Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang telah
memberikan  nikmat  kepada saya. Sehingga kami mampu menyelesaikan Makalah
Dasar-Dasar Pendidikan sesuai dengan waktu yang sudah ditetapkan. Makalah
berjudul “ KONSEP PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP” ini kami buat dalam  rangka
memenuhi tugas salah satu mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan.
Penyusunan makalah ini tidak berniat untuk mengubah materi yang sudah ada.
Namun, hanya lebih untuk membuat makalah yang mudah dimengerti dan
menggabungkan pemikiran dari berbagai referensi. Pembuatan makalah ini
menggunakan metode study pustaka, yaitu mengumpulkan dan mengkaji materi
Pendidikan Seumur Hidup dari berbagai referensi. Saya  gunakan metode
pengumpulan data ini, agar makalah yang saya susun dapat memberikan informasi
yang mudah di pahami.
Saya sebagai penyusun pastinya tidak pernah lepas dari kesalahan. Begitu
pula dalam penyusunan makalah ini, yang mempunyai banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mohon maaf atas segala kekurangannya. Kami ucapkan terima kasih
kepada JUSRIADI, S.Pd.I., M,Pd.I sebagai pengajar mata kuliah Dasar-Dasar
Pendidikan yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Sehingga
selesai tepat pada waktunya.

Watampone,17 Desember 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTARii
DAFTAR ISIiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Masalah 2
BAB II
PEMBAHASAN3
A. Pengertian dan tujuan pendidikan seumur hidup 3
B. Konsep pendidikan seumur hidup 5
C. Implikasi konsep pendidikan seumur hidup pada program-program
pendidikan 7
D. Implikasi konsep pendidikan seumur hidup pada sasaran pendidikan 8
E. Kepentingan pendidikan seumur hidup……………………………………… 11
F. Pendidikan seumur hidup dalam berbagai prespektif……………………......13
G. Strategi pendidikan seumur hidup…………………………………………...14
H. Arah pendidikan seumur hidup………………………………………………16

BAB III
PENUTUPAN17
A. Kesimpulan17
B. Saran17
DAFTAR PUSTAKA18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Didalam GBHN 1978 dinyatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup
dan dilaksanakan dilingkungan rumah tangga,sekolah, dan masyarakat. Karna itu,
pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara keluarga,masyarakat,dan
pemerintah.
Sementara itu, didalam GBHN 1993 dinyatakan pula, bahwa pendidikan nasional
dikembangkan secara terpadu dan serasi, baik antara berbagai jalur, jenis, dan jenjang
pendidikan maupun antara sector pendidikan dengan sector pembangunan lainnya
serta antardaerah. Masyarakat mitra pemerintah berkesempatan seluas-luasnya untuk
berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan nasional.
Hal ini berarti bahwa setiap manusia Indonesia diharapkan supaya selalu
berkembang sepanjang hidup, dan dilain pihak masyarakat dan pemerintah
diharapkan agar dapat menciptakan situasi yang menantang untuk belajar. Prinsip ini
berarti, masa sekolah bukanlah satu-satunya masa bagi setiap orang untuk belajar,
melainkan hanya sebagian dari waktu belajar yang akan berlangsung seumur hidup.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang Pengertian dan tujuan pendidikan seumur hidup?
2. Bagaimana konsep pendidikan seumur hidup?
3. Bagaimana implikasi konsep pendidikan seumur hidup pada program-program
pendidikan?
4. Bagaimana implikasi konsep pendidikan seumur hidup pada sasaran pendidikan?
5. Apa kepentingan pendidikan seumur hidup?
6. Bagaimana pendidikan seumur hidup dalam berbagai prespektif?
7. Bagaimana strategi pendidikan seumur hidup?
8. Bagaimana arah pendidikan seumur hidup?

