Anda di halaman 1dari 26

ُ‫علَّ َمه‬ ‫و‬

َ َ ‫آن‬
َ ‫ر‬
ْ ُ ‫ق‬ ْ
‫ال‬ ‫م‬ َّ
َ ‫َخي ُْر ُك ْم َم ْن تَعَل‬
Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya”
(HR. Bukhari)

BUKU PEMANTAU
PERKEMBANGAN BACAAN DAN HAFALAN AL-QUR’AN
SANTRI PESANTREN MODERN DAAR EL-ISTIQOMAH
PROGRAM TAHFIDZ QUR’AN

Nama : ……………………………………………………

Program/ Kelas : ………….…………………………………………

Semester : ……………………………………….

Tahun Pelajaran : ……………………………………….


Alamat Pusat:
Pesantren Modern Daar El-Istiqomah Program Tahfidz Qur’an
Jl. Penancangan Kampong Kesawon RT.001/007 Kelurahan Sukawana Kec. Serang Kota Serang – Banten
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad
saw., beserta keluarga, sahabat dan para pengikut Beliau.
Berhasil atau tidaknya seorang santri dalam mengikuti program tahsin dan tahfizh Al-Qur’an tergantung pada
keistiqamahannya dalam memperbaiki bacaan dan menambah hafalan dan mengulang kembali hafalannya yang dikontrol
langsung oleh pembimbing.
Buku Pemantau perkembangan Hafalan Al-Qur’an ini dibuat sebagai sarana penyambung informasi antara santri dan
pembimbing, serta orang tua santri. Oleh karena itu menjadi penting bagi para santri maupun pembimbing untuk mengisi
absensi dan mencatat setiap kegiatan santri, mulai dari talaqqi, setoran hafalan sampai pengulangan hafalan, sehingga santri
dapat mengetahui kondisi dan perkembangan tahsin dan tahfidznya setiap hari.
Sedangkan yang perlu diperhatiakan oleh santri adalah selalu mengisi sendiri dengan jujur laporan tilawah (bacaan) harian
dan muraja’ah (mengulang) hafalan sesuai arahan pembimbing agar pembimbing dapat mengetahui perkembangan kualitas
bacaan dan pengulangan hafalannya.
Buku pemantau ini juga dilengkapi dengan laporan perkembangan tahsin dan tahfidz santri selama satu semester berikut
hasil ujian akhir semester. Oleh karena itu santri harus merawat buku ini dengan baik agar jangan sampai hilang atau robek.
Nabi Muhammad SAW. bersabda:
َ ‫َخي ُْر ُك ْم َم ْن تَعَلَّ َم ْالقُ ْرآنَ َو‬
ُ‫علَّ َمه‬
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari
Al-Qur’an dan mengajarkannya” (HR. Bukhari)

Nabi Muhammad SAW. bersabda:


“Siapa yang membaca al-Qur’an dan menghafalkannya, niscaya Allah akan
memasukkannya ke dalam surga dan menganugerahinya hak untuk
memberikan syafa’at kepada seluruh orang keluarganya yang telah ditetapkan
sebagai penghuni neraka” (HR. Ibnu Majah)
Tugas dan Tanggung Jawab Santri, Pembimbing, dan Wali Santri :

A. Tugas dan Tanggung Jawab Santri dalam menggunakan buku pemantau:


1. Membawa buku pemantau setiap kali membaca/menyetorkan hafalan kepada pembimbing
2. Menyerahkan buku pemantau kepada pembimbing setiap kali giliran membaca/menyetorkan hafalan
3. Memberitahukan kepada orang tua hasil hafalan yang diperoleh setiap kali orang tua berkunjung ke pesantren dengan menunjukkan buku pemantau
4. Mengisi sendiri laporan bacaan/muraja’ah hafalan harian
5. Menjaga dan merawat buku pemantau dengan baik
6. Menghormati Orang Tua, Pembimbing, ataupun orang lain
7. Memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk membaca/menambah hafalan Al-Qur’an.
8. Selalu sabar dalam membaca, menambah dan mengulang hafalan Al-Qur’an
9. Menjaga keikhlasan dalam menghafal Al-Qur’an
10. Mentaati peraturan yang berlaku di pesantren

B. Tugas dan Tanggung Jawab Pembimbing dalam menggunakan buku pemantau:


1. Meminta agar santri selalu menyerahkan buku pemantau setiap kali talaqqi/menyetorkan hafalan
2. Mengingatkan santri yang tidak membawa buku pemantau
3. Memberikan sanksi jika santri tidak membawa buku pemantau 3 kali berturut-turut
4. Mencatat dan memberikan nilai sekaligus paraf setiap kali santri membaca/menyetorkan hafalan
5. Terus menerus mengingatkan santri agar tetap membawa buku pemantau dalam setiap pelajaran
6. Terus menerus memberikan nasehat kepada santri agar tetap optimis dalam membaca/menambah hafalannya
7. Selalu sabar dalam melayani santri
8. Selalu menjaga keikhlasan dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada santri
9. Tidak memegang alat komunikasi/HP pada saat jam belajar santri
10. Memberikan informasi penting kepada orang tua terkait perkembangan bacaan/hafalan santri

