Anda di halaman 1dari 25

Salam Berkelimpahan untuk Seluruh Peserta Ekopesantren !

Dengan penuh kegembiraan dan semangat yang membara, kami hadirkan Ekopesantren –
sebuah inisiatif yang mengusung gagasan keberlanjutan lingkungan dan kepedulian akan alam di
tengah-tengah ruang keagamaan yang kita cintai, pesantren.

Ekopesantren merupakan wujud nyata komitmen pesantren dalam menjaga bumi yang
telah dianugerahkan kepada kita, bukan hanya sebagai tempat tinggal, tetapi sebagai warisan
yang perlu kita pelihara untuk generasi mendatang. Pesantren, sebagai pusat pembelajaran
agama, adalah tempat yang penuh dengan kearifan dan ilmu, dan kami yakin bahwa nilai-nilai
lingkungan juga merupakan bagian integral dari ajaran yang kita anut.

Melalui kegiatan ini, kami mengundang Anda semua untuk menjelajahi aspek penting
keberlanjutan yang terkait dengan lingkungan di pesantren. Ekopesantren bukan sekadar
serangkaian kegiatan, melainkan sebuah panggilan untuk bertindak, belajar, dan berbagi
pengetahuan untuk menciptakan perubahan yang berarti dalam menjaga bumi kita. Kami
berterima kasih kepada seluruh peserta, pembicara, dan panitia yang telah memberikan dukungan
dan dedikasi mereka untuk menjadikan Ekopesantren menjadi momentum yang membawa
inspirasi dan pengetahuan yang bernilai.

Selamat bergabung dalam perjalanan ini! Bersama-sama, mari kita menjadi agen
perubahan yang mampu menjaga lingkungan, bukan hanya untuk diri kita sendiri, tetapi juga
bagi seluruh umat manusia dan alam semesta ini.

Terima kasih atas partisipasi dan semangat kalian semua. Selamat mengikuti kegiatan
Ekopesantren!

Salam hangat

Isa Barid

1|S e ca r i k ca t a t a n p e m b e l a j a r a n Ek o p e s a n t r e n
A. Kurikulum pesantren berbasis lingkungan
Merupakan upaya untuk mengintegrasikan pemahaman agama dengan kesadaran akan
pentingnya menjaga lingkungan. Berikut ini beberapa poin yang bisa menjadi bagian dari
kurikulum semacam itu:

1. Pembelajaran Agama dan Lingkungan

Integrasi antara ajaran agama dengan nilai-nilai kelestarian lingkungan. Materi agama
disampaikan dengan konteks yang menekankan tanggung jawab menjaga alam.

2. Praktik Keberlanjutan

Pendidikan praktis tentang cara menjaga lingkungan sehari-hari, seperti pengelolaan


sampah, penggunaan air, penghijauan, dan praktik pertanian yang berkelanjutan.

3. Studi Kasus dan Diskusi

Mempelajari studi kasus terkait dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan,


membahas solusi berbasis agama dan prinsip-prinsip lingkungan dalam mengatasi
masalah ini.

4. Keterlibatan Komunitas

Melibatkan peserta didik dalam kegiatan nyata untuk menjaga lingkungan, seperti
program penanaman pohon, membersihkan lingkungan sekitar pesantren, atau proyek-
proyek konservasi.

5. Pelatihan Keterampilan

Memberikan keterampilan praktis terkait lingkungan, seperti pertanian organik, daur


ulang, atau teknik-teknik ramah lingkungan lainnya.

6. Pengajaran Etika Konsumsi

Mengajarkan pola konsumsi yang bertanggung jawab terhadap lingkungan, termasuk


pemilihan produk, penggunaan energi, dan cara hidup yang lebih berkelanjutan.

2|S e ca r i k ca t a t a n p e m b e l a j a r a n Ek o p e s a n t r e n
7. Pengembangan Kesadaran Sosial

Mendorong peserta didik untuk menjadi agen perubahan dalam masyarakat, menyebarkan
kesadaran tentang keberlanjutan dan pentingnya menjaga lingkungan.

8. Penguatan Spiritualitas

Membangun pemahaman bahwa menjaga alam adalah bagian dari ibadah dan tanggung
jawab sebagai manusia yang diberi amanah untuk merawat bumi.

Kurikulum semacam ini akan membantu mempersiapkan generasi yang tidak hanya
paham agama, tetapi juga memiliki kesadaran yang tinggi terhadap pentingnya menjaga
lingkungan untuk keberlangsungan hidup di masa depan.

B. Fiqih Lingkungan di Pesantren:

Mengintegrasikan Agama dan Konservasi Alam

Dalam era di mana tantangan lingkungan semakin mendesak, pesantren sebagai pusat
pembelajaran keagamaan memiliki peran penting dalam mengintegrasikan pemahaman agama
dengan kepedulian terhadap alam. Konsep fiqih lingkungan menjadi landasan utama dalam
membimbing peserta didik untuk menjadi pemelihara alam yang bertanggung jawab sesuai
ajaran Islam.

Filosofi Fiqih Lingkungan

Fiqih lingkungan menggabungkan ajaran agama dengan prinsip-prinsip keberlanjutan dan


konservasi alam. Pesantren tidak hanya menjadi tempat memahami aturan-aturan agama, tetapi
juga menekankan bagaimana ajaran tersebut berperan dalam menjaga dan merawat lingkungan.

3|S e ca r i k ca t a t a n p e m b e l a j a r a n Ek o p e s a n t r e n
Inti Kurikulum

Kurikulum fiqih lingkungan di pesantren meliputi:

1. Pemahaman Teologis : Memahami ayat-ayat al-Qur'an dan hadis-hadis yang menekankan


pentingnya menjaga alam sebagai bagian dari ketaatan kepada Allah.
2. Etika Lingkungan : Memperoleh pengetahuan mengenai nilai-nilai Islam terkait
pengelolaan alam dan perlindungan lingkungan sebagai bagian dari syariat Islam.
3. Praktik Berkelanjutan : Mendorong peserta didik untuk menerapkan prinsip-prinsip
keberlanjutan dalam kehidupan sehari-hari, seperti pengelolaan sampah, penghematan
air, dan pelestarian tanaman.
4. Aktivisme Lingkungan : Melibatkan peserta didik dalam kegiatan nyata untuk
melindungi alam sekitar pesantren, seperti penanaman pohon, program daur ulang, atau
kampanye kesadaran lingkungan.
5. Penelitian dan Pemahaman Mendalam : Mendorong peserta didik untuk melakukan
penelitian terkait isu-isu lingkungan dan mencari solusi berbasis agama untuk masalah-
masalah tersebut.

