Anda di halaman 1dari 21

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP

PENDIDIKAN LINGKUNGAN
Disusun dan di diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Islam Dan Lingkungan Hidup

Dosen Pembimbing : Mega Binziria

Disusun oleh :

MUHAMAD ADNANDA KURNIAWAN 2171020161

RIJAL HAKIM AHMAD 2171020099

JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS


SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmannirrahim Alhamdulillahi Rabbil`alamiin,

puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas dengan judul
“Pengertian Dan Ruang Lingkup Pendidikan Lingkungan” ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga selalu Tercurah limpahkan kepada junjungan
kita yakni Nabi Muhammad SAW dan semoga kita semua kelak akan
mendapat syafaatnya dihari akhir kelak.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan


bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terutama dosen pengampu matakuliah Islam Dan Lingkungan Hidup, yang
telah memberikan bimbingan dalam penyelesaian makalah ini.

Terlepas dari semua itu,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih


ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan senang hati kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini nantinya dapat


bermanfaat bagi para pembaca.

Bandar Lampung, 29 febuari 2024

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................ii


DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I ..............................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Deskripsi Singkat Makalah ..................................................................2
C. Tujuan Pembuatan Maklah ..................................................................2
BAB II.............................................................................................................3
PEMBAHASAN ............................................................................................3
A. Pengertian Dan Ruang Lingkup Pendidikan Lingkungan ...................3
B. Asas-Asas Pendidikan Lingkungan .....................................................5
C. Hukum Lingkungan .............................................................................7
D. Etika Lingkungan ...............................................................................13
BAB III .........................................................................................................17
PENUTUP....................................................................................................17
A. Kesimpulan ........................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, ahlak manusia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara. Selain itu pendidikan memiliki arti luas yakni
segala pegalaman belajar diberbagai lingkugan yang langsung sepanjang hayat
dan berpengaruh positif bagi perkembangan individu.

Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu


mengembangkan diri seseorang, sehingga mampu menghadapi setiap
perubahan yang terjadi, dalam rangka pembangunan manusia Indonesia yang
seutuhnya, pembangunan dibidang pendidikan merupakan sarana dan wahana
yang sangat baik dalam pembinaan sumber daya manusia, oleh karena itu,
bidang pendidikan perlu mendapat perhatian, serta pengolahan yang cukup
memadai, untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan siap
bersaing dengan Negara lain hal tersebut merupakan peran penting dalam
pendidikan.

Lingkungan adalah kesatuan ruang dengan segala komponen-komponen,


baik komponen biotik maupun abiotik, daya, keadaan serta manusia dengan
segala perilakunya yang mempengaruhi alam, kelangsungan perkehidupan dan
saling berhubungan secara timbal balik, dimana jika adanya perubahan pada
salah satu komponen akan mempengaruhi komponen lainnya.

Untuk melestarikan hingga mengendalikan lingkungan agar tetap terjaga


sebagaimana mestinya maka untuk itu diperlukan pendidikan kepada setiap
individu agar selanjutnya setiap penduduk dapat menjaga ekosistem dan

1
kesetabilan lingkungannya. Pembelajaran pendidikan lingkungan juga
memiliki tujuan utuk membentuk manusia agar memiliki perilaku tanggung
jawab dalam berinteraksi dengan lingkungan disekitarnya. Berdasarkan
permasalahan tersebut, maka saya akan membuat maklah tentang judul
Pengertian Dan Runag Ligkup Pendidikan Lingkungan program studi Sistem
Informasi UIN Raden Intan Lampung

B. Deskripsi Singkat Makalah


Makalah ini akan memberikan pengetahuan tentang :
1. Pengertian dan Ruang Lingkup Pendidikan Lingkungan
2. Asas Lingkungan
3. Hukum Lingkungan dan Etika Lingkungan
4. Kesehatan Lingkungan Dan Manajemen Lingkungan

C. Tujuan Pembuatan Makalah


Adapun tujuan dari pembuatan modul ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian serta ruang lingkup pendidikan
lingkungan
2. Mahasiswa dapat menyebutkan 14 asas lingkungan
3. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana hukum, etika, kesehatan, serta
manajemen lingkunga

