Dengan penuh kegembiraan dan semangat yang membara, kami hadirkan Ekopesantren –
sebuah inisiatif yang mengusung gagasan keberlanjutan lingkungan dan kepedulian akan alam di
tengah-tengah ruang keagamaan yang kita cintai, pesantren.
Ekopesantren merupakan wujud nyata komitmen pesantren dalam menjaga bumi yang
telah dianugerahkan kepada kita, bukan hanya sebagai tempat tinggal, tetapi sebagai warisan
yang perlu kita pelihara untuk generasi mendatang. Pesantren, sebagai pusat pembelajaran
agama, adalah tempat yang penuh dengan kearifan dan ilmu, dan kami yakin bahwa nilai-nilai
lingkungan juga merupakan bagian integral dari ajaran yang kita anut.
Melalui kegiatan ini, kami mengundang Anda semua untuk menjelajahi aspek penting
keberlanjutan yang terkait dengan lingkungan di pesantren. Ekopesantren bukan sekadar
serangkaian kegiatan, melainkan sebuah panggilan untuk bertindak, belajar, dan berbagi
pengetahuan untuk menciptakan perubahan yang berarti dalam menjaga bumi kita. Kami
berterima kasih kepada seluruh peserta, pembicara, dan panitia yang telah memberikan dukungan
dan dedikasi mereka untuk menjadikan Ekopesantren menjadi momentum yang membawa
inspirasi dan pengetahuan yang bernilai.
Selamat bergabung dalam perjalanan ini! Bersama-sama, mari kita menjadi agen
perubahan yang mampu menjaga lingkungan, bukan hanya untuk diri kita sendiri, tetapi juga
bagi seluruh umat manusia dan alam semesta ini.
Terima kasih atas partisipasi dan semangat kalian semua. Selamat mengikuti kegiatan
Ekopesantren!
Salam hangat
Isa Barid
1|S e ca r i k ca t a t a n p e m b e l a j a r a n Ek o p e s a n t r e n
A. Kurikulum pesantren berbasis lingkungan
Merupakan upaya untuk mengintegrasikan pemahaman agama dengan kesadaran akan
pentingnya menjaga lingkungan. Berikut ini beberapa poin yang bisa menjadi bagian dari
kurikulum semacam itu:
Integrasi antara ajaran agama dengan nilai-nilai kelestarian lingkungan. Materi agama
disampaikan dengan konteks yang menekankan tanggung jawab menjaga alam.
2. Praktik Keberlanjutan
4. Keterlibatan Komunitas
Melibatkan peserta didik dalam kegiatan nyata untuk menjaga lingkungan, seperti
program penanaman pohon, membersihkan lingkungan sekitar pesantren, atau proyek-
proyek konservasi.
5. Pelatihan Keterampilan
2|S e ca r i k ca t a t a n p e m b e l a j a r a n Ek o p e s a n t r e n
7. Pengembangan Kesadaran Sosial
Mendorong peserta didik untuk menjadi agen perubahan dalam masyarakat, menyebarkan
kesadaran tentang keberlanjutan dan pentingnya menjaga lingkungan.
8. Penguatan Spiritualitas
Membangun pemahaman bahwa menjaga alam adalah bagian dari ibadah dan tanggung
jawab sebagai manusia yang diberi amanah untuk merawat bumi.
Kurikulum semacam ini akan membantu mempersiapkan generasi yang tidak hanya
paham agama, tetapi juga memiliki kesadaran yang tinggi terhadap pentingnya menjaga
lingkungan untuk keberlangsungan hidup di masa depan.
Dalam era di mana tantangan lingkungan semakin mendesak, pesantren sebagai pusat
pembelajaran keagamaan memiliki peran penting dalam mengintegrasikan pemahaman agama
dengan kepedulian terhadap alam. Konsep fiqih lingkungan menjadi landasan utama dalam
membimbing peserta didik untuk menjadi pemelihara alam yang bertanggung jawab sesuai
ajaran Islam.
3|S e ca r i k ca t a t a n p e m b e l a j a r a n Ek o p e s a n t r e n
Inti Kurikulum
Beberapa prinsip fiqh lingkungan yang dapat ditemukan dalam Al-Quran dan hadits antara lain:
4|S e ca r i k ca t a t a n p e m b e l a j a r a n Ek o p e s a n t r e n
3. Pencegahan Kerusakan : Terdapat petunjuk dalam Islam yang melarang pemborosan
(Israf) dan merusak alam dengan sengaja (Musrif). Prinsip-prinsip ini membantu dalam
menghindari perilaku yang dapat merusak lingkungan.
