Anda di halaman 1dari 11

Makalah

Konsep Pendidikan Seumur Hidup

Makalah dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Pendidikan Islam

Dosen pengampu: Ustadz Dr. Ahmad Muballigh,M.Pd.I

Penyusun:

Dini Arifa Ayunisa (19150087)

Devita Amalia Lukisworo (19150090)

Sheba Mardatila Azahra (19150086)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK INRAHIM

MALANG

2020

i
Bab I

Pendahuluan

1.1 latar Belakang


Sesungguhnya konsep pendidikan seumur hidup ini telah lama ada dalam sejarah pendidikan,
tetapi menjadi popular sejak terbitnya buku: Paul Langrend, An Introduction to Life Long
Education (sesudah perang duni kedua). Kemudian oleh UNESCO yaitu International
Commision on the Development of Education, diambil alih dan menjadi program dunia, yaitu
adanya imbauan untuk pendidikan seumur hidup. Dasar pemikiran pentingnya pendidikan
seumur hidup, menurut literatur dikatakan pendidikan seumur hidup/Life-Long Education adalah
makna yang seharusnya benar-benar terkonsepsikan secara secara jelas serta komprehensif dan
dibuktikan dalam pengertian, dalam sikap, perilaku dan dalam penerapan terutama bagi para
pendidik di negeri kita.
Pendidikan seumur hidup bersifat holistik, sedangkan pengajaran bersifat spesialistik,
terutama pengajaran yang terpilih dan terinferensikan dalam berbagai bentuk kelembagaan
belajar. Holistic memiliki arti lebih mengarah pada pengutuhan atau penyempurnaan. Manusia
selalu berusaha untuk mencapai titik kesempurnaan dalam segala hal, namun seberapa besar
usaha pun kita tidak akan sampai pada kesempurnaan itu. Karena kesempurnaan hanya milik
Allah semata. Belajar berarti memfungsikan hidup, orang yang tidak belajar berarti telah
kehilangan hidupnya, paling tidak telah kehilangan hidupnya sebagai manusia. 1

Konsep belajar sepanjang hayat (Life Long Learning Concept) atau sering dipersamakan
dengan pendidikan seumur hidup/ PSH dalam prakteknya telah lama berlangsung secara ilmiah
dalam kehidupan manusia itu dalam perjalanannya menjadi pudar, disebabkan semakin
kukuhnya kedudukan sistem pendidikan persekolahan di tengah-tengah masyarakat. Sistem
persekolahannya yang polanya membentuk masyarakat tersendiri dan memisahkan diri dari
lingkungan masyarakat luas dengan benteng dan pagar pekarangan sekolah, membatasi waktu
belajarnya sampai usia tertentu dan jangka waktu tertentu.

1
Amos Neolaka,Grace Amialia A. Neolaka. Landasan Pendidikan (Dasar Pengenalan Diri Sendiri Menuju
Perubahan Hidup). (Depok: PT Kharisma Putra Utama: 2017), hal 415.

1
Seolah-olah sekolah membentuk masyarakat khusus yang mempersiapkan diri, dengan
membekali ilmu pengetahuan dan keterampilan menurut porsi yang telah ditetapkan dan cocok
dengan tuntutan zaman. 2

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah pengertian konsep pendidikan seumur hidup?


2. Bagaimana konsep pendidikan seumur hidup?
3. Bagaimana implikasi konsep pendidikan seumur hidup?
4. Bagaimana pentingnya pendidikan seumur hidup dalam berbagai sudut pandang?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain:

1. Untuk memahami pengertian konsep pendidikan seumur hidup


2. Untuk memahami konsep pendidikan seumur hidup
3. Untuk mendeskripsikan implikasi pada konsep penyelenggaraan pendidikan seumur
hidup
4. Untuk mengetahui pentingnya pendidikan seumur hidup dalam berbagai sudut pandang

2
Darwis, Hikmawati Mas’ud. Kesehatan Masyarakat dalam Perspektif Sosioantropologi. (Makassar: CV Sah Media:
2017), hal 107-108.

