Anda di halaman 1dari 4

Prof. Dr. Zaghloul R. M.

El-Naggar
1. Lahir tanggal 17 November 1933, di desa Masyal, Basiun propinsi al-Gharbiyah.
2. Hidup dalam lingkungan keluarga yang taat beragama. Ia telah hafal al-Qur’an
semenjak usia 10 tahun.
3. Lulus dari Fakultas Sains Universitas Cairo tahun 1955
4. Melanjutkan studi ke Wales University Inggris dan meraih Ph.D pada tahun 1963 serta
fellowship Wales University pada tahun yang sama.
5. Karyanya lebih dari 45 buku, 150 artikel dan membimbing 45 thesis dan disertasi di
pelbagai perguruan tinggi.
6. Berpartisipasi dalam pembentukan Departemen Geologi, King Saud University, tahun
1959 sampai tahun 1967.
7. Bekerja sebagai konsultan ilmiah untuk Yayasan Riset Roberston, Inggris tahun 1963.
8. Terpilih sebagai anggota dewan redaksi “Journal of Foramimifeeral Research”yang
diterbitkan di New York tahun 1966.
9. Berpartisipasi dalam pembentukan Departemen Geologi di Kuwait University, dari
tahun 1967 sampai tahun 1978.
10. Terpilih sebagai penasehat “Journal Moslem Muásher”yang diterbitkan di Washington
tahun 1970.
11. Dianugerahi sebagai penelitian terbaik untuk Seminar Paleontology, Roma pada tahun
1970.
12. Guru besar dan dosen di Universitas Kuwait, Departemen Geologi tahun 1972.
13. Dosen di Universitas Qatar tahun 1978.
14. Professor di Universitas Kalifornia, Los Angeles, Amerika Serikat pada tahun 1977 –
1978.
15. Terpilih sebagai penasehat majalah ilmiah Rayan yang diterbitkan di Qatar tahun 1978.
16. Bekerja di Universitas Raja Fahd untuk minyak dan mineral dari tahun 1978 sampai
tahun 1996.
17. Terpilih sebagai penasehat untuk majalah ilmiah Ïslamic Sciences”yang diterbitkan di
India tahun 1978.
18. Berpartisipasi dalam pembentukan Faisol Islamic Bank Mesir tahun 1980.
19. Berpartisipasi dalam pembentukan Dubai Islamic di Kairo tahun 1980.
20. Terpilih sebagai anggota dewan Riset Dunia /islam di Kairo tahun 1981.
21. Berpartisipasi dalam pembentukan badan ilmiah dunia untuk keajaiban ilmiah dalam
al-Qurán al-Karim dan Sunnah yang suci (Asosiasi Dunia Islam) di Mekah al-
Mukarromah tahun 1981.
22. Terpilih sebagai anggota Dewan Editorial “Journal of African Earth Sciences”yang
diterbitkan di Paris tahun 1981.
23. Terpilih sebagai Fellow dari akademi Ilmu Pengetahuan Islam Internasional, dan
terpilih sebagai anggotanya tahun 1986.
24. Konsultan untuk Pendidikan tinggi di Institut arab di Khubr, Saudi arabia dari tahun
1996 sampai tahun 1999.
25. Anggota dewan pengawas “Majlis Amna’Al-Islamiyah Lil Ilam”di Inggris tahun 2000.
26. Mendapatkan Grant award dari Komunitas Ahli Paleontologi Mesir tahun 2000.
27. Menjabat sebagai Direktur Pascasarjana “Ma’had Markveld”di Inggris tahun 2000 –
2001.
28. Terpilih sebagai penasehat Musium Peradaban Islam di Swiss tahun 2001.
29. Bekerja menjadi ketua komite Äl—I’jaz – Al- Ílmi”Dewan Agung Urusan Islam di
Mesir dari tahun 2001 sampai sekarang.
30. Mendapatkan grant award dari Presiden Sudan, berupa medali emas dalam bidang ilmu
pengetahuan, adab dan seni tahun 2005.
31. Mendapatkan grant award dari Dubai Internasional untuk al-Qur’an Al-Karim dan
sunnah Nabawiyah, dengan julukan Äsy-Syakhsiyah Al-Islamiyah Al-Ula’tahu 2006,
1427 H.
PENDAHULUAN
Allah SWT Begitu banyak memberitahukan kepada manusia mengenai air. Dimana air
adalah merupakan karunia dan nikmat yang Allah limpahkan kepada manusia. Al-quran telah
merangkum makna penting air dan menghimbau perhatian kepadanya. Dengan mendalami Al-