4. Keadilan Lingkungan : Islam menekankan pada konsep keadilan, termasuk keadilan
lingkungan. Perlakuan yang adil terhadap lingkungan termasuk dalam ajaran Islam.
َّ َ ْ ِ َ َ َ ْ َّ ٌ ْ َ َ ْ ِ َ َ َ ْ َّ ُّ َ َ ٰ ً َ َ ِ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َّ َ ْ َ َ َ َ
ّ وما خلقنا السماۤء والارض وما ةينىما ة
ۗاطلاۗذ ّلك ظن ال ّذين كفروا فييل ّلل ّذين كفروا ّمن انَّ ّار
َّ ِ ْ َ َ ْ َّ ِ ْ ِ َ ْ َ ْ َ َْ َ ْ ِْ َ ٰ ّٰ ِ َ ْ ِ َ ٰ َ ْ َّ ِ َ ْ َ ْ َ
ْ ْ َ
ج كالمف ّس ّدين ّفى الار ّضِۖ ام نجعل المخ ّقين كالفج ّار ّ ام نجعل ال ّذين امَّيا وع ّمليا الص ّلد
27. (27) Allah menjelaskan bahwa Dia menjadikan langit, bumi, dan makhluk apa saja yang berada di
antaranya, tidak sia-sia. Langit dengan segala bintang yang menghiasi, matahari yang memancarkan sinarnya
di waktu siang, dan bulan yang menampakkan bentuknya yang berubah -ubah dari malam ke malam, sangat
bermanfaat bagi manusia. Begitu juga bumi dengan segala isinya, baik yang tampak di permukaan ataupun
yang tersimpan dalam perutnya, sangat besar artinya bagi kehidupan manusia. Semua itu diciptakan Allah atas
kekuasaan dan kehendak -Nya sebagai rahmat yang tak ternilai harganya.
Dari ayat tersebut di atas dapat diambil pelajaran bahwa hendaknya kita berbaik sangka, tidak
berburuk sangka kepada Allah, atas segala yang diciptakan-Nya di muka bumi ini. Yaitu bahwa Allah
telah menciptakan alam ini untuk kenyamanan dan kesejahteraan manusia. Sehingga kita hendaknya
beriman kepada Allah dan berbuat baik di muka bumi ini. Berbuat baik disini contohnya adalah dengan
menanam pohon, menikmati hasilnya dan tidak rakus mengeksploitasi alam secara berlebihan.
Selain itu, hendaknya kita tidak berburuk sangka terhadap Allah atas apa yang diciptakan-Nya. Jika ada
yang berburuk sangka terhadap Allah atas apa yang diciptakan--Nya, maka Allah akan murka dan
mengkategorikan orang tersebut sebagai orang yang kufur, yang balasannya adalah masuk neraka.
Naudzubillahi min dzalik.
Selanjutnya ayat Alquran Surat Al-Baqarah (2): 60 berikut ini juga menekankan bahwa Allah
memberikan rezeki kepada semua manusia dan melarang manusia berbuat kerusakan di muka bumi ini:
5|S e ca r i k ca t a t a n p e m b e l a j a r a n Ek o p e s a n t r e n
ْ َ ُ َ ْ َِْ َ ْ َ ٰ ْ ِ ٰ ْ َ ْ
ََ اك ال َح َج َر َفانْ َف َج َر ْت م ْن ِه ْاذ َن َخا َع ْش َر َة َع ْي ًناۗ ََ ْد ََل ْ اضر لق ف ه م ي ق ل َ
ّ ّ ۗ صع ةّ ب ّ ان ٖ ّ ّ ۞ و ّا ّذ استسقى مي
ىس
“…dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: “Pukullah batu itu
dengan tongkatmu,” lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. sungguh tiap-tiap suku telah
mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah, dan
janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan….” (QS. Al Baqarah : 60)
Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa Allah memberikan rezeki kepada manusia yang disediakan-Nya
di bumi ini. Manusia hanya tinggal mencari tahu bagaimana memanfaatkan apa yang ada di muka bumi
ini untuk memenuhi keperluannya dengan catatan bahwa manusia tidak merusaknya, hanya
memanfaatkan dengan memeliharanya.
