Anda di halaman 1dari 13

FIQH EKOLOGI

(MENJAGA KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP)

Dosen Pengampu :

Fathul mu’in, M.H.I

Disusun Oleh :

Dedi kurniawan (1921020625)

FAKULTAS SYARIAH

JURUSAN HUKUM TATA NEGARA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2020/2021

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukursaya panjatkan atas kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan rahmat
dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini. Adapun yang menjadi judul makalah adalah “menjaga kelestarian lingkungan
hidup”.Tujuan kami  menulis makalah ini yang utama untuk memenuhi tugas dari dosen
pembimbing saya dalam mata kuliah fiqh ekologi.
Jika dalam penulisan makalah saya terdapat berbagai kesalahan dan kekurangan
dalam penulisannya, maka kepada para pembaca, penulis memohon maaf sebesar-besarnya
atas koreksi-koreksi yang telah dilakukan. Hal tersebut semata-mata agar menjadi suatu
evaluasi dalam pembuatan makalah ini.
Mudah-mudahan dengan adanya pembuatan makalah ini dapat memberikan manfaat
berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun bagi para pembaca.

Bandar Lampung, 13 januari 2021

penulis

ii
DAFTAR ISI

Cover

Kata Pengantar........................................................................................................................ii

Daftar Isi..................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………1
C. Tujuan……………………………………………………………………………..1

BAB II PEMBAHASAN

A. Kondisi lingkungan pada masa ini.………………………………………………


B. Pandangan al-qur’an ang berkaitan dengan pelestarian lingkungan….....……….

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................................
B. Saran……………………………………………………………………..…….....

DAFTAR PUSTKA………………………………………………………………………..

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan yang baru dan termasuk yang penting untuk masa sekarang adalah
pendidikan lingkungan. Pendidikan tersebut berkenaan dengan kepentingan
lingkungan di sekitar manusia dan menjaga berbagai unusrnya yang dapat
mendatangkan ancaman kehancuran, atau perusakan.

Pendidikan lingkungan telah di ajarkan oleh rosulullah SAW kepada para sahabatnya.
Bahwa abu darda mengatakan bahwa ditempat belajar yang di asuh oleh rosulullah
di ajarkan pentingnya bercocok tanam, dan menanam pepohonan, serta pentingnya
usaha mengubah tanah yang tandus menjadi subur. Perbuatan tersebut
mendatangkan pahala yang besar dan merupakan amal ibadah kepada allah SWT.

Pendidikan lingkungan yang di ajarkan oleh rosululah berdasarkan wahyu, sehingga


banyak di jumpai ayat-ayat ilmiah al-qur’an yang membahas tentang lingkungan.Oleh
karena itu , dalam makalah ini penyusun akan mencoba membahas secara luas
mengenai al-qur’an dan lingkungan, karena di al-qur’an menjelaskan tentang
pentingnya menjaga lingkungan dengan melatakkan dasar dan prinsipnya secara
global.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa sebenarnya lingkungan dan bagaimana kondisinya pada saat itu ?

2. Bagaimana pandangan al-qur’an yang berkaitan dengan upaya menjaga


kelestarian lingkungan?

C. TUJUAN

1. Mengetahui apa dan bagaimana kondisi lingkungan saat ini

2. Mengetahui dan betapa pentingnya menjaga dan memelihara lingkungan

3. Mengetahui bagaimana cara menjaga lingkungan seperti yang terdapat pada

al-qur’an.

BAB II
iii
PEMBAHASAN

A. Kondisi lingkungan pada masa ini

Masalah lingkungan hidup dewasa ini telah menjadi isu global karena menyangkut
berbagai sector dan berbagai kepentingan umat islam manusia. Hal ini terbukti
dengan munclnya isu-isu kerusakan lingkungan yang semakin santer terdengar.
Diantaranya isu efek rumah kaca, lampiasan ozon yang menipis, kanaikan suhu
udara, mencaarinya es di kudub, dll.

timbulnya kerusakan alam atau lingkungan hidupsebagian besar adalah hasil


perbuatan manusia. Karena manusialah yang diberi tanggung jawab sebagai khlaifah
di bumi. Manusia mempunyai daya inisiatif dan kreatif, sedangkan makhluk-makhluk
lainnya tidak memilikinya. Kebudayaan manusia makin lama makin maju sesuai
dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahun dan teknologi. Sejarang
dengan kemajuan tersebut, perkembangan persenjataan dan alat perusak lingkungan
makin maju pula. Kerusakan lingkungan diperparah lagi dengan banyaknya
kendaraan bermotor,dan pabrik-pabrik yang menimbulkan pencemaan udara atau
polusi. Pencemaran tersebut membayangkan keselamatan hidup manusia dan
kehidupan sekelilingnya. Limbah-limbah pabrik sering kali dibuang seenaknya ke
sungai yang akhirnya bermuara ke laut. Demikian pula kapal-kapal tanker yang
membawa minyaknya tumpah ke laut. Akibatnya, air sungai dan laut beracun yang
menyebabkan mati atau tercemarnya ikan dengan zat beracun.

