Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

RELASI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Isalam Dan Lingkungan Hidup

Dosen Pengampu : Noventa Yudiar

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 3 :

DELA MEILIA PUTRI A (2251030031)


IKA ARIYANI (2251030057)
M. AMMAR FIRAS WAFIQ (2251030068)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

i
2022/2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidaya
h-Nya kepada kita. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muham
mad SAW yang kita nantikan syafaatnya di yaumul akhir nanti. Berkat pertolongan d
an perlindungan-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini
dengan judul ”Relasi Manusia Dengan Lingkungan".

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu syarat untuk me
menuhi tugas mata kuliah Islam Dan Lingkungan Hidup. Makalah ini tidak akan ters
elesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, diantaranya Bapak
Noventa Yudiar selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar Bisnis dan manajeme
n yang telah banyak memberikan pengarahan, serta teman-teman yang telah membant
u proses penyelesaian makalah ini.

Penulis juga menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari segi materi, penyusunan, maupun penulisannya. Oleh karena
itu penulis bersedia menerima kritik dan saran yang bersifat membangun guna penye
mpurnaan makalah ini. Terakhir penulis berharap agar makalah ini nantinya akan me
mberikan manfaat yang akan berguna dalam proses pembelajaran mata kuliah Islam d
an Lingkungan Hidup, sehingga akan memperluas keilmuwan kita mengenai lingkun
gan usaha dan pemilihan letak usaha.

Bandar Lampung,

ii
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................
.............................................................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
.............................................................................................................................................1

A. Latar Belakang ........................................................................................................


................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................
................................................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................
................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
.............................................................................................................................................3

A. Pengertian Manusia...........................................................................................
...........................................................................................................................3
B. Pengertian Lingkungan......................................................................................
...........................................................................................................................5
C. Pengertian Lingkungan Menurut Pandangan Islam...........................................
...........................................................................................................................7

iii
D. Relasi Manusia Dengan Lingkungan.................................................................
...........................................................................................................................11
E. Kewajiban Manusia Menjaga Dan Memanfaatkan Lingkungan.......................
...........................................................................................................................14

BAB III PENUTUP...........................................................................................................


.............................................................................................................................................19

A. Kesimpulan........................................................................................................
...........................................................................................................................19
B. Saran..................................................................................................................
...........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
20

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Relasi manusia dengan lingkungan telah menjadi topik penting dalam


pembicaraan mengenai keberlanjutan dan konservasi lingkungan hidup, lingk
ungan hidup dianggap sebagai amanah dari Allah SWT dan manusia diberikan
tanggung jawab untuk menjaga memelihara dan memanfaatkannya secara bija
ksana, karena kehadiran manusia dan aktivitasnya sangat mempengaruhi ener
gi energi dan ekosistem yang ada di bumi hal ini terkait dengan konsep kepem
impinan (khalifah) manusia atas bumi yang ditegaskan dalam surah Al-Quran
(QS. Al-Baqarah:30).

Seiring dengan meningkatkannya populasi dan kemajuan teknologi da


mpak manusia terhadap lingkungan telah semakin meningkat, namun tindakan
manusia yang tidak bertanggung jawab dan serakah dalam memanfaatkan sum
ber daya alam telah mengakibatkan kerusakan lingkungan dan perubahan ikli
m global, perlindungan terhadap lingkungan dianggap sebagai tanggung jawa
b moral yang harus dipenuhi oleh setiap individu hal ini ditegaskan dalam beb
erapa hadis seperti Hadis Rasulullah SAW yang menyatakan "tidak ada seoran
g muslim pun yang menanam pohon atau menanam benih lalu burung manusi
a atau binatang memakannya kecuali akan dicatat sebagai sedekah baginya"

Dalam rangka menciptakan relasi yang seimbang antara manusia dan li


ngkungan oleh karena itu sangat penting bagi umat Islam untuk memperhatika
n dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup
Hal ini dapat dilalui melalui pendidikan dan kampanye sosial umat Islam dapa
t memperbaiki relasinya dengan lingkungan dan memberikan kontribusi positi

1
f untuk menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik dan Lesta ri dan mend
ukung penggunaan sumber daya secara berkelanjutan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Hakikat dan Makna Lingkungan bagi Manusia?
2. Bagaimana Tugas dan Kewajiban Manusia dalam Menjaga Lingkunga
n?
3. Bagaimana Cara Manusia Memanfaatkan Lingkungan?

C. Tujuan

1. Menyelesaikan tugas mata kuliah Islam dan Lingkungan Hidup


2. Mengetahui hakikat dan makna lingkungan bagi manusia
3. Mengetahui tugas dan kewajiban manusia dalam menjaga lingkungan
4. Mengetahui cara manusia memanfaatkan lingkungan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manusia

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Manusia adalah Makhluk yang berak
al budi/insanulkamil artinya makhluk yang paling sempurna. Manusia sebagai makhl
uk yang berpolitik (zon politicon), makhluk yang bermasyarakat, makhluk yang berb
udaya, makhluk yang berbahasa, makhluk yang berbicara Menurut Adz-Dzaky manus
ia adalah salah satu makhluk Allah yang paling sempurna, baik dari aspek jasmaniyah
lebih-lebih rohaniyahnya. Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah dicip
takan oleh Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu k
onsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini Dari berbagai
uraian di atas maka peneliti menyimpulkanbahwa Manusia adalah mahluk yang palin
g sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah baik di lihat dari segi jasmani dan roha
ninya karena manusia adalah makhluk yang bermasyarakat dan makhluk yang berbud
aya.