C. Tugas dan Tanggung Jawab Wali Santri dalam menggunakan buku pemantau:
1. Selalu mendoakan anaknya agar diberikan kemudahan oleh Allah SWT dalam membaca dan menghafal Al-Qur’an
2. Selalu memberikan support dan nasehat kepada anaknya agar tetap optimis dalam menambah hafalan sampai menjadi Hafidz Al-Qur’an / Hamilal
Qur’an
3. Membelikan buku pemantau yang baru jika diketahui buku ini hilang
4. Mengecek buku pemantau anaknya dan memberikan paraf pada kolom yang sudah tersedia apabila berkunjung ke pesantren
Standar Nilai Program Tahsin Al-Qur’an mampu - Khatam 2 tahun
Nilai Keterangan menghafal
60 Bacaan santri yang masih terbata-bata/Iqra’ secara mandiri
70 Bacaan santri yang sudah lancar, namun belum bertajwid
80 Bacaan santri yang layak program tahfizh 4 Weekend Santri - Sabtu-minggu
90 Bacaan santri yang layak menjadi pembimbing Takhoshshus (6 halaman)
Sabtu- - Minimal 1 juz
dari SMP
Standar Nilai Program Tahfidz Al-Qur’an minggu perbulan
hingga
Nilai Keterangan pekerja, yang - Khatam 3 tahun
60 Kesalahan lebih dari 10 kali sudah lancar
70 Kesalahan antara 5 – 10 kali membaca dan
80 Kesalahan 1 – 5 kali biasa
90 Hafalan sempurna tanpa ada kesalahan sedikitpun
menghafal
secara mandiri
Jenjang Pendidikan Bagi Pemula dan tahfidz
No Program Semester Sasaran Target Hafalan 5 Daurah II Kelas 5 KMI - 4 lembar/hari
1 BBQ I Santri pemula 1. Mengenal huruf dengan Tahfidz dan Semua - 1-3 Juz/7 hari
yang belum baik dan bisa membaca kalangan
mengenal huruf Al-Qur’an.
dengan baik 2. Menghafal Juz 30 6 Program I-II Kelas 1 – 6 - 5 baris / hari
2 Tahsin & 1 Santri yang 1. Menguasai & wajib santri - ½ Juz /
Takhoshshus sudah mampu mempraktekkan bacaan Semester
Daar el-
pra tahfizh membaca, Al Qur’an dengan tajwid - 1 Juz/tahun
2. Mengenal bacaan gharib Istiqomah
namun
(asing) dengan baik
tajwidnya 7 Fokus ngafal 1 Santri baru - 4-5 halaman/
3. Menghafal juz 30 & 29
belum dan bebas hari
sempurna. study selama 1 - 30 Juz/6 bulan
3 Hafizh 6 I Santri usia - Minimal 4 semester
bulan SMP & SMA halaman/hari
serta - 5 juz/semester
perguruan - Khatam 6 bulan
1 tahun tinggi yang
sudah lancar - Khatam 1 tahun
2 tahun (2 halaman/hari)
membaca dan
- 1 halaman/hari
Target Hafalan per kelas Target Hafalan per semester
Kelas Semester Target Hafalan (Surah) 1. Target Harian 2. Target Mingguan
Kelas 1 KMI & 1 Annas – Al-A’la 1. Setiap santri wajib 1. Setiap santri wajib
1 Intensif JUZ 30 menghafal Al-Qur’an menghafal satu (1) halaman
2 Atthariq – Annaba sebanyak 5 baris setiap hari dalam waktu tujuh (7) hari,
JUZ 30 (di baca 20 – 80 kali) dan dengan rincian berikut :
Kelas 2 KMI 1 Al-Mursalat – Al-Muzamil langsung disetorkan pada - Hari Pertama sampai Hari
JUZ 29 hari tersebut. Ketiga menghafal satu
2 Al-Jin – Al-Mulk 2. Setiap santri wajib halaman.
JUZ 29 menyetorkan hafalannya ke - Hari Keempat sampai hari
Kelas 3 KMI 1 Attahrim – Al-Jumuah Wali kelas / Tim Guru yang ketujuh yaitu melancarkan
JUZ 28 telah ditentukan. 1 halaman hafalan yang
2 Asshof – Al-Mujadalah 3. Setiap santri wajib menulis sudah dihafal.
JUZ 28 kegiatan menghafal di buku - Selama tujuh (7) hari
Kelas 4 KMI & 1 Al-Baqarah ayat 1 – 76 pantauan dan wajib menulis tersebut focus untuk
3 Intensif JUZ 1 ayat al-Qur’an yang di hafal menghafal dan melancarkan
2 Al-Baqarah ayat 77 – 141 beserta terjemahannya di hafalan sesuai dengan
JUZ 1 buku yang telah ditentukan. rincian diatas.
Kelas 5 KMI 1 Al-Baqarah ayat 142 – 196 4. Setiap santri wajib - Setiap santri wajib
JUZ 2 membawa buku pantauan mengulang hafalan satu (1)
2 Al-Baqarah ayat 197 – 252 dan buku tulis ayat al- halaman sebanyak 20 – 80
JUZ 2 Qur’an kali pengulangan / hari
Kelas 6 KMI 1 Al-Baqarah ayat 253 – 282 (Selesai) 3. Target Bulanan untuk 4. Target Bulanan untuk
JUZ 3 Menghafal melancarkan
2 Ali-Imran ayat 1 – 97 Setiap santri wajib menghafal : Setiap santri wajib melancarkan
JUZ 3 Bulan ke-1 : 4 Halaman/Bulan Bulan ke-3 – Bulan ke-6 Wajib
Bulan ke-2 : 8 Halaman/Bulan melancarkan hafalan sebanyak
Bulan ke-3 : 12 Halaman/Bulan Setengah Juz dan siap untuk
diujikan.
Pencapaian Target Program 6 bulan: 1. Pencapaian Target Program 12 bulan:

1 Al-Qur’an = 30 Juz/114 Surat 1 Al-Qur’an = 30 Juz/114 Surat

30 juz = 302 lembar 30 juz = 302 lembar

1 Juz = 10 lembar 1 Juz = 10 lembar

1 tahun = 360 hari 1 tahun = 360 hari

6 bulan = 180 hari 6 bulan = 180 hari

1 bln = 30 hari 1 bln = 30 hari

1 hari santri menghafal = 4 Halaman 1 hari santri menghafal = 2 Halaman

1 bulan menghafal = 5 juz 1 bulan menghafal = 2,5 juz

Insya Allah 6 bln selesai setoran = 30 juz Insya Allah 12 bln selesai setoran = 30 juz
2. Pencapaian Target Program 24 bulan: 3. Pencapaian Target Program Wajib Santri Daar el-Istiqomah per
semester :
1 Al-Qur’an = 30 Juz/114 Surat
1 Al-Qur’an = 30 Juz/114 Surat
30 juz = 302 lembar
30 juz = 302 lembar
1 Juz = 10 lembar
1 Juz = 10 lembar
1 tahun = 360 hari
1 tahun = 360 hari
6 bulan = 180 hari
6 bulan = 180 hari
1 bln = 30 hari
1 bln = 30 hari
1 hari santri menghafal = 1 Halaman
1 hari santri menghafal = 5 baris
1 bulan menghafal = 1,5 juz
7 Hari menghafal dan melancarkan = 1 halaman
Insya Allah 24 bln selesai setoran = 30 juz
1 Bulan menghafal = 4 halaman

3 Bulan pertama = ½ Juz

3 Bulan kedua = Melancarkan hafalan

½ Juz

Insya Allah 12 bln selesai setoran = 1 juz


A. MENGHAFAL AL-QUR’AN ITU DIANJURKAN OLEH NABI ? Amir, Salamah bin Makhlad, Abu Musa al Asy’ari, Ummu Waraqoh binti
Abdillah (Syahidah).
Menghafal Al-Qur’an sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Oleh sebab itu banyak diantara sahabat nabi yang hafal Al-Qur’an. Penghafal Menghafal Al-Qur’an adalah sebuah upaya untuk memudahkan
ini tidak saja dikalangan kaum lelaki tetapi juga dilakukan oleh kaum wanita. seseorang di dalam memahami dan mengingat isi-isi Al-Qur’an dan untuk
Diantara tokoh penghafal Al-Qur’an dari kaum wanita adalah Ummu menjaga keotentikannya serta menjadi sebuah amal saleh, tentunya dalam hal
Waraqoh binti Abdullah bin al Haris, seorang sahabiyah yang telah hafal Al- ini perlu metode yang tepat sehingga hafalan yang disimpan di dalam otak
Qur’an. Karena itu Rasulullah kerap sekali menziarahinya dan memanggilnya manusia bisa tersimpan dengan bagus sehingga hafalannya sangat kuat.
dengan syahidah. Bahkan Rasulullah SAW memerintahkan kepada nya agar Hafalan Al-Qur’an yang dimaksud meliputi kualitas dan kuantitas hafalan
menjadi imam shalat dirumahnya dikalangan wanita. santri.

Para sahabat yang terkenal sebagai qurra Al-Qur’an ialah Usman bin Hafalan Al-Qur’an santri dapat diperoleh jika di dalamnya ada proses
Affan, Ali bin Abi Thalib, Ubai bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit, Abdullah bin belajar (menghafal) dengan memperhatikan aspek-aspek yang berlaku, mulai
Mas’ud, Abu Darda’ dan Abu Musa al-Asy’ari. Dan merekalah para sahabat dari jumlah hafalan yang didapatkan serta kualitas bacaan Al-Qur’an yang
dan yang lain dan para tabi’in belajar dan meriwayatkan Al-Qur’an. meliputi penguasaan ilmu tajwid.