1
C. Tujuan
1. Kita dapat mengetahu arti dan tujuan pendidikan seumur hidup?
2. Kita dapat mengetahui konsep pendidikan seumur hidup?
3. Kita dapat mengetahui implikasi konsep pendidikan seumur hidup pada program-
program pendidikan?
4. Kita dapat mengetahui implikasi konsep pendidikan seumur hidup pada sasaran
pendidikan?
5. Kita dapat mengetahui kepentingan pendidikan seumur hidup?
6. Kita dapat mengetahui pendidikan seumur hidup dalam berbagai prespektif?
7. Kita dapat mengetahui strategi pendidikan seumur hidup?
8. Kita dapat mengetahui arah pendidikan seumur hidup?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dan Tujuan Pendidikan Seumur Hidup
Pendidikan seumur hidup ialah sebuah sistem konsep-konsep edukasi yang
menjelaskan keseluruhan peristiwa-peristiwa pekerjaan belajar melatih yang
dilangsungkan dalam borongan kehidupan manusia. globalisasi dan pembangunan
Iptek menyebabkan perubahan-perubahan yang cepat dalam masyarakat pada sekian
banyak  bidang. Pendidikan di tuntut untuk menolong individu supaya dapat
mengekor perubahan-perubahan sosial sepanjang hidupnya. Maka lahirlah konsep
kehidupan seumur hidup. Pendidikan seumur hidup jugadapat dipahami sebagai suatu
idea. Gagasan pokok dalam konsep ini ialah bahwa pendidikan tidak hanya
berlangsung selama seorang berlajar di lembaga-lembaga pendidikan formal, bahwa
seseorang masih dapat memperoleh pendidikan kalau ia mau setelah ia selesai
menjalani pendidikan formal. Ditekankan pula dalam konsep ini, bahwa pendidikan,
dalam arti kata yang sebenarnya, adalah sesuatu yang berlangsung terus sepanjang
kehidupan seseorang.

Manusia ialah makhluk yang tumbuh dan berkembang. Dalam konteks ini yang
dimaksudkan dengan tunbuh ialah menyangkut pada aspek jasmani atau biologisnya.
Hal ini ditandai dengan meningkatnya tinggi badan yang bisa diukur dengan kilo dan
koligram. Sedangkan yang dimaksud dengan pertumbuhan emosi, mental, jati diri
serta sekian banyak  hal yang bersangkutan erat dengan kejiwaan. pertumbuhan
kejiwaan insan tidak dapat terlepas dari lingkungan pendidikan tersebut sendiri.

Manusia hendak mempunyai dan mendapat  suatu kehidupan yang baik. Selama
ini manusia berjuang untuk menambah dan mengembangkan pengetahuan,
kepribadian, maupun keterampilannya. Secara sadar atau tidak maka, selama tersebut
pula edukasi berjalan terus. Pendidikan seumur hidup adalahjawaban terhadap kritik-
kritik yang dilontarkan untuk sekolah yang secara tradisional mengalami kendala
dalam menyesuaikan diri dengan evolusi kehidupan yang paling cepat dalam abad
terakhir ini dan tidak bisa memenuhi keperluan atau tuntutan insan yang semakin
bertambah dengan ragam ragam pekerjaan, serta turun naiknya peluang kerja. Hal ini
bisa memberikanpngaruh yang paling besar terhadap dunia pendidikan.[1]

3
Ide dan konsep edukasi seumur hidup secara operasional tidak jarang pula
dinamakan dengan edukasi sepanjang raga bukanlah sesuatu yang baru. Sebagai
konsep yang lebih ilmiah dimana urusan ini sudah menjadi tuntutan dunia global,
edukasi seumur hidup sudah mermbah ke sekian banyak  daerah atau Negara dan
telah dialami sejak tahun 70-an.  

Hidup mempunyai tiga komponen yang saling berhubungan satu dengan lainnya,
yaitu:
1. Individu,
2. Masyarakat
3. lingkungan fisik

Perjalanan manusia seumur hidup mengandung perkembangan dan perubahan


yang mencakup tiga komponen, yaitu:
1. tahap-tahap perkembangan individu (masa balita, masa kanak-kanak, masa
sekolah, masa remaja, dan masa dewasa),
2. peranan-peranan sosial yang umum dan unik dalam kehidupan, yang berbeda-
beda di setiap lingkungan hidup,
3. aspek-aspek perkembangan kepribadian (fisik, mental, sosial, dan emosional).

Adapun tujuan untuk pendidikan manusia seutuhnya dan seumur hidup ialah sebagai
berikut:

1. Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan


hakikatnya, yakni seluruh aspek pembawaannya seoptimal mungkin.
2. Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian
manusia bersifat hidup dan dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung
selama manusia hidup.

4
B. Konsep Pendidikan Seumur Hidup

Konsep pendidikan seumur hidup, sebenarnya sudah sejak lama dipikirkan oleh
para pakar pendidikan dari zaman ke zaman. Apalagi bagi umat Islam, jauh sebelum
orang-orang Barat mengangkatnya, Islam sudah mengenal pendidikan seumur hidup,
sebagaimana dinyatakan oleh Hadis Nabi Muhammad Saw. Yang berbunyi:

ْ َ‫ا‬
‫طلُبُ ْال ِع ْل َم ِمنَ ْال َم ْه ِد ِإلَى اللَّحْ ِد‬

“Tuntutlah ilmu dari buaian sampai meninggal dunia”.

