Anda di halaman 1dari 14

MAKNA IMAN KEPADA ALLAH DAN MALAIKAT

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas kelompok

Mata Kuliah: Ilmu Kalam

Dosen Pengampu: M. Mujib Hidayat, M.Pd.I

Disusun Oleh:

Ricky Arfian (2519115)


Tegar Banyu Bening (2519052)
M. Nazalul Fawwadz (2519113)
Kelas: C

JURUSAN TADRIS BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

IAIN PEKALONGAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT.yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok yang berjudul Makna Iman
kepada Alkitab dan Rasul ini tepat pada waktumya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Ilmu Pendidikan. Kami mengucapkan
terimakasih kepada Bapak M. Mujib Hidayat, M.Pd.I selaku dosen Ilmu Kalam yang telah
memberikan tugas makalah ini sehingga dapat menambah wawasan kami mengenai masalah-
masalah keagamaan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Kami
menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan guna pelajaran kami ke depannya.

Pekalongan, 21 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................. 2
A. Pengertian Iman........................................................................................................................ 2
B. Makna Iman kepada Alkitab.................................................................................................. 3
C. Makna Iman kepada Rasul...................................................................................................... 6

BAB III PENUTUP ......................................................................................................................... 10

BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Allah Swt. Tidak mengutus seorang Rasul tanpa mempersiapkan mereka dengan
segala perangkatnya. Salah satu perangkat tersebut wahyu Allah yang terkumpul dan
dibentuk menjadi satu kitab suci. Kitab suci tersebut memuat segala perintah, larangan,
beserta aturan Allah Swt. Yang harus menjadi pedoman hidup umat manusia. Kewajiban
kita, khususnya umat Islam, adalah yakin akan diturunkannya seluruh kitab tersebut
kepada para rasul Allah tanpa membeda-bedakannya. Satu hal penting yang juga harus
menjadi titi sentral keyakinan kita bahwa seluruh kitab suci tersebut memiliki kesamaan
dasar yakni ketahuidan kepada Allah Swt.

Apakah kamu berpikir mengapa Allah Swt. Perlu mengutus seorang rasul bagi
manusia? Manusia senantiasa berselisih, mendengki, bermusuhan, dan bertikai sehingga
Allah Swt. Mengutus para rasul untuk memperbaiki kehidupan dan membimbing umat
manusia menuju jalan yang diridhai-Nya. Tugas tersebut sangat berat dan hanya hamba-
hamba Allah terpilih saja yakni para rasul yang sanggup melakukan atas izin-Nya.

Rumusan Masalah
Bagaimana cara mengimani Kitab-kitab Allah Swt?
Apakah hikmah dari mengimani Kitab-kitab Allah Swt?
Bagaimana cara meneladani sifat Para Rasul?
Jelaskan Perbedaan antara Nabi dan Rasul?

Tujuan
Untuk mengetahuicara mengimani Kitab-kitab Allah Swt.
Untuk mengetahui hikmah dari mengimani Kitab-kitab Allah Swt.
Untuk mengetahui cara meneladani sifat Para Rasul.
Untuk mengetahui Perbedaan antara Nabi dan Rasul.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Iman kepada Rasul-rasul Allah

1. Pengertian iman kepada rasul Allah

Untuk mengawali uraian tentang iman kepada rasul Allah ini, terlebih dahulu dijelaskan pengertian nabi
dan rasul. Kata nabi berasal dari kata naba’a, artinya pemberitahuan yang besar faedahnya, yang
menyebabkan orang mengetahui sesuatu. Huruf hamzah dalam kata naba’a yang kemudian menjadi
kata nabidibuang. Nabi, dengan demikian berarti duta atau utusan Allah atau orang yang memberi
informasi tentang Allah. Nabi juga disebut rasul, yang artinya utusan. Kata nabi dan rasul sering dipakai
secara bergantian dalam al-Quran. Orangnya sama, tetapi kadang-kadang disebut nabi, kadang-kadang
disebut rasul, bahkan sekali-kali disebut nabi dan rasul sekaligus. Adapun sebabnya adalah, karena
seorang nabi mempunyai dua kesanggupan, yaitu menerima pemberitahuan dari Allah, dan
menyampaikan risalah itu kepada manusia. Kesanggupan yang pertama disebut nabi, dan kesanggupan
yang kedua disebut rasul. Namun demikian kata rasul mempunyai cakupan yang lebih luas, karena para
malaikatpun disebut rasul.

