Anda di halaman 1dari 12

MAKNA IMAN KEPADA ALLAH DAN MALAIKAT

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas kelompok


Mata Kuliah: Ilmu Kalam
Dosen Pengampu: M. Mujib Hidayat, M.Pd.I

Disusun Oleh:
1. M. In’am Nabil (2519005)
2. Anggita Nur Islamiyah (2519014)
3. Muh. Satria Al-Falah (2519023)

Kelas: C

JURUSAN TADRIS BAHASA INGGRIS


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT.yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok yang berjudul Makna Iman
kepada Allah dan Malaikat ini tepat pada waktumya. Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Ilmu Pendidikan.Kami
mengucapkan terimakasih kepada Bapak M. Mujib Hidayat, M.Pd.I selaku dosen Ilmu Kalam
yang telah memberikan tugas makalah ini sehingga dapat menambah wawasan kami
mengenai masalah-masalah keagamaan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan guna
pelajaran kami ke depannya.

Pekalongan, 10 Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................... 2
A. Pengertian Iman............................................................................................................ 2
B. Makna Iman kepada Allah............................................................................................ 3
C. Makna Iman kepada Malaikat...................................................................................... 6

BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 10


DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permasalahan pokok pendidikan merupakan suatu kendala yang menghalangi
tercapainya tujuan pendidikan. Pada bab ini akan dibahas beberapa hal yang
merupakan permasalahan pendidikan di Indonesia. Adapun permasalahan tersebut
adalah sebagai berikut.Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi
setiap manusia di muka bumi ini. Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan
manusia. Dalam kondisi apapun manusia tidak dapat menolak efek dari penerapan
pendidikan. Pendidikan diambil dari kata dasar didik, yang ditambah imbuhan
menjadi mendidik. Mendidik berarti memelihara atau memberi latihan mengenai
akhlak dan kecerdasan pikiran. Dari pengertian ini didapat beberapa hal yang
berhubungan dengan pendidikan.
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk
pembangunan. Langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan
zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan tantangan-tantangan baru. Sebagai
konsekuensi logis, pendidikan selalu dihadapkan pada masalah-masalah baru. Oleh
karena itu, perlu ada rumusan sebagai masalah-masalah pokok yang dapat dijadikan
pegangan oleh pendidik dalam mengemban tugasnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat berkembangnya masalah pendidikan di Indonesia?
2. Apa saja kategorisasi masalah-masalah pendidikan di Indonesia?
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah-masalah
pendidikan di Indonesia?
4. Apa saja upaya untuk menanggulangi masalah-masalah pendidikan di
Indonesia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa hakikat berkembangnya masalah-masalah pendidikan
di Indonesia.
2. Untuk mengetahui apa saja kategorisasi masalah-masalah pendidikan di
Indonesia.
3. Untuk mengetahui apa faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya
masalah-masalah pendidikan di Indonesia.
4. Untuk mengetahui apa saja upaya untuk menanggulangi masalah-msalah
pendidikan di Indonesia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Iman
Iman berasal dari bahasa Arab dari kata dasar amana yu'minu imanan. Artinya
beriman atau percaya. Percaya dalam bahasa Indonesia artinya meyakini atau yakin
bahwa sesuatu (yang dipercaya) itu memang benar atau nyata adanya. Iman dapat
dimaknai iktiraf, membenarkan, mengakui kebenaran yang bersifat khusus. Menurut
WJS. Poerwadarminta iman adalah kepercayaan keyakinan, ketetapan hati atau
keteguhan hati. Abdul Mahmudi menterjemahkan iman dalam bahasa Inggris Faith,
yaitu to know, to believe, to be convinced beyond the last shadow of doubt yang
artinya, mengetahui, mempercayai, meyakini yang didalamnya tidak terdapat
keraguan apapun.
Bila kita perhatikan penggunaan kata iman dalam Alquran, akan mendapatinya
dalam dua pengertian dasar, yaitu: 1) Iman dengan pengertian membenarkan adalah
membenarkan berita yang datangnya dari Allah dan Rasul-Nya. Dalam salah satu
hadis sahih diceritakan bahwa Rasulullah ketika menjawab pertanyaan Malaikat Jibril
tentang iman yang artinya bahwa yang dikatakan iman itu adalah engkau beriman
kepada Allah, malaikat-Nya kitab-kitab-Nya rasul-rasul-Nya, hari kiamat dan engkau
beriman bahwa Qadar baik dan buruk adalah dari Allah SWT. 2) Iman dengan
pengertian amal atau ber-iltizam dengan amal: segala perbuatan kebajikan yang tidak
bertentangan dengan hukum yang telah digariskan oleh syara’. Dalam sebuah ayat
dalam al-quran surat al-hujurat: ayat 15:

