Anda di halaman 1dari 29

Analisis Pandangan Al-Quran dan Hadis dalam Menjaga

Lingkungan Hidup

Disusun Oleh :
Fira Khairun Niswah
Hafifah Anggraini
M. Naufal Lubis
Naurah Kailah
Putri Afifah

MAN 1 MEDAN
XII IPA 4
2023/2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 4

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 6

1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................. 8

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................. 12

3.1 Lokasi Penelitian .......................................................................................... 12

3.2 Waktu Penelitian .......................................................................................... 12

3.3 Bentuk Penelitian ......................................................................................... 12

3.4 Sumber Data Penelitian ................................................................................ 12

3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 13

3.6 Instrumen Penelitian ..................................................................................... 13

3.7 Teknik Analisis Data .................................................................................... 13

ii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 15

5.1 Analisis Ayat-Ayat dan Hadist Terkait Lingkungan Hidup ......................... 15

5.2 Analisis Lingkungan Hidup di Sekitar Peneliti ............................................ 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Krisis lingkungan akhir-akhir ini menjadi isu yang hangat untuk
diperbincangkan, mengingat manusia dihadapkan pada serangkaian masalah-
masalah global yang membahayakan biosfer dan kehidupan makhluk hidup.
Bencana alam seringkali menjadi berita di berbagai media massa. Secara
nasional, gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, tanah longsor,
kekeringan merupakan fenomena yang akrab dengan penduduk bangsa
Indonesia. Sementara itu, secara global telah terjadi perubahan drastis wilayah
lingkungan hidup, mulai dari kerusakan lapisan ozon, pemanasan global, efek
rumah kaca, perubahan ekologi, dan sebagainya. Belakangan ditemukan pula
banyaknya kasus daratan pulau yang lenyap dari peta dunia karena naiknya
permukaan laut serta kasus kepunahan spesies binatang tertentu.
Krisis lingkungan sudah sampai pada tahap yang mengancam eksistensi
bumi sebagai tempat tinggal manusia dan makhluk lain. Krisis lingkungan yang
terjadi saat ini sebenarnya bersumber pada kesalahan fundamentalis-filosofis
dalam pemahaman atau cara pandang manusia terhadap dirinya, alam, dan tempat
manusia dalam keseluruhan ekosistem. Kesalahan itu menyebabkan kesalahan
pola perilaku manusia, terutama dalam berhubungan dengan alam. Aktivitas
produksi dan perilaku konsumtif gila-gilaan melahirkan sikap dan perilaku
eksploitatif. Di samping itu, paham materialisme, kapitalisme, dan pragmatisme
dengan kendaraan sains dan teknologi telah ikut mempercepat dan memperburuk
kerusakan lingkungan.
Dalam Al-Qur’an manusia diperintahkan untuk menjaga kelestarian
lingkungan hidup dengan tujuan agar lingkungan hidup tetap bisa lestari dan
mendukung kehidupan manusia di alam dunia ini. Namun manusia sering kali
melupakan amanat yang diberikan Allah SWT. Manusia melakukan eksploitasi

4
lingkungan hidup tanpa menghiraukan apa dampak nantinya bagi mereka dan
generasi yang akan datang, mereka hanya berpikir saat itu juga dan tidak
mempertimbangkan apa yang akan terjadi dari hasil perbuatan mereka.
Islam mempunyai konsep yang sangat jelas tentang pentingnya konservasi,
penyelamatan, dan pelestarian lingkungan. Konsep Islam tentang lingkungan ini
ternyata sebagian telah diadopsi dan menjadi prinsip ekologi yang dikembangkan
oleh para ilmuwan lingkungan. Prinsip-prinsip ekologi tersebut telah dituangkan
dalam bentuk beberapa kesepakatan dunia yang berkaitan dengan lingkungan.
Akan tetapi, konsep Islam yang sangat jelas tersebut belum dimanfaatkan secara
nyata dan optimal.
Melestarikan lingkungan merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda
lagi. Pelestarian lingkungan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah
atau pemimpin negara saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi, dari
balita sampai manula. Setiap orang harus melakukan usaha untuk
menyelamatkan lingkungan di sekitar kita, sesuai dengan kapasitasnya masing-
masing. Sekecil apapun usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi
terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak.
Dibutuhkan suatu penyadaran dan pemahaman kepada manusia agar
manusia bisa memahami bahwa mereka sebenarnya diberikan suatu amanat
untuk menjaga lingkungan dengan sebaik-baiknya. Selain itu mereka juga harus
disadarkan bahwa mereka nantinya akan dimintai pertanggung jawaban atas
perbuatan mereka di akhirat kelak dengan perbuatan mereka yang telah dilakukan
di dunia. Oleh karena itu peneliti sangat tertarik melakukan penelitian ini untuk
menganalisis terkait ayat-ayat dan hadis terkait menjaga lingkungan hidup dan
menganalisis lingkungan hidup disekitar peneliti.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, dapat dirumuskan
pertanyaan penelitian sebagai berikut :

