Yeni Rahmawati*1
MKWU Sekolah Tinggi Pariwisata (STIPRAM) Ambarrukmo Yogyakarta
1
Abstract
This study aims to determine the language acquisition of children aged 2.1 years at the syntactic
level. The research method used is descriptive qualitative. The subject of this research is a 2.1
year old child named Queenarela Selena Raikenes or called Kenes. The data of this research
are in the form of recorded spoken language data (spoken text). This data is in the form of an
interactional discourse. The data collection procedure is that the researcher makes direct obser-
vations during the syntactic acquisition process, namely conversations between Kenes and the
researcher (Kenes’ parents), family, and peers. In addition, researchers also used direct recording
and recording devices in the study. In the study of Language Acquisition Syntax Analysis for 2.1
years old children, the results of this study indicate that the most widely used sentence pattern is
the Subject-Predicate (S-P) pattern, which is 25 sentences.
Hal ini disebabkan masih tahap transisi. mak, dan mendengarkan tanpa memberikan reaksi ucapan
Menurut Chomsky (dalam Chaer, apapun. Anak-anak diam karena mereka mendengarkan
pembicaraan orang dewasa dan menirukannya. Pertumbu-
2003:222), bahasa bisa dikuasi oleh manusia saja. han anak terjadi karena faktor lingkungan sekitarnya. Den-
Hal ini tidak berlaku pada bahasa hewan. Hanya gan bertambahnya usia, alat ucap anak-anak akan semakin
manusialah yang mempunyai kelebihan dalam sempurna. Mereka akan lebih leluasa dalam berbicara.
berbahasa. Dari sanalah letak perbedaan antara Pemerolehan bahasa anak sangatlah penting. Untuk
manusia dengan makhluk Tuhan lainnya. Manu- itu, orang tua harus memperhatikan betul perkembangan
bahasa anak. Menurut Zulhidayanti (2013: 555) ciri pe-
sia pada saat lahir sudah dibekali oleh alat peme-
merolehan bahasa anak sangatlah sistematis, yaitu memi-
rolehan bahasa yaitu LAD (Language Acquisition liki rangkaian kesatuan. Hal ini diawali dari ujaran tanpa
Device) begitu juga halnya dengan anak (Camp- makna, ujaran satu kata, kemudian menjadi gabungan kata
bel, dkk, 2006: 2-3). LAD dianggap sebagai bagi- yang lebih rumit, yaitu sintaksis. Anak-anak belajar baha-
an fisiologis dari otak yang khusus untuk memp- sa tahapan-tahapannya adalah dari suku kata, kata, frasa,
klausa, dan kalimat walaupun terkadang susunan kalimat-
roses bahasa.
nya masih terbolak-balik.
Menurut Haryanti, dkk. (2018: 591) bahasa Atas dasar uraian diatas penelitian ini dilakukan un-
itu memiliki kekhasan tersendiri yang tidak dimi- tuk menganalisis pemerolehan bahasa anak usia 2,1 tahun
liki oleh bahasa lainnya. Ciri khas ini berkaitan pada tataran sintaksis. Objek penelitian ini yaitu seorang
dengan bunyi bahasa, pembentukan kata, pem- anak perempuan berusia 2,1 tahun bernama Queenarela
bentukan kalimat, dan yang lainnya. Selena Raikenes (Kenes).
Adapun rumusan masalahnya adalah Bagaimana-
Pemerolehan bahasa anak sangatlah pen- kah pemerolehan bahasa anak usia 2,1 tahun pada tataran
ting. Menurut Nurjamiaty (2015: 43) pemerole- sintaksis?
han bahasa anak akan terus berkembang sesuai Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemero-
dengan pertumbuhan anak. Subyantoro (dalam lehan bahasa anak usia 2,1 tahun pada tataran sintaksis.
