Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENGANTAR FIQH LINGKUNGAN

Tugas disusun untuk Memenuhi Mata Kuliah “Fiqh Lingkungan”

Dosen Pengampu:DRS.H.M.SALEH.MA

Disusun oleh:

KELOMPOK 1

PRODI AKUNTANSI SYARIAH KELAS B

1.Aan pratama (1903031001)


2.Andi Badhovi Abadan (1903031004)
3.Andini (1903030002)

JURUSAN AKUTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

serta hidayah kepada kita semua, shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada

rasulullah SAW. Yang telah berkenan memberi petunjuk dan kekuatan kepada kami

sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul: “PENGANTAR FIQH

LINGKUNGAN”.

Makalah ini disusun dan dibuat berdasarkan materi-materi yang ada.

Materi-materi bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa

dalam mempelajari mata kuliah FIQH LINGKUNGAN. Mudah-mudahan dengan

mempelajari makalah ini, para mahasiswa akan mampu mengamalkan isi dari makalah

ini.

Dan dalam penyusunan makalah ini kami sadar bahwa masih banyak

kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu kami mengharapkan kritikan positif, sehingga

bisa diperbaiki seperlunya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberi manfaat untuk kita semua.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul......................................................................................................... i

Kata Pengantar......................................................................................................... ii

Daftar Isi ............................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 2

1.3 Tujuan Masalah............................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Fiqh Lingkungan........................................................... 3

2.2 Ruang Lingkup Fiqh Lingkungan................................................... 4

2.3 Urgensi Fiqh Lingkungan............................................................... 6

2.4 Prinsip Dasar Fiqh Lingkungan...................................................... 9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..................................................................................... 13

3.2 Saran............................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 14

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkungan adalah sebuah sistem yang saling berkaitan antara komponen

biotik (tumbuhan, hewan, dan manusia dengan komponen abiotik (tanah, matahari,

suhu, air, kelembaban udara).Masalah lingkungan adalah segala hal yang berkaitan

dengan kelangsungan hidup manusia dan alam. Melestarikan lingkungan sama

maknanya dengan menjamin kelangsungan hidup manusia dan segala yang ada di

alam dan sekitarnya. Sebaliknya, merusak lingkungan hidup, apapun

bentuknyamerupakan ancaman serius bagi kelangsungan hidup alam dan segala

isinya, tidak terkecuali manusia.1

Dalam beberapa decade terakhir, persoalan-persoalan lingkungan menjadi

pemersalahan yang sering di perbincangkan.Sering terjadi bencana alam seperti

banjir,tanah longsor,kekeringan,dan tsunami.Secara global dunia juga sedang

mengalami perubahan lingkungan hidup mulai dari kerusakan lapisan

ozon,pemanasan global dan perubahan ekologi lainnya.

Islam mengajrkan kepada umatnya untuk selalu menjaga keseimbangan

lingkungan karena lingkungan adalah karunia Allah yang diberikan kepada manusia

untuk mengelolanya dan memanfaatkannya dengan baik. Dalam Al-quran secara

jelas dinyatakan bahwa segala bentuk kerusakan yang ada pada bumi ini adalah

akibat dari ulah manusia dalam berinteraksi dengan alam.Untuk menangani masalah

tersebut dibutuhkan rumusahn fiqih yang dapat memberikan pencerahan dan

paradigm baru serta dapat menjawab tantangan-tantangan yang muncul dalam

masyarakat,rumusan fiqh tersebut ialah fiqh lingkungan atau Fiqhul Bi’ah.

1
A.Sonny Keraf,”Etika Lingkungan Hidup”(Jakarta:Grafika Mardi Yuana,2010)hal.2

1
1.2 Rumusan Masalah

1.Apa Pengertian Fiqh Lingkungan?

2.Apa yang dimaksud Ruang lingkup Fiqh Lingkungan?

3.Bagaimana Urgensi Fiqh Lingkungan?