Selain ayat di atas, penekanan tentang larangan berbuat kerusakan di muka bumi dan kepastian bahwa
Allah akan memberikan rezeki kepada manusia yang berbuat baik dan bersyukur di muka bumi ini
dijelaskan dalam Alquran Surat Al-A’raf (7): 56-58 yang artinya sebagai berikut :
َْ ْ ِ ْ َ ٌ ْ َ ّٰ َ َ ْ َ َّ ً َ َ َّ ً ْ َ ِ ْ ِ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َْ ِ ِْ َ
ّ َولا حف ّسد ْوا ّفى الا ْر ّض ةعد ّاصل ّاخىا وادعيه خيفا وطمعاۗ ّان رحمج
اّٰلل َ ّريب ّمن المد ّس ّنين
َ ْ ِ ِ ْ َّ ْ َ ٰ ٰ ْ ِ ُ ِ َ ٰ َ ً َ َّ ِ ْ َ َ َ ِ َ ْ َّ َ َ ْ
ࣖ ج ّلقي ٍم يشكرون ِ
ّ ّة ّاذ ّن ر ّة ٖهٖۚ وال ّذي خبد لا يخرج ّالا ن ّكداۗكذ ّلك نص ّرف الاي
“ Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan
Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).
Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan Dialah yang
meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga
6|S e ca r i k ca t a t a n p e m b e l a j a r a n Ek o p e s a n t r e n
apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami
turunkan hujan di daerah itu, Maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-
buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, Mudah-mudahan kamu
mengambil pelajaran. Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan
tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi
tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.” (QS Al A’raf 56-58)
Dari ayat tersebut di atas, dapat dipahami bahwa Allah memperhatikan kesejahteraan manusia di muka
bumi ini dengan, misalnya diturunkannya hujan, yang memungkinkan pepohonan tumbuh dan
menghasilkan buah yang bisa dinikmati manusia. Dengan ini semua, diharapkan manusia dapat bersyukur
dan berdoa dengan penuh harap kepada Allah, senantiasa memelihara karunia Allah dan tidak berbuat
kerusakan.
Contoh berbuat kerusakan pada masa sekarang, misalnya dengan tidak mematikan listrik ketika tidak
menggunakannya (mubazir), tidak menutup keran saat keluar dari kamar mandi sehingga kemudian air
terbuang begitu saja, padahal untuk mengeluarkan air dari keran itu sendiri membutuhkan energi listrik,
mengemas barang dengan terlalu banyak bungkus (overwrap) sehingga memperbanyak sampah yang
penghancurannya membutuhkan waktu ratusan tahun, memilih menggunakan transportasi pribadi ketika
sebenarnya akan lebih menghemat energi dan uang jika menggunakan transportasi umum serta yang lebih
besar lagi dampaknya bagi banyak orang yaitu menebang pepohonan di hutan tanpa diimbangi dengan
penanamannya kembali atau melakukan pengeboran tanpa memperhatikan dampaknya terhadap
masyarakat di sekitarnya, seperti yang terjadi pada kasus sebuah perusahaan yang melakukan pengeboran
di Jawa Timur. Keinginan untuk mendapatkan keuntungan pribadi yang berlimpah mengakibatkan
seseorang tidak berfikir panjang tentang dampak lingkungan yang diakibatkan jika penebangan pohon
besar-besaran dan pengeboran tersebut dilakukan.
