Anda di halaman 1dari 35

1

Rumah Qur’an Cahaya

RESUME MATERI 1
Makassar, 11 September 2019
KURIKULUM
IMAN DAN ADAB

Assalamu'alaykum Warahmatullahi Shalawat dan salam kepada Rasulullah


Wabarakaatuh... Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sebagai
panutan terbaik yang sudah seharusnya kita
، banyak-banyak belajar untuk meneladani
. Beliau, uswatun hasanah.
. Bagaimana kabarnya pagi ini bun @RQC
Alhamdulillah... Hari ini Allah masih Nurmayanti ?
memberikan begitu banyak nikmat-Nya Baaraakallahu fiikuum �Alhamdulillaah
kepada kita semua, termasuk nikmat belajar. baik, sehat dalam lindungan Allah In syaa
Allah masih meneguhkan hati kita dan Allah.
memberikan kita kesempatan untuk Alhamdulillaah luar biasaa, bisa bermajelis
menjemput ilmu guna mendidik anak-anak lagi bersama ummahat sholehah.
kita kelak menjadi generasi yang memimpin Baaraakallahu fiikuum .
peradaban in syaa Allah. Bismillaahirrahmaanirrahiim
2
Rumah Qur’an Cahaya

Alhamdulillah wa syukurillah washsholatu ternyata merupakan hal yang paling pertama


wassalamu ala rosulillah amma ba'du -paling dasar- yang harus kita sampaikan
Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah dan ajarkan kepada anak-anak kita.
kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah Mengapa?
petunjuk Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi Ayo sama-sama kita simak bahasannya,
wa Sallam. silakan dibuka handoutnya file pdf 1-1
Pagi ini in syaa Allah kita akan membahas Kurikulum Iman dan Adab.
tentang Kurikulum Iman dan Adab; yang

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Iman dan Adab adalah pondasi ilmu. Ketika dikatakan pondasi, maka sudah jelas itu adalah hal
utama yang harus ada; sebelum yang lain ada.
Sehingga pondasi ilmu atau landasan ilmu memiliki makna hal-hal pokok yang harus ditanamkan
paling awal pada anak-anak kita sebelum kemudian mereka mempelajari ilmu yang lain.
3
Rumah Qur’an Cahaya

Dan inilah Kurikulum Iman dan Adab. Tahapan Menanamkan Pondasi Ilmu pada Anak.

Materi ini mencakup 5 BAB yang semoga bisa memberikan pemahaman yang utuh dan
menyeluruh kepada kita tentang Kurikulum Iman dan Adab itu sendiri In syaa Allah.

Bab 1 Fase Perkembangan Anak


Anak-anak tumbuh dan berkembang dari lahir hingga dewasa dengan melalui beberapa fase.
Dalam Islam, fase tersebut tertuang dan telah diatur sedemikian rupa agar bisa menjadi petunjuk
arah untuk pola pengasuhan dan pendidikan anak-anak kita.
Di titik ini, kesadaran seorang ibu itu harus muncul. Kegelisahan akan pertanyaan di hati kita;
"Apakah anak-anak kita tumbuh dan berkembang sejalan dengan ilmu yang seharusnya sudah
tertanam di diri mereka, sebagaimana fase perkembangan usia mereka?"
Mari kita lihat fase perkembangan tersebut.
4
Rumah Qur’an Cahaya

Secara umum, biasanya fase perkembangan anak hanya dibagi atas empat yaitu; bayi - pra
tamyiz - tamyiz - taklif.
Pada slide, fase perkembangan diurutkan dari usia tertentu, tapi kemudian perlu kita pahami
bahwa; usia tidak bisa menjadi patokan mutlak terjadinya fase tersebut, karena bisa saja ciri-ciri
dari suatu fase terjadi sebelum atau sesudah usia yang dimaksud. Karenanya, pendampingan dari
orang tua menjadi syarat utama tolak ukur dari fase perkembangan anak.
Cara membaca diagram fase perkembangan anak di atas adalah perhatikan nama fase dan
rentang usianya, pahami ciri-ciri atau karakteristiknya dan poin penting di setiap fasenya.
Contoh pada fase BAYI. Namanya fase bayi, rentang usianya 0-2 tahun, karakter anak bayi itu
perkembangan indera, fisik dan jiwanya melalui menyusui dan belaian orang tua. Poin
pentingnya anak menerima kasih sayang tanpa syarat dari orang tuanya.
Dari sini kita bisa jabarkan kurikulumnya, misal: karena fase berkembang anak melalui
menyusui maka ibu harus memperhatikan adab menyusui, apa saja adab menyusui dan buatkan
runutan prakteknya. Termasuk juga ketika anak mengalami pertumbuhan fisik yang sangat cepat
maka ibu mengamati dan menuliskan fase perkembangan fisik anak sejak misal anak mulai
menggerakkan kepala, tengkurap, berguling, merangkak, duduk, mpasi, berjalan, makan,
berbicara dsb, sehingga ketika ada redflag atau sesuatu yang tidak beres, bisa ditindaklanjuti
lebih awal, dan seterusnya contoh penjabaran kurikulum yang lain.
5
Rumah Qur’an Cahaya

Setiap fase memiliki karakteristik tertentu sebagaimana tersebut di dalam slide. Dengan
demikian di setiap fase juga akan memiliki poin pengasuhan dan pendidikan yang berbeda, yang
harus dilakukan oleh orang tua.
Sekarang, coba perhatikan fase perkembangan anak tersebut lalu pikirkan anak-anak kita.
Anak kita; sekarang berada di fase mana? Berkenaan dengan fase anak kita; apakah tingkah laku
kita sebagai orang tuanya sudah tepat?