quran, orang akan mengetahui bahwa air adalah merupakan tema utama dalam kehidupan
makhluk hidup dipermukaan bumi ini. “Air” disebutkan 73 kali. ”sungai” lebih dari lima puluh
kali dan “laut” lebih dari empat puluh kali, sedangkan kata “air mancur” ,”mata air”,”hujan”,
“hujan es”,”awan”, dan “angin” disebutkan agak jarang.1 Namun Al-quran bukanlah buku ajar
sains, dan ia tidak membahas aspek kimia dan fisika air. Sebaliknya Al-quran adalah kitab
petunjuk bagi umat manusia. Sebagaimana kita saksikan, Al-quran membahas tema air
menurut cara dan demi tujuannya sendiri. Air dilihat tidak saja sebagi unsur penting dan
bermanfaat, melainkan juga sebagi unsur yang memiliki signifikasi mendalam dengan akibat-
akibat yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan setiap muslim, masyarakat dan peradaban
Islam. Dalam membahas air yang mana merupakan salah satu sumber daya alam yang paling
berharga dimuka bumi ini. Al-quran berbicara tentang dua jenis air yaitu air tawar dan air laut,
yang satu laut dan tawar dan yang satu asin dan getir.
Sebagaimana yang terlihat , air tawar banyak disebutkan di dalam Al-quran. Meskipun
Al-quran menyatakan bahwa Allah lah pencipta segala sesuatu dan Dia pula yang memelihara
segala sesuatu itu. Dan bahwa Dia telah menciptakan segala sesuatu dan menetapkan ukuran-
ukuran yang serapi-rapinya. Kedua penyatuan tersebut memang bersifat aksiomatik dalam
Islam namun Al-quran sama sekali tidak menyatakan bahwa Allah telah menciptakan air tawar,
karena hal itu akan menimbulkan kesan terlalu jauh bagi si pembaca. Namun sebaliknya , Al-
quran melibatkan manusia ke dalam apa yang mereka bisa amati menyangkut proses-proses
yang menghasilkan air dalam melahirkan manfaat-manfaatnya dan menghimbau mereka untuk
melihat dan merenungkannya. Allah berfirman dalam surat Ar-Rum ayat 48; Surat Al-Baqarah
ayat 164; Surat ayat As-Sajdah 27.
Pernyataan-pernyataan seperti itu selalu di awali dengan “Allah lah”, “Dialah”. Untuk
mengingatkan bahwa sumber air tawar berasal dari Allah dan bukan manusia. Ini diberi
penekanan lebih lanjut oleh kata-kata yang signifikan “dari langit...”, yang langsung
mengalihkan sumber air dari wilayah dunuawi, tempat dimana manusia bisa mengaku-ngaku
bahwa merekalah yang membuatnya, dan menerangkan bagaiman Allah menurunkannya dari
sumber yang lebih tinggi itu. Pengulangan kalimat “dari langit” juga menarik perhatian kearah
paradoks permukaan bahwa langit mengandung air yang ditahan disana oleh kekuatanNya dan
kehendakNya Dia turunkan. Mengingat air mempunyai makna yang sangat vital, maka manusia
diingatkan dalam surat al-hijr ayat 21. Allah menggerakkan awan pembawa air sebagaiman
dijelaskan dalam surat Al-A’raf ayat 57 yaitu ketanah tertentu dan menyebabkan air itu jatuh
kepada siapa saja yang Dia kehendaki, dan mengalihkanya dari siapa saja yang Dia kehendaki.
Air menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah benda cair yang biasa terdapat
disumur, sungai, danau, dan yang mendidih pada suhu 100% C. 2 Air dalam bentuk cair hanya
dijumpai dibumi, sedangkan diluar bumi berbentuk gas atau es. Jarak antara orbit bumi dengan
matahari yang sedemikian rupa sehingga molekul-molekul air bumi sebagian besar selalu
tersedia dalam fase air. Allah menjelaskan dalam surah An-nur ayat 43 di dalam ayat ini Allah
menjelaskan Proses Penciptaan Air. Dalam ayat tersebut dapat diisimpulkan bahwa proses
terjadinya air hujan bermula dari awan yang mendung yang menggumpal dilangit, kemudian