Konsep tersebut menjadi aktual kembali terutama dengan terbitnya buku An


Introduction to Lifelong Education, pada tahun 1970 karya Paul Lengrand, yang
dikembangkan lebih lanjut oleh UNESCO.
Asas pendidikan seumur hidup itu merumuskan suatu asas bahwa proses
pendidikan merupakan suatu proses kontinu, yang bermula sejak seseorang dilahirkan
hingga meninggal dunia. Proses pendidikan ini mencakup bentuk-bentuk belajar
secara informal maupun formal baik yang berlangsung dalam keluarga, di sekolah,
dalam pekerjaan dan dalam kehidupan masyarakat. Untuk Indonesia sendiri, konsepsi
pendidikan seumur hidup baru mulai dimasyarakatkan melalui kebijaksanaan Negara
(TAP MPR NO.IV/MPR/1973jo.TAP NO.IV/MPR/1978 tentang GBHN) yang
menetapkan prinsip-prinsip pembangunan nasional.

Konsep Dasar Pendidikan Seumur Hidup:


1.  Dasar Teoritis/ Religious
Konsep edukasi seumur hidup ini pada mulanya diajukan oleh filosof dan
pendidik Amerika yang paling terkenal yakni John Dewey. Kemudian dipopulerkan
oleh Paul Langrend melewati bukunya : An Introduction to Life Long Education.
Berdasarkan keterangan dari John Dewey, pendidikan tersebut menyatu dengan
hidup. Oleh karena tersebut pendidikan terus dilangsungkan sepanjang hidup sampai-
sampai pendidikan tersebut tidak pernah berakhir.

Konsep edukasi seumur hidup sebetulnya telah lama dipikirkan oleh pakar
edukasi dari zaman ke zaman. Dalam urusan ini sudah lama diajarkan oleh Islam,
sebagaimana ditetapkan dalam Hadits Nabi Muhammad Saw. yang berbunyi :

‫أطلـبُ الِعلم ِمنَ ال َم ْه ِد اِل َى اللحْ د‬


“Tuntutlah ilmu semenjak dari ayunan sampai liang lahad”[2]

5
2. Dasar Yuridis
Konsep edukasi seumur hidup di Indonesia mulai dimasyarakatkan melalui
kepandaian negara yaitu melewati Ketetapan MPR No. IV/MPR/1973 JO TAP. NO.
IV/MPR/1978 mengenai GBHN memutuskan prinsip-prinsip pembangungan
nasional, antara beda :
1. Pembangunan nasional dilakukan dalam rangka pembangunan insan Indonesia
seutuhnya dan pembangunan semua rakyat Indonesia (Arah Pembangunan Jangka
Panjang)
2.  Pendidikan dilangsungkan seumur hidup dan dilakukan dalam family (rumah
tangga), sekolah dan masyarakat. Karena itu, pendidikan ialah tanggung jawab bareng
antara keluarga, masyarakat dan pemerintah (Bab IV GBHN Bagian Pendidikan).

Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003, mengenai system edukasi


nasional pada pasal 26, disebutkan bahwa edukasi non formal diselenggarakan untuk
warga masyarakat yang membutuhkan layanan edukasi yang bermanfaat sebagai
pengganti, penambah, dan atau perlengkap edukasi formal dalam rangka menyokong
pendidikan seumur hidup.

Adapun konsep-konsep kunci pendidikan seumur hidup ada 4, yaitu:

1. Konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri


Sebagai suatu konsep, maka pendidikan seumur hidup diartikan sebagai
tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman-
pengalaman pendidikan.

2. Konsep belajar seumur hidup


Dalam pendidikan seumur hidup berarti pelajar belajar karena respon terhadap
keinginan yang didasari untuk belajar dan angan-angan pendidikan menyediakan
kondisi-kondisi yang membantu belajar.

3. Konsep pelajar seumur hidup


Pelajar seumur hidup dimaksudkan adalah orang-orang yang sadar tentang diri
mereka sebagai pelajar seumur hidup. Melihat belajar baru sebagai cara yang logis
untuk mengatasi problema dan terdorong tinggi sekali untuk belajar diseluruh tingkat
usia dan menerima tantangan dan perubahan seumur hidup sebagai pemberi
kesempatan untuk belajar baru.

6
4. Kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup
Kurikulum, dalam hubungan ini didesain atas dasar prinsip pendidikan seumur
hidup betul-betul telah menghasilkan pelajar seumur hidup yang secara berurutan
melaksanakan belajar seumur hidup.

C. Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup Pada Program-Program


Pendidikan

Penerapan konsep pendidikan seumur hidup dalam dunia pendidikan,


sebagaimana yang dikemukakan oleh Guruge, berimplikasi pada 6 jenis program
pendidikan, antara lain pendidikan baca tulis fungsional, pendidikan vokasional,
pendidikan profesional, pendidikan ke arah perubahan dan pembangunan serta
pendidikan kultural dan pengisian waktu luang.