‫ِبْيل‬dَ ‫ي س‬ ِ ‫جهُد بِأ َْمَوالِِهْم َوَاْنُف‬


ْ ‫سِهْم ِف‬ َ َ‫سْوِلِه ُثَّم َلْم َيْرَتُابْوا و‬
ُ ‫اهلل َوَر‬ َ ‫إِنَّ َما ْالمُْؤِمُنْو‬
ِ ِ‫ن َّالِذْينَ آَمُنْوا ب‬
﴾۱۵﴿ ‫ن‬ َ ‫ك ُهُم الصِّدُقْو‬ َ ‫هللا أُولِئ‬
ِ
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang
yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-
ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan
Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.
Dari ayat tersebut, dapat dikatakan bahwa iman adalah membenarkan Allah
dan Rasul-Nya tanpa keraguan, berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa. Pada
akhir ayat tersebut “mereka itulah orang-orang yang benar” merupakan indikasi
bahwa pada waktu itu ada golongan yang mengaku beriman tanpa bukti, golongan ini
sungguh telah berdusta dan mereka tidak dapat memahami hakikat iman sebenarnya.
Mereka menganggap bahwa iman itu hanya pengucapan yang dilakukan oleh bibir,
tanpa pembuktian apapun. Inti pendidikan agama terletak pada pendidikan keimanan.
Para psikolog berpendapat bahwa dalam keimanan kepada Allah Swt. terdapat

2
kekuatan spiritual luar biasa yang dapat membantu orang beriman mengatasi
kegelisahan, ketegangan, dan kesulitan hidup di zaman modern ini. seorang
psikoanalisis A.A Brill berkata bahwa “orang yang beragama secara benar sama
sekali tidak akan menderita penyakit kejiwaan”. Berdasarkan eksperimennya, orang
beragama yang terbiasa mendatangi tempat-tempat ibadah mempunyai kepribadian
yang lebih baik daripada mereka yang tidak beragama atau yang tidak menjalankan
ibadah apapun. Al-quran menjelaskan perasaan aman dan tentram karena adanya iman
di hati dalam surat Ar-Ra'd ayat 28:

﴾۲٨﴿‫ب‬
ُ ‫ن ْاُلقُلْو‬
ُّ ‫طَمِئ‬ ِ ‫هللا أََلا بِِذْكِر‬
ْ ‫هللا َت‬ ِ ‫ن ُقُلْوُبُهْم ِبِذْكِر‬
ُّ ‫طَمِئ‬
ْ ‫َّالِذْينَ آِمُنْوا وََت‬
Artinya: “Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram
dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah.” dari ayat tersebut
jelas bahwa ingat kepada Allah merupakan salah satu cara merefleksikan keimanan
kepada-Nya. Iman kepada Allah juga dapat diwujudkan dengan jalan mengikuti
semua tuntunan yang telah digariskan-Nya. Hal itulah satu-satunya cara untuk
mewujudkan rasa aman bagi manusia dan membebaskannya dari kegelisahan hidup.1

B. Makna Iman kepada Allah Swt

Iman kepada Allah Swt. adalah rukun iman yang pertama. Rukun pertama ini
sangat penting dan memiliki kedudukan tertinggi dalam Islam. Dimana dalam rukun
tersebut, dijelaskan bahwa iman kepada Allah Swt. adalah mempercayainya,
meyakininya dengan sepenuh hati. Percaya bahwa Allah Swt.-lah yang berhak
disembah dan pemilik dari alam semesta ini. dan semua yang terjadi di dunia ini
adalah kehendak dari-Nya. Adapun dalil naqli untuk menguatkan penjelasan diatas :

Artinya: “Dan Tuhan itu, Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada Tuhan selain
Dia. Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang.” (QS. al-Baqarah : 163).

Dalam buku Ensiklopedia Islam Al Kamil yang ditulis oleh Syaikh


Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At Tuwaijiri, disebutkan bahwa iman kepada
Allah Swt. mencakup empat perkara, yaitu:

1
IJIEM: Kajian Teori dan Hasil Penelitian Pendidikan, Vol. 2, No. 1, April 2019, hlm. 15-17

3
1. Iman terhadap Keberadaan (Wujud) Allah Swt.

a. Secara fitrah Allah menciptakan setiap makhluk beriman kepada Sang Pencipta.
Dalam firmannya, “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada
agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia
menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.”(QS. Ar Rum: 30)
b. Akal yang kita miliki mengisyaratkan bahwa alam ini ada penciptanya,
sedangkan setiap makhluk baik yang terdahulu maupun akan datang haruslah
ada dzat yang menciptakan dan mengadakannya.
“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang
menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit
dan bumi itu?; sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka
katakan).”(QS. Ath Thur: 35-36)
c. Selain itu, panca indra yang kita miliki adalah salah satu tanda yang menunjukan
akan keberadaan Allah Swt. Kita yang bisa merasakan hangatnya sinar
maahari dan menyaksikan pergantian siang dan malam adalah bukti nyatanya.
“Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat pelajaran yang besar bagi orang-orang yang mempunyai
penglihatan.”(QS. An Nur: 44)
d. Adanya syariat mengisyaratkan adanya Allah Swt.
Hukum-hukum terkait kepentingan umat Allah yang tertuliskan dalam
kitab-kitab-Nya melalui para Nabi dan Rasul-Nya, yang mana dari semua itu
adalah bukti nyata bahwa hukum tersebut dibuat oleh Allah Swt.