5
1. Bagaimana pandangan Al-Quran dan hadist terkait menjaga lingkugan
hidup?
2. Bagaimana kondisi lingkungan hidup tempat tinggal peneliti?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk menggali pandangan Al-Quran dan hadis
terkait dengan konsep menjaga lingkungan hidup. Penelitian ini juga akan
mencermati kondisi lingkungan hidup tempat tinggal peneliti, mengidentifikasi
permasalahan yang ada, serta mengevaluasi praktik-praktik yang dapat
diimplementasikan untuk lebih efektif dalam menjaga dan melestarikan
lingkungan di lingkungan tersebut. Dengan demikian, penelitian ini akan
menghubungkan pandangan agama dengan situasi lingkungan nyata,
memberikan wawasan yang lebih baik tentang bagaimana ajaran Islam dapat
diterapkan untuk menjaga bumi yang Allah anugerahkan kepada umat manusia.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini sangat beragam. Pertama, penelitian ini dapat
memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang pandangan Al-Quran dan
hadis terkait dengan pelestarian lingkungan hidup, yang dapat menjadi panduan
bagi umat Islam dalam praktik-praktik sehari-hari mereka. Hal ini dapat
mendorong individu dan komunitas Muslim untuk lebih peduli terhadap alam
dan berperan aktif dalam menjaga lingkungan. Kedua, penelitian ini juga
memiliki manfaat praktis dalam konteks lingkungan hidup tempat tinggal
peneliti. Dengan menganalisis kondisi lingkungan dan mengidentifikasi
permasalahan yang ada, penelitian ini dapat membantu dalam merumuskan solusi
yang baik untuk perbaikan lingkungan, seperti program pelestarian alam,
pengelolaan sampah, atau upaya konservasi sumber daya alam. Selain itu,
penelitian ini juga dapat memberikan kontribusi lebih luas dalam pemahaman
global tentang pentingnya integrasi nilai-nilai agama dalam pelestarian

6
lingkungan. Ini dapat menjadi panduan bagi masyarakat yang beragam agama
dalam upaya bersama menjaga planet ini.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lingkungan
2.1.1 Pengertian Lingkungan
Lingkungan berasal dari kata lingkung yaitu sekeliling, sekitar.
Lingkungan adalah kawasan wilayah dan segala sesuatu yang terdapat di
dalamnya. Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar suatu organisme,
meliputi lingkungan mati (abiotik), yaitu lingkungan di luar suatu organisme
yang terdiri atas benda atau faktor alam yang tidak hidup, seperti bahan kimia,
suhu, cahaya, gravitasi, atmosfer, dan lainnya. Lingkungan hidup biotik (biotik),
yaitu lingkungan di luar organisme yang terdiri atas organisme hidup, seperti
tumbuhan, hewan, dan manusia.
Secara umum yang dimaksud dengan lingkungan adalah segala benda,
kondisi atau keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruang yang kita
tempatidan mempengaruhi hal-hal yang hidup termasuk kehidupan manusia.
Lingkungan yang baik bagi keberlanjutan hidup manusia adalah lingkungan
sehat dan bebas dari penyakit yang disebut sanistasi lingkungan hanya akan dapat
dicapai dengan kebersihan dan melestarikan lingkungan yang sempurna.
Permasalahan lingkungan termasuk salah satu issu aktual dari lima issu aktual
kontemporer modern. Kelima issu aktual modern itu adalah issu globalisasi,
demokratisasi, hak asasi manusia (HAM), kesetaraan gender dan lingkungan.

Manusia sebagai penduduk bumi adalah individu yang memiliki tanggung


jawab atas keberadaan lingkungan, baik itu lingkungan benda hidup atau
lingkungan benda mati dan makhluk hidup yang tergolong lingkungan sosial
yang merupakan hasil kreasi manusia. Letak tanggung jawab manusia terhadap
lingkungan baik lingkungan alami maupun lingkungan buatan manusia adalah
menjaga tata lingkungan (ekosistem) itu sendiri dalam islam kedudukannya sama

8
dihadapan Allah Swt, yaitu sebagai hamba-Nya hal ini sebagai firman Allah Swt
di dalam surat al-An’am ayat 38:

Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan lingkungan dan


keberlanjutan kehidupan di dunia. Banyak ayat Al-Qur’an dan Hadits yang
menjelaskan, menganjurkan bahkan mewajibkan setiap manusia untuk menjaga
kelangsungan kehidupannya dan kehidupan makhluk lain di bumi, walaupun
dalam situasi yang sudah kritis. Ayat yang berkaitan dengan alam dan lingkungan
Al-Qur’an bahkan lebih banyak dibandingkan dengan ayat-ayat yang berkaitan
dengan ibadah khusus (mahdhah). Islam sendiri memiliki ilmu tentang hubungan
Tuhan dan lingkungan. Hubungan Tuhan mengacu pada pada hubungan
struktural yaitu Tuhan sebagai pencipta lingkungan dan Tuhan sebagai pemilik
serta hubungan fungsional Tuhan sebagai pemelihara lingkungan

2.1.2 Makna Lingkungan Bagi Makhluk


Kehadiran lingkungan bagi makhluk pada hakekatnya merupakan suatu
syarat mutlak bagi kelangsungan hidiup secara menyeluruh. Jika kondisi
lingkungannya menunjukan keadaan yang baik berarti lingkungan tersebut
menunjang terhadap kelangsungan hidup bagi makhluk hidup. Oleh karena itu
kualitas atau mutu lingkungan adalah kondisi lingkungan dalam dalam
hubungannya dengan mutu hidup. Makin tinggi derajat mutu hidup dalam suatu

9
lingkungan tertentu makin tinggi pula derajat mutu lingkungan tersebut
begitupun sebaliknya. Lingkungan dengan seluruh makhluk hidup erat
hubungannya, artinya lingkungan sangat tergantung atas sesama makhluk hidup
lainnya. Bahkan secara sentral manusia sebagai pemegang peranan dalam sistem
ekologi pun sangat tergantung kepada keberadaan lingkungannya. Begitupula
lingkungan itu akan tetap memiliki mutu yang baik tidak lepas pula dari tangan
manusia terdapat dalam firman Allah sebagai berikut:

Artinya: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka


bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di
bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan
darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui." (QS. al-Baqarah: 30).