Penekanan larangan merusak dan mengeksploitasi alam tanpa memperhatikan pemeliharaannya juga
dinyatakan dalam Alquran Surat Ar-Rum (30): 41-42 berikut ini:
ْ ِ َ ْ ِ ِ َّ َ َ ْ ِ َ ْ َّ َ ْ َ ِ َ َّ َ ْ َ َ َ ْ َْ َ َْ ِ َ َْ َ َ َ
ْ َ ْ ْ ْ ِ ْ َ
ظىر الفساد ّفى الب ّر وانبد ّر ّةما كسبج اي ّدى انَّ ّاس ّلي ّذيقى َ ةعض ال ّذي ع ّمليا لعلى َ ير ّجعين َل
َ َّ
َ ْ ْ ُّ ْ ِ ِ َ ْ َ َ ِ ْ َ ْ َ ْ ِ َ َ َ َ َ ْ َ ْ ِ ِ ْ َ َْ
ّس ْي ِر ْوا ّفى الا ْر ّض فانظروا كيف كان َ ّاَتث ال ّذين ّمن َتلۗكان اكثرو َ مش ّر ّكين
7|S e ca r i k ca t a t a n p e m b e l a j a r a n Ek o p e s a n t r e n
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah
merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar). Katakanlah: “Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan
orang-orang yang terdahulu. kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan
(Allah).” (QS. Ar Rum 41-42)
Ayat tersebut dengan jelas menyatakan bahwa segala kerusakan di muka bumi ini adalah akibat ulah
manusia yang akibatnya akan kembali kepada manusia itu sendiri. Misalnya, sekarang manusia sudah bisa
merasakan cuaca yang semakin panas akibat penggunaan sumber alam yang berlebihan seperti listrik
untuk lemari pendingin (kulkas) atau pendingin ruangan (Air Conditioner/AC), yang dibiarkan menyala
siang dan malam, entah digunakan atau tidak. Belum lagi penggunaan bahan bakar minyak untuk industri
dan transportasi yang mengeluarkan asap polusi sehingga dapat mempertipis lapisan ozon yang
menyelimuti bumi. Itu semua dapat meningkatkan suhu udara di luar ruangan dan melelehnya es di kutub
utara dan selatan sehingga tingkat air laut meninggi yang pada jangka waktu yang panjang bisa
menenggelamkan sebagian pulau-pulau yang ada di bumi. Itu semua adalah karena ulah keserakahan
manusia.
Jika tidak segera dihentikan, maka akibat dari kerusakan tersebut akan dirasakan semua penghuni bumi
tanpa kecuali. Contoh kecil bencana alam tersebut pada masa sekarang adalah adanya bencana banjir di
Jakarta pada tiga belas tahun terakhir ini yang tidak pandang bulu menimpa siapa saja. Oleh karena itu,
semua manusia, hendaknya memikirkan bagaimana langkah penanggulangan penyelamatan lingkungan
tersebut, bukan hanya mengandalkan usaha pemerintah. Sekeras apa pun pemerintah berusaha dan
memikirkan solusinya, tidak akan terlaksana tanpa dukungan masyarakat, yang misalnya tetap membuang
sampah ke sungai atau menggunakan plastik secara berlebihan.
Pemahaman tentang fiqh lingkungan terus berkembang seiring dengan perubahan lingkungan
dan tantangan-tantangan baru yang dihadapi manusia. Para ulama dan cendekiawan Islam terus
melakukan penelitian dan memberikan interpretasi berdasarkan ajaran Islam untuk menjawab
permasalahan lingkungan masa kini.
Pentingnya pelestarian lingkungan sudah tersemat dalam ajaran Islam, dan sekarang ini, semakin
banyak upaya untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip ini ke dalam kebijakan dan praktik
kehidupan sehari-hari umat Islam di seluruh dunia.
8|S e ca r i k ca t a t a n p e m b e l a j a r a n Ek o p e s a n t r e n
penjelasan terkait hadits tentang menjaga lingkungan. Hadits melestarikan lingkungan dan alam
seyogianya merupakan prinsip-prinsip yang memandu bagaimana cara manusia mengelola dan
memanfaatkan sumber daya alam dengan cara yang bertanggung jawab dan berkelanjutan,
sehingga sumber daya alam dapat digunakan untuk kepentingan generasi sekarang dan masa
depan.
Rasulullah Saw menganjurkan kepada umatnya untuk selalu menjaga dan merawat alam.
Anjuran Nabi bisa diketahui dari hadis-hadis yang termaktub di berbagai kitab.
Untuk terwujudnya pelestarian alam perlu kiranya untuk memperhatikan prinsip-prinsip berikut.
