Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TEOLOGI LINGKUNGAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Islam Dan Lingkungan Hidup
Dosen Pengampuh: Abdurrohim Adri

Disusun Oleh:
Jeriyansyah (2221020276)
Irwan Lesmana (2221020274)

FAKULTAS SYARIAH
PROGRAM STUDY HUKUM TATA NEGARA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI LAMPUNG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah banyak memberikan inspirasi
kepada penulis sehingga terselesaikanlah makalah yang berjudul “Teologi Lingkungan”.
Walaupun masih banyak kekurangan, sebagaimana kata pepatah “tiada gading yang tak
retak”, penulis sangat berharap pembaca dapat memberikan kritik dan sarannya guna
membangun penyempurnaan makalah ini, sehingga di harapkan dapat menjadi sumber acuan
pembelajaran kedepannya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Teologi
Islam, yakni Abdurrohim Adri. atas ketersediaan menuntun penulis dalam penulisan makalah
ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah ikut
membantu dalam penyusunan dan pengumpulan data dalam makalah ini. Tanpa bantuan
teman-teman semua tidak mungkin makalah ini dapat di selesaikan dengan tepat waktu.

Bandar Lampung, 3 Mei 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................iii
TRANSLITERASI.....................................................................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................................2
D. Batasan Masalah........................................................................................................................2
E. Metode Penulisan......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................3
A. Pengertian Teologi Lingkungan..................................................................................................3
B. Aspek yang Menjadi Pembahasan Teologi Lingkungan..............................................................3
C. Konsep Islam Terhadap Pengelolaan Lingkungan......................................................................5
D. Pemanfaatan Sumber Alam.......................................................................................................6
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................19
A. Kesimpulan..............................................................................................................................19
B. Saran........................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakan
Bumi dan isinya ketika mula-mula manusia dijadikan merupakan bahan
mentah. Manusia diciptakan kemudian, ia sebagai penghuni bumi diharapkan dapat
mengelolanya dan mengolahnya agar lebih bermanfaat. Akan tetapi aktifitas produksi
dan perilaku konsumtif manusia melahirkan sikap dan prilaku eksploratif. Disamping itu,
paham materialisme, kapitalisme, pragmatisme dengan kendaraan sains dan teknologi
telah ikut mempercepat dan memperburuk kerusakan lingkungan.
Islam mempunyai konsep yang sangat jelas tentang pentingnya konservasi,
penyelamatan, dan pelestarian lingkungan. Konsep Islam ini kemudian bisa digunakan
sebagai pijakan dalam upaya penyelamatan lingkungan atau dapat disebut sebagai
“Teologi Lingkungan”. Konsep Islam tentang lingkungan ini juga ternyata telah sebagian
diadopsi dan menjadi konsep ekologi yang dikembangkan oleh para ilmuwan
lingkungan. Akan tetapi, konsep Islam yang sangat jelas tersebut belum dimanfaatkan
secara nyata dan optimal.
Melihat dari pentingnya pembahasan permasalahan lingkungan dan konsep
Islam dalam menanggapi permasalahan dan upaya-upayanya penyelamatan lingkungan
ini, penulis merasa perlu untuk membahas materi ini lebih lanjut dan menyajikan materi
melalui makalah dengan judul “Teologi Lingkungan” agar dapat dipelajari dan dipahami
bersama tidak hanya secara tekstual, tapi juga secara kontekstual.

B.Rumusan Masalah
Memperhatikan latar belakang di atas, agar pembahasan makalah ini terarah,
penulis perlu mengidentifikasi rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian teologi lingkungan?


2. Apa saja aspek yang menjadi pembahasan teologi lingkungan?
3. Bagaimana konsep Islam terhadap pengelolaan lingkungan?
4. Bagaimana hubungan manusia dengan lingkungan?
5. Bagaimana pemanfaatan sumber alam?
6. Bagaimana pencemaran lingkungan yang telah terjadi?
7. Bagaimana peranan manusia terhadap pelestarian lingkungan?