Yang perlu diperhatikan dari pelajaran fase perkembangan anak ini adalah ada satu kunci yang
harus kita raih agar anak-anak bisa terpaut dengan syari'at Islam. Itu adalah masa kanak-kanak
tenang.
Apa itu masa kanak-kanak tenang?
Masa kanak-kanak identik dengan motorik, banyak gerak, sensor indera, jelajah alam dengan
rasa ingin tahu yang besar, sangat penuh dengan eksplorasi belajar. Masa kanak-kanak awal ini
disebut pra tamyiz.
Sedangkan Tamyiz berarti masa kanak-kanak tenang. Masa dimana anak-anak akan menjalani
masa belajar dan berinteraksi dengan tenang, fokus dan konsentrasi untuk optimalisasi ketika
memperdalam ruhiyah, akhlak serta komunikasi sosialnya.
Namun jika masa kanak-kanak awal tidak terjaga dengan kawalan baik dari orang tua, maka
masa kanak-kanak tenang ini tidak akan tercapai.
6
Rumah Qur’an Cahaya

Anak-anak tidak akan mengecap nikmatnya ibadah dan kebiasan-kebiasan baik lainnya dalam
syari'at Islam.

Lanjut ke BAB 2 Urgensi Iman dan Adab.


Definisi urgensi adalah hal yang sangat penting. Di bab ini, kita akan mempelajari mengapa
Iman dan Adab menjadi landasan utama dari ilmu-ilmu yang lain.

Berikut ini adalah struktur pohon kesholehan.


7
Rumah Qur’an Cahaya

Terlihat bahwa untuk menjadi sholeh/sholehah, maka yang harus diperbaiki dengan benar adalah
IMAN DAN ADAB-nya.
Iman dan Adab ibarat akar pohon. Jika penanaman imannya baik, adabnya baik; maka nyatalah
akar pohon tersebut akan kuat dan kokoh sehingga mampu menahan beban dari batang pohon
yang tumbuh menjulang tinggi, daun yang rimbun serta buah yang melimpah dengan beratnya.
Jika akar pohonnya mati, maka tentu akan berefek pada batang pohon dan daunnya. Pohonnya
tidak tumbuh subur, tidak menghasilkan buah dan lambat laun pun akan mati
Jadi perhatikan bagaimana pola penanamannya, yaitu:
1. Menanamkan Iman. Iman dulu. Tauhid. Kenalkan anak kepada Rabbnya. Gemburkan melalui
dialog Iman.
2. Ajarkan Adab. Tanamkan dalam keseharian. Sebagaimana adab-adab Islam yang dilakukan
oleh Rasulullah Shallallahu'alaihi wa Sallam.
3. Ajarkan Ibadah Fardhu. Biasakan ibadah-ibadah wajib dahulu baru ibadah sunnah. Jangan
sampai terbalik sunnah dulu baru wajib.
4. Setelah ibadah fardhu, nah di sinilah silakan -boleh- dikenalkan dengan Ibadah Sunnah.
5. Terakhir, In syaa Allah jika prosesnya benar, urutannya benar maka buah itu akan terlihat.
Akhlak yang baik akan menjadi cerminan diri anak-anak kita In syaa Allah.
8
Rumah Qur’an Cahaya

Realitas sekarang, anak-anak kita di usia pra tamyiz hingga awal tamyiznya begitu taat beribadah
Maasyaa Allah, sholatnya sangat rajin, begitu bersemangat ke masjid, puasanya jempolan, bagi
anak-anak perempuan pun begitu sempurna menutup auratnya. Tabaarakallahu Ta'ala. Tapi
kemudian apa yang terjadi?
Ketika mereka baligh, lalu telah berada di fase taklif; runtuhlah semua ibadah itu.
Tahu-tahu mempertanyakan, "Kenapa sih kita tidak boleh menampakkan keindahan diri? Kenapa
harus ditutup?"
Tiba-tiba mengeluh, "Capek shalat, capek puasa, (bagi anak laki-laki) tidak mau ke masjid lagi."
Akhirnya semua dilakukan suka-suka sesuai mood dan akal. Na'udzubillahi min dzalik.
Nah lantas bagaimana seharusnya urutan pengajaran yang tepat?
Jika ingin mengajarkan anak sholat Dhuha, maka pastikan dulu sholat wajibnya sudah mantap.
Jika ingin mengajarkan anak berwudhu, sampaikan dulu keutamaan berwudhu, mengapa kita
harus berwudhu, perkara apa yang mensyaratkan wudhu dsb.
Untuk mengajarkan sholat, tidak langsung dengan perintah tetapi diawali dengan menyampaikan
keutamaan sholat, fungsi dan manfaat sholat, kisah-kisah ibadah Rasulullah Shallallahu'alaihi wa
Sallam dan para sahabat, dsb.
Jika ingin membiasakan memakai jilbab, tanamkan juga apa itu aurat, keutamaan menutup aurat,
fungsi dan manfaatnya, kisah-kisah para shahabiyah yang menjaga diri dan auratnya.
Sehingga ketika anak-anak telah baligh dan berakal, telah dewasa dan telah dibebankan syari'at
Islam, mereka tidak akan tergerus oleh akal dan nafsu.
Masih ingat fenomena baru-baru ini? Tentang viralnya disertasi seorang doktor yang
menghalalkan zina, sampai heboh tandingan tulisannya. Padahal sebenarnya tidak perlu jauh-
jauh mempertanyakan kerusakannya.
Dari pembahasan kita sekarang ini sudah ketahuan kan sebab utamanya?
Iyaa benar, iman dan adabnya tidak ada.
9
Rumah Qur’an Cahaya

Bab 3 Tahapan Menanamkan Iman.