Diantaranya;
Pertama; Menjaga lingkungan bersih dan sehat. Penting bagi setiap individu untuk memahami
dan mematuhi larangan mencemarkan lingkungan. Pada satu kesempatan Nabi pernah
mengingatkan umatnya agar tidak merusak lingkungan. dimana Rasulullah Saw bersabda;
“Muad bin Jabal berkata, Rasulullah Saw bersabda, waspadalah terhadap tiga hal:
kotoran yang ada di sumber, mengotori tengah jalan dan tempat yang teduh”HR. Abi
Daud
9|S e ca r i k ca t a t a n p e m b e l a j a r a n Ek o p e s a n t r e n
Kedua; Menghilangkan segala macam bahaya yang ada di jalan. Adanya tujuan
seperti ini, salah satu ialah memastikan keselamatan orang yang berkendara. Nabi
Muhammad Saw bersabda:
“Abi Said al-Khudri Ra berkata, Nabi Saw bersabda, Hindarilah nongkrong di jalan. Lalu mereka
berkata, kami tidak dapat meninggalkannya karena itu tempat kami berbincang-bincang.
Nabi bersabda, kalau kalian enggan meninggalkan tongkrongan (di pinggir jalan) maka
tunaikanlah hak-hak jalan. Sahabat lalu bertanya, apa hak jalan itu?.
Ketiga ;Menjaga kebersihan lingkungan. hal ini merupakan salah satu cara untuk memastikan
bahwa lingkungan sekitar tetap bersih, sehat, dan nyaman bagi semua orang. Rasulullah Saw
bersabda
“Dari Abi Dar, Nabi Saw bersabda, Semua amalan umatku ditampakkan kepadaku, baik dan
buruknya. Aku dapatkan di antara amal kebaikan adalah menghilangkan bahaya yang ada di
jalan. Dan aku temukan di antara amalan yang buruk adalah membuang ingus di masjid dan
tidak dibersihkan”HR. Ibnu Majah
10 | S e c a r i k c a t a t a n p e m b e l a j a r a n E k o p e s a n t r e n
Keempat; Anjuran untuk menghidupkan lahan mati dengan cara menanaminya dengan pohon.
Adanya anjuran demikian bertujuan untuk membantu mengatasi masalah lingkungan dan
memastikan bahwa lingkungan tetap lestari. Rasulullah Saw bersabda:
“Jabir berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda, Tidaklah seorang muslim menanam pohon
kecuali buah yang dimakannya menjadi sedekah, yang dicuri menjadi sedekah, yang dimakan
binatang buas adalah sedekah, yang dimakan burung adalah sedekah, dan tidak diambil
seseorang kecuali menjadi sedekah”HR. Muslim
Demikian penjelasan tentang qur’an dan hadits seputar prinsip merawat, menjaga dan
melestarikan lingkungan alam.
Pesantren menjadi wahana untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, di mana
nilai-nilai lingkungan diaplikasikan dalam setiap aspek kehidupan: dari tata tertib pesantren yang
ramah lingkungan hingga kegiatan pembelajaran yang mengintegrasikan pengetahuan agama
dengan praktik konservasi.
Fiqih lingkungan di pesantren bukan hanya tentang memahami ajaran agama, tetapi juga
tentang menghidupkan nilai-nilai agama dalam tindakan nyata untuk menjaga alam, seiring
dengan peran kita sebagai khalifah di bumi.
11 | S e c a r i k c a t a t a n p e m b e l a j a r a n E k o p e s a n t r e n
Mengadakan pelatihan reguler atau workshop bagi para ustadz, kyai, dan tenaga
pendidik pesantren tentang konsep-konsep lingkungan dalam Islam, praktik-praktik
keberlanjutan, serta strategi pengajaran yang mengintegrasikan fiqih lingkungan.
2. Kurikulum Terpadu
12 | S e c a r i k c a t a t a n p e m b e l a j a r a n E k o p e s a n t r e n
Memberikan penghargaan atau pengakuan kepada individu atau kelompok dalam
pesantren yang telah berkontribusi secara signifikan dalam menjaga dan melestarikan
lingkungan, untuk mendorong semangat dan motivasi yang lebih tinggi.
Melalui upaya-upaya ini, pesantren dapat menjadi pusat pembelajaran yang tidak
hanya menekankan aspek keagamaan, tetapi juga memberdayakan peserta didik untuk
menjadi agen perubahan dalam menjaga lingkungan, sejalan dengan ajaran agama Islam
tentang keberlanjutan dan konservasi alam.