C.Tujuan Penulisan
Dari penulisan makalah ini diharapkan agar mahasiswa mampu menjelaskan
dan memahami:
1. Pengertian teologi lingkungan.
2. Aspek yang menjadi pembahasan teologi lingkungan.
3. Konsep Islam terhadap pengelolaan lingkungan.
4. Hubungan manusia dengan lingkungan.
5. Pemanfaatan sumber alam.
6. Pencemaran lingkungan yang telah terjadi.
7. Peranan manusia terhadap pelestarian lingkungan.

D.Batasan Masalah
Mengingat begitu luasnya materi maupun hal-hal yang berhubungan dengan
rumusan masalah diatas, maka penulis membatasi pembahasan ini sesuai yang terdapat
dalam rumusan masalah. Mengenai hal lain yang tidak memiliki hubungan dengan hal-
hal yang tercantum pada rumusan masalah diatas tidak penulis uraikan pada makalah ini.

E.Metode Penulisan
Adapun metode yang penulis pergunakan dalam penulisan makalah ini adalah
berdasarkan metode telaah perpustakaan dengan menggunakan buku perpustakaan
sebagai bahan referensi, metode pencarian melalui internet dan kemudian penulis
mengelola kembali menjadi satu kesatuan materi yang valid sehingga menghasilkan
komponen pembahasan yang lebih sederhana untuk
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Teologi Lingkungan
Teologi dimaknai sebagai nilai atau ajaran agama (Islam) yang berkaitan
dengan eksistensi atau keberadaan Tuhan.1 Sedangkan Lingkungan dalam istilah bahasa
sering disebut “lingkungan hidup”, diberi ta’rif (pengertian) sebagai suatu keadaan atau
kondisi alam yang terdiri atas benda-benda (makhluk) hidup dan benda-benda tak hidup
yang berada di bumi atau bagian dari bumi secara alami dan saling berhubungan antara
satu dengan lainnya.2
Pengertian teologi dalam konteks pembahasan ini adalah cara
‘menghandirkan’ dalam kegiatan manusia. Dalam bahasa lain, teologi dapat dimaknai
sebagai konsep berpikir dan bertindak yang dihubungkan dengan Allah yang
menciptakan sekaligus mengatur manusia dan alam. Jadi, terdapat tiga pusat perhatian
bahasan dalam teologi lingkungan ini yakni Tuhan, manusia, dan alam, yang ketiganya
mempunyai kesatuan hubungan fungsi dan kedudukan. Jadi, teologi lingkungan adalah
konsep berpikir dan bertindak tentang lingkungan hidup yang mengintegrasikan aspek
fisik (alam termasuk hewan dan tumbuhan), manusia dan Tuhan.3

B. Aspek yang Menjadi Pembahasan Teologi Lingkungan

Sesungguhnya Allah telah menciptakan alam semesta yang indah dan menawan serta
menakjubkan bagi setiap makhluk penghuninya. Ciptaan yang indah dan menawan serta
menakjubkan tersebut merupakan bukti keagungan penciptaannya.4 Alam semesta ini sangat
cocok bagi kehidupan manusia karena semua itu diciptakan untuk kepentingan manusia,
semuanya diciptakan dengan keteraturan, keserasian dan keseimbangan ekosistem yang
terdiri dari unsur-unsur alam yang saling berkaitan karena penciptaan dan pengaturannya