Di bab ini secara spesifik kita akan membahas urutan cara menanamkan iman kepada
anak, yaitu:
1. AL ILMU (Belajar)
Orang tua wajib menuntut ilmu. Bagaimana mau menanamkan iman kepada anak, kalau kita
sendiri tidak tahu ilmunya. Yuk sisihkan waktu untuk datang ke kajian, berkumpul dengan
orang-orang sholeh, dan semoga hadirnya umma di kelas ini juga bisa menjadi salah satu
wasilah.
2. AL HIFDZ (Hafalan)
10
Rumah Qur’an Cahaya

Dilakukan pada usia bayi, pra tamyiz dan awal tamyiz melalui TALQIN yaitu orang tua
membacakan langsung kepada anak.
3. AL FAHM (Pemahaman)
Di usia tamyiz anak-anak telah bisa memahami baik dan buruk, secara perlahan pun di titik usia
ini anak-anak sudah mulai bisa dipahamkan tentang syar'iat Islam. Di sinilah masuk pengajaran
keutamaan sholat, pentingnya sholat, fungsi dan manfaat berwudhu, dsb.
4. AL I'TIQOD (Ikatan) - AL IQON (Keyakinan) - AT TASHDIQ (Pembenaran)
Penanaman yang benar di masa kanak-kanaknya akan menghasilkan orang dewasa yang sami'na
wa atho'na.
Bahkan tak menutup kemungkinan menghasilkan peneliti muslim yang kemudian mengkaji
syari'at dengan berlandaskan Iman dan Taqwa.
Peneliti muslim yang yakin seyakin-yakinnya akan perintah Allah dan meneliti hikmah di balik
perintah tersebut dari bidang medis, psikologi, militer, dsb. Yang bisa jadi bahan penelitiannya
akan sangat bermanfaat untuk dakwah Islam di era teknologi, bagaimana kemudian bisa
merangkul lebih banyak lagi orang-orang yang hanya mengandalkan akal pikiran saja tanpa
adanya iman di hati-hati mereka.

Ada beberapa poin yang perlu diperhatikan dalam menanamkan iman yaitu:
11
Rumah Qur’an Cahaya

1. Gunakan bahasa sederhana, paling amannya gunakan sebagaimana tertuang dalam Al-Quran
dan Hadits.
2. Talqin. Bacakan berulang-ulang, berulang kali hingga anak bisa mengucapkannya.
3. Anak yang sudah bisa mengucapkannya -ketika proses talqin itu terus berjalan- pada akhirnya
anak akan hafal.
4. Hafalan yang mantap akan membutuhkan pemahaman. Di sinilah mulai dipahamkan sedikit
demi sedikit.
5. Setiap hal dilakukan secara berurutan. Misal masih dalam proses penanaman, berarti yang
dilakukan talqin, kan ya? Yaa benar, fokus talqin dulu, jangan masuk bahas pemahaman dulu.
6. Ingat, tidak boleh memancing akal anak, jangan mengumpan logika, misal bertanya
keberadaan Allah ke anak untuk menguji logika anak, waduh alih-alih menanamkan iman, ini
adanya malah tersesat.
Polakan dialog iman; dialog berdasarkan Al-Quran, fasilitasi rasa penasaran anak-anak kita
dengan dalil syar'i, kunci jawaban kita dengan ayat-ayat Al-Quran dan Hadits.
Jadi tentu tidak boleh menyampaikan tentang Allah yang tidak ada dalilnya. Kalau mau berbicara
tentang Allah, tanya dulu ke diri kita, dalilnya mana? Begitupun ketika berbicara tentang hal-hal
ghoib, semua harus pakai dalil. Jadi batasan bahan obrolan akan menjadi jelas.

Rinciannya bisa terlihat seperti pada slide ini.


12
Rumah Qur’an Cahaya

Perhatikan, yang jadi dasarnya adalah KETELADANAN ORANG TUA. Kalau misal kita tidak
hafal doa bangun tidur -ya tidak apa-apa- cara menanamkannya; kita tulis kemudian pada saat
anak bangun, kita baca doa tersebut bersama-sama dengan anak. Lakukan terus menerus. Lambat
laun pun kita akan hafal, begitupun dengan anak.
Jadi jangan putus semangat umma, jangan mengkerdilkan diri, jangan belum apa-apa sudah
minder, khawatirnya bisa-bisa malah lepas tangan dalam pendampingan anak. Anak kita,
tanggung jawab kita. Bukan tanggung jawab guru atau ustadz-ustadzahnya di sekolah.

Bab 4 Proses Menumbuhkan Iman.


13
Rumah Qur’an Cahaya

Bab sebelumnya kita sudah paham ya In syaa Allah cara menanamkan iman kepada anak. Nah,
di bab ini kita akan memproses, menumbuhkan, dan mengemburkan iman tersebut.
Proses Menumbuhkan Iman yaitu:
1. Merawat Fitrah Anak
Fitrah yang dimaksud adalah Islam. Jangan salah kaprah tentang pengertian fitrah. Sekali lagi,
fitrah itu Islam. Ketika kita mengenalkan anak-anak kepada Rabb-nya dan mengajarkan ilmu
kebaikan Islam, anak-anak mampu menerimanya tanpa perlawanan dan tanpa pertentangan.
Bahkan kita pun sebagai orang dewasa yang mengajarkannya kepada anak, tidak perlu bersusah
payah sedemikian rupa untuk memasukkan nilai Islam tersebut. Karena sudah fitrahnya, Allah
berikan fitrah itu pada setiap jiwa, bahwa setiap yang diciptakan akan meyakini kebesaran
penciptanya.
Tugas kita sebagai orang tua adalah merawat fitrah anak. Karena ternyata fitrah itu bisa
dibelokkan dengan pola pengasuhan dari kita, orang tuanya. Jangan sampai tangan kita yang
pada akhirnya mengotori fitrah anak-anak kita. Astaghfirullah wa Atubu Ilaihi... Yaa Allah Yaa
Rabbi ampuni hamba.
2. Mengenalkan Kenikmatan Allah
Selalu kaitkan hal-hal yang anak dapat, hal-hal yang anak lihat, semua hal di dunia ini dengan
Allah. Jadi ketika kita berbicara kepada anak, selalu persambungkan dengan Allah.
3. Muroqobatullah
Proses ini bisa ditumbuhkan ketika anak-anak mulai menginjak fase tamyiz. Kita bisa berlatih
memberikan amanah kepada anak dan memberikan penguatan-penguatan tentang pengawasan
Allah.
4. Melatih Ibadah Wajib
Bisa dimulai sejak akhir pra tamyiz, jadi ketika anak masuk ke fase tamyiz, anak tidak sulit lagi
untuk diperintah sholat karena sudah menjadi bagian dari keseharian anak melalui pembiasaan.
5. Berkisah Indahnya Keimanan
Catatan penting dari berkisah adalah ketika berkisah, orang tua harus tahu apa hikmah dari kisah
tersebut, hal-hal apa yang bisa dijadikan contoh, hal-hal apa yang tidak boleh ditiru, dsb. Jadi
kisah itu harus ditutup dengan nilai yang menginspirasi anak, jangan sekadar berkisah. Harus
sudah ada nilai yang siap ditanam. Kalau kita belum tahu nilainya, jangan dikisahkan dulu.
14
Rumah Qur’an Cahaya

First of the first, kita harus berubah.


