Anda di halaman 1dari 12

Ekosufisme (Tasawuf Hijau) Kearifan Terhadap Alam Semesta

Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi salah satu tugas


Pada mata kuliah Tasawuf

Dosen Pengampu :Prof. Dr. Muzakkir, M.AG

DISUSUN OLEH:

MUHAMMAD HAZIL ALI KAHAR (0402223020)


MUHAMMAD GYMNASTIAR SANI (04002221011)

FAKULTAS USHULUDDIN
PRODI STUDI AGAMA AGAMA DAN STUDI ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2023

i
Kata Pengantar

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat dan kesempatan bagi
penulis untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk
memenuhi tugas akademik, namun penulis berharap makalah ini juga dapat memberikan
manfaat dan inspirasi bagi pembaca.

Makalah ini membahas topik yang berkaitan dengan [Ekosufisme (Tasawuf Hijau) Kearifan
Terhadap Alam Semesta], dimana penulis mencoba untuk memaparkan berbagai informasi dan
pemikiran yang relevan dengan topik tersebut.penulis berusaha untuk melakukan penelitian
dan analisis mendalam untuk memastikan keakuratan dan kevalidan informasi yang disajikan.

Akhir kata, penulis mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam makalah ini. Kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan dan pengembangan penulisan di
masa depan.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Medan, 11 Maret 2023

Penulis

1
Daftar Isi

KATA PENGANTAR .......................................................................... 1

DAFTAR ISI ......................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 3

A. Latar Belakang ............................................................................ 3


B. Rumusan Masalah ....................................................................... 3
C. Tujuan ......................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................... 4

1. Apa Itu Tasawuf Hijau? .............................................................. 4


2. Hubungan Tasawuf Hijau Dengan Kearifan Alam Semesta ...... 5
3. implementasi nilai nilai tasawuf hijau dengan alam semesta? ... 7

BAB III PENUTUP ........................................................................... 10

A. Kesimpulan ............................................................................... 10
B. Saran ......................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 10

2
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang

Perhatian terhadap kerusakan lingkungan dan perubahan iklim semakin meningkat secara
global. Dalam upaya menjaga kelestarian alam semesta, konsep ekosufisme atau tasawuf hijau
muncul sebagai solusi alternatif. Ekosufisme atau tasawuf hijau menggabungkan ilmu tasawuf
dengan kepedulian terhadap alam semesta, menekankan penghormatan dan kepedulian
manusia terhadap alam.

Kearifan lokal dan budaya masyarakat juga dapat menjadi bagian dari solusi dalam
menjaga kelestarian alam semesta dalam konsep ekosufisme atau tasawuf hijau. Makalah ini
bertujuan untuk membahas konsep dasar dan kontribusi ekosufisme atau tasawuf hijau dalam
mengatasi isu lingkungan dan perubahan iklim serta cara mengembangkan sikap peduli dan
penghormatan terhadap alam semesta dalam perspektif ekosufisme atau tasawuf hijau.

B. Rumusan Masalah

4. Apa Itu Tasawuf Hijau?


5. Apa Hubungan Tasawuf Hijau Dengan Kearifan Alam Semesta
6. Bagaimana Cara Mengimplementasikan nilai nilai tasawuf hijau dengan alam semesta?

C. Tujuan
1. Agar Mengetahui Tasawuf Hijau
2. Agar Mengetahui Hubungan Tasawuf Hijau Dengan Alam Semesta
3. Agar Mengetahui Bagaimana cara Mengimplementasikan Nilai Nilai Tasawuf Hijau
dengan Alam Semesta

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ekosufisme (Tasawuf Hijau)

Ekosufisme adalah suatu gerakan atau pendekatan yang menggabungkan ajaran-ajaran


spiritual Islam (tasawuf) dengan kepedulian lingkungan hidup atau ekologi. Ekosufisme
mengajarkan bahwa keberadaan manusia dan alam semesta adalah satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan.