1. Pendidikan Baca Tulis Fungsional


Dari segi implementasinya, program baca tulis merupakan cara paling murah
dan praktis untuk mendapatkan dan menyebarkan pengetahuan. Berbagai
pengetahuan baru dapat diperoleh dari bahan bacaan. Namun, kemampuan baca tulis
hanya bisa berarti bila dapat ditunjang dengan ketersediaan bahan-bahan bacaaan.
Beliau menyatakan bahwa ada dua hal yang menjadi realisasi dari program
baca tulis fungsional, yaitu:
a. memberikan kecakapan membaca-menulis-menghitung yang fungsional bagi
anak didik
b. menyediakan bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih
lanjut kecakapan yang telah dimiliki.

2. Pendidikan Vokasional
Program pendidikan vokasional merupakan salah satu program yang penting
dalam rangka pendidikan seumur hidup, khususnya Indonesia. Sebagaimana negara
berkembang pada umumnya, sistem pendidikan yang sudah diterapkan kini sebagian
besar diambil dari negara Barat. Akibatnya, output pendidikan sekolah pada
umumnya menjadi kurang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang berada dalam
taraf pembangunan diri. Dari sinilah kemudian pendidikan vokasional hadir untuk

7
memberikan bekal kepada para peserta didik agar menjadi tenaga kerja yang
produktif.

3. Pendidikan Profesional
Pendidikan professional diciptakan untuk mewadahi kebutuhan kaum
professional yang harus selalu bisa mengikuti kemajuan dan perubahan. Sebagai
bentuk perwujudannya, muncullah sebuah konsep built in mechanism yang bisa
dimanfaatkan untuk menambah pengetahuan yang berkaitan dengan kinerja mereka,).
Dengan demikian, golongan professional akan mampu menghadapi berbagai macam
tantangan yang ada.

4. Pendidikan Kewarganegaraan dan Kedewasaan Politik


Baik warga negara maupun para pemimpin masyarakat sangat membutuhkan
pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik, karena pendidikan ini
mempunyai peranan yang krusial dalam mencapai sebuah kehidupan bernegara yang
demokratis sebagaimana mestinya.

5. Pendidikan Kultural dan Pengisian Waktu Luang


Seseorang yang disebut educated man harus memahami dan menghargai
sejarah, kesusastraan, agama, filsafat hidup, seni dan musik bangsa sendiri.
Pengetahuan tersebut di samping memperkaya khasanah hidupnya, juga
memungkinkan untuk mengisi waktu luang yang lebih menyenangkan.

Selain itu, konsep pendidikan seumur hidup juga berimplikasi pada sasaran
pendidikan, yang terbagi dalam 6 kategori, yaitu para buruh dan tani, golongan
remaja yang terganggu pendidikan sekolahnya, pekerja berketerampilan, golongan
teknisian dan profesional, pemimpin dalam masyarakat, dan anggota masyarakat yang
sudah tua. Implikasai di sini diartikan sebagai akibat langsung atau konsekuensi dari
suatu keputusan. Maksudnya adalah sesuatu yang merupakan tindak lanjut atau
follow up suatu kebijakan atau keputusan tentang pelaksanaan pendidikan seumur
hidup. Implikaasi pendidikan seumur hidup pada program pendidikan.

D. Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup pada Sasaran Pendidikan

1. Para Buruh dan Petani

8
Mereka dengan pendidikan yang sangat renah atau bahkan tanpa pendidikan
sama sekali merupakan golongan terbesar penduduk di negara-negara yang sedang
berkembang. Mereka pada umumnya masih hidup dalam suasana tradisional yang
dikuasai oleh takhayul, tabu dan kebiasaan-kebiasaan hidup yang menghambat
kemajuan.
Bagi golongan pendidik ini, program pendidikan barulah mempunyai arti,
apabila program tersebut:
 Menolong produktifitasa
 mendidik mereka agar memenuhi kewajiban sebagai warga negara dan
sebagai kepala rumah tangga, sehingga mereka menyadari pentingnya
pendidikan bagi anak-anak mereka.

2. Golongan Remaja yang Terganggu Pendidikan Sekolahnya


Golongan remaja yang menganggur karena tidak mendapatkan pendidikan
keterampilan atau user-employed karna kurangnya bakat dan kemampuannya,
memerlukan pendidikan vokasional yang khusus. Demi perkembangan priadinya,
mereka perlu pula diberi pendidikan kultural dan kegiatan-kegiatan yang kreatif.
Namun program yang terpenting bagi golongan anak didik ini adalah
pendidikan yang bersifat remedial.
Mungkin karena meninggalkan pendidikan di sekolah karena tidak tertarik, bosan
atau tidak melihat menfaat pendidikan sekolah itu bagi kehidupannya. Sebab itu
program remedial yang diberikan kepadanya harus dapat menarik, merangsang dan
releen dengan kebutuhan hidupnya.