Jadilah hamba yang taat, berusaha menjadi pribadi yang dekat dengan Allah. Perbaiki ibadah kita
kepada Allah.
Jadilah istri yang taat, berusaha sami'na wa atho'na kepada suami, melayani suami dengan baik
tanpa mengharap apa-apa, memberikan cinta yang penuh kepada suami, hingga tak ada perkataan
suami yang akan terucap selain berkata; "Saya dipenuhi oleh cinta istriku".
Lalu lihatlah perubahan yang otomatis akan terjadi pula pada anak-anak kita biidznillah, dengan
izin Allah.
Karena ternyata syarat utama anak-anak kita menjadi baik adalah tidak dengan berusaha menjadi
ibu yang baik, tidak dengan mempelajari materi pembelajaran anak, tidak pula dengan
menguasai ilmu mengasuh dan mendidik anak di era modern. Karena itu semua akan lebur, tanpa
adanya jiwa yang hanya mengharap Ridho Allah dan Ridho suami.
Wallahu Ta'ala A'lam.
15
Rumah Qur’an Cahaya

Ayo kita masuk ke praktek menyusun Kurikulum Iman dan Adab. Dimulai dari file pdf 1-2.

Ini ada kurikulum praktis tema Iman dan Adab yang telah disusun beruntun dari sejak sebelum
lahir hingga dewasa.
Cara membacanya; pada bagian atas perhatikan runutan usia anak dalam fase perkembangannya.
Kolomnya terbagi dalam proses menumbuhkan Iman (sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya
ada lima proses) sehingga muncullah kotak per kotak hal-hal yang dilakukan terkait usianya.
Saya tanya kembali; setelah melihat kurikulum ini, "Anak umma ada di fase mana? Apakah
pencapaiannya sudah tepat?"
16
Rumah Qur’an Cahaya

Semoga dari pertanyaan saya tersebut, sudah ada jawaban apa yang harus umma lakukan ke
depannya.
Lihat kotak merah? Saya sengaja berikan warna merah agar terasa mencekam tapi juga
menimbulkan kesadaran dan keberanian, bahwa di situlah goal perjuangan kita dan di situ pula
tanda berakhirnya pendampingan kita sebagai orang tua.
Bagaimana bila ada anak usia 17 tahun masih menempel dan diurus segala keperluannya dengan
orang tua?
Ini jadi tanda tanya besar ya dimana letak lubang pada fase perkembangannya. Dan mau tidak
mau itu harus diulang, bagaimana pun caranya, meski metodenya tentu sudah tidak akan sama
lagi dengan pengasuhan di usia kanak-kanak.
Dari kurikulum ini, kita turunkan menjadi menu belajar anak kita.
Yang namanya menu belajar itu jelas akan berbeda di tiap anak. Jadi kalau ada 5 anak idealnya
ya bikin 5 menu belajar. Karena tidak ada anak yang sama, bahkan anak kembar sekalipun. Tapi
bisaa kok, materi pembelajarannnya disamakan. Silakan lihat kondisi dan observasi potensi
anak-anak kita.
17
Rumah Qur’an Cahaya
18
Rumah Qur’an Cahaya

Contoh menu belajar Fania 3 tahun.


Perhatikan cara menyusun menu belajar.
Jadi ketika ingin mengajarkan sebuah adab, misal adab bangun tidur. Maka jangan hanya ditulis
pelajaran anak pekan ini; adab bangun tidur, lalu penilaiannya diceklis atau tidak. Selesai.
Tidak seperti itu.
Lalu bagaimana caranya?
Buatkan bagian per bagian. Rincikan satu per satu kegiatan yang harus dilakukan anak dalam
rangka mengerjakan adab tersebut.
Kalau umma membuat menu belajar seperti ini, maka akan kelihatan sangat jelas dimana letak
ketidakmampuan anak-anak kita. Sehingga tidak perlu waktu lama untuk kita bisa memberi
solusi pada masalah anak-anak kita. In syaa Allah lebih efektif dan efisien juga, meski membuat
menu itu sangat sulit. Dan benar anaknya, ini sangat rumit apalagi bagi kita yang baru mau
memulai.
Tapi percaya, ini hanya akan sulit di awal, semangat ummaa! Demi syurga anak-anak kita.
19
Rumah Qur’an Cahaya

Dari menu belajar itu dibuatkanlah jadwal evaluasi harian.


20
Rumah Qur’an Cahaya

Karena kan menu belajar anak tersebut, tidak bisa serta merta langsung sekaligus dievaluasi
bersamaan.
Maka dipilah yang mana mau dihighlight lebih dahulu, itu yang jadi awal di jadwal harian anak.
Kalau misalkan masih terasa sangat ribet, boleh berhenti sampai menu belajar saja. Nanti umma
beri catatan di menu belajarnya yang mana yang dievaluasi.
File pdf 1-5 dan 1-6 adalah contoh menu belajar Almahdi 5th, silakan dicek.
Dan file pdf 1-7 adalah template yang bisa umma gunakan untuk mengisi menu belajar anak-
anak umma.