Diantara para sahabat yang sepenuhnya menghafal Al-Qur’an adalah: Seseorang yang telah hafal Al-Qur’an secara keseluruhan diluar kepala, bisa
ada dari golongan Muhajirih adalah Abu Bakar as-Siddiq, Umar bin al disebut dengan juma’ dan Huffazhul Qur’an. Pengumpulan Al-Qur’an dengan
Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Talhah, Saad, Huzaifah, cara menghafal ini dilakukan pada masa awal penyiaran Islam. Karena Al-
Salim, Abu Hurairah, Abdullah bin Mas’ud, Abdullah bin Umar, Mu’awiyah, Qur’an pada waktu itu diturunkan melalui metode pendengaran.
Ibnu Zubair, Abdullah bin Assaib, Ummul Mukminin, Hafsah Ummul
Menghafal adalah proses mengulang sesuatu baik dengan membaca
Mukminin, Ummu Salamah Ummu Mukminin.
atau mendengar. Pekerjaan apapun yang sering diulang pasti menjadi hafal.
Dari golongan Ansar seperti, Ubai bin Ka’ab, Mu’az bin Jabal, Zaid Oleh karena itu siapapun dapat menghafal Al-Qur’an, baik Anak-anak,
bin Tsabit, Abu Darda’, Abu Zaid, Masma bin Jariyah, Annas bin Malik. remaja bahkan orang tua sekalipun asal ada kemauan ia akan hafal sebagian
Selain itu terdapat lagi beberpa sahabat seperti: Ubbah bin Samit, Fudullah atau seluruh ayat Al-Qur’an. Adapun secara istilah menghafal tidak berbeda
bin Ubaid, Maslamah bin Khalid, Qois bin Sa’sa, Tamim ad-Dari, Uqbah bin dengan makna bahasa dari sisi menampakkan dari dalam hati bahwa dalam
menghafal tidak kelihatan didepan mata tapi ada didalam hati.
Banyak sekali ayat-ayat dan hadist-hadist serta pendapat para ulama salafus
shalih yang menyebutkan keutamaan Al-Qur’an, anjuran membacanya,
B. KEUTAMAAN MEMBACA AL-QUR’AN
mendalaminya, mempelajarinya dan mengamalkannya. Beberapa hadist Nabi
Al-Qur’an mempunyai pengaruh psikologi kepada para pembacanya SAW yang berkaitan dengan keutamaan membaca Al-Qur’an diantarannya
maupun pendengarnya. Al-Qur’an memiliki kekuatan yang tidak bisa yaitu:
dikuasai fitrah manusia. Siapa saja yang membaca Al-Qur’an akan
1. Manusia yang paling baik adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan
merasakan ada sesuatu dibalik ungkapan makna-makna ayat. Itulah rahasia
mengajarkan Al-Qur’an.
Al-Qur’an yang hanya bisa dijangkau dengan cara tadabbur, mengamati dan
menganalisa struktur Al-Qur’an seluruhnya.
َ‫سلَ َم قَا َل َخي ُْر ُك ْم َم ْن تَعَلَّ َم ْالقُ ْرآن‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ِ ‫ي هللاُ َع ْنهُ َع ِن النَّبِي‬ ِ ‫عثْماَنَ َر‬
َ ‫ض‬ ُ ‫َع ْن‬
Al-Qur’an merupakan kitab yang mengandung pelajaran, hukum-hukum dan )‫علَّ َمهُ (رواه البخاري‬ َ ‫َو‬
menjadi panduan hidup bagi manusia. Dan Al-Qur’an juga mempunyai
Dari utsman bin affan ra, ia berkata Rasulullah SAW bersabda
keistimewaan dari kitab-kitab lainnya, selain untuk jadi panduanhidup
orang yang paling baik diantara kalian adalah orang yang
manusia membacanya saja mendapat pahala. Pahala membaca Al-Qur’an
mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya. (H.R. al-Bukhari)
diharapkan dengan menunaikan bacaan tersebut. Akan tetapi besarnya pahala
diharapkan melalui tadabbur dan perenungan terhadap apa-apa yang dibaca 2. Al-Qur’an akan memberi syafa’at kepada para pembacanya.
oleh sipembaca. Umat islam diharapkan menganggungkan Al-Qur’an dan
‫ص َحا ِبه‬ َ ‫سلَ َم يَقُول ا ْق َر ُءوا ْالقُ ْرآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة‬
ْ َ ‫ش ِفيعًا أل‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ِ‫سو ُل هللا‬
ُ ‫َر‬
membacannya dengan cara bersungguh-sungguh, memperbagus bacaannya,
khusuk, dan membacannya dengan sempurna sehingga semua huruf terbaca. “Rasulullah SAW bersabda “bacalah Al-Qur’an karena ia adalah
pemberi syafa’at di hari kiamat.” (H.R. Muslim)
Allah menjanjikan untuk ahli Al-Qur’an dan orang-orang yang
mengamalkannya pahala yang besar. Dan Allah akan menambah untuk
3. Pahala membaca satu huruf Al-Qur’an sama dengan satu amal
mereka keutamaan dan kemuliaan. Tambahan ini tidak ada yang mengetahui
kebaikan.
kadar batasnya, kecuali Allah pemilik keutamaan yang maha agung. Dengan
‫سلَ َم َمن قَ َرأ َحرفًا مٍ ن‬
َ ‫ٌللاُ َعلَي َو‬
‫صلَى ه‬ ُ ‫قَا َل َر‬:َ‫ٌللاُ َعنهُ قَال‬
‫سو ُل ه‬
َ ِ‫ٌللا‬ ‫ضي ه‬َ ‫ابن َمسعُو ٍد َر‬
ِ ‫َعن‬
keistimewaan yang banyak sekali didunia dan di akhirat.
‫رف‬ ُ ‫رف َول ِكنُ ا َ ِل‬
ُ ‫ف َوآل ُم َح‬ ُ ‫سنَة ُ َع‬
ُ ‫ش ُر اَ ُمثَا ِل َها آل اَقُو ُل الم َح‬ َ ‫سنَةُ َوال َح‬
َ ‫ٌللا فَلَه ِبه َح‬
‫ب ه‬ ِ ‫َكت َا‬
‫ف‬
ُ ‫َومي ُم حــ َ ُر‬
“Dari Ibnu Mas’ud ra. Ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Dari Abu Musa al-Asy’ari mengatakan bahwa Rasulullah SAW
“Barang siapa yang membaca satu huruf dari kitabullah maka dia bersabda: permisalan orang mukmin yang membaca Al-Qur’an
akan mendapat satu kebaikan dan satu kebaikan akan dinilai seperti buah utrujah, rasanya enak dan baunya harum, dan
dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan, Alif Laam permisalan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an seperti
Mim sebagai satu huruf, tetapi Alif satu huruf, Laam sebagai satu buah kurma, rasanya manis tetapi tidak memiliki aroma, dan
huruf, dan Mim sebagai satu huruf.” (H.R at-Turmudzi) permisalan orang munafik yang membaca Al-Qur’an seperti buah
raihanah, baunya harum tapi rasanya pahit, dan permisalan orang
4. Hadiah khusus bagi orangtua yang anaknya membaca Al-Qur’an munafik yang tidak membaca Al-Qur’an adalah ibarat buah
dan mengamalkan isinya. kamarogan rasanya pahit baunya busuk.” (H.R. al-Bukhari)
“Dari Sahan bin Muadz al-Jahni dari ayahnya dari Rasulullah Menurut Ibnu Hajar al-Atsqolani dalam mensyarahkan hadits
SAW bersabda: “Barang siapa yang membaca Al-Qur’an dan yang riwayat Imam al-Bukhari. Maksud Imam Bukhari adalah orang
mengamalkan isinya, maka kepada kedua orangtuanya pada hari munafik membaca Al-Qur’an sebagaimana orang mukmin
kiamat nanti Allah akan memakaikan mahkota. Cahaya mahkota membaca Al-Qur’an. Namun bacaan keduanya berbeda padahal
itu lebih bagus daripada sinar matahari di dunia. Kalau demikian yang mereka baca sama. Seandainya yang dibaca itu dianggap
halnya, yang mengamalkan Al-Qur’an itu sendiri.” (H.R. Abu sebagai bacaan maka tidak akan terjadi perbedaan. Demikian juga
Dawud) dukun ketika mengatakan bahwa kalimat dari wahyu yang
diberitahukan oleh jin yang telah mencurinya dari malaikat yang
5. Mukmin yang membaca Al-Qur’an bagai ibarat jeruk, baunya sedang membicarakannya, yang mana pengucapan jin itu berbeda
harum dan rasanya manis. dengan pengucapan malaikat, sehingga apa yang diucapkan itu
berbeda.
: ‫سلَّم قَا َل‬
َ ‫صلى هللاُ َعلَ ْي ِه و‬
َ ِ ‫ٌللاُ َع ْنهُ َع ْن النَّ ِبي‬
َّ ‫ي‬ ِ ‫سى ْاأل َ ْش َع ِري ِ َر‬
َ ‫ض‬ َ ‫َع ْن أ َ ِبي ُمو‬
6. Orang yang pandai baca Al-Qur’anakan bersama malaikat.
‫ َو َمث َ ُل ْال ُمؤْ ِم ِن‬. ‫طيِبه‬َ ‫ط ْع ُم َها‬ َ ‫طيِبه َو‬ َ ‫ ِري ُح َها‬:‫ َمث َ ُل ْاألُتْ ُر َّج ِة‬، َ‫َمثَ ُل ْال ُمؤْ ِم ِن الَّذِي يَ ْق َرأ ُ ْالقُ ْرآن‬
ُ ‫ق الَّذِي يَ ْق َرأ‬ َ ‫ َال ِري َح لَ َها َو‬:ِ‫ َمث َ ُل الت َّ ْم َرة‬، َ‫الَّذِي الَ يَ ْق َرأ ُ ْالقُ ْرآن‬ َ‫ِي َي ْق َرأ ُ ْالقُ ْرآن‬
ْ ‫ الَّذ‬: ‫س َّل َم‬
َ ‫صلَى هللا َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫س ْو ُل هللا‬ ُ ‫ت قَا َل َر‬ ْ َ‫ي هللا َع ْنهُ قَال‬ َ ‫ض‬ ِ ‫شةَ َر‬ َ ‫َع ْن َعا ِئ‬
ِ ِ‫ َو َمثَ ُل ْال ُمنَاف‬.‫ط ْع ُم َها ُح ْل هو‬
‫ي يَ ْق َرأ ُ القُ ْرآنَ َوه َُو يَتَت َ ْعت َ ُع فِ ْي ِه َوه َُو َعلَ ْي ِه‬
ْ ‫ َوالَّ ِذ‬.ِ‫سفَ َرة َ ال ِك َر ِام اليَ َر َرة‬
َّ ‫َوه َُو َماه هِر بِ ِه َم َع ال‬
، َ‫ـرأ ُ ْالقُ ْرآن‬ ِ ِ‫ َو َمث َ ُل ْال ُمنَاف‬.‫ط ْع ُم َها ُم ٌّر‬
َ ‫ق الَّذِي َال َي ْق‬ َ ‫ط ِيبه َو‬ َ ‫ ِري ُح َها‬:‫الر ْي َحانَـ ِة‬
َّ ‫ َمث َ ُل‬، َ‫ـرآن‬ ْ ُ‫ْالق‬
َ ‫ْس َل َها ِري هح َو‬ َ ‫َك َمث َ ِل ْال َح ْن‬ ِ ‫َاق لَهُ أَجْ َر‬
‫ان‬ ‫ش ه‬.
.‫ط ْع ُم َها ُم ٌّر‬ َ ‫ َلي‬:‫ظ َل ِة‬
“Dari Aisyah ra. Ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “orang Qur’an. Saat membaca Al-Qur’an, hendaklah hati dan pikiran
yang pandai membaca Al-Qur’an dan ia pandai (hafal) dalam terpusat pada Al-Qur’an disertai perenungan (tadabbur) yang
membacanya, ia akan bersama para malaikat yang menjadi utusan penghayatannya (ta’amul) dengan segenap perasaan, kepekaan
yang mulia lagi maha suci. Sedangkan orang yang membaca Al- dan pengalaman.
Qur’an tetapi ia terbata-bata kesulitan, serta kesukaran dalam
membacanya ia akan memperoleh dua pahala” (H.R. al-Bukhari) C. KEUTAMAAN MENGHAFAL AL-QUR’AN