1
Ilyas Asaad, Teologi Lingkungan: Etika Pengelolaan Lingkungan dalam Perspektif Islam, cet. 2,
Bandung: Deputi Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Lingkungan Hidup dan
Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Pusat Muhammmadiyah, 2011, h. 5.
2
Ibid, h. 12.
3
Arif Sumantri, Kesehatan Lingkungan dan Perspektif Islam, Jakarta: Kencana, 2010, h. 263-264.
4
Ilyas dkk, Konsep Al-Qur’an tentang Lingkungan Hidup, Pekan Baru: Suska Press, 2008, h. 1.
ditetapkan dan ditentukan oleh hukum-hukum Allah. 5 Lingkungan itu perlu diolah dan
dimanfaatkan manusia sebaik-baiknya, supaya sesuai dengan maksud Allah menyediakan itu
semuanya. Dengan akal dan budi yang telah dianugerahkan Allah kepada
manusia, ia dapat mengolah bahan mentah yang telah tersedia di bumi, baik
dipermukaan bumi, diperut bumi, maupun didalam lautan dan didasarnya. Kesejahteraan
hidup besar ketergantungannnya pada pandainya manusia mengolah alam lingkungan
sesuai dengan tujuan Allah menciptakan itu semua.6
Dalam memanfaatkan dan memakmurkan alam ini Allah melarang manusia
berbuat kerusakan, karena kerusakan alam itu mengakibatkan kerusakan pula bagi
manusia. Tetapi, karena kesalahan pemahaman atau cara pandang manusia terhadap
pengelolaan dan pemanfaatan alam akhirnya menimbulkan aktivitas produksi dan
perilaku konsumtif manusia yang berlebihan dan akibatkanya menimbulkan kerusakan
lingkungan. Diperparah lagi dengan paham-paham materialisme, kapitalisme,
pragmatisme yang tindakan dan pola pemikiran mereka tidak memperhatikan alam dan
bahkan dengan kendaraan sains dan teknologi telah ikut mempercepat dan memperburuk
kerusakan lingkungan.
Sebenarnya upaya untuk penyelamatan lingkungan telah banyak dilakukan
baik melalui penyadaran kepada masyarakat dan pemangku kepentingan, upaya
pembuatan peraturan, kesepakatan nasional dan internasional, undang-undang maupun
melalui penegakan hukum. Penyelamatan melalui pemanfaatan sains dan teknologi serta
program-program teknis lainnya juga telah banyak dilakukan. 7 Bahkan asas
keseimbangan dan kesatuan ekosistem hingga saat ini masih banyak digunakan oleh para
ilmuan dan praktisi lingkungan dalam kegiatan pengelolaan lingkungan. Akan tetapi, asas
keseimbangan dan kesatuan tersebut masih terbatas pada dimensi fisik dan duniawiah dan
belum atau tidak dikaitkan dengan dimensi supranatural dan spritual terutama dengan
konsep (teologi) penciptaan alam. Jadi, terdapat keterputusan hubungan antara alam
sebagai suatu realitas dan realitas lain yakni yang menciptakan alam. Dengan kata lain,
nilai spiritual dari asas tersebut tidak terlihat.8
Setiap tindakan atau perilaku manusia yang berhubungan dengan orang lain atau
makhluk lain atau lingkungan hidupnya harus dilandasi keyakinan tentang keesaan dan
kekuasaan Allah yang mutlak. Hal ini menyiratkan bahwa pengesaan Tuhan merupakan satu-
5
Ibid, h. 92.
6
Arif Sumantri, Kesehatan Lingkungan dan Perspektif Islam..., h. 261-262.
7
Ibid, h.263.
8
Ibid, h.264.
satunya sumber nilai dalam etika. Bagi seorang muslim, tauhid seharusnya masuk keseluruh
aspek kehidupan dan perilakunya. Dengan kata lain, tauhid merupakan

sumber etika pribadi dan kelompok, etika sosial, ekonomi dan politik, termasuk etika
dalam mengembangkan sains dan teknologi.9