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Pendidikan Lingkungan


1. Pengertian pendidikan lingkungan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadiaan, kecerdasan, ahlak manusia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan agama. Lingkungan adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup
termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
hidup dan kesejateraan mahluk lainnya.
Pendidikan lingkungan adalah suatu studi yang sistematis
mengenai lingkungan hidup dan kedudukan manusia yang pantas
didalamnya. Pendidikan lingkungan juga merupakan salah satu fakor
penting dalam meraih keberhasilan dalam pengelolaan lingkungan
hidup dan juga sebagai sarana yang sangat penting dalam menghasilkan
sumber daya manuisa yang dapat melaksanakan prinsip pembangunan
berkelanjutan.

2. Pendidikan Lingkungan Hidup Menurut Islam


Lingkungan pendidikan isalam merupakan karakter pendidikan
yang semestinya diberlakukan secara nasional di negara kita, kita tidak
membunuh fitrah manusia, dan di turunkan untuk membentuk pribdai
yang sempurna dalam diri manusia artinya, pendidikan islam dapat
membentuk pribadi yang mampu mewujudkan keadilan ilahiah dalam
komunitas manusia serta mampu mendayagunakan, sebab
bagaimanapun bila berbicara tentang Lembaga pendidikan sebagai
wadah berlangsungnya pendidikan maka tentunya akan menyangkut
masalah lingkungan dimana pendidikan tersebut di laksanakan.

3
Berdasarakan penelusuran penulisan ditemukan sejumlah riset
terdahulu, yang berkaitan dengan kajian ini yaitu Irham Fajriansyah,
Dan Dkk Dengan Judul Eksitensi Pendidikan Lingkungan Hidup Dalam
Ranah Pendidikan Islam, kajian ini menyimpulkan bahwa agama islam
belum berperan maksimal dalam memberikan pengaruh pemikiran
terhadap pendidikan lingkungan hidup. Oleh sebab itu, eksitensi
pendidikan lingkungan hidup yang diimplementasikan dalam
pendidikan islam hendaknya dapat di galakan pelaksanannya dalam
kehidupan sehari-hari. Pendidikan islam dapat di jadikan sebagai media
untuk merealisasikan nilai-nilai pendidikan lingkungan hidup, karena
terhadap hubungan yang erat antara pendidikan lingkungan hidup
dengan pendidikan islam yaitu dari aspek materi, metode dan juga
tujuan yang hasil akhirnya mencapai tujuan yaitu terbentuknya
kesadaran setiap individu terhadap lingkungan hidup. Kendala utama
dalam menyelamatkan lingkungan adalah kurangnya media untuk
menanamkan kesadaran manusia akan perlunya pelestarian lingkungan
hidup. Dalam hal ini pendidikan islam dapat dijadikan sebagai media
untuk pemecahannya.

Ayat tentang pendidikan lingkungan hidup dalam al-quran


“Sayangilah keduanya (orang tuaku) sebagaimana mereka telah mengasuhku
(mendidikku) sejak kecil.” (Q.S. Al-Isra: 24)
“Dia yang mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya “. (Q.S.
Al-Alaq: 5)

3. Ruang Lingkup pendidikan


Ruang lingkup pendidikan adalah pendidikan lingkungan hidup
yang melalui jalur formal, nonformal dan jalur informal yang
dilaksanakan oleh seluruh pemangku kepentinngan yang diarahkan
pada beberapa hal yaitu:
• Kelembagaan
• Sumber daya manusia (SDM) yang terkait

4
• Sarana dan prasarana
• Pendanaan
• Materi
• Komunikasi dan informasi
• Peran masyarakat