Mungkin selama inimanusia terlalu jumawa dengan kemampuan yang mereka miliki
untuk engolah lingkumngan yang ada. Padahal seharusny manusia sebagi makhluk
yang dimuliakan dengan akal, seharusnya mampu berbuat apapun asalkan tetap
memegang amanah dan beranggung jawab dalam mengolah bumi. Seharusnya kita
sebagai umat islam kembali kepada ajaran Al-quran dan hal mengolah lingkungan.
Supaya kita dapatlebih bijak dan bertanggung jawab. Sehingga nantinya dengan
sendirinya akan lahirlah prinsip pembangunan berkelanjutan atau pebangunan
berwawasan lingkungan.

B. Pandangan Al-Qur’an yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan

iii
Al-Qur’an sebagainya kitab suci agama islam di dalamnya banyak terangkum ayat-
ayat yang membahas mengenai lingkungan, seperti perintah untuk mejaga
lingkungan, larangan untuk mrtusaknya, dan lain sebagainya seperti yang dibahas
berikut ini.

1. Q.S. Ar-Ruum Ayat 41-42

41. telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

42. Katakanlah: “Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana


kesudahan orang-orang yang terdahulu. kebanyakan dari mereka itu adalah orang-
orang yang mempersekutukan (Allah).”

Sejarah Surat Ar-Ruum dan Isi Kandungannya.

Surat Ar-Ruum (bahasa Arab: ‫ )الرّوم‬adalah surah ke-30 dalam al-Qur’an. Surah ini
terdiri atas 60 ayat dan termasuk golongan surat Makkiyah. Surat ini diturunkan
sesudah surah Al-Insyiqaq. Dinamakan Ar-Rum yang berarti Bangsa Romawi
(Bizantium), karena pada permulaan surat ini, yakni ayat 2, 3 dan 4 (30:2-30:4)
terdapat ramalan Al-Qur’an tentang kekalahan dan kemudian kemenangan bangsa
Romawi atas bangsa Persia.

Secara khusus kandungan surat Ar-Rum adalah sebagai berikut:

· Informasi dari Allah Swt bahwasanya terjadinya kerusakan di daratan dan lautan
adalah akibat ulah tangan manusia

· Perbuatan jelek itu bersifat merusak dan akan kembali pada yang melakukannya.

· Yang membuat kerusakan dan ingkar pada Allah akan binasa di dunia dan akhirat

· Semua musibah pada hakikatnya adalah peringatan dari Allah agar manusia kembali
ke jalan yang benar

· Manusia di amanati oleh Allah untuk menjaga dan melestarikan alam

· Allah mengutus para nabi dan rosul untuk membimbing manusia dalam
memanfaatkan dan menjaga alam

iii
· Kebudayaan manusia semakin lama semakin maju sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi

Perilaku dalam kehidupan sehari-hari atas kandungan QS. Ar-Rum 41-42 sebagai
berikut :

· Mensyukuri nikmat Allah

· Merawat dan memelihara alam

· Mengambil manfaatnya secara benar

· Tidak membuat kerusakan di muka bumi

· Menyayangi semua makhluk ciptaan Allah

· Senantiasa ingat kepada Allah atau mendekatkan diri kepada Allah agar
dijauhkan dari bencana

· Mempelajari sejarah umat-umat terdahulu kemudian mengambil pelajaran


darinya

PENJELASAN SURAT AR RUM AYAT 41-42

Surah Ar-Rum ayat 41 menjelaskan bahwa di dunia ini telah nyata terjadi
berbagai kerusakan atau bencana , baik di darat maupun di laut. Kerusakan dan
bencana itu adalah akibat perbuatan manusia. Sudah sepatnyalah ayat ini lebih kita
perhatikan dan renungkan dengan seksama.

Dalam ayat tersebut, Allah menjelaskan bahwa telah tampak kerusakan di darat,
seperti kekeringan, paceklik, dan hilangnya rasa aman; kerusakan di laut, seperti
tenggelamnya kapal-kapal dan kekurangan hasil laut serta sungai. Semua itu
disebabkan karena perbuatan tangan manusia yang durhaka. Ada beberapa
kemungkinan penyebab terjadinya kerusakan , seperti kemusyirikan, kemunafikan,
dan kesesatan pikiran manusia. Mereka tidak menaati perintah dan menjauhi
larangan Allah yang disampaikan oleh para rasul-Nya.