Beberapa prinsip fiqh lingkungan yang dapat ditemukan dalam Al-Quran dan hadits antara lain:

1. Pengelolaan Sumber Daya Alam : Al-Quran menekankan tentang pentingnya menjaga


dan memelihara bumi serta sumber daya alam yang ada di dalamnya. Ada banyak ayat
dalam Al-Quran yang menyinggung tentang keindahan alam dan tanggung jawab
manusia untuk merawatnya.
2. Kesadaran Lingkungan : Islam mengajarkan kesadaran tentang pentingnya menjaga
kelestarian lingkungan. Hadits Nabi Muhammad SAW menekankan pentingnya menjaga
kebersihan, menghormati alam, dan tidak melakukan pemborosan.

4|S e ca r i k ca t a t a n p e m b e l a j a r a n Ek o p e s a n t r e n
3. Pencegahan Kerusakan : Terdapat petunjuk dalam Islam yang melarang pemborosan
(Israf) dan merusak alam dengan sengaja (Musrif). Prinsip-prinsip ini membantu dalam
menghindari perilaku yang dapat merusak lingkungan.
4. Keadilan Lingkungan : Islam menekankan pada konsep keadilan, termasuk keadilan
lingkungan. Perlakuan yang adil terhadap lingkungan termasuk dalam ajaran Islam.

َّ َ ْ ِ َ َ َ ْ َّ ٌ ْ َ َ ْ ِ َ َ َ ْ َّ ُّ َ َ ٰ ً َ َ ِ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َّ َ ْ َ َ َ َ
ّ ‫وما خلقنا السماۤء والارض وما ةينىما ة‬
ۗ‫اطلاۗذ ّلك ظن ال ّذين كفروا فييل ّلل ّذين كفروا ّمن انَّ ّار‬

َّ ِ ْ َ َ ْ َّ ِ ْ ِ َ ْ َ ْ َ َْ َ ْ ِْ َ ٰ ّٰ ِ َ ْ ِ َ ٰ َ ْ َّ ِ َ ْ َ ْ َ
ْ ْ َ
‫ج كالمف ّس ّدين ّفى الار ّضِۖ ام نجعل المخ ّقين كالفج ّار‬ ّ ‫ام نجعل ال ّذين امَّيا وع ّمليا الص ّلد‬

Tafsir Ringkas Kemenag

27. (27) Allah menjelaskan bahwa Dia menjadikan langit, bumi, dan makhluk apa saja yang berada di
antaranya, tidak sia-sia. Langit dengan segala bintang yang menghiasi, matahari yang memancarkan sinarnya
di waktu siang, dan bulan yang menampakkan bentuknya yang berubah -ubah dari malam ke malam, sangat
bermanfaat bagi manusia. Begitu juga bumi dengan segala isinya, baik yang tampak di permukaan ataupun
yang tersimpan dalam perutnya, sangat besar artinya bagi kehidupan manusia. Semua itu diciptakan Allah atas
kekuasaan dan kehendak -Nya sebagai rahmat yang tak ternilai harganya.

Dari ayat tersebut di atas dapat diambil pelajaran bahwa hendaknya kita berbaik sangka, tidak
berburuk sangka kepada Allah, atas segala yang diciptakan-Nya di muka bumi ini. Yaitu bahwa Allah
telah menciptakan alam ini untuk kenyamanan dan kesejahteraan manusia. Sehingga kita hendaknya
beriman kepada Allah dan berbuat baik di muka bumi ini. Berbuat baik disini contohnya adalah dengan
menanam pohon, menikmati hasilnya dan tidak rakus mengeksploitasi alam secara berlebihan.
Selain itu, hendaknya kita tidak berburuk sangka terhadap Allah atas apa yang diciptakan-Nya. Jika ada
yang berburuk sangka terhadap Allah atas apa yang diciptakan--Nya, maka Allah akan murka dan
mengkategorikan orang tersebut sebagai orang yang kufur, yang balasannya adalah masuk neraka.
Naudzubillahi min dzalik.
Selanjutnya ayat Alquran Surat Al-Baqarah (2): 60 berikut ini juga menekankan bahwa Allah
memberikan rezeki kepada semua manusia dan melarang manusia berbuat kerusakan di muka bumi ini:

5|S e ca r i k ca t a t a n p e m b e l a j a r a n Ek o p e s a n t r e n
ْ َ ُ َ ْ َِْ َ ْ َ ٰ ْ ِ ٰ ْ َ ْ
ََ ‫اك ال َح َج َر َفانْ َف َج َر ْت م ْن ِه ْاذ َن َخا َع ْش َر َة َع ْي ًناۗ ََ ْد ََل‬ ْ ‫اضر‬ ‫ل‬‫ق‬ ‫ف‬ ‫ه‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫ق‬ ‫ل‬ َ
ّ ّ ۗ ‫ص‬‫ع‬ ‫ة‬ّ ‫ب‬ ّ ‫ا‬‫ن‬ ٖ ّ ّ ‫۞ و ّا ّذ استسقى مي‬
‫ى‬‫س‬

َ‫اّٰلل َو َلا َح ْع َر ْيا فى ْال َا ْرض ِم ْفسديْن‬


ّٰ ْ ْ ْ ِ َ َ ْ ِ ِ ْ ِ َ َ ْ َّ َ ِ ُّ ِ
ّ ّ ّ ّ ّ ‫كل ان ٍاس مشربهمۗ كليا واشرةيا ّمن ّرز ّق‬

“…dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: “Pukullah batu itu
dengan tongkatmu,” lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. sungguh tiap-tiap suku telah
mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah, dan
janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan….” (QS. Al Baqarah : 60)

Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa Allah memberikan rezeki kepada manusia yang disediakan-Nya
di bumi ini. Manusia hanya tinggal mencari tahu bagaimana memanfaatkan apa yang ada di muka bumi
ini untuk memenuhi keperluannya dengan catatan bahwa manusia tidak merusaknya, hanya
memanfaatkan dengan memeliharanya.