Sifat-sifat nabi dan rasul Allah Seperti disebutkan di muka, para nabi merupakan teladan bagi sekalian
umatnya. Oleh karena itu, sudah sepantasnya bagi seorang yang menjadi teladan memiliki sifat suci dari
dosa, bahkan lebih dari itu, dia harus memiliki akhlak yang luhur. Untuk kepentingan tersebut, Allah
akan menjaga dan memelihara para nabi dan rasul-Nya dari melakukan perbuatan-perbuatan salah dan
dosa. Keadaan yang demikian dari para nabi dan rasul disebut ma’shum atau suci dari dosaSebagai
manusia pilihan, para nabi dan rasul senantiasa terpelihara dari perbuatan maksiat. Mereka senantiasa
memperlihatkan akhlak yang mulia dan mencerminkan kehidupan yang diliputi kesucian. Allah telah
mengaruniakan kepada mereka pertolongan dan anugerah untuk dapat mencapai kesempurnaan
kemanusiaannya. Dengan demikian sudah sepantasnya kalau perilaku mereka menjadi anutan dan
teladan.

Selain terpelihara dari melakukan maksiat, para rasul juga memiliki beberapa sifat utama, yaitu shiddiq,
amanah, fathanah, dan tabligh. Pertama, shiddiq artinya jujur, seorang rasul tentu saja harus jujur.
Bagaimana mungkin ia dapat diteladani kalau ia adalah seorang pembohong. Allah berfirman:
“Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam al-Kitab (al-Quran) ini. Sesungguhnya ia adalah
seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi”(QS. Maryam (19): 41). Kedua, amanah artinya
dapat dipercaya. Seorang rasul mendapat amanat atau kepercayaan dari Allah untuk menyampaikan
risalah-Nya. Para rasul telah dengan baik mengemban amanat Allah tersebut. Mereka telah berusaha
keras dan sabar menyampaikan ajaran Allah kepada umat manusia. Sifat amanah ini berhubungan erat
dengan sifat tabligh, yaitu menyampaikan
Ketiga, tabligh, artinya menyampaikan. Para rasul memiliki tugas pokok untuk menyampaikan pesan-
pesan Allah kepada umat manusia. Karena itu sifat ini menjadi satu atau melekat pada diri seorang rasul.
Menyembunyikan pesan Allah dan tidak disampaikan kepada orang banyak berarti pengkhianatan atas
amanat yang diembannya.

Keempat, fathanah, artinya cerdas. Seorang rasul senantiasa tanggap terhadap apa pun yang terjadi
pada umatnya, dan dia akan memberikan yang terbaik untuk kemaslahatan umatnya.

Para rasul Allah yang bergelar Ulul ‘Azmi

Ulul ‘Azmi maksudnya adalah teguh hati dalam menjalankan amanat dan kerja keras dalam mewujudkan
cita-cita, sehingga setiap halangan, besar ataupun kecil, dapat dilalui dan akhirnya amanat itu dapat
dijalankan dengan baik dan citacitanya tercapai. Keteguhan dan kesabaran dalam melaksanakan amanat
ini merupakan salah satu kunci para rasul di dalam kesuksesan mengembanan tugas risalah mereka.
Menurut pada ulama, dari 25 orang rasul yang disebut namanya dalam alQuran, ada lima rasul yang
mendapatkan gelar Ulul ‘Azmi. Kelima orang rasul itu adalah: Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi
Isa, dan Nabi Muhammad. Ini berarti, bahwa lima orang rasul ini menghadapi tantangan yang sangat
luar biasa ketika mereka mengemban amanat menyampaikan risalah dari Allah. Akan tetapi, dalam
menghadapi tantangan dan hambatan tersebut mereka tetap tegar dan sabar. Kelima nabi ini, ketika
menghadapi tantangan dan hambatan, tidak mudah mengeluh apalagi menyerah. Mereka senantiasa
berusaha keras agar umatnya dapat menerima ajaran yang disampaikannya. Dengan penuh kesabaran,
mereka hadapi caci maki dan hinaan yang dilakukan umatnya kepada dirinya. Bahkan mereka pun
mengalami pengusiran dari umat yang menolak ajarannya.