4. Apa yang dimaksud prinsip dasar fiqh lingkungan?

1.3 Tujuan Masalah

1.Untuk mengetahui Pengertian Fiqh Lingkungan

2. Untuk mengetahui Ruang lingkup Fiqh Lingkungan

3.Untuk mengetahui dari Urgensi Fiqh Lingkungan

4. Untuk mengetahui Prinsip dasar fiqh lingkungan

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Fiqh Lingkungan (Fiqhul Bi’ah)

Dalam bahasa arab fiqh lingkungan dikenal dengan istilah fiqhul bi`ah, yang

terdiri dari dua kata, yaitu kata fiqh dan al-bi`ah. Masing-masing mempunyai arti

bahasa, “paham” dan “lingkungan”. Sedangkan secara istilah, fiqh adalah ilmu

pengetahuan tentang hukum syara’ yang bersifat praktis yang diambil dari dalil-dalil

tafshili(terperinci).Adapun kata al-bi’ah dapat diartikan dengan lingkungan hidup,yaitu

kesatuan ruang dengan semua benda ,daya,keadaan termasuk manusia dan perilakunya

yang mempengaruhi alam dan kelangsungan hidup makhluk hidup lain. Gabungan dua

kata ini, secara istilah mempunyai pengertian; “Hukum yang mengatur prilaku manusia

serta tanggung jawab manusia yang berguna untuk mengatur kehidupan bersama

sehingga kemaslahatan dapat terwujud yang berorientasi pada misi konservasi dan

restorasi lingkungan”.2

Fiqih Bi’ah (lingkungan) adalah kerangka berfikir konstruktif umat Islam dalam

memahami lingkungan alam, bumi tempat mereka hidup.Untuk membangun

pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memelihara konservasi alam

dengan melindungi hutan dari eksploitasi.Seperti penebangan hutan dan pembalakan

liar,karena melindungi seluruh ekosistem hutan yang ada di dalamnya adalah bagian

yang dianjurkan agama. Menjadikannya sebagai kewajiban moral terhadap sesama

makhluk Tuhan yang bernilai ibadah.Secara tegas didalam al-Quran melarang segala
2
Muniri,”Fiqh Al-Bi’Ah;Sinergi Nalar Fiqhdan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan” Jurnal
Syariah dan Hukum Islam Vol. 2, No. 1, Maret 2017,hal.39

3
bentuk kerusakan di muka bumi termasuk lingkungan, baik sedikit maupun banyak.

Larangan tersebut secara tidak langsung memberikan pemahaman untuk memelihara

lingkungan.3

Sebaliknya jika kita mengabaikan lingkungan sama halnya dengan melakukan

tindakan tercela yang dilarang keras oleh agama.Melanggar serta mengingkari eksistensi

kemakhlukan, kemanusiaan dan sekaligus melawan keharmonisan alam ciptaan

Tuhan.Paradigma berfikir konstruktif dengan menjadikan ajaran agama sebagai

landasannya inilah yang dimaksudkan dengan ‘paradigma fiqih lingkungan’,tentu dalam

pengertiannya yang luas dan terbuka.

Adapun pilar dari fiqh lingkungan itu sendiri adalah apa yang terdapat di dalam

ajaran Islam.Manusia sebagai Khalifah dibumi diberi amanah oleh Allah SWT untuk

menjaga atau memelihara dan mengambankan alam demi untuk kepentingan

kemanusiaan. Artinya, manusia bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan

hidup dan keseimbangan ekosistem yang diciptakan oleh Allah SWT.

2.2 Ruang lingkup Fiqh Lingkungan

Fiqh lingkungan digunakan untuk menyikapi isu-isu lingkungan dari prekfektif

yang lebih praktis dengan memberikan Patoka-patokan hukum hukum dan regulasi yang

diatur dengan lingkungan.Ketergantungan antara organisme hidup dengan sumber-

sumber hidup seperti air dan makanan,menentukan keberlangsungan

keberadaannya.Oleh karna itu lingkungan saling terkait baik lingkungan fisik berupa

keadaan,seperti air,udara,tanah,gunung,hutan dan lautan.

