Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah modal utama yang harus dimiliki oleh setiap manusia. Dengan
pendidikan akan meninggikan manusia dan merendahkan manusia yang lain, manusia akan
dianggap berharga bila memiliki pendidikan yang berguna bagi sesamanya.

Masa dari pendidikan sangatlah panjang, banyak orang yang beranggapan bahwa
pendidikan itu berlangsung hanya disekolah saja, tetapi dalam kenyataanya pendidikan
berlangsung seumur hidup melalui pengalaman-pengalaman yang dijalani dalam
kehidupanya. Islam juga menekankan pentingnya pendidikan seumur hidup, Nabi pernah
bersabda : Tuntutlah ilmu dari buain sampai meninggal dunia. Dalam kenyataan hidup
sehari-hari dari dahulu sudah dapat dilihat bahwa pada hakikatnya orang belajar sepanjang
hidup, meskipun dengan cara yang berbeda dan melalui proses yang tidak sama. Pendeknya
tidak ada batas usia yang menunjukkan tidak mungkinnya dan tidak dapatnya orang belajar.
Dorongan belajar sepanjang hayat itu terjadi karena dirasakan sebagai kebutuhan.setiap
orang merasa butuh untuk mempertahankan hidup dan kehidupannya dalam menghadapi
dorongan-dorongan dari dalam dan alam sekitar, yang selalu berubah. Sepanjang hidupnya
manusia memang tidak pernah berada di dalam suatu vakum. Mereka dituntut untuk
mampu menyesuaikan diri secara aktif, dinamis, kreatif, dan inovatif terhadap diri dan
kemajuan zaman.

Pendidikan seumur hidup didasarkan pada konsep bahwa seluruh individu harus memiliki
kesempatan yang sistemik, terorganisir untuk “instruction”, studi dan “learning” di setiap
kesempatan. Hal ini menunjukan bahwa pendidikan berlangsung tanpa batas yaitu mulai
sejak lahir sampai kita meninggal dunia. Selain itu islam juga mengajarkan untuk

3
mempelajari tidak hanya ayat qouliyah saja, tetapi ayat-ayat kauniyah, atau kejadian-
kejadian di sekitar kita. Maka jelaslah sudah bahwa pendidikan seumur hidup itu sangat
benar adanya didalam kehidupan kita.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan dibahas lebih jauh,
antara lain:

1. Apa saja pengertian pendidikan seumur?

2. Apa saja makna dan urgensi pendidikan seumur hidup?

3. Apa tujuan pendidikan seumur hidup?

4. Apa konsep dasar pendidikan seumur hidup?

C. Tujuan

Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan seumur


2. Untuk mengetahui makna dan urgensi pendidikan seumur hidup
3. Untuk mengetahui tujuan pendidikan seumur hidup
4. Untuk mengetahui konsep dasar pendidikan seumur hidup

D. Manfaat

Makalah ini ditulis dengan tujuan agar dapat memberikan gambaran umum kepada
masyarakat luas tentang pendidikan seumur hidup kepada peserta didik, sehingga
pendidikan dapat terlaksana dengan baik dan tepat sasaran. Selain itu juga diharapkan dapat
menambah kepustakaan tentang pendidikan.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Seumur Hidup

Menurut Stephens, pokok pendidikan seumur hidup adalah seluruh individu harus
memiliki kesempatan yang sistematik, terorgonisir untuk instruction, studi dan learning di
setiap kesempatan sepanjang hidup mereka. Adapun tujuannya adalah menyembuhkan
kemunduran akan pendidikan sebelumnya memproleh keterampilan baru, meningkatkatkan
keahlian, mengembangkan kepribadian dan sebagainya.

Menurut silva “ pendidikan seumur hidup berkenaan dengan prinsip


pengorganisasian yang akhirnya memungkinkan pendidikan untuk melakukan fungsinya
yaitu: proses perubahan yang menuntut perkembangan individu”. Dalam garis-garis besar
haluan Negara dikatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di
dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat.

Menurut Cropley ”pendidikan seumur hidup sebagai tujuan atau ide formal untuk
pengorganisasian dan perstrukturan pengalaman pendidikan. Pengorganisasian dan
perstrukturan ini diperluas mengikuti seluruh rentangan usia, dari usia yang paling muda
sampai paling tua.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan seumur hidup atau pendidikan sepanjang hayat
adalah suatu prinsip yang menjadi dasar yang menjiwai seluruh organisasi sistem
pendidikan yang ada.

