Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TENTANG KARAKTERISTIK DAN PARADIGMA PENDIDIKAN

SEPANJANG HAYAT

DOSEN PENGAMPU:

Dr.Dra. Hj. Umi Dayati, M.Pd

DISUSUN OLEH:

FIONITA ANGGRAINI (190141602076)

NABILA DINY ARIFAH BILLAH (190141602013)

TIYAS SUSILOWATI (190141602095)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PROGAM STUDI S1 PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

NOVEMBER 2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kelancaran dalam menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Kami mengucapkan syukur kepada Allah atas limpahan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Karakteristik dan
Paradigma Pendidikan Sepanjang Hayat”.

Apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini kami memohon
maaf. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu bagi
pembacanya.

Malang, 05 November 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang

Belajar sepanjang hayat adalahsebuah sistempendidikan yang menerangkan


keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar-mengajar yang berlangsung dalam
keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang hayat memandang jauh kedepan,
berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang baru, merupakan suatu proyek
masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat merupakan asas pendidikan yang
cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia transformasi dan informasi, yaitu
masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan dirinya secara terus menerus
dengan situasi yang baru.
Ditekankan pula bahwa belajar dalam arti sebenarnya adalah sesuatu yang
berlangsung sepanjang kehidupan seseorang. Berdasarkan ide tersebut konsep belajar
sepanjang hayat sering pula dikatakan sebagai belajar berkesinambungan (continuing
learning). Dapat disimpulkan bahwa kebutuhan ilmu pengetahuan sangat penting artinya bagi
semua orang. Apalagi di zaman modern ini yang dimana ilmu teknologi semakin hari
semakin bervariasi dan berkembang, jika terlambat kita akan tertinggal.
Dengan terus menerus belajar, seseorang tidak akan ketinggalan zaman dan dapat
memperbarui pengetahuannya, terutama bagi mereka yang sudah berusia lanjut. Belajar ini
juga dapat meningkatkan jasmani maupun rohani seseorang. Dapat membantu mengontrol
emotional seseorang. Dan seseorang itu mampu berfikir lebih panjang tentang suatu masalah
yang ia hadapi, tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan. Disini dapat kita pahami
bahwa belajar merupakan kebutuhan sebagai bekal untuk menempuh kehidupan disepanjang
hidupnya.
2.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut
2.1  Apakah pengertian dariPendidikan Sepanjang Hayat ?
2.2  Bagaimanakah karakteristik Pendidikan Sepanjang Hayat ?
2.3  Bagaimana paradigm dalam pembelajaran Pendidikan Sepanjang Hayat ?

3.      Tujuan Masalah


Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat dirumuskan tujuan masalah sebagai berikut
3.1  Memaparkan pengertian Pendidikan Sepanjang Hayat
3.2  Menjelaskan karakteristik Pendidikan Sepanjang Hayat
3.3  Menguraikan tentang paradigma konsep Pendidikan Sepanjang Hayat
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.  PENGERTIAN PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT

Pendidikan Sepanjang dalam kehidupan manusia memiliki arti penting dalam upaya
memenuhi kebutuhan belajar dan kebutuhan pendidikan. Dapat dikatakan bahwa kehadiran
pendidikan sepanjang hayat disebabkan oleh munculnya kebutuhan belajar dan kebutuhan
pendidikan yang terus tumbuh dan berkembang sepanjang kehidupan manusia. Pendidikan
sepanjang hayat adalah suatu konsep atau ide yang tidak hanya berlangsung dalam
pendidikan formal. Tujuan pendidikan sepanjang hayat adalah belajar mandiri yaitu untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan positif yang terus berkembang dalam sepanjang
kehidupan manusia dan untuk mempersiapkan diri sebagai bekal di masa depan. Fungsi
pendidikan sepanjang hayat adalah sebagai kekuatan untuk memotivasi bagi peserta didik
agar ia dapat melakukan kegiatan belajar berdasarkan dorongan dan arahan dari dirinya
sendiri dengan cara berpikir dan berbuat di dalam dan terhadap dunia kehidupannya. Dengan
demikian dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang merupakan prasyarat untuk
terjadinya pendidikan sepanjang hayat.
Delker (1974) mengemukakan bahwa belajar sepanjang hayat adalah perbuatan manusia
secara wajar dan alamiah yang prosesnya tidak selalu memerlukan kehadiran guru, pamong
belajar atau pendidik. Kegiatan belajar sepanjang hayat terwujud apabila terdapat dorongan
pada diri seseorang atau kelompok untuk memenuhi kebutuhan belajar dan kepuasan diri
serta apabila ada kesadaran dan semangat untuk belajar selama hayat dikandung badan. Di
pihak lain pendidikan sepanjang hayat menitikberatkan pada motivasi bagi seseorang atau
kelompok untuk memperoleh pengalaman belajar secara berkelanjutan. Pengalaman belajar
ini ditempuh secara sadar, terprogram, dan sistematis melalui proses kegiatan belajar
membelajarkan dalam rangka mendapat tujuan belajar. Peranan pendidik dan peserta didik
harus dapat saling belajar, mengelola kegiatan belajar, dan faktor-faktor lainnya yang
mendukung terjadinya proses belajar.
2.2.   KARAKTERISTIK PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT

Pendidikan sepanjang hayat juga memiliki karakteristik sebagai cirri khas dalam
pembelajaran. Berkaitan dengan karakteristik pendidikan sepanjang hayat, UNESCO
menjelaskan pendapat para ahli sebagai berikut:
a. Pendidikan berakhir pada saat berakhirnya pendidikan formal, akan tetapi dia
merupakan suatu proses pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan sepanjang hayat
mencakup keseluruhan waktu hidup manusia
b. Pendidikan sepanjang hayat tidaklah terbatas pada pendidikan orang dewasa saja,
akan tetapi mencakup satu kesatuan dari seluruh tahap pendidikan, prasekolah,
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan seterusnya, dengan demikian pendidikan
sepanjang hayat memandang pendidikan sebagai totalitas.
c. Pendidikan sepanjang hayat meliputi pendidikan formal dan nonformal. Pada konsep
ini, meliputi keseluruhan belajar mulai dari belajar yang terlembagakan dan terencana
dengan baik sampai dengan belajar yang tidak terlembagakan
d. Keluarga memainkan peranan penting dan paling kritis didalam pemrakarsaan proses
pendidikan sepanjang hayat. Peranan ini akan berkesinambungan sepanjang kurun
waktu kehidupan individu melalui suatu proses belajar dalam keluarga
e. Masyarakat juga memainkan peranan penting dalam pendidikan sepanjang hayat,
mulai dari anak berinteraksi dengan masyarakat dan terus berlangsung sesuai dengan
fungsi pendidikan sepanjang hayat
f. Lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah, universitas ,dan pusat-pusat pelatihan
adalah penting. Konsep tersebut menegaskan bahwa lembaga pendidikan formal
merupakan satu bagian saja dari keseluruhan lembaga pendidikan dan harus
diintegrasikan dengan lembaga dan kegiatan pendidikan lainnya
g. Pendidikan sepanjang hayat berusaha mencari kesinambungan dan kaitan dalam
dimensi vertical dan longitudinal pendidikan
h. Pendidikan sepanjang hayat berusaha menciptakan integrasi pada setiap tahap
kehidupan
i. Pendidikan sepanjang hayat memiliki sifat yang fleksibel dan beragamisi, alat, waktu
dan teknik belajar
Pendidikan sepanjang hayat merupakan landasan yang kuat bagi program-program
pendidikan luar sekolah yang mengarah pada upaya untuk menumbuhkan masyarakat gemar
belajar (learning society). Cara menumbuhkan masyarakat gemar belajar setiap warga
masyarakat harus selalu mencari dan menemukan sesuatu yang baru dan bermakna,
meningkatkan kemampuan dan mengembangkan diri melalui kegiatan belajar.
Masyarakat gemar belajar akan sekaligus menjadi ciri tumbuhnya masyarakat terdidik
(educated society). Dalam makna yang wajar dan luas, pendidikan diartikan sebagai
komunikasi yang terorganisasi dan berkelanjutan serta sengaja disusun dengan maksud
menumbuhkan kegiatan belajar. Pendidikan sepanjang hayat diperlukan supaya
meningkatkan persamaan distribusi pelayanan pendidikan, memiliki implikasi ekonomi yang
menyenangkan, dan esensial dalam menghadapi struktur sosial yang berubah terdapat alasan-
alasan kejuruan untuk menetapkannya akan menghantarkan peningkatan kualitas hidup.
Gagasan dasarnya bahwa pendidikan harus dikonsepkan secara formal sebagai proses yang
terus-menerus dalam kehidupan individu, mulai dari anak-anak sampai dewasa.Peranan
pendidikan sepanjang hayat sangatlah mempengaruhi didalam kehidupan ini, dimulai dari
yang terkecil maupun yang terbesar pengaruhnya. Pengaruh pendidikan sepanjang hidup
tidak hanya dibidang pendidikan akan tetapi di segala bidang. Karena demikian pendidikan
sepanjang hayat sangat penting dan akan terbawa selama perjalanan kehidupan.