Dari penjelasan ayat di atas mengatakan bahwa manusia sebagai sentral


dari lingkungan, yang berarti manusia memiliki kedudukan yang paling tinggi
dibandingkan makhluk hidup yang lain yaitu manusia ditunjuk oleh Allah
sebagai khalifah di muka bumi ini. Khalifah menurut pemahaman Islam
merupakan pemimpin di muka bumi ini mempunyai tugas mampu memimpin
dirinya darn mengelola lingkungannya dengan baik. Oleh karena itu dalam
persepsi agama merupakan tugas pokok manusia dalam menjaga keberadaannya.
Kebaikan lingkungan tergantung dari kebaikan manusia. Manusia bertindak
dengan baik untuk sesama manusia dan lingkungannya. Arus hubungan timbal
balik mengandung makna bahwa lingkungan dengan manusia dan sebaliknya
manusia dengan lingkungannya adalah integratif.

10
Ilmu dan agama pada hakekatnya sejalan yaitu menginginkan kebaikan
bagi seluruh populasi dalam ekosistem, menampakkan segi kemanfaatan bagi
seluruh individu dalam seluruh tata lingkungan itu tidak terkecuali lingkungan
biotik dan abiotik. Sebab pada setiap unsur lingkungan ada kebutuhan integral
yang dibutuhkan. Terpenuhnya masing-masing kebutuhan lingkungan
memberikan arah kelestarian lingkungan. Dengan adanya lingkungan yang
lestari atau sesuai dengan kodratnya, maka makna lingkungan akan semakin
berasa bermanfaat dan bermakna bagi manusia sebagai makhluk biotik atau
bagian dari lingkungan.

2.1.3 Kerusakan Lingkungan Di Indonesia


Masalah lingkungan di indonesia pada masa sekarang merupakan masalah
yang serius, dan merupakan masalah yang kompleks di mana lingkungan
bergantung pada tingkah laku manusia yang semakin lama semakin menurun
kepedulian terhadap lingkungan, sedangkan kita sebagai umat Islam seharusnya
menjaga dan melestarikan lingkungan agar tidak terjadi kerusakan di dalam
lingkungan ini. Dengan dalih untuk kepentingan atau kelangsungan hidup
manusia melakukan eksploitasi besar-besaran terhadap lingkungan hidup tanpa
mempertimbangkan kelangsungan lingkungan hidup itu sendiri, pada akhirnya
menimbulkan kerusakkan lingkungan serta akan mengancam kelangsungan
hidup manusia itu sendiri.
Masalah lingkungan dapat diakibatkan dari berbagai kegiatan, baik dalam
skala terbatas (sempit) maupun dalam skala luas. Dalam skala terbatas, misalnya
dalam kegiatan keluarga yang menghasilkan limbah rumah tangga. Dalam skala
luas, masalah lingkungan menjadi penting karena komponen yang menanggung
dampak yang begitu banyak, sedangkan pihak penyebab dapat diuntungkan
secara ekonomi.

11
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian


Penelitian ini berlokasi di Taman Astaka, Jl. William Iskandar Ps. V,
Kenangan Baru, Sumatera Utara

3.2 Waktu Penelitian


Waktu penelitian 13-14 dan 17 Oktober 2023

3.3 Bentuk Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang berfokus pada pemahaman mendalam tentang fenomena
yang diteliti. Pendekatan ini tidak bergantung pada pengukuran kuantitatif atau
statistik, tetapi lebih menekankan pada pengumpulan data deskriptif, analisis
naratif, dan interpretasi konteks. Penelitian kualitatif sering digunakan untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kompleksitas, makna,
dan aspek sosial dari suatu topik. Metode ini melibatkan pengumpulan data
melalui wawancara, observasi, analisis dokumen, atau analisis konten, dan
penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan perspektif yang mendalam, pola,
dan makna yang mungkin tidak dapat ditangkap melalui metode kuantitatif.

3.4 Sumber Data Penelitian


Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat
diperoleh. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, data diartikan sebagai
kenyataan yang ada yang berfungsi sebagai bahan sumber untuk menyusun suatu
pendapat, keterangan yang benar, dan keterangan atau bahan yang dipakai untuk
penalaran dan penyelidikan. Sumber data penelitian ini berasal dari narasumber
(informan). Dalam penelitian kuantitatif sumber data ini disebut ”Responden”,

12
yaitu orang yang memberikan “Respon” atau tanggapan terhadap apa yang
diminta atau ditentukan oleh peneliti. Sedangkan pada penelitian kualitatif
posisis narasumber sangat penting, bukan sekedar memberi respon, melainkan
juga sebagai pemilik informasi. Oleh karena itu, ia disebut informan (orang yang
memberikan informasi, sumber informasi, sumber data) atau disebut juga subyek
yang diteliti. Karena ia juga aktor atau pelaku yang ikut melakukan berhasil
tidaknya penelitian berdasarkan informasi yang diberikan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan
untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan
cara interview/wawancara. Interview adalah usaha mengumpulkan informasi
dengan mengajukan pertanyaan secara lisan, untuk dijawab secara lisan pula.
Menurut Supardi metode wawancara adalah “proses tanya jawab dalam
penelitian yang berlangsung secara lisan, dimana dua orang atau lebih bertatap
muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-
keterangan”.