Al-Qur’an mengandung ilmu-ilmu dunia dan akhirat. Ia berisi kisah-


7. Dua hal yang selalu disenangi orang, antara lain adalah membaca
kisah orang terdahulu dan yang akan datang, ia berisi fakta-fakta ilmiyah,
Al-Qur’an.
ilmu alam, ilmu kedokteran, ilmu hokum-hukum, undang-undang dan aturan
“Dari Salim dari ayahnya Ia berkata bahwa Rasulullah SAW
syara’ yang mengatur kehidupan seorang mukmin dan menjadikan
bersabda: “tidak ada yang selalu disenangi oleh seseorang, selain
kehidupannya jauh lebih bahagia.
dua perkara, yaitu orang yang dianugrahi kemampuan untuk
membaca atau menghafal Al-Qur’an dan ia selalu membacanya Al-Qur’an merupakan pedoman pokok bagi umat Islam dalam
siang malam. Dan orang yang dianugrahi harta, dan ia selalu melaksanakan ajaran-ajaran agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW
mendermakannya siang dan malam.” (H.R. al-Bukhari) kepada umatnya. Kata Al-Qur’an berasal dari kata bahasa arab yang berarti
bacaan atau yang dibaca. Al-Qur’an adalah masdar yang dapat diartikan
8. Bacaan Al-Qur’an mendatangkan rahmat dan ketentraman. dengan isim maf’ul yaitu: maqru’ artinya “yang dibaca”. Secara lebih
“Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: sempurna Ash-Shobuni mengemukakan pengertian Al-Qur’an dengan kalam
tidak ada orang yang berkumpul disalah satu rumah Allah untuk yang tiada tandingannya (mukjizat) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
membaca dan mempelajari Al-Qur’an, kecuali mereka akan SAW. Penutup para nabi dan rasul dengan perantara malaikat Jibril as, ditulis
memperoleh ketentraman, diliputi rahmat, dikelilingi oleh para dalam mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawattir (oleh
malaikat, dan nama mereka disebut sebut oleh Allah dikalangan banyak orang), serta mempelajarinya merupakan suatu ibadah, dimulai
malaikat.” (H.R. Abu Dawud) dengan surah Al-Fatihah dan ditutup dengan surah An-Nas.
Inilah beberapa hadits baginda Rasulullah SAW Al-Qur’an diturunkan kepada manusia mempunyai tujuan tertentu. Dalam
menggambarkan keistimewaan bagi orang yang membaca Al- berbagai ayat Al-Qur’an sendiri banyak kita jumpai ayat-ayat yang
menerangkan bahwa ia diturunkan untuk menjadi rahmat, petunjuk dan berhenti pada hafalan yang terakhir. Itulah kedudukan agung yang
pengajaran bagi umat manusia. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT hanya diberikan kepada orang-orang yang hafal Al-Qur’an.
Surat al-Ankabut/29: 51 sebagai berikut,
Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa membaca Al-Qur’an
(Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan
mempunyai nilai yang sangat besar bagi setiap pribadi muslim sesuai dengan
kepadamu Al Kitab [Al Qur’an] sedang dia dibacakan kepada mereka?
tingkah kualitas bacaannya. Bagi yang mengajarkannya mempunyai tingkat
Sesungguhnya dalam [Al Qur’an] itu terdapat rahmat yang besar dan
pahala yang tertinggi. Sedangkan bagi yang menghafal Al-Qur’an maka
pelajaran bagi orang-orang yang beriman).
kedudukannya adalah tinggi di sisi Allah. Hal ini menunjukkan bahwa
menghafal Al-Qur’an merupakan hal yang sangat utama dalam Islam,
Allah SWT memberikan keistimewaan khusus kepada hafidz Al-
sehingga kedudukannya di dalam surga akan lebih sepanjang hafalan yang
Qur’an baik untuk kehidupan dunia maupun untuk kehidupan akhirat.
dikuasainya.
Menghafal Al-Qur’an merupakan suatu keutamaan yang besar. Dan posisi itu
selalu didambakan oleh semua orang. Seseorang yang bercita-cita tulus, serta Menghafal Al-Qur’an juga merupakan salah satu usaha untuk menjaga