Dalam perspektif Islam Manusia adalah mahluk paling sempurna yang perna
h diciptakan oleh Allah SWT. Manusia diciptakan Allah SWT. Berasal dari saripati ta
nah, lalu menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk ya
ng paling sempurna yang memiliki berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia w
ajib bersyukur atas karunia yang telah diberikan oleh Allah SWT Hal ini dapat diartik
an bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsur kimiawi yang
terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, Al-Quran tida
k menjelaskan secara rinci. Walaupun manusia berasal dari materi alam dan dari kehi
dupan yang terdapat di dalamnya, tetapi manusia berbeda dengan makhluk lainnya de
ngan perbedaan yang sangat besar karena adanya karunia Allah yang diberikan kepad
anya yaitu akal dan pemahaman. Itulah sebab dari adanya penundukkan semua yang a
da di alam ini untuk manusia, sebagai rahmat dan karunia dari Allah SWT Menurut S

3
aleh Al-Qur’an,memberikan rahasia-rahasia tentang manusia, maka Al-Qur’an memb
erikan gambaran tentang manusia sebagai berikut:

a. Menggunakan kata yang terdiri dari huruf alif, nun dan sinsemacam insan, i
ns, nas atau unas. Kata insan terambil dari kata uns yang berarti jinak, harm
onis, dan tampak. Kata insan di gunakan Al-Qur’an untuk menunjukan kepa
da manusia dengan segala totalitasnya, jiwa dan raga. Manusia yang berbeda
antara seseorang dengan yang lain. Akibat perbedaan fisik, mental, dan kece
rdasan.
b. Menggunakan kata basyar. Kata basyar berasal dari akar kata yang pada awa
l mulanya berarti “metampakan sesuatu dengan baik danindah”. Dari akar k
ata yang sama lahir kata basyarah yang berarti kulit. Manusia di namai basy
ar karena memiliki kulit yang jelas, dan berbeda dengan kulit binatang yang
lain. Proses kejadian manusia sebagai basyar, melalui tahap-tahap sehingga
mencapai tahap kedewasaan. Sebagai mana di jelaskan dalam QS. Ar-Rum:
20
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

‫َو ِم ْن ٰا ٰي ِتٖۤه َاْن َخ َلَقُك ْم ِّم ْن ُتَر ا ٍب ُثَّم ِاَذ ۤا َاْنُتْم َبَشٌر َتْنَتِش ُرْو َن‬

Artinya:

"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan ka


mu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang
biak."

c. Menggunakan kata bani Adam, dan dzuriyat Adam. Penggunaankata ini me


nunjukan bahwa manusia yang terlahir sesudah ada pada dasarnya merupak
an keturunan ada sebagai manusia pertama dan menjadi keluarga alam.

4
Manusia dalam pandangan Islam tediri atas dua unsur, yaitu jasmani dan roha
ni. Jasmani manusia bersifat materi yang berasal dari unsur-unsur sari pati tanah. Sed
angkan roh manusia merupakan substansi immateri, yang keberadaannya dia alam ba
qa nanti merupakan rahasia Allah SWT. Proses kejadian manusia telah dijelaskan dal
am Al Qur’anul Karim dan Hadits Rasulullah SAW.Dari beberapa uraian di atas mak
a peneliti menyimpulkan bahwa manusia menurut pandangan islam adalah makhluk y
ang paling sempurna (insan kamil) yang pernah di ciptakan olleh Allah SWTkarena
manusia mempunyai hati, perasaan dan akal kata ini menunjukan bahwa manusia yan
g terlahir sesudah ada pada dasarnya merupakan keturunan ada sebagai manusia perta
ma dan menjadi keluarga alam.Manusia dalam pandangan Islam tediri atas dua unsur,
yaitu jasmani dan rohani. Jasmani manusia bersifat materi yang berasal dari unsur-un
sur sari pati tanah. Sedangkan roh manusia merupakan substansi immateri, yang kebe
radaannya dia alam baqa nanti merupakan rahasia Allah SWT.1

B. Pengertian lingkungan

Lingkungan adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal, mencari, dan
memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik denga
n keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki p
eranan yang lebih kompleks dan riil. Komponen lingkungan terdiri dari faktor abiotic
(tanah, air, udara, cuaca, suhu) dan faktor biotik (tumbuhan, hewan, dan manusia). Li
ngkungan bisa terdiri atas lingkungan alam dan lingkungan buatan, sedangkanlingkun
gan alam adalah keadaan yang diciptakan Tuhan untuk manusia. Lingkungan alam ter
bentuk karena kejadian alam. Jenis lingkungan alam antara lain air, tanah, pohon, uda

1
https://repository.ump.ac.id/5451/3/BAB%20II_AMAM%20SOLIHUN_PAI%2712.pdf

5
ra, sungai dll. Lingkungan buatan dibuat oleh manusia. Misalnya jembatan, jalan, ban
gunan rumah, taman kota, dll.2

Lingkungan Hidup menyebutkan pengertian lingkungan adalah kesatuan ruan


g dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan peri
lakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup.3 Ada beberapa perumusan mengenai lingkungan hidup, diantara
nya adalah sebagai berikut:

1. Prof. St. Munajat Danusaputra, SH Lingkungan adalah sumber benda dan kondisi d
an termasuk di dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya, yang terdapat dalam rua
ng dimana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraa
n manusia dan jasad hidup lainnya.