3. Para Pekerja yang Berketerampilan


Meskipun golongan ini, sama halnya dengan golongan lainnya, memerlukan
program pendidikan kewarga negaraan dan pendidikan untuk meningkatkan waktu
senggang secara produktif, namun golonganini memerlukan program khusus. Bagi
golongan pekerja yang berketerampilan ini, program yang disediakan baginya harus
mengandung dua maksud, yaitu :
 Program itu harus mampu menyelamatkan mereka dari bahaya keusangan
pengetahuannya dan otomasi, kepada mereka perlu diberikan latihan-latihan
kembali untuk mendapatkan keterampilan baru

 Program itu harus membuka jalan bagi mereka untuk naik jenjang dalam
rangka promosi kedudukan yang lebih baik. Program semacam itu tidak
semata-mata bersifat vokasional dan teknik melainkan merupakan

9
peningkatan atas pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki agar
mereka dapat menghadapi tantangan-tantangan hari depan mereka.

4. Golongan Technicians dan Professionals


Program pendidikan seumur hidup itu terlebih sangat besar peranannya bagi
golongan itu. Mereka dapat pada umumnya menduduki posisi-posisi penting dalam
masyarakat. Kemajuan masyarakat banyak tergantung dalam golongan ini. Agar
mereka tetap berperan dalam masyarakatnya, maka mereka harus senantiasa
memperbarui dan menambah pengetahuan dan keterampilannya. Untunglah pada
umumnya golongan initelah memiliki kebiasaan dan motivasi yang kuat dalam self
learning.

5. Para Pemimpin dalam Masyarakat


Para pemimpin dalam masyarakat perlu selalu memperbaiki sifat dan ide-
idenya agar mereka dapat tetap berfungsi memimpin masyarakat sesuai dengan gerak
kemajuan dan pembangunan.
Mereka harus mampu mensistensikan pengetahuan dan berbagai macam
keterampilan, karena tendensi spesialisasi dalam masyarakat sekarang menjadi makin
lama makin jauh. Kemampuan mensistensikan itu tidak pernah diperoleh dari
pendidikan sekolah biasa. Sebab itu program pendidikan untuk mencapai tujuan
tersebut perlu diadakan.

6. Golongan Anggota Masyarakat yang Sudah Tua


Dengan bertambah panjangnya usia rata-rata manusia dan kesehatan pun
menjadi lebih baik, maka jumlah anggota golongan masyarakatyang lanjut usia ini
makin lama makin bertambah besar. Mereka juga memerluka proram pendidikan
dalam rangka pendidikan seumur hidup.
Mungkin pendidikan ini merupakan kesempatan yang sangat berharga karena
belum pernah memperolehnya pada waktu masih muda. Program pendidikan itu
terlebihnya untuk memenuhi dorongannya untuk mengetahui hal-hal yang baru. Jadi
tidak lagi penting dilihat dari kegunaan dan keuntungan materilny.
Dengan uraian mengenai pendidikan seumur hidup ini mudah-mudahan
konsep kita tentang pendidikan social dapat dipandang dalam konteks yang lebih
luas.Berdasarkan penerapan di atas, maka penerapan cara berfikir menurut asas
pendidikan seumur hidup itu akan mengubah pandangan kita tentang status dan
fungsi sekolah, di mana tugas utama pendidikan sekolah adalah mengajar anak didik
bagaimana caranya belajar, peranan guru adalahsebagai motivator, stimulator dan

10
petunjuk jalan anak didik dalam hal belajar, sekolah sebagai pusat kegiatan belajar
bagi masyarakat yang ada disekitarnya. Sehingga dalamrangka pandangan mengenai
pendidikan seumur hidup, maka semua orang secara potensial merupakan anak didik.
E. Kepentingan pendidikan seumur hidup

Pendidikan memiliki implikasi ekonomi yang menyenangkan, alternatif dalam


menghadapi struktur sosial yang cenderung selalu berubah. Ada beberapa hal yang
diperlukan dalam pendidikan yaitu:

1. Pertimbangan ekonomi
Pendidikan seumur hidup dapat memberikan banyak manfaat secara ekonomi,
baik dalam meningkatkan produktivitas pekerja dan keuntungan, maupun
meningkatkan kualitas hidup serta melepaskan diri dari kebodohan, kemiskinan dan
eksplorasi. Pembentukan sistem pendidikan berfungsi sebagai basic untuk
memperoleh ketrampilan ekonomis berharga dan menguntungkan. Tidak berarti
mereka menekankan bahwa pendidikan seumur hidup akan dapat meningkatkan
produktivitas pekerja dan akan meningkatkan keuntungan, tapi hal terpenting adalah
untuk meningkatkan kualitas hidup, memperbesar pemenuhan diri, melepaskan dari
kebodohan, kemiskinan, dan eksplorasi.