berharapa kepada kenikmatan duniawi dan ukhrawi agar manusia nanti kelestarian Al-Qur’an. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ahsin W. Al Hafidz

menjadi warga Allah dan dihormati dengan penghormatan yang sempurna. menjelaskan bahwa Rasulullah SAW menerima dan mengajarkan Al-Qur’an
dengan hafalannya. Hal ini disebabkan Nabi tidak pandai menulis dan
Menghafal Al-Qur’an sebagaimana keutamaannya telah dinyatakan
membaca. Setelah satu ayat diterimanya, maka segera beliau mengajarkannya
oleh Abdurrahman Abdul Khaliq sebagai berikut:
kepada sahabat-sahabat sehingga benar-benar sahabat dapat menguasainya
“Itulah Al-Qur’an dengan membacanya saja kita sudah mengabdi serta menyuruh mereka agar menghafalnya.
kepada Allah. Namun yang terbaik diantara kita adalah orang yang
Turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur turut juga membantu
mau mempelajari lalu mengajarkannya kepada orang lain. Nabi
mereka agar lebih mudah dalam menghafal Al-Qur’an dan memahami
sendiri telah mengabarkan bahwa sesungguhnya orang yang mau
maknanya dengan lebih baik. Tradisi ini telah menjadi suatu metode
membaca Al-Qur’an kelak pada hari kiamat nanti akan dikatakan
pengajaran dimana nabi, sahabat, tabi’in, ujian atau tes terhadap hafalan
kepadanya: Bacalah sebaik mungkin seperti yang telah engkau
sahabat dilakukan berkali-kali dengan mengulang-ulang bacaan mereka
lakukan di dunia. Sesungguhnya kedudukanmu pada ayat terakhir
dihadapan Nabi Muhammad SAW. Setelah hafal, mereka menyebarkannya
yang kamu baca dan terus menaiki tangga-tangga surga, dan baru
kepada umat Islam lainnya.
Menghafal Al-Qur’an adalah sebaik-baik ibadah kepada Allah, karena mempelajari seagung-agung dan setinggi-tinggi ilmu serta semulia-
orang yang menghafal Al-Qur’an berarti dia membaca, dan merenungkan mulia kedudukan di dalam Islam.
kalam Allah dengan lisan dan pikirannya. Orang yang menjaga kalam Allah
maka ia akan mendapatkan balasan yang besar. Dalam Al-Qur’an Allah 2. Tingkatan surga bagi hafidz-hafidzah
menyertakan orang-orang yang membaca kitab suci dengan orang yang Dari Abdullah bin Amr bin al-Ashr ra, dari Nabi SAW ia bersabda:
mengerjakan shalat dan menginfakkan sebagian harta mereka mendapatkan “diakhir nanti, kepada hafidz-hafidzah akan diperintahkan, bacalah
sebuah perniagaan yang tidak akan pernah rugi. dan naiklah ke surga. Dan bacalah Al-Qur’an dengan tartil seperti
engkau membacanya dengan tartil di dunia sebab tempat tinggalmu di
Demikian pentingnya menghafal Al-Qur’an, sehingga para ulama
surga adalah berdasarkan ayat paling terakhir yang engkau baca.”
menetapkan bahwa menghafal Al-Qur’an hukumnya fardhu kifayah. Hal ini
(H.R. Abu Dawud)
agar tidak terjadi pemutusan jumlah kemutawatiran Al-Qur’an dan
pengrusakan atau pemalsuan oleh tangan-tangan kotor atau munafik.
3. Dilarang bersikap dengki kepada hafidz-hafidzah
Dalam hadits-hadits Nabi juga banyak disebutkan keistimewaan
‫ و َر ُج ٍل‬، ‫سدَ إِالَّ فِى اثْنَب ِْن َر ُج ٍل أَت َاهُ هللاُ َع َّز َو َج َّل القُ ْرانَ فَ ُه َو بَقُ ْو ُم بِ ِه أَنَاء اللَّ ْي ِل َوالنَّ َها ِر‬ َ ‫الَ َح‬
hafidz-hafidzah dalam menghafal Al-Qur’an yaitu sebagaimana dipaparkan
dalam beberapa hadits berikut: ِ ‫ق أَنَاء اللَّ ْي ِل َوالنَّ َه‬
‫ار‬ ِ ‫أَت َاهُ هللاُ َماالً َف ُه َو يُ ْن ِفقُهُ فِى ال َح‬

“Dari Salim dari ayahnya Rasulullah SAW bersabda: “dilarang


1. Hafidz dan hafidzah adalah keluarga Allah SWT.
bersikap hasad (dengki) kecuali kepada kedua orang (a) orang yang
“Rasulullah SAW bersabda: “sesungguhnya Allah mempunyai
dianugrahi hafalan Al-Qur’an oleh Allah lalu ia membacanya
keluarga dari golongan manusia, mereka berkata: “wahai Rasulullah
sepanjang malam dan siang hari, (b) orang yang dianugrahi harta oleh
siapakah mereka? Rasulullah bersabda (mereka ahlul Qur’an yang
Allah SWT lalu ia menginfakkannya sepanjang malam dan siang
dekat kepada Allah dan orang-orang khusus pilihan Allah).” (H.R.
hari.” (H.R. Muslim)
Ibnu Majah)