Selain ayat di atas, penekanan tentang larangan berbuat kerusakan di muka bumi dan kepastian bahwa
Allah akan memberikan rezeki kepada manusia yang berbuat baik dan bersyukur di muka bumi ini
dijelaskan dalam Alquran Surat Al-A’raf (7): 56-58 yang artinya sebagai berikut :

َْ ْ ِ ْ َ ٌ ْ َ ّٰ َ َ ْ َ َّ ً َ َ َّ ً ْ َ ِ ْ ِ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َْ ِ ِْ َ
ّ ‫َولا حف ّسد ْوا ّفى الا ْر ّض ةعد ّاصل ّاخىا وادعيه خيفا وطمعاۗ ّان رحمج‬
‫اّٰلل َ ّريب ّمن المد ّس ّنين‬

َْ َ َْ َ َ ِ ٰ ْ ً َ ً َ َ ْ ََّ َ َ ّٰٓ َ ْ َ ْ ََ ََْ ً ِْ َ ٰ ِ َّ ِ


َّ َ ِ َ ْ ِ ْ َ َ
‫ج فانزنَّا ّة ّه‬ ٍ ‫الريح بشراۢ ةين يدي رحم ّخ ٖهۗ ختى ّاذآ اَلج سداةا ّذقالا سقنه ّلتل ٍد م ّي‬ ّ ‫ووي ال ّذي ير ّسل‬
َّ
ٗ ِ َ َ ِ ِ ْ َ ِ َّ ِ َ َ ْ َ َ ْ ِ َّ َ َ ْ ِ َ َ ٰ ْ َ ْ ِ ْ ِ َ ٰ َ ٰ َ َّ ِ ْ َ ْ َ ْ ََ َ َ ْ
‫الماۤء فاخرجنا ّة ٖه ّمن ك ّل الرمر ّتۗكذ ّلك نخ ّرج الميتى لعلك َ حذكرون والتلد الط ّيب يخرج نباحه‬

َ ْ ِ ِ ْ َّ ْ َ ٰ ٰ ْ ِ ُ ِ َ ٰ َ ً َ َّ ِ ْ َ َ َ ِ َ ْ َّ َ َ ْ
ࣖ ‫ج ّلقي ٍم يشكرون‬ ِ
ّ ‫ّة ّاذ ّن ر ّة ٖهٖۚ وال ّذي خبد لا يخرج ّالا ن ّكداۗكذ ّلك نص ّرف الاي‬

“ Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan
Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).
Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan Dialah yang
meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga

6|S e ca r i k ca t a t a n p e m b e l a j a r a n Ek o p e s a n t r e n
apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami
turunkan hujan di daerah itu, Maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-
buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, Mudah-mudahan kamu
mengambil pelajaran. Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan
tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi
tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.” (QS Al A’raf 56-58)

Dari ayat tersebut di atas, dapat dipahami bahwa Allah memperhatikan kesejahteraan manusia di muka
bumi ini dengan, misalnya diturunkannya hujan, yang memungkinkan pepohonan tumbuh dan
menghasilkan buah yang bisa dinikmati manusia. Dengan ini semua, diharapkan manusia dapat bersyukur
dan berdoa dengan penuh harap kepada Allah, senantiasa memelihara karunia Allah dan tidak berbuat
kerusakan.

Contoh berbuat kerusakan pada masa sekarang, misalnya dengan tidak mematikan listrik ketika tidak
menggunakannya (mubazir), tidak menutup keran saat keluar dari kamar mandi sehingga kemudian air
terbuang begitu saja, padahal untuk mengeluarkan air dari keran itu sendiri membutuhkan energi listrik,
mengemas barang dengan terlalu banyak bungkus (overwrap) sehingga memperbanyak sampah yang
penghancurannya membutuhkan waktu ratusan tahun, memilih menggunakan transportasi pribadi ketika
sebenarnya akan lebih menghemat energi dan uang jika menggunakan transportasi umum serta yang lebih
besar lagi dampaknya bagi banyak orang yaitu menebang pepohonan di hutan tanpa diimbangi dengan
penanamannya kembali atau melakukan pengeboran tanpa memperhatikan dampaknya terhadap
masyarakat di sekitarnya, seperti yang terjadi pada kasus sebuah perusahaan yang melakukan pengeboran
di Jawa Timur. Keinginan untuk mendapatkan keuntungan pribadi yang berlimpah mengakibatkan
seseorang tidak berfikir panjang tentang dampak lingkungan yang diakibatkan jika penebangan pohon
besar-besaran dan pengeboran tersebut dilakukan.

Penekanan larangan merusak dan mengeksploitasi alam tanpa memperhatikan pemeliharaannya juga
dinyatakan dalam Alquran Surat Ar-Rum (30): 41-42 berikut ini:
ْ ِ َ ْ ِ ِ َّ َ َ ْ ِ َ ْ َّ َ ْ َ ِ َ َّ َ ْ َ َ َ ْ َْ َ َْ ِ َ َْ َ َ َ
ْ َ ْ ْ ْ ِ ْ َ
‫ظىر الفساد ّفى الب ّر وانبد ّر ّةما كسبج اي ّدى انَّ ّاس ّلي ّذيقى َ ةعض ال ّذي ع ّمليا لعلى َ ير ّجعين َل‬

َ َّ
َ ْ ْ ُّ ْ ِ ِ َ ْ َ َ ِ ْ َ ْ َ ْ ِ َ َ َ َ َ ْ َ ْ ِ ِ ْ َ َْ
‫ّس ْي ِر ْوا ّفى الا ْر ّض فانظروا كيف كان َ ّاَتث ال ّذين ّمن َتلۗكان اكثرو َ مش ّر ّكين‬

7|S e ca r i k ca t a t a n p e m b e l a j a r a n Ek o p e s a n t r e n
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah
merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar). Katakanlah: “Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan
orang-orang yang terdahulu. kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan
(Allah).” (QS. Ar Rum 41-42)