2. Keadilan
Pendidikan seumur hidup dalam konteks keadlian dapat memperkecil peranan
sekolah sebagai alat untuk melestarikan ketidakadilan. Keadilan dalam memperoleh
pendidikan seumur hidup diusahakan oleh pemerintah.
Tuntutan akan adanya persamaan serta kesempatan yg sama dalam
memperoleh pendidikan trus digaungkan ,bahkan untuk Indonesia diatur sedemikian
ruapa didalam UUD 1945 serta tertuang pada pasal 31 ayat (1):

“tiap-tiap warganegara berhak mendapat pengajaran ”

Upaya-upaya untuk menuruti keingan tersebut memang senantiasa dilakukan,


karena bagaimanapun yang sedang bergembang, pendidikan yang dikembangkan
merupakan warisan pemerintah colonial yang tentu saja membatasi perkembangan
nasional dalam kesamaa hati untuk mendapat pendidikan

3. Faktor peranan keluarga

11
Selama ini, keluarga adalah inti dari sumber pendidikan. Dengan adanya
pendidikan seumur hidup, tugas-tugas yang selama ini menjadi tanggungjawab
keluarga dapat menjadi lebih ringan sebab sistem pendidikan yang semakin diperluas
sehingga dapat menjangkau anak-anak dan orang dewasa sekaligus.
Coleman dalam “ Review Of Education Now Of Research”
mengemukakan,keluarga berfungsi sebagai centaral sumber pendidikan pada waktu
yang silam. Dia juga mengemukakan bahwa situasi ini telah berubah hingga
keluarga-keluarga sedikit demi sedikit berkurang peranannya dalam mendidik anak-
anaknya ini dapat dilihat dalam bidang-bidang moral,efektif, dan pendidikan moral.

4. Faktor perubahan peranan sosial


Meskipun antara keluarga dengan keadaan social diluarnya mempunyai
hubungan yang sangat erat, tetapi perubahan yang terjadi yang dialami keduanya
cukup berbeda. Garis antara orang dewasa dan anak-anak secara tradisional sangat
jelas dalam keluarga masyarakat yang tidak maju. Sementara itu, perkembangan yang
kompleks dalam hal penggunaan teknologi masyarakat yang maju,bagaimanapun
menyebabkan pentingnya perluasan konsep anak.
Dari segi peranan sosial, pendidikan seumur hidup dapat mempermudah
individu untuk menyesuaikan diri dengan perubahan hubungan yang terjadi dengan
orang lain. Dan juga pendidikan harus diisi dengan elemen-elemen penting yang kuat
dan memainkan peranan social yang beragam untuk mempermudah individu
melakukan penyusaian terhadap perubahan antara mereka dengan orang lain.

5. Perubahan teknologi
Pertumbuhan teknologi menyebabkan meningkatkan persediaan informasi,
mengubah sifat-sifat pekerjaan, meningkatkan urbanisasi, keberhasilan, dan
kesehatan yang berakibat meningkatnya usia harapan hidup dan menurunnya angka
kematian, semakin banyaknya tersedia kekayaan materi yang berakibat keduniaan
dan materialisme menjiwai nilai-nilai budaya dan spiritual, serta berakibat pula
kerenggangan dan keterasingan manusia yang satu dengan yang lainnya.
Kenyataan tersebut akan menimbulkan ketidakpastiaan keterampilan yang
diperlukan dunia mendatang dan juga berakibat lunturnya kekeluargaan,
ketidakpastiaan peranan social, dan hubungan interpersonal dimasa depan. Akibatnya,
basis organisasian yang baru dibidang pendidikan menjadi sangat penting dan
diperlukam dimanapun.

12
Kemajuan teknologi dari waktu ke waktu menyebabkan kerenggangan dan
keterasingan manusia dengan sesamanya. Hal ini dapat dikurangi dengan adanya
pendidikan seumur hidup.