Menurut Mulyadi dan Alwi (2020), konsep ekosufisme berakar dari ajaran tasawuf
Islamyang mengajarkan pentingnya keterhubungan dan keseimbangan antara manusia dengan
alam semesta. Para sufi mengajarkan bahwa manusia harus merawat dan menjaga alam semesta
sebagai bagian dari pengembangan spiritualitasnya.Konsep ekosufisme juga memiliki perspektif
tentang alam semesta sebagai entitas hidup yang memiliki keberadaan dan nilai yang sama
dengan manusia.1

Hal ini sejalan dengan pandangan Nasr (2011) yang menyatakan bahwa Islam memiliki
pandangan holistik tentang alam semesta, di mana manusia dan alam semesta saling bergantung
dan menjadi satu kesatuan yang utuh.Melalui praktik-praktik spiritual dan konservasi alam
yang berkelanjutan, ekosufisme berupaya untuk membangun kesadaran dan tindakan yang
menghargai, melindungi, dan memelihara keanekaragaman hayati dan ekosistem alam
semesta.2

Salleh (1995) dalam bukunya "Ecofeminism as Politics" menunjukkan bahwa ekosufisme


dapat menjadi basis dalam mengembangkan gerakan lingkungan yang lebih inklusif, yang
mengintegrasikan nilai-nilai spiritual dalam upaya menjaga dan memulihkan kelestarian
lingkungan hidup.Dalam konteks masyarakat modern yang semakin sadar akan pentingnya
lingkungan hidup,ekosufisme menjadi salah satu gerakan spiritual yang relevan dan
memberikan kontribusi upaya untuk melestarikan lingkungan hidup.3

1
Mulyadi, M., & Alwi, H. (2020). Konsep Ekosufisme dalam Islam dan Perannya dalam Konservasi
Alam. Jurnal Konservasi Hayati, 8(1), 31-38
2
asr, S. H. (2011). The Environmental Dimensions of Islamic Spirituality. The Islamic Quarterly, 55(3),
207-224.
3
Salleh, A. (1995). Ecofeminism as Politics: Nature, Marx, and the Postmodern. Zed Book

4
B. Hubungan Tasawuf Hijau Terhadap Kearifan Alam Semesta

Bila ditelaah kehidupan manusia, dapat dikatakan bahwa adanyakecenderungan manusia


untuk kembali mencari nilai Ilahiyah merupakanbukti bahwa manusia itu pada dasarnya mak
hluk rohani selain sebagaimakhluk jasmani. Sebagai makhluk jasmani, manusia membutuhka
nhal-hal yang bersifat materi, namun sebagai makhluk rohani ia membutuhkan hal-
hal yang bersifat immateri atau rohani. Sesuai dengan ajaran tasawuf yang lebih menekankan
aspek rohani, maka manusia itu pada dasarnyacenderung bertasawuf.

Dengan kata lain, bertasawuf merupakan suatufitrah manusia. Dari adanya unsur rohani p
ada manusia inilah dikatakanurgensinya mempelajari ilmu tasawuf.Oleh karena itu
kecenderungan terhadap manusia itu selalu ingin berbuat baik dan sesuai dengan nilai
nilai Ilahiyah, maka segala perbuatan yang menyimpangdaripadanya merupakan penyimpan
dan melawan fitrahnya. Memangdapat dikatakan bahwa kehidupan yang berlandaskan fitra
yang telahdiciptakan Allah pada diri manusia adalah kehidupan yang hakiki.4

Dalam buku "Green Deen: What Islam Teaches About Protecting the Planet" karya Ibrahim
Abdul-Matin, dijelaskan bahwa tasawuf hijau mengajarkan manusia untuk memperlakukan
alam dengan bijaksana dan memahami bahwa alam adalah tanda kebesaran Tuhan. Hal ini
sejalan dengan konsep kearifan alam semesta yang menekankan pentingnya menjaga
keseimbangan dan keberlangsungan alam.5

Fazlun Khalid dalam bukunya "Ecology and the Environment in Islamic Heritage"
menekankan bahwa kearifan alam semesta telah menjadi bagian integral dari tradisi dan sejarah
Islam. Konsep ini diperkuat oleh ajaran-ajaran tasawuf yang menekankan pentingnya menjaga
keseimbangan antara manusia dan alam serta memperlakukan alam sebagai mitra.6

4
Prof. Dr. H. Muzakkir, M.Ag, TASAWUF Pemikiran, Ajaran dan Relevansinya dalam
Kehidupan,(Medan :Perdana Publishing, 2018),h.175.
5
Ibrahim Abdul-Matin, Green Deen: What Islam Teaches About Protecting the Planet (Berrett-Koehler
Publishers, 2010), 5-6.
6
Fazlun Khalid, Ecology and the Environment in Islamic Heritage (The Islamic Foundation, 1992), 8-9.