5
B. Makna dan Urgensi Pendidikan Seumur Hidup

1. Keadilan

Paul Lengrand berhasil menunjukkan bahwa makna pendidikan seumur hidup adalah
mendorong seluruh masyarakat dan status setiap masyarakat agar memiliki kesempatan
sepenuhnya untuk merealisasikan potensi mereka dan persamaan jalan untuk memproleh
keuntungan sosial, ekonomi dan politik. Pernyataan Bowley lebih tegas menyatakan
bahwa sekolah melaksanakan reproduksi relasi sosial produksi dan berbeda dengan
pendidikan seumur hidup yang pada prinsipnya adalah untuk mengeleminasikan peranan
sekolah sebagai alat untuk melaksanakan ketidakadilan.

2. Pertimbangan Ekonomi
Croplay dan Gross menyebutkan terdapat kebutuhan yang semakin meningkat untuk
memperbesar pelayanan pendidikan, memperluas daya serap sekolah dan lebih
meragukan jenis-jenis pendidikan. Pendapat Zhamin Konstanian berpendapat perlunya
pembentukan sistem pendidikan yang berfungsi sebagai basis untuk memproleh
keterampilan tipe baru yang secara ekonomis berharga untuk masyarakat.
Di negara sedang berkembang biaya untuk perluasan pendidikan dan meningkatkan
kulaitas pendidikan hampir-hampir tak tertanggulangi. Di satu sisi tantangan untuk
mengejar keterlambatan pembangunan dirasakan, sedangkan di sisi lain keterbatasan
biaya dirasakan menjadi penghambat. Tidak terkecuali di negara yang sudah maju
teknologinya, yaitu dengan munculnya kebutuhan untuk memacu kualitas pendidikan
dan jenis-jenis pendidikan.
Beberapa alternatif dilakukan untuk mengatasi masalah pembiayaan itu antara lain
dengan cara memperbesar daya serap sekolah misalnya dengan sistem double shift,
memperpendek masa pendidikan, meningkatkan pendayagunaan teknologi pendidikan,
mendiseminasikan inovasi-inovasi pendidikan dan sebagainya. Dalam hubungannya

6
dengan masalah tersebut pendidikan sepanjang hayat yang secara radikal mendasarkan
diri pada konsep baru dalam pemrosesan pendidikan memiliki implikasi pembiayaan
pendidikan yang lebih luas dan lebih longgar (Cropley: 35)

3. Peranan keluarga yang sedang berubah


Dalam mengatasi keluarga yang sedang berubah pendidikan seumur hidup dapat
memperlengkapi kerangka organisasi yang memungkinkan pendidikan mengambil alih
tugas yang dulunya ditangani oleh keluarga.

4. Peranan sosial yang sedang berubah


Perkembangan ilmu dan teknologi di masyarakat yang sedang berkembang di mana
berbagai perubahan tampak pada masyarakat tersebut secara jelas. Keadaan ini
menyebabkan pendidikan, khususnya harus berisi training yang kuat dan memainkan
peranan sosial yang amat beragam untuk memparmudah individu melakukan
penyesuaian terhadap perubahan hubungan antara mereka dengan orang lain.
5. Perkembangan Iptek
Betapa luasnya pengaruh perkembangan Iptek dalam semua sektor pembangunan.
Meskipun diakui bahwa pengaruh tersebut di dalam dunia pendidikan belum sejauh yang
terjadi pada dunia pertanian, industri, transportasi, dan komunikasi, namun intervensinya
di dalam dunia pendidikan telah menggejala dalam banyak hal. Di kawasan Asean
berbagai inovasi pendidikan sudah banyak yang didesiminasikan sejak tahun 70-an,
seperti SD Pamong, SMP Terbuka, Belajar Jarak Jauh, dan lain-lain. Di segi lain muncul
pendekatan-pendekatan baru dan perubahan orientasi dalam proses belajar mengajar,
konsep pengembangan tingkah laku, perubahan peran guru dan siswa, munculnya
berbagai tenaga kependidikan nonguru, pendayagunaan sumber belajar yang semakin
bervariasi, dan lain-lain.

7
C. Konsep Dasar Pendidikan Seumur Hidup

Konsep pendidikan seumur hidup, sebenarnya sudah sejak lama dipikirkan oleh para
pakar pendidikan dari zaman ke zaman. Apalagi bagi umat Islam, jauh sebelum orang-
orang barat mengangkatnya, Islam sudah mengenal pendidikan seumur hidup, sebagaimana
dinyatakan oleh hadits Nabi SAW yang artinya: tuntutlah ilmu dari buaian sampai
meninggal dunia.