6. Factor vokasional
Pendidikan vokasional atau kejuruan diciptakan agar setiap individu dapat
menjadi seorang tenaga kerja yang handal, terampil dan siap menghadapi berbagai
tantangan di masa depan.
Anak didik perlu diberikan kemampuan unttuk mereaksi secara positif
terhadap perubahan, baik dalam segi meneruskan kemampuan yang secara kejuruan
berguna bagi masyarakat, dan juga kemampuan untuk mempertahankan identitas
mereka dalam menghadapi jenis pekerjaan yang amat berbeda dengan apa yang
berbeda sekarang.

F. Pendidikan Seumur Hidup dalam Berbagai Prespektif

1. Tinjauan Ideologis
Pendidikan seumur hidup atau long life education akan memungkinkan
seseorang mengembangkan potensinya sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Pada
dasarnya semua manusia dilahirkan ke dunia mempunyai hak yang sama, khususnya
hak untuk mendapatkan pendidikan dan peningkatan pengetahuan dan
keterampilannya (skill).

2. Tinjauan Ekonomis
Pendidikan seumur hidup dalam konteks tinjauan ekonomis ini
memungkinkan seseorang untuk:
a. Meningkatkan produktivitasnya.
b. Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimilikinya.
c. Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang lebih sehat dan menyenangkan.
d. Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya secara tepat
sehingga peranan pendidikan keluarga menjadi sangat penting dan besar artinya.

3. Tinjauan Sosiologis

13
Pada umumnya di negara-negara sedang berkembang ditemukan masih
banyak orang tua yang kurang menyadari akan pentingnya pendidikan formal bagi
anak-anaknya. Oleh karena itu, anak-anak mereka yang kurang mendapatkan
pendidikan formal, putus sekolah, dan atau tidak bersekolah sama sekali. Dengan
demikian, pendidikan seumur hidup kepada orang tua akan merupakan solusi dari
masalah tersebut.

4. Tinjauan Filosofis
Negara-negara demokrasi menginginkan seluruh rakyatnya menyadari
pentingnya hak memilih dan memahami fungsi pemerintah, DPR, DPD, dan
sebagainya. Oleh karena itu, pendidikan kewarganegaraan perlu diberikan kepada
setiap orang. Hal ini menjadi tugas pendidikan seumur hidup.

5. Tinjauan Teknologis
Di era globalisasi seperti sekarang ini, tampaknya dunia dilanda oleh eksplosi
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan berbagai produk yang
dihasilkannya. Semua orang, tidak terkecuali para pendidik, sarjana, pemimpin dan
sebagainya dituntut selalu memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya, seperti
apa yang terjadi di negara-negara maju.

6. Tinjauan Psikologis dan Paedagogis


Pendidikan pada dasarnya dipandang sebagai pelayanan untuk membantu
pengembangan personal sepanjang hidup, dalam istilah yang lebih luas yaitu
development. Konseptualisasi pendidikan seumur hidup merupakan alat untuk
mengembangkan individu-individu yang akan belajar seumur hidup agar lebih
bernilai bagi masyarakat.

G. Strategi Pendidikan Seumur Hidup

Dari beberapa uraian yang dikemukakan terdahulu, tampaknya penerapan cara


berpikir menurut asas pendidikan seumur hidup akan mengubah pandangan kita
tentang status dan fungsi sekolah, dimana tugas utama pendidikan sekolah adalah
mengajar anak didik bagaimana cara belajar; peranan guru adalah sebagai
motivator;stimulator, dan petunjuk jalan anak didik dalam hal belajar, sekolah sebagai
pusat kegiatan belajar (learning center) bagi masyarakat sekitarnya. Dengan
demikian, dalam pandangan mengenai pendidikan seumur hidup, secara potensial
merupakan anak didik

14
Sementara itu, pendidikan seumur hidup yang merupakan asas pendidikan dewasa
ini, terus diamati baik dinegara-negara maju ataupun Negara yang sedang
berkembang. Dalam konteks ini, diperlukan adanya strategi dalam penerapan
pendidikan seumur hidup sehingga pendidikan bagi manusia dapat diartikan secara
tepat dan benar.

Dalam pendidikan seumur hidup, ada 4 macam konsep kunci yang dikenal, antara
lain:

a) Konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri


Sebagai suatu konsep, maka pendidikan seumur hidup diartikan sebagai
tujuan atau ide formal untuk mengorganisasikan dan penstrukturan pengalaman-
pengalan pendidikan.
Hal ini berarti pendidikan akan meliputi seluruh rentangan usia dari yang
paling mudah sampai yang paling tua dan adanya basis institusi amat berbeda dengan
basis yang mendasari persekolahan konsepsional.
b) Konsep belajar seumur hidup
Dalam pendidikan seumur hidup berarti pelajar belajar karena respon terhadap
keinginan yang didasari untuk belajar dan angan-angan pendidikan menyediakan
kondisi-kondisi yang membantu belajar.
Jadi istilah belajar ini merupakan kegiatan yang dikelolah walaupun tanpa
organisasi sekolah dan kegiatan ini justru mengarah pada penyelenggaraan asas
pendidikan seumur.
c) Metode belajar seumur hidup
Keberadaan sistem pendidikan berfungsi untuk membantu orang-orang dalam
belajar beradaptasi dengan lingkungan mereka sepanjang hayat.
d) Kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup
Konsep pendidikan seumur hidup membutuhkan sebuah kurikulum yang praktis
sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai dan prinsip pendidikan seumur hidup dapat
diimplementasikan.