3
Ajahari,” Islam Dan Lingkungan Hidup”(Yogyakarta: ASWAJA PRESSINDO)hal,10

4
Objek dari fiqih lingkungan adalah manusia yang diberi kewajiban untuk menjadi

khalifah di bumi.Selain itu manusia juga disebut bagian dari lingkungan sosial dalam

pola interaksi antara sesame.Objek kajian tentang lingkungan dalam fiqh al-biʻah harus

mencakup seluruh permasalahan lingkungan yang pada kenyataan adalah sebagai

berikut4:

1. Pengenalan Lingkungan “Anatomi”

Lingkungan yang berupa fisik atau seperti visual yaitu seperti

sungai,laut,hutan,gunung,tanah, udara,dan keseimbangan ekosistem termasuk

makhluk hidup didalamnya seperti hewan,tumbuhan dan manusia.Landasan dan

paradigma yang bersifat teologis ini merupakan gabungan dari dari pengetahuan

saintik dan agama.Pengetahuan pertama (saintifik),seperti tentang tanah (geografi,

geologi, dan geoteknik), udara dan cuaca,serta udara.Didalam agama yaitu al-

Qur'an dan hadits pengetahuan saintik dibahas secara terbatas.Untuk itu fiqh al-biʻah

dibangun di atas dasar pengetahuan yang cukup dan tepat tentang aspek-aspek

lingkungan agar kita dapat menentukan hukum dalam lingkungannya dalam hal

pengelolaan manusia.

Pengetahuan kedua yaitu agama yang bergantung pada wujud dan fenomena

alam dalam penuturan teks-teks al-Qur'an dan hadits,yang merupakan slah satu dari

bukti bahwa alam merupakan tanda adanya Tuhan.Fiqih harus saling berjalan

beriringan dengan ilmu teologi agar tidak saling berkontradiktif

2. Pemanfaatan Dan Pengelolaan Sumber Daya Alam

Sumber daya alam merupakan pengertian dari unsur-unsur alam ,seperti

lahan,air,udara,dan berbagai sumber energy seperti matahari,angin dan bahan bakar

4
Mariatul Istiani, “Fiqh Bi’ah Dalam Perspektif Al-Quran”(Yogyakarta: Jurnal Mahasiswa FIAI-UII, at-
Thullab, Vol.1, Nomor 1, Februari-Agustus, 2019 ISSN: 2685-8924. e-ISSN:2685-8681),hal.32

5
fosil.Serta semua sumber daya yang bisa dimanfaatkan dan mempengaruhi hidup

manusia dan organisme.Pada fiqh al-bi’ah dirumuskan bagaimana cara melakukan

kinvervasi alam,yaitu menjaganya gar tetap dalam keadaan sealami mungkin

termasuk juga dalam penanganan sumber daya alam.

3. Pemulihan atau rehabilitasi lingkungan yang sudah rusak.

Konservasi lingkungan yang telah rusak merupakan bagian yang sangat penting

dalam subtansi fiq lingkungan.Fiqh Lingkungan memiliki andil besar dalam konsep

ihya’ al mamat yaitu hidupkan tanah yang telah mati atau disebut juga konsevasi

alam.Konservasi alam harus sejalan dengan perkembangan kecanggihan perusakan

alam itu sendiri.Pelestarian alam merupakan cabang ilmu ekologi yang bersifat

konsevatif yaitu mempertahankan nilai-nilai yang telah ada baik kondisi

alami,estetika dan kekayaan alam yang ada.5Akan tetapi permaasalahan-

permasalahan lingkungan tidak hanya terbatas pada hal tersebut,akan tetapi lebih

luas lagi seperti penangan pencemaran udara. Jika lingkungan terancam dan umat

manusia dan agama juga terancam.Konservatisme ekologis dalam fiqih lingkungan

mengatur kategori hukum formala dalam setiap tindakan,dengan skala skala benar-

salah, boleh-tidak, halal-haram, dan kategori moral-etis dengan kategori baik-

buruk.

2.3 Urgensi Fiqh Lingkungan

Dalam Al-Quran telah menjelaskan kepada umat manusia agar menjaga bumi

yang merupakan tempat kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup

lainnya.Manusia harus selalu menjaga dan melestarikan bumi serta lingkungan, karena

5
Fachrudin M Mangsujaya,”Konservasi alam dalam Islam”(Jakarta:Yayasan Obor Indonesia,2005)hal.51

6
hal tersebut merupakan amanah dari Allah SWT kepada kita sebagai khalifah di

bumi.Dengan kata lain di dalam islam telah diatur segala hal yang berkaitan dengan

manusia dan alam.Karan itu agar krisis lingkungan tidak terus berlanjut upaya

pengembangan fiqih lingkungan harus terus dilakukan.