2. Iman bahwa Allah adalah Tuhan yang Tidak Ada Sekutu Bagi-Nya

Meyakini bahwa Allah Swt.a adalah dzat yang menciptakan semua


makhuk, mengadakan segala sesuatunya, membentuk alam semesta, menciptakan
langit dan bumi, menciptakan matahari dan bulan, menciotakan malam dan siang,
hewan, tumbuhan, lautan, dan juga gunung. Maka hanya Dia-lah yang berhak
disembah, karena Dia-lah yang menciptakan semuanya.
“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di
dalamnya; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu..”(QS al-Maidah: 120)

3. Beriman dengan Uluhiyyah Allah subhanahu wa ta’ala.

Meyakini bahwa Allah Swt. adalah Yang Maha Esa dalam sisi rububiyyah
(ketuhanan) tidak ada sekutu bagi-Nya, dan Esa dalam uluhiyyah (peribadatan)
tidak ada sekutu bagi-Nya. Maka hanya Dia-lah yang berhak untuk disembah.
Menyembah kepada-Nya dengan apa yang semua diperintahkan-Nya tanpa
mempersekutukan-Nya.

4
“(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu;
tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia
adalah Pemelihara segala sesuatu.”(QS al-An’am: 102)

4. Beriman dengan Asma’ (nama-nama) dan sifat-sifat Allah Swt.

Asmaul Husna yang kita ketahui adalah nama-nama yang menggambarkan


akan sifat-sifat dari Allah Swt. yang terdiri atas 99 nama, di antaranya adalah Ar
Rahman, Al Malik, As Salam, dan lainnya.
Dari semua nama dan juga sifat tersebut kita harus meyakininya dengan
memahaminya, menghafal, mengakui, dan menyembah Allah Swt. dengannya.
“Hanya milik Allah asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan
menyebut asma-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari
kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat
balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”(QS al-A’raf: 180)2
Beberapa fungsi dari beriman kepada Allah :
1. Menambah keyakinan
2. Menambah ketaatan
3. Menentramkan hati
4. Dapat menyelamatkan hidup manusia di dunia maupun akhirat
5. Mendatangkan keuntungan dan kebahagiaan hidup
Contoh perilaku iman kepada Allah yang bisa kita lakukan dalam kehidupan
sehari-hari, seperti :
1. Mendirikan sholat
2. Menafkahkan sebagian rezeki
3. Beriman kepada kita allah
4. Menafkan sebagian hartanya baik disaat waktu lapang ataupun sempit
5. Selalu berbuat kebajikan
6. Mampu menahan amarah
7. Mampu memaafkan kesalahan orang lain
8. Melaksanakan perintah allah dari segi ibadah
9. Berhenti dari perbatan keji dan tidak mengulanginya lagi
10. Mempercayai dengan benar rukum iman3

C. Makna Iman kepada Malaikat


Iman kepada malaikat merupakan bagian dari akidah Islam, dan merupakan
salah satu komponen dalam bertauhid kepada Allah. Kata malaikat berasal dari
2
Apakah Arti Iman Kepada Allah ?, https://umma.id/channel/answer/post/apakah-arti-dari-iman-kepada-allah-
521942, (Diakses pada 12 Oktober2020, pukul 10:34)
3
Pengertian, Fungsi, dan contoh Iman Kepada Allah, https://cerdika.com/rukun-iman/kepada-allah/
(Diakses pada 12 Oktober 2020, pukul 10:45)