Muhammad Saw. sebagai rasul terakhir

Kedatangan seorang rasul atau nabi pada umumnya beruntun. Artinya seorang rasul akan datang
setelah rasul yang sebelumnya wafat. Namun demikian, tidak dapat dipastikan berapa lama rentang
waktu atau masa dari satu rasul ke rasul yang lain. Lagi pula tidak dapat dipastikan bahwa kedatangan
rasul tersebut di tempat yang sama atau di tempat lain. Yang dapat dipastikan adalah kedatangan
seorang rasul ke rasul yang lain, bagaikan sebuah bangunan, adalah untuk memperbaiki bangunan yang
telah rusak. Rangkaian kedatangan para rasul di berbagai tempat dan umat berkaitan erat dengan
kehidupan suatu umat. Pada umumnya, para rasul akan hadir di lingkungan kehidupan suatu umat yang
rusak. Karena itu, peran mereka adalah memberikan bimbingan dan petunjuk kepada masyarakat yang
telah rusak tersebut.

Di lain pihak rangkaian tersebut dapat juga dilihat dalam pengertian bahwa risalah Ilahi tersebut dari
waktu ke waktu terus disempurnakan seiring dengan perkembangan kehidupan umat manusia. Namun
demikian, bukan berarti bahwa pengetahuan Allah tidak sempurna. Maksudnya adalah bahwa pada
masa rasulrasul tertentu, seiring dengan perkembangan manusianya, syariat yang dapat diterapkan bisa
berbeda-beda.
Dari serangkaian diutusnya para rasul tersebut, ternyata Allah menetapkan bahwa kerasulan
Muhammad merupakan kerasulan yang terakhir. Nabi Muhammad merupakan khatamul anbiya
(penghujung para nabi).

Makna fungsional dari beriman kepada rasul AllahBeberapa makna fungsional dari mengimani para rasul
Allah di antaranya adalah sebagai berikut: a. Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang menginginkan
agar manusia dapat menjalani kehidupan mereka di dunia dengan baik dan benar. Oleh karena itu,
ditunjuklah di antara hamba-Nya untuk menjadi perantara sampainya bimbingan tersebut.

b. Tidak semua umat manusia dapat menerima bimbingan dan petunjuk yang dibawa seorang rasul atau
nabi. Tidak semua orang dapat menerima bimbingan dan petunjuknya, sekalipun dinyatakan bahwa
bimbingan dan petunjuk itu baik dan benar adanya. Ada kecenderungan dalam diri umat manusia untuk
mengikuti hawa nafsunya. c. Untuk mengajak manusia ke jalan yang baik dan benar ternyata tidak
mudah,

diperlukan adanya kerja keras dan kesabaan. Para nabi dan rasul menghadapi tantangan yang berat
bahkan sangat berat ketika mereka menyampaikan ajaranajaran Allah. Namun demikian, seberat apa
pun tantangan itu, mereka menghadapinya dengan sabar. Sampai akhirya, mereka pun kemudian
berhasil.

B. Pengertian Iman Kepada Kitab Allah SWT

1. Pengertian kitab-kitab Allah SWT,

Rukun iman yang ketiga adalah iman kepada kitab Allah SWT. Arti kata kitab adalah tulisan atau yang
ditulis, berasal dari kata “kataba” yang berarti menulis. Dalam bahasa Indonesia kitab diartikan buku.
Adapun yang dimaksud kitab di sini adalah kitab suci.