File pdf 1-8, 1-9 dan 1-10 adalah Buku Tauhid Anak. Bagi yang tidak tahu harus memulai dari
mana untuk mengenalkan anak kepada Rabb-nya, maka silakan pakai buku ini. Maasyaa Allaah
pembahasannya bagus, merupakan sebuah buku terjemahan, silakan diprint dan dibacakan
bertahap kepada anak-anak kita.
Beberapa buku-buku lain yang recommended:
21
Rumah Qur’an Cahaya

1. Allah Tuhanku penerbit Pinisi Samudra Ilmu.


2. Allah yang Memberi Rezeki penerbit Pinisi Samudra Ilmu.
3. Seri Ushul Tsalatsah for Kids (Mengenal Allah, Mengenal Rasulullah Shallallahu'alaihi wa
Sallam, Mengenal Islam) penerbit Ahlan!
4. Seri Riyadhus Sholihin for Kids penerbit Ahlan!
... dan sebagainya.

Baik demikian materi kita pada hari ini.


Adapun yang benar itu datangnya dari Allah Azza wa Jalla. Dan yang salah itu mutlak berasal
dari kekurangan saya, khilaf saya dan saya mohon diampunkan kepada Allah Subhanahu wa
Ta'ala atas kesalahan tersebut. Wallahu A'lam.
Syukraan Jazaakumullahu Khairan �Baik demikian materi kita pada hari ini.
Adapun yang benar itu datangnya dari Allah Azza wa Jalla. Dan yang salah itu mutlak berasal
dari kekurangan saya, khilaf saya dan saya mohon diampunkan kepada Allah Subhanahu wa
Ta'ala atas kesalahan tersebut. Wallahu A'lam.
22
Rumah Qur’an Cahaya

Syukraan Jazaakumullahu Khairan


Masya Allah. Barakallahu fiik bund @RQC Nurmayanti . Semoga Allah memberikan
keberkahan untuk kita' dan keluargata'.
Aamiin. �
Tetap semangat ummah, kuatlah demi Syurga anak anak kita ��
Sebagai penutup mari kita ucapkan Istighfar, Hamdalah dan doa penutup majelis:

Subhaanaka Allaahumma wabihamdika asyhadu an laa-ilaaha illaa Anta astaghfiruka wa-atuubu


ilaik

(Mahasuci Engkau ya Allah, dan dengan memuji-Mu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali
Engkau, aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu).
Wassalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh...
23
Rumah Qur’an Cahaya

RESUME
SESI TANYA-JAWAB
__________________________________________________________________

Pertanyaan 1 :
Miza dari Bukittinggi
@Mizamarta Fadila

Pada slide 5/20


Warna warni dgn kata-kata yg dipilih; kasih sayang, keteladanan dst itu apakah menjadi wakil
perkembangan utama/dominan di fase itu?
Misal, ketegasan warna biru, adalah fase yg sudah harus ada saat Amrad?
‫ك‬ ‫هللا جز ك‬ ‫خ‬

Jawaban :
Halo Umma Miza
Salam Ukhuwah
Yup benar lebih tepatnya merupakan poin utama yang harus dilakukan oleh orang tua
berdasarkan usia ananda.
Yaitu fase bayi orang tua memberikan kasih sayang, fase thufulah sebagai titik keteladanan, fase
tamyiz telah mengeluarkan perintah sholat, fase amrad bersikap dengan ketegasan dan fase taklif
bersama anak menikmati sholat.
Perlu saya tambahkan sedikit, usia tidak menjadi patokan mutlak ya. Orang tua perlu paham
karakteristiknya. Semisal kasus anak-anak berkebutuhan khusus, dimana kadang usia psikisnya
berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Sehingga pendampingan orang tua menjadi kunci
utama anak-anak melalui fase perkembangannya.

Pertanyaan 2
Assalamu'alaykum.
Puspa Ayu dari Bekasi
24
Rumah Qur’an Cahaya

Tadi disampaikan bahwa kita tidak boleh memancing akal anak, jangan mengumpan logika. Ini
apakah terbatas pada anak balita? Atau nanti ketika di usia tertentu kita bisa melakukan hal itu?
(terkait logika tadi).
Sejujurnya saya sedang meramu formulasi yg tepat (untuk anak saya terutama) dalam mengenal
Allah.
Mengenal dlm konteks anak diajak berpikir logis dlm menentukan "Tuhan" yang benar diantara
banyak "Tuhan" yg diyakini oleh manusia2 yg lain.
Jd ini merupakan proses pencarian Tuhan yang mau tidak mau, akan menggunakan logika
sebagai salah satu caranya.
Intinya saya ingin mengajak anak berpikir bahwa manusia nggak akan bisa jd Tuhan, apalagi api
atau hewan, dst.
Atau logika yang seperti apa yang dilarang dalam materi yang tadi disampaikan.
Terimakasih sebelumnya.
Jawaban:
Wa'alaikumussalaam Warahmatullahi Wabarakatuh Umma Puspa Ayu
Salam Ukhuwah �
Dalam pengajaran dan penanaman Tauhid, tidak diperkenankan adanya pembahasan logika, dan
ini berlaku tanpa batasan usia. Bahkan saat ini, ketika kita telah dewasa, dialog logika sangat
tidak dianjurkan dalam pengajaran Tauhid, apalagi kalau masuk ke perdebatan akal, menghindari
itu lebih utama.
Nah ini penanamannya -utamanya- saat usia balita, justeru sangat tidak dibolehkan, karena
jatuhnya bisa hilang arah lagi sesat dan menyesatkan.
Kita ini kan mau mengenalkan Rabb, Allah, Tuhan Semesta Alam. Maka pakailah bahasa yang
sudah Allah berikan di kitabullah. Gunakan bahasa Al-Quran dan Hadits. Jangan gunakan akal
manusia. Sederhananya, Allah sudah berikan cara untuk mengenal-Nya. Tidak perlu kita repot-
repot meramu formulasi, umma. Ini ranah yang sangat berbahaya. Manusia tidak akan sanggup.
Mengenalkan konteks Tuhan bisa melalui QS. Al Ikhlas dan QS. Al Kafirun. Di situ sudah jelas
Masya Allah.