C.   PARADIGMA PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT

Pendidikan seumur hidup adalah suatu konsep, suatu ide (gagasan pokok) dalam
konsep ini bahwa pendidikan tidak saja berlangsung selama seseorang belajar di lembaga-
lembaga pendidikan formal, tetapi bahwa seseorang masih dapat memperoleh pendidikan,
kalau ia mau sekolah setelah ia selesai menjalani pendidikan formal. Pendidikan seumur
hidup merumuskan suatu asas bahwa pendidikan adalah suatu proses yang terus menerus
(kontinu) dari bayi sampai meninggal dunia. Setiap manusia itu baru dilahirkan sampai
meninggal dunia baik melalui jenjang pendidikan formal maupun informal. Dua konsep yang
secara langsung terkait dengan belajar sepanjang hayat adalah konsep masyarakat informasi
dan mayarakat berpengetahuan. Kedua konsep ini keberadaanya sangat penting sebagai
instrument untuk memahami belajar sepanjang hayat dan masyarakat belajar. Diyakini betul
bahwa teknologi komunikasi dan informasi dapat menjadi alat untuk memberdayakan peserta
didik di dalam beragam aktivitas yang menyenangkan dandemokratis.Menurut Gani ada tiga
sasaran atau tujuan dari paradigma knowledge society diIndonesia.Pertama, untuk
menyediakan akses pendidikan yang seluas-luasnya kepadaseluruh masyarakat yang akan
mendorong peningkatan angka partisipasi belajar masyarakat di semua jenjang pendidikan.
Kedua, untuk meningkatkan kualitas, daya kompetisi dan relevansi pendidikanbagi setiap
insan Indonesia di percaturan nasional maupun internasional.Ketiga, untuk meningkatkan tata
kelola pendidikan yang akuntabel, baik secara administratif maupun edukatif.Secara historis,
konsep belajar sepanjang hayat tidak lepas dari proses pembangunan peradaban
manusia.Dalam konsep ini ditekankan pula bahwa pendidikan dalam arti kata yang
sebenarnya adalah sesuatu yang berlangsung terus menerus sepanjang kehidupan seseorang.
Implementasi pendidikan sepanjang hayat meliputi pendidikan formal, pendidikan
luarsekolah yang dilembagakan dan pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan.
1. Pendidikan Formal
Teratur, sistematis, berjenjang, waktu berlangsung dari taman kanak-kanak sampai ke
PerguruanTinggi. Tempat dan periode yang sangat strategis bagi pemerintah dan
masyarakat untuk membina seseorang dalam menghadapi masa depan
2. Pendidikan Nonformal
Pendidikan luar sekolah yang kurang beruntung dan tidak pernah sekolah.Peserta
didik yang putus sekolah, baik dari pendidikan dasa rmenengah, dan pendidikan
tinggi. Orang yang sudah bekerja, tetapi ingin menambah keterampilan
3. Pendidikan Informal
Proses pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan
sadar atau tidak sadar. Pendidikan keluarga adalah pendidikan yang pertama dan
utama
Arah pendidikan sepanjang hayat sebagai generasi penerus, kaum muda atau dewasa
membutuhkan pendidikan seumur hidup ini dalam rangka hidup mereka sepanjang masa,
seperti kebutuhan baca tulis yang sangat membantu mereka memecahkan persoalan penting
di kehidupannya. Pendidikan seumur hidup bagi anak, merupakan sisi lain yang perlu
mendapat perhatian karena anak akan menjadi “tempat awal” bagi orang dewasa nantinya
dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Pengetahuan dan kemampuan anak, member
peluang yang besar bagi pembangunan pada saat dewasa untuk menanggung beban hidup
yang lebih ringan.
Guruge (2010) mengimpplikasikan implikasi konsep pendidikan seumur hidup kedalam
6 kategori yaitu:
1. Para Buruh dan Petani
Pandangan hidup para buruh dan petanii yang masih tradisional merupakan
hambatan psikologis bagi pembangunan dan mereka inilah yang membutuhkan
program baca tulis fungsional. Bagi para pendidik program ini baru mempunyai arti
apabila menolong meningkatkan produktivitas buruh dan petani, member jalan bagi
mereka untuk dapat mengisi waktu luangnya dengan kegiatan produktif dan
menyenangkan
2. Golongan Remaja Yang Terganggu Sekolahnya
Golongan remaja yang menganggur karena tidak mendapatkan pendidikan
keterampilan karena kurangnya pendidikan keterampilan, memerlukan pendidikan
vokasiona lkhusus. Demi perkembangan pribadinya, mereka perlu diberi
pendidikan kultura ldan kegiatan-kegiatan kreatif
3. Para Pekerja Yang Berketerampilan
Program ini harus mampu menyelamatkan mereka mereka dari bahaya keusangan
pengetahuan, perlu diberikan latihan-latihan kembali untuk mendapatkan
keterampilan baru. Program ini harus membuka jalan bagi mereka untuk naik
jenjang dalam rangka kedudukan yang lebih baik
4. Golongan Profesional
Kemajuan masyarakat banyak tergantung golongan ini. Agar mereka tetap berperan
dalam masyarakat, maka mereka harus senantiasa memperbaharui dan menamabah
pengetahuan dan keterampilannya
5. Para Pemimpin Dalam Masyarakat
Golongan politik, agama, social dalam masyarakat perlu memperbaiki sikap dan
ide-idenya agar mereka dapat berfungsi memimpin masyarakat sesuai dengan
kemajuan dan gerak pembangunan
6. Golongan Anggota Masyarakat Yang Sudah Tua
Program pendidikan seumur hidup bagi golongan ini merupakan program untuk
memenuhi dorongannya agar mengetahui hal baru dan tidak lagi penting dilihat dari
kegunaannya dan keuntungan materiilnya
Dalam konteks saat ini, belajar sepanjang hayat dilihat sebagai proses yang mencakup
tujuan dan belajar langsung. Setiap individu menyusun serangkaian tujuan belajar dan
berupaya mencapainya dengan berbagai sumber di masyarakat. Orang yang berkomitmen
terhadap belajar sepanjang hayat, akan memperoleh keuntungan penuh dari setiap
kesempatan belajar yang ada. Keuntungan tersebut diantaranya bahwa seseorang akan
mampu menjadi seorang pembelajar yang mandiri. Memasuki era belajar sepanjang hayat
dibutuhkan kompetensi dan kecakapan-kecakapanbaru yang didasarkan pada pengetahuan
dan brain skills, yang menuntutkematangan mental dan kemampuan untuk memecahkan
masalah. pengetahuan faktual dan hard skills mencakup hanya sebagian kecil saja dari
persyaratan belajar yang diminta . Pengalaman yang diperoleh individu selama hidupnya
dapat menjelma menjadi kecakapan yang tak ternilai.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pendidikan Sepanjang Hayat (Lifelong Education) Proses belajar sepanjang hayat