2. Prof. Otto Soemarwoto Lingkungan adalah jumlah semua benda dan kondisi yang
ada dalam ruang yang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan kita. Secara teoriti
s ruang itu tidak terbatas jumlahnya, oleh karenanya misalnya matahari dan bintang te
rmasuk di dalamnya. Namun, secara praktis kita selalu memberi batas pada ruang ling
kungan itu. Menurut kebutuhan kita batas itu ditentukan oleh factor alam seperti juran
g, sungai,atau laut. Tingksh lsku msnusia merupakan bagian lingkungan kita terhadap
fisik dan biologi, melainkan juga lingkungan ekonomi, sosial dan budaya.4

A. Pengertian Lingkungan Menurut Pandangan Islam

2
A. Rusdina, 2015, Membumbikan Etika Lingkungan Bagi Upaya Membudayakan Pengelolaan Lingkun
gan yang Bertanggungjawab, ISSN 1979-8911, Vol IX No 2, hlm. 247

3
Abdillah, M. 2005. Fikih Lingkungan: Panduan Spiritual Hidup Berwawasan Lingkungan. Yogyakart
a: UMP AMP YKPN.
4
Valentinus Darsono. 1992. Pengantar Ilmu Lingkungan, Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Jogjakar
ta, h. 5.

6
Sebelum memahami pandangan alQur’an tentang lingkungan hidup, terlebih d
ahulu akan dijelaskan sekitar pengertian lingkungan hidup menurut pandangan pak
ar lingkungan.
Istilah “lingkungan hidup” didefinisikan sebagai hal-hal atau keadaan sekelilin
g khususnya yang mempengaruhi eksistensi seseorang atau sesuatu.5 Atau dapat ju
ga disebut, jumlah semua benda yang hidup (Biotik Community) dan tidak hidup
(Abiotik Community) serta kondisi yang ada dalam ruangan yang ditempati yang t
erdapat hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi.6
Menurut undangundang tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Ling
kungan Hidup (UKPPLH) no. 4 tahun 1982, menyebutkan bahwa lingkungan hidu
p diartikan sebagai satu kesatuan ruang dengan semua benda, daya dan keadaan m
akhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi
lingkungan prikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.7
Dari ketiga pengertian yang telah disebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bah
wa lingkungan hidup itu sendiri mencakup tiga unsur yang saling meng-ikat, yaitu:
a. Biotik Community, yaitu jasad-jasad hidup atau benda-benda hidup, misalny
a; manusia, tumbuh-tumbuhan dan hewan.
b. Abiotik Community, yaitu benda-benda mati, seperti udara, air, batu-batuan,
gas dan sebagainya.
c. Interaksi timbal balik yang saling mempengaruhi antara Biotik Community d
engan Abiotik Community. Dalam suatu kondisi hubungan timbal balik ini,
kita kenal sebagai Ekosistem.8

5
Library of Congres Cataloging in Publication Data, Websters Encyclopedia Unabridged Dictionary of
the English Lenguange, (New York: Pordland House, 1989), h. 477.

6
A. Tresna Sastrawijaya, Pancaran lingkungan (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991), h. 6.

7
Pengertian ini dikutip dari N.H.T. Siahaan, Ekologi Pembangunan dan Hukum Tata Lingkungan (Jak
arta: Erlangga, 1987), h. 3.

8
Emil Salim, LingkunganHidup dan Pembangunan, (Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya, 1995), h. 83.

7
Beberapa ayat Al-Qur’an menyebutkan adanya aturan, koordinasi dan tujuan a
lam sebagai bukti-bukti yang mengukuhkan eksistensi pencipta yang Maha Bijaksana
dan Maha Kuasa. Ayat-ayat ini dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok: 9

a) Sebagian menjelaskan bahwa penciptaan langit dan bumi tidak lah sia-sia, tet
api dibalik itu benar-benar memiliki tujuan, Q.S. 6:73, 21:16, 23:115, 38:27.

Q.S AL-An’am : 73

 ۗ ‫َو ُهَو اَّلِذ ْي َخ َلَق الَّسٰم ٰو ِت َو ا َاْل ْر َض ِبا ْلَح ـِّقۗ  َو َيْو َم َيُقْو ُل ُك ْن َفَيُك ْو ُن ۗ  َقْو ُلُه اْلَح ـُّق ۗ  َو َلُه اْلُم ْلُك َيْو َم ُيْنَفُخ ِفى الُّص ْو ِر‬
‫ٰع ِلُم اْلَغْيِب َو الَّشَها َد ِةۗ  َو ُهَو اْلَحِكْيُم اْلَخ ِبْيُر‬

Artinya:"Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan hak (benar), ketika
Dia berkata, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu. Firman-Nya adalah benar dan milik-
Nyalah segala kekuasaan pada waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang gaib da
n yang nyata. Dialah Yang Maha Bijaksana, Maha Mengetahui."