H. Arah Pendidikan Sumur Hidup


Pada umumnya pendidikan seumur hidup diarahkan kepada orang orang dewasa
dan pada anak-anak dalam rangka penambahan pengetahuan dan keterampilan
mereka yang sangat dibutuhkan didalam hidup.
a) Pendidikan seumur hidup pada orang dewasa

15
Sebagai generasi penerus, para pemuda ataupun dewasa membutuhkan pendidikan
seumur hidup untuk memenuhi kebutuhan ‘self interest’ mereka, seperti kebutuhan
baca tulis dan latihan keterampilan. Di antara self interseft tersebut ,kebutuhan akan
baca tulis bagi ,mereka umumnya dan latihan keterampilan bagi para pekerja,sangat
membantu meraka untuk menghadapi situasi dan persoalan persoalan penting yang
merupakan kunci keberhasilan
Program kegiatan pembiayaan dan administrasi penyelenggaraan ada sebagian
kecil yang ditangani masyarakat sendiri akan tetapi disebagian besar Negara hal-hal
tersebut memperoleh bantuan dari pihak luar seperti lembaga pendidikan
tinggi,pemerintah setempat atau staf ahli dari proyek/panitia tertentu

Tempat penyelenggaraan dan alat-alat pendidikan hampir sepenuhnya


diserahakan ke masyarakat dengan keadaan yang bervariasi, dan keadaan yang
sederhana sampai keadaa yang dapat memenuhi persyaratan.

b) Pendidikan seumur hidup bagi anak

Pendidikan seumur hidup bagi anak merupakan sisi lain yang perlu
memperoleh perhatian dan pemenuhan. Pengetahuan dan kemampuan anak
memberikan peluang yang lebih besar bagi pembangunan di masa depan. Proses
pendidikan seumur hidup bagi anak menenekankan pada metodologi agar motivasi,
kunci dan kepribadian belajar dapat tertanam dengan kuat dalam diri anak.
Proses kegiatan mulai peningkatan kecakapan baca tulis,keterampilan dasar,
dan mempertinggi daya piker anak, sehingga memungkinkan anak terbiasa anak
untuk belajar, berpikir kritis dan mempunyai pandangan kehidupan yang dicita-
citakan pada masa yang akan datang

16
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan

Pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsep-konsep pendidikan yang


menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar mengajar yang
berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. proses pendidikan seumur hidup
berlangsung secara kontinue, dan tidak terbatas oleh waktu seperti pendidikan formal,
proses belajar seumur hidup tidak hanya dilakukan seorang yang terpelajar tetapi
semua lapisan masyarakat bisa melaksanakanya.

    Penerapan cara berfikir menurut azas pendidikan seumur hidup itu akan mengubah
pandangan kita tentang status dan fungsi sekolah, dimana tugas utama pendidikan
sekolah adalah mengajar anak didik bagaimana caranya belajar, peranan guru
terutama adalah sebagai motifator, stimulator dan penunjuk jalan anak didik dalm hal
belajar, sekolah adalah pusat kegiatan belajar masyarakat sekitar. Sehingga dalam
rangka pandangan mengenai pandidikan seumur hidup, maka semua orang secara
potensial merupakan anak didik.

B. Saran

Dengan mengetahui Dasar-dasar Pendidikan dapat memahami Konsep Pendidikan


Seumur hidup. Penulis bermaksud membuat makalah ini selain memenuhi tugas
makalah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan lebih luas lagi tentang
pendidikan seumur hidup.

17
DAFTAR PUSTAKA
Hasbullah.2001.Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Ihsan Fuad.2005.Dasar-Dasar kependidikan.Jakarta:PT Rineka Cipta

http://www.anekamakalah.com/2013/01/pendidikan-seumur-hidup.html

http://www.rangga.web.id/2013/04/konsep-pendidikan-seumur-hidup-dalam.html

http://aakkuucintaindonesia.blogspot.co.id/2013/07/makalah-tentang-
pendidikan-seumur-hidup.html

18

Anda mungkin juga menyukai