Anda di halaman 1dari 23

PENTINGNYA PENDIDIKAN BAGI KEHIDUPAN MANUSIA

Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas dari Bapak Amberansyah, S.Pd., M.Pd
Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengantar Pendidikan

Oleh :

KELOMPOK 2

1. Evi Maulidia Lestari 2310125120032 2. Hanum Istiqomah Azhar


Fadhila 2310125320028 3. Ibrena Nalsal Angelika Sembiring
2310125220058 4. Muhsin 2310125210080 5. Nazwa Azkia Ramadhani
2310125320022 6. Nazwa Nanda Humaira 2310125220055 7. Nazwa Nazira
2310125120034 8. Rahma Aulia Putri 2310125220075

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan

dengan sebaik-baiknya makalah yang berjudul “Pentingnya Pendidikan Bagi


Kehidupan Manusia”. Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak, oleh karena itu kami ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak

yang terkait. Juga berterimakasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah

Pengantar Pendidikan, yakni Bapak Amberansyah, S.Pd., M.Pd.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan dan

penulisan makalah ini , sehingga diperlukan kritik dan saran yang membangun

sebagai perbaikan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah dapat bermanfaat

bagi kita semua.

Banjarmasin, September 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................3


A. Latar Belakang .......................................................................................3

B. Rumusan Masalah...................................................................................4

C. Tujuan Pembahasan ................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................5

A. Pengertian Pendidikan ............................................................................5

B. Fungsi dan Tujuan Pendidikan................................................................7

C. Pendidikan di Indonesia .........................................................................9

D. Permasalahan Pendidikan di Indonesia .................................................11

E. Pentingnya Pendidikan..........................................................................14

BAB III PENUTUP .................................................................................20

A. Kesimpulan ..........................................................................................20

B. Saran....................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................21

ii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar

yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan

berlangsung dalam segala lingkungan baik yang khusus diciptakan untuk


kepentingan Pendidikan maupun yang ada dengan sendirinya.

Pendidikan bertujuan untuk mensosialisasikan, memberikan pengetahuan

dan pemahaman mengenai pentingnya pendidikan bagi manusia serta

memberikan motivasi. Pendidikan berlangsung seumur hidup di setiap saat

selama ada pengaruh lingkungan. Pendidikan berbentuk segala macam

pengalaman belajar dalam hidup.

Tujuan pendidikan merupakan perpaduan tujuan-tujuan yang bersifat

pengembangan kemampuan-kemampuan individu secara optimal dengan tujuan

tujuan yang bersifat sosial untuk dapat memainkan perannya sebagai warga

dalam berbagai lingkungan dan kelompok sosial.

Pendidikan adalah sebuah sistem. Sebagai sebuah sistem pendidikan

memuat beberapa komponen-komponen tertentu yang saling memengaruhi dan

menentukan. Untuk memudahkan pemahaman tentang sistem, ambilah contoh

sebuah sepeda. Sepeda adalah sebuah sistem. Sebuah sistem terdiri atas beberapa

komponen. Pada sepeda terdapat beberapa komponen yaitu rantai, ban, rem,

sadel, setang dan lain lain. Komponen tersebut membentuk berfungsinya sebuah

sistem. Jika salah satu komponen mengalami kerusakan maka sistem tidak akan

berfungsi. Sebagai contoh pada sepeda, jika salah satu komponenya rusak,

misalnya bannya kempes, maka sepeda tidak dapat berfungsi dengan baik.

3
Demikian juga pendidikan, sebagai sebuah sistem, pendidikan terdiri dari

beberapa komponen, yaitu tujuan, peserta didik, alat, dan lingkungan. Jika salah

satu komponen tidak ada maka pendidik an tidak dapat berfungsi. Misalnya jika

tidak ada guru maka proses belajar mengajar tidak berjalan dengan baik.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan yang dimaksud dengan Pendidikan !


2. Apa manfaat dan tujuan Pendidikan ?

3. Bagaimana Pendidikan di Indonesia/Pendidikan Nasional ?

4. Apa saja permasalahan Pendidikan yang ada di Indonesia ?

5. Apa pentingnya Pendidikan ?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan Pendidikan.

2. Untuk mengetahui manfaat dan tujuan Pendidikan.

3. Untuk mengetahui Pendidikan di Indonesia/Pendidikan Nasional.

4. Untuk mengetahui apa saja permasalahan Pendidikan yang da di

Indonesia.