Q.S Al-Anbiya: 16

‫َو َم ا َخ َلْقَنا الَّسَم ٓاَء َو ا َاْل ْر َض َو َم ا َبْيَنُهَم ا ٰل ِع ِبْيَن‬

Artinya:"Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan segala apa
yang ada di antara keduanya dengan main-main."

Q.S Al-Mu’minum: 115

‫َاَفَحِس ْبُتْم َاَّنَم ا َخ َلْقٰن ُك ْم َع َبًثا َّو َاَّنُك ْم ِاَلْيَنا اَل ُتْر َج ُعْو َن‬

9
Mahdi Ghulsyam, The Holy Qur’an and The Scoience of Nature, diterjemahkan oleh Agus Effendi
“Filsafat Sains Menurut Al-Qur’an” (Bandung: Penerbit Mizan, 1994), h. 80 – 81.

8
Artinya: "Maka apakah kamu mengira bahwa Kami menciptakan kam
u main-main (tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan ke
pada Kami?"

Q.S Sad: 27

‫ٰذ‬
‫َو َم ا َخ َلْقَنا الَّسَم ٓاَء َو ا َاْل ْر َض َو َم ا َبْيَنُهَم ا َبا ِط اًل ۗ  ِلَك َظُّن اَّلِذ ْيَن َكَفُرْو اۚ  َفَو ْيٌل ِّلَّلِذ ْيَن َكَفُرْو ا ِم َن الَّنا ِر‬

Artinya: "Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang
ada di antara keduanya dengan sia-sia. Itu anggapan orang-orang kafir, maka c
elakalah orang-orang yang kafir itu karena mereka akan masuk neraka."

b) Di dalam beberapa ayat disebutkan bahwa kejadian-kejadian mengikuti suatu j


alur alami untuk periode tertentu yang sebelumnya ditentukan, misalnya: Q.S.
30:8

Q.S Ar-Rum: 8

‫َاَو َلْم َيَتَفَّك ُرْو ا ِفْۤي َاْنُفِس ِهْم ۗ  َم ا َخ َلَق ُهّٰللا الَّسٰم ٰو ِت َو ا َاْل ْر َض َو َم ا َبْيَنُهَم ۤا ِااَّل ِبا‬
‫ْلَح ِّق َو َا َج ٍل ُّمَس ًّمىۗ  َو ِاَّن َك ِثْيًرا ِّم َن الَّنا ِس ِبِلَقٓاِئ َر ِّبِهْم َلـٰك ِفُرْو َن‬

Artinya: "Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian)


diri mereka? Allah tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di ant
ara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang di
tentukan. Dan sesungguhnya banyak di antara manusia benar-benar mengingk
ari pertemuan dengan Tuhannya."

c) Beberapa ayat yang menyebutkan kepada kita bahwa keseluruhan proses penci
ptaan dan perjalanan kejadiankejadian di dalam alam, mengikuti suatu perhitun
gan, aturan dan ukuran yang sesuai, misalnya: Q.S. 55:5

9
Q.S Ar-Rahman: 5

‫َالَّش ْم ُس َو ا ْلَقَم ُر ِبُحْس َبا ٍن‬


Artinya: “Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan”

d) Dalam kitab suci Al-Qur’an, menyebutkan beberapa ayat adanya kehidupan,


makhluk Tuhan saling terkait, agar tercipta keseimbangan dan keserasian. Mis
alnya: Q.S. 13:310

Q.S Ar-Ra’d: 3

 ۗ ‫َو ُهَو اَّلِذ ْي َم َّد اَاْل ْر َض َو َجَعَل ِفْيَها َر َو ا ِس َي َو َا ْنٰه ًراۗ  َوِم ْن ُك ِّل الَّثَم ٰر ِت َجَعَل ِفْيَها َز ْو َج ْيِن اْثَنْيِن ُيْغ ِش ى اَّلْيَل الَّنَها َر‬
‫ِاَّن ِفْي ٰذ ِلَك ٰاَل ٰي ٍت ِّلـَقْو ٍم َّيَتَفَّك ُرْو َن‬

Artinya: "Dan Dia yang menghamparkan bumi dan menjadikan gunu


ng-gunung dan sungai-sungai di atasnya. Dan padanya Dia menjadikan semua
buah-buahan berpasang-pasangan; Dia menutupkan malam kepada siang. Sun
gguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi ora
ng-orang yang berpikir."

B. Relasi Manusia Dengan Lingkungan


Relasi Manusia dan Lingkungan Hidup dalam Keseimbangan dan Keharmoni
san manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan YME yang memiliki kesempurnaan da
n kelebihan dibandingkan dengan makhluk hidup lain nya dimana manusia dilengk
api dengan akal, ilmu dan iman. Manusia dengan kelebihan nya dapat membangun
peradaban yang baik dengan damai, sejahtera dan berkeadilan. Manusia di bumi di

10
Zaghlul Raghib Muhammad al-Najjar, “Isyarat-isyarat Al-Qur’an tentang Biologi” dalam Iwan Kusum
a Medan (ed.), Mukjizat Al-Qur’an dan al-Sunnah tentang IPTEK (Jakarta: Gema Insani Press, 1995), h.
126 - 127.