Ada dua jenis kitab suci:

a) Kitab suci samawi, yakni kitab suci yang bersumber dari wahyu Allah SWT. dan biasa disebut
Kitabullah (Kitab Allah SWT.). Ada yang berwujud Kitab dan ada yang berwujud Shahifah atauShuhuf.

b) Kitab suci ardhi, yakni kitab suci yang tidak bersumber dari wahyu Allah SWT. melainkan
bersumber dari hasil perenungan dan budi daya akal manusia sendiri.
Adapun pengertian Kitabullah adalah kalam atau firman Allah SWT. yang diwahyukan melalui malaikat
Jibril kepada Nabi dan Rasul-Nya yang mengandung perintah dan larangan sebagai pedoman hidup bagi
ummat manusia dan jumlah kitabullah ada 144 kitab,dan yang wajib diimani ada 4.

2. Kitab-kitab yang wajib diimani

Kitab-kitab yang wajib diimani ada empat(4) yaitu :

a. Kitab Zabur , diturunkan pada Nabi Daud.

b. Kitab Taurat , diturunkan kepada Nabi Musa.

c. Kitab Injil ,diturunkan kepada Nabi Isa.

d. Kitab Al-Qur’an ,diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.

3. Pengertian iman kepada kitab-kitab Allah,

Yang dimaksud dengan iman kepada kitab-kitab Allah SWT. Yaitu meyakini dengan sepenuh hati bahwa
Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada para Nabi dan Rasul yang berisi wahyu Allah SWT
berupa perintah dan larangan untuk disampaikan kepada umat manusia agar digunakan sebagai
pedoman hidup di dunia.

C. Nama-Nama Kitab Allah SWT

1. Kitab Taurat

Ada yang menyebutnya Thoret atau Thora. Diturunkan kepada Nabi Musa AS (=Moses) abad ke 15 SM
untuk Bani Israil dan berbahasa Ibrani.

Kandungan kitab Taurat:

1. Perintah mengesakan Allah SWT.

2. Larangan membuat dan menyembah patung berhala.

3. Larangan menyebut Nama Allah SWT. Dengan sia-sia.

4. Perintah mensucikan hari Sabtu.

5. Perintah menghormati ayah dan ibu.

6. Larangan membunuh sesama manusia.

7. Larangan berbuat zina.

8. Larangan mencuri.
9. Larangan menjadi saksi palsu.

10. Larangan mengambil istri orang lain.

2. Kitab Zabur

Juga ada yang menyebut Mazmur maupun Paska. Diturunkan kepada Nabi Dawud AS (=David) pada
abad ke 10 SM untuk Bani Israil dan berbahasa Qibthi.

Kandungan kitab Zabur:

1. Do’a

2. Dzikir

3. Nasihat

4. Hikmah

5. Menyeru kepada ketauhidan

6. Tidak berisi syari’at.

3. Kitab Injil

Ada yang menamakan Bibel maupun Alkitab. Diturunkan kepada Nabi Isa AS= Yesus Kristus pada awal
abad ke 1 M untuk Bani Israil dan berbahasa Suryani.

Kandungan kitab Injil:

1. Seruan tauhid kepada Allah SWT.

2. Ajaran hidup zuhud dan menjauhi kerusakan terhadap dunia.

3. Merevisi sebagian hukum Taurat yang sudah tidak sesuai.

4. Berita tentang akan datangnya Nabi akhir zaman bernama Ahmad atau Muhammad.

4. Al-Qur’an

Nama Lain Al-Qur’an:

· Al-Kitab (Buku)

· Al-Furqan (Pembeda be nar salah)


· Adz-Dzikr (Pemberi peringatan)

· Al-Mau'idhah (Pelajaran/nasihat)

· Al-Hukm (Peraturan/hukum)

· Al-Hikmah (Kebijaksanaan)