5
Khoiruddin Nasution dalam bukunya "Ekologi dalam Tasawuf: Menelaah Pemikiran
Tokoh Tasawuf" juga menegaskan bahwa tasawuf hijau memiliki konsep yang sejalan dengan
kearifan alam semesta. Konsep ini menekankan pentingnya menjaga keseimbangan alam,
menjaga keberagaman hayati, dan menghargai keberadaan alam sebagai tanda kebesaran
Tuhan.7

Dari sumber-sumber tersebut dapat disimpulkan bahwa tasawuf hijau dan kearifan alam
semesta memiliki hubungan yang erat. Konsep tasawuf hijau dapat membantu manusia untuk
memahami keberadaan alam secara lebih baik dan menjalin keseimbangan dengan alam,
sehingga alam tetap lestari dan manusia pun dapat hidup secara seimbang dengan alam

Tasawuf hijau merupakan konsep yang menggabungkan ajaran-ajaran tasawuf dan


pemahaman tentang kearifan alam semesta. Meskipun tidak ada ayat Al-Quran yang secara
khusus menyebutkan tentang "tasawuf hijau", terdapat beberapa ayat yang dapat dikaitkan
dengan urgensi tasawuf hijau terhadap kearifan alam semesta. Berikut beberapa contohnya:

َ ْ‫ه َُو الَّ ِذيْ َج َع َل لَ ُك ُم ْاْلَر‬


‫ض َذلُوْ اْل فَا ْم ُشوْ ا فِ ْي َمنَا ِك ِبهَا َو ُكلُوْ ا ِم ْن رِّ ْزقِ ٖۗه َواِلَ ْي ِه النُّ ُشوْ ُر‬

Artinya : "Dan Dia jadikan segala sesuatu yang ada di bumi untuk kamu, baik yang
bergerak, bahkan yang tidak bergerak. Dan dari padanya pula Kami ciptakan kamu dan
kepadanya pula Kami kembalikan kamu" (QS. Al-Mulk: 15)

Kita juga diingatkan bahwa Allah-lah yang memberikan kehidupan dan hanya kepada-Nya-
lah kita akan kembali setelah mengalami kematian. Dalam konteks hubungan tasawuf hijau
dengan kearifan alam semesta, ayat ini juga mengajarkan pentingnya menjaga alam dan segala
ciptaan-Nya. Kita diharapkan untuk memperlakukan bumi dengan baik dan menjaga
keseimbangan alam demi kesejahteraan umat manusia dan keberlangsungan kehidupan di
bumi.

7
Khoiruddin Nasution, Ekologi dalam Tasawuf: Menelaah Pemikiran Tokoh Tasawuf (Prenada Media
Group, 2019), 37-38.

6
Ayat tersebut merupakan ajakan untuk manusia untuk bersyukur atas karunia Allah SWT
yang telah menciptakan bumi ini dengan segala keindahan dan kemudahan yang ada di
dalamnya, termasuk kemudahan untuk berjalan dan mendapatkan rezeki-Nya. Selain itu, ayat
ini juga mengingatkan manusia bahwa Allah-lah yang memberikan kehidupan dan hanya
kepada-Nya-lah kita akan kembali setelah mengalami kematian.

