Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya
kepada kita semua sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Alhamdulillah,
penyusun haturkan kepada Yang Maha Kuasa atas terselesainya makalah ini.
Makalah ini berisikan pengetahuan tentang Pendidikan Sepanjang Hayat. Penyusun
mengambil data-data dari berbagai referensi guna melengkapi informasi yang disajikan.
Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada dosen pengajar yang telah
memberikan materi tentang kajian Ilmu Pendidikan.
Harapan penyusun makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Penyusun menyadari
bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, penyusun minta maaf apabila terdapat
kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun untuk memperbaiki penyusunan makalah.

Banjarnegara, 23 Oktober 2021

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................4
A. Pengertian Pendidikan Sepanjang Hayat........................................................................4
B. Tahap Proses Belajar Pendidikan Sepanjang Hayat........................................................5
C. Tujuan Pendidikan Sepanjang Hayat..............................................................................6
D. Peran Pendidikan Sepanjang Hayat................................................................................7
E. Wadah Pendidikan Sepanjang Hayat..............................................................................9
BAB III PENUTUP..................................................................................................................10
A. Kesimpulan...................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya adalah proses komunikasi yang di dalamnya
mengandung transformasi pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan, di
dalam dan di luar sekolah yang berlangsung sepanjang hayat dari generasi ke generasi
(Dwi Siswoyo, 2008: 25, dalam Sugianto, 2013). Dari pengertian di atas dapat
diartikan bahwa hampir dari seluruh kegiatan manusia yang bersifat positif dapat
dianggap bahwa mereka telah melakukan proses pendidikan. Tujuan pendidikan
secara luas antara lain adalah untuk meningkatkan kecerdasan, membentuk manusia
yang berkualitas, terampil, mandiri, inovatif, dan dapat meningkatkan keimanan, dan
ketakwaan. Oleh karena itu, pendidikan sangat diperlukan oleh manusia untuk dapat
melangsungkan kehidupan sebagai makhluk individu, sosial, dan beragama.
Di sinilah peran lembaga pendidikan baik formal maupun nonformal untuk
membantu masyarakat dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang telah disampaikan
di atas, melalui pendidikan sepanjang hayat manusia diharapkan mampu menjadi
manusia yang terdidik. Dalam kaitan dengan hakikat pendidikan sepanjang hayat
(PSH) ini dipandang perlu karena pada bagian ini dijelaskan aspek yang terkandung
dalam konsep keilmuan, meliputi: (1) pengertian pendidikan sepanjang hayat; (2)
tahap belajar sepanjang hayat, dan; dan (3) membentuk kemandirian belajar melalui
pendidikan sepanjang hayat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pendidikan Sepanjang Hayat?

2. Bagaimana tahap Pendidikan Sepanjang Hayat?

3. Apa tujuan dari Pendidikan Sepanjang Hayat?

4. Bagaimana peran Pendidikan Sepanjang Hayat?

5. Apa saja wadah Pendidikan Sepanjang Hayat?

3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Sepanjang Hayat
Pendidikan sepanjang hayat (life long education) adalah sebuah sistem
pendidikan yang dilakukan oleh manusia ketika lahir sampai meninggal dunia.
Pendidikan sepanjang hayat merupakan fenomena yang sudah tidak asing lagi.
Melalui pendidikan sepanjang hayat, manusia selalu belajar melalui peristiwa-
peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari atau pengalaman yang telah
dialami. Konsep pendidikan sepanjang hayat tidak mengenal batas usia. Semua
manusia baik yang masih kecil hingga lanjut usia tetap bisa menjadi peserta didik
karena cara belajar sepanjang hayat dapat dilakukan di mana pun, kapan pun, dan oleh
siapa pun.