C. Konsep Islam Terhadap Pengelolaan Lingkungan


Islam merupakan agama (jalan hidup) yang sangat memerhatikan tentang
lingkungan dan keberlanjutan hidup di dunia. Banyak ayat al-Qur’an dan hadist yang
menjelaskan, menganjurkan bahkan mewajibkan setiap manusia untuk menjaga
keberlangsungan kehidupannya dan kehidupan makhluk lain di bumi. Konsep yang
berkaitan dengan penyelamatan dan konservasi lingkungan (alam) menyatu tak
terpisahkan dengan konsep keesaan Tuhan (tauhid), syariah dan akhlak.
Konsep yang dikenal dalam ajaran Islam berkaitan dengan penciptaan manusia
dan alam semesta yakni konsep khilafah dan amanah. Konsep khalifah menyatakan
bahwa manusia telah dipilih oleh Allah di muka bumi ini (khalifatullah fil’ardh). Sebagai
wakil Allah, manusia wajib untuk dapat merepresentasikan dirinya sesuai dengan sifat-
sifat Allah. Salah satu sifat Allah tentang alam adalah sebagai pemelihara atau penjaga
alam (rabbul ‘alamin). Jadi sebagai wakil (khalifah) Allah di muka bumi, manusia harus
aktif dan bertanggung jawab untuk menjaga bumi. Artinya, menjaga keberlangsungan
fungsi bumi sebagai tempat kehidupan makhluk Allah termasuk manusia sekaligus
menjaga keberlanjutan kehidupannya.10
Lingkungan alam ini juga oleh Islam kemudian dikontrol oleh dua konsep
(instrumen) yakni halal dan haram. Halal bermakna segala sesuatu yang baik,
menguntungkan, menentramkan hati, atau berakibat baik bagi seseorang, masyarakat
maupun lngkungan. Sebaliknya sesuatu yang jelek, membahayakan atau merusak
seseorang, masyarakat dan lingkungan adalah haram. Sehingga jika konsep tauhid,
khalifah, amanah, halal, dan haram ini kemudian digabungkan dengan konsep keadilan,
keseimbangan, keselarasan, dan kemaslahatan maka terbangunlah suatu kerangka yang
lengkap dan komprehensif tentang etika lingkungan dalam perspektif Islam.

9
Arif Sumantri, Kesehatan Lingkungan dan Perspektif Islam..., h. 265.
10
Ibid, h. 265.
Konsep etika lingkungan tersebut mengandung makna, penghargaan yang sangat
tinggi terhadap alam, penghormatan terhadap saling keterkaitan setiap komponen aspek
kehidupan, pengakuan terhadap kesatuan penciptaan dan persaudaraan semua
D. Pemanfaatan Sumber Alam
Lingkungan hidup berupa sumber alam merupakan kekayaan yang disediakan
untuk manusia, hendaknya manusia memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Namun
manusia tentunya tidak menginginkan kehidupannya terancam, pemanfaatan alam
sebesar-besarnya bagi kehidupan dan kesejahteraannya, haruslah disertai upaya menjaga
keseimbangan ekologi dan mempertahankan kelestariannya.
1. Tanah
Perkembangan tanah untuk pertanian sejak cara yang paling sederhana hingga
penggunaan mekanisasi pertanian yang modern, berkat kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi pertanian.11 Islam memberikan motivasi yang sangat kuat agar
manusia memanfaatkan tanah, selain sebagai tempat berdiam juga untuk memetik
hasil.12 Di dalam Al-Qur’an terdapat 200 lebih ayat Al-Qur’an yang menerangkan
masalah botani (ilmu tumbuh-tumbuhan) yang menunjukkan pentingnya sektor
tersebut. Botani sebagai ilmu yang berdiri sendiri berguna dalam kehidupan
manusia, karena dengan pengetahuan tersebut, manusia dapat mengambil manfaat
dari berbagai jenis tumbuhan. Kehadiran tumbuh-tumbuhan ini mempunyai latar
belakang teologi (ketuhanan). Kehadiran tumbuh-tumbuhan itu sendiri merupakan
bukti (ayat) adanya Allah.13

َ R‫ونَ ٓۥهُ َأمۡ نَ ۡح ُن ٱل ٰ َّز ِر ُع‬RR‫ َءَأنتُمۡ تَ ۡز َر ُع‬٦٣ ‫ون‬


‫و‬Rۡ Rَ‫ ل‬٦٤ ‫ون‬R َ ُ‫َأفَ َر َء ۡيتُم َّما تَ ۡح ُرث‬
٦٥ ‫ُون‬ َ ‫نَ َشٓا ُء لَ َج َع ۡل ٰنَهُ ُح ٰطَ ٗما فَظَ ۡلتُمۡ تَفَ َّكه‬
Artinya:
“Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam kamukah yang
menumbuhkannya atau Kamikah yang menumbuhkannya kalau Kami kehendaki,
benar-benar Kami jadikan dia hancur dan kering, maka jadilah kamu heran dan
tercengang” (Q.S. Al-Waqiah: 63-65)