5. Untuk mengetahui Pentingnya Pendidikan bagi Manusia.

4
II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan

Secara bahasa pendidikan berasal dari bahasa Yunani, paedagogy, yang

mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar oleh

seorang pelayan. Pelayan yang mengantar dan menjemput dinamakan Paedagogos.


Dalam bahasa Romawi pendidikan diistilahkan sebagai educate yang berarti

mengeluarkan sesuatu yang berada di dalam. Dalam bahasa Inggris pendidikan

diistilahkan to educate yang berarti memperbaiki moral dan melatih intelektual

(Muhajir, 2000: 20). Banyak pendapat yang berlainan tentang pendidikan.

Walaupun demikian, pendidikan berjalan terus tanpa menunggu keseragaman arti.

∙ Pendidikan dalam Arti Luas

Pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang

berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah

segala situasi hidup yang memengaruhi pertumbuhan dan perkem- bangan hidup

(Mudyahardjo,2006:3). Jika diamati secara saksama penger- tian di atas

mengandung beberapa kekhususan sebagai berikut.

1. Lingkungan Pendidikan

Pendidikan berlangsung dalam segala lingkungan baik yang khusus diciptakan

untuk kepentingan pendidikan maupun yang ada dengan sendirinya. 2. Masa

Pendidikan

Pendidikan berlangsung seumur hidup di setiap saat selama ada

pengaruh lingkungan.

5
3. Bentuk Kegiatan

Kegiatan pendidikan terentang dari bentuk-bentuk yang misterius atau tak

disengaja sampai yang terprogram. Pendidikan berbentuk segala macam

pengalaman belajar dalam hidup. Pendidikan berlangsung dalam berbagai

bentuk, pola dan lembaga. Pendidikan dapat terjadi sembarang, kapan dan di

mana pun dalam hidup. Pendidikan lebih berorientasi pada peserta didik.
∙ Pendidikan dalam Arti Sempit

Pendidikan adalah sekolah. Pendidikan adalah pengajaran yang diseleng garakan

di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Pendidikan adalah segala

pengaruh yang diupayakan oleh sekolah terhadap anak yang berses lah agar

mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh ter hadap

hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka. Jika diperinci dari pengertian

di atas terdapat beberapa komponen pendidik antara lain sebagai berikut.

1. Lingkungan Pendidikan

Pendidikan berlangsung dalam lingkungan pen didikan yang diciptakan

khusus untuk menyelenggarakan pendidikan Secara teknis pendidikan

berlangsung di kelas.

2. Bentuk Kegiatan

Isi pendidikan tersusun secara terprogram dalam ben tuk kurikulum. Kegiatan

pendidikan lebih berorintasi pada kegiatan guru dan siswa-siswi sehingga

guru mempunyai peran yang sentral dan me nentukan. Kegiatan pendidikan

terjadwal dan materinya pun tertentu.

3. Masa Pendidikan

Pendidikan berlangsung dalam waktu terbatas yaitu untuk anak-anak dan

remaja.

6
4. Tujuan

Tujuan pendidikan ditentukan oleh pihak luar. Tujuan pendidikan terbatas

pada kemampuan tertentu tujuan pendidikan adalah memper siapkan hidup.

B. Fungsi dan Tujuan Pendidikan

Pendidikan sebagai sebuah aktivitas tidak lepas dari fungsi dan tujuan.
Fungsi utama pendidikan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak,

kepribadian serta peradaban yang bermartabat dalam hidup dan kehidupan atau

dengan kata lain pendidikan berfungsi memanusiakan manusia agar menjadi

manusia yang benar sesuai dengan norma yang dijadikan landasannya.

Setiap kegiatan, apa pun bentuk dan jenisnya, sadar atau tidak sadar, selalu

dihadapkan pada tujuan yang ingin dicapai. Bagaimanapun, segala usaha yang

tidak mempunyai tujuan tidak akan mempunyai arti apa-apa. Dengan demikian,

tujuan merupakan faktor yang sangat penting dalam setiap kegiat an, termasuk

kegiatan pendidikan. Cita-cita atau tujuan yang ingin dicapai harus dinyatakan

secara jelas sehingga semua pelaksana dan sasaran pendi- dikan memahami atau

mengetahui suatu proses kegiatan seperti pendidikan, bila tidak mempunyai

tujuan yang jelas untuk dicapai, maka prosesnya akan menjadi kabur.