5
kata ‫ ملك‬yang memiliki jamak ‫ مالئك‬yang artinya adalah risalah atau menyampaikan
pesan. Secara istilah malaikat adalah makhluk Allah yang bersifat ghaib yang
wujudnya tidak dapat dilihat tidak dapat dilihat, didengar, diraba, dicium, atau
dirasakan.
Iman kepada malaikat berarti percaya, yakin bahwa Allah SWT. telah
menciptakan malaikat yang diberi tugas melaksanakan perintah-Nya mengurus
alam semesta. Meyakini bahwa para malaikat adalah hamba-hamba Allah yang
dimuliakan. Malaikat adalah makhluk halus yang bersifat cahaya, yang dapat
menampakkan diri dengan berbagai bentuk yang berbeda-beda juga tidak dapat
diberi sifat laki-laki atau perempuan. mereka tidak mempunyai nafs syahwat, tidak
berayah dan beribu, mereka tidak makan dan minum, dan mereka tidak pernah
melakukan maksiat atau pelanggaran terhadap apa yang diperintahkan dan mereka
melakukan semua yang diperintahkan.4
Jumlah malaikat secara pasti tidak dapat diketahui oleh seluruh manusia
atau makhluk Allah. Yang demikian disebabkan oleh sangat banyak jumlahnya,
dan telah Allah nyatakan dalam sebuah firmanNya bahwa para malaikat tersebut
adalah bagai tantara-tentara Allah.5

‫ك إِاَّل ه َُو‬
َ ‫…ۚ َو َما َيعْ َل ُم ُج ُنو َد َر ِّب‬
Artinya : …Dan tidak ada yang mengetahui tantara Tuhanmu melainkan
Dia sendiri. (Al Muddatstsir : 31)
Tugas dan pekerjaan malaikat berbeda-beda dan hanya 10 malakat yang
wajib kita ketahui. Adapun malaikat yang wajib diketahui oleh setiap pribadi
muslim adalah:
1. Jibril, Dialah yang menjabat kepala atau pemimpin malaikat. Ia mempunyai
tugas yang mulia dari Allah, yakni menyampaikan wahyu kepada Rasul dan
Nabi.
2. Mikail, tugasnya mengatur kesejahteraan umat, misalnya mengantarkan hujan,
angin, rizki kepada seluruh makhluk.
3. Izrail, bertugas mencabut ruh/nyawa semua jenis makhluk, baik manusia, jin,
setan, iblis dan malaikat sendiri apabila tiba saatnya.
4. Munkar, bertugas memeriksa tahap awal perbuatan manusia setelah mati dan
menanyai manusia setelah mati di alam kubur.
5. Nakir, mempunyai tugas yang sama dengan Munkar.
6. Raqib, mencatat semua amal kebaikan manusia (amal baik)
7. Atid, mencatat semua amal keburukan manusia (amal buruk)
8. Israfil, bertugas meniup sangkakala (terompet/shur) pada hari qiamat dan hari
kebangkitan di padang mahsyar.
4
K.Permadi, Iman dan Takwa Menurut Al qur’an, (Jakarta : Rineka Cipta, 1995) hal.115.
5
Abdurrahaman Habanakah, Pokok-pokok akidah Islam, (Jakarta : Gema Insani Press, 1998) hal.199

6
9. Ridwan, bertugas menjaga surga.
10. Malik, bertugas menjaga neraka.6

Dengan beriman kepada malaikat Allah akan menambah keimanan


seseorang terhadap kekuasaan Allah. Dan siapa yang mengingkari keberadaan
malaikat berarti ia mengingkari kalamullah dan Rasul-Nya.

6
K.Permadi Iman dan Takwa Menurut Al qur’an, (Jakarta : Rineka Cipta, 1995) hal.115.

7
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Nilai keimanan digambarkan dengan cara diyakini dalam hati, dilisankan, dan
ditunjukkan dalam perilaku. Pengokohan nilai keimanan yang meliputi enam nilai
keimanan. Pertama, nilai iman kepada Allah digambarkan dengan keyakinan akan
sifat-sifat Allah bahwa Allah hanya satu, Allah Maha mencintai, Allah Maha
Berkehendak, Allah Maha Pengampun, Allah Maha Mendengar, Allah Maha Melihat,
dan Allah Maha Kuat. Nilai keimanan kepada Allah juga ditandai dengan tunduk dan
takut kepada Allah. Kedua, nilai iman kepada malaikat digambarkan dengan adanya
keyakinan bahwa Allah memiliki malaikat yang patuh dan keyakinan bahwa malaikat
bertugas mencatat amal manusia.

8
DAFTAR PUSTAKA

IJIEM: Kajian Teori dan Hasil Penelitian Pendidikan, Vol. 2, No. 1, April 2019,
hlm. 15-17

Apakah Arti Iman Kepada Allah ?, https://umma.id/channel/answer/post/apakah-arti-


dari-iman-kepada-allah-521942, (Diakses pada 12 Oktober2020, pukul 10:34)

Pengertian, Fungsi, dan contoh Iman Kepada Allah, https://cerdika.com/rukun-


iman/kepada-allah/ (Diakses pada 12 Oktober 2020, pukul 10:45)

Permadi, K. 1995. Iman dan Takwa Menurut Al qur’an, Jakarta : Rineka Cipta, 1995)

Habanakah, Abdurrahaman. 1998. Pokok-pokok akidah Islam, Jakarta : Gema Insani


Press

Anda mungkin juga menyukai