Pada Ayat 42, Allah memerintahkan kepada manusia supaya mengadakan


perjalanan di muka bumi ini. Manusia diharapkan dapat memperhatikan bagaimana
kesudahan orang-orang terdahulu. Selanjutnya, mereka dapat mengambil pelajaran
dari tingkah laku dan perbuatan mereka melalui pengamatan langsung, penelitian
peninggalan sejarah, atau media-media yang lain. Di antara mereka itu ada yang

iii
memperoleh kejayaan dan ada pula yang mengalami kerugian, penderitaan,
kesengsaraan, akibat kerusakan atau bencana yang menimpa mereka.

Adanya perintah untuk melihat dengan mata kepala dan pikiran, menunjukan
perintah untuk menggunakan daya pikir serta fisik guna mencapai kebenaran.
Dengan mengoptimalkan keduanya, diharapkan dapat menggugah daya kalbu,
sehingga manusia beriman secara benar dan baik.

2. Q.S. Al-A’raf Ayat 56-58

56 Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)


memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima)
dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada
orang-orang yang berbuat baik

57. Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum
kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan
mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di
daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-
buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-
mudahan kamu mengambil pelajaran

58. Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah;
dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana.
Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang
bersyukur

Baca Juga : Makalah Pemikiran Dan Peristiwa Penting di Eropa

Pembahasan Mengenai Kandungan Ayat :

Ada banyak hal yang sangat tentang dari surah ini. Salah satunya kisah para nabi.
Para nabi itu menjadi media pendidikan dan pengembangan ruhani Rasulullah SAW.
Lewat kisah itu, beliau diingatkan bahwa penderitaan yang dialaminya tidak lebih
parah daripada nabi sebelumnya.

Empat muatan penting dari surah al-A'raaf.

iii
1. Perintah Allah untuk menjadikan Alquran sebagai hudan atau petunjuk;

2. Ulasan tentang musuh abadi 'manusia, yakni iblis, berikut langkah-langkah iblis
ketika menggoda manusia;

3. Pengutusan para nabi dan rasul untuk mencerahkan kehidupan manusia;

4. Pengkhianatan kaum Yahudi terhadap perjanjian dengan Allah. setelah


perjanjian itu disepakati.

Ayat 56-58 ini sangat menarik untuk dikaji karena memberikan bukti-bukti nyata
tentang kekuasaan Allah. Ayat ini pun memberi gambaran tentang pengkhianatan
kaum Yahudi terhadap perjanjian dengan Allah.

· Larangan mengadakan kerusakan lingkungan di bumi. Dalam ayat lain, larangan


Allah dibarengi oleh ancaman.

· Doa artinya permohonan. Dalam Islam, doa merupakan otaknya ibadah. Doa
juga menjadi senjata ampuh bagi perjuangan seorang muslim. Rasulullah SAW
rnenyebut orang yang tak pernah berdoa sebagai al-kibr (sombong). Bagaimana cara
berdoa yang baik?

1. Mengetahui waktu utama yang ijabah (sa'atul Sabah)

2. Berdoa dengan rasa takut dan penuh harap (akan dikabulkan)

3. Menjauhi segala hal yang dapat menghalangi terkabulnya doa dan mematuhi
seluruh perintah-Nya

4. Diucapkan dengan nada lirih dan hati yang sungguh-sungguh.

· Tanda-tanda kekuasaan Allah yang tampak jelas di alam semesta memberi


manfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk lainnya, seperti :

1. Angin berhembus untuk mengawali datangnya hujan. Angin mengarak awan


yang ada di antara langit dan bumi. Angin itu dapat dimanfaatkan untuk
mengawinkan tumbuhan. "Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan
tumbuh-tumbuhan (QS al-Hijr, 22).

2. Air hujan dapat menyuburkan tanah. Tanah yang subur mempercepat


pertumbuhan tanaman, termasuk buah-buahan.

iii
Adakah hubungan antara doa dan pengungkapan ayat-ayat-Nya tersebut? Doa hanya
bisa disampaikan kepada Dzat Yang Maha Sempurna. Kesempurnaan-Nya tidak dapat
ditandingi oleh siapa dan apa pun. Tidak ada yang dapat memenuhi seluruh
keinginan manusia kecuali Dzat Yang Maha Sempurna itu ; Allah. Jadi, pengungkapan
ayat-ayat-Nya itu untuk meyakinkan manusia bahwa hanya Dia yang layak menjadi
tempat kembali urusan manusia.

3. Q.S. Sad Ayat 27-28

Artinya :

27. Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya
tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah
orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka

28. Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi?
Patutkah (pula) Kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-
orang yang berbuat maksiat

Pembahasaan mengenai ayat tersebut:

Pada Surah Sad Ayat 27 merupakan penegasan bahwa allah menciptakan langit,
bumi, dan apa yang ada diantara keduanya semuanya dengan benar-benar, tidak sia-
sia. Allah Swt. Menciptakan langit dan bumi serta segala yang ada diantara keduanya
dengan tata aturan yang demikian rapi, indah, dan harmonis.