B. Asas-Asas Pendidikan Lingkungan


Asas di dalam suatu pendidikan pada dasarnya merupakan
penyamarataan kesimpulan secara umum, yang kemudian digunakan
sebagai landasan untuk menguraikan gejala (fenomena) dan situasi yang
lebih spesifik. Asas dapat terjadi melalui suatu penggunaan dan pengujian
metodologi secara terus menerus dan matang, sehingga diakui
kebenarannya oleh ilmuwan secara meluas. Ada beberapa asas dalam ilmu
lingkungan, yaitu:
1) ASAS 1 menyatakan bahwa semua energi yang memasuki sebuah
organisme, populasi, atau ekosistem yang dianggap sebagai energi
tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari satu bentuk ke
bentuk lain, serta tidak dapat hilang, dihancurkan, maupun
diciptakan.
2) ASAS 2 menyatakan bahwa tidak ada sistem perubahan energi
sangat efisien. Misalnya pada Hukum Termodinamika II yaitu
"Semua sistem biologi kurang efisien, kecenderungan umum, energi
berdegradasi ke dalam bentuk panas yang tidak balik dan beradiasi
menuju angkasa."
3) ASAS 3 menyatakan bahwa materi, energi, ruang, waktu dan
keanekaragaman, semuanya termasuk pada sumber alam.
4) ASAS 4 menyatakan bahwa semua kategori sumber alam, jika
pengadaannya telah maksimal, pengaruh unit kenaikannya sering
menurun dengan penambahan sumber alam sampai ke tingkat
maksimum.

5
5) ASAS 5 menyatakan bahwa terdapat dua jenis sumber alam, yaitu
sumber alam yang pengadaannya dapat merangsang penggunaan,
dan tidak mempunyai daya rangsang penggunaan.
6) ASAS 6 menyatakan bahwa Individu dan spesies yang mempunyai
lebih banyak keturunan daripada saingannya, cenderung akan
berhasil mengalahkan saingannya tersebut.
7) ASAS 7 menyatakan bahwa kemantapan pada keanekaragaman
suatu komunitas lebih tinggi di alam lingkungan yang mudah
diramal.
8) ASAS 8 menyatakan bahwa sebuah habitat dapat jenuh atau tidak
oleh keanekaragaman takson. Hal tersebut bergantung kepada
bagaimana nicia dalam lingkungan hidup dapat memisahkan takson.
9) ASAS 9 menyatakan bahwa keanekaragaman komunitas apa saja
sebanding dengan biomasa dibagi produktivitasnya. Terdapat
hubungan antara biomasa, aliran energi, dan keanekaragaman dalam
suatu sistem biologi.
10) ASAS 10 menyatakan bahwa lingkungan yang stabil perbandingan
antara biomasa dengan produktivitas dalam perjalanan waktu naik
mencapai sebuah asimtot. Sistem biologi menjalani evoluasi yang
mengarah pada peningkatan efisiensi penggunaan energi pada
lingkungan fisik yang stabil.
11) ASAS 11 menyatakan bahwa sistem yang telah mantap
mengeksploitasi sistem yang belum mantap. Contohnya seperti pada
hama tikus, serangga dari hutan rawa menyerang tanaman pertanian
dilahan transmigran.
12) ASAS 12 menyatakan bahwa kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau
tabiat tergantung kepada kepentingan relatifnya pada keadaan
lingkungan.
13) ASAS 13 menyatakan bahwa ingkungan yang secara fisik telah
mantap memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman

6
biologi pada ekosistem yang mantap, serta kemudian dapat
menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh.
14) ASAS 14 menyatakan bahwa derajat pola keteraturan naikturunnya
populasi tergantung kepada jumlah keturunan dalam sejarah
populasi sebelumnya yang akan mempengaruhi populasi tersebut.