3.6 Instrumen Penelitian


Instrumen Penelitian berupa draft wawancara. Peneliti memiliki peran
sebagai instrument pengumpulan data.

3.7 Teknik Analisis Data


Analisis data penelitian kualitatif menggunakan metode wawancara yang
melibatkan serangkaian langkah sistematis untuk menggali, memahami, dan
menginterpretasi data kualitatif yang diperoleh dari wawancara dengan
partisipan. Selanjutnya, peneliti akan melakukan analisis isi untuk
mengidentifikasi makna dan hubungan antara tema-tema yang muncul. Hasil

13
analisis dapat digunakan untuk membangun teori atau merumuskan temuan-
temuan kualitatif yang relevan dalam konteks penelitian.

14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisis Ayat-Ayat dan Hadist Terkait Lingkungan Hidup


5.1.1 Ayat Ayat Tentang Lingkungan Hidup dan Cara Menafsirkanya
Menjaga lingkungan hidup adalah bagian dari keimanan oleh karenanya
banyak ayat ayat Al-Qur’an berbicara tentang pelestarian lingkungan hidup.
Untuk itu suatu keharusan bagi kita untuk memahami secara eksplisit terkait
dengan ayat ayat tentang pelastarian lingkungan hidup dan tafsirnya agar mampu
diaplikasikan dalam kehidupan keseharian. Berikut ini adalah ayat ayat tentang
pelestarian lingkungan hidup dan tafsirnya

1. Tafsir Quran Surah Al Baqarah Ayat 205

Terjemahnya: Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk


Mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang
ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan. (QS. Al-Baqarah 205).
Tafsir QS. Al Baqarah (2) : 205. Oleh Kementrian Agama RI golongan
manusia semacam ini, apabila ia telah berlalu dan meninggalkan orang yang
ditipunya, ia melaksanakan tujuan yang sebenarnya. Ia melakukan kerusakan-
kerusakan di atas bumi; tanaman-tanaman dan buah-buahan dirusak dan binatang
ternak dibinasakan, apalagi kalau mereka sedang berkuasa, di mana-mana
mereka berbuat sesuka hatinya dan wanitawanita dinodainya. Tidak ada tempat
yang aman dari perbuatan jahatnya. Fitnah di mana-mana mengancam,
masyarakat merasa ketakutan dan rumah tangga serta anak-anak berantakan
karena tindakannya yang sewenang-wenang. Sifat-sifat semacam ini, tidak
disukai Allah sedikit pun. Dia murka kepada orang yang berbuat demikian,

15
begitu juga kepada setiap orang yang perbuatannya kotor dan menjijikkan. Hal-
hal yang lahirnya baik, tetapi tidak mendatangkan maslahat, Allah tidak akan
meridainya karena Dia tidak memandang cantiknya rupa dan menariknya kata-
kata, tetapi Allah memandang kepada ikhlasnya hati dan maslahatnya sesuatu
perbuatan.
Ayat 205 dalam Surah Al-Baqarah menggambarkan perilaku sekelompok
orang yang, setelah berpura-pura baik di depan orang lain, saat berpaling dari
mereka, justru berusaha membuat kerusakan di muka bumi. Mereka merusak
tanaman, binatang ternak, dan menciptakan kekacauan di mana pun mereka
berkuasa. Tindakan semacam ini sangat tidak disenangi oleh Allah, yang lebih
menilai niat dan tujuan di balik perbuatan daripada penampilan luar dan kata-
kata semata. Allah tidak merestui perbuatan yang seolah-olah baik tetapi tidak
memberikan manfaat yang sebenarnya. Pesan dari ayat ini adalah bahwa
ketulusan hati dan kebaikan yang nyata dalam perbuatanlah yang dihargai oleh
Allah, bukan perilaku semu yang dipenuhi dengan kerusakan dan kesewenang-
wenangan.

2. Tafsir Quran Surah Al Araf Ayat 56

Terjemahnya:
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat
dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS Al-Araf ayat 56).

Tafsir QS. Al A’raaf (7) : 56. Oleh Kementrian Agama RI dalam ayat ini
Allah melarang manusia agar tidak membuat kerusakan di muka bumi. Larangan
membuat kerusakan ini mencakup semua bidang, seperti merusak pergaulan,

16
jasmani dan rohani orang lain, kehidupan dan sumber-sumber penghidupan
(pertanian, perdagangan, dan lain-lain), merusak lingkungan dan lain sebagainya.
Bumi ini sudah diciptakan Allah dengan segala kelengkapannya, seperti gunung,
lembah, sungai, lautan, daratan, hutan dan lain-lain, yang semuanya ditujukan
untuk keperluan manusia, agar dapat diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya untuk kesejahteraan mereka. Oleh karena itu, manusia dilarang membuat
kerusakan di muka bumi.
Selain itu, Allah juga menurunkan agama dan mengutus para rasul untuk
memberi petunjuk agar manusia dapat hidup dalam kebahagiaan, keamanan dan
kedamaian. Sebagai penutup kenabian, Allah mengutus Rasulullah SAW yang
membawa ajaran Islam sebagai rahmat bagi semesta alam. Bila manusia
mengikuti ajaran Islam dengan benar, maka seluruhnya akan menjadi baik,
manusia menjadi baik, bangsa menjadi baik, dan negara menjadi baik pula.
Sesudah Allah melarang manusia membuat kerusakan, maka di akhir ayat ini
diungkap lagi tentang etika berdoa. Ketika berdoa untuk urusan duniawi atau
ukhrawi, selain dengan sepenuh hati, khusuk dan suara yang lembut, hendaknya
disertai pula dengan perasaan takut dan penuh harapan. Cara berdoa semacam ini
akan mempertebal keyakinan dan akan menjauhkan diri dari keputusasaan,
karena langsung memohon kepada Allah yang Mahakuasa dan Mahakaya.
Rahmat Allah akan tercurah kepada orang yang berbuat baik, dan berdoa
merupakan perbuatan baik. Oleh karenanya, rahmat Allah tentu dekat dan akan
tercurah kepadanya. Anjuran untuk berbuat baik banyak diungkap dalam
Alquran, seperti berbuat baik terhadap tetangga, kepada sesama manusia, kepada
kawan, kepada lingkungan dan lainnya. Karena itu, bila seseorang akan
menyembelih binatang, hendaknya ia melakukan dengan cara yang baik, yaitu
dengan pisau yang tajam agar tidak menyebabkan penderitaan bagi binatang itu.
Tafsir tafsir diatas mendeskrpsikan begitu pentingnya menjaga lingkungan
hidup. Menurut Hatim Ghazali sebagaimana yang dikutip oleh Mukhlisin bahwa
manusia yang melakukan kerusakan di muka bumi secara otomatis telah