Fiqh lingkungan merupakan disiplin ilmu yang mengatur hubungan manusia

terhadap tuhanya, terhadap sesama manusia dan terhadap lingkungan hidup

disekitarnya. Maka fiqh lingkungan hidup menjadi sangat penting dalam rangka

memberikan pencerahan dan paradigma baru untuk melakukan pengelolaan lingkungan

melalui ajaran religi yang sesuai dengan hukum-hukum syara’. Fiqh lingkungan

dirumuskan dengan tujuan menghasilkan rumusan tentang konsep Islam tentang fikih

lingkungan dan konservasi alam yang memiliki validitas tinggi, yang bersumber dari

Al-Qur’an dan Hadits, yang keduanya merupakan sumber pokok ajaran Islam, dan kitab

salaf, yang merupakan hasil pemikiran para ulama klasik berdasarkan pemahaman yang

mendalam dari sumber asalnya, yaitu Al-Qur’an dan Hadits.6

Perumusan dan pengembangan fiqh lingkungan(fiqh al-bi’ah)menjadi suatu

pilihan urgen di tengah krisis-krisis ekologis oleh keserakahan manusia dan

kecerobohan penggunaan teknologi.Dalam rangka menyusun fiqh lingkungan ini (fiqh

al-bi’ah), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Rekonstruksi Makna Khalifah.

Dalam al-Quran ditegaaskan manusia sebagai Khalifah dibumi ditugaskan untuk

membangun kehidupan yang damai sejahtera,dan penuh keadilan .Bukan untuk

melakukan kerusakan dan pertumpahan darah yang dapat mencoreng tugas


6
Ahsin Sakho Muhammad,”Fiqh Lingkungan”(Jakarta: Conservation International Indonesia,2006)hal.17

7
manusia sebagai khalifah.Walaupun alam diciptakan untuk manusia tapi tidak

diperkenankan menggunakannya secara semena-mena karna perusakan terhadap

alam merupakan pengingkaran terhadap ayat-ayat (keagungan)Allah,dan akan

dijauhan dari rahmatnya.Seperti yang telah di jelaskan dalam ayat berikut ini;

َ‫ض بَ ْع َد إِصْ ٰلَ ِحهَا َوٱ ْدعُوهُ خَ وْ فًا َوطَ َمعًا ۚ إِ َّن َرحْ َمتَ ٱهَّلل ِ قَ ِريبٌ ِّمنَ ْٱل ُمحْ ِسنِين‬ ۟
ِ ْ‫َواَل تُ ْف ِسدُوا فِى ٱأْل َر‬

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)

memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan

harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-

orang yang berbuat baik”. (QS. al-A’raf/7: 56).

2.  Ekologi sebagai doktrin ajaran.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Yusuf Qardhawi dalam Ri’ayah al-Bi’ah fiy

Syari’ah al-Islam, bahwa memelihara lingkungan sama halnya dengan menjaga lima

tujuan dasar Islam (maqashid al-syari’ah). Karena memelihara lingkungan sama

hukumnya dengan maqashid al-syari’ah. Dalam kaidah Ushul Fiqh disebutkan, ma la

yatimmu al-wajib illa bihi fawuha wajibun (Sesuatu yang membawa kepada kewajiban,

maka sesuatu itu hukumnya wajib).7

3. Tidak sempurna iman seseorang jika tidak peduli lingkungan.

Keberimanan seseorang tidak hanya diukur dari banyaknya ritual di tempat ibadah.

Tapi, juga menjaga dan memelihara lingkungan merupakan hal yang sangat

fundamental dalam kesempurnaan iman seseorang sesuai sabda Nabi SAW bahwa

kebersihan adalah bagian dari iman.

4. Perusak lingkungan adalah kafir ekologis (kufr al-bi’ah).


7
Ali Yafie,” Merintis Fiqh Lingkungan Hidup”(Jakarta: Ufuk Pres,2006)hal.21

8
Merusak lingkungan sama halnya dengan ingkar (kafir) terhadap kebesaran

Allah
ٰ َ ْ‫ َو َما خَ لَ ْقنَا ال َّس َما َء َواأْل َر‬ 
ِ َّ‫ض َو َما بَ ْينَهُ َما بَا ِطاًل ۚ َذلِكَ ظَ ُّن الَّ ِذينَ َكفَرُوا ۚ فَ َو ْي ٌل لِلَّ ِذينَ َكفَرُوا ِمنَ الن‬
‫ار۝‬

“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa

hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-

orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka” (QS. Shad/38: 27).