Ayat tersebut dengan jelas menyatakan bahwa segala kerusakan di muka bumi ini adalah akibat ulah
manusia yang akibatnya akan kembali kepada manusia itu sendiri. Misalnya, sekarang manusia sudah bisa
merasakan cuaca yang semakin panas akibat penggunaan sumber alam yang berlebihan seperti listrik
untuk lemari pendingin (kulkas) atau pendingin ruangan (Air Conditioner/AC), yang dibiarkan menyala
siang dan malam, entah digunakan atau tidak. Belum lagi penggunaan bahan bakar minyak untuk industri
dan transportasi yang mengeluarkan asap polusi sehingga dapat mempertipis lapisan ozon yang
menyelimuti bumi. Itu semua dapat meningkatkan suhu udara di luar ruangan dan melelehnya es di kutub
utara dan selatan sehingga tingkat air laut meninggi yang pada jangka waktu yang panjang bisa
menenggelamkan sebagian pulau-pulau yang ada di bumi. Itu semua adalah karena ulah keserakahan
manusia.

Jika tidak segera dihentikan, maka akibat dari kerusakan tersebut akan dirasakan semua penghuni bumi
tanpa kecuali. Contoh kecil bencana alam tersebut pada masa sekarang adalah adanya bencana banjir di
Jakarta pada tiga belas tahun terakhir ini yang tidak pandang bulu menimpa siapa saja. Oleh karena itu,
semua manusia, hendaknya memikirkan bagaimana langkah penanggulangan penyelamatan lingkungan
tersebut, bukan hanya mengandalkan usaha pemerintah. Sekeras apa pun pemerintah berusaha dan
memikirkan solusinya, tidak akan terlaksana tanpa dukungan masyarakat, yang misalnya tetap membuang
sampah ke sungai atau menggunakan plastik secara berlebihan.

Pemahaman tentang fiqh lingkungan terus berkembang seiring dengan perubahan lingkungan
dan tantangan-tantangan baru yang dihadapi manusia. Para ulama dan cendekiawan Islam terus
melakukan penelitian dan memberikan interpretasi berdasarkan ajaran Islam untuk menjawab
permasalahan lingkungan masa kini.

Pentingnya pelestarian lingkungan sudah tersemat dalam ajaran Islam, dan sekarang ini, semakin
banyak upaya untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip ini ke dalam kebijakan dan praktik
kehidupan sehari-hari umat Islam di seluruh dunia.

8|S e ca r i k ca t a t a n p e m b e l a j a r a n Ek o p e s a n t r e n
penjelasan terkait hadits tentang menjaga lingkungan. Hadits melestarikan lingkungan dan alam
seyogianya merupakan prinsip-prinsip yang memandu bagaimana cara manusia mengelola dan
memanfaatkan sumber daya alam dengan cara yang bertanggung jawab dan berkelanjutan,
sehingga sumber daya alam dapat digunakan untuk kepentingan generasi sekarang dan masa
depan.

Rasulullah Saw menganjurkan kepada umatnya untuk selalu menjaga dan merawat alam.
Anjuran Nabi bisa diketahui dari hadis-hadis yang termaktub di berbagai kitab.

4 Hadits Tentang Menjaga Lingkungan

Untuk terwujudnya pelestarian alam perlu kiranya untuk memperhatikan prinsip-prinsip berikut.
Diantaranya;

Pertama; Menjaga lingkungan bersih dan sehat. Penting bagi setiap individu untuk memahami
dan mematuhi larangan mencemarkan lingkungan. Pada satu kesempatan Nabi pernah
mengingatkan umatnya agar tidak merusak lingkungan. dimana Rasulullah Saw bersabda;

“Muad bin Jabal berkata, Rasulullah Saw bersabda, waspadalah terhadap tiga hal:
kotoran yang ada di sumber, mengotori tengah jalan dan tempat yang teduh”HR. Abi
Daud

9|S e ca r i k ca t a t a n p e m b e l a j a r a n Ek o p e s a n t r e n
Kedua; Menghilangkan segala macam bahaya yang ada di jalan. Adanya tujuan
seperti ini, salah satu ialah memastikan keselamatan orang yang berkendara. Nabi
Muhammad Saw bersabda:

“Abi Said al-Khudri Ra berkata, Nabi Saw bersabda, Hindarilah nongkrong di jalan. Lalu mereka
berkata, kami tidak dapat meninggalkannya karena itu tempat kami berbincang-bincang.

Nabi bersabda, kalau kalian enggan meninggalkan tongkrongan (di pinggir jalan) maka
tunaikanlah hak-hak jalan. Sahabat lalu bertanya, apa hak jalan itu?.

Beliau menjawab, menundukkan pandangan, menahan diri dari bahaya, mengembalikan


kedamaian, menyuruh yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar”HR. Al-Bukhari

Ketiga ;Menjaga kebersihan lingkungan. hal ini merupakan salah satu cara untuk memastikan
bahwa lingkungan sekitar tetap bersih, sehat, dan nyaman bagi semua orang. Rasulullah Saw
bersabda

“Dari Abi Dar, Nabi Saw bersabda, Semua amalan umatku ditampakkan kepadaku, baik dan
buruknya. Aku dapatkan di antara amal kebaikan adalah menghilangkan bahaya yang ada di
jalan. Dan aku temukan di antara amalan yang buruk adalah membuang ingus di masjid dan
tidak dibersihkan”HR. Ibnu Majah

10 | S e c a r i k c a t a t a n p e m b e l a j a r a n E k o p e s a n t r e n
Keempat; Anjuran untuk menghidupkan lahan mati dengan cara menanaminya dengan pohon.
Adanya anjuran demikian bertujuan untuk membantu mengatasi masalah lingkungan dan
memastikan bahwa lingkungan tetap lestari. Rasulullah Saw bersabda:

“Jabir berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda, Tidaklah seorang muslim menanam pohon
kecuali buah yang dimakannya menjadi sedekah, yang dicuri menjadi sedekah, yang dimakan
binatang buas adalah sedekah, yang dimakan burung adalah sedekah, dan tidak diambil
seseorang kecuali menjadi sedekah”HR. Muslim

Demikian penjelasan tentang qur’an dan hadits seputar prinsip merawat, menjaga dan
melestarikan lingkungan alam.