10
berikan tugas dan tanggung jawab yang berbeda dengan makhluk hidup lainnya. M
anusia diberi tugas sebagai khalifah di muka bumi ini, dengan tugasnya memanfaat
kan, mengelola, melestarikan lingkungan hidup melalui sebuah etika lingkungan hi
dup bukan untuk merusak lingkungan hidup. 11 Dalam fungsinya sebagai khalifah
manusia berperan untuk manusia dan makhluk hidup lain nya, juga bagi kepenting
an lingkungan hidup dan alam secara keseluruhan. Sebagai khalifah, manusia men
yadari bahwa semua bagian alam baik hewan, tumbuhan, dan air beserta tanah mer
upakan titipan Tuhan YME dan harus dipertanggungjawabkan. Semua hal yang dil
akukan pada bumi ini, akan menjadi saksi pada saat kita tidak lagi diperbolehkan
menghuninya.12
Amanah yang berkaitan dengan lingkungan hidup dipikul oleh manusia mem
ang berat karena manusia berkewajiban untuk melestarikan fungsi lingkungan hidu
p dan memakmurkan nya. Oleh karena itu, dalam mengelola dan memanfaatkan li
ngkungan hidup, manusia tidak boleh melakukan perusakan dan pencemaran lingk
ungan hidup. Dikarenakan pada hakikatnya dalam relasi manusia dengan lingkung
an hidupnya, tentu nya manusia yang lebih membutuhkan dan sangat bergantung p
ada lingkungan hidupnya, sedangkan lingkungan hidup membutuhkan manusia ha
nya untuk menjaga keseimbangan dan keharmonisannya. Dari lingkungan hidup,
manusia berupaya untuk bertempat tinggal, berkembang biak, memenuhi hidup da
n kehidupannya.
Dalam konteks relasi manusia dengan lingkungan hidupnya tentu manusia da
n lingkungan hidup memiliki posisi yang sama dan sejajar. Manusia tidak berada d
alam posisi yang lebih atas dari lingkungan hidup. Dengan demikian, dalam pema
nfaatan dan pengelolaannya nya manusia perlu memperhatikan kelestarian fungsi l
ingkungan hidup. Manusia perlu membangun relasi yang baik dan harmonis tidak

11
H.A. Kholiq Arif, Memberdayakan Lingkungan Hidup, PT.LKiS Pelangi Aksara, Yogyakarta, 2007, hlm.
47.

12
Bahagia. 2013. Manusia, Lingkungan Alam, dan Pembangunan, Makna Agama Untuk Menyelamatka
n Alam. Yogyakarta: Suka Press, hlm. 39.

11
hanya dengan sesama manusia saja tetapi dengan lingkungan hidupnya melalui ko
nsep kasih sayang, memelihara dan adil. Manusia harus bersahabat dengan lingkun
gan hidupnya agar lingkungan hidup pun memberikan kasih sayang nya kepada m
anusia dalam bentuk produktivitas untuk pemenuhan kebutuhan manusia. Dalam
memanfaatkan lingkungan hidupnya, manusia tidak boleh semena-mena melakuka
n eksploitasi agar lingkungan hidup tetap lestari dan kehidupan manusia pun selam
at.
Mengacu pada teori relasi yang merupakan sebuah teori yang berusaha menc
ari titik temu hubungan antara dua objek yang berbeda. Dalam konteks tulisan ini t
eori ini digunakan untuk menghubungkan antara konsep manusia dengan konsep li
ngkungan hidup. Teori relasi ini, secara umum, dapat dibagi ke dalam tiga kategori.
Relasi afirmatif, relasi negasi dan relasi campuran antar keduanya. Pembahasan te
ntang hubungan manusia dan alam semesta nampaknya mengindikasikan ke arah r
elasi yang afirmatif. Artinya, manusia dan alam harus bersinergi dan berkolaborasi
untuk menciptakan kemakmuran. Hanya saja yang paling banyak berperan dalam
hal ini adalah manusia, sebab di tangannya bergantung masa depan lingkungan hid
up.13

secara normatif telah diatur hak dan kewajiban manusia ketika berinteraksi d
engan lingkungan hidup nya. Dalam UUPPLH ditegaskan bahwa “setiap orang ber
kewajiban untuk melestarikan lingkungan hidup dan setiap orang memiliki hak unt
uk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat.” Menjaga keselarasan den
gan lingkungan hidup pada hakekatnya adalah menjaga kehidupan itu sendiri demi
keberlangsungan kehidupan generasi sekarang maupun generasi yang akan datang.
Menjaga lingkungan hidup hakikatnya merupakan bentuk ketaatan manusia kepad

13
Rosowulan, Titis. 2019. “Konsep Manusia dan Alam serta Relasi Kedua nya dalam Perspektif Al-Qura
n, Cakrawala.” Jurnal Studi Islam Vol. 14 No. 1, hlm. 26.

