Anda di halaman 1dari 15

PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok

Mata Kuliah: Ilmu Pendidikan

Dosen Pengampu : M. Khasani, M.Pd.

Disusun oleh :

1. Riska Alfiana (2518117)


2. Listiyani (2519001)
3. Marika Utami (2519002)
4. Sintia Fuji Lestari (2519008)

KELAS : B

JURUSAN TADRIS BAHASA INGGRIS


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
2020

i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala karunia-Nya, serta memberikan petunjuk menuju ke jalan
yang lurus dan jalan yang diridhoi-Nya. Syukur Alhamdulillah kami dapat
menyelesaikan makalah ini sesuai dengan rencana. Makalah ini kami susun
dengan judul Pendidikan Sepanjang Hayat.

Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpah kepada junjungan kita


Nabi agung Muhammad SAW, keluarga, sahabat, tabiin, dan kita semua sebagai
umat yang taat dan turut terhadap risalah yang dibawanya sampai di hari kiamat.
Selanjutnya saya ucapkan banyak terimakasih kepada Bapak M. Khasani, M. Pd.
selaku dosen pengampu Mata Kuliah Ilmu Pendidikan, yang telah membimbing
kami dan kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah
selanjutnya. Terlepas dari kekurangan makalah ini, kami berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan para pembaca pada
umumnya. Amin.

Pekalongan, 27 Maret 2020

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Pengertian Pendidikan Sepanjang Hayat................................................................3
B. Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat.....................................................................5
C. Implikasi Pendidikan Sepanjang Hayat dalam Program Pendidikan......................6
BAB III............................................................................................................................11
PENUTUP.......................................................................................................................11
A. KESIMPULAN....................................................................................................11
B. SARAN................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu proses untuk menuju pendewasaan, di mana
untuk mewujudan pendidikan yang optimal diperlukan berbagai jenis
pendidikan, tidak hanya terpusat pada pendidikan formal saja. Melainkan juga
diperlukan pendidikan informal dan nonformal. Karena sejatinya pendidikan
itu merupakan suatu proses yang komplek di mana semua komponen
merupakan satu kesatuan. Begitu pentingnya pendidikan inilah yang
melatarbelakangi penulis dalam menyusun makalah ini.Dewasa ini
perwujudan masyarakat belajar belum ada peningkatan seperti yang
diharapkan. Banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan
pendidikan yang merata, yang melingkupi semua lapisan masyarakat untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Dalam upaya ini dibutuhkan pula campur tangan dari masyarakat itu
sendiri. Karena tanpa kerjasama masyarakat, perwujudan masyarakat belajar
tidak akan tecapai. Karena pendidikan tidak hanya diperoleh dari sekolah,
melainkan dari kesadaran masyarakat untuk belajar antara lain melalui
membaca, internet, pengalaman, dan lain-lain.Penerapan belajar sepanjang
hayat dalam mewujudkan masyarakat belajar sangat memberikan kontribusi
bagi peningkatan kualitas SDM. Dengan peningkatan tersebut, harkat dan
martabat masyarakat dapat terangkat di mata dunia. Oleh sebab itu, perlu
adanya pemerataan pendidikan yang tidak hanya didapat dari sekolah, namun
juga dapat terwujud dalam perpustakaan umum untuk meningkatkan minat
baca masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pendidikan Sepanjang Hayat?
2. Bagaimana Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat?

1
3. Bagaimana Implementasi Pendidikan Sepanjang Hayat?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Pendidikan Sepanjang Hayat.
2. Untuk Mengetahui Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat.
3. Untuk Mengetahui Implementasi Pendidikan Sepanjang Hayat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Sepanjang Hayat