Terjemahan QS. Al Ikhlas


( 1 ) Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa.
25
Rumah Qur’an Cahaya

( 2 ) Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.


( 3 ) Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
( 4 ) dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".
Terjemahan QS. Al Kafirun
( 1 ) Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,
( 2 ) Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
( 3 ) Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
( 4 ) Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
( 5 ) dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
( 6 ) Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku".
Sesederhana itu, umma. Bukan mau tidak mau menggunakan logika. Melainkan sangaat bisaa
diajarkan tanpa memancing logika. Ingat, fitrah anak? Fitrah itu adalah Islam. Bahwa anak-anak
tidak akan kesulitan untuk memahami perkara Ketuhanan.
Yang ada mungkin kitanya yang terlalu cemas, khawatir dan tidak percaya kepada anak. Yakiin
umma, tidak sesulit yang umma bayangkan.
Kalau anak bertanya tentang Allah dan perkara ghoib lainnya, ketahui dulu dalilnya, berikan
bahasan sebagaimana yang Al-Quran sampaikan. Cukup kunci dengan perkataan Allah.
In syaa Allah bisaa, tanpa ada formulasi logika dan sebagainya.
Semoga bisa dipahami yaa ummaa. ✅
Tanggapan
Iya, sebenarnya nantinya akan mengarah ke surah Al Ikhlas itu. Cuma saya hanya ingin anak2
paham mengapa harus Allah yg dipilih bukan yang lain.
Alasannya karena memang secara logika manusia g akan bisa jd Tuhan. Hewan g akan bisa jd
Tuhan. Kenapa? Secara akal manusia dan hewan itu ciptaan, jd g akan mungkin dianggap
menjadi Tuhan.
Apakah spt itu jg tdk diperbolehkan?
Padahal Allah jg mengharuskan kita untuk berpikir, dll. Ini jg hanya pendapat saya yg fakir ilmu.
nsya Allah niatnya benar2 untuk belajar.
Jawaban pemateri
Antara yang menciptakan dan yang diciptakan memang berbeda. Jika berkata seperti itu tidak
apa-apa, umma.
26
Rumah Qur’an Cahaya

Yang berbahaya kalau sudah mancing bagaimana wujud Allah, bagaimana tangan Allah, dsb.
Tanggapan
Saya hanya ingin anak saya berIslam karena dia sendiri yg menentukan Tuhannya. Dia bisa
berpikir logis bahwa hanya Allahlah yg memang pantas menjadi Tuhan, yg lain bukan.
Jawaban
Hal-hal seperti ini harus banyak ikut kajian, umma � sayapun masih fakir ilmu.
Yang penting dipahami bahwa kita memang nggak bisa menurutin akal. Ikutkan anaknya juga ke
kajian anak. Jadi ruhiyah bisa tersentuh dengan benar.
Saya tutup sampai di sini yaa, moga bisa dipahami umma ^^ ✅
Tanggapan ummu haura
Apakah seperti ini termasuk melogika kan juga?
A : kenapa kita ga bisa liat Allah?
B : bisa, nanti di surga.
Allah Maha Besar dan kita terlalu kecil untuk dapat melihat Allah.

Jawaban : Kalau mau mengibaratkan bisa pakai hikmah dari nabi Musa alaihissalam yang mau
melihat Allah. Bagaimana gunung hancur, dan nabi Musa alaihissalam tidak sadarkan diri.
Bisa juga diambilkan dalil tentang orang-orang yang beriman dan beramal sholeh akan melihat
wajah Allah kelak in syaa Allah.
Intinya kalau mau bilang sesuatu tentang Allah, cari dulu dalilnya.
Kalau umma tidak tahu, jangan ragu untuk bilang ke anak; "afwan wallahu a'lam, ummi tidak
tahu, nak. In syaa Allah ummi akan belajar lagi, setelah ummi tahu, nanti kita belajar sama-sama
lagi tentang Allah In syaa Allah."
Ini kalau memang ada jawabannya yang akan kita tanya ke ustadz. Tapi kalau jawaban yang
memang tidak ada, cukup katakan bahwa; "Allah Maha Mengetahui sedang kita tidak
mengetahui. Kita hanya mengetahui hal-hal yang Allah sampaikan kepada kita, nak."
Demikian umma, semoga bisa dipahami ✅

Pertanyaan 3
Fitri Maishara dari Bandung
Bismillahirrahmanirrahim
27
Rumah Qur’an Cahaya

Assalamu'alaikum bunda Maya. Terima kasih utk materi yang begitu mengena peranan kami
sbgai org tua.
Yang ingin sy tanyakan perihal bergaul thdp anak tetangga yg berbeda keyakinan bund. Jadi
kebetulan sy tetanggaan sebelah rumah itu dgn non muslim yah. Dan krn org tua anak tsb
working mom n dad, yg jagain itu pengasuh. Mereka sering main kerumah. Anak mereka
usianya 6th wanita. Anak ini jg di didik pengetahuan agama yg kuat oleh org tuanya. Nah tiap
main kerumah, anak itu suka ngomong Jesus2 gt bund. Sementara anak sy, aku didik dengan
mengenalkan Allah. Terkadang sy suka bingung jelaskan bund jika anak bertnya Allah itu
tuhannya Yahya. Yesus itu tuhannya kakak Anne. Smpai anak aku prnh bertanya mama tuhan itu
ada berapa? Krn usia anak aku 3th lebih udah bnyk nanya2 polos tp ngena bund. Ada bbrp
pertanyaan yg bs aku jelaskan, tp krn sy jg tau diri ilmu aku tuh terbatas suka takut penjelasan
nya salah. Jd PR aku double gitu utk menjelaskan ke anak tauhid dan perbedaan keyakinan org
lain.
Jawaban : Wa'alaikumussalaam Warahmatullahi Wabarakatuh Umma Fitri
Salam Ukhuwah �
Jika umma belum bisa menangani, maka sebaiknya umma membatasi dulu pergaulan anak-anak
umma dengan mereka. Daripada daripada kan ya, lebih baik lebih baik.
Nanti setelah anak-anak umma paham dan tidak mengikut, baru bisa mulai bermain lagi bersama
mereka. Bukan apanya, anak-anak itu peniru ulung dengan kemampuan pikirannya yang mudah
menyerap pengetahuan apa saja di lingkungannya. Jadi bukan mustahil suatu saat, anak umma
akan tiba-tiba menyebut nama Tuhan mereka. Karenanya perlu antisipasi lebih awal.
Untuk penanaman konsep ketuhanan sudah saya bahas sedikit di pertanyaan no. 2 tadi. Bisa
dicek ya.
Semoga bisa sedikit mencerahkan ✅
Tanggapan
Iya bund betul, sy itu jadi cemas sekali kalau ank itu bergaul sm tetangga. Dan td liat jawaban di
no 2 sptnya sdh harus mengenalkan arti dr surah al Kafirun. Alhamdulillah Yahya jg udah hafal
krn bimbingan dr kelas bunda. Makasih bnyk yah bunda Maya utk solusinya �
28
Rumah Qur’an Cahaya