12
a sang pencipta dan bentuk rasa tanggung jawab dalam pelaksanaan amanah sebag
ai khalifah di muka bumi. Keharmonisan dan keseimbangan perlu terus dijaga agar
lingkungan hidup terus dapat memberikan fungsi nya pada manusia dan kehidupan
makhluk hidup lainnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka relasi yang harus dibangun antara manusia
dengan lingkungan hidupnya adalah keharmonisan dan keseimbangan. Harmonis a
dalah keselarasan hubungan antara manusia dengan unsur lainnya yang melingkup
i kehidupannya. Harmonisasi dalam relasi manusia dan lingkungan hidup menjadi
perlu dilakukan guna menjaga keseimbangan daya dukung lingkungan dan daya ta
mping lingkungan. Agar harmonisasi dan keseimbangan tersebut tetap terjaga.
Salah satu yang harus kita lakukan adalah adanya perubahan paradigma dala
m berelasi dengan lingkungan hidup yaitu dimana etika lingkungan hidup harus m
enjadi salah satu pijakan manusia ketika berelasi dengan lingkungan hidup nya. Se
lain itu, kecerdasan ekologis yang dimiliki oleh manusia pun penting dalam memb
angun relasi yang haromonis dan seimbang. Kesadaran bahwa alam ini adalah mili
k dan hak semua makhluk hidup. Kesadaran bahwa kehidupan ekologis tidak hany
a dipandang sebagai proses mekanistik saja tetapi merupakan proses ekologis dan
sistemik, sehingga yang dibutuhkan dalam pemahaman akan konsep ecoliteracy ad
alah adanya kebijaksanaan alam.14

C. Kewajiban Manusia Menjaga Lingkungan Dan Memanfaatkannya


1. Tugas dan kewajiban manusia terhadap menjaga lingkungan
Dalam kehidupan manusia, kebutuhan menjaga lingkungan hidup merupaka
n hal penting sehingga tidak dapat di abaikan. Apabila lingkungan hidup tidak terj
amin akan terjadi kekacauan dan ketidak-tertiban di mana-mana. Memelihara Ling
kungan, manusia adalah salah satu makhluk hidup yang tinggal di suatu tempat ya

14
A. Sonny Keraf, Krisis dan Bencana Lingkungan Hidup Global, Kanisius, 2010, hlm. 114.

13
ng disebut lingkungan.15 Adapun Ayat Al- Qur’an tentang menjaga kelestarian ling
kungan hidup, yakni dalam Q.S AlBaqarah ayat 205

‫َو ِا َذ ا َتَو ّٰل ى َس ٰع ى ِفى اَاْل ْر ِض ِلُيْفِس َد ِفْيَها َو ُيْهِلَك اْلَح ـْر َث َو ا لَّنْس َل ۗ  َو ا ُهّٰلل اَل ُيِح ُّب اْلَفَس ا َد‬

Artinya:"Dan apabila dia berpaling (dari engkau), dia berusaha untuk b


erbuat kerusakan di bumi, serta merusak tanam-tanaman dan ternak, sedang Allah
tidak menyukai kerusakan."
Keberhasilan dan kelestarian lingkungan sangat berpengaruh pada tingkat ke
pedulian serta perhatian masyarakat. Karena lingkungan merupakan tanggung jaw
ab manusia dalam hal menjaga dan mengembangkannya. Ada beberapa faktor yan
g mempengaruhi ketidaksadaran masyarakat terhadap lingkungan :
1) Faktor ketidaktahuan
2) Faktor kemiskinan
3) Faktor kemanusiaan
4) Faktor gaya hidup

Melakukan eksploitasi lingkungan yang berimbas pada terjadinya

kerusakan lingkungan hukumnya haram dan terlarang dalam Islam. Hukum ini

selain berkonsep maqashid, juga bisa dipahami langsung dari redaksi ayat

yang melarang berbuat kerusakan dimuka bumi. Dalam Al-Qur’an secara

tegas Allah SWT menyatakan dalam Q.S. Al – Araf ayat 85 Allah berfirman :

‫َو ِا ٰل ى َم ْد َيَن َاَخ اُهْم ُش َع ْيًباۗ  َقا َل ٰي َقْو ِم اْع ُبُدوا َهّٰللا َم ا َلـُك ْم ِّم ْن ِاٰل ٍه َغْيُر ٗه ۗ  َقْد َج ٓاَء ْتُك ْم َبِّيَنٌة ِّم ْن َّرِّبُك ْم َفَا ْو ُفوا اْلَكْيَل َو ا‬
‫ْلِم ْيَزا َن َو اَل َتْبَخُسوا الَّنا َس َاْش َيٓاَء ُهْم َو اَل ُتْفِس ُد ْو ا ِفى اَاْل ْر ِض َبْع َد ِاْص اَل ِحَهاۗ  ٰذ ِلُك ْم َخْيٌر َّلـُك ْم ِاْن ُكْنُتْم ُّم ْؤ ِمِنْيَن‬

15
Jonaidi, Kewajiban Manusia Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup, h. 38

14
Artinya : "Dan kepada penduduk Madyan, Kami (utus) Syu'aib, saudara mere
ka sendiri. Dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah. Tidak ada Tuhan (sembah
an) bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari T
uhanmu. Sempurnakanlah takaran dan timbangan, dan jangan kamu merugikan orang
sedikit pun. janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memp
erbaikinya. yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang y
ang beriman.”