Ayat ini menerangkan kepada kita bahwa memahami alam secara sia-sia

merupakan pandangan orang-orang kafir. Apalagi, ia sampai melakukan perusakan

terhadap alam. Dan, kata kafir tidak hanya ditujukan kepada orang-orang yang tidak

percaya kepada Allah, tetapi juga ingkar terhadap seluruh nikmat yang diberikanNya

kepada manusia, termasuk adanya alam semesta ini.

2.4 Prinsip Dasar Fiqih Lingkungan

Menurut Islam sebagaimana tercantum dalam Al-Quran, alam bukan hanya benda

yang tidak berarti apa-apa selain dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Alam dalam pandangan Islam adalah tanda (ayat) “keberadaan” Allah. Alam

memberikan jalan bagi manusia untuk mengetahui keberadaan-Nya. Allah berfirman

dalam surat AdzDzariyat: 20.8

َ ‫ات ل ِْلمُوقِن‬
‫ِين‬ ِ ْ‫َوفِي اأْل َر‬
ٌ ‫ض آ َي‬

Artinya: Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi

orang-orang yang yakin (Q.S. Adz-Dzariyat: 20).

8
Mariatul Istiani, “Fiqh Bi’ah Dalam Perspektif Al-Quran”(Yogyakarta: Jurnal Mahasiswa FIAI-UII, at-
Thullab, Vol.1, Nomor 1, Februari-Agustus, 2019 ISSN: 2685-8924. e-ISSN:2685-8681),hal.33

9
Pengkajian Fiqih Lingkungan berdasarkan pada pemahaman bagaimana manusia

mampu menjaga dan melestarikan sumber daya alam yang ada sebagai peruwujudan

manusia dalam mengolah alam semesta.Hal itu sesuai dengan tugas dan kewajiban

manusia sebagai khalifah dibumi yaitu untuk menegakkan agama dan mengatur urusan

dunia.9 Ada beberapa hal yang terkait oleh fiqih lingkungan dimana manusia sebagai

khalifah dibumi perlu menjalankan amanatnya untuk menjaga sebagai bentuk

pemeluiharaan lingkungan hidup diantaranya yaitu :

1. Perlindungan jiwa raga (hifdh al nafs)

Dalam fiqih lingkungan setiap jiwa dan raga makhluk hidup adalah hal yang

mulia. Oleh sebab itu perlu adanya penjagaan dan perlindungan pada makhluk hidup

(manusia, hewan, tumbuhan) tanpa memandang status derajatnya.

2. Menyelaraskan tujuan kehidupan dunia akhirat

Dalam fiqih dijelaskan aturan-aturan kehidupan manusia dalam pelaksanaan

tatanan interaksi manusia baik dengan Alloh SWT ataupun dengan sesama manusia, dan

juga hubungan manusia dengan alam.Menyelaraskan antara tujuan dunia dan akhirat

adalah bagaimana manusia dengan alam. Menyelaraskan antara tujuan dunia dan akhirat

adalah bagaimana manusia dapat memenuhi kebutuhan dalam menjalankan roda

kehidupan namun tidak melupakan tujuan akhirat

yaitu mendapatkan ridho Allah SWT.

3. Kebutuhan akan produksi dan konsumsi harus seimbang

9
Ahsin Sakho Muhammad,”Fiqh Lingkungan”(Jakarta: Conservation International Indonesia,2006)hal.18

10
Fiqih lingkungan mengatur tatanan kebutuhan manusia dalam hal memproduksi

atau mengkonsumsi sesuatu harus sesuai dengan kadar kemampuan manusia untuk

mencukupi kebutuhan tersebut. Hal ini didasarkan pada larangan manusia untuk

berllebih - lebihan dalam segala hal.

4. Keseimbangan ekosistem harus dijaga

Tugas manusia untuk mengolah dan melestarikan alam tidak luput dari peran

serta manusia dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Jika ekosistem terjaga maka

manusia akan lebih mudah dalam memenuhi kebutuhannya.

5. Semua makhluk adalah mulia (muhtaram)

Selaras dengan menjaga keseimbangan ekosistem, maka didalamnya manusia

juga harus menjaga setiap makhluk hidup didunia, sebab makhluk hidup selain manusia

dapat juga dimanfaatkan secara seimbang tidak diburu untuk kepunahannya.