Syarifuloh, Subyantoro, dan Syaifudin, 2018) Manfaat penelitian ini adalah dapat memberikan
wawasan kepada peneliti selanjutnya terkait dengan bahasa
menjelaskan bahwa seorang anak pada usia anak dalam tataran sintaksis. Masyarakat bisa mengetahui
prasekolah, lebih mudah menerima apa yang kalimat apa saja yang bisa diucapkan untuk anak usia 2,1
disampaikan oleh orang tua dan orang orang tahun.
di sekitarnya termasuk pemerolehan bahasa. Ta-
hapan-tahapannya sangatlah banyak. Anak yang METODE PENELITIAN
baru lahir hanya bisa menangis. Bayi menangis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang
petanda dia lapar, haus, kepanasan, mengompol, menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati
dan lain-lain. Hanya ibu yang bisa memahami ba- Bodgan dan Taylor (dalam Moleong, 2005: 4). Metode yang
hasa tersebut. Naluri seorang ibu sangatlah kuat. digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
Pada usia 6 bulan anak-anak sudah bisa merang- (Nazir, 2003: 54). Menurut Moleong (2005: 11) “metode
kak mulai bisa belajar bahasa. Usia 8 bulan anak- deskriptif merupakan data yang berupa kata-kata, gam-
anak mulai belajar berbicara. Bisa menyebutkan bar, dan angka-angka”. Metode deskriptif dapat diartikan
sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki den-
beberapa suku kata. Pada umumnya, usia 1 ta-
gan menggambarkan atau melukiskan keadaan atau objek
hun anak-anak mulai bisa berbicara hanya dua penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang
kata atau kita kata. Usia 2-3 tahun anak-anak su- tampak atau sebagaimana adanya.
dah mulai bisa menggunakan kalimat walaupun Subjek penelitian ini bernama Queenarela Selena
masih terbata-bata. Menurut Marta (2013: 497) Raikenes yang sehari-hari dipanggil “Kenes” dan berusia
2,1 tahun. Kenes adalah anak pertama dari pasangan orang
anak-anak pada rentangan usia di bawah 5 ta-
tua, Wahyu Pramonosidi, S.Si. dan Yeni Rahmawati,M.Pd.
hun membutuhkan perhatian khusus dari orang yang dilahirkan pada tanggal 05 November 2015 di Rumah
tuanya. Setiap anak yang normal membutuhkan Sakit Umum dr. Soedono Madiun. Kenes dilahirkan di ke-
pertumbuhan bahasa yaitu bahasa ibu. Bahasa luarga yang dwibahasawan yaitu bahasa Jawa dan bahasa
ibu sangatlah penting fungsinya sehingga seba- Indonesia. Ayah dan ibu Kenes menggunakan bahasa Jawa
dan bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari. Dapat
gai orang tua kita janganlah salah langkah dalam
dikatakan Kenes seorang dwibahasawan alamiah karena
mendidik anak. Hal ini dikarenakan masa-masa pemerolehan bahasa Kenes berupa bahasa Jawa dan baha-
0-5 tahun adalah masa-masa keemasan (Nasuti- sa Indonesia sekaligus. Apabila lawan bicara Kenes meng-
on, 2019: 113). gunakan bahasa Indonesia, Kenes akan merespons lawan
Menurut Yuniarsih (2013: 478) pada awal pemerole- bicaranya tersebut menggunakan bahasa Indonesia, begitu
han bahasa, seorang anak akan lebih banyak diam, menyi- pula sebaliknya. Hal ini mengakibatkan dalam tuturan Ke-
160 Yeni Rahmawati, Analisis Sintaksis Pemerolehan Bahasa Anak Usia 2,1 Tahun
nes sering terdapat campur kode dan alih kode. Akan tetapi, Analisis sintaksis anak usia 2,1 tahun berdasarkan
dalam penelitian ini hanya membahas struktur kalimat di- pola subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel.),
lihat dari pola subjek (S), predikat (P), objek (O),pelengkap dan keterangan (Ket.) dapat dilihat sebagai berikut.
(Pel.), dan keterangan (K).