Tafsiran dari ayat di atas adalah sesungguhnya kerusakan di bumi ini meliputi
rusaknya tatanan kesatuan hidup manusia yang diakibatkan oleh kezaliman dengan ca
ra batil, kejahatan dan permusuhan terhadap sesama, pertikaian-pertikaian, juga kebo
brokan akhlak dan tatakrama dengan dosa dan maksiat zahir maupun batin, rusaknya
kemakmuran karena kebodohan serta hilangnya supremasi hukum. Adapun memaslah
atkan bumi adalah sesuatu yang dapat memaslahatkan perkara – perkaranya, keadaan
para penghuninya dengan akidah-akidah yang benar yang bisa menghilangkan bahaya
musyrik dan semacamnya. Juga dengan amal saleh yang menyucikan jiwa dari penya
kit-penyakit hati dan segala perbuatan dosa, serta dengan Tindakan-tindakan yang bai
k untuk meningkatkan kemakmuran dan kehidupan yang lebih baik.

Allah juga berfirman dalam permulaan surah ini:

‫َو َلَقْد َم َّك ـّٰن ُك ْم ِفى اَاْل ْر ِض َو َجَع ْلَنا َلـُك ْم ِفْيَها َم َع اِيَش ۗ  َقِلْياًل َّم ا َتْشُك ُرْو َن‬

Artinya: "Dan sungguh, Kami telah menempatkan kamu di bumi dan di sana
Kami sediakan (sumber) penghidupan untukmu. (Tetapi) sedikit sekali kamu bersy
ukur."(QS. Al-A'raf 7: 10)

15
Allah telah menyatakan keadaan manusia dalam keadaan fitrah. Kesempurna
an penciptaan menempatkan mereka sebagai pihak yang memaslahatkan bumi den
gan pemberian Allah pada mereka, yaitu kemampuan berpikir dan anggota tubuh l
ainnya serta dengan diutusnya para rasul dari orang-orang yang memiliki kesucian
sempurna. Merusak berarti menghilangkan kebaikan atau kemaslahatan, termasuk
merusak agama dan dunia, sebagaimana diketahui dalam ayat ini dan sesudahnya.
Sebaliknya, memaslahatkan atau berbuat baik adalah bekerja untuk kebaikan, baik
pelakunya adalah Sang pencipta Allah yang Maha Bijaksana maupun orang – oran
g yang berbuat baik, seperti nabi, alim -ulama, para ahli hukum yang menyeru unt
uk berbuat adil, para hakim yang menegakkan keadilan. Termasuk di dalamnya ad
alah mereka yang memberikan kemanfaatan bagi orang lain dalam urusan agama d
an dunia, seperti petani, karyawan, dan pedagang yang amanah dan istiqamah. Pek
erjaan-pekerjaan tersebut meliputi berbagai disiplin ilmu dan hal itu adalah wajib s
esuai dengan kaidah ushul fiqh: “Sesuatu yang tidak sempurna kewajiban kecuali
dengannya maka hal itu menjadi wajib”.16

2. Cara Manusia Memanfaatkan Lingkungan


Manusia menjadi objek sekaligus subjek dan lingkungan karena manusia hid
up dan berkembang di lingkungan masing-masing, mengolah sumber-sumber alam
dan sosial yang ada di lingkungan tersebut serta memanfaatkannya sesuai dengan
kebutuhan hidupnya. Berbeda dengan makhluk hidup lainnya, bukan dalam hal me
menuhi kebutuhan hidupnya melainkan perilaku manusia dalam memanfaatkan ke
butuhan itulah yang berbeda dengan makhluk hidup lainnya.17

Manusia memandang alam lingkungannya dengan bermacam-macam kebutu


han dan keinginan. Manusia bisa memanfaatkan atau menggunakan sumber-sumbe
r alam yang ada di lingkungan. Berbagai cara telah dilakukan manusia dalam men

16
Herman Khaeron, Islam Manusia dan Lingkungan Hidup, (Bandung : Nuansa Cendekia, 2019) h.27

17
Dr. Rindyah Hanafi, M.M, Ekonomi Lingkungan, (Malang : Media Nusa Creative, 2018) h. 29

16
ggunakan sumber alam berupa tanah, air, fauna, flora, bahan-bahan galian dan seb
againya. Adapun beberapa sumber-sumber alam di lingkungan yang dapat manusia
manfaatkan atau digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia.

a. Tanah
Tanah permukaan (top soil) mengandung kadar unsur-unsur bahan makanan
yang begitu tinggi dan siap digunakan oleh manusia untuk menanam. Dengan adany
a kemajuan dalam bidang pertanian, penggunaan tanah untuk pertanian dapat diguna
kan secara efisien untuk meningkatkan hasil pertanian. Hasil pertanian tersebut dapa
t digunakan manusia sebagai sumber-sumber kebutuhan pokok pangan, seperti; bera
s, sayur-sayuran, ubi-ubian dan sebagainya.
b. Hutan
Ditinjau dari segi peranan hutan, hutan dapat digolongkan ke dalam dua golo
ngan yakni; hutan pelindung, merupakan hutan yang sengaja diadakan untuk melind
ungi tanah dari erosi, kehilangan humus, dan air tanah. Golongan kedua adalah huta
n penghasil atau hutan produksi, yaitu hutan yang disengaja ditanami jenis – jenis k
ayu yang dapat dipungut hasilnya, misalnya hutan pinus, damar, dan sebagainya. Ja
di manusia bisa memanfaatkan hutan golongan kedua ini untuk mencari penghasilan
mata pencariannya
c. Air
Air sebagai salah satu sumber alam yang terdapat di mana-mana di bumi, di
sungai, di danau, di lautan, di bawah tanah dan udara sebagai uap air yang kesemua
nya meliputi 4/5 bagian seluruh permukaan bumi. Manusia menggunakan air denga
n baik dan berusaha mencegahnya dari pencemaran-pencemaran yang mengganggu
berjalannya fungsi vital air dalam kehidupan air. Manusia memanfaatkan air ini unt
uk memasak, makan, dan minum. Untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia, se