Tentang tujuan pendidikan, Langeveld membedakannya menjadi enam

tujuan pendidikan.

1. Tujuan umum

Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai di akhir proses pendidik- an,

yaitu tercapainya kedewasaan jasmani dan rohani peserta didik. Maksud

kedewasaan jasmani adalah jika pertumbuhan jasmani sudah mencapai ba tas

pertumbuhan maksimal, maka pertumbuhan jasmani tidak akan berlang. sung

7
lagi. Kedewasaan rohani adalah peserta didik sudah mampu menolong

dirinya sendiri, mampu berdiri sendiri, dan mampu bertanggung jawab atas

semua perbuatannya.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus adalah tujuan tertentu yang hendak dicapai berdasar usia,
jenis kelamin, sifat, bakat, inteligensi, lingkungan sosial budaya, tahap-tahap

perkembangan, tuntutan syarat pekerjaan, dan sebagainya.

3. Tujuan tidak lengkap, adalah tujuan yang menyangkut sebagian aspek

manusia, misalnya tujuan khusus pembentukan kecerdasan saja, tanpa me

merhatikan yang lainnya. Jadi tujuan tidak lengkap ini bagian dari tujuan

umum yang melengkapi perkembangan seluruh aspek kepribadian.

4. Tujuan Sementara

Proses untuk mencapai tujuan umum tidak dapat dicapai secara seka ligus,

karenanya perlu ditempuh setingkat demi setingkat. Tingkatan demi tingkatan

diupayakan untuk mencaai tujuan akhir itulah yang dimaksud tu juan

sementara contohnya anak menyelesaikan pendidikan dijenjang pendi dikan

dasar merupakan t

ujuan sementara untuk selanjutnya melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi

seperti sekolah menengah dan perguruan tinggi.

5. Tujuan Intermedier

Tujuan intermedier adalah tujuan perantara bagi tujuan lainnya yang po. kok.

Misalnya, anak dibiasakan untuk menyapu halaman, maksudnya agar ia

kelak mempunyai rasa tanggung jawab.

8
6. Tujuan Insidental

Tujuan insidental adalah tujuan yang dicapai pada saat-saat tertentu, yang

sifatnya seketika dan spontan. Misalnya, orangtua menegur anaknya agar

berbicara sopan.
Sedangkan menurut Bloom (dalan Suwarno,2006:35-36) tujuan Pendidikan

dibedakan menjadi tiga.

1. Domain kognitif.

Domain kognitif meliputi kemampuan-kemampuan yang diharapkan dapat

tercapai setelah dilakukannya proses belajar mengajar. Kemam. puan

tersebut meliputi pengetahuan, pengertian, penerapan, analisis, sintesis, dan

evaluasi. Keenam kemampuan tersebut bersifat hierarkis. Artinya, untuk

mencapai semuanya harus sudah memiliki kemampuan sebelumnya.

2. Domain afektif.

Domain afektif berupa kemampuan untuk menerima, menjawab, meni. lai,

membentuk, dan mengkarakterisasi.

3. Domain psikomotor.

Terdiri dari kemampuan persepsi, kesiapan, dan respons

terpimpin. C. Pendidikan di Indonesia/Pendidikan Nasional

Pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UU Sisdiknas No. 2 Tahun

1989 Pasal 1 ayat 2 adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa

Indonesia dan yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945. Adapun dalam UU

Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 2 dirumuskan bahwa pendidikan nasional

adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada

9
nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan

perubahan jaman.

Pendidikan nasional dilaksanakan melalui lembaga-lembaga pendidikan baik

dalam bentuk sekolah maupun dalam bentuk kelompok belajar (dalam bahasa
UUSPN No 2 Tahun 1989) atau melalui pendidikan formal, non formal, dan

informal (dalam bahasa UUSPN No 20 Tahun 2003).

Penyelenggaraan sisdiknas dilaksanakan melalui pendidikan formal, nonformal,

dan informal. Dalam UUSPN No. 2 Tahun 1989 disebutkan bahwa

penyelenggaraan sisdiknas dilaksanakan melalui dua jalur, yaitu;

1. Jalur Pendidikan sekolah; dan

2. Jalur Pendidikan luar sekolah yang sering dising- kat PLS (Pendidikan Luar

Sekolah).

Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah

melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan

(pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan . Ciri-ciri jalur

pendidikan formal adalah:

1. Sifatnya formal;

2. Diatur berdasarkan ketentuan-ketentuan pemerintah; dan

3. Mempunyai keseragaman pola yang bersifat nasional. Jalur pendidikan luar

sekolah (PLS) merupakan pendidikan yang bersifat kemasyarakatan yang

diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar mengajar yang tidak

berjenjang dan tidak berkesinambungan, seperti kepramu- kaan, berbagai

kursus, dan lain-lain. PLS memberikan kemungkinan perkembangan sosial,

10
kultural seperti bahasa dan kesenian, keagamaan, dan keterampilan yang dapat

dimanfaatkan oleh anggota masyarakat un- tuk mengembangkan dirinya dan

membangun masyarakatnya.

Sedangkan Pendidikan luar sekolah berciri;


1. Sifatnya tidak formal, dalam arti tidak ada keseragaman pola yang bersifat

nasional; dan

2. Modelnya sangat beragam. Dalam hubungan ini pendidikan keluarga merupakan

bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga

yang fungsi utamanya menanamkan keyakinan agama, nilai budaya dan moral

serta ketrampilan praktis.

Jenjang pendidikan adalah suatu tahap dalam pendidikan berkelanjutan yang

ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik serta keluasan dan

kedalaman dalam pengajaran (UUSPN No. 2 Tahun 1989), atau tahapan pendidikan

yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan

dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan (UUSPN No. 20 Tahun 2003).

Ada tiga jenjang pendidikan dalam sisdiknas, yakni:

1. Jenjang Pendidikan Dasar

2. Jenjang Pendidikan Menengah

3. Jenjang Pendidikan Tinggi

D. Permasalahan Pendidikan di Indonesia

Kebijakan pemerintah selama ini belum bisa menjawab tantangan-tantangan

pendidikan di Indonesia maupun tantangan pendidikan yang bersifat universal.

Permasalahan permasalahan mulai substansi pendidikan hingga ke praksis

11
pendidikan tidak pernah secara tuntas diselesaikan. Wacana-wacana yang

berkembang pun hanya berkisar pada dekonstruksi-dekonstruksi kebijakan yang

pernah ada sebelumnya, tanpa ada solusi yang pasti. Dengan kata lain, bahwa

setelah paradigma lama dianggap sudah tidak mampu lagi menjawab tantangan

jaman dan kemudian dirubah menjadi paradigma baru sesuai dengan konteks jaman,
ternyata paradigma baru itu pun belum juga bisa dipetakan secara jelas.

Menteri Pertahanan RI di masa pemerintahan Soesilo Bambang Yudhoyono juga

pernah mengungkapkan bahwa ada kemungkinan dunia pendidikan kita selama

bertahun-tahun terpasung oleh kepentingan-kepentingan tertentu yang masih samar.

Pendidikan kita tersisih di antara keinginan mengejar pertumbuhan ekonomi dan

daya saing bangsa, sehingga tampaknya tidak diarahkan untuk memanusiakan

manusia secara utuh lahir dan batin, tetapi lebih diorientasikan pada hal-hal yang

bersifat materialistis, ekonomis, dan teknokratis, kering dari sentuhan nilai-nilai

moral, kemanusiaan dan budi pekerti. Pendidikan lebih mementingkan kecerdasan

intelektual, akal, dan penalaran, tanpa diimbangi dengan intensifnya pengembangan

kecerdasan hati, perasaan, dan emosi. Akibatnya, apresiasi output pendidikan

terhadap keunggulan nilai humanistik, keluhuran budi, dan hati nurani menjadi

dangkal (Soedjarto, 2008).

Sepadan dengan Sudarminta, SJ, Sudarsono mengungkap pula masalah konsep

pendidikan yang dikategorikan kurang tepat. Menurutnya, pendidikan yang hanya

mementingkan kecerdasan otak dibanding kecerdasan emosi dan spiritual telah

menimbulkan masalah di masyarakat. Pendidikan dasar dan menengah yang

seharusnya menjadi dasar penyemaian dan penyuburan nilai-nilai luhur dalam

dimensi sosial, budaya, dan kemanusiaan kepada anak didik, menjadi tidak berdaya

akibat tidak relevannya antara tuntutan kurikulum dan perkembangan kondisi sosial

12
budaya, baik lokal, nasional, maupun global.