Sebagai suatu asas, pendidikan sepanjang hayat (life long education) menjadi
motivasi dalam pengembangan keilmuan Pendidikan Luar Sekolah. Bahkan, Sutaryat
Trisnamansyah (dalam Taqiyuddin, 2008: 35) menyatakan bahwa gagasan pendidikan
seumur hidup ini lebih tepat dipandang sebagai konsep utama (mastery learning)
dalam perencanaan pendidikan luar sekolah. Pada bagian lain, D. Sudjana dalam
sumber yang sama menjelaskan bahwa pendidikan sepanjang hayat yang dimunculkan
oleh para perencana pendidikan pada tahun 1960-an sebenarnya telah menjadi
fenomena yang alamiah dalam kehidupan manusia. Kenyataan ini memberi petunjuk
mengenai pentingnya belajar sepanjang hayat bagi kehidupan manusia dalam
memenuhi kebutuhan belajar (learning needs) dan kebutuhan pendidikan (education
needs). Pendidikan sepanjang hayat tidak terbatas pada pendidikan orang dewasa dan
sejenisnya, melainkan mencakup dan membentuk satu kesatuan dan keseluruhan
tahap-tahap pendidikan sebagai satu totalitas. Di dalam pendidikan sepanjang hayat,
sekolah dipandang sebagai salah satu saja dari sekian agen-agen pendidikan. Padahal
di samping sekolah, ada pula pusat-pusat latihan, lembaga-lembaga, kelompok-
kelompok, organisasiorganisasi, industri, dan lain-lain yang berperan dalam
mengemban misi pendidikan dalam membentuk masyarakat belajar. Belajar untuk
hidup (learning to be) dan masyarakat gemar belajar (learning society) menjadi tujuan
pendidikan sepanjang hayat.

Terkait dengan pendidikan sepanjang hayat, Sudjana (2001: 217—218)


menjelaskan bahwa pendidikan sepanjang hayat harus didasarkan atas prinsip-prinsip
pendidikan di bawah ini.

4
1. Pendidikan hanya akan berakhir apabila manusia telah meninggal dunia.
2. Pendidikan sepanjang hayat merupakan motivasi yang kuat bagi peserta didik
untuk merencanakan dan melakukan kegiatan belajar secara terorganisasi dan
sistematis.
3. Kegiatan belajar bertujuan untuk memperoleh, memperbarui, dan meningkatkan
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah dimiliki.
4. Pendidikan memiliki tujuan-tujuan berangkai dalam memenuhi kebutuhan belajar
dan dalam mengembangkan kepuasan diri setiap manusia yang melakukan
kegiatan belajar.
5. Perolehan pendidikan merupakan prasyarat bagi perkembangan kehidupan
manusia, yaitu untuk meningkatkan kemampuannya agar manusia selalu
melakukan kegiatan belajar guna memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa pendidikan sepanjang hayat
sesungguhnya lebih mengacu pada faktor-faktor di luar diri manusia yang berupa
serangkaian perangkat organisasi, administratif, dan metodologis. Dengan demikian,
pendidikan sepanjang hayat lebih merupakan dasar dari kebijakan pendidikan yang
dijalankan di satu negara. Negara atau pemerintah dapat mengambil peran dalam
memasok kebutuhan pendidikan, mengeluarkan kebijakan yang mendukung
kebutuhan pendidikan tersebut, dan tentu saja menyediakan sarana yang
memungkinkan terjadi dan berlangsungnya berbagai aktivitas pendidikan sepanjang
hayat.

B. Tahap Proses Belajar Pendidikan Sepanjang Hayat


Tahapan belajar manusia pada dasarnya terdiri dari dua bagian. Bagian yang
pertama ialah proses belajar yang tidak dapat dilihat oleh pancaindra karena proses
belajar terjadi dalam pikiran seseorang yang sedang melakukan kegiatan belajar.
Proses ini sering disebut dengan proses intern. Bagian yang kedua disebut proses
belajar ekstern. Proses ini dapat menunjukkan apakah dalam diri seseorang telah
terjadi proses belajar yang ditandai dengan adanya perubahan ke arah yang lebih baik.
Menurut Suprijanto (2007, dalam Nurbaeti, 2011) bahwa proses belajar yang terjadi
dalam diri seseorang yang sedang belajar berlangsung melalui enam tahapan, yaitu
sebagai berikut.
1. Motivasi