17
perti mandi dan mencuci. Untuk mengairi sawah atau kegiatan pertanian dan perkeb
unan. Untuk kegiatan transportasi, seperti kapal dan perahu18

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Relasi manusia dengan lingkungan merupakan topik penting yang haru
s penting yang mempengaruhi keberlanjutan hidup, manusia dan planet ini ma
nusia diberikan tanggung jawab sebagai khalifah di bumi untuk menjaga mem
elihara dan dan memanfaatkan sumber daya alam dengan bijaksana, manusia
memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup a

18
Elly M. Setiadi, Log.cit., h.186-187

18
ktivitas manusia telah mempengaruhi lingkungan secara signifikan baik secara
positif maupun negatif, tindakan manusia yang tidak bertanggung jawab dan s
erakah dalam memanfaatkan sumber daya alam telah mengakibatkan kerusaka
n lingkungan dan perubahan iklim global. namun manusia juga telah berusaha
untuk memperbaiki relasinya dengan lingkungan melalui upaya-upaya konser
vasi dan pengurangan dampak negatif, Oleh karena itu penting bagi umat man
usia untuk memperhatikan dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya m
enjaga lingkungan hidup.

B. Saran
Sebagai makhluk individu yang menjadi satuan tekecil dalam suatu kelo
mpok/organisasi manusia harus memiliki kesadaran diri dalam menjaga
alam semesta, sehingga genersi penerus kita bisa menikmati apa yang pe
rnah kita nikmati dan tidak pelu lagi mengadakan pembaharuan untuk s
umber daya alam.

DAFTAR PUSTAKA

https://repository.ump.ac.id/5451/3/BAB%20II_AMAM%20SOLIHUN_PAI%2712.
pdf

19
Rusdina, 2015, Membumbikan Etika Lingkungan Bagi Upaya Membudayakan Pengel
olaan Lingkungan yang Bertanggung jawab, ISSN 1979-8911, Vol IX No 2.

Abdillah, M. 2005. Fikih Lingkungan: Panduan Spiritual Hidup Berwawasan Lingku


ngan. Yogyakarta: UMP.

Valentinus Darsono. 1992. Pengantar Ilmu Lingkungan, Yogyakarta: Universitas At


ma Jaya Jogjakarta, h. 5.

Library of Congres Cataloging in Publication Data, Websters Encyclopedia Unabridg


ed Dictionary of the English Lenguange, New York: Pordland House, 1989)

Tresna Sastrawijaya, A. 1991. Pancaran lingkungan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Siahaan, N.H.T. 1987. Ekologi Pembangunan dan Hukum Tata Lingkungan. Jakarta:
Erlangga.

Salim, Emil. 1995. LingkunganHidup dan Pembangunan, Jakarta: PT. Mutiara Sumb
er Widya, 1995

Ghulsyam, Mahdi. 1994. The Holy Qur’an and The Scoience of Nature, diterjemahka
n oleh Agus Effendi “Filsafat Sains Menurut Al-Qur’an” Bandung: Penerbit Miz
an.

Raghib Muhammad al-Najjar, Zaghlul. 1995. “Isyarat-isyarat Al-Qur’an tentang Bio


logi” dalam Iwan Kusuma Medan (ed.), Mukjizat Al-Qur’an dan al-Sunnah tenta
ng IPTEK Jakarta: Gema Insani Press.

Kholiq Arif H.A 2007, Memberdayakan Lingkungan Hidup, PT.LKiS Pelangi Aksara,
Yogyakarta, hlm. 47.

20
Bahagia 2013, Manusia, Lingkungan Alam, dan Pembangunan, Makna Agama Untuk
Menyelamatkan Alam. Yogyakarta: Suka Press, hlm. 39.

Titis Rosowulan, 2019. “Konsep Manusia dan Alam serta Relasi Kedua nya dalam P
erspektif Al-Quran, Cakrawala.” Jurnal Studi Islam Vol. 14 No. 1, hlm. 26.

Sonny Keraf, A. 2010 “Krisis dan Bencana Lingkungan Hidup Global,” Kanisius, hl
m. 114.

Jonaidi, “Kewajiban Manusia Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup, h. 38

Khaeron Herman, 2019 “Islam Manusia dan Lingkungan Hidup”, Bandung, Penerbi
t Nuansa Cendekia,h.27

Dr. Hanafi Ridyah,M M, 2018 “Ekonomi Lingkungan”Malang, Penerbit Media Nusa


Creative, h. 29

M. Setiadi, Elly.2012 “Ilmu Sosial dan Budaya Dasar” Jakarta, Penerbit kencana

21

Anda mungkin juga menyukai