· Asy-Syifa' (Obat/penyembuh)

· Al-Huda (Petunjuk)

· At-Tanzil (Yang diturunkan)

· Ar-Rahmat (Karunia)

· Ar-Ruh (Ruh)

· Al-Bayan (Penerang)

· Al-Kalam (Ucapan/firman)

· Al-Busyra (Kabar gembira)

· An-Nur (Cahaya)

· Al-Basha'ir (Pedoman)

· Al-Balagh (Penyampaian/kabar)

· Al-Qaul (Perkataan/ucapan)

“AL-QUR’AN” adalah WAHYU-WAHYU ALLAH yang diturunkan kepada NABI MUHAMMAD SAW, baik
yang disampaikan dengan perantara MALAIKAT JIBRIL, maupun yang diterima langsung melalui ISARAT.

Al-Qur’an Diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW (=Ahmad) pada abad 7 M mulai 6 Agustus 610 M
untuk pedoman seluruh manusia dan berbahasa Arab.

Menjadikan al-Quran sebagai sumber hukum dan pedoman dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam kehidupan sehari-hari banyak problem kehidupan yang tidak dapat diatasi oleh
manusia.sepertinya:

- Berbagai macam jenis penyakit timbul tanpa diketahui cara pengobatannya,

- terjadinya bencana yang tidak disangka-sangka,

- terjadinya gejolak sosial,dsb.


Semuanya itu merupakan dampak sikap sikap manusia yang meninggalkan al-Quran. Padahal Rasulullah
saw. Telah berpesan dalam sabdanya yang berbunyi:

Artinya: “kutinggalkan untukmu dua perkara (pusaka), kalian tidak akan tersesat selama berpegang
kepada keduanya, yaitu (al-Quran) dan sunnnah rasulNya.”(al-Hakim)

Keistimewaan Al Quran dibandingkan dengan Kitab-kitab sebelumnya:

a. Tidak pernah mengalami perubahan.

b. Terpelihara kemurniannya hingga akhir zaman.

c. Tak ada satupun makhluk yang dapat menandingi kehebatan Al Quran.

d. Memuat petunjuk tentang segala segi kehidupan manusia.

e. Mengoreksi segala kekeliruan kitab-kitab sebelumnya akibat penyelewengan.

f. Telah tertulis sejak zaman Rasulullah masih hidup.

g. Memiliki gaya bahasa yang sangat tinggi.

h. Berlaku hingga hari kiamat dan bagi seluruh umat manusia di seluruh dunia ini.

i. Selalu memuliakan akal pikiran sertamnggunakannya sebagai dasar dalam memahami


kandungannya.

j. Memandang hakekat manusia adalah sama.

k. Memadukan antara ilmu, iman dan keyakinan.

l. Menjanjikan kebahagiaan dunia akhirat bagi yang mengamalkannya.

m. Membacanya sebagai ibadah dan berpahala, baik yang mahir maupun belum.

n. Sebagai mukjizat Nabi dan Rasul yang terbesar.

o. Sebagai obat dan rahmat bagi yang beriman.

Hikmah diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur-angsur adalah:

a. Bagi Nabi Muhammad SAW:

· Meringankan dalam menerima wahyu.

· Memudahkan dalam menjelaskan kandungan dan mencontohkan pelaksanaannya.

· Meneguhkan hati dalam menghadapi cobaan celaan dan penganiayaan orang-orang kafir.

b. Bagi Ummat:
· Memudahkan dalam menghafalkan.

· Memudahkan dalam memahami.

· Mempersiapkan bangunan Al-Qur’an dengan landasan yang sempurna dalam menghancurkan


kepercayaan yang bathil dan tradisi yang merusak.

· Membangun umat menuju bentuk yang sempurna dengan menanamkan aqidah salamah, ibadah
shahihah dan akhlaqul karimah.

· Meneguhkan hati dan meringankan beban penderitaan dalam menegakkan dan memperjuangkan
Islam.