D. Lahan pesantren
Memiliki potensi besar untuk menjadi pusat kegiatan pelestarian lingkungan yang
berkelanjutan. Penjelasan mengenai lahan pesantren untuk pelestarian lingkungan dapat
disajikan sebagai berikut:
13 | S e c a r i k c a t a t a n p e m b e l a j a r a n E k o p e s a n t r e n
e. Keanekaragaman Hayati : Membangun zona-zona hijau yang mendukung
keberadaan berbagai jenis tumbuhan dan hewan untuk memelihara
keanekaragaman hayati di sekitar pesantren.
f. Edukasi dan Pengajaran: Menggunakan lahan pesantren sebagai laboratorium
hidup untuk memberikan pendidikan praktis kepada para santri dan masyarakat
sekitar tentang praktik-praktik pelestarian lingkungan.
Sumber daya air di pesantren dapat menjadi aset berharga untuk keberlangsungan
kehidupan sehari-hari serta menjadi bagian penting dalam upaya pelestarian lingkungan.
Beberapa sumber daya air yang biasa ditemui di pesantren meliputi:
14 | S e c a r i k c a t a t a n p e m b e l a j a r a n E k o p e s a n t r e n
1. Sumur dan Mata Air
Pesantren sering kali memiliki sumur atau mata air sebagai sumber utama air
bersih. Menjaga kebersihan serta ketersediaan air dari sumur atau mata air ini menjadi
prioritas dalam kegiatan sehari-hari.
Pengumpulan air hujan melalui sistem penampungan yang efisien merupakan cara
yang baik untuk mengelola sumber daya air. Air hujan dapat dimanfaatkan untuk
kebutuhan non-potabel seperti irigasi, membersihkan area pesantren, dan keperluan
lainnya.
Pengelolaan saluran air, seperti got-got atau parit-parit, untuk mengarahkan air
hujan ke tempat yang tepat dan mencegah genangan yang dapat mengganggu kegiatan
sehari-hari.
Konservasi air tanah adalah hal penting untuk menjaga ketersediaan air dalam
jangka panjang. Memperhatikan keberadaan tanaman penahan erosi, penggunaan teknik
pertanian yang hemat air, serta mengurangi limbah kimia yang dapat mencemari sumber
air tanah.
Sumber daya air yang dikelola dengan baik di pesantren tidak hanya mendukung
kebutuhan sehari-hari, tetapi juga memberikan manfaat dalam menjaga lingkungan:
15 | S e c a r i k c a t a t a n p e m b e l a j a r a n E k o p e s a n t r e n
1. Kemandirian : Membangun kemandirian dalam penyediaan air bersih
untuk kebutuhan sehari-hari pesantren.
2. Pelestarian Lingkungan : Melalui pengelolaan air yang bijaksana,
pesantren dapat menjadi model dalam upaya pelestarian air dan
lingkungan.
3. Tantangan : Tantangan utama meliputi ketersediaan air yang tidak stabil,
polusi, dan pengelolaan yang belum optimal.
Dengan memahami pentingnya sumber daya air dalam kehidupan sehari-hari dan
untuk keberlanjutan lingkungan, pesantren dapat mengembangkan strategi yang efektif
dalam pengelolaan serta pelestarian sumber daya air untuk masa depan yang lebih baik.
F. Hidup Sehat
Hidup sehat di pesantren melibatkan praktik-praktik sehat fisik, mental, dan spiritual.
Berikut adalah beberapa aspek yang bisa diperhatikan:
2. Kegiatan Fisik
3. Kebersihan Lingkungan
16 | S e c a r i k c a t a t a n p e m b e l a j a r a n E k o p e s a n t r e n
Menjaga kebersihan lingkungan pesantren, mulai dari sanitasi yang baik hingga
pemeliharaan kebersihan ruang tidur, dapur, dan fasilitas umum lainnya, merupakan
bagian penting dari hidup sehat.
Pembentukan lingkungan yang aman, inklusif, dan penuh kepedulian sosial sangat
penting. Ini membantu para santri merasa terhubung, nyaman, dan mendukung satu sama
lain.
6. Pendidikan Kesehatan
7. Manajemen Waktu
Mengatur jadwal yang seimbang antara kegiatan keagamaan, belajar, dan waktu
istirahat. Memberikan waktu yang cukup untuk istirahat juga penting untuk menjaga
kesehatan.