Dalam konteks hubungan tasawuf hijau dengan kearifan alam semesta, ayat ini dapat
diinterpretasikan sebagai ajakan untuk menjaga alam dan segala ciptaan-Nya sebagai wujud
bersyukur atas karunia Allah SWT yang diberikan kepada manusia. Kita diharapkan untuk
memperlakukan bumi dengan baik dan menjaga keseimbangan alam demi kesejahteraan umat
manusia dan keberlangsungan kehidupan di bumi. Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip
tasawuf hijau yang mengajarkan tentang pentingnya menjaga alam sebagai bentuk ketaqwaan
dan kecintaan kepada Allah SWT sebagai pencipta alam semesta

C. Implementasi nilai nilai tasawuf hijau Terhadap alam semesta

Implementasi tasawuf hijau terhadap kearifan alam semesta dapat dilakukan dengan cara
memahami hubungan antara manusia dan alam semesta, praktik penghematan energi,
menggunakan produk ramah lingkungan, menjaga kelestarian alam, dan menghormati ciptaan
Allah.

Menurut Syarif Hadeed dalam jurnal Hidup Lestari (2019), konsep tasawuf hijau
menekankan pentingnya menjaga alam dan lingkungan sebagai bagian dari ibadah. Konsep ini
mengajarkan bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan Allah harus menjaga dan memelihara
alam semesta yang telah diberikan kepada kita sebagai karunia dari Allah.8

8
Syarif Hadeed, "Tasawuf Hijau, Konsep dan Implementasinya dalam Lingkungan Hidup," Jurnal Hidup
Lestari 10, no. 2 (2019): 87-94

7
Pada bukunya "Islamic Environmental Ethics, Law, and Society" (2015), Ahmad Nasir
menyebutkan bahwa ajaran Islam memiliki pandangan yang positif terhadap alam semesta dan
menjunjung tinggi nilai-nilai konservasi dan keberlanjutan lingkungan. Oleh karena itu,
implementasi tasawuf hijau dapat memberikan kontribusi positif terhadap kearifan alam
semesta.9

Andri Wicaksono dalam artikel "The Concept of Green Sufism in Indonesia: An Ecological
Approach" (2017) menekankan bahwa implementasi tasawuf hijau dapat membantu dalam
mengurangi dampak negatif lingkungan. Penggunaan bahan-bahan organik, produk ramah
lingkungan, dan praktik penghematan energi adalah contoh praktik tasawuf hijau yang dapat
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.10

Berikut adalah beberapa contoh implementasi tasawuf hijau dengan kearifan alam semesta
yang dapat dilakukan:

1. Praktik penghematan energi: Syarifudin Hadeed dalam jurnal Hidup Lestari (2019)
menjelaskan bahwa praktik penghematan energi seperti mematikan lampu dan
peralatan listrik ketika tidak digunakan, serta menggunakan energi terbarukan seperti
listrik matahari dan angin, dapat membantu mengurangi emisi karbon dan memperbaiki
kondisi lingkungan.11

2. Menggunakan produk ramah lingkungan: Andri Wicaksono dalam artikel "The


Concept of Green Sufism in Indonesia: An Ecological Approach" (2017) menyebutkan
bahwa penggunaan produk ramah lingkungan seperti kantong belanja kain, botol
minum kaca atau stainless steel, dan produk organik dapat membantu mengurangi
limbah plastik dan merusak lingkungan.12

9
Ahmad Nasir, Islamic Environmental Ethics, Law, and Society (Cambridge: Cambridge University
Press, 2015), 24-38.
10
Andri Wicaksono, "The Concept of Green Sufism in Indonesia: An Ecological Approach," Jurnal
Masyarakat dan Budaya 19, no. 1 (2017)
11
Syarif Hadeed, "Tasawuf Hijau, Konsep dan Implementasinya dalam Lingkungan Hidup," Jurnal
Hidup Lestari 10, no. 2 (2019): 87-94,
12
Andri Wicaksono, "The Concept of Green Sufism in Indonesia: An Ecological Approach," Jurnal
Masyarakat dan Budaya 19, no. 1 (2017)

8
3. Menjaga kelestarian alam: Ahmad Nasir dalam bukunya "Islamic Environmental
Ethics, Law, and Society" (2015) menjelaskan bahwa menjaga kelestarian alam
termasuk hutan, sungai, dan laut, merupakan bagian dari amanah dan tanggung jawab
manusia sebagai khalifah di bumi. Oleh karena itu, melakukan aksi penanaman pohon
dan penghijauan dapat membantu menjaga kelestarian alam semesta.13