5
Motivasi dalam hal ini adalah keinginan untuk mencapai suatu hal. Apabila
dalam diri peserta didik tidak ada minat untuk belajar, maka tentu saja proses
belajar tidak akan berjalan dengan baik. Jika Abd. Hamid Isa Yakob Napu
demikian halnya, pendidik harus menumbuhkan minat belajar tersebut dengan
berbagai cara, antara lain dengan menjelaskan pentingnya pelajaran dan mengapa
materi itu perlu dipelajari.
2. Perhatian pada Pelajaran
Peserta didik harus dapat memusatkan perhatiannya pada pelajaran. Apabila
hal itu tidak terjadi, maka proses belajar akan mengalami hambatan. Perhatian
peserta ini sangat tergantung pada pembimbing.
3. Menerima dan Mengingat
Setelah memerhatikan pelajaran, seorang peserta didik akan mengerti dan
menerima, serta menyimpan dalam pikirannya. Tahap menerima dan mengingat
ini harus terjadi pada diri orang yang sedang belajar. Ada beberapa faktor yang
dapat memengaruhi penerimaan dan pengingatan ini, seperti struktur, makna,
pengulangan pelajaran, dan interverensi.
4. Reproduksi
Seseorang dalam proses belajar tidak hanya harus menerima dan mengingat
informasi baru saja, tetapi ia juga harus dapat menemukan kembali apa-apa yang
pernah dia terima. Agar peserta didik mampu melakukan reproduksi, pendidik
perlu menyajikan pengajarannya dengan cara yang mengesankan.
5. Generalisasi
Pada tahap generalisasi ini, peserta didik harus mampu menerapkan hal yang
telah dipelajari di tempat lain dan dalam ruang lingkup yang lebih luas.
Generalisasi juga dapat diartikan penerapan hal yang telah dipelajari dari situasi
yang satu ke situasi yang lain.
6. Menerapkan Apa yang Telah Diajarkan, serta Umpan Balik
Peserta didik harus sudah memahami dan dapat menerapkan apa yang telah
diajarkan dalam tahap ini. Pembimbing dapat memberikan tugas atau tes yang
harus dikerjakan oleh peserta didik untuk meyakinkan bahwa peserta didik telah
benar-benar memahami. Tes yang diberikan pun dapat berupa tes tertulis maupun
lisan. Selanjutnya, pendidik berkewajiban memberikan umpan balik berupa
penjelasan mana yang benar dan mana yang salah. Umpan balik seperti itu dapat

6
membuat peserta didik mengetahui seberapa dalam ia memahami apa yang
diajarkan dan dapat mengoreksi dirinya sendiri.

C. Tujuan Pendidikan Sepanjang Hayat

Adapun tujuan pendidikan sepanjang hayat ialah sebagai berikut:


1. Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan
hakikatnya, yakni seluruh aspek pembawaannya seoptimal mungkin. Dengan
demikian, secara potensial keseluruhan potensi manusia diisi sesuai kebutuhannya
agar dapat berkembang secara wajar.
2. Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia
bersifat hidup dan dinamis maka pendidikan wajar berlangsung selama manusia
hidup.
3. Menciptakan belajar untuk hidup (Learning to be) dan membentuk masyarakat
belajar (Learning society).
4. Sebagai pembelajaran mandiri (Self Learning) yaitu menyesuaikan diri dengan
perubahan positif yang terus menerus dan berkembang dalam sepanjang
kehidupan manusia dan masyarakat serta menyiapkan diri guna mencapai
kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang.
5. Membangun seseorang untuk meningkatkan produktifitas individu, organisasi,
tempat kerja, dan negara.
6. Mampu mengembangkan potensi, pengetahuan dan ketrampilan yang dimilikinya.

D. Peran Pendidikan Sepanjang Hayat


Pendidikan Sepanjang Hayat memberikan kesempatan kepada
setiap orang untuk belajar sesuai dengan minat, usia, dan kebutuhan belajarnya.
Kesempatan ini merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan untuk belajar di
berbagai tempat dan kondisi. Kegiatan belajar tersebut dapat dilakukan secara
berkelompok maupun perorangan. Pembelajaran Sepanjang Hayat juga dapat
meningkatkan kebermaknaan seseorang dalam kehidupan dirinya, keluarganya dan
lingkungan masyarakatnya. Seseorang menjadi pribadi yang memiliki kemampuan
untuk menjadi diri sendiri, bersikap mandiri, serta memiliki tujuan hidup yang jelas
dan terarah. Kebermaknaan ini berdampak pada sikap dan perilaku serta harapan yang
lebih positif dari peserta didik bagi dirinya sendiri dan lingkungannya. Peserta
didik menjadi pembelajar yang selalu optimis terhadap lingkungan dan masa depan.
Melalui proses Pendidikan Sepanjang Hayat ini, manusia mampu meningkatkan