Dalam arti luas pendidikan sepanjang hayat (Lifelong Education) adalah
bahwa pendidikan tidak berhenti hingga individu menjadi dewasa, tetapi tetap
berlanjut sepanjang hidupnya. Pendidikan sepanjang hayat menjadi lebih
tinggi urgensinya pada saat ini karena manusia perlu terus menerus
menyesuaikan diri supaya dapat tetap hidup secara wajar dalam lingkungan
masyarakatnya yang selalu berubah. Pengertian pendidikan sepanjang hayat
menurut beberapa pakar pendidikan, antara lain:
1. Delker(1974)
Mengemukakan bahwa pendidikan sepanjang hayat adalah
perbuatan manusia secara wajar dan alamiah yang prosesnya tidak
selalu memerlukan kehadiran guru, pamong, atau pendidik. Proses
belajar tersebut mungkin tidak didasari oleh seseorang atau kelompok
bahwa ia atau mereka telah atau sedang terlibat di dalamnya. Kegiatan
belajar sepanjang hayat terwujud apabila terdapat dorongan pada diri
seseorang atau kelompok untuk memenuhi kebutuhan belajar dan
kepuasan, serta apabila ada kesadaran dan semangat untuk belajar
selama hayat masih di kandung badan.
2. Gestrelius(1977)
Mengemukakan bahwa pendidikan sepanjang hayat mencakup
interaksi belajar (pembelajaran), penentuan bahan belajar dan metode
belajar, lembaga penyelenggara, fasilitas, administrasi, dan kondisi
lingkungan yang mendukung kegiatan belajar berkelanjutan. Dalam

3
pendidikaan ini termasuk pula peranan pendidik dan peserta didik yang
harus dan saling belajar, pengelolaan kegiatan belajar, dan faktor-
faktor lainnya yang mendukung terjadinya proses belajar. Di sisi lain
dari  pendidikan sepanjang hayat adalah peluang yang luas bagi
seseorang untuk terus belajar agar dapat meraih keadaan kehidupan
yang lebih baik. Adapun hal-hal yang menyebabkan dan
memungkinkan hal-hal yang demikian itu adalah :
 Majunya ilmu dan teknologi.
 Produk-produk teknologi yang perlu dipelajari karena
terkait dengan alat-alat kerja.
 Bagi mereka yang menggunakan alat kerja berbasis
teknologi.
 Perubahan sosial sebagai dampak majunya ilmu dan
teknologi.

Pendidikan sepanjang hayat merupakan jawaban terhadap


kritik-kritik yang dilontarkan pada sekolah. Sistem sekolah
secara tradisional mengalami kesukaran dalam menyesuaikan
diri dengan perubahan kehidupan yang sangat cepat dalam abad
terakhir ini dan tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
atau tuntutan-tuntutan manusia yang semakin meningkat.
Pendidikan di sekolah hanya terbatas pada tingkat pendidikan
sejak kanak-kanak sampai dewasa, tidak akan memenuhi
persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan dunia yang
berkembang sangat pesat. Dunia yang selalu berubah ini
membutuhkan suatu sistem yang fleksibel. Pendidikan harus
tetap bergerak dan mengenal inovasi secara terus-menerus.
Melalui proses belajar sepanjang hayat inilah manusia mampu
meningkatkan kualitas kehidupannya secara terus-menerus,
mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi serta
perkembangan masyarakat yang diakibatkannya dan budaya

4
untuk menghadapi tantangan masa depan, serta mau dan
mampu mengubah tantangan menjadi peluang. 1

B. Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat

Konsep pendidikan sepanjang hayat (life long education) juga


dikenal dengan konsep pembelajaran sepanjang hayat (Life Long
Learning). Life long leaning juga sering disebut dengan istilah belajar
sepanjang hayat. Perkembangan konsep ini sekitar tahun 1970-an yang
menjadi penekanannya adalah menggunakan istilah lifelong learning pada
istilah belajar sepanjang hayat. Gustavssen 1995, Boshier 1998 dikutip
kembali oleh John Field (2001) menjelaskan bahwa pada tahun 1960-an
dan 1970-an, belajar seumur hidup sebagai konsep adalah humanistik dan
bahkan radikal, tetapi sejak itu 1990-an telah menjadi semakin ekonomis
dan konservatif dalam implikasinya. Sedangkan David N. Aspin, Judith.
Chapman (2000) menjelaskan bahwa istilah 'belajar seumur hidup
digunakan dalam berbagai konteks yang luas dan memiliki cakupan yang
luas, sehingga sering tidak jelas. Mungkin karena alasan itu
operasionalisasi dan implementasi belum banyak dilakukan.
Konsep belajar sepanjang hayat, pembelajaran sepanjang hayat,
dan kemudian menjadi pendidikan sepanjang hayat merupakan konsep
yang sama. Perbedaannya hanya pada konteks dimana kegiatan tersebut
berlansung dan sangat dipengaruhi oleh lingkungan dimana orangorang
belajar. Ridhwan Nasir, (2005) menjelaskan bahwa pendidikan sepanjang
hayat (Life Long Education) merupakan azas yang dirumuskan bahwa
proses pendidikan merupakan suatu proses kontinyu, yang bermula sejak
seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia. Proses pendidikan ini
mencakup bentuk-bentuk belajar secara informal, formal, dan non formal
baik yang berlangsug dalam keluarga, sekolah, maupun dalam kehidupan
masyarakat.