Pengelolaan kelembagaan pendidikan dalam perspektif sisdiknas akhir. nya

harus masuk ke dalam lingkaran ketidakjelasan tersebut. Ketidakjelasan

pengelolaan kelembagaan sistem pendidikan nasional menyebar dalam beberapa

aspek atau bidang berikut:


1. Manajemen Kelembagaan (Institusi) Pendidikan tidak Sistemik, tidak Total,dan

Tidak Mendasar. Pengelolaan lembaga pendidikan secara umum tidak

mengikuti alur yang sistematis. Masing-masing lembaga pendidikan

menyelenggarakan kegiatan kependidikan dengan hanya bertumpu kepada

situasi lokal yang ada. Semen- tara sistem pendidikan nasional yang telah

dirumuskan dan mestinya menjadi acuan pengelolaan lembaga pendidikan, tidak

mendapatkan perhatian yang serius (diabaikan). Akibatnya lembaga pendidikan

tidak memiliki visi yang jelas dan karena itu selalu menghasilkan lulusan yang

"gamang" dalam menghadapi hidup yang membutuhkan daya saing tinggi ini.

2. Tidak Ada Budaya Mutu (Quality Culture). Kualitas akademik yang mencakup

kualitas proses pembelajaran, kualitas penelitian (research), dan kualitas

pengabdian kepada masyarakat kurang mendapat perhatian serius. Akibat dari

kondisi ini, mutu pendidikan tidak menjadi target dari penyelenggaraan

pendidikan.

3. Kurang Adanya Kesesuaian dan Kesepadanan (Relevansi). Antara lembaga

pendidikan dengan berbagai kebutuhan dan tuntutan masyarakat kurang relevan,

baik dari sistem persekolahan maupun dari dunia bisnis dan industri yang ada

dan berkembang di masyarakat, sehingga institusi pendidikan tidak mampu

melebarkan dan meluaskan sasaran operasionalnya.

13
4. Minimnya Akses Informasi. Kerja sama dengan lembaga pendidikan di negara

lain maupun dengan lembaga-lembaga, badan-badan, atau organisasi

internasional yang termasuk governmental dan non-governmental agencies

perlu ditingkatkan. Jika kerja sama dengan lembaga, badan atau organisasi

internasional tersebut tidak jalan, maka kecil peluangnya bagi pendidikan

nasional untuk melakukan pertukaran informasi, pengalaman, riset, karya,


maupun ketenagaan serta penyegaran pandangan (visi) keilmuan yang selama

ini sangat diharapkan dan dicita-citakan oleh pendidikan nasional.

E. Pentingnya Pendidikan

Pendidikan merupakan segala bidang penghidupan, dalam memilih dan

membina hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia” Pendidikan

merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa lepas dari kehidupan. Pendidikan,

kemampuan, pengetahuan merupakan salah satu modal yang kita miliki untuk hidup

di zaman yang serba sulit ini. Tentu saja pendidikan, kemampuan, wawasan dan

pengetahuanlah yang kita butuhkan. Di dalam bangku pendidikan banyak sekali hal

yang kita dapatkan.Tetapi entah mengapa banyak sekali warga di Indonesia ini yang

tidak mengenyam bangku pendidikan sebagaimana mestinya, khususnya di daerah

daerah terpencil di sekitar wilayah Indonesia ini. Sepertinya kesadaran mereka

tetang pentingnya pendidikan perlu ditingkatkan. Makkawaru, M. (2019)

Pendidikan sangat penting dalam mempersiapkan kehdiupan di masa yang akan

datang karena pendidikan sangat mempengaruhi banyak hal dari kehidupan manusia

Semakin baik Pendidikan yang dicapai dan diperoleh seseorang maka akan semakin

baik pula pola hidup dan potensi masa depan yang akan diperolehnya.