7
kualitas kehidupannya secara berkesinambungan, mampu mengikuti
perkembangan ilmu dan teknologi, serta mampu mengikuti
perkembangan masyarakat dan budaya untuk menghadapi tantangan masa depan dan
mengubahnya menjadi peluang Pendidikan Sepanjang Hayat juga menjadi landasan
berbagai usaha reformasi pendidikan, terutama pembaruan sistem persekolahan.
Peranan pendidikan sepanjang hayat :
1. Pendidikan sepanjang hayat atau life long education memungkingkan seseorang
mengembangkan potensi-potensinya sesuai dengan kebutuhan hidupnya, sebab
pada dasarnya semua manusia dilahirkan ke dunia mempunyai hak sama,
khususnya untuk mendapatkan pendidikan dan peningkatan pengetahuan dan
keterampilannya (skill). Dengan potensi, pengetahuan dan ketrampilan yang
dimiliki tersebut kemudian dikembangkan seiring berjalannya kehidupan. Dan
dengan potensi tersebut dapat mendorong manusia untuk lebih bekerja keras
dalam menjalani hidup, dengan pengetahuan tersebut manusia tidak mudah
dibohongi dengan mudah, dengan ketrampilan tersebut manusia dapat membuat
hal yang baru dan berguna.
2. Melalui pendidikan sepanjang hayat, merupakan cara paling efektif untuk keluar
dari suatu lingkaran kebodohan dan kemiskinan. Pendidikan sepanjang hayat
memungkinkan seseorang untuk :
a. Meningkatkan produktifitas yang dimilikinya sehingga mampu
memaksimalkan kemampuan yang dimiliki.
b. Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber daya yang dimilikinya
untuk pengembangan dirinya sendiri maupun orang lain yang berada
disekitarnya.
c. Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang lebih sehat dan menyenangkan
karena pendidikan yang telah diajarkan kepada kita semasa muda.
d. Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya secara tepat,
sehingga pendidikan keluarga menjadi sangat penting dan besar artinya.
3. Pada umumnya di negara-negara sedang berkembang ditemukan masih banyaknya
para orang tua yang kurang menyadari akan pentingnya pendidikan formal bagi
anak-anaknya. Oleh karena itu, banyak anak-anak mereka yang kurang
mendapatkan pendidikan formal, putus sekolah atau tidak bersekolah sama sekali.
Dengan demikian pendidikan sepanjang hayat merupakan solusi dari masalah
orang tua karena mengubah pandangan mereka yang semula bersikap acuh tak

8
acuh kepada pendidikan menjadi berpikiran positif yaitu dengan pendidikan
mampu mengubah sikap, lebih terampil dan lebih berguna bagi keluarga.
4. Di era globalisasi seperti sekarang ini, tampaknya dunia dilanda oleh eksplosi
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan berbagai produk yang
dihasilkannya. Semua orang, tak terkecuali para pendidik, sarjana, pemimpin dan
sebagainya dituntut selalu memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya
seperti apa yang terjadi di negara maju. Maka dari itu pendidikan sepanjang hayat
memberikan pengetahuan yang belum dimiliki maupun yang belum diketahui.
5. Perkembangan IPTEK sangat pesat mempunyai dampak dan pengaruh besar
terhadap berbagai konsep, teknik dan metode pendidikan. Disamping itu,
perkembangan tersebut juga makin luas, dalam dan kompleks, yang menyebabkan
ilmu pengetahuan tidak mungkin lagi diajarkan seluruhnya kepada anak didik di
sekolah.Oleh karena itu, tugas pendidikan jalur sekolah yang utama sekarang ialah
mengajarkan bagaimana cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri
anak untuk belajar terus sepanjang hidupnya, memberikan skill kepada anak didik
secara efektif agar dia mampu beradaptasi dalam masyarakat yang cenderung
berubah secara cepat. Berkenaan dengan itulah, perlu diciptakan suatu kondisi
yang merupakan aplikasi asas pendidikan seumur hidup atau life long education.