1
Lengrand Paul,Pendidikan Sepanjang Hayat,(Diterjemahkan oleh: Kelompok Penterjemah,1981)

5
Hasbullah, (2008) Menuliskan empat konsep kunci Pendidikan Sepanjang
Hayat (Life Long Education) yaitu:
1. Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat (Life Long Education) sebagai
suatu konsep, yang diartikan sebagai tujuan atau ide formal untuk
pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman-pengalaman pendidikan.
2. Konsep belajar sepanjang hayat; berarti pebelajar belajar karena respon
terhadap keinginan yang didasari untuk belajar dan angan-angan
pendididkan menyediakan kondisi-kondisi yang membantu belajar.
3. Konsep pebelajar sepanjang hayat; pebelajar seumur hidup
dimaksudkan adalah orang-orang yang sadar tentang diri mereka sebagai
pebelajar seumur hidup. Melihat belajar baru sebagai cara yang logis untuk
mengatasi problema dan terdorong tinggi sekali untuk belajar diseluruh
tingkat usia dan menerima tantangan dan perubahan seumur hidup sebagai
pemberi kesempatan untuk belajar baru.
4. Kurikulum Pendidikan Sepanjang Hayat (Life Long Education);
kurikulum dalam hubungan ini didesain atas dasar prinsip pendidikan
sepanjang hayat (Life Long Education) betul-betul telah menghasilkan
pelajar seumur hidup yang secara berurutan melaksanakan belajar seumur
hidup.

C. Implikasi Pendidikan Sepanjang Hayat dalam Program Pendidikan

Pendidikan seumur hidup dimaksudkan sebagai pendidikan


manusia seutuhnya. Implikasi yaitu akibat langsung atau konsekuensi dari
suatu keputusan. Dengan demikian, implikasi dari pendidikan seumur
hidup maksudnya adalah sesuatu yang merupakan tindak lanjut atau

6
follow up dari suatu kebijakan atau keputusan tentang pelaksanaan
pendidikan seumur hidup. 2
Penerapan azas pendidikan seumur hidup pada isi program
pendidikan dan sasaran pendidikan di masyarakat mengandung
kemungkinan yang luas. Implikasi pendidikan seumur hidup pada program
pendidikan dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori yaitu:
1. Pendidikan baca tulis fungsional
Program ini tidak saja penting bagi pendidikan seumur
hidup dikarenakan relefansinya yang ada pada Negara-negara
berkembang dengan sebab masih banyaknya penduduk yang
buta huruf, mereka lebih senang menonton TV, mendengarkan
Radio, Mengakses internet dari pada membaca. Meskipun
cukup sulit untuk membuktikan peranan melek huruf
fungsional terhadap pembangunan sosial ekonomi masyarakat,
namun pengaruh IPTEK terhadap kehidupan masyarakat
misalnya petani, justru disebabkan oleh karena pengetahuan-
pengetahuan baru pada mereka. Pengetahuan baru ini dapat
diperoleh melalui bahan bacaan utamanya.
Oleh sebab itu, realisasi baca tulis fungsional, minimal
memuat dua hal, yaitu: 
 Memberikan kecakapan membaca, menulis,
menghitung (3M) yang fungsional bagi anak didik.
 Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan
untuk mengembangkan lebih lanjut kecakapan yang
telah dimilikinya.