11
Arif Sumantri, Kesehatan Lingkungan dan Perspektif Islam..., h. 267.
12
Khaelany, Islam Kependudukan dan Lingkungan Hidup..., h. 90-91.
13
Arif Sumantri, Kesehatan Lingkungan dan Perspektif Islam..., h.267.
ِ ۚ ‫ر‬R
‫ت‬ َ َ‫ل َوٱَأۡل ۡع ٰن‬R
َ ٰ R‫لِّ ٱلثَّ َم‬RR‫ب َو ِمن ُك‬ َ R‫ون َوٱلنَّ ِخي‬R
َ Rُ‫ت لَ ُكم بِ ِه ٱل َّز ۡر َع َوٱل َّز ۡيت‬ ُ ِ‫ي ُۢنب‬
١١ ‫ُون‬ َ ِ‫ِإ َّن فِي ٰ َذل‬
َ ‫ك أَل ٓيَ ٗة لِّقَ ۡو ٖم يَتَفَ َّكر‬
Artinya:
“Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma,
anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan” (Q.S. An-
Nahl:11)
Sementara itu penempatan ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan botani
tersebut dapat diartikan sebagai sugesti dan penggugah jihad dan ijtihad dalam
memanfaatkan lingkungan (alam) secara wajar dan sebaik-baiknya. Tinggallah
upaya manusia, sejauh mana aktivitasnya menggarap bumi dan mengolah tanah.
Selain bahan pangan, juga dihasilkan bahan sandang yang berasal dari medan
pertanian, bahan sandang itu tersebut dapat dibuat umpamanya dari katun (kapas)
dan sutera dari ulat yang memakan daun tertentu sebagai makanan.
Bahkan dari medan pertanian pun dihasilkan pula obat-obatan dan bentu-
bentuk baru di bidang farmasi, serta banyak lagi bahan-bahan baku yang dapat
diolah menjadi bahan jadi demi kesejahteraan hidup manusia.14
2. Air
Air merupakan kebutuhan pokok manusia, sejak penggunaan yang paling kecil
seperti minum, masak, mencuci, mandi, dan sebagainya sampai pemanfaatan air
untuk pertanian, pembangunan waduk untuk pengairan dan pembangkit listrik.15
Karena air merupakan kebutuhan esensial bagi manusia, maka Allah
menyediakan air di mana-mana, hampir 4/5 permukaan bumi terisi air. Tanpa
adanya air manusia dan makhluk hidup lainnya tidak dapat berlangsung.16

Artinya:
“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap,
dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan
itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu, karena itu janganlah kamu
mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui” (Q.S. Al-
Baqarah: 22)

ِ ۚ ‫ر‬R
‫ت‬ َ َ‫يل َوٱَأۡل ۡع ٰن‬
َ ٰ R‫لِّ ٱلثَّ َم‬RR‫ب َو ِمن ُك‬ َ ‫ون َوٱلنَّ ِخ‬
َ ُ‫ت لَ ُكم بِ ِه ٱل َّز ۡر َع َوٱل َّز ۡيت‬ ُ ِ‫ي ُۢنب‬
١١ ‫ُون‬ َ ِ‫ِإ َّن فِي ٰ َذل‬
َ ‫ك أَل ٓيَ ٗة لِّقَ ۡو ٖم يَتَفَ َّكر‬
14
Arif Sumantri, Kesehatan Lingkungan dan Perspektif Islam..., h. 269.
15
Khaelany, Islam Kependudukan dan Lingkungan Hidup..., h. 92.
16
Arif Sumantri, Kesehatan Lingkungan dan Perspektif Islam..., h. 270.
Artinya:
“Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma,
anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan” (Q.S. An-
Nahl:11)
Sementara itu penempatan ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan botani
tersebut dapat diartikan sebagai sugesti dan penggugah jihad dan ijtihad dalam
memanfaatkan lingkungan (alam) secara wajar dan sebaik-baiknya. Tinggallah
upaya manusia, sejauh mana aktivitasnya menggarap bumi dan mengolah tanah.
Selain bahan pangan, juga dihasilkan bahan sandang yang berasal dari medan
pertanian, bahan sandang itu tersebut dapat dibuat umpamanya dari katun (kapas)
dan sutera dari ulat yang memakan daun tertentu sebagai makanan.
Bahkan dari medan pertanian pun dihasilkan pula obat-obatan dan bentu-
bentuk baru di bidang farmasi, serta banyak lagi bahan-bahan baku yang dapat
diolah menjadi bahan jadi demi kesejahteraan hidup manusia.17
3. Air
Air merupakan kebutuhan pokok manusia, sejak penggunaan yang paling kecil
seperti minum, masak, mencuci, mandi, dan sebagainya sampai pemanfaatan air
untuk pertanian, pembangunan waduk untuk pengairan dan pembangkit listrik.18
Karena air merupakan kebutuhan esensial bagi manusia, maka Allah
menyediakan air di mana-mana, hampir 4/5 permukaan bumi terisi air. Tanpa
adanya air manusia dan makhluk hidup lainnya tidak dapat berlangsung.19

