Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah swt. yang telah memberi rahmat
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Pilar-Pilar
Pendidikan dan Implementasinya”, guna untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Sholawat salam dan doa penulis haturkan kepada
nabi Muhammad saw. kepada keluarga dan para sahabatnya sekalian. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah ikut berperan
dalam menyelesaikan makalah ini, terutama kepada ibu yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan
terimakasih.
Penulis
Kelompok 4
II
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sutu kegiatan yang universal dalam kehidupan
manusia. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha sadar manusia untuk
memanusiakan manusia itu sendiri, artinya pendidikan dimaksudkan untuk
membudayakan manusia. Tujuan pendidikan secara luas adalah untuk
meningkatkan kecerdasan, membentuk manusia yang berkualitas, terampil,
mandiri, inovatif, dan dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Oleh
karena itu, pendidikan sangat diperlukan oleh manusia untuk dapat
melangsungkan kehidupan sebagai makhluk individu, sosial dan beragama.
Dalam upaya memajukan pendidikan yang ada saat ini, UNESCO
mengemukakan empat pilar pendidikan yang digunakan sebagai landasan
dalam praktik pendidikan. Yakni learning to know, learning to do, learning to
be, leraning to live together dan learnint to believe in God. Dimana dalam
pelaksanaan keempat pilar ini guru bertindak sebagai fasilitator dan
membantu siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Namun realitanya dalam
lapangan, guru justru berperan sebagai sumber dari segala bentuk
pembelajaran di dalam kelas. Guru menerangkan dan siswa hanya
mendengarkan. Jarang sekali bahkan tidak ada metode yang membuat proses
pembelajaran menjadikan siswa belajar aktif mandiri.
Dan berdampak pada menurunya kualitas pembelajaran dan sangat
bertolak belakang dengan tujuan pendidikan indonesia yakni menciptakan
suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan yang
akan membangkitkan minat siswa dalam belajar, sehingga dapat terwujud
manusia yang berkualitas.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian Pilar Pendidikan?
1
2
1
Oyik. Makalah Pilar Pendidikan. Di akses pada hari Senin tanggal 23 Oktober 2023 pukul
09.15 wib. http://oyikyu.blogspot.in/2013/03/makalah-4-pilar- pendidikan_24.html
2
Syafril. Zen, Zalhendri. 2012. Pengantar Pendidikan. Padang: Sukabina Press.
3
4
2. Learning to Do
Learning to do (belajar untuk menerapkan). Artinya siswa memiliki
keterampilan dan dapat melaksanakan proses pembelajaran yang memadai
untuk memacu peningkatan perkembangan intelektualnya. Beberapa hal
yang mendukung penerapan learning to do dalam pembelajaran adalah:
a. Pembelajaran berorientasi pada pendekatan konstruktivisme.
b. Belajar merupakan proses yang aktif, dinamik, dan generative.
Learning to do lebih ditekankan pada bagaimana mengajarkan anak-
anak untuk mempraktikkan segala sesuatu yang telah dipelajarinya dan
dapat mengadaptasikan pengetahuan-pengetahuan yang telah
diperolehnya tersebut dengan pekerjaan di masa depan. Seperti
kemampuan melaksanakan pekerjaan tersebut, seperti controlling,
monitoring, designing, organizing. Peserta didik diajarkan melakukan
sesuatu dalam situasi konkrit yang tidak hanya terbatas pada pengusaan
keterampilan yang mekanitis tetapi juga kemampuan terampil
berkomunikasi, bekerja sama dengan orang lain, mengelola dan mengatasi
suatu konflik.
Melalui pilar ini, dimungkinkan mencetak generasi muda yang
intelligent dalam bekerja dan mempunyai kemampuan untuk berinovasi.
Sekolah sebagai wadah masyarakat belajar hendaknya memfasilitasi
siswanya untuk mengaktualisasikan ketrampilan yang dimiliki, serta bakat
dan minatnya agar learning to do dapat terealisasi. Secara umum, bakat
adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai
keberhasilan pada masa yang akan datang. Sedangkan minat adalah
kecendrungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar
6
terhadap sesuatu.
