis,
membaca dan menghafal. Menanamkan kesabaran kepada siswa dalam
menghafal ayat-ayat Al-Qur’an tidak semudah yang dibayangkan. Oleh
karena itu dengan menggunakan metode lauhun secara tidak langsung
guru dapat mengajarkan kesabaran kepada siswa.

b. Kekurangan Metode Manghafal dengan Lauh (Papan Tulis) adalah : 9


1) Ada sebagian siswa merasa tidak tenang apabila menggunakan papan
tulis. Merasa tidak mempunyai kecakapan menulis, menggambar yang
bagus dan indah di papan tulis. Hal ini menyebabkan keragu-raguan dan
timbul rasa segan untuk menggunakan papan tulis sebagai media
pembelajaran.
2) Siswa segan untuk mempersiapkan dan membersihkan papan tulis
sebelum belajar, karena takut tangan kotor terkena debu kapur. Atau
untuk mempersiapkan suatu demonstrasi melalui papan tulis memerlukan
waktu dan meminta perhatian, ketekunan tersendiri dari siswa. Akibatnya
dapat menimbulkan rasa segan ketika menggunakan papan tulis.

8
http://el-syai.blogspot.com/2012/05/menghafal-Al-Qur’an-di-maroko.html. Diakses pada tanggal 15
Mei 2023 pukul 20.00
9
https://sartikahinata.wordpress.com/2013/02/17/papan-tulis-sebagai-media-pembelajaran.
Diakses pada tanggal 15 Mei pukul 20:41

5
3) Adanya alat-alat modern yang mulai digunakan dalam proses
pembelajaran di kelas, seperti slide, kaca terbus cahaya, film, vidio,
VCD, LCD, dll.
4) Banyak buku-buku pelajaran yang dapat dibeli dan dimiliki oleh
pembelajar, dari pada mencatat pelajaran dari papan tulis.
5) Apabila siswa diberi kesempatan untuk menggunakan papan tulis, maka
memerlukan waktu yang banyak, mengurangi jumlah bahan yang akan
diajarkan, dan membosankan.

D. Karakter Khat Maghribi

Berikut sedikit perbedaan khat maghribi dengan khat yang biasa di Mushaf umumnya :
a. Huruf fa di beri titik satu di bawah kecuali jika huruf fa itu ada di akhir kalimat
maka tidak di beri titik sama sekali, begitu juga qaf jika di akhir kalimat, namun
huruf qaf ini bila di tengah kalimat titiknya hanya satu tapi di atas.

b. Huruf ya yang berbunyi ( i ) itu lekuk akhirnya berakhir di sebelah kanan, kalau
berbunyi ( a ) sama dengan tulisan biasa.

c. Alif layinah atau maqshurah lekuknya berakhir di sebelah kiri, dan kebanyakan
dibaca imalah kecuali bertemu dengan alif lam.

d. Setiap huruf yang di baca imalah di beri tanda titik yang sedikit lebih besar dari
pada titik biasa seperti yang ada pada huruf fa atau qaf.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Metode menghafal dengan lauh ini memliki beberapa manfaat dan hikmah. Di
antaranya, penggerakkan tangan, pengucapan oleh lisan, dan pengucapan ulang oleh hati.
Dalam hal ini, setidaknya tiga organ tubuh kita merekam aktivitas tersebut. Bisa dibilang, ini
adalah merupakan cara yang paling efektif, setidaknya menurut orang maroko dalam
mengafal al-Qur’an. Pengalaman ini penulis alami ketika berkunjung ke Yayasan Daar El
Qur’an Hajj El Bachir Kota Temara Maroko.

7
DAFTAR PUSTAKA

Sunarto Achmad, Kamus Arab Indonesia Al-Kabir, (Surabaya: Karya Agung, 2010),
567.
Al-Ghautsani Yahya Bin’ Abdurrazaq, Cara Mudah & Cepat Menghafal al-Qur’an,
(Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2016), 140.
Abdul Fattah Yahya Az-Zawawi, Revolusi Menghafal al-Qur’an, (Solo: Insan Kamil,
2013), hlm 85.
Ibid., hlm 85, hlm 141
Republik Indonesia Kementerian Agama, Al-Qur’an dan Terjemah, (Bandung: CV
Fokusmedia, 2010), hlm 597
http://numaroko.or.id/home/metode-menghapal-al-quran-di-maroko/ Diakses pada
tanggal 15 Mei 2023 pukul 19.20
1
http://el-syai.blogspot.com/2012/05/menghafal-Al-Qur’an-di-maroko.html. Diakses
pada tanggal 15 Mei 2023 pukul 20.00
https://sartikahinata.wordpress.com/2013/02/17/papan-tulis-sebagai-media
pembelajaran. Diakses pada tanggal 15 Mei pukul 20:41

Anda mungkin juga menyukai