8. Kebersihan Pribadi
17 | S e c a r i k c a t a t a n p e m b e l a j a r a n E k o p e s a n t r e n
9. Pengetahuan Kesehatan
Melalui integrasi praktik sehat ini dalam kehidupan sehari-hari, pesantren dapat menjadi
lingkungan yang mendukung pertumbuhan holistik para santri baik dari segi fisik, mental,
maupun spiritual.
1. Pemisahan Sampah
Mendorong praktik daur ulang untuk material seperti kertas, plastik, dan kaca
yang bisa diolah kembali. Sementara itu, sampah organik dapat dijadikan kompos untuk
keperluan pertanian di pesantren.
18 | S e c a r i k c a t a t a n p e m b e l a j a r a n E k o p e s a n t r e n
5. Edukasi dan Kampanye Lingkungan
19 | S e c a r i k c a t a t a n p e m b e l a j a r a n E k o p e s a n t r e n
H. Sumber daya energy
Sumber daya energi di pesantren dapat dikelola dengan lebih efisien dan berkelanjutan.
Beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengelola sumber daya energi di pesantren meliputi:
1. Energi Terbarukan
Mendorong penggunaan energi terbarukan seperti panel surya, turbin angin kecil,
atau sistem pemanas air tenaga surya. Energi terbarukan bisa digunakan untuk memenuhi
kebutuhan listrik di pesantren.
2. Konservasi Energi
Mengedukasi para santri dan staf tentang pentingnya konservasi energi, seperti
matikan lampu yang tidak digunakan, gunakan peralatan listrik yang efisien energi, dan
rutin melakukan perawatan terhadap peralatan agar tetap efisien.
4. Pemanfaatan Biogas
20 | S e c a r i k c a t a t a n p e m b e l a j a r a n E k o p e s a n t r e n
6. Monitoring Konsumsi Energi
Dengan mengelola sumber daya energi dengan cerdas dan berkelanjutan, pesantren dapat
mengurangi dampak lingkungan dari konsumsi energi, menekan biaya operasional, serta
memberikan contoh yang baik dalam penggunaan energi yang ramah lingkungan kepada santri
dan masyarakat sekitar.
Transportasi dan mobilitas di pesantren dapat dikelola dengan cara yang mendukung
praktik ramah lingkungan serta memberikan kenyamanan bagi para santri dan staf. Beberapa
langkah yang dapat diambil dalam pengelolaan transportasi di pesantren:
21 | S e c a r i k c a t a t a n p e m b e l a j a r a n E k o p e s a n t r e n
2. Penyediaan Infrastruktur untuk Sepeda
Menyediakan fasilitas parkir sepeda yang aman dan nyaman, serta memperbaiki
infrastruktur jalan di sekitar pesantren agar lebih ramah bagi pejalan kaki dan pengguna
sepeda.
3. Transportasi Umum
Mempromosikan penggunaan transportasi umum atau bersama, seperti bis atau kendaraan
berbagi, untuk perjalanan ke luar pesantren, jika memungkinkan.
22 | S e c a r i k c a t a t a n p e m b e l a j a r a n E k o p e s a n t r e n
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, pesantren dapat mempromosikan
praktik mobilitas yang lebih ramah lingkungan, mengurangi dampak negatif terhadap
lingkungan sekitar, dan mengajarkan nilai-nilai pentingnya transportasi berkelanjutan
kepada seluruh komunitas pesantren.
J. Keanekagaragaman hayati
23 | S e c a r i k c a t a t a n p e m b e l a j a r a n E k o p e s a n t r e n
Mendorong para santri untuk melakukan penelitian keanekaragaman hayati di sekitar
pesantren sebagai bagian dari pengembangan ilmu pengetahuan dan pemahaman tentang
lingkungan.
"Melalui konsep ekopesantren, terbukti bahwa pesantren tidak hanya menjadi tempat
pembelajaran agama, tetapi juga pusat inovasi dalam menjaga lingkungan. Dengan
penggabungan nilai-nilai keislaman dan pemahaman akan kebutuhan akan kelestarian
lingkungan, ekopesantren menjadi manifestasi nyata dari harmoni antara agama dan alam.
Diharapkan, upaya-upaya ini akan terus menginspirasi untuk menciptakan lingkungan yang lebih
baik, serta meneguhkan komitmen untuk menjaga bumi sebagai amanah yang diberikan oleh
Allah SWT.
24 | S e c a r i k c a t a t a n p e m b e l a j a r a n E k o p e s a n t r e n