Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mengembangkan potensi yang dimiliki


menuju kearah kedewasaan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi
pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih
mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah
satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati
generasi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud pendidikan seumur hidup?
2. Bagaimana dasar atau tinjauan pikiran pendidikan seumur hidup?
3. Apa tujuan pendidikan seumur hidup?
4. Bagaimana implikasi pendidikan seumur hidup?

C. TUJUAN

Untuk mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan


hakekatnya, yakni seluruh aspek pembawaannya seoptimal mungkin. Dengan
demikian secara potensial keseluruhan potensi manusia diisi kebutuhannya supaya
berkembang secara wajar. Potensi-potensi itu tercakup dalam potensi jasmani dan
rohani. Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian
manusia bersifat hidup dan dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung seumur
hidup.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DAN PENTINGNYA PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

1. Pengertian Pendidikan Seumur Hidup

Pendidikan Seumur Hidup adalah sebuah sistem konsep - konsep yang


menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar - mengajar yang
berlangsung dalam keseluruhan hidup manusia. Asas pendidikan seumur hidup
merumuskan bahwa proses pendidikan merupakan suatu proses kontinu yang
bermula sejak seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia.

Pembahasan tentang konsep pendidikan seumur hidup ini akan diuraikan


dalam dua bagian, yaitu ditinjau dari dasar teoritis/religios dan dasar yuridisnya.

a. Dasar Teoritis/Religios

Konsep pendidikan seumur hidup ini pada mulanya dikemukakan oleh


filosof dan pendidik Amerika yang sangat terkenal yaitu John Dewey.
Kemudian di populerkan oleh Paul Langrend melalui bukunya : An
Introduction to Life Long Education. Menurut john dewey, pendidikan itu
menyatu dengan hidup. Oleh karena itu pendidikan terus berlangsung
sepanjang hidup sehingga pendidikan itu tidak pernah berakhir.

Konsep pendidikan yang tidak terbatas ini juga telah lama diajarkan oleh
Islam, sebagaimana dinyatakan dalam Hadits Nabi Muhammad Saw. yang
berbunyi : “Tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahat”

b. Dasar Yuridis

Konsep pendidikan seumur hidup di Indonesia mulai dimasyarakatkan


melalui kebijakan negara yaitu melalui :

- Ketetapan MPR No. IV/MPR/1973 Jo. TAP. No. IV/MPR/1978 tentang


GBHN menetapkan prinsip-prinsip pembangungan nasional, antara lain :
 Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat
Indonesia (Arah Pembangunan Jangka Panjang).
 Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam
keluarga (rumah tangga), sekolah dan masyarakat. Karena itu,
pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga,
masyarakat dan pemerintah (Bab IV GBHN Bagian Pendidikan).
- UU No. 2 Tahun 1989 Pasal 4 : “Pendidikan nasional bertujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia

2
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.
- Di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989, penegasan tentang pendidikan seumur
hidup, dikemukakan dalam Pasal 10 Ayat (1) yang berbunyi :
“penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur, yaitu
pendidikan luar sekolah dalam hal ini termasuk di dalamnya pendidikan
keluarga, sebagaimana dijelaskan pada ayat (4), yaitu : “pendidikan
keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang
diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan agama, nilai
budaya, nilai moral dan keterampilan”.

2. Pentingnya Pendidikan Seumur Hidup

Pendidikan memiliki implikasi ekonomi yang menyenangkan, alternatif dalam


menghadapi struktur sosial yang cenderung selalu berubah. Ada beberapa hal
yang diperlukan dalam pendidikan yaitu:

a. Pertimbangan ekonomi

Pendidikan seumur hidup dapat memberikan banyak manfaat secara


ekonomi, baik dalam meningkatkan produktivitas pekerja dan keuntungan,
maupun meningkatkan kualitas hidup serta melepaskan diri dari kebodohan,
kemiskinan dan eksplorasi.

b. Keadilan

Pendidikan seumur hidup dalam konteks keadlian dapat memperkecil


peranan sekolah sebagai alat untuk melestarikan ketidakadilan.

c. Faktor peranan keluarga

Selama ini, keluarga adalah inti dari sumber pendidikan. Dengan adanya
pendidikan seumur hidup, tugas-tugas yang selama ini menjadi
tanggungjawab keluarga dapat menjadi lebih ringan sebab sistem pendidikan
yang semakin diperluas sehingga dapat menjangkau anak-anak dan orang
dewasa sekaligus.

d. Faktor perubahan peranan sosial

Dari segi peranan sosial, pendidikan seumur hidup dapat mempermudah


individu untuk menyesuaikan diri dengan perubahan hubungan yang terjadi
dengan orang lain.