Penelitian ini dilakukan di Perum. Sidoarum, Blok Pola Subjek (S)
V, Jalan Gelatik, P-66, Kec. Godean, Kab. Sleman, Yogya- Pola subjek (S) adalah suatu pola yang berfungsi un-
karta.Tempat tersebut merupakan tempat tinggal Kenes tuk membentuk suatu kalimat. Jenis-jenis kalimat berpola
Data penelitian ini berupa data kebahasaan lisan subjek (S) ini terdiri atas unsur S saja. Di dalam penelitian
yang direkam (spoken teks). Data ini berbentuk wacana ini ditemukan sebanyak 10 kalimat. Kalimat tersebut dapat
interaksional. Wujud data yang diperoleh dalam peneliti- dijelaskan sebagai berikut:
an ini adalah wujud verbal atau bentuk bahasa yang digu-
Kalimat yang Diucapkan Pembetulan
nakan dalam peristiwa tutur di rumah subjek penelitian. No
Subjek Penelitian (Kenes) Kalimat
Data-data tersebut diperoleh dari kegiatan percakapan for-
1 Keneh. Kenes.
mal antara subjek penelitian dan peneliti sendiri yang di-
S
rekam dengan tape recorder dan dilengkapi dengan catatan
lapangan. 2 Kuda lumping. Kuda.
Pemerolehan data tidak melalui perlakuan (ekspe- S
rimen). Subjek penelitian sebagai sumber data dibiarkan 3 Boya. Bola.
bercakap-cakap secara alamiah. Percakapan alamiah itu S
diharapkan memunculkan data yang bersifat alamiah. Data 4 Ini gajah. Ini gajah.
alamiah menjadi ciri khas penelitian ini. Data dalam pen- S
elitian sederhana ini diperoleh melalui teknik perekaman 5 Ayah. Ayah.
dan pencatatan. Instrumen utama dalam penelitian ini S
adalah peneliti sendiri. Peneliti terjun langsung mengamati 6 Bunda. Bunda.
tingkah laku sehari-hari Kenes. S
Peneliti melakukan pengamatan langsung pada saat 7 Keleta api. Kereta api.
proses pemerolehan sintaksis, yaitu perbincangan antara S
Kenes dengan peneliti (orang tua Kenes), keluarga, dan 8 Uti. Eyang Uti.
teman-teman sebayanya. Selain itu, peneliti juga menggu- S
nakan alat perekam dan pencatatan langsung dalam pen- 9 Ini kateh. Ini pepaya.
elitian. S
10 Ikan lele. Ikan lele.
HASIL DAN PEMBAHASAN S
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
pada anak berusia 2,1 tahun yang bernama Queenarela Se- Pola Predikat (P)
lena Raikenes, diperoleh data berupa struktur kalimat sub-
Pola predikat (P) adalah suatu pola yang berfungsi
jek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel.), dan kete-
untuk membentuk suatu kalimat. Jenis-jenis kalimat ber-
rangan (K) yang berjumlah 14 pola kalimat. Hal ini dapat
pola predikat (P) ini terdiri atas unsur P saja. Di dalam pen-
dilihat dalam pembahasan berikut ini.
elitian ini ditemukan sebanyak 10 kalimat. Kalimat tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 1. Analisis Sintaksis Anak Usia 2,1 Tahun Berdasar-
Kalimat yang Diucapkan
kan Pola Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), Pelengkap No Pembetulan Kalimat
Subjek Penelitian (Kenes)
(Pel.), dan Keterangan (Ket.) 1 Puyang. Pulang.