C. Hukum Lingkungan
1. Hakekat Hukum Lingkungan
Dalam konteks pengelolaan lingkungan, eksitensi hukum
lingkungan diperlukan sebagai alat pergaulan sosial dalam masalah
lingkungan, dimana perangkat hukum lingkungan dibutuhkan dalam
menjaga agar supaya lingkungan dan sumber daya alam dapat
dimanfaatkan sesuai dengan daya dukung atau kondisi kemampuan
lingkungan itu sendiri. Hukum lingkungan juga mengandung manfaat
sebagai sarana pengatur interaksi manusia dengan lingkungan agar
supaya tercapai suatu keteraturan dan ketertiban.
Hal ini tentu sejalan dengan tujuan hukum yang tidak hanya
semata mata sebagai suatu alat ketertiban, maka hukum lingkungan
mengandung juga tujuan-tujuan kepada terciptanya sebuah
pembaharuan masyarakat. Menurut Hari Chand hukum juga tidak
hanya mengandung dimensi sebagai sarana alat keteraturan dalam
kehidupan manusia, melainkan hukum juga harus mengandung nilai-
nilai keadilan bagi semua orang. Dengan demikian hukum lingkungan
memiliki fungsi sebagai berikut:
a) Hukum sebagai alat keteraturan, yakni menata perilaku setiap
orang dalam interaksinya dengan lingkungan
b) Hukum sebagai alat keadilan, yakni untuk menciptakan
keadilan bagi semua pengolaan lingkungan, dan
c) Hukum sebagai alat rekayasa sosial.

Didalam UUD Republik Indonesia, No 32 Tahun 2009, pasal 1


disebutkan bahwa :

7
1. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan, semua
benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia
dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri,
kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lain.
2. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya
sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan
fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi
perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan,
pengawasan, dan penegakan hukum.
3. Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana
yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan
ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin
keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan,
kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi
masa depan.
4. Rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
yang selanjutnya disingkat RPPLH adalah perencanaan tertulis
yang memuat potensi, masalah lingkungan hidup, serta upaya
perlindungan dan pengelolaannya dalam kurun waktu tertentu.
5. Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang
merupakan kesatuan utuh-menyeluruh dan saling
mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas,
dan produktivitas lingkungan hidup.
6. Pelestarian fungsi lingkungan hidup adalah rangkaian upaya
untuk memelihara kelangsungan daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup.
7. Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan
lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia,
makhluk hidup lain, dan keseimbangan antarkeduanya.

8
8. Daya tampung lingkungan hidup adalah kemampuan
lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau
komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya.
9. Sumber daya alam adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri
atas sumber daya hayati dan nonhayati yang secara
keseluruhan membentuk kesatuan ekosistem.
10. Kajian lingkungan hidup strategis, yang selanjutnya disingkat
KLHS, adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh,
dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan
terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau
kebijakan, rencana, dan/atau program.
11. Analisis mengenai dampak lingkungan hidup, yang
selanjutnya disebut Amdal, adalah kajian mengenai dampak
penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
12. Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan
lingkungan hidup, yang selanjutnya disebut UKL-UPL, adalah
pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan
yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup
yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
13. Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar
makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau
harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai
unsur lingkungan hidup.
14. Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan

9
manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup
yang telah ditetapkan.
15. Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup adalah ukuran batas
perubahan sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup
yang dapat ditenggang oleh lingkungan hidup untuk dapat
tetap melestarikan fungsinya.
16. Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan orang yang
menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung
terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup
sehingga melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan
hidup.
17. Kerusakan lingkungan hidup adalah perubahan langsung
dan/atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau
hayati lingkungan hidup yang melampaui kriteria baku
kerusakan lingkungan hidup.
18. Konservasi sumber daya alam adalah pengelolaan sumber
daya alam untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana
serta kesinambungan ketersediaannya dengan tetap
memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta
keanekaragamannya.
19. Perubahan iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan
langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia sehingga
menyebabkan perubahan komposisi atmosfir secara global dan
selain itu juga berupa perubahan variabilitas iklim alamiah
yang teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan.
20. Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan.
21. Bahan berbahaya dan beracun yang selanjutnya disingkat B3
adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat,
konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak
lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup,