3
e. Perubahan teknologi

Kemajuan teknologi dari waktu ke waktu menyebabkan kerenggangan dan


keterasingan manusia dengan sesamanya. Hal ini dapat dikurangi dengan
adanya pendidikan seumur hidup.

f. Faktor vokasional

Pendidikan vokasional atau kejuruan diciptakan agar setiap individu dapat


menjadi seorang tenaga kerja yang handal, terampil dan siap menghadapi
berbagai tantangan di masa depan.

B. DASAR ATAU TINJAUAN PIKIRAN PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

Dasar pendidikan seumur hidup bertitik tolak atas keyakinan bahwa proses
pendidikan dapat berlangsung selama manusia hidup, baik di dalam maupun di
luar sekolah.

Ada bermacam-macam dasar pemikiran yang menyatakan bahwa pendidikan


seumur hidup sangat penting. Dasar pemikiran tersebut ditinjau dari beberapa
segi, antara lain :

1. Dasar Ideologi

Konsep pendidikan seumur hidup ini pada mulanya dikemukakan oleh filosof
dan pendidik Amerika yang sangat terkenal yaitu John Dewey, kemudian
dipopulerkan oleh Paul Langrend melalui bukunya: An Introduction to Lifelong
Education, dan dikembangkan oleh UNESCO (Badan Pendidikan PBB). Menurut
John Dewey, pendidikan itu menyatu dengan hidup, oleh karena itu pendidikan
terus berlangsung sepanjang hidup sehingga pendidikan itu tidak pernah berakhir.

Konsep pendidikan seumur hidup bagi umat Islam sudah ada, jauh sebelum
orang-orang barat mengangkatnya. Islam sudah mengenal pendidikan seumur
hidup, sebagai mana dinyatakan oleh hadits Nabi SAW yang artinya: Tuntutlah
ilmu dari buaian sampai meninggal dunia.

Semua manusia dilahirkan ke dunia mempunyai hak yang sama, khususnya hak
untuk mendapatkan pendidikan dan peningkatan pengetahuan serta
keterampilannya. Pendidikan seumur hidup akan memungkinkan seseorang
mengembangkan potensi-potensinya sesuai dengan kebutuhan hidupnya.

Bagi umat Islam nilai religi merupakan dasar utama dalam mendidik anak-
anak. Dengan menanamkan nilai agama akan membantu terbentuknya sikap dan
karakter yang positif hingga masa dewasa. Menuntut ilmu adalah wajib bagi
seluruh umat islam, tiada batasan dan berlangsung seumur hidup.

4
2. Dasar Yuridis

Di Indonesia konsepsi pendidikan seumur hidup mulai disosialisasikan kepada


masyarakat melalui kebijakan Negara yaitu: Tap MPR No. IV / MPR / 1970 jo.
Tap No.IV/ MPR / 1978 Tentang GBHN yang menetapkan prinsip-prinsip
pembangunan nasional, antara lain :

a. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia


Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia (arah
pembangunan jangka panjang ).
b. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam keluarga
(rumah tangga ), sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah
tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.
(BAB IV GBHN bagian pendidikan ).

Di dalam UU Nomor 20 tahun 2003, penegasan tentang pendidikan seumur hidup,


dikemukakan dalam pasal 13 ayat (1) yang berbunyi:

"Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal, dan informal yang
dapat saling melengkapi dan memperkaya".

C. TUJUAN PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

Adapun tujuan pendidikan seumur hidup diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Memperkaya kehidupan rohani / kehidupan intelektual seseorang (bersifat


individual) dengan terus menerus belajar. Seseorang akan dapat
memperbaharui pengetahuannya secara terus menerus.
2. Bersifat sosial. Suatu masyarakat dengan kegiatan pendidikan seumur
hidup yang intensif dan ekstensif akan lebih membangun dirinya dari pada
masyarakat yang tidak mengembangkan kebiasaan untuk belajar terus
menerus.
3. Dengan kegiatan belajar atau pendidikan seumur hidup ( pendidikan
formal ), kita dapat menjaga diri dari cara – cara hidup yang kurang
menguntungkan dan lain – lain.
4. Untuk mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat
dan hakekatnya yakni seluruh aspek pembawaan seoptimal mungkin.

D. IMPLIKASI PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

Implikasi merupakan akibat langsung atau konsekuensi dari suatu keputusan.