Implementasi dalam Kehidupan Sehari-hari

Pesantren menjadi wahana untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, di mana
nilai-nilai lingkungan diaplikasikan dalam setiap aspek kehidupan: dari tata tertib pesantren yang
ramah lingkungan hingga kegiatan pembelajaran yang mengintegrasikan pengetahuan agama
dengan praktik konservasi.

Dampak dan Harapan

Dengan mengintegrasikan fiqih lingkungan, pesantren dapat mencetak generasi yang


tidak hanya memahami agama dengan baik, tetapi juga memiliki kesadaran yang tinggi terhadap
pentingnya merawat alam. Harapannya, peserta didik akan menjadi agen perubahan yang mampu
menyebarkan kesadaran akan lingkungan di masyarakat.

Fiqih lingkungan di pesantren bukan hanya tentang memahami ajaran agama, tetapi juga
tentang menghidupkan nilai-nilai agama dalam tindakan nyata untuk menjaga alam, seiring
dengan peran kita sebagai khalifah di bumi.

C. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang lingkungan di pesantren


dapat dilakukan melalui beberapa langkah strategis:

1. Pelatihan dan Workshop

11 | S e c a r i k c a t a t a n p e m b e l a j a r a n E k o p e s a n t r e n
Mengadakan pelatihan reguler atau workshop bagi para ustadz, kyai, dan tenaga
pendidik pesantren tentang konsep-konsep lingkungan dalam Islam, praktik-praktik
keberlanjutan, serta strategi pengajaran yang mengintegrasikan fiqih lingkungan.

2. Kurikulum Terpadu

Mengembangkan kurikulum yang terintegrasi dengan pemahaman lingkungan,


menekankan pada nilai-nilai keberlanjutan, konservasi, dan tanggung jawab terhadap
alam dalam setiap mata pelajaran agama dan non-agama.

3. Pendidikan Formal dan Non-Formal

Mendorong peserta didik untuk terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler atau


kelompok studi terkait lingkungan, seperti klub lingkungan atau kegiatan sukarela yang
berfokus pada pelestarian alam.

4. Pembangunan Infrastruktur Ramah Lingkungan

Mengintegrasikan konsep-konsep ramah lingkungan dalam infrastruktur


pesantren, misalnya dengan menghadirkan fasilitas daur ulang, penggunaan energi
terbarukan, atau sistem pengelolaan sampah yang efisien.

5. Kemitraan dengan Ahli Lingkungan

Membangun kemitraan dengan ahli lingkungan dari luar pesantren, seperti


lembaga penelitian, organisasi lingkungan, atau perusahaan yang berkomitmen pada
keberlanjutan, untuk memberikan wawasan dan dukungan dalam pengembangan inisiatif
lingkungan.

6. Pengembangan Proyek Konservasi

Mendorong peserta didik untuk terlibat dalam proyek-proyek konservasi, seperti


penanaman pohon, pengelolaan lahan, atau kampanye penyadaran lingkungan, sehingga
mereka dapat belajar dari pengalaman langsung.

7. Penghargaan dan Pengakuan

12 | S e c a r i k c a t a t a n p e m b e l a j a r a n E k o p e s a n t r e n
Memberikan penghargaan atau pengakuan kepada individu atau kelompok dalam
pesantren yang telah berkontribusi secara signifikan dalam menjaga dan melestarikan
lingkungan, untuk mendorong semangat dan motivasi yang lebih tinggi.

Melalui upaya-upaya ini, pesantren dapat menjadi pusat pembelajaran yang tidak
hanya menekankan aspek keagamaan, tetapi juga memberdayakan peserta didik untuk
menjadi agen perubahan dalam menjaga lingkungan, sejalan dengan ajaran agama Islam
tentang keberlanjutan dan konservasi alam.

D. Lahan pesantren

Memiliki potensi besar untuk menjadi pusat kegiatan pelestarian lingkungan yang
berkelanjutan. Penjelasan mengenai lahan pesantren untuk pelestarian lingkungan dapat
disajikan sebagai berikut:

Lahan Pesantren sebagai Model Konservasi Alam

i. Penggunaan Lahan Multifungsi : Lahan pesantren tidak hanya menjadi tempat


pendidikan agama, tetapi juga dapat difungsikan sebagai model konservasi alam.
Bagian-bagian lahan dapat dialokasikan untuk berbagai kegiatan yang mendukung
kelestarian lingkungan, seperti area pertanian organik, kebun herbal, lahan hijau,
dan ruang terbuka alam.
b. Praktik Pertanian Berkelanjutan : Mengimplementasikan teknik pertanian yang
ramah lingkungan, seperti pertanian organik atau permaculture, yang tidak hanya
menghasilkan produk makanan yang sehat tetapi juga menjaga kesuburan tanah
dan ekosistem sekitarnya.
c. Konservasi Air dan Tanah : Penerapan sistem penampungan air, penggunaan
teknik-teknik irigasi yang efisien, serta praktik-praktik konservasi tanah untuk
mencegah erosi dan penurunan kualitas tanah.
d. Pengelolaan Sampah dan Daur Ulang : Menyediakan fasilitas pengelolaan sampah
yang efektif, seperti pengomposan, daur ulang limbah organik, dan pengurangan
limbah plastik, untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar.

13 | S e c a r i k c a t a t a n p e m b e l a j a r a n E k o p e s a n t r e n
e. Keanekaragaman Hayati : Membangun zona-zona hijau yang mendukung
keberadaan berbagai jenis tumbuhan dan hewan untuk memelihara
keanekaragaman hayati di sekitar pesantren.
f. Edukasi dan Pengajaran: Menggunakan lahan pesantren sebagai laboratorium
hidup untuk memberikan pendidikan praktis kepada para santri dan masyarakat
sekitar tentang praktik-praktik pelestarian lingkungan.