3. Learning to be
Learning to be (belajar untuk menjadi). Artinya siswa dapat
menghargai atau mempunyai apresiasi terhadap nilai-nilai dan
keindahan akan produk dan proses pendidikan, yang ditunjukkan
dengan sikap senang belajar, bekerja keras, ulet, sabar, disiplin, jujur,
serta mempunyai motif berprestasi yang tinggi dan rasa percaya diri.
Aspek-aspek di atas mendukung usaha siswa meningkatkan
kecerdasan dan mengembangkan keterampilan intelektual dirinya secara
berkelanjutan.
Konsep learning to be perlu dihayati oleh praktisi pendidikan untuk
melatih siswa agar memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
Kepercayaan merupakan modal utama bagi siswa untuk hidup dalam
masyarakat. Penguasaan pengetahuan dan keterampilan merupakan
bagian dari proses menjadi diri sendiri (learning to be). Menjadi diri
sendiri diartikan sebagai proses pemahaman terhadap kebutuhan dan jati
diri. Belajar berperilaku sesuai dengan norma dan kaidah yang berlaku di
masyarakat, belajar menjadi orang yang berhasil, sesungguhnya
merupakan proses pencapaian aktualisasi diri.
4. Learning to live together
Learning to live together (belajar untuk dapat hidup bersama).
Artinya belajar memahami dan menghargai orang lain, sejarah mereka
dan nilai-nilai agamanya. Learning to live together, pada dasarnya
adalah mengajarkan, melatih dan membimbing peserta didik agar
mereka dapat menciptakan hubungan melalui komunikasi yang baik,
menjauhi prasangka-prasangka buruk terhadap orang lain serta
menjauhi dan menghindari terjadinya perselisihan dan konflik. Persaingan
dalam misi ini harus dipandang sebagai upaya-upaya yang sehat untuk
mencapai keberhasilan, bukan sebaliknya bahwapersaingan justru
mengalahkan nilai-nilai kebersamaan bahkan pengehancuran terhadap
orang lain atau pihak lain untuk kepentingan sendiri.
7
3
Siswoyo, Dwi. Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: Uny Press, 2013).
9
A. Kesimpulan
Pilar pendidikan adalah tiang atau penunjang dari suatu kegiatan
usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang akan dan direkomendasikan
oleh UNESCO. Jenis-jenis pilar pedidikan yang dicanangkan oleh
UNESCO adalah Learning to know (belajar untuk mengetahui), Learning
to do (belajar untuk menerapkan), Learning to Be (belajar untuk menjadi),
Learning to live together (belajar untuk dapat hidup bersama) dan Learning
to believe in God (belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Ynag
Maha Esa). Pendidikan sebagai suatu sistem adalah suatu keseluruhan
kerja manusia yang terbentuk dari bagian-bagian yang mempunyai
hubungan fungsional dalam membantu terjadinya proses transformasi atau
perubahan tingkah laku seseorang sehingga menjadi manusia berkualitas.
3 macam masukan pendidikan, yaitu: Pengetahuan, nilai-nilai dan cita-cita
yang terdapat dalam masyarakat, Sumber Daya Manusia (SDM) yang
memenuhi persyaratan dan hasil produksi dan penghasilan. Beberapa
komponen pendidikan alah tujuan, pendidik, peserta didik, materi, metode,
media dan alat pendidikan, serta alat pendidikan.
10
11
DAFTAR PUSTAKA
Oyik. Makalah Pilar Pendidikan. Di akses pada hari Senin tanggal 23 Oktober
2023 pukul 09.15 wib. http://oyikyu.blogspot.in/2013/03/makalah-4-pilar-
pendidikan_24.html
Pertanyaan :
1. Tiara: Apa yang menjadi peran penting dalam pilar pendidikan?
2. Rima: Jelaskan 4 pilar tersebut dan berikan contohnya!