10
kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk
hidup lain.
22. Limbah bahan berbahaya dan beracun, yang selanjutnya
disebut Limbah B3, adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan
yang mengandung B3.
23. Pengelolaan limbah B3 adalah kegiatan yang meliputi
pengurangan, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan,
pemanfaatan, pengolahan, dan/atau penimbunan.
24. Dumping (pembuangan) adalah kegiatan membuang,
menempatkan, dan/atau memasukkan limbah dan/atau bahan
dalam jumlah, konsentrasi, waktu, dan lokasi tertentu dengan
persyaratan tertentu ke media lingkungan hidup tertentu.
25. Sengketa lingkungan hidup adalah perselisihan antara dua
pihak atau lebih yang timbul dari kegiatan yang berpotensi
dan/atau telah berdampak pada lingkungan hidup.
26. Dampak lingkungan hidup adalah pengaruh perubahan pada
lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau
kegiatan.
27. Organisasi lingkungan hidup adalah kelompok orang yang
terorganisasi dan terbentuk atas kehendak sendiri yang tujuan
dan kegiatannya berkaitan dengan lingkungan hidup.
28. Audit lingkungan hidup adalah evaluasi yang dilakukan untuk
menilai ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
terhadap persyaratan hukum dan kebijakan yang ditetapkan
oleh pemerintah.
29. Ekoregion adalah wilayah geografis yang memiliki kesamaan
ciri iklim, tanah, air, flora, dan fauna asli, serta pola interaksi
manusia dengan alam yang menggambarkan integritas sistem
alam dan lingkungan hidup.

11
30. Kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata
kehidupan masyarakat untuk antara lain melindungi dan
mengelola lingkungan hidup secara lestari.
31. Masyarakat hukum adat adalah kelompok masyarakat yang
secara turun temurun bermukim di wilayah geografis tertentu
karena adanya ikatan pada asal usul leluhur, adanya hubungan
yang kuat dengan lingkungan hidup, serta adanya sistem nilai
yang menentukan pranata ekonomi, politik, sosial, dan hukum.
32. Setiap orang adalah orang perseorangan atau badan usaha, baik
yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hokum.
33. Instrumen ekonomi lingkungan hidup adalah seperangkat
kebijakan ekonomi untuk mendorong Pemerintah, pemerintah
daerah, atau setiap orang ke arah pelestarian fungsi lingkungan
hidup.
34. Ancaman serius adalah ancaman yang berdampak luas
terhadap lingkungan hidup dan menimbulkan keresahan
masyarakat
35. Izin lingkungan adalah izin yang diberikan kepada setiap
orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang wajib
amdal atau UKL-UPL dalam rangka perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat untuk
memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan.
36. Izin usaha dan/atau kegiatan adalah izin yang diterbitkan oleh
instansi teknis untuk melakukan usaha dan/atau kegiatan.
37. Pemerintah pusat, yang selanjutnya disebut Pemerintah,
adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang
kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.

12
38. Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan
perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintah
daerah.
39. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup.

D. Etika Lingkungan
➢ Pengertian etika lingkungan
Etika merupakan cabang filsafat yang berangkat dari nilai serta
moral, khususnya terkait tingkah laku manusia. Menurut Bertens, etika
dapat dikatakan sebagai ilmu‖tentang apa yang biasa dilakukan atau
ilmu tentang adat kebiasaan. Menurut kamus besar bahasa indonesia
etika dapat diartikan dengan :
• Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk serta tentang hak
serta kewajian moral,
• Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan ahlak, dan
• Asas perilaku yang menjadi pedoman.
Menurut minarno (2010) terdapat empat teori etika yang sering
digunakan sebagai bahan acuan untuk menerangkan keputusan
moral yaitu sebagai berikut :
1. Teori Etika Konsekuensialisme
Teori ini memberikan jawaban atas soal apa yang harus saya
lakukan?, dengan melihat konsekuensi atas aneka jawaban.
Dengan demikian yang etis ialah sesuatu yang memberi
keuntungan tertinggi atau menyumbangkan kebaikan lebih banyak
terhadap masyarakat banyak
2. Teori Etika Deontologi
Teori ini menunjukkan kewajiban penentuan bahwa seuatu
itu etis maupun tidak. Sesuatu akan etis apabila melaksanakan
kewajiban atau bertanggung jawab. Apabila berpegang pada