Fadhilah (Keutamaan) Al-Qur’an

Menurut Imam As-Suyuthi, ada beberapa fadhilah Al-Qur’an berdasar hadits-hadits shahih, yakni:

a. Al-Qur’an akan datang sebagai pemberi syafa’at bai yang membacanya.

b. Surat-surat yang dibaca dan diamalkan akan menjadi pembela di hari qiyamat.

c. Menjadikan orang yang mempelajari dan mengajarkan sebagai manusia yang paling baik.

d. Orang mukmin yang suka membaca Al-Qur’an bagaikan buah utrujah yang harum dan manis.

e. Allah SWT. akan mengangkat martabat manusia karena Al-Qur’an.

f. Hanya boleh iri kepada orang yang faham dan mengamalkan Al-Qur’an.

g. Setiap huruf akan mendapat 1 kebaikan yang dilipat gandakan 10 kali.

D. Isi Pokok Dari Kitab-Kitab Allah SWT

Pada dasarnya kitab-kitab suci memuat tentang beberapa hal, yakni:

· Hukum I’tiqodiyah; hukum tentang keyakinan, seperti iman kepada Allah SWT.,Malaikat, Kitab,
Rasul, Hari akhir dan Taqdir.

· Hukum Khuluqiyah; hukum tentang akhlaq, yakni kewajiban para mukallaf untuk memperhias diri
dengan perilaku utama (akhlaqul karimah) dan menghindarkan diri dari perilaku tercela (akhlaqul
madzmumah).

· Hukum ‘Amaliyah; hukum tentang amal perbuatan, yakni segala perkataan, perbuatan dan
tindakan manusia.

E. Fungsi Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT

1. Mempertebal keimanan kepada Allah SWT. Karena banyak hal-hal kehidupan manusia yang tidak
dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan dan akal manusia, maka kitab-kitab Allah manusia menjawab
permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan manusia, baik yang tampak maupun
yang gaib.

2. Memperkuat keyakinan seseorang terhadap tugas Nabi Muhammad saw. Karena dengan
meyakini kitab-kitab Allah, maka akan percaya terhadap kebenaran Al-Qur’an dan ajaran yang dibawa
oleh Nabi Muhammad saw.

3. Menambah ilmu pengetahuan. Karena dalam kitab-kitab Allah, disamping berisi tentang perintah
dan larangan Allah, juga menjelaskan tentang pokok-pokok ilmu pengetahuan untuk mendorong
manusia mengembangkan dan memperluas wawasan sesuai dengan perkembangan zaman.

4. Menanamkan sikap toleransi terhadap pengikut agama lain. Karena dengan beriman kepada
kitab-kitab Allah, maka umat islam akan selalu menghormati dan menghargai orang lain.hal ini sesuai
apa yang dijelaskan dalam Al-Qur’an dan Hadis.

5. Mengetahui perhatian Allah terhadap para hambanya dengan menurunkan kitab kepada setiap
kaum sebagai petunjuk bagi mereka.

6. Mengetahui hikmah Allah Ta’ala mengenai syariat-syariat-Nya, di mana Allah telah menurunkan
syariat untuk setiap kaum yang sesuai dengan kondisi mereka, sebagaimana yang Allah firmankan.

7. Mensyukuri nikmat Allah berupa diturunkanya kitab-kitab(sebagai pedoman dan petunjuk).

BAB III

PENUTUP

Iman kepada kitab-kitab Allah SWT. Adalah mengakui, mempercayai dan meyakini bahwa Allah SWT
telah menurunkan kitab kepada para nabi dan Rasul-Nya yang berisi ajaran Allah SWT. Untuk di
sampaikan kepada umatnya masing-masing. Mengimani kitab Allah SWT, wajib hukumnya. Mengingkari
salah satu kitab Allah SWT sama saja mengingkari seluruh kitab-kitab Allah SWT dan mengingkari para
Rasul-Nya, malaikat dan mengingkari Allah SWT sendiri.

Anda mungkin juga menyukai