Dengan demikian maksudnya adalah sesuatu yang merupakan tindak lanjut atau
follow up dari suatu kebijakan atau keputusan tentang pelaksanaan pendidikan
seumur hidup. Penerapan azas pendidikan seumur hidup pada isi program
pendidikan dan sasaran pendidikan di masyarakat mengandung kemungkinan

5
yang luas. Implikasi pendidikan seumur hidup pada program pendidikan dapat
dikelompokkan menjadi beberapa kategori yaitu:

1. Pendidikan baca tulis fungsional

Program ini tidak saja penting bagi pendidikan seumur hidup dikarenakan
relevansinya yang ada pada negara-negara berkembang dengan sebab masih
banyaknya penduduk yang buta huruf, mereka lebih senang menonton TV,
mendengarkan Radio, mengakses internet dari pada membaca. Meskipun cukup
sulit untuk membuktikan peranan melek huruf fungsional terhadap pembangunan
sosial ekonomi masyarakat, namun pengaruh IPTEK terhadap kehidupan
masyarakat misalnya petani, justru disebabkan oleh karena pengetahuan -
pengetahuan baru pada mereka. Pengetahuan baru ini dapat diperoleh melalui
bahan bacaan utamanya. Realisasi baca tulis fungsional, minimal memuat dua hal,
yaitu: 1. Memberikan kecakapan membaca, menulis, menghitung yang fungsional
bagi anak didik; 2. Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk
mengembangkan lebih lanjut kecakapan yang telah dimilikinya.

2. Pendidikan vokasional.
Pendidikan vokasional adalah sebagai program pendidikan di luar sekolah bagi
anak di luar batas usia sekolah, ataupun sebagai pendidikan formal dan non
formal, sebab itu program pendidikan yang bersifat remedial agar para lulusan
sekolah tersebut menjadi tenaga yang produktif menjadi sangat penting. Namun
yang lebih penting ialah bahwa pendidikan vokasional ini tidak boleh dipandang
sekali jadi lantas selesai.dengan terus berkembang dan majunya ilmu pengetahuan
dan teknologi serta makin meluasnya industrialisasi, menuntut pendidikan
vokasiaonal itu tetap dilaksanakan secara kontinyu.

3. Pendidikan profesional.
Realisasi pendidikan seumur hidup,dalam kiat-kiat profesi telah tercipta Built
in Mechanism yang memungkinkan golongan profesional terus mengikuti
berbagai kemajuan dan perubahan menyangkut metodologi, perlengkapan,
terminologi dan sikap profesionalnya. Sebab bagaimanapun apa yang berlaku bagi
pekerja dan buruh, berlaku pula bagi profesional, bahkan tantangan buat mereka
lebih besar.

4. Pendidikan ke arah perubahan dan pembangunan.


Era globalisasi dan informasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan
IPTEK, telah mempengaruhi berbagai dimensi kehidupan masyarakat, dengan
cara masak yang serba menggunakan mekanik, sampai dengan cara menerobos
angkasa luar. Kenyataan ini tentu saja konsekuensinya menurut pendidikan yang
berlangsung secara kontinyu (lifelong education). Pendidikan bagi anggota

6
masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka mampu mengikuti perubahan
sosial dan pembangunan juga merupakan konsekuensi penting dari azas
pendidikan seumur hidup.

5. Pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik


Selain tuntutan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), dalam
kondisi sekarang dimana pola pikir masyarakat. Yang semakin maju dan kritis,
baik rakyat biasa, maupun pemimpin pemerintahan di negara yang demokratis,
diperlukan pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik bagi setiap
warga negara. Pendidikan seumur hidup yang bersifat kontinyu dalam konteks ini
merupakan konsekuensinya.

7
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pendidikan seumur hidup adalah proses pendidikan secara kontinyu
berlangsung tanpa batas waktu dan tempat yaitu mulai sejak lahir sampai akhir
hayat manusia. Pendidikan ini dilaksanakan di jalur pendidikan formal, non
formal maupun informal yang berlansung dalam keluarga, di sekolah, dalam
pekerjaan dan dalam kehidupan masyarakat.
Tujuan pendidikan manusia seutuhnya dan dilaksanakan seumur hidup adalah
untuk, mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan
hakekatnya, menumbuhkan kesadaran bahwa proses pertumbuhan dan
perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dan dinamis serta
mengembangkan dan meningkatkan harapan hidup manusia.
Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup adalah merupakan akibat
langsung atau konsekuensi dari suatu keputusan. Implikasi pendidikan seumur
hidup pada program pendidikan dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori
yaitu pendidikan baca tulis fungsional, pendidikan vokasional, pendidikan
profesional, pendidikan ke arah perubahan dan pembangunan dan pendidikan
kewarganegaraan dan kedewasaan politik.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, Ilmu Pendidikan, Jakarta : Reneka Cipta, 2003


Bukhori, Mochtar. 1994. Pendidikan dalam Pembangunan. Yogyakarta : PT Tiara
Wacana Yogya,.
Hasbullah. Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo persada
Ihsan, Fuad., Drs.H., Dasar-dasar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta, 2013

Anda mungkin juga menyukai