(kompasnia.com). Berikut adalah beberapa alasan pentingnya pendidikan bagi

kehidupan :

1. Memiliki masa depan yang cemerlang

2. Membangun karakter yang baik

3. Mencapai impian jadi kenyataan

4. Ikut serta dalam memajukan bangsa


14

Terdapat juga 10 alasan lain mengapa pendidikan begitu penting bagi manusia
(Reza

Pahlevi, Niniobank, 2022)yaitu:

1. Memiliki masa depan yang cemerlang

2. Membangun karakter yang baik

3. Mencapai impian jadi kenyataan

4. Ikut serta dalam memajukan bangsa

5. Menyiapkan Individu untuk dapat berinteraksi

6. Membimbing manusia untuk dewasa pikiran

7. Mempersiapkan diri untuk mendapatkan pengalaman

8. Membentuk mahluk social uang lebih bijaksana

9. Menjelaskan manusia agar tetap eksis dan bertumbuh

10. Mengenal manusia lain dari berbagai latar belakang kehidupan

Banyak hal-hal lain dari kehidupan kita yang sangat dipengaruhi oleh
pendidikan. Semakin baik pendidikan yang kita tempuh dan peroleh, maka semakin

baik pula pola hidup kita sekarang dan potensi masa depan yang akan kita dapatkan.

15

Berikut juga merupakan alasan mengapa kita harus paham betapa pentingnya

pendidikan untuk kita waktu luang guna mempersiapkan kehidupan di masa

mendatang.

1. Memperoleh kehidupan yang stabil dan terarah

Yang jelas, dengan memiliki tingkat pendidikan yang baik, kita akan lebih

mendapatkan posisi hidup yang jauh lebih mapan. Pendidikan telah membuka

wawasan kita sehingga mampu menilai sesuatu dan menempatkan diri pada

posisi yang tidak terpikirkan sebelumnya. Dengan pendidikan inilah kita bisa

melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak bisa kita lakukan untuk membuat diri

jadi terarah.

2. Potensi lapangan kerja yang luas

Saat ini dan di masa yang akan datang, potensi pekerjaan yang diharapkan

diperoleh oleh seseorang yang diukur dari pendidikan yang ia tempuh. Dengan

berbekal pendidikan yang mumpuni, seseorang telah memiliki kreativitas dan

kemampuan diri yang siap untuk bekerja sesuai basisnya.


3. Memperbaiki pola kepribadian diri

Pendidikan telah membuat kepribadian seseorang menjadi terbuka. Bahkan

orang yang berpendidikan jadi lebih mandiri dalam finansial dan beberapa aspek

kehidupan lainnya. Pendidikan membantu seseorang menempatkan dirinya di

tempat yang tepat.

4. Merubah pola pikir tentang hidup

Karena pendidikan telah membantu seseorang membuka wawasannya, maka pasti

pendidikan juga akan mengubah pola pikir seseorang tersebut. Pendidikan


16
yang baik mengubah bakat berpikir seseorang menjadi lebih dewasa dan pandai

menilai sesuatu.

5. Mampu membedakan kebenaran dan kesalahan

Pendidikan mampu memperbaiki karakter dan sikap seseorang. Pendewasaan

yang tertanam melalui pendidikan sangat berdampak pada perubahan dalam diri

seseorang sehingga bisa membedakan antara mana yang benar dan yang salah.

6. Meningkatkan kepercayaan diri

Orang yang memiliki pendidikan layak, maka dapat menumbuhkan rasa percaya

diri yang kuat. Orang akan menjadi lebih menerima dirinya sendiri karena yakin

bahwa pendidikan yang ditempuh telah membuat kepribadiannya menjadi lebih

baik.

7. Memiliki kapasitas diri yang mumpuni

Pada hakikatnya, orang yang memiliki pendidikan cukup dapat melakukan

sesuatu melebihi kapasitasnya. Ia akan menjadi lebih mampu dan bisa

melakukan sesuatu yang tidak biasa dilakukan oleh orang lain pada umumnya.

Sehingga dapat dikatakan jika pendidikan membuat seseorang menjadi lebih


mampu melakukan sesuatu di berbagai bidang.