1
Muhammad Abdul Halim, Memahami Al-quran Pendekatan Gaya &Tema, halaman;51
2
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi terbaru
awan tersebut saling mendorong, berkumpul dan bertumpuk-tumpuk, ketika udara di langit
dingin, terbentuklah embun atau bahkan membeku menjadi butiran-butiran es yang kemudian
berjatuhan kebumi. Awan yang bertumpuk-tumpuk sebagian menjadi air hujan, dan hanya
sebagian kecil yang membuka dan menjadi butiran-butiran es, karena itulah hujan tercurah
kebumi.3 Di dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa Allah SWT memberitahukan bahwa dia
mengarak awan dengan kekuasaanNya yang pada permulan penciptaannya itu ia dalam
keadaan lemah. “kemudian mengumpulkan diantaranya”, yakni menyatukan awan-awan
itu,”lalu menjadikannya bertumpuk-tumpuk sehingga kelihatann olehmu hujan keluar dari
celah-celahnya”.
Firman Allah bahwasannya Allah SWT pun menurunkan es dari langit, dari gumpalan
seperti gunung. Dalam penggalan ini , kata “gunung” merupakan kiasan untuk awan. Firman
Allah: ”Lalu ditimpakannya es itu kepada siapa yang Dia kehendaki”. Yang ditimpakan itu
ialah hujan es dari langit. Dan firman Allah:”Lalu ditimpakanya kepada siapa yang Dia
kehendaki”, berarti rahmat bagi manusia. “Dan dipalingkan dari siapa yang ia kehendaki”.
Berarti Dia tidak menurunkan hujan kepada mereka, dan kemungkina juga
bahwasannya”Kemudian ditimpakanNya es itu” , berarti azab bagi siapa yang di kehendaki.
Karena penimpaan es itu dapat merusak buah-buahan, tanaman dan pepohonan. Memalingkang
dari siapa yang Dia kehendaki berarti merupakan rahmat bagi mereka.4Demikianlah air yang
dibutuhkan manusia dan makhluk lainnya telah tersedia cukup, sesuai ukuran yang diperlukan
tidak lebih dan tidak kurang. Agar hujan tidak turun hanya satu tempat saja Allah SWT
menghembuskan angin untuk mendorong awan, sehingga hujan dapat tersebar diberbagai
tempat dan manfaatnya dapat dirasakan oleh makhlukNya dimanapun berada, begitulah
kekuasanya yang digambarkan oleh makhluknya. Allah berfirman dalam surat Az-zumar ayat
21. Lebih dari itu adanya keterkaitan Antara Al-Qurán dan Sains tentang Air, Jika kita
meninjau lebih jauh makna dan hakikat air baik ditinjau dari al-quran dan sains. Al-quran
menberikan petunjuk bagi manusia agar berfikir, merenung, menghayati dan melihat segala
apa yang telah Allah ciptakan bagi manusia yaitu berupa air. Ketika manusia telah
menggunakan akalnya untuk berfikir dan meneliti air lebih jauh dan dapat membuktikannya
bahwa aiar adalah merupan unsur terpenting dalam kehidupan makhluk hidup di planet bumi
ini. Hingga ilmu pengetahuan mampu menyibak tabir yang terkandung di dalam air sehingga
begitu pentingnya air bagi kehidupan.
Dapat disimpulkan bahwa Al-quran dan sains mempunyai keterkaitan diantara keduanya.
Al-quran menjelaskan secara global dan dapat dikatakan sebagai teori dan petunjuk dan ilmu
pengetahuan sebagai praktisi dalam mengungkap segala apa yang terkandung di dalam air
yang dalam bahasa ilmiahnya disebut H2O. Sebagaimana dalam wahyu Allah pertama di
jelaskan bahwa membaca...surat Al-alaq ayat 1-5

3
Kementrian Agama RI. Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-quran dan Sains, halaman : 164
4
Muhammad Nasib AR-Rifa’i. Kemudahan Dari Allah Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir jilid 3, halaman : 510

Anda mungkin juga menyukai