4. Menghormati hafidz-hafidzah berarti mengagungkan Allah SWT.


“Ahlul Qur’an adalah orang yang dekat kepada Allah karena demikian
“Dari Abu Musa al-Asy’ari ra. Ia berkata bahwa Rasulullah SAW
agung kedudukan mereka. Betapa tidak, bukankah mereka itu
bersabda: diantara perbuatan mengagungkan Allah SWT adalah
menghormati orang Islam yang lanjut usia, menghormati orang-orang lagi baru, maka orang tersebut diberikan mahkota kehormatan. Al-
yang hafal Al-Qur’an yang tidak berlebih-lebihan dalam Quran berkata lagi: “Wahai Tuhan, tambahlah pakaiannya, maka
mengamalkan isinya dan tidak membiarkan Al-Qur’an tidak orang itu di beri pakaian kehormatan. Al-Quran lalu berkata lagi,
diamalkan, serta menghormati kepada penguasa yang adil.” (H.R. Abu Wahai Tuhan, ridhailah ia. maka kepadanya dikatakan. bacalah dan
Dawud) naiklah dan untuk setiap ayat, ia diberi tambahan satu kebajikan.”
(H.R. Tirmidzi)
5. Hafidz-hafidzah selalu diprioritaskan sampai mereka wafat
“Dari Jabir bin Abdullah ra, bahwa Nabi SAW menyatukan dua orang
dari orang yang gugur dalam perang uhud dalam satu liang lahat.
Kemudian Nabi SAW bertanya, dari dua orang ini mana yang paling D. HUKUM MENGHAFAL AL-QUR’AN
banyak hafalan Al-Qur’annya? Apabila ada orang yang dapat
Para ulama telah sepakat bahwa hukum menghafal Al-Qur’an adalah
menunjukkan kepada salah satunya, maka Nabi memasukkan mayat
fardhu kifayah. Apabila diantara anggota masyarakat ada yang sudah
itu terlebih dahulu ke liang lahat.” (H.R. Abu Dawud)
melaksanakannya maka bebaslah beban anggota masyarakat yang lain. Tetapi
jika tidak ada sama sekali maka berdosalah semuanya.
6. Hafidz-hafidzah dapat memberi syafa’at kepada keluarga
“Dari Ali bin Abi Thalib kw, ia berkata: “Rasulullah SAW bersabda: Imam as-Suyuti dalam kitabnya Al-Itqon mengatakan:
“barang siapa membaca Al-Qur’an dan menghafalnya, maka Allah “Ulama Al-Qur’an seperti al-Jurjani dan al-Ubbady telah sepakat bahwa
akan memasukkannya ke dalam surga.dan memberi hak syafaat untuk hukum menghafalkan Al-Qur’an adalah fardhu kifayah, artinya fardhu
sepuluh orang anggota keluarga dimana mereka semuanya telah kifayah itu disini yaitu bisa suatu kaum telah ada yang melaksanakan
ditetapkan untuk masuk neraka.” (H.R. Ibnu Majah) meskipun seorang, gugurlah kewajiban atas yang lain. Namun jika tidak ada
seorangpun diantara satu kaum itu yang melaksanakan kewajiban ini, maka
7. Hafidz-hafidzah akan memakai mahkota kehormatan semuanya (individu-individu) akan menanggung beban besarnya, begitu pula
“Dari Abu Hurairah ra.dari Nabi SAW bersabda: “orang yang hafal mengajarkan Al-Qur’an pada orang lain atau kepada generasi berikutnya
Al-Quran pada hari kiamat nanti akan datang dan Al-Quran akan adalah termasuk fardhu kifayah.”
berkata; “Wahai Tuhan, pakaikanlah dia dengan pakaian yang baik
Dengan memperhatikan faktor-faktor pendukung di atas, maka
kegiatan menghafal Al-Qur’an tersebut akan dapat dilakukan dengan
lebih efektif dan efisien. Karena itu sebelum melakukan kegiatan
menghafal Al-Qur’an, sangat penting mempersiapkan hal-hal tersebut
E. BEBERAPA PENDUKUNG UNTUK MENGHAFAL QUR’AN di atas untuk memperoleh hasil yang maksimal.

Keberhasilan menghafal Al-Qur’an memerlukan beberapa


pendukungnya. Diantara faktor pendukung kegiatan menghafal Al-Qur’an
F. METODE MENGHAFAL SANTRI
adalah sebagai berikut:
Setiap orang memiliki metode/cara yang berbeda-beda dalam
1. Usia yang ideal untuk menghafal Al-Qur’an adalah usia dini (anak- menghafal Al-Qur’an, ada yang dengan cara membaca berulang-ulang satu
anak) karena lebih mempunyai daya rekam yang kuat. ayat atau halaman sampai hafal, ada yang dengan sambil mendengar, ada
2. Manajemen waktu, alokasi waktu yang ideal ukuran sedang dengan yang dengan sambil memahami maknanya, ada yang dengan isyarat, dan
target harian satu halaman adalah 4 jam dengan rincian 2 jam untuk ada pula yang dengan cara menulis terlebih dahulu ayat yang akan dihafal,
menghafal ayat-ayat baru, dan 2 jam untuk mengulang kembali ayat- dan lain-lain.
ayat yang telah dihafalnya. Waktu-waktu yang dianggap sesuai dan Dari sekian banyak metode tersebut, ada metode fantastis yang kami
baik untuk menghafal Al-Qur’an adalah waktu sebelum fajar, setelah sarankan untuk digunakan oleh para santri agar dapat dengan mudah
fajar hingga terbit matahari, waktu bangun dari tidur siang, setelah mencapai target hafalannya, metode FANTASTIS adalah singkatan dari
shalat dan waktu diantara maghrib dan isya’. HAFAL TUNTAS & PRAKTIS yaitu perpaduan antara metode Tikrar dan
3. Tempat menghafal yang ideal adalah yang memenuhi kriteria jauh Tadabbur.
dari kebisingan, bersih dan suci dari kotoran dan najis, cukup
pentilasi untuk terjaminnya pergantian udara, tidak terlalu sempit, Metode Tikrar Alhamdulillah kami dapatkan dari guru dari gurunya
cukup penerangan, mempunyai temperature yang sesuai dengan kami Ust. Ahmad Yasin kami di Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an Jakarta
kebutuhan, dan tidak memungkinkan timbulnya gangguan-gangguan. yaitu Al-Marhum Bapak KH. Muntaha, Al Hafizh (Allaahu Yarhamhu)
Tempat yang paling baik untuk menghafal Al-Qur’an adalah baitullah yang sekarang ini hampir sama dengan Tikrar Qur’an Hafalan terbitan
supaya mendapat pahala yang berlipat ganda. Syamil Qur’an, sedangkan metode Tadabbur kami dapati dari kawan kami
seangkatan di Perguruan Tinggi yang sama yaitu Ust Zaim Mahudi, SQ., dan onsentrasi 4 ayat 10 – 12. (Jika 1 (satu) halaman Al-Qur’an terdapat
Al Hafizh yang mampu menghafal 5 lembar sehari. kurang atau lebih dari 12 ayat, maka 1 halaman tersebut dibagi empat
sesuai dengan panjang dan pendeknya ayat)
Dengan metode ini, Alhamdulillah sebagian besar santri mampu mencapai 9. Mulai menghafal dengan Metode/Rumus Fantastis:
target sesuai dengan yang diharapkan. Sebagai contoh, atas izin Allah Di dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang pendek seperti yang terdapat
maha santri program 6 bulan rata-rata mampu menghafal 10 sampai 30 juz dalam surat An-Naba’, ada ayat yang sedang seperti yang terdapat dalam
dalam waktu 3 bulan. surat Al-Mulk dan ada juga ayat yang panjang seperti yang terdapat dalam
surat Al-Baqarah.
1) Ayat pendek dibaca 1-3 kali insya Allah hafal
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mempraktekkan
2) Ayat sedang dipotong 2 atau 3 kemudian masing-masing
Metode Fantastis adalah:
potongan dibaca 1-3 kali insya Allah hafal
1. Siapkan 2 potongan kertas (bagi penghafal pemula)
3) Ayat panjang dipotong sesuai dengan panjang pendeknya ayat,
2. Berwudhu sebelum menghafal.
jika panjangnya 2 baris, maka minimal dipotong 6, kemudian masing-
3. Fokus, optimis, dan niat menghafal karena Allah SWT.
masing potongan tersebut dibaca 1-3 kali insya Allah hafal.
4. Menggunakan Al-Qur’an yang sama dalam menghafal.
5. Memulai hafalan dengan berdo’a kepada Allah SWT. agar diberikan
Contoh praktek menghafal surat Al-Mulk:
kemudahan dalam menghafal Al-Qur’an.
6. Memperbaiki bacaan 1 halaman yang akan dihafal (bagi yang
Pertama, menghafal konsentrasi 1, yaitu ayat 1 - 3 terlebih dahulu
bacaannya belum lancar)
sambil memahami maknanya (ambil potongan kertas yang sudah
7. Membaca halaman yang akan dihafal minimal 1 (satu) kali sebelum
disediakan, kemudian tutup ayat konsentrasi 2, 3, & 4, hal ini bertujuan
dihafal.
agar konsentrasi pandangan mata kita hanya tertuju pada konsentrasi
8. Membagi halaman yang akan dihafal menjadi 4 (empat)
1)
konsentrasi/blok, contoh:
 Menghafal ayat 1 terlebih dahulu sampai lancar, kemudian-
Jika 1 (satu) halaman Al-Qur’an terdapat 12 (dua belas) ayat, maka 1
halaman tersebut dibagi menjadi 4 (empat) konsentrasi/blok, yaitu:
konsentrasi 1 ayat 1 – 3, konsentrasi 2 ayat 4 – 6, konsentrasi 3 ayat 7 – 9,
 Menghafal ayat 2 sampai lancar. Setelah hafal ayat 2 dengan lancar Menghafal konsentrasi 4 sama saja dengan menghafal konsentrasi 1, 2,
maka harus diulang lagi dari ayat 1-2, setelah lancar baru maka & 3, setelah lancar maka harus diulang kembali hafalan konsentrasi 1,
lanjut- 2, 3 & 4 sampai lancar setelah itu disetorkan kepada Ustadz/Ustadzah.
 Menghafal ayat 3, setelah lancar ayat 3 maka harus diulang
G. PERSIAPAN SEBELUM MENGHAFAL AL-QUR’AN
kembali dari ayat 1, 2 & 3. Setelah lancar ayat 1, 2 & 3, maka kita
tinggalkan terlebih dahulu konsentrasi 1 untuk menghafal a. Persiapan Intern
konsentrasi 2. 1. Niat yang Ikhlas
2. Tekad yang Kuat
Kedua, menghafal konsentrasi 2, yaitu ayat 4 - 6 sambil memahami 3. Peluang Waktu yang Tetap
maknanya (ambil potongan kertas satu lagi, kemudian tutup ayat 4. Kemahiran Membaca Al-Qur’an
konsentrasi 1, 3, & 4, hal ini bertujuan agar konsentrasi pandangan b. Persiapan Ekstern
1. Mushaf Al-Qur’an
mata kita hanya tertuju pada konsentrasi 2) 2. Guru Tahfidz
Menghafal konsentrasi 2 sama saja dengan menghafal konsentrasi 1, 3. Mitra Tahfidz
hanya saja setelah menghafal konsentrasi 2 dengan lancar maka harus 4. Alat Bantu Elektronik