E. Wadah Pendidikan Sepanjang Hayat


Pendidikan sepanjang hayat berwadahkan di semua lembaga pendidikan,
sumber-sumber informasi, sesuai dengan kepentingan perseorangan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, lembaga dari pendidikan sepanjang hayat
adalah lembaga pendidikan yang selama ini kita kenal, yaitu meliputi :
1. Pendidikan Persekolahan
2. Pendidikan Luar Sekolah
3. Sumber informasi baik berupa terbitan buku, majalah atau media massa baik cetak
atau elektronik ataupun sajian dalam internet.

9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pendidikan sepanjang hayat tidak terbatas pada pendidikan orang dewasa dan
sejenisnya, tetapi mencakup dan membentuk satu kesatuan dan keseluruhan tahap-
tahap pendidikan sebagai satu totalitas. Pendidikan sepanjang hayat mutlak untuk
dijalankan oleh setiap manusia yang terlahir ke dunia ini.
2. Pendidikan sepanjang hayat adalah usaha setiap individu yang dilakukan secara
terus menerus untuk membekali dirinya melalui pendidikan (penambahan
pengetahuan). Berarti, adanya kesiapan seseorang secara terus-menerus untuk
mengisi setiap kesempatan yang ada dengan cara belajar dari berbagai sumber
yang tersedia.
3. Tahap belajar sepanjang hayat mengacu pada proses belajar pada umumnya,
meliputi motivasi, perhatian pada pelajaran, menerima dan mengingat, reproduksi
dan generalisasi, menerapkan apa yang telah diajarkan, serta umpan balik.
4. Tujuan pendidikan sepanjang hayat ialah
a. Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan
hakikatnya.
b. Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia
bersifat hidup dan dinamis maka pendidikan wajar berlangsung selama manusia
hidup.
c. Menciptakan belajar untuk hidup (Learning to be) dan membentuk masyarakat
belajar (Learning society).
d. Sebagai pembelajaran mandiri (Self Learning) yaitu untuk menyesuaikan diri.
e. Membangun seseorang untuk meningkatkan produktifitas individu, organisasi,
tempat kerja, dan negara.
f. Mampu mengembangkan potensi, pengetahuan dan ketrampilan yang dimilikinya.
5. Peranan pendidikan sepanjang hayat :
a. Pendidikan sepanjang hayat atau life long education memungkingkan seseorang
mengembangkan potensi-potensinya sesuai dengan kebutuhan hidupnya, sebab
pada dasarnya semua manusia dilahirkan ke dunia mempunyai hak sama,
khususnya untuk mendapatkan pendidikan dan peningkatan pengetahuan dan
keterampilannya (skill).

10
b. Melalui pendidikan sepanjang hayat, merupakan cara paling efektif untuk keluar
dari suatu lingkaran kebodohan dan kemiskinan.
c. Pada umumnya di negara-negara sedang berkembang ditemukan masih banyaknya
para orang tua yang kurang menyadari akan pentingnya pendidikan formal bagi
anak-anaknya.
d. Di era globalisasi seperti sekarang ini, tampaknya dunia dilanda oleh eksplosi
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan berbagai produk yang
dihasilkannya
e. Perkembangan IPTEK sangat pesat mempunyai dampak dan pengaruh besar
terhadap berbagai konsep, teknik dan metode pendidikan.
6. Lembaga dari pendidikan sepanjang hayat, meliputi :
a. Pendidikan Persekolahan
b. Pendidikan Luar Sekolah
c. Sumber informasi baik berupa terbitan buku, majalah atau media massa baik cetak
atau elektronik ataupun sajian dalam internet.

11
DAFTAR PUSTAKA
Isa, A. H. (2020). Pendidikan Sepanjang Hayat. Gorontalo: Ideas Publishing.

Pambudi, G. W. (2016, Desember 3). Makalah Pendidikan Sepanjang Hayat. Diambil


kembali dari https://www.cronyos.com: https://www.cronyos.com/makalah-
pendidikan-sepanjang-hayat/
Wikipedia. (2021, Agustus 6). Pendidikan Sepanjang Hayat. Diambil kembali dari
https://id.wikipedia.org: https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_sepanjang_hayat

12

Anda mungkin juga menyukai