13
kewajiban dan aturan, maka kepetingan diri tidak akan
mengalahkan kewajiban moral.
3. Teori Etika Hak
Teori ini memecahkan dilema moral tetapi lebih dulu
mempertimbangkan hak dan kewajiban moral mana yang
dilibatkan di dalamnya. Dilema tersebut dipecahkan dengan
mengindahkan struktur hak. Teori hak merupakan teori etika paling
populer berkembang di kebudayaan Amerika Serikat.
4. Teori Etika Intuisionisme
Teori ini menyelesaikan dilema etis dengan berlandaskan
kepada intuisi‖. Intuisi adalah peluang individu untuk memahami
baik-buruk sesuai perasaan moralnya‖, tidak berlandasakan situasi‖
semata, kewajiban maupun hak. Titik tolak individu bukan
kewajiban tetapi hanyalah perasaan moral.

Etika lingkungan merupakan kajian baru yang membahas


kaitan antara ilmu filsafat dan biologi khususnya lingkungan,
dimana ilmu filsafa biasa digunakan untuk berfikir secara
mendalam terhadap beragai aspek yang menyangkut kehidupan
mahluk hidup dialam, sementara ilmu lingkungan digunakan untuk
mengetahui dan memahami sistem kebumian dan kaitannya yang
kompleks antara lapisan biotik dan abiotik.

Etika lingkungan juga diartikan sebagai prinsip moral


lingkungan yang merupakan petunjuk atau arah perilaku praktis
manusia dalam mengusahakan terwujudnya moral lingkungan,
dimana dengan adaya etika lingkungan manusia tidak hanya
mengimbangi hak dan kewajiban terhadap lingkungan, tetapi juga
membatasi tingkah laku dan upaya untuk mengendalikan berbagai
kegiatan agar dapat berada dalam batas kelentingan lingkungan.

14
Dalam menerapkan etika lingkungan ada tiga hal yang harus di
perhatikan, yaitu :
1. Manusia sebagai pelaku utama dalam pengolaan lingkungan,
2. Kebijakan penggunaan sumber daya alam terbatas, misalnya
energy
3. Lingkungan disediakan untuk semua mahluk hidup, bukan
untuk manusia saja.

Etika lingkungan tidak hanya berbicara mengenai perilaku


manusia terhadap alam, tetapi juga mengenai hubungan diantara
semua kehidupan alam semesta yaitu, antara manusia dengan
manusia yang mempunyai dampak pada alam dan antara manusia
dengan mahluk hidup lain atau dengan alam secara keseluruhan,
etika lingkungan juga dapat disebut dengan etika ekologi, dimana
etika ekologi ini dibedakan menjadi dua yaitu ekologi dangkal etika
ekologi dalam.

1. Etika ekologi dangkal merupakan pandangan bahwa lingkungan


dan segala komponennya ada untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Etika lingkungan ekologi dangkal ini menitikberatkan pada :
a) Manusia tidak memiliki kaitannya dengan alam
b) Hak manusia adalah hal yang paling utama pada alam, tetapi
manusia tidak perlu bertanggung jawab atas alam
c) Perasaan manusia adalah titik prihatin bukan alam
d) Kepentingan manusia ialah rujukan dalam pengambilan
kebijakan dan sebagai pengelola semua sumber daya alam
e) Norma yang menjadi pertimbangan adalah untung rugi
f) Rencana jangka pendek lebih utama
g) Pertumbuan ekonomi harus diterima dan merupakan hal positif
2. Etika ekologi dalam merupakan pendekatan terhadap lingkungan
yang melihat pentingnya memahami lingkungan sebagai
keseluruhan kehidupa yang saling menopang sehingga, semua