diulang kembali hafalan konsentrasi 1 & 2, hal ini dilakukan agar


H. PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT DALAM HAFALAN AL-
hafalan sebelumnya tidak mudah lupa. QUR’AN

1. Hal-Hal yang mempengaruhi hafalan


Ketiga, menghafal konsentrasi 3, yaitu ayat 7 - 9 sambil memahami
a. Faktor Tujuan
maknanya. b. Faktor Guru
Menghafal konsentrasi 3 sama saja dengan menghafal konsentrasi 1 & c. Faktor Murid
d. Faktor fasilitas
2, setelah lancar maka harus diulang kembali hafalan konsentrasi 1, 2 &
Faktor Pendukung Menghafal Al-Qur’an
3. (a) Selalu bertawakal kepada Allah
(b) Menguatkan niat dalam menghafal Al-Qur’an
Keempat, menghafal konsentrasi 4, yaitu ayat 10 - 12 sambil (c) Menjaga diri dari kemaksiatan
(d) Mencintai Al-Qur’an
memahami maknanya.
(e) Memelihara kesehatan dengan baik
Amjad Qasim berpendapat mengenai faktor-faktor pendukung I. KESALAHAN-KESALAHAN DALAM MENGHAFAL
dalam menghafal Al-qur’an, antara lain:
(a) Membaca hafalan dalam shalat sunnah a. Menghafal karena terpaksa
(b) Membaca di setiap wkatu khususnya saat menunggu shalat b. Menghafal tanpa perasaan
(c) Bacaan menyelidik c. Menghafal ayat secara serampangan
(d) Mendengar kaset bacaan Al-Qur’an yang sesuia dengan d. Menghafal mendekati hari setoran
tajwid
(e) Hanya menggunakan satu mushaf untuk menghafal J. KEGIATAN PENUNJANG HAFALAN AL-QUR’AN
(f) Memaksimalkan kemampuan indera. Dalam menghafal Al-Qur’an tentunya harus diiringi dengan
2. Hal-hal yang menjadi penghambat hafalan sarana-sarana yang dapt memudahkan seseorang untuk menghafalnya,
a. Hambatan menghafal Al-Qur’an bagi yang berkeluarga dalam bukunya Abdul Aziz Abdul Rauf memaparkan setidaknya ada
1. Rumah tangga dan anak-anak lima hal yang dapat dijadikan sarana bagi para penghafal Al-Qur’an
2. Banyak aktivitas di siang hari jika ingin merasakan kemudahan dalam proses menghafal.
b. Hambatan secara umum bagi yang menikah maupun yang 1) Bergaul dengan orang yang sedang/sudah hafal Al-Qur’an
belum 2) Mendengarkan bacaan hafidz Qur’an
1. Malas, tidak sabar dan berputus asa 3) Mengulang hafalan bersama orang lain
2. Tidak bisa mengatur waktu 4) Musabaqah hifzhul Qur’an
3. Sering lupa 5) Selalu membacanya dalam waktu shalat
Faktor Penghambat Menghafal Al-Qur’an
(a) Banyak dosa dan maksiat
(b) Tidak senantiasa mengikuti, mengulang-ulang, dan Proses Menghafal Santri Boarding.
memperdengarkan hafalan Al-Qur’annya. a. Pembagian Level Menghafal:
(c) Perhatian yang lebih pada urusan-urusan dunia menjadikan Dalam menghafal Al-Qur’an setiap Santri memiliki kemampuan
hati terikat dengannya, dan pada gilirannya hati menjadi
keras, sehingga tidak bisa menghafal dengan mudah. yang berbeda-beda. Menyadari hal tersebut kami akan membagi target
(d) Menghafal banyak ayat pada waktu yang singkat dan hafalan Santri sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing
pindah ke selainnya sebelum menguasainya dengan baik. dengan beberapa level:
(e) Semangat yang tinggi untuk menghafal di permulaan
- Level 1 = Menghafal 1 halaman perhari.
membuatnya menghafal banyak ayat tanpa menguasainya
dengan baik, kemudian ketika ia merasakan dirinya tidak Pada beberapa kali pertemuan awal kami akan
menguasainya dengan baik, ia pun malas menghafal dan melihat kemampuan semua santri dengan level
meninggalkannya.
1, apabila mereka dapat menyelesaikan hafalan
1 halaman dalam waktu yang cepat, maka santri - Talaqqi/tahsin/memperbaiki bacaan 1 halaman yang akan
akan dinaikkan ke level 2. dihafal (bagi santri yang belum lancar)
- Setelah talaqqi santri wajib membaca halaman yang akan
- Level 2 = Menghafal 2 halaman perhari. dihafal sebanyak 10 sampai 20 kali sebelum dihafal.
Apabila Santri dapat menyelesaikan hafalan - Mulai menghafal dengan rumus “FANTASTIS = HAFAL
level 1 & 2 dalam waktu yang cepat, maka TUNTAS & PRAKTIS”
santri akan dinaikkan ke level 3. Satu halaman dibagi empat konsentrasi
Contoh:
- Level 3 = Menghafal 3 halaman perhari. Jika 1 halaman ada 8 ayat, maka :
Target hafalan maksimal santri boarding adalah Konsentrasi satu menghafal ayat 1 - 2, setelah itu lanjut ke
3 halaman perhari. Konsentrasi dua yaitu menghafal ayat 3 - 4, setelah itu
digabung ayat 1 - 4
Konsentrasi tiga yaitu menghafal ayat 5 – 6, setelah itu
b. Cara Menghafal: digabung ayat 1 - 6
Setiap orang memiliki metode/cara yang berbeda-beda dalam Konsentrasi empat yaitu menghafal ayat 7 – 8, setelah itu
menghafal Al-Qur’an, ada yang dengan cara membaca berulang- digabung ayat 1 – 8.
ulang satu ayat/halaman sampai hafal, ada yang dengan sambil
mendengar, ada yang dengan sambil memahami maknanya, ada - Setelah 1 halaman berhasil dihafal, kemudian disetorkan
yang dengan isyarat, dan ada pula yang dengan cara menulis kepada Ustadz/Ustadzah.
terlebih dahulu ayat yang akan dihafal. Dari sekian banyak metode - Setelah itu baru dilanjutkan ke halaman berikutnya bagi santri
tersebut yang sangat dianjurkan PTQ Fantastis adalah dengan level 2 & 3
menggunakan metode/rumus FANTASTIS :
- Santri mengawali setiap memulai hafalan dengan berdo’a c. Cara menjaga hafalan:
kepada Allah SWT. agar diberikan kemudahan dalam Menurut penelititian para penghafal Al-Qur’an, bahwa
menghafal Al-Qur’an. kemampuan hafalan seseorang maksimal 6 jam. Oleh karena itu
seseorang harus bisa mengantisipasi agar hafalan yang sudah juz perhari) hal ini dilakukan agar setiap 10 hari santri dapat
diperoleh tetap kuat melekat yaitu dengan cara: mengulang kembali hafalannya dengan sempurna.
- Apabila seseorang telah berhasil mengahafal 1 halaman atau
lebih maka ia harus mengulanginya kembali sebelum 6 jam
tersebut.
- Mengulang hafalan baru dilakukan setiap hari berturut-turut
minimal 1 minggu agar hafalannya tidak lupa.
- Hafalan baru selama 6 hari mulai hari Senin sampai Sabtu
wajib disetorkan kembali kepada Ustad/Ustadzh
- Setiap hari Ahad ba’da Shalat Shubuh akan diadakan sima’an.
- Ustadz/Ustadzah akan selalu memantau & mengecek kembali
kemampuan hafalan setiap Santri.
- Apabila santri telah menyelesaikan hafalan 1 Juz, maka wajib
baginya melancarkan dan menyetorkan kembali hafalannya
kepada Ustadz/Ustadzah.
- Apabila santri dapat menyelesaikan hafalan 1 juz kurang dari
20 hari maka akan diberikan bonus berupa kesempatan pulang
2 hari ke rumahnya sebelum waktu yang telah ditentukan.
- Semakin banyak hafalan, maka semakin banyak pula waktu
yang digunakan untuk mengulang hafalan (apabila santri
memiliki hafalan 1 juz maka diwajibkan mengulang hafalan 1
lembar sehari, apabila 2 juz maka 2 lembar sehari, apabila 5
juz maka 5 lembar sehari, apabila 10 juz maka 1 juz perhari,
apabila 15 juz maka 1, 5 juz perhari, apabila 20 juz maka 2 juz
perhari, dan apabila 30 juz maka minimal mengulang hafalan 3
Hasil Ujian Awal Semester Perkembangan Tahsin/Tahfidz