Pertanyaan 4
Assalamualaikum warahmatullah
Irmawanti dari Makassar
@Irmawanti Rahim
Pertanyaan saya:
1. Bagaimana cara menanggapi dan menindaklanjuti masalah jika pada anak ada fase tumbuh
kembang yg terlewati/tdk dilalui?
2. Buku-buku apa saja yg rekomended tentang Adab2 anak yg sesuai dgn tuntunan Al-Quran dan
Sunnah?
3. Bagaimana cara membuat anak nurut sama org tua?
Jawaban : Wa'alaikumussalaam Warahmatullahi Wabarakatuh Umma Irma
Salam Ukhuwah �
1. Jika ada yang terlewati atau tidak dilalui oleh anak, maka satu-satunya jalan adalah kembali
mengulang fase tersebut. Tidak ada jalan lain. Tidak ada jalan pintas.
2. Buku Seri Akhlak Mulia Riyadhus Sholihin penerbit Ahlan! atau Seri Adab dan Akhlak
penerbit Namla Publishing bisa jadi buku-buku rujukan untuk anak-anak.
3. Jangan marah umma, maka bagimu syurga � kurangi intensitas marah. Buat aturan di dalam
rumah tidak boleh bersuara keras. Karena ketegasan sekalipun bisa dilakukan tanpa bentakan. In
syaa Allah anak-anak bisa lebih nurut sama orang tua. Semangaat umma!
Semoga tercerahkan yaa ✅

Pertanyaan 5
Siti Meisyarah, Palangkaraya
Anak :
Haura 3,4 tahun & Hafshah 6 bulan
Assalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.
1. Di slide 5 disebutkan pada fase tamyiz 7-10 tahun membedakan baik-buruk, dst..
Pertanyaan saya : apakah baru dimulai saat usia 7 tahun saja pengenalan baik buruk tsb?
Seandainya sejak usia sebelum itu sudah dikenalkan dengan baik-buruk bagaimana kira2 efeknya
bagi anak?
29
Rumah Qur’an Cahaya

2. Jika anak sudah usia diatas 17 tahun dan ternyata banyak fithrah sebelumnya yg tidak
terpenuhi. Bagaimana mengulangnya? Atau ada trik khusus karena seusia itu kan biasanya sudah
memegang kendali atas keputusan berkaitan dengan dirinya.
3. Pada Slide 12 disebutkan "langkah pertama ini dilakukan sejak dini yaitu sejak anak bisa
berbicara..."
Tapi pada file pdf kurikulum iman adab disebutkan pada usia bayi 0-2thn aspek melatih ibadah
wajib disebutkan "mengaji dan memperdengarkan murottal..".
Mohon penjelasannya bunda.
4. Pada slide 13 disebutkan "sampaikan apa adanya sesuai yang ada dalam quran dan hadits..".
Ini bagaimana ya bunda penerapan yang tepatnya, karena kadang kan ada redaksi kalimat yang
belum bisa difahami anak balita. Apakah orang tua perlu menambahkan penjelasan penunjang
setelahnya?
Semisal anak bertanya soal 'Arys.
Ataukah begini, orang tua menyampaikan dahulu sesuai quran dan hadits. Jika anak bertanya
lanjut baru diberi penjelasan.
Ataukah menyampaikan sesuai quran hadits lalu langsung menambahkan penjelasan.
Sekian pertanyaan dari saya.
Salah khilaf mohon maaf
Wassalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.

Jawaban: Wa'alaikumussalaam Warahmatullahi Wabarakatuh Umma Meisyarah


Salam Ukhuwah �
1. Pertanyaannya bukan bagaimana kira-kira efeknya pada anak melainkan anak-anak bisa
mengerti tidak dengan apa yang kita sampaikan? Kalaupun umma mau memahamkannya yang
jadi pertanyaan selanjutnya adalah apakah anak ini sudah menghafalkan hal yang ingin kita
pahamkan? Ciri Tamyiz itu bisa membedakan. Bahkan Syaikh Asy Syantut pun berkata perintah
sholat bisa mulai diterapkan bagi anak-anak yang sudah mampu membedakan dengan persis
tepat mana kiri dan kanan. Jadi sekali lagi, ini bukan tentang patokan usia. Anak 5th pun ketika
sudah menghafal adab sebelum tidur, kita bisa mulai memasukkan pemahamannya tentang apa
itu tidur, mengapa kita baca doa sebelum tidur, bagaimana Allah ternyata sudah mengatur setiap
hal bahkan sampai ke adab tidur, dan sebagainya.
30
Rumah Qur’an Cahaya