17
mencoreng atribut manusia sebagai khalifah. Karena pengrusakan terhadap alam
merupakan bentuk pengingkaran terhadap ajaran agama.14 Oleh sebab itu salah
satu bentuk pengabdian ibadah kita kepada Allah seperti ibadah shalat, zakat dan
ibadah mahdah lainya begitupun menjaga lingkungan adalah bagian dari ibadah
yang perlu di implentasikan dalam kehidupan keseharian manusia. Karena ibadah
mahdah masih membutuhkan ibadah gairu mahdah.

5.1.2 Hadis Hadis Tentang Pelestarian Lingkungan Hidup


Pentingnya dalam memilihara dan melestarikan lingkungan hidup sehingga
hal yang demikian juga di jelaskan dalam hadis-hadis Nabi tentang pelestarian
lingkungan hidup yang tentunya akan menjadi perhatian lebih untuk manusia
memahami dan menerapkan dalam kehidupan keseharian. Salah satu hadis
tentang pelestarian lingkungan hidup ya itu, hadis tentang perintah untuk
menanam pohon:

Artinya: Hadits dari Anas RA dia berkata: Rusulullah Saw bersabda: Seseorang
muslim tidaklah menanam sebatang pohon atau menabur benih ke tanah, lalu
datang burung atau manusia atau binatang memakan sebagian dari padanya,
melainkan apa yang dimakan itu merupakan sedekahnya”. (HR Bukhari Muslim)
Hadis Nabi Saw. tentang perintah menanam pohon (reboisasi) adalah
mengajarkan kepada umatnya untuk menanam tumbuhan baik berupa pohon,
biji-bijian atau tanaman pangan. Nabi Saw juga melarang menebang pohon tanpa
mengikuti prosedur yang benar, karena akan mengancam kesinambungan
makhluk hidup di bumi. Dengan melakukan penghijauan (reboisasi) akan

18
mempercantik wajah dunia dan sekaligus membawa manfaat bagi manusia dan
alam. Seperti pohon yang bisa menjadi tempat berteduh, dan akarnya bisa
mencegah erosi.
Dari keterangan hadis di atas, sangat jelas bahwa Islam adalah agama yang
mengajarkan untuk menjaga kebersihan lingkungan. Semua larangan tersebut
untuk mencegah terjadinya wabah penyakit yang disebabkan karena tidak
menjaga kebersihan. Oleh karena itu, manusia tidak hanya berkewajiban untuk
mengelola lingkungan, tetapi sekaligus juga menjaga dan memakmurkannya.
Adapun cara untuk memakmurkannya bisa dimulai dari lingkungan yang terkecil
yaitu dari lingkungan keluarga.
Dari pesan-pesan spiritual Nabi Saw di atas, menyadarkan kepada umatnya
untuk selalu meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan. Jika umat manusia
di bumi ini mampu mengamalkan dan mempraktekkan konsep yang diajarkan
oleh Nabi Saw tersebut di atas, tentu tidak akan pernah mendengar ancaman
global warming, illegal loging, banjir, longsor, tsunami, polusi udara, dan lain-
lain. Manusia memiliki posisi yang sangat penting, karena manusia sebagai garda
depan dalam melindungi keseimbangan ekosistem dan melestarikan lingkungan.
Dengan demikian, dalam mengelola lingkungan hakikatnya manusia berperan
sebagai mandataris Allah atau sebagai kepanjangan tangan Tuhan.

5.2 Analisis Lingkungan Hidup di Sekitar Peneliti


Wawancara yang dilakukan kepada kelima informan bertujuan untuk
mendapatkan data yang terkait dengan kondisi lingkungan di sekitar taman, peran
masyarakat yang sedang berolahraga di daerah taman dalam menjaga kebersihan
lingkungan, harapan informan terhadap mereka yang belum aktif dalam menjaga
lingkungan, serta langkah-langkah yang dianggap tepat untuk menjaga
kebersihan lingkungan sekitar taman. Hasil wawancara tersebut akan
memberikan pemahaman lebih dalam tentang peran aktif masyarakat dalam