Manfaat dari Lahan Pesantren yang Berkelanjutan

1. Peningkatan Kesadaran Lingkungan : Melalui interaksi langsung dengan lahan


yang dijaga dengan baik, individu dapat lebih memahami pentingnya menjaga
lingkungan dan merasakan manfaatnya secara langsung.
2. Sumber Pembelajaran yang Aktif : Lahan pesantren yang berkelanjutan dapat
menjadi sumber pembelajaran yang aktif bagi para santri dan masyarakat sekitar,
menawarkan contoh nyata tentang bagaimana menjaga alam secara efektif.
3. Pengembangan Kemandirian : Melalui kegiatan yang terkait dengan pengelolaan
lingkungan, pesantren dapat membantu membangun kemandirian dalam hal
pertanian, pengelolaan sumber daya alam, dan pengurangan limbah.
4. Kontribusi terhadap Masyarakat : Pesantren dapat menjadi contoh yang
menginspirasi masyarakat sekitar untuk menerapkan praktik pelestarian
lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan memanfaatkan lahan pesantren sebagai model pelestarian lingkungan, pesantren


dapat menjadi agen perubahan yang berdampak positif bagi lingkungan sekitar serta melibatkan
peserta didik dan masyarakat dalam upaya konservasi alam.

E. Sumber daya air di pesantren

Sumber daya air di pesantren dapat menjadi aset berharga untuk keberlangsungan
kehidupan sehari-hari serta menjadi bagian penting dalam upaya pelestarian lingkungan.
Beberapa sumber daya air yang biasa ditemui di pesantren meliputi:

14 | S e c a r i k c a t a t a n p e m b e l a j a r a n E k o p e s a n t r e n
1. Sumur dan Mata Air

Pesantren sering kali memiliki sumur atau mata air sebagai sumber utama air
bersih. Menjaga kebersihan serta ketersediaan air dari sumur atau mata air ini menjadi
prioritas dalam kegiatan sehari-hari.

2. Pengelolaan Air Hujan

Pengumpulan air hujan melalui sistem penampungan yang efisien merupakan cara
yang baik untuk mengelola sumber daya air. Air hujan dapat dimanfaatkan untuk
kebutuhan non-potabel seperti irigasi, membersihkan area pesantren, dan keperluan
lainnya.

3. Pengelolaan Saluran Air

Pengelolaan saluran air, seperti got-got atau parit-parit, untuk mengarahkan air
hujan ke tempat yang tepat dan mencegah genangan yang dapat mengganggu kegiatan
sehari-hari.

4. Konservasi Air Tanah

Konservasi air tanah adalah hal penting untuk menjaga ketersediaan air dalam
jangka panjang. Memperhatikan keberadaan tanaman penahan erosi, penggunaan teknik
pertanian yang hemat air, serta mengurangi limbah kimia yang dapat mencemari sumber
air tanah.

5. Pendidikan tentang Penggunaan Air

Mengedukasi para santri dan masyarakat sekitar tentang pentingnya penggunaan


air yang hemat dan bijaksana, serta memberikan pemahaman tentang cara memelihara
kebersihan sumber air yang ada.

Manfaat dan Tantangan

Sumber daya air yang dikelola dengan baik di pesantren tidak hanya mendukung
kebutuhan sehari-hari, tetapi juga memberikan manfaat dalam menjaga lingkungan:

15 | S e c a r i k c a t a t a n p e m b e l a j a r a n E k o p e s a n t r e n
1. Kemandirian : Membangun kemandirian dalam penyediaan air bersih
untuk kebutuhan sehari-hari pesantren.
2. Pelestarian Lingkungan : Melalui pengelolaan air yang bijaksana,
pesantren dapat menjadi model dalam upaya pelestarian air dan
lingkungan.
3. Tantangan : Tantangan utama meliputi ketersediaan air yang tidak stabil,
polusi, dan pengelolaan yang belum optimal.

Dengan memahami pentingnya sumber daya air dalam kehidupan sehari-hari dan
untuk keberlanjutan lingkungan, pesantren dapat mengembangkan strategi yang efektif
dalam pengelolaan serta pelestarian sumber daya air untuk masa depan yang lebih baik.

F. Hidup Sehat

Hidup sehat di pesantren melibatkan praktik-praktik sehat fisik, mental, dan spiritual.
Berikut adalah beberapa aspek yang bisa diperhatikan:

1. Pola Makan Sehat

Makanan bergizi adalah pondasi hidup sehat. Pesantren bisa menyediakan


makanan seimbang yang kaya akan nutrisi, dengan memperhatikan variasi jenis makanan
serta porsi yang tepat.

2. Kegiatan Fisik

Aktivitas fisik sangat penting untuk kesehatan. Pesantren bisa mengintegrasikan


kegiatan olahraga, seperti senam pagi, jalan santai, atau bahkan kelas olahraga
terstruktur.

3. Kebersihan Lingkungan

16 | S e c a r i k c a t a t a n p e m b e l a j a r a n E k o p e s a n t r e n
Menjaga kebersihan lingkungan pesantren, mulai dari sanitasi yang baik hingga
pemeliharaan kebersihan ruang tidur, dapur, dan fasilitas umum lainnya, merupakan
bagian penting dari hidup sehat.

4. Kesehatan Mental dan Emosional

Memberikan ruang untuk refleksi, meditasi, dan diskusi yang mendukung


kesehatan mental. Pesantren bisa memiliki program pembinaan kesehatan mental, seperti
konseling atau ceramah tentang manajemen stres.

5. Lingkungan Sosial yang Mendukung

Pembentukan lingkungan yang aman, inklusif, dan penuh kepedulian sosial sangat
penting. Ini membantu para santri merasa terhubung, nyaman, dan mendukung satu sama
lain.

6. Pendidikan Kesehatan

Melakukan pendidikan kesehatan terkait kebiasaan hidup sehat, seperti pola


makan yang baik, olahraga, tidur yang cukup, dan cara-cara mengelola stres.

7. Manajemen Waktu

Mengatur jadwal yang seimbang antara kegiatan keagamaan, belajar, dan waktu
istirahat. Memberikan waktu yang cukup untuk istirahat juga penting untuk menjaga
kesehatan.

8. Kebersihan Pribadi

Menanamkan kebiasaan menjaga kebersihan diri, mulai dari mandi, menyikat


gigi, hingga menjaga kebersihan pakaian, membantu dalam mencegah penyebaran
penyakit.