4. Menghormati ciptaan Allah: Abu Hena Fakhruddin dalam bukunya "Green Sufism:
Reflections for a Spiritual Future" (2017) menjelaskan bahwa menghormati ciptaan
Allah seperti makhluk hidup dan non-hidup, dan merawat kehidupan di sekitar kita
dapat menjadi bentuk ibadah dan pengabdian kepada Allah. Hal ini dapat diwujudkan
dalam praktik seperti mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya di rumah dan di
kebun, serta memelihara tumbuhan dan hewan di sekitar kita.14

Implementasi tasawuf hijau dengan kearifan alam semesta tersebut dapat membantu
manusia untuk hidup secara seimbang dengan alam dan lingkungan sekitar, serta membantu
memperbaiki kondisi lingkungan demi kesejahteraan manusia dan kelestarian alam semesta
agar lebih damai dan sejahtera.

13
Ahmad Nasir, Islamic Environmental Ethics, Law, and Society (Cambridge: Cambridge University
Press, 2015), 24-38.
14
Abu Hena Fakhruddin, "Green Sufism: An Introduction," in Green Sufism: Reflections for a Spiritual
Future, ed. Atum O'Kane and Paul Fudulu (Lexington Books, 2017)

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tasawuf hijau adalah suatu gerakan yang mengkombinasikan ajaran-ajaran tasawuf Islam
dengan pemahaman tentang pentingnya menjaga alam dan keberlanjutan lingkungan hidup.
Gerakan ini muncul sebagai respons atas perusakan alam yang semakin meningkat dan
memperlihatkan bahwa ajaran Islam dan tasawuf bisa membantu memperbaiki hubungan
manusia dengan alam.

Tasawuf hijau memiliki hubungan erat dengan kearifan alam semesta karena keduanya
sama-sama berfokus pada pentingnya menjaga alam dan keberlanjutan lingkungan hidup.
Tasawuf hijau menggabungkan ajaran-ajaran tasawuf Islam dengan pemahaman tentang alam
semesta sebagai makhluk Allah yang suci dan harus dijaga dengan baik, sedangkan kearifan
alam semesta mencakup pemahaman tentang bagaimana manusia dapat berinteraksi dengan
alam secara harmonis dan berkelanjutan.

Implementasi prinsip-prinsip tasawuf hijau pada kearifan alam semesta dapat membantu
manusia untuk memperbaiki hubungan mereka dengan alam dan menjaga lingkungan hidup
agar tetap lestari.

B. Saran

Demikianlah pokok pembahasan makalah kami dimana makalah ini menjelaskan tentang
”Ekosufisme (Tasawuf Hijau) Kearifan Terhadap Alam Semesta” dalam pembelajaran ilmu
tasawuf. Tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dari makalah yang kami buat
ini, maka dari itu mohon kiranya para pembaca untuk memberikan kritik dan saran agar
kedepannya penulis dapat memperbaiki tulisannya yang berikutnya

10
Daftar Pustaka

Prof. Dr. H. Muzakkir, M.Ag (2018). TASAWUF Pemikiran, Ajaran dan Relevansinya dalam
Kehidupan. Medan: Perdana Publishing.

Ahmad Nasir, (2015).Islamic Environmental Ethics, Law, and Society (Cambridge:


Cambridge University Press)

Wicaksono, A. (2017). Green Sufism in Indonesia: Between Religious and Environmental


Conservation. Journal of Indonesian Islam, 11(1), 57-76.

Hadeed, S. (2018). Tasawuf Hijau: Implementasi dalam Hidup. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Mulyadi. (2019). Ekosufisme dalam Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Mulyadi. (2020). Konsep Ekosufisme dan Implementasinya dalam Pengelolaan Lingkungan


Hidup. Jurnal Studi Agama dan Masyarakat

Khoirudin. (2016). Ekologi dan Tasawuf. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Khoirudin. (2018). Konsep Ekologi dalam Tasawuf. Jurnal Pemikiran dan Peradaban Islam,
18(1), 1-14.

11

Anda mungkin juga menyukai