No Pola Kalimat Jumlah Pola Kalimat P
1. S 10 2 Pelgi. Pergi.
2. P 10 P
3. K 7 3 Rucak. Rusak.
4. S-P 25 P
5. P-S 11 4 Macuk. Masuk.
6. P-K 5 P
7. P-O 7 5 Kelual. Keluar.
8. K-P 4 P
9. S-P-O 6 6 No no no tidak boleh. Tidak boleh.
10. S-P-K 7 P
11. S-P-Pel 11 7 Jangan pelgi! Jangan pergi!
12 S-K-P 3 P
13 S-K 2 8 Punya copo? Punya siapa?
14 K-S-P 2 P
Jurnal Sastra Indonesia 9(3) (2020) 158-164 161
6 Keneh pipih dulu. Kenes pipis dulu. terangan). Di dalam penelitian ini ditemukan sebanyak 2
S P K kalimat. Kalimat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
7 Keneh colat dulu. Kenes sholat No Kalimat yang Diucapkan Pembetulan Kalimat
S P K dulu. Subjek Penelitian (Kenes)
1 Ayahnya ke koyam. Ayahnya ke kolam.
S K
Pola Subjek-Predikat-Pelengkap (S-P-Pel.) 2 Akung ke Jakalta. Akung ke Jakarta.
Pola subjek-predikat-pelengkap (S-P-Pel.) adalah S K
suatu pola yang berfungsi untuk membentuk suatu kalimat.
Jenis-jenis kalimat berpola S-P-Pel. ini terdiri atas unsur S Pola Subjek-Keterangan-Predikat (K-S-P)
(subjek), P (predikat), dan Pel. (pelengkap). Di dalam pen- Pola subjek-keterangan-predikat (K-S-P) adalah
elitian ini ditemukan sebanyak 11 kalimat. Kalimat tersebut suatu pola yang berfungsi untuk membentuk suatu kalimat.
dapat dijelaskan sebagai berikut: Jenis-jenis kalimat berpola K-S-P ini terdiri atas unsur K
No Kalimat yang Diucapkan Pembetulan Kalimat (keterangan),S (subjek), dan P (predikat). Di dalam pene-
Subjek Penelitian (Kenes) litian ini ditemukan sebanyak 2 kalimat. Kalimat tersebut
1 Keneh maem yoti. Kenes makan roti. dapat dijelaskan sebagai berikut:
S P Pel. Kalimat yang Diucapkan
No Pembetulan Kalimat
2 Bunda pelgi kelja? bunda pergi kerja? Subjek Penelitian (Kenes)
S P Pel. 1 Nanti Keneh beyi. Nanti Kenes pergi.
3 Ayah becok puyang. Ayah besok pulang. K S P
S P Pel. 2 Becok ayah datang. Besok ayah datang.
4 Keneh maem cate yontong. Kenes makan sate K S P
S P Pel. lontong.
5 Dik Abi maem kateh. Dik Abi makan SIMPULAN
S P Pel. pepaya. Hasil penelitian ini menunjukkan pola kalimat ditin-
6 Keneh minum cucu. Kenes minum susu. jau dari fungsi sintaksis yang diujarkan anak usia 2,1 tahun
S P Pel. yang bernama Queenarela Selena Raikenes adalah subjek
7 Keneh minum putih. Kenes minum air (S) sebanyak 10, predikat (P) sebanyak 10, keterangan (K)
S P Pel. putih. sebanyak 7, subjek-predikat (S-P) sebanyak 25, predikat-
8 Keneh macak bubul. Kenes masak bubur. subjek (P-S) sebanyak 11, predikat-objek (P-O) sebanyak 7,
S P Pel. predikat-keterangan (P-K) sebanyak 5, keterangan-predikat
9 Ayah gak gowo guying. Ayah tidak bawa (K-P) sebanyak 4, subjek-predikat-objek (S-P-O) sebanyak
S P Pel. guling. 6, subjek-predikat-keterangan (S-P-K) sebanyak 7, subjek-
10 Ayah gak bica yewat. Ayah tidak bida predikat-pelengkap (S-P-Pel) sebanyak 11, subjek-keteran-
S P Pel. lewat. gan-predikat (S-K-P) sebanyak 3, subjek-keterangan (S-K)
11 Kuenya tidak enak bunda. Kuenya tidak enak sebanyak 2, dan keterangan-subjek-predikat (K-S-P) seba-
S P Pel. bunda. nyak 2. Pola kalimat yang sering diucapkan Kenes adalah
pola kalimat subjek-predikat (S-P) karena lebih mudah
Pola Subjek-Keterangan-Predikat (S-K-P) diucapkan.