2
A.J. Cropley, Pendidikan Seumur Hidup,( Surabaya: Usaha Nasional,2006)

7
2. Pendidikan vokasional
Pendidikan vokasional adalah sebagai program pendidikan
diluar sekolah bagi anak diluar batas usia sekolah, ataupun
sebagai pendidikan formal dan non formal, sebab itu program
pendidikan yang bersifat remedial agar para lulusan sekolah
tersebut menjadi tenaga yang produktif menjadi sangat penting.
Namun yang lebih penting ialah bahwa pendidikan vokasional
ini tidak boleh dipandang sekali jadi lantas selesai.dengan terus
berkembang dan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi
serta makin meluasnya industrialisasi, menuntut pendidikan
vokasiaonal itu tetap dilaksanakn secara kontinue.
3. Pendidikan professional
Sebagai realisasi pendidikan seumur hidup,dalam kiat-kiat
profesi telah tercipta Built in Mechanism yang memungkinkan
golongan profesional terus mengikuti berbagai kemajuan dan
perubahan menyangkut metodologi, perlengkapan, terminologi
dan sikap profesionalnya. Sebab bagaimanapun apa yang
berlaku bagi pekerja dan buruh, berlaku pula bagi professional,
bahkan tantangan buat mereka lebih besar.
4. Pendidikan ke arah perubahan dan pembangunan
Diakui bahwa diera globalisasi dan informasi yang ditandai
dengan pesatnya perkembangan IPTEK, telah mempengaruhi
berbagai dimensi kehidupan masyarakat, dengan cara masak
yang serba menggunakan mekanik, sampai dengan cara
menerobos angkasa luar. Kenyataan ini tentu saja
konsekuensinya menurut pendidikan yang berlangsung secara
kontinue (lifelong education).
Pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai
golongan usia agar mereka mampu mengikuti perubahan sosial
dan pembangunan juga merupakan konsekuensi penting dari
azas pendidikan seumur hidup.

8
5. Pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik
Disamping tuntutan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK), dalam kondisi sekarang dimana pola pikir
masyarakat. Yang semakin maju dan kritis, baik rakyat biasa,
maupun pemimpin pemerintahan di Negara yang demokratis,
diperlukan pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan
politik bagi setiap warga Negara. Pendidikan seumur hidup
yang bersifat kontinue dalam koteks ini merupakan
konsekuensinya.
6. Pendidikan kultural dan pengisian waktu senggang
Pendidikan kultural dan pengisian waktu senggang perlu
diberikan secara konstruktif sebagai bagian konsep long life
education. Dengan cara ini waktu senggang dapat dimanfaatkan
berbasis budaya yang baik sehingga pendidikan seumur hidup
dapat berjalan menyenangkan.
Selain itu, juga dapat diwujudkan dengan cara sebagai
berikut:
1. Belajar Mengetahui (Learning to Know)
Memadukan antara kesempatan untuk memperoleh
pengetahuan umum yang cukup luas dengan
kesempatan untuk bekerja pada sejumlah subjek yang
lebih kecil secara mendalam.
2. Belajar Berbuat (Learning to Do)
Memberi kesempatan kepada pebelajar untuk tidak
hanya memperoleh ketrampilan kerja, tetapi juga
memperoleh kompetensi untuk menghadapi pelbagai
situasi serta kemampuan bekerja dalam tim,
berkomunikasi serta menangani dan menyelesaikan
masalah atau perselisihan.

9
3. Belajar Hidup Bersama (Learning to Live Together)
Mengembangkan pengertian atas diri orang lain
dengan cara mengenali diri sendiri serta menghargai ke-
saling tergantung-an, melaksanakan proyek bersama
dan belajar mengatasi konflik dengan semangat nilai
pluralitas, saling mengerti dan perdamaian.
4. Belajar Menjadi Seseorang (Learning to Be)
Mengembangkan kepribadian dan kemampuan
untuk bertindak secara mandiri, kritis, penuh
pertimbangan serta bertanggungjawab.3

3
RedjaMudya Rahardjo,Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pres,2001)

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan materi di atas dapat disimpulkan, bahwa pendidikan
sepanjang hayat itu sangat diperlukan. Pendidikan juga tidak mengenal
usia, baik dari muda maupun tua harus tetap belajar. Karena, belajar
adalah hal yang penting untuk mengatasi masalah yang ada. Belajar
juga tidak hanya di sekolah namun bisa di mana saja. Manfaat belajar
juga sangat banyak sekali. Untuk itu, pelajar sepanjang hanyat untuk
belajar sepanjang hayat itu perlu.

B. SARAN
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini
masih jauh dari sempurna. Sesungguhnya di dunia ini tidak ada yang
sempurna, kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan saran maupun kritik konstruktif dari
berbagai pihak agar lebih baik lagi. Penulis berharap semoga makalah
ini dapat digunakan sebagaimana mestinya dan bermanfaat kepada
para pembacanya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Paul, Lengrand. 1981. Pendidikan Sepanjang Hayat. Diterjemahkan oleh:


Kelompok Penterjemah.

Cropley, A.J. 2006. Pendidikan Seumur Hidup, Surabaya: Usaha Nasional.

Rahardjo, RedjaMudya. 2001. Pengantar Pendidikan,. Jakarta: Rajawali Pres.

12

Anda mungkin juga menyukai