17 | S e c a r i k c a t a t a n p e m b e l a j a r a n E k o p e s a n t r e n
9. Pengetahuan Kesehatan

Memberikan pengetahuan tentang kesehatan kepada para santri, seperti cara


mengenali gejala penyakit umum dan tindakan pencegahan.

Melalui integrasi praktik sehat ini dalam kehidupan sehari-hari, pesantren dapat menjadi
lingkungan yang mendukung pertumbuhan holistik para santri baik dari segi fisik, mental,
maupun spiritual.

G. Pengelolaan sampah dan limbah

Pengelolaan sampah dan limbah di pesantren dapat dilakukan melalui langkah-langkah


berikut:

1. Pemisahan Sampah

Mengajarkan dan menerapkan pemisahan sampah menjadi kategori organik, non-


organik, dan limbah berbahaya. Menyediakan tempat sampah terpisah untuk
memudahkan proses daur ulang atau pengolahan lebih lanjut.

2. Daur Ulang dan Kompos

Mendorong praktik daur ulang untuk material seperti kertas, plastik, dan kaca
yang bisa diolah kembali. Sementara itu, sampah organik dapat dijadikan kompos untuk
keperluan pertanian di pesantren.

3. Reduksi Penggunaan Plastik

Menggalakkan penggunaan kantong belanja atau wadah yang bisa digunakan


berulang kali untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

4. Pengelolaan Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Mengidentifikasi, memisahkan, dan mengelola limbah B3 seperti baterai, lampu


pijar, atau limbah elektronik secara terpisah dengan cara yang aman dan sesuai peraturan.

18 | S e c a r i k c a t a t a n p e m b e l a j a r a n E k o p e s a n t r e n
5. Edukasi dan Kampanye Lingkungan

Memberikan pengetahuan kepada santri dan staf tentang pentingnya pengelolaan


sampah yang baik melalui ceramah, poster, atau kegiatan edukasi lainnya.

6. Kerjasama dengan Pihak Eksternal

Bekerja sama dengan pihak-pihak eksternal seperti pemerintah setempat, lembaga


lingkungan, atau perusahaan daur ulang untuk pengelolaan sampah yang lebih efektif.

7. Kreativitas dalam Pengolahan Sampah

Mendorong inovasi dan kreativitas dalam pengolahan sampah, misalnya dengan


mengadakan kontes seni dari bahan-bahan daur ulang, atau menciptakan produk-produk
bernilai dari sampah.

8. Monitoring dan Evaluasi

Melakukan monitoring secara rutin terhadap kegiatan pengelolaan sampah,


mengevaluasi keberhasilan program, dan melakukan perbaikan jika diperlukan untuk
meningkatkan efektivitasnya.

9. Implementasi Kebijakan Lingkungan

Mengadopsi kebijakan yang jelas terkait pengelolaan sampah di pesantren dan


memastikan agar semua pihak terlibat aktif dalam menjalankan kebijakan tersebut.

Dengan mengimplementasikan langkah-langkah ini, pesantren dapat menjadi contoh


yang baik dalam pengelolaan sampah dan limbah yang bertanggung jawab, mendukung upaya
pelestarian lingkungan, serta mengajarkan nilai-nilai pentingnya menjaga lingkungan kepada
para santri dan komunitas sekitar.

19 | S e c a r i k c a t a t a n p e m b e l a j a r a n E k o p e s a n t r e n
H. Sumber daya energy

Sumber daya energi di pesantren dapat dikelola dengan lebih efisien dan berkelanjutan.
Beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengelola sumber daya energi di pesantren meliputi:

1. Energi Terbarukan

Mendorong penggunaan energi terbarukan seperti panel surya, turbin angin kecil,
atau sistem pemanas air tenaga surya. Energi terbarukan bisa digunakan untuk memenuhi
kebutuhan listrik di pesantren.

2. Konservasi Energi

Mengedukasi para santri dan staf tentang pentingnya konservasi energi, seperti
matikan lampu yang tidak digunakan, gunakan peralatan listrik yang efisien energi, dan
rutin melakukan perawatan terhadap peralatan agar tetap efisien.

3. Penyuluhan Efisiensi Energi

Menyelenggarakan penyuluhan atau workshop mengenai efisiensi energi kepada


para santri, staf, dan masyarakat sekitar untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya
menghemat energi.

4. Pemanfaatan Biogas

Memanfaatkan limbah organik dari dapur pesantren atau peternakan untuk


menghasilkan biogas, yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif untuk
memasak atau keperluan lainnya.

5. Penggunaan Teknologi Ramah Lingkungan

Menggunakan peralatan atau teknologi ramah lingkungan yang membutuhkan


energi lebih sedikit, seperti lampu LED, peralatan dapur hemat energi, atau penggunaan
alat transportasi yang lebih efisien.

20 | S e c a r i k c a t a t a n p e m b e l a j a r a n E k o p e s a n t r e n
6. Monitoring Konsumsi Energi

Melakukan monitoring terhadap konsumsi energi secara berkala untuk


mengetahui pola penggunaan energi, serta mengevaluasi dan menyesuaikan kebijakan
penghematan energi.

7. Kebijakan Pengelolaan Energi

Menerapkan kebijakan yang mendukung penghematan energi di pesantren,


misalnya dengan menetapkan waktu penggunaan listrik tertentu atau mengatur suhu
udara dalam bangunan.

8. Investasi pada Infrastruktur Ramah Lingkungan

Menginvestasikan pada infrastruktur yang mendukung efisiensi energi jangka


panjang, seperti peralatan hemat energi atau penggunaan bahan bangunan yang ramah
lingkungan.

Dengan mengelola sumber daya energi dengan cerdas dan berkelanjutan, pesantren dapat
mengurangi dampak lingkungan dari konsumsi energi, menekan biaya operasional, serta
memberikan contoh yang baik dalam penggunaan energi yang ramah lingkungan kepada santri
dan masyarakat sekitar.