19
melestarikan lingkungan taman dan upaya yang dapat diambil untuk memastikan
keberlanjutan kebersihan dan keindahan lingkungan tersebut.
a. Kondisi lingkungan di sekitar taman
Berdasarkan tanggapan dari beberapa informan yang disebutkan,
tampaknya kondisi lingkungan di sekitar area ini memiliki pandangan yang
beragam. Informan S dan informan N sepakat bahwa masih terdapat masalah
sampah yang berserakan di beberapa bagian taman, yang secara keseluruhan
mengindikasikan bahwa lingkungan di sini masih kurang bersih. Komentar ini
menyoroti masalah pentingnya menjaga kebersihan dan membuang sampah
dengan benar untuk menjaga keindahan dan kebersihan lingkungan.
Kemungkinan ada upaya yang perlu dilakukan untuk lebih memperbaiki keadaan
ini dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan. Di sisi lain, informan P dan A memiliki pandangan yang
berbeda, menyatakan bahwa menurutnya lingkungan di sekitar taman ini sudah
bersih dan taman ini sudah diatur dengan baik. Pendapat ini mungkin
mencerminkan perspektif yang lebih positif terhadap upaya penataan taman dan
kebersihan lingkungan yang telah dijalankan. Namun, penting untuk dicatat
bahwa pandangan individu bisa bervariasi, dan peningkatan lingkungan dan
kebersihan mungkin masih bisa dikejar untuk memenuhi harapan semua pihak.
Dengan demikian, tanggapan informan ini menggarisbawahi pentingnya
berkomunikasi dan berkolaborasi untuk mencapai kesepakatan tentang cara
memperbaiki dan merawat lingkungan di sekitar area ini.
Petugas kebersihan mengatakan bahwa kondisi lingkungan di sekitar taman
ini tampaknya cukup baik, dan ini dapat disebabkan oleh sistem pembagian kerja
yang efektif di antara petugas kebersihan taman. Dengan adanya pembagian
tugas yang baik, setiap petugas dapat fokus pada wilayah tertentu dalam taman
ini, memastikan bahwa setiap sudut taman terawat dengan baik. Hal ini tidak
hanya mencakup penyapuan dan pemungutan sampah, tetapi juga pemeliharaan
tanaman dan fasilitas taman. Dengan demikian, kebersihan dan keindahan taman

20
ini dapat dijaga dengan baik, menciptakan lingkungan yang nyaman bagi
pengunjung.
Selain itu, pembagian kerja yang efektif ini juga mungkin berkontribusi
pada efisiensi dalam penggunaan sumber daya. Misalnya, penggunaan alat dan
bahan pembersihan dapat dioptimalkan sesuai dengan tugas masing-masing
petugas. Selain itu, dengan pembagian yang jelas, setiap petugas dapat
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan khusus dalam wilayah taman
yang mereka tangani. Dengan demikian, pembagian tugas yang baik dalam
menjaga taman ini tidak hanya menciptakan lingkungan yang bersih dan terawat,
tetapi juga mendukung upaya pelestarian lingkungan yang lebih luas.
Selain masalah kebersihan, kondisi lingkungan di sekitar area ini juga dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor lainnya, seperti kerusakan ekosistem alami,
polusi udara, dan pengelolaan sumber daya alam. Kondisi lingkungan yang buruk
dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan masyarakat, kualitas hidup, serta
keberlanjutan lingkungan. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian yang serius
dari pemerintah dan masyarakat setempat dalam menjaga dan memperbaiki
kondisi lingkungan ini. Dengan lebih banyak kesadaran dan tindakan bersama,
potensi perbaikan lingkungan di sekitar taman ini dapat menjadi kenyataan.

b. Peran masyarakat yang sedang berolahraga di daerah taman


dalam menjaga kebersihan lingkungan
Tanggapan dari informan S, N, P dan A mengungkapkan pandangan yang
beragam mengenai peran masyarakat yang sedang berolahraga di daerah taman
dalam menjaga kebersihan lingkungan. Informan S mengindikasikan bahwa
orang yang berolahraga di taman memiliki potensi untuk menjaga kebersihan,
meskipun mungkin tidak semua orang melakukannya. Namun, informan N lebih
netral dalam pandangannya, mencatat bahwa ada variasi dalam perilaku
masyarakat yang berolahraga, dengan beberapa yang menjaga kebersihan dan
yang lainnya tidak. Sementara itu, informan P dan A memiliki pandangan yang

21
lebih optimis, merasa bahwa mereka yang berolahraga di taman bisa menjaga
kebersihan karena adanya pengawas yang memantau keadaan tempat tersebut.
Pandangan ini mencerminkan kompleksitas peran masyarakat dalam
menjaga kebersihan lingkungan saat berolahraga di taman. Adanya variasi dalam
sikap dan perilaku masyarakat menyoroti pentingnya pendekatan yang baik
untuk meningkatkan kepedulian lingkungan. Mungkin diperlukan lebih banyak
upaya dalam bentuk pengawasan atau sosialisasi untuk memastikan bahwa
semua pengguna taman berperan aktif dalam menjaga kebersihan. Selain itu,
kerja sama antara pihak pengelola taman dan masyarakat dapat menjadi kunci
dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Dengan begitu, peran
masyarakat dalam menjaga kebersihan taman saat berolahraga dapat menjadi
lebih efektif dan konsisten, memastikan kelestarian lingkungan yang
berkelanjutan.
Selain itu tanggapan dari seorang informan petugas kebersihan yang
berpengalaman memberikan pandangan kritis mengenai peran masyarakat yang
berolahraga di daerah taman dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Menurutnya, masyarakat yang berolahraga sering kali tidak mematuhi aturan dan
tata tertib yang berlaku di taman. Mereka cenderung merusak tanaman yang ada
di taman, yang merupakan aset berharga dari lingkungan tersebut. Selain itu,
perilaku seperti menjemur pakaian di sembarang tempat dan membuang sampah
sembarangan menjadi masalah serius yang merusak estetika taman dan
lingkungan secara keseluruhan. Tanggapan ini mencerminkan tantangan yang
dihadapi dalam menjaga kebersihan lingkungan di taman yang digunakan untuk
berolahraga. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan yang lebih tegas dan sistem
pengawasan yang lebih ketat mungkin diperlukan untuk mengatasi perilaku yang
merusak. Mungkin melalui program-program edukasi dan sosialisasi yang
efektif, masyarakat dapat lebih memahami konsekuensi dari perilaku mereka
terhadap lingkungan dan bagaimana mereka dapat berperan dalam menjaga
kebersihan taman dengan baik. Dengan kerja sama yang kuat antara pengelola