Azas pendidikan seumur hidup itu merumuskan suatu azas bahwa proses pendidikan
merupakan suatu proses kontinue, yang bermula sejak seseorang dilahirkan hingga
meninggal dunia. Proses pendidikan ini mencakup bentuk-bentuk belajar secara informal,
non formal maupun formal baik yang berlangsung dalam keluarga, di sekolah, dalam
pekerjaan dan dalam kehidupan masyarakat.

Untuk Indonesia sendiri, konsepsi pendidikan seumur hidup baru mulai di masyarakat
melalui kebijakan Negara ( Tap MPR No. IV / MPR / 1970 jo. Tap No. IV/ MPR / 1978
Tentang GBHN ) yang menetapkan prinsip-prinsip pembangunan nasional, antara lain :

1. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia


Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia (arah
pembangunan jangka panjang )
2. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam keluarga (rumah
tangga ), sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab
bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. (BAB IV GBHN bagian
pendidikan ).

Di dalam UU Nomor 20 tahun 2003, penegasan tentang pendidikan seumur hidup,


dikemukakan dalam pasal 13 ayat (1) yang berbunyi: "Jalur pendidikan terdiri atas
pendidikan formal, non formal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan

8
memperkaya". Jadi dapat pula dikatakan bahwa pendidikan dapat diperoleh dengan 2 jalur,
yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan diluar sekolah. Jalur pendidikan
sekolah meliputi pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah,
dan pendidikan tinggi. Dan jenis pendidikan ini mencakup pendidikan umum, kejuruan,
akademik profesi, vokasi, keagamaan dan khusus.

Sedangkan jalur pendidikan luar sekolah meliputi pendidikan nonformal dan informal.
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan
pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, atau pelengkap pendidikan
formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal
berfungsi mengembalikan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan
pengetahuan dan ketrampilan fungsional serta mengembangkan sikap keprobadian hidup.
Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini,
pendidikan kepemudan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan,
pendidikan ketrampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan serta pendidikan lain
yang ditujukan untuk mengembangkan peserta didik.

Pendidikan informal yaitu kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh keluarga dan
lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. pendidikan keluarga termasuk jalur
pendidikan luar sekolah merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa
melalui pengalaman seumur hidup. Pendidikan keluarga memberikan keyakinan agama,
nilai budaya yang mencakup nilai moral dan aturan-aturan pergaulan serta pandangan,
ketrampilan dan sikap hidup yang mendukung kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara kepada anggota keluarganya yang bersangkutan. peserta didik berkesempatan
untuk mengembangkan kemampuan dirinya dengan belajar pada setiap saat dalam
perjalanan hidupnya sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan masing-masing. "setiap
warga Negara berkesempatan seluas-luasnya untuk menjadi peserta didik melalui
pendidikan sekolah ataupun luar sekolah dengan demikian, setiap warga Negara diharapkan

9
dapat belajar pada tahap-tahap mana saja dari kehidupanya dalam mengembangkan dirinya
sebagai manusia Indonesia ".

Dasar dari pendidikan seumur hidup bertitik tolak atas keyakinan, bahwa proses pendidikan
berlangsung selama manusia hidup, baik dalam maupun diluar sekolah.

Faktor-faktor yang mendorong bagi penyebaran dan pelaksanaan asas pendidikan seumur
hidup tersebut, seperti :

1. Perubahan sosial yang sangat cepat

Dunia pada akhir dari abad XX telah terjadi perubahan-perubahan besar yang berbeda
dengan masa-masa yang silam. Perubahan ini disebabkan : pengaruh ilmu Negara barat,
munculnya ideologi-ideologi baru, pengaruh faktor demografik, pengaruh demokrasi dan
sebagainya. Pengaruh perubahan dunia tersebut terdapat dunia pendidikan tampak antara
lain :

- banjirnya anak didik

- kekurangan sumber secara akut, baik sumber keuangan, materiil maupun insani.

- Kenaikan kost per anak didik

- Tidak sesuainya hasil pendidikan dengan kebutuhan masyarakat

- Inertia dan inefficiency dari sistem administrasi pendidikan.

2. Munculnya negara-negara merdaka baru simultan dengan berkembangnya cita-cita

demokratisasi pendidikan.

3. Besarnya angka drop out khususnya pada tingkat sekolah dasar

10
4. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat menuntut kita untuk terus
menerus belajar.