15
unsur mempunyai arti dan makna yang sama. Didalam etika
lingkungan dalam terdapat beberapa teori yang berkembang yaitu,
teori biosentrisme, teori ekosentrisme, teori teosentrisme, teori
ekofeminisme, teori zoosentrisme, dan teori neoutilitarianisme.
Ekologi dalam memberi penekanan pada :
a) Manusia merupakan komponen alam
b) Semua mahluk hidup memiliki hak yang sama,dimana alam
boleh dimanfaatkan tetapi secara bijak
c) Prihatin terhadap alam
d) Kebijakan pengelolaan ditujukan untuk semua mahluk hidup
e) Manusia tidak boleh menguasai alam dan manfaatkan alam
dengan baik
f) Segala keanekaragaman hayati harus dijaga dan di lindungi
g) Sistem yang sudah tertata di alam harus dipelihara
➢ Tujuan pendidikan lingkungan
a) Untuk membangun pengetahuan konseptual
b) Membangun pengetahuan prosedural/ untuk mengembangkan
keterampilan dan kapasitas
c) Mendorong pengembangan pribadi
d) Sebagai intervensi pendidikan, dan
e) Untuk mengembangkan sikap dan kepercayaan

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa etika lingkungan
membahas nilai dan moral terkait perilaku manusia terhadap lingkungan
dengan menggunakan empat teori utama, yaitu konsekuensialisme,
deontologi, hak, dan intuisionisme. Pendekatan dalam etika lingkungan
terbagi menjadi ekologi dangkal dan ekologi dalam, sementara tujuan
pendidikan lingkungan adalah untuk membangun pengetahuan,
keterampilan, pengembangan pribadi, intervensi pendidikan, dan
pengembangan sikap dan kepercayaan.
Pendidikan lingkungan juga merupakan usaha untuk
mengembangkan potensi individu dalam menjaga lingkungan hidup dengan
memperhatikan asas-asas seperti energi, materi, keanekaragaman, dan
keberhasilan dalam mengalahkan saingan. Selain itu, hukum lingkungan
berperan sebagai alat untuk menjaga lingkungan dan sumber daya alam,
dengan UUD No 32 Tahun 2009 sebagai landasan yang menjelaskan
tentang lingkungan hidup, perlindungan, pembangunan berkelanjutan, dan
pengelolaan lingkungan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ara Hidayat, Pendidikan islam dan Lingkungan Hidup, Jurnal


Pendidikan Islam 4, N0 2. 2016.

Danim, Visi baru Manajemen Sekolah: dari Unit Birokrasi Lembaga


Pendidikan ke Lembaga Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
2007

Dr. Moh fadli, SH, MH, dkk. Hukum dan Kebijakan Lingkungan.
Malang : UB Pres. 2016

Dr. R sihadi Darmo wihardjo, M.Pd, dkk. Pendidikan Lingkungan


Hidup. Pekalongan, Jawa Barat ; PT. Nasya expading
Managemet. 2021

Hudha Miftachul Atok, dkk. Etika Lingkungan. Malang : Universitas


Muhamadiyah . 2019.

Husaini Usman, Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara. 2006

Mohammad Iqbal, Peranan Manajemen Fungsional dalam


Implementasi Strategi pada Pencapaian Kinerja Perusahaan
Kayu Berskala Besar di Kota Palu, Jurnal Aplikasi
Manajemen 8, No.8. 2010

Rizky Dewi Iswari, Suyud W. Utomo, Evaluasi Penerapan Program


Adiwiyata Untuk Membentuk Perilaku Peduli Lingkungan
Di Kalangan Siswa (Kasus: Sma Negeri 9 Tangerang
Selatan Dan Ma Negeri 1 Serpong), Jurnal Ilmu
Lingkungan Vol. 15. 2017

Sobri dkk, Pengelolaan Pendidikan, Cet 1, Yogyakarta : Multi


Pressindo. 2007

Tajuddin Bantacut, BISNIS BERKELANJUTAN: Integrasi


Manajemen Lingkungan Dalam Pengelolaan Usaha, vol 17.
2012

Teguh Widianto, Kajian Manajemen Lingkungan Terhadap Kejadian


Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kota Purwokerto Jawa
Tengah, jawa tengah : Universitas Diponegoro Semarang.
2007

18

Anda mungkin juga menyukai