Pola subjek-keterangan-predikat (S-K-P) adalah
suatu pola yang berfungsi untuk membentuk suatu kali- DAFTAR PUSTAKA
mat. Jenis-jenis kalimat berpola S-K-P ini terdiri atas unsur Campbel, dkk. (2006). Metode Praktis
S (subjek), K (keterangan), dan P (predikat). Di dalam pen- Pembelajaran Berbasis Multiple
elitian ini ditemukan sebanyak 3 kalimat. Kalimat tersebut Intelligences. Depok: Intuisi Press.
dapat dijelaskan sebagai berikut: Chaer, Abdul. (2003). Psikolinguistik Kajian Teoretik. Jakarta:
Rineka Cipta.
No Kalimat yang Diucapkan Subjek Pembetulan Ka- Haryanti, Erna, dkk. (2018). Pemerolehan Bahasa Anak Usia 2-3
Penelitian (Kenes) limat Tahun Ditinjau dari Aspek Fonologi. Jurnal Pendidikan
1 Keneh nanti ikut. Keneh nanti ikut. Bahasa dan Sastra Indonesia, 7(1), 591-602.
S K P Marta, Melza, dkk. (2013). Pemerolehan Sintaksis Bahasa
2 Bunda becok pelgi? Bunda besok Minangkabau pada Anak Usia 5 Tahun di Kambang. Ju-
S K P pergi? rnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 2(1), 496-
505.
3 Ayah nanti maem? Ayah nanti Moleong, Lexsy J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Band-
S K P makan? ung: Remaja Rosdakarya.
Nasution, Rini Sartika. (2019). Analisis Pemerolehan Sintaksis
Pola Subjek-Keterangan (S-K) Menggunakan Teknik MLU (Meant Length of Utterence)
Pola subjek-keterangan (S-K) adalah suatu pola yang pada Anak Usia 5 Tahun. Jurnal Pendidikan, Bahasa, dan
Sastra Indonesia, 8(3), 113-118.
berfungsi untuk membentuk suatu kalimat. Jenis-jenis kali-
Nazir, Moh. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
mat berpola S-K ini terdiri atas unsur S (subjek) dan K (ke- Nurjamiaty. (2015). Pemerolehan Bahasa Anak Usia Tiga Tahun
164 Yeni Rahmawati, Analisis Sintaksis Pemerolehan Bahasa Anak Usia 2,1 Tahun
Berdasarkan Tontonan Kesukaannya Ditinjau dari Kon- Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Jurnal Bahasa,
truksi Semantik. Jurnal Edukasi Kultura, 2(1), 42-62. Sastra, dan Pengajarannya, 6(1), 74-83.
Syafroni, Roni Nugraha. (2016). Panjang Rata-Rata Tuturan Anak Yuniarsih, Dwi. (2013). Pemerolehan Kalimat Bahasa Indonesia
Usia 2 Tahun 7 Bulan dala Bingkai Teori Pemerolehan Ba- pada Anak Usia 3;0-4;0 Tahun (Studi Kasus pada Muham-
hasa Anak. Jurnal Pendidikan Unsika, 4, 66-77. mad Ahsan Hafiz). Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Syarifuloh, Subyantoro, Ahmad Syaifudin. (2018). Pemerolehan Indonesia, 3(1), 477-485.
Bahasa Tulis Produktif Anak Usia 2-4 Tahun. Jurnal Sas- Zulhidayanti, dkk. (2013). Pemerolehan Kalimat Bahasa
tra Indonesia. 7(2) Minangkabau: Studi Kasus pada Anak Usia Empat Tahun
Wulandari, Desy Indah. (2018). Pemerolehan Bahasa Indonesia Tiga Bulan. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indone-
Anak Usia 3-5 Tahun di PAUD Lestari Desa Blimbing sia, 3(1), 477-562.