17
Arif Sumantri, Kesehatan Lingkungan dan Perspektif Islam..., h. 269.
18
Khaelany, Islam Kependudukan dan Lingkungan Hidup..., h. 92.
19
Arif Sumantri, Kesehatan Lingkungan dan Perspektif Islam..., h. 270.
Air laut yang asin dimanfaatkan oleh manusia untuk jalur transportasi antar
pulau dan benua. Selain itu, air laut dapat pula dibuat garam, tempat mencari ikan
dan di dalamnya terkandung kekayaan baik yang sudah ditemukan manusia maupun
yang masih terpendam sebagai harta karun.20
4. Hutan
Hutan berperan sebagai pelindung banjir, longsor, dan penyimpanan
persediaan air di pegunungan. Kayu-kayu besar dan daun-daunnya yang rimbun
serta akar-akarnya yang menjalar bersama semak-semak di sekitarnya menampung
air hujan yang selalu turun di pegunungan. Air ini meresap ke dalam tanah dan sela-
sela rimba, kemudian muncul mata air yang tetap bening melalui kali dan terhimpun
disungai. Sungai yang bermuara di laut menguap dan menjadi hujan kembali dan
begitu seterusnya terjadi sirkulasi yang tidak putus-putus. Demikianlah Allah
menciptakan sirkulasi air yang berkaitan dengan fungsi hutan dengan keseimbangan
yang menakjubkan.21

٧ ‫ان‬ َ ‫ض َع ۡٱل ِم‬


َ ‫يز‬ َ ‫َوٱل َّس َمٓا َء َرفَ َعهَا َو َو‬
Artinya:
“Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keseimbangan)”
(Q.S. Ar-Rahman:7)
Akan tetapi, betapa buruknya dampak dari penebangan hutan yang semena-
mena tanpa adanya upaya untuk melestarikannya atau meremajakannya kembali.
Tanah longsor, air terus menerus keruh dan banjir besar sering tidak terkendali.22
Sesungguhnya kekayaan hutan sangat besar hingga dapat diperoleh
bermacam-macam hasil untuk keperluan kehidupan manusia, seperti rotan untuk
alat-alat rumah tangga, kayu untuk bahan pembuat rumah, kursi, meja, bahan baku
kertas, dan sebagainya.23
ۡ ۡ ٰ
‫يج‬
ٖ ‫ج بَ ِه‬ ِ ۢ ‫لِّ َز ۡو‬RR‫ا ِمن ُك‬RRَ‫ض َم َد ۡدنَهَا َوَألقَ ۡينَا فِيهَا َر ٰ َو ِس َي َوَأ ۢنبَتنَا فِيه‬
َ ‫َوٱَأۡل ۡر‬
َّ ‫ا ِم َن‬RRَ‫ َونَ َّز ۡلن‬٨ ‫يب‬
‫ ا‬R‫ٓاءٗ ُّم ٰبَ َر ٗك‬RR‫ َمٓا ِء َم‬R‫ٱلس‬ ٖ ِ‫ص َر ٗة َو ِذ ۡك َر ٰى لِ ُكلِّ َع ۡب ٖد ُّمن‬ ِ ‫ تَ ۡب‬٧
ٰ
١٠ ‫يد‬ٞ ‫ض‬ ٖ َ‫اس ٰق‬
ِ َّ‫ ن‬ٞ‫ت لَّهَا طَ ۡلع‬ ِ َ‫ َوٱلنَّ ۡخ َل ب‬٩ ‫د‬Rِ ‫صي‬ ِ ‫ت َو َحبَّ ۡٱل َح‬ ٖ َّ‫فََأ ۢنبَ ۡتنَا بِ ِهۦ َجن‬
Artinya:
“Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang

20
Khaelany, Islam Kependudukan dan Lingkungan Hidup..., h. 93.
21
Ibid, h. 94.
22
Arif Sumantri, Kesehatan Lingkungan dan Perspektif Islam..., h. 271.
23
Khaelany, Islam Kependudukan dan Lingkungan Hidup..., h. 94.
kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang
mata untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali
(mengingat Allah) dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu
Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam
dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun”
(Q.S. Qaf: 7-10)
5. Pertambangan
Di lingkungan kita terdapat sumber kekayaan alam yang berada di dalam perut
bumi yang dikenal sebagai bahan tambang. Bahan-bahan tambang itu sangat
bermanfaat bagi kehidupan manusia. Al-Qur’an memberikan isyarat tentang adanya
mineral dalam bumi yang dapat dikeluarkan dari bumi melalui eksplorasi dan
produksi pertambangan.24

‫تَ َو ٰى َعلَى‬RRR‫ٱس‬ ۡ ‫تَّ ِة َأي َّٖام ثُ َّم‬RRR‫ض ِفي ِس‬ َ ‫ت َوٱَأۡل ۡر‬ ِ ‫ ٰ َم ٰ َو‬RRR‫ٱلس‬
َّ ‫ق‬َ RRRَ‫و ٱلَّ ِذي َخل‬RRRَ ُ‫ه‬
ِ Rَ‫ا ي‬RR‫ا َو َم‬RRَ‫ ُر ُج ِم ۡنه‬R‫ا يَ ۡخ‬RR‫ض َو َم‬
‫نز ُل ِم َن‬R ِ ‫ا يَلِ ُج ِفي ٱَأۡل ۡر‬RR‫ش يَ ۡعلَ ُم َم‬ ِ ۖ ‫ر‬R ۡ R‫ۡٱل َع‬
‫ون‬R َ Rُ‫ا َوه‬Rۖ Rَ‫ ُر ُج ِفيه‬R‫ا يَ ۡع‬RR‫ َمٓا ِء َو َم‬R‫ٱلس‬
َ Rُ‫ا تَ ۡع َمل‬RR‫ا ُكنتُمۡۚ َوٱهَّلل ُ بِ َم‬RR‫و َم َع ُكمۡ َأ ۡي َن َم‬R َّ
٤ ‫ير‬ ٞ ‫ص‬ ِ َ‫ب‬
“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa kemudian Dia
bersemayam di atas ´Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa
yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-
Nya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat
apa yang kamu kerjakan” (Q.S. Al-Hadid: 4)

Ayat tersebut memberikan rangsangan dan gambaran bagi manusia untuk melakukan
eksplorasi kekayaan alam. Bahwa apa yang masuk dalam bumi dan keluar dari padanya
memberikan petunjuk adanya “sesuatu” yang tersimpan dalam perut bumi yang perlu diteliti
dan dimanfaatkan manusia seperti halnya keterangan Q.S. Fatir: 12 ”Dan tiada sama (antara)
dua laut; yang ini tawar, segar, sedap diminum dan yang lain asin lagi pahit. Dan dari
masing-masing laut itu kamu dapat memakan daging yang segar dan kamu dapat
mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu memakainya, dan pada masing-masingnya kamu
lihat kapal-kapal berlayar membelah laut supaya kamu dapat mencari karunia-Nya dan
supaya kamu bersyukur” di dalam ayat tersebut dibahas tentang adanya kekayaan alam yang
terpendam dalam lautan seperti mutiara, ikan dan hasil laut lainnya, maka dalam bumi
terpendam berbagai macam mineral seperti batu bara, besi, mangan, chrom, nikel,