I. Transportasi dan mobilitas

Transportasi dan mobilitas di pesantren dapat dikelola dengan cara yang mendukung
praktik ramah lingkungan serta memberikan kenyamanan bagi para santri dan staf. Beberapa
langkah yang dapat diambil dalam pengelolaan transportasi di pesantren:

1. Promosi Transportasi Berkelanjutan


Mendorong penggunaan transportasi berkelanjutan seperti berjalan kaki, sepeda, atau
kendaraan listrik untuk perjalanan di dalam pesantren, terutama untuk jarak pendek.

21 | S e c a r i k c a t a t a n p e m b e l a j a r a n E k o p e s a n t r e n
2. Penyediaan Infrastruktur untuk Sepeda
Menyediakan fasilitas parkir sepeda yang aman dan nyaman, serta memperbaiki
infrastruktur jalan di sekitar pesantren agar lebih ramah bagi pejalan kaki dan pengguna
sepeda.

3. Transportasi Umum
Mempromosikan penggunaan transportasi umum atau bersama, seperti bis atau kendaraan
berbagi, untuk perjalanan ke luar pesantren, jika memungkinkan.

4. Penggunaan Kendaraan yang Efisien


Menggunakan kendaraan dengan mesin yang efisien dan ramah lingkungan, serta
mengadopsi kebijakan untuk membatasi penggunaan kendaraan pribadi yang
berkontribusi pada polusi.

5. Rencana Perjalanan Bersama


Mengkoordinasikan rencana perjalanan bersama untuk mengurangi jumlah perjalanan
yang dilakukan secara individual, terutama dalam kegiatan atau acara pesantren.

6. Edukasi tentang Transportasi Ramah Lingkungan


Memberikan informasi dan edukasi kepada para santri dan staf tentang manfaat
penggunaan transportasi ramah lingkungan dan dampaknya terhadap lingkungan.

7. Penggunaan Teknologi untuk Pengelolaan Mobilitas


Memanfaatkan teknologi seperti aplikasi transportasi bersama, pemesanan transportasi
online, atau sistem ride-sharing untuk memfasilitasi perjalanan yang lebih efisien dan
terorganisir.

8. Pemantauan dan Evaluasi


Melakukan pemantauan terhadap pola perjalanan dan mobilitas di pesantren, serta
mengevaluasi strategi yang digunakan untuk terus meningkatkan efisiensi dan
keberlanjutan.

22 | S e c a r i k c a t a t a n p e m b e l a j a r a n E k o p e s a n t r e n
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, pesantren dapat mempromosikan
praktik mobilitas yang lebih ramah lingkungan, mengurangi dampak negatif terhadap
lingkungan sekitar, dan mengajarkan nilai-nilai pentingnya transportasi berkelanjutan
kepada seluruh komunitas pesantren.

J. Keanekagaragaman hayati

Keanekaragaman hayati di pesantren bisa menjadi aset penting dalam pendidikan


lingkungan dan keberlanjutan. Beberapa cara untuk menjaga keanekaragaman hayati di
pesantren meliputi:

1. Pelestarian Tanaman Lokal


Menanam dan menjaga tanaman-tanaman lokal yang khas pada area pesantren untuk
melestarikan biodiversitas regional. Ini bisa mencakup penanaman tanaman obat
tradisional, tanaman buah-buahan khas daerah, atau tanaman endemik lainnya.

2. Konservasi Hutan dan Lahan


Mempertahankan area hutan kecil atau lahan terbuka yang ada di pesantren sebagai
habitat bagi berbagai jenis flora dan fauna lokal. Ini juga bisa menjadi sarana pendidikan
alam bagi para santri.

3. Penanaman Pohon dan Reboisasi


Mengadakan program penanaman pohon secara berkala untuk mendukung reboisasi dan
pelestarian ekosistem. Kegiatan ini dapat melibatkan para santri dan staf pesantren.

4. Pendidikan tentang Keanekaragaman Hayati


Mengintegrasikan pendidikan tentang keanekaragaman hayati ke dalam kurikulum
pesantren, seperti mengajar tentang ekosistem, keanekaragaman hayati, peran tumbuhan,
dan hewan dalam menjaga keseimbangan lingkungan.

5. Penelitian dan Studi Lapangan

23 | S e c a r i k c a t a t a n p e m b e l a j a r a n E k o p e s a n t r e n
Mendorong para santri untuk melakukan penelitian keanekaragaman hayati di sekitar
pesantren sebagai bagian dari pengembangan ilmu pengetahuan dan pemahaman tentang
lingkungan.

6. Penghijauan dan Taman Konservasi


Membangun taman konservasi kecil di pesantren untuk menjaga keberagaman flora dan
fauna, serta mengedukasi para santri tentang pentingnya menjaga keanekaragaman
hayati.

7. Perlindungan Satwa Liar


Memperhatikan perlindungan satwa liar yang mungkin ada di sekitar pesantren, dan
mempromosikan sikap ramah terhadap lingkungan dan satwa liar kepada seluruh
komunitas pesantren.

8. Kolaborasi dengan Komunitas Lokal


Bekerjasama dengan komunitas lokal atau lembaga konservasi untuk mendapatkan
pemahaman lebih dalam tentang keanekaragaman hayati di sekitar pesantren dan
mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk melestarikannya.

Keanekaragaman hayati di pesantren tidak hanya memberikan manfaat bagi lingkungan


tetapi juga merupakan sumber pembelajaran yang kaya akan nilai-nilai lingkungan dan
kesadaran akan pentingnya menjaga keberagaman alam.

"Melalui konsep ekopesantren, terbukti bahwa pesantren tidak hanya menjadi tempat
pembelajaran agama, tetapi juga pusat inovasi dalam menjaga lingkungan. Dengan
penggabungan nilai-nilai keislaman dan pemahaman akan kebutuhan akan kelestarian
lingkungan, ekopesantren menjadi manifestasi nyata dari harmoni antara agama dan alam.
Diharapkan, upaya-upaya ini akan terus menginspirasi untuk menciptakan lingkungan yang lebih
baik, serta meneguhkan komitmen untuk menjaga bumi sebagai amanah yang diberikan oleh
Allah SWT.

24 | S e c a r i k c a t a t a n p e m b e l a j a r a n E k o p e s a n t r e n

Anda mungkin juga menyukai