5. Perubahan teknologi

Perubahan teknologi ini menyebabkan adanya ketidakpastian keterampilan yang


diperlukan, menurunkan peranan sosial dan berbagai interpersonal dan sebagainya. Di
sinilah betapa besar peranan pendidikan yang diselenggarakan dalam kosepsi yang luas
sehingga setiap manusia dapat menggunakan jasa pendidikan yang ada.

6. Faktor-faktor vokasional

Berbagai macam keterampilan/kejuruan dibutuhkan oleh orang-orang dewasa sejalan


dengan laju kebutuhan manusia dan kemajuan zaman, yang berbeda dengan tahun-tahun
sebelumnya.
Inilah sebabnya, maka praktek penyelenggaraan pendidikan hendaknya melengkapi pelajar
dengan keterampilan untuk merealisasikan secara positif terhadap perubahan baik dari segi
meneruskan kemampuan yang secara kejuruan berguna bagi masyarakat maupun
kemampuan untuk mempertahankan identitas dalam menghadapi jenis pekerjaan yang
berbeda.

7. Kebutuhan-kebutuhan orang dewasa

Sejalan dengan melajunya jenis pekerjaan dan perkembangan ilmu dan teknologi, orang
dewasa merasakan kekurangan akan keterampilan yang selama ini dimiliki dan sekaligus
perlunya keterampilan-keterampilan baru yang relevan. Jadi, disini setiap pendidikan
hendaknya diorganisir, untuk membantu belajar masa dewasa di seluruh tingkatan
masyarakat. Inilah perlunya politik pendidikan seumur hidup.

11
8. Kebutuhan anak-anak awal

Masa kanak-kanak awal merupakan fase perkembangan yang mempunyai karakteristik


tersendiri oleh karena anak-anak telah memiliki kemampuan untuk berpikir dan mengerti
yang menentukan perkembangan anak-anak tersebut selanjutnya. Dengan demikian betapa
pentingnya pendidikan seumur hidup yang memberi kesempatan anak-anak usia pra-
sekolah menuju jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan lebih lanjut dapat menuntun anak
kearah jenjang kerja sesuai dengan bakat dan kemampuan dirinya. Drs H Fuad Ihsan
(1996:44-45) dalam buku Dasar-dasar Kependidikan, menulis beberapa dasar pemikiran --
ditinjau dari beberapa aspek-- tentang urgensi pendidikan seumur hidup, antara lain: Aspek
ideologis, setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini memiliki hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan, meningkatkan pengetahuan dan menambah keterampilannya.
pendidikan seumur hidup akan membuka jalan bagi seseorang untuk mengembangkan
potensi diri sesuai dengan kebutuhan hidupnya.

Aspek ekonomis, pendidikan merupakan cara yang paling efektif untuk dapat keluar dari
“Lingkungan Setan Kemelaratan” akibat kebodohan. pendidikan seumur hidup akan
memberi peluang bagi seseorang untuk meningkatkan produktivitas, memelihara dan
mengembangkan sumber-sumber yang dimilikinya, hidup di lingkungan yang
menyenangkan-sehat, dan memiliki motivasi dalam mendidik anak-anak secara tepat
sehingga pendidikan keluarga menjadi penting.

Aspek sosiologis, di negara berkembang banyak orangtua yang kurang menyadari


pentingnya pendidikan sekolah bagi anak-anaknya, ada yang putus sekolah bahkan ada
yang tidak sekolah sama sekali. pendidikan seumur hidup bagi orang tua merupakan
problem solving terhadap fenomena tersebut. Aspek politis, pendidikan kewarganegaraan
perlu diberikan kepada seluruh rakyat untuk memahami fungsi pemerintah, DPR, MPR, dan

12
lembaga-lembaga negara lainnya. Tugas pendidikan seumur hidup menjadikan seluruh
rakyat menyadari pentingnya hak-hak pada negara demokrasi.

Aspek teknologis, pendidikan seumur hidup sebagai alternatif bagi para sarjana, teknisi dan
pemimpin di negara berkembang untuk memperbaharui pengetahuan dan keterampilan
seperti dilakukan negara-negara maju. Aspek psikologis dan pedagogis, sejalan dengan
makin luas, dalam dan kompleknya ilmu pengetahuan, tidak mungkin lagi dapat diajarkan
seluruhnya di sekolah. Tugas pendidikan sekolah hanya mengajarkan kepada peserta didik
tentang metode belajar, menanamkan motivasi yang kuat untuk terus-menerus belajar
sepanjang hidup, memberikan keterampilan secara cepat dan mengembangkan daya
adaptasi. Untuk menerapkan pendidikan seumur hidup perlu diciptakan suasana yang
kondusif.

D. Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup

Implikasi disini diartikan sebagai akibat lansung atau konsekuensi dari suatu keputusan.
Dengan demikian maksudnya adalah sesuatu yang merupakan tindak lanjut atau follow-up
dari suatu kebijakan atau keputusan tentang pelaksanaan pendidikan seumur hidup.
Penerapan azas pendidikan seumur hidup pada isi program pendidikan dan sasaran
pendidikan di masyarakat mengandung kemungkinan yang luas. Implikasi pendidikan
seumur hidup pada program pendidikan dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori
yaitu:

1. Pendidikan baca tulis fungsional

Program ini tidak saja penting bagi pendidikan seumur hidup dikarenakan relefansinya
yang ada pada Negara-negara berkembang dengan sebab masih banyaknya penduduk yang
buta huruf, mereka lebih senang menonton TV, mendengarkan Radio, Mengakses internet
dari pada membaca. Meskipun cukup sulit untuk membuktikan peranan melek huruf

13
fungsional terhadap pembangunan sosial ekonomi masyarakat, namun pengaruh IPTEK
terhadap kehidupan masyarakat misalnya petani, justru disebabkan oleh karena
pengetahuan-pengetahuan baru pada mereka. Pengetahuan baru ini dapat diperoleh melalui
bahan bacaan utamanya. Oleh sebab itu, realisasi baca tulis fungsional, minimal memuat
dua hal, yaitu:

a. Memberikan kecakapan membaca, menulis, menghitung (3M) yang fungsional bagi


anak didik.
b. Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih
lanjut kecakapan yang telah dimilikinya.

2. Pendidikan vokasional.

Pendidikan vokasional adalah sebagai program pendidikan diluar sekolah bagi anak diluar
batas usia sekolah, ataupun sebagai pendidikan formal dan non formal, sebab itu program
pendidikan yang bersifat remedial agar para lulusan sekolah tersebut menjadi tenaga yang
produktif menjadi sangat penting. Namun yang lebih penting ialah bahwa pendidikan
vokasional ini tidak boleh dipandang sekali jadi lantas selesai.dengan terus berkembang dan
majunya ilmu pengetahuan dan teknologi serta makin meluasnya industrialisasi, menuntut
pendidikan vokasiaonal itu tetap dilaksanakn secara kontinue.

3. Pendidikan professional.

Sebagai realisasi pendidikan seumur hidup,dalam kiat-kiat profesi telah tercipta Built in
Mechanism yang memungkinkan golongan profesional terus mengikuti berbagai kemajuan
dan perubahan menyangkut metodologi, perlengkapan, terminologi dan sikap
profesionalnya. Sebab bagaimanapun apa yang berlaku bagi pekerja dan buruh, berlaku
pula bagi professional, bahkan tantangan buat mereka lebih besar.

14
4. Pendidikan ke arah perubahan dan pembangunan.

Diakui bahwa diera globalisasi dan informasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan
IPTEK, telah mempengaruhi berbagai dimensi kehidupan masyarakat, dengan cara masak
yang serba menggunakan mekanik, sampai dengan cara menerobos angkasa luar.
Kenyataan ini tentu saja konsekuensinya menurut pendidikan yang berlangsung secara
kontinue (lifelong education).

Pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka mampu
mengikuti perubahan sosial dan pembangunan juga merupakan konsekuensi penting dari
azas pendidikan seumur hidup.

5. Pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik

Disamping tuntutan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), dalam kondisi
sekarang dimana pola pikir masyarakat. Yang semakin maju dan kritis, baik rakyat biasa,
maupun pemimpin pemerintahan di Negara yang demokratis, diperlukan pendidikan
kewarganegaraan dan kedewasaan politik bagi setiap warga Negara. Pendidikan seumur
hidup yang bersifat kontinue dalam koteks ini merupakan konsekuensinya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Pendidikan Seumur Hidup: http://educare-aspirasi.blogspot.com,diakses


pada tanggal 04 Juni 2011 hari Sabtu pukul 13.00 Wita.

Anonim, 2010. Pendidikan Seumur Hidup: http.www.Wikipedia Pendidikan com. ,diakses


pada tanggal 06 Juni 2011 hari Senin pukul 10.00 Wita.

Tirtaraharja Umar,La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

18
19

409
20

Anda mungkin juga menyukai