harus menempatkan nilai-nilai kecakapan hidup (lifeskills) sebagai muatan strategis yang
terintegrasi dengan materi belajar sepanjag hayat.Nilai kecakapan hidup dan kecakapan sosial
dalam dunia belajar sepanjang hayatakan sangat baik bila dikembangkan melalui sistem
kemitraan (partnership system)dengan melibatkan orangtua, gubernur, organisasi profesi,
kelompok minat dan industri.Pentingnya belajar dari dan dalam dunia kehidupan nyata tidak
terbatas pada upayauntuk memiliki dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan
aspirasi saja.Lebih jauh dari itu kegiatan belajar mencakup segi-segi kehidupan yang lebih
luas sepertinilai keagamaan, hubungan sosial, adat istiadat, dan norma-norma yang
berkembangdalam masyarakat. Kegiatan belajar diperlukan pula untuk menyesuaikan diri
denganperubahan positif yang terus berkembang dalam kehidupan. Dengan perkataan
lainkegiatan belajar sepanjang hayat adalah untuk menyiapkan diri guna mencapai
suatukehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Gani, Lilik. Belajar dengan Teknologi Menunju Masyarakat Berpengetahuan, Makalah


Kongres VI dan Seminar Nasional Ikatan Profesi Pendidikan Teknologi Pendidikan
(IPTPI).

Literaturfile:///C:/Users/Acer/Downloads/8.2_Pendidikan-Sepanjang-Hayat.pdf

Anda mungkin juga menyukai