22
taman, petugas kebersihan, dan masyarakat yang berolahraga, ada harapan untuk
menciptakan lingkungan yang lebih bersih, indah, dan berkelanjutan.

c. Harapan informan terhadap mereka yang belum aktif dalam


menjaga lingkungan
Dalam merespons pertanyaan ketiga terkait harapan informan terhadap
individu yang belum aktif dalam menjaga lingkungan, terdapat tiga informan
dengan harapan yang sejalan, meskipun merinci dengan cara yang berbeda.
Informan S menekankan pada tanggung jawab individu untuk menjaga
lingkungan tetap bersih. Pernyataan ini mencerminkan harapan bahwa individu
yang belum aktif dapat lebih bertanggung jawab dan berkontribusi dengan tidak
menyebabkan kerusakan atau kekacauan di lingkungan mereka. Selanjutnya,
informan N menyampaikan harapannya agar individu yang belum aktif dalam
menjaga lingkungan dapat menjadi lebih baik di masa depan dengan tidak
membuang sampah sembarangan. N menyoroti pentingnya kesadaran individu
dalam menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan, yang pada gilirannya
dapat memberikan dampak positif pada komunitas mereka.
Terakhir, informan P dan A menyampaikan harapannya agar individu yang
belum aktif dalam menjaga lingkungan dapat menjadi lebih sadar diri dalam
menjaga lingkungan. Pernyataan ini menggambarkan harapan akan perubahan
sikap dan kesadaran diri individu terhadap pentingnya menjaga lingkungan. P
dan A mungkin percaya bahwa kesadaran diri akan menjadi pendorong utama
bagi individu untuk mengambil tindakan positif dalam melindungi lingkungan
mereka.
Dengan memberikan harapan dan dorongan kepada individu yang belum
aktif, informan S, N, P dan A berkontribusi pada pembentukan norma sosial yang
mendorong tindakan positif dalam menjaga lingkungan. Melalui harapan ini,
mereka memotivasi orang-orang untuk menjadi bagian dari solusi terhadap

23
masalah lingkungan, yang pada gilirannya dapat membawa perubahan positif
yang lebih besar dalam pelestarian alam dan keberlanjutan di masa depan.
Jawaban petugas kebersihan sebagai informan kelima memberikan
pandangan yang berfokus pada kolaborasi dan harapan positif. Dalam menjaga
lingkungan, kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk masyarakat yang belum
aktif dalam menjaga kebersihan, sangat penting. Harapannya adalah agar mereka
dapat bekerjasama untuk menjaga lingkungan agar tetap nyaman. Ini
mencerminkan pentingnya membangun kesadaran dan semangat gotong royong
dalam menjaga kebersihan lingkungan. Dengan demikian, upaya menjaga
lingkungan akan menjadi tanggung jawab bersama, dan bukan hanya tugas dari
satu pihak, seperti petugas kebersihan. Harapan positif ini juga dapat menjadi
pemicu motivasi bagi mereka yang belum aktif dalam menjaga lingkungan.

d. Langkah-langkah yang dianggap tepat untuk menjaga kebersihan


lingkungan sekitar taman
Informan S menyarankan adanya peringatan sebagai upaya untuk
mengatasi masalah perilaku yang belum aktif dalam menjaga lingkungan.
Peringatan ini bisa berupa edukasi untuk mengingatkan masyarakat tentang
pentingnya tidak membuang sampah sembarangan. Dengan adanya peringatan,
diharapkan masyarakat akan lebih sadar dan mulai mengubah perilaku mereka.
Informan N memberikan solusi yang lebih tindakan nyata dalam menjaga
lingkungan. Dia mengusulkan agar masyarakat aktif dalam menjaga kebersihan
lingkungan sekitar dengan cara mengambil inisiatif untuk memungut sampah
yang ditemukan di tempat-tempat yang tidak semestinya. Tindakan ini
mencerminkan partisipasi aktif dalam menjaga lingkungan, dan jika dilakukan
secara konsisten oleh banyak individu, dapat berkontribusi dengan baik dalam
menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Informan P dan A mengusulkan penerapan denda bagi mereka yang
membuang sampah sembarangan sebagai cara untuk memaksa orang-orang yang