8. Mudah menempatkan diri di berbagai lingkungan

Dengan pendidikan yang dimiliki, seseorang akan menjadi lebih mudah dalam

memahami lingkungan sekitar. Dengan begitu, seseorang dapat

menempatkannya di berbagai tempat dengan pola yang sesuai agar dapat

diterima oleh masyarakat

17
Walaupun pendidikan sangat penting karena sekarang kita sudah masuk kedalam

Globalisasi dan negara telah mengatur Hak setiap warga Negara Indonesia untuk

mendapatkan pendidikan, tidak sedikit orang berpendapat bahkan

meyakini bahwa pendidikan bukanlah dalam kehidupan ini, hal itu disebabkan

mereka memiliki alasan antara lain karena :

1. Merasa rugi karena pendidikan memerlukan biaya

2. Tidak ada waktu untuk menjalani Pendidikan

3. Lebih baik bekerja, karena berkerja menghasilkan uang

4. Rendahnya kesadaran yang menjadikan ''prinsip'' bahwa pendidikan tidak

penting.

Adapun kerugian-kerugian karena tidak memperoleh pendidikan :

1. Tidak bisa membaca, menulis dan menghitung

2. Tidak punya pengalaman

3. Menjadi malas

4. Mudah terpenggaruh untuk melakukan tidak kejehatan


5. Menjadi penggangguran

Manusia yang berpendidikan atau berilmu tentu berbeda dengan manusia yang

tidak berpendidikan atau tidak berilmu. kita dapat membedakan dari cara bersikap,

bertutur, cara berpikir dan dalam menjaga emosi.

Pada akhirnya Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak

yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu

kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

18
untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka

Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya.


19
III. PENUTUP

A. Kesimpulan
Peran adanya pendidikan dapat meningkatkan rasa percaya diri seseorang,

karena membuat seseorang sadar akan lingkungannya. Ini juga membantu

seseorang berkomunikasi lebih baik dan mengekspresikan pendapatnya. Pikiran

menjadi matang dengan pelatihan yang tepat. Seseorang dapat menilai apa yang

benar dan apa yang salah.

Pendidikan itu penting bagi seseorang karena dengan adanya pendidikan,

maka seseorang dapat menjadi produktif. Pendidikan sangat penting karena

pendidikan dapat memberi seseorang sebuah keterampilan dan hal yang

dibutuhkan untuk bisa berhasil dalam hidup.

Pendidikan sangat berguna untuk meningkatkan dan memberikan informasi

serta pemahaman mengenai seluruh ilmu pengetahuan yang ada kepada setiap

orang. Apalagi jika melihat zaman yang tersu berubah, menjadikan generasi muda,

mau tidak mau harus terus belajar dan memperoleh pendidikan yang baik.

B. Saran

Banyak dari kita yang telah mengetahui bahwa Pendidikan amat penting

bagi kehidupan manusia, oleh sebab itu kita juga harus mendorong orang-orang

disekitar kita agar mengikuti, ikut mengambil bagian serta memperluas ilmu

pengetahuan dalam jenjang Pendidikan bahkan sampai ke perguruan tinggi.


20
DAFTAR PUSTAKA

Anjar. 2015. Peran Pendidikan Bagi Kehidupan Manusia. wawasanpendidikan.com Dedi

Irawan. 2022. Pentingnya Pendidikan Bagi Kehidupan Manusia. kabarpendidikan.id

Dr. Ir. Vina Serevina, MM., Rahma Maulidia. 2022. Pentingnya Pendidikan Bagi
Kehidupan Manusia. kompasiana.com ; pucukmera.id

lham, D. (2019). Implementing Local Wisdom Values in Bride and Groom Course at KUA
Bara Sub District, Palopo City. Jurnal Konsepsi,

Ilham, D. (2019). Menggagas Pendidikan Nilai dalam Sistem Pendidikan Nasional.


Didaktika: Jurnal Kependidikan,

Munib, A. dkk. 2012. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Pusat Pengembangan


MKU/MKDK-LP3 Universitas Negeri Semarang.

Nadirah, S. 2013. Anak Didik Perspektif Nativisme, Empirisme, dan Konvergensi. Lentera
Pendidikan,

Nanuru, R. F. 2013. Progresivisme Pendidikan dan Relevansinya di Indonesia. Jurnal


UNIERA,

Risma Nur Anissa. 2015. Pentingnya Pendidikan Bagi Manusia. blog.unnes.ac.id

Yayan Alpian, dkk. 2019. Jurnal Pentingnya Pendidikan Bagi Manusia.


journal.ubpkarawang.ac.id
21

Anda mungkin juga menyukai