24
Arif Sumantri, Kesehatan Lingkungan dan Perspektif Islam..., h. 271-272.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Teologi lingkungan adalah konsep berpikir dan bertindak tentang lingkungan hidup
yang mengintegrasikan aspek fisik (alam termasuk hewan dan tumbuhan), manusia
dan Tuhan.
2. Kesalahan pemahaman atau cara pandang manusia terhadap pengelolaan dan
pemanfaatan alam menimbulkan aktivitas produksi dan perilaku konsumtif manusia
yang berlebihan dan akibatkanya menimbulkan kerusakan lingkungan. Diperparah
lagi dengan paham-paham materialisme, kapitalisme, pragmatisme yang tindakan
dan pola pemikiran mereka tidak memperhatikan alam dan bahkan dengan
kendaraan sains dan teknologi telah ikut mempercepat dan memperburuk kerusakan
lingkungan.
3. Konsep yang berkaitan dengan penyelamatan dan konservasi lingkungan (alam)
menyatu tak terpisahkan dengan konsep keesaan Tuhan (tauhid), syariah dan akhlak.
4. Lingkungan hidup selalu mempunyai hubungan antara manusia dengan alam dan
benda-benda sekitarnya. Ruang lingkup lingkungan hidup itu amatlah luas, meliputi
lingkungan alam hayati, lingkungan buatan dan lingkungan hidup sosial yang
mempengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia dan makhluk
lainnya.
5. Lingkungan hidup berupa sumber alam merupakan kekayaan yang disediakan untuk
manusia, hendaknya manusia memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Namun
manusia tentunya tidak menginginkan kehidupannya terancam, pemanfaatan alam
sebesar-besarnya bagi kehidupan dan kesejahteraannya, haruslah disertai upaya
menjaga keseimbangan ekologi dan mempertahankan kelestariannya.
6. Kerusakan dan pencemaran adalah suatu keadaaan di mana kondisi suatu habitat
(tempat dimana makhluk hidup itu berada) tidak murni lagi, karena adanya pengaruh
yang terjadi terhadap habitat ini.
7. Manusia mempunyai pengaruh besar terhadap pelestarian lingkungan, dengan
bersikap menjadi pelaku aktif dalam mengolah lingkungan dan melestarikannya,
tidak berbuat kerusakan terhadap lingkungan dan selalu membiasakan diri bersikap
ramah terhadap lingkungan merupakan solusi paling tepat untuk mengatasi
kerusakan pada lingkungan.

B. Saran
Saran kami sebagai penulis, hidup manusia tidaklah terpisah dari lingkungannya.
Manusia adalah pengemban amanat Allah untuk menjaga dan memelihara alam demi
kepentingan kemanusiaan. Manusia bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan
hidup dan keseimbangan ekosistem yang sudah sedemikian rupa diciptakan oleh Allah.
Dengan mempelajari teologi lingkungan ini diharapkan nantinya bisa menuntun manusia
untuk merubah sikap dan perilaku yang akan merusak lingkungan hidup tempat manusia
tinggal dengan menegetahui pentingnya menjaga lingkungan, karena tanpa kesadaran
dan gerakkan bersama dalam merubah sikap dan perilaku yang merusak bumi kita di
khawatirkan akan mengancam kehidupan di muka bumi ini, termasuk manusia. Pada
dasarnya apabila lingkungan kita rusak maka dampaknya akan kembali ke manusia itu
sendiri sehingga penting bagi kita sebagai manusia untuk bersama-sama menjaga
lingkungan agar kelestariannya tetap terjaga dan kehancurannya dapat dihindari.

Anda mungkin juga menyukai