24
tidak patuh untuk mengubah perilaku mereka. Penerapan denda dapat menjadi
cara yang efektif untuk memberikan sanksi kepada pelanggar aturan, yang pada
gilirannya dapat mendorong mereka untuk mematuhi peraturan dan tidak
membuang sampah sembarangan. Namun, penting untuk memastikan bahwa
sistem denda ini adil dan tidak memberatkan bagi masyarakat yang mungkin
tidak memiliki pengetahuan atau sumber daya yang cukup untuk mematuhi
peraturan, sehingga upaya sosialisasi dan edukasi juga tetap perlu dilakukan
secara paralel. Dengan tiga pendekatan yang berbeda ini, bisa ditemukan solusi
yang lebih baik dalam menjaga lingkungan dengan melibatkan edukasi,
partisipasi aktif, dan sanksi yang sesuai.
Petugas kebersihan menekankan langkah-langkah yang dianggap tepat
untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar taman melibatkan kerjasama dari
seluruh pengunjung taman. Petugas kebersihan menekankan pentingnya untuk
tidak membuang sampah sembarangan karena mereka tidak selalu bisa
memantau taman sepanjang waktu. Oleh karena itu, hal ini menjadi tanggung
jawab bersama untuk menjaga taman tetap bersih dan rapi. Pengunjung harus
selalu membawa sampah mereka sendiri dan membuangnya pada tempat sampah
yang disediakan. Dengan demikian, kita semua dapat bersama-sama menjaga
keindahan taman ini, menciptakan lingkungan yang bersih, nyaman, dan ramah
bagi semua pengunjung.

e. Harapan dan solusi Penulis


Kebersihan taman merupakan aspek yang sangat penting dalam menjaga
kualitas hidup kita dan memelihara keindahan lingkungan alami. Harapan penulis
adalah agar kita semua, sebagai anggota masyarakat yang peduli terhadap alam
dan lingkungan sekitar, dapat bersama-sama berperan aktif dalam menjaga
kebersihan taman. Ini dimulai dengan kesadaran akan dampak negatif yang dapat
ditimbulkan oleh perilaku sembrono seperti membuang sampah sembarangan. .
Salah satu solusi untuk meningkatkan kebersihan taman adalah dengan

25
melakukan upaya pengawasan yang lebih ketat dan penerapan sanksi yang tegas
terhadap pelanggaran seperti membuang sampah sembarangan. Pemerintah dan
lembaga terkait perlu bekerja sama untuk menciptakan aturan yang efektif dan
menjalankan penegakan hukum yang konsisten dalam kasus-kasus pelanggaran.
Selain itu, penting juga untuk melibatkan masyarakat dalam proses pemeliharaan
taman, seperti mengadakan program kebersihan sukarela atau mengedukasi
anak-anak dan remaja tentang pentingnya menjaga lingkungan. Dengan solusi-
solusi ini, kita dapat mewujudkan taman yang bersih dan asri, serta merawat
lingkungan alam kita demi keberlanjutan masa depan.

26
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dalam hal menjaga lingkungan hidup, pandangan ayat dan hadis
memberikan pedoman moral yang sangat kuat untuk umat manusia. Ayat-ayat
dan hadis yang menekankan pentingnya menjaga alam dan ekosistem sebagai
tugas khalifah Allah memberikan landasan yang sangat berharga dalam menjaga
kebersihan dan kelestarian lingkungan. Situasi lingkungan di sekitar taman
mencerminkan tantangan dalam menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan
kita. Harapan para informan dan penulis adalah agar nilai-nilai agama dan moral
ini diterapkan secara nyata dalam tindakan masyarakat, dan bahwa upaya-upaya,
seperti edukasi, pengawasan, dan kolaborasi, dapat membawa perubahan positif
dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan, sesuai dengan ajaran
agama dan pesan moral yang diyakini oleh umat manusia.

5.2 Saran
Saran untuk makalah ini adalah untuk terus menggali lebih dalam tentang
nilai-nilai agama dan moral dalam menjaga lingkungan hidup, serta untuk
memberikan lebih banyak contoh konkret dari upaya-upaya yang berhasil dalam
menjaga kebersihan taman atau lingkungan sekitar. Disarankan juga untuk
mengeksplorasi lebih lanjut keterkaitan antara agama, nilai-nilai moral, dan
tindakan nyata dalam melestarikan lingkungan. Bagi pembaca makalah,
disarankan untuk mendekati pembahasan dengan pikiran terbuka dan bersedia
untuk mengadopsi nilai-nilai dan tindakan yang berkelanjutan dalam menjaga
kebersihan lingkungan, sejalan dengan pesan moral yang ditekankan dalam
makalah ini. Dengan demikian, kita dapat bersama-sama berperan aktif dalam
melindungi dan merawat lingkungan hidup demi keberlanjutan masa depan.

27
DAFTAR PUSTAKA

Al Quran Terjemahan dan Transliterasi


Abdillah, Mujiono. Agama Ramah Lingkungan Perspektif al-Quran, Jakarta:
Paramadina, 2001.
Fuad, Awang Jauharul. Global Warming dalam Pandangan Islam, Yogyakarta: eLSAQ
Press, 2001.
Ma’luf, Luwih. al-Munjid fi al-Lughah wa al-adab wa al-Ulum, Cet. ke-7 Bairut: tth.
Ma’ruf, Hernedi Bencana Alam dan Kehidupan Manusia dalam Perspektif al- Qur’an,
Yogyakarta: ElsaQ Press, 2011.
Mukhlisin, Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup dalam Perspektif Islam,
Yogyakarta: Elsaq Press, 2011.
Maktabah Syamilah Mukhlishin, Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup dalam
Perspektif Islam
Nadjamuddin Ramly, Islam Ramah Lingkungan; Konsep dan Strategi islam dalam
Pengelolaan, Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2007.
Purwodarminto, WJS. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Balai Pustaka,
1976.
Shihab, M.Quraish. Secercah Cahaya Ilahi: Hidup Bersama al-Quran, Bandung:
Mizan, 2000.
Siahaan, N.H.T, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan, Jakarta: Erlangga,
2004.
Supriadi, Hukum Lingkungan di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2006.

28
29

Anda mungkin juga menyukai