2. Benar, harus diulang. Dan iya karena sudah bisa memutuskan sendiri, penanamannya akan
sangat berat. Silakan ditalqinkan kembali, sentuh dengan keutamaan-keutamaan syari'at, berikan
semangat dalam kelembutan, jugaa doakan teruuus In syaa Allah bisaa.
3. Untuk fase bayi, yang mengaji itu orang tuanya � Jadi kita mengaji dengan mengeraskan
suara sehingga anak-anak kita mendengarkannya. Anak-anak bayi itu menyimpan dan merekam
segala apa yang didengarkannya. Dan tabungan pendengaran itu akan anak keluarkan ketika
anak bisa berbicara. Ketika anak berbicara, proses talqinnya lebih detail lagi, karena ada tujuan
agar anak mampu mengucapkannya lalu menghafalkannya.
4. Jika anak bertanya lebih lanjut, kalau ada dalilnya maka berikan jawaban. Jika tidak ada
dalilnya maka cukupkan dengan perkataan saya tidak tahu. Hanya Allah yang Maha Mengetahui.
Semoga bisa dipahami yaa umma � Wa'alaikumussalaam Warahmatullahi Wabarakatuh ✅
31
Rumah Qur’an Cahaya

RESUME
BEDAH TUGAS
(IKA UMMU HANAN)
_________________________________________________________________
32
Rumah Qur’an Cahaya
33
Rumah Qur’an Cahaya

Baaraakallahu fiikuum umma � untuk menu belajar dan jadwal harian Hanan ^^
Beberapa hal yang ingin saya tanyakan:
1. Mencuci tangan apakah pakai sabun atau tidak? Di sini tidak pakai sabun ya? Jadi misal anak
cuci bilas saja tanpa sabun berarti sudah oke ya?
2. Untuk doa sebelum makan. Umma sudah tahu doanya yang shohih? Referensi untuk doa dan
adab harian bisa dilihat di panduan mendidik anak muslim usia pra sekolah yang warna merah.
Semua doa yang ditulis ada riwayat haditsnya dan shohih In syaa Allaah. Saya sangat
merekomendasikan buku ini.
3. Makanan tidak berceceran. Ini misalkan makanannya berceceran apakah ada tindak lanjut
membersihkan atau bagaimana? Atau Evaluasinya cukup dengan anak makannya nggak
berceceran? Bisa diperjelas yaa.
4. Anak tidak membicarakan hal-hal buruk, hal-hal buruk itu bagaimana? Bisa diperjelas? Apa
berarti kalau sudah makan bisa membicarakan hal-hal buruk tersebut?
5. Anak merapikan piring kotornya. Bisa diperdetail, merapikan itu bagaimana, apa disimpan di
sink dapur atau harus sampai dicuci bersih atau bagaimana?
Dijawab dulu yaa umma ika ✅
Sebelum saya lupa, saya mau tambahkan sedikit tentang sunnah makan, yaitu makan dengan
tiga jari. Tiga jari yang dimaksud adalah jempol, telunjuk dan jari tengah. Makan tiga jari bisa
diterapkan ketika anak-anak makan kurma, roti ataupun bahan padat lainnya yang digenggam
tangan. ✅
Tanggapan Bun Ika
1. Mencuci tangan pakai sabun atau tidak sy liat kondisi bund, kalau memang kondisi tangan
mengharuskan pakai sabun ya sy minta pakai sabun, kalau tidak yah cuma cuci bilas sj pakai air
mengalir.
2. Untuk doa makan, hanan selama ini baca basmalah lalu lanjut "Allahummabariklana ..."
3. Kalau semisal ada makanan yg berceceran, sy minta atau kadang ikut membantu hanan untuk
pungut itu makanan bund.
4. Membicarakan hal-hal buruk lebih tepatnya disini mksudku bund hal2 jorok � afwan krena
hanan tiba2 kadang suka keceplosan ngomog ummi mauka buang angin (k*ntut).
Nah ini yg sering sy tegur sm hanan krn disaat makan pun kadang keceplosan ngomong bgitu �
34
Rumah Qur’an Cahaya

5. Selama ini yg sy mnta sm hanan sebatas hanya menyimpan piring makannya di sink dapur
bund. Tp sesekali jg hanan minta cuci piring makannya sendiri. Nah kl dia minta sy persilahkan
cuci piringnya.
Siip Maasyaa Allaah Baaraakallahu fiikuum �
Jawaban pemateri
Siip Maasyaa Allaah Baaraakallahu fiikuum �

1. Umma ika, ini Hanan kira-kira bisa dilatih tidak untuk mengetahui kapan pakai sabun, kapan
dicukupkan dengan air mengalir? Jadi nanti bisa dibuatkan 2 kotak ya tentang cuci tangan ini.
Pertama cuci tangan pakai sabun ketika tangan hitam berpasir. Kedua cuci tangan cukup dengan
air mengalir jika tangan tampak tetap putih. Intinya jangan ambigu. Detailkan. Begitupun dengan
yang No. 5.
2. Bisa ditelaah lagi yaa umma.
3. Ok, ternyata bagian memungut itu di setelah makan ya.
4. Nggak papa, bisa didetailkan, katakan saja hal jorok. Sehingga menu belajarnya universal,
misal ayahnya baca pun bisa langsung mengerti tanpa bertanya.
Itu sebenarnya alasan mengapa menu belajar harus didetailkan, tidak ambigu dan bahasanya
jelas.
Semoga bisa dipahami yaah.
Ini pun sudah mantap.
Nanti silakan dievaluasi, kalau anak-anak sudah hafal dan menjadi kebiasaan, sisa poinnya bisa
ditambahkan lagi. Demikian saya cukupkan bedah tugasnya yaa. ✅

Sebagai penutup mari kita ucapkan Istighfar, Hamdalah dan doa penutup majelis:

Subhaanaka Allaahumma wabihamdika asyhadu an laa-ilaaha illaa Anta astaghfiruka wa-atuubu


ilaik
35
Rumah Qur’an Cahaya

(Mahasuci Engkau ya Allah, dan dengan memuji-Mu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali
Engkau, aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu).

Wassalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Anda mungkin juga menyukai