Selanjutnya, pada Ayat 28, Allah menegaskan bahwa tidak akan pernah sama antara
orang-orang yang selalu berbuat amal saleh. Orang-orang yang bertakwa akan selalu
melakukan amal saleh dan berbuat untuk kebaikan di ala mini. Adapun orang-orang
yang berbuat jahat akan senantiasa membuat kerusakan menurut hawa nafsu
mereka. Allah akan memberikan balasan sesuai dengan amal masing-masing.

Pada kehidupan di dunia, jika dilihat sepintas kehidupan orang yang bertakwa
dengan kehidupan orang durhaka seperti sama. Bahkan secara lahiriah kemungkinan
orang yang durhaka atau banyak maksiat kelihatan lebih baik. Namun, di sisi Allah
mereka sangat jauh berbeda. Itulah keadilan yang akan diberikan Allah kepada
semua hamba-Nya.

iii
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwasanya itu semua menjadi alasan mengapa
Allah menyebutkan secara ekplisit dalam al-Qur’an tentang pentingnya lingkungan
hidup dan cara-cara islami dalam mengola dunia ini.

Kualitas sebagai indicator pembangunan dan ajaran islam sebagai teknologi untuk
mengolah dunia jelas merupakan pesan strategis dari Allah SWT untuk diwujudkan
dengan sungguh-sungguh oleh setiap muslim.

Adanya bencana lebih karena manusia melakukan ekspliotasi berdasarkan kemauan


hawa nafsunya untuk memperoleh keuntungan yang sebanyak-banyaknya tanpa
memikirkan bencana yang ditimbukan. Maunia tersebut tidak mampunyai
pengetahuan mengenai ekosistem dan memandang baik perbuatannya yang salah
tersebut tanpa pengetahuan, dalam Al-Qur’an disebutkan sebagai manusia yan
dzalim. Sebagaimana Mengingatkan :

“ Tetapi orang-orang yang zalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan,
maka siapakah yang akan menujuki orang yang telah disesatkan Allah? An tiadalah
bagi mereka seorang penolong pun”(Q.S.Ar-Rum 30:29)

Bahaya yang diakibatkan menurtkan kehendak nafsu sangat jelas dampaknya pada
kehancuran bumi. Hal ini dapat berupa ekspliotasi yang berlebihan dan tidak
mempertimbangkan daya dukung lingkungan, pemborosan, menguras sesuatu yang
tidak penting dan tidak efisien, bermewah-mewah dalam konsumsidan gaya hidup
seterusnya. Manusia yang melakukan cara seperti tu tentu mengelola bumi tapa
landasan dan petunjuk al-khalik sesuai denan apa yang di isyaratan kepadanya selaku
hamba Allah. Syariat adalah frman dimana bumi hanya dapat terjadi kefatalan. Tanpa
standar nilai-nilai syaiat tersebut, manusia cenderung melihat kebenaran menurut
hawa nafsu.

B. Saran

Islam mengajarkan agar umat manusia senantiasa menjaga lingkungan. Hal ini
seringkali tercermin dalam beberapa pelaksanaan ibadah, seperti ketika menunaikan

iii
ibadah haji. Dalam haji, umat islam dilarang menebang pohon-pohon dan
membunuhbinatang. Apanila larangan itu terdengar maka ia berdosa dan diharuskan
membayar denda (dam). Lebih dari itu Allah SWT melarang manusia berbuat
kerusakan di muka bumi.

Hendaknya kita sebagai umat islam kembali kepada ajran agama kita dalam
mengelola lingkungan. Dengan adanya hal tersebut, seharusnya manusia menjadi
lebih bijak dalam mengelola lingkungan. Sehingga nantinya diharapkan apabila dalam
kegiatan pengelolahan lingkungan akan tumbuh pemahaman pembangunan
berwawasan lingkungan maupun spirit pembangnan berkelanjutan.

Hal diatas bukan tidak mungkin akan tereliminasikan. Asalkan manusia mau kembali
kepada ajaran agam yang utuh dan dapat memahaminya. Sehingga nantinya akan
tumbuh uman manusia dalam mengelola lingkungannya. Sangat jelas dalam Al-Quran
terdapat begitu banyak ayat-ayat yang membahas prosedur pengelolaan alam yang
bijak. Perintah untuk tidak berbuat kerusakan di muka bumi. Dll.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Kebenaran Al-Qur’an dan Hadis 3 , http://www.tigaserangkai.com

Buku lks Al-Qur’an-Hadits , http://kisahmuslim.com

http://hidupterusberlanjut.blogspot.com/2016/01ayatayatal-quram-
temtanglingkunganhidup

iii
iii

Anda mungkin juga menyukai