6. Manusia menjalankan tugas kekhalifahannya dalam hal mengolah dan

mengelola alam semeta.

Dari kesekian penjelasan tentang prisip dasar fiqih lingkungan semua berkaitan

dengan tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi.Sebab manusia yang mempunyai

akal fikiran yang dapat digunakan untuk mengolah dan mengelola alam

semesta.Pandangan islam dalam konteks pelestarian lingkunga sangat dominan

diperuntukkan untuk manusia. Sebagai khalifah di muka bumi manusia di tuntut atas

amanat yang di sandangnya untuk menjalankan kewajiban yang menyeluruh atas

pengelolaan alam semesta beberapa hal yang harus diperhatikan manusia dalam

menjalankan tugasnnya untuk melestariakan lingkungan adalah sebagai berikut :

11
1. Menjaga Siklus Hidrogen (Air)

2. Menjaga Kestabilan Atmosfer

3. Menanam Pohon dan Menjaga Kesuburan Alam

4. Melindungi Kawasan Perlindungan Lingkungan Kehidupan.

Jika umat muslim menyadari pentingnya memelihara lingkungan (ḥifż al-bī’ah)

maka kerusakan lingkungan termasuk akan dapat dihilangkan, paling tidak dapat

meminimalisir dampaknya.Dlam pelaksanaannya harus didukung oleh setiap elemen,

baik pemerintah maupun masyarakat.Kesadaran akan memelihara lingkungan (ḥifż al-

bī’ah) juga akan mencegah orang untuk membuang sampah sembarangan.Selain karena

sadar akan dampak negatifnya, juga karena dalam ajaran Islam, setiap orang akan

dimintai pertanggung-jawabannya atas apa yang telah diperbuatnya selama di dunia

ini.10

10
Ajahari,” Islam Dan Lingkungan Hidup”(Yogyakrta: ASWAJA PRESSINDO)hal,12

12
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Fiqih lingkungan pada dasarnya adalah aturan-aturan yang dirumuskan oleh

islam dalam rangka mengatur pemanfaatan yang berorientasi pada kelestarian

lingkungan sesuai dengan tutntunan Al-Quran dan Hadist.Manusia sebagai khalifah

di bumi harus melakuakan pemanfaatan dengan cara yang benar dan menghindari

kerusakan.Kesadaran lingkungan hidup yang dirumuskan daalam fiqih Islam perlu

kita tanamkan dalam setiap muslim,dan menjadi tanggung jawab bersama.Karena

pemeliharaan lingkungan merupakan upaya untuk menciptakan ke mahsalahatan

bersama dan mencegah kemudaratan.

3.2 Saran

Sebagai muslim sudah menjadi kewajiban kita harus menjaga kelestarian

lingkungan kita. Karena lingkungan merupakan bagian dari kehidupan setiap umat

manusia. Maka mari kita bersama-sama. Memperhatikan bagaimana lingkungan kita

berdasarakan hukum fiqih agar kita tidak keliru dalam mengaplikasikannya

13
DAFTAR PUSTAKA

Ajahari.2006.Islam Dan Lingkungan Hidup. Yogyakrta: Aswaja Pressindo

Muhammad,Ahsin Sakho.2006.Fiqh Lingkungan. Jakarta: Conservation International


Indonesia

Keraf,A.Sonny.2010. Etika Lingkungan Hidup. Jakarta:Grafika Mardi Yuana

Yafie,Ali.2006. Merintis Fiqh Lingkungan Hidup.Jakarta: Ufuk Pres,2006

Mangsujaya, Fachrudin M.2005.Konservasi alam dalam Islam. Jakarta:Yayasan Obor


Indonesia

Mariatul Istiani.“Fiqh Bi’ah Dalam Perspektif Al-Quran”(Yogyakarta: Jurnal


Mahasiswa FIAI-UII, at-Thullab, Vol.1, Nomor 1, Februari-Agustus, 2019
ISSN: 2685-8924. e-ISSN:2685-8681)

Muniri.”Fiqh Al-Bi’Ah;Sinergi Nalar Fiqhdan Analisis Mengenai Dampak


Lingkungan” Jurnal Syariah dan Hukum Islam Vol. 2, No. 1, Maret 2017,

14

Anda mungkin juga menyukai