Program Tahsin/Tilawah Selama Satu Semester


Periode : …………………..
Semester : …………………..
Nama Santri : ……..……………. Program Tahsin/Tilawah
Nama Pembimbing : …………………. 1 Kualitas tilawah : 60 70 80 90

Nilai 2 Surat yang dipelajari : …………………………………………………..


No Materi
Angka Huruf
3 Kualitas tilawah harian : …………………………………………………… X Khatam
1 Ujian Tilawah
3 Ujian Materi Ilmu Tajwid 4 Kondisi kehadiran : Bagus Cukup Kurang
4 Ujian Awal Semester
5 Ujian Awal Semester
6 Laporan Tilawah Harian
Program Tahfidz Al-Qur’an
Total Nilai
Rata-Rata 1 Kualitas tilawah : 60 70 80 90

Catatan : ……………………. 2 Kualitas Hafalan : 60 70 80 90

3 Kualitas Muraja’ah : 60 70 80 90
Keputusan :
Dengan mempertimbangkan prestasi yang dicapai santri pada semester ………….. 4 Kualitas tilawah harian : …………………………………………………… X Khatam
Maka santri ini ditetapkan :
Lulus/Diluluskan ke semester : ………………………… 5 Kondisi kehadiran : Bagus Cukup Kurang
Mengulang di semester
……………………………………
Penguji

( ………………………………………. )
Hasil Ujian Akhir Semester Perkembangan Tahsin/Tahfidz

Program Tahsin/Tilawah Selama Dua Semester


Periode : …………………..
Semester : …………………..
Nama Santri : ……..……………. Program Tahsin/Tilawah
Nama Pembimbing : …………………. 1 Kualitas tilawah : 60 70 80 90

Nilai 2 Surat yang dipelajari : …………………………………………………..


No Materi
Angka Huruf
3 Kualitas tilawah harian : …………………………………………………… X Khatam
1 Ujian Tilawah
3 Ujian Materi Ilmu Tajwid 4 Kondisi kehadiran : Bagus Cukup Kurang
4 Ujian Awal Semester
5 Ujian Akhir Semester
6 Laporan Tilawah Harian
Program Tahfidz Al-Qur’an
Total Nilai
Rata-Rata 1 Kualitas tilawah : 60 70 80 90

Catatan : ……………………. 2 Kualitas Hafalan : 60 70 80 90

3 Kualitas Muraja’ah : 60 70 80 90
Keputusan :
Dengan mempertimbangkan prestasi yang dicapai santri pada semester ………….. 4 Kualitas tilawah harian : …………………………………………………… X Khatam
Maka santri ini ditetapkan :
Lulus/Diluluskan ke semester : ………………………… 5 Kondisi kehadiran : Bagus Cukup Kurang
Mengulang di semester
……………………………………
Penguji

( ………………………………………. )
Absensi dan Laporan Kegiatan Tahsin/Tahfidz Laporan Kegiatan Tilawah Harian dan Muraja’ah

Semester : ……………Juz : …………… Bulan : …………………… Tahun :………………….. Semester : ……………..Juz : ……………Bulan : ……………… Tahun : ………………………….
Nilai Paraf Keterangan Tilawah Harian Muraja’ah Paraf Keterangan
Tgl Hari Surat Ayat Wali kelas Tim Guru C/B/SB Tgl
60 70 80 90 Surat/Juz Jumlah Hal Surat/Juz Jumlah Wali kelas Tim guru C/B/SB
Hal
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31

Keterangan : Cukup (C) Baik (B) Sangat Baik (SB)

Paraf Orang Tua: Paraf Orang Tua:

Anda mungkin juga menyukai