2
Bab II

Pembahasan

A. Pengertian dari pendidikan seumur hidup

Pendidikan serin dikaitkan dengan proses pembelajaran.Belajar merupakan kunci untuk


memperoleh kemakmuran, baik kemakmuran individu, masyarakat atau suatu bangsa secara
keseluruhan, investasi dalam bentuk “human capital” akan menjadi keberhasilan dalam ekonomi
global yang berpengetahuan pada abad 21. 3

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), belajar secara bahasa artinya berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu, Belajar seumur hidup adalah suatu konsep, ide. Gagasan
pokok yang berlangsung dalam diri individu , dalam konsep ini belajar tidak hanya berlangsung
di lembaga-lembaga pendidikan formal. Pembelajaran seumur hidup sangat erat kaitannya
dengan manusia, karena Manusia adalah makhluk yang selalu berkembang, pembelajaran
sepanjang hidup sejatinya ialah proses penyatuan antara pembelajaran dan penyesuaian terhadap
lingkungan sehari-hari.

B. Konsep pendidikan seumur hidup

Agama Islam adalah agama yang sangat mementingkan pembelajaran, hal ini terbukti dari
sejarah islam, yaitu nabi Muhammad S.A.W tidak pernah sekalipun disuruh meminta sesuatu
kecuali tambahan ilmu, dalam perintah untuk meminta tambahan ilmu juga telah jelas ditulis
dalam Al-Qur’an yaitu:

‫ك َوحْ يُهۥُ ۖ َوقُل رَّبِّ ِز ْدنِى ِع ْل ًما‬ َ ‫ق ۗ َواَل تَ ْع َجلْ بِ ْٱلقُرْ َءا ِن ِمن قَ ْب ِل أَن يُ ْق‬
َ ‫ض ٰ ٓى إِلَ ْي‬ ُّ ‫ك ْٱل َح‬
ُ ِ‫فَتَ ٰ َعلَى ٱهَّلل ُ ْٱل َمل‬

Maka Maha Tinggi Allah raja yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa
membaca Al qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu[946], dan Katakanlah:
"Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."4

Edgar Faure adalah pencetus dari konsep belajar sepanjang hayat, ia merupakan ketua
International council of Educational Development (ICED) atau Komisi Internasional
Pembangunan Pendidikan.5 Sebuah ungkapan hikmah seorang ulama’ muslim telah berhasil
menginspirasinya

3
Suciayu Farida, ‘Pembelajaran Sepanjang Hayat’, Blogspot.Com, 2015, p. 1
<http://suciayufarida.blogspot.com/2015/04/pembelajaran-sepanjang-hayat.html> [accessed 7 April 2020].
4
Al-Qur’an, Surat Thaaha (20) 114.
5
Esi Hairani, ‘Pembelajaran Sepanjang Hayat Menuju Masyarakat Berpengetahuan’, Pemikiran Keislaman Dan
Kemanusiaan, 2 (2018), 355 <file:///D:/B INDO/107-Article Text-211-1-10-20180814.pdf>.

3
‫عل َم ِمنَ ْال َم ْه ِد ِإلَى اللَّحْ ِد‬
ْ ‫ب ْال‬ ْ ً‫أ‬
ِ ُ ‫طل‬

Tuntutlah Ilmu sejak dari buaia hingga liang lahat6

Konsep pembelajaran seumur hidup, atau yang lebih sering dikenal dengan pendidikan
seumur hidup, telah menjadi kecenderungan bagi sejumlah negara, seperti Jepang, Thailand,
India, dan beberapa negara yang tergabung dalam Uni Eropa. Kemunculan dan perkembangan
dari konsep ini pada dasarnya telah memenuhi kebutuhan belajar (learning needs) yang terus
berlanjut dan berkembang dalam sejarah kehidupan manusia. Pembentukan Masyarakat belajar
(Learning Society) dan Masyarakat berencana (planning society) adalah misi utama dari konsep
pembelajaran sepanjang hayat.

Konsep menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti Ide, rancangan atau
pengertian yang diabstraksikan dari peristiwa-peristiwa konkrit atau gambaran mental dan obyek
proses. Sedangkan pendidikan semur hidup adalah suatu konsep tentang belajar terus menerus
dan berkesinambungan (continuing-learning) dari buaian sampai akhir hayat, sejalan dengan
fase-fase perkembangan pada manusia.7

Konsep pendidikan seumur hidup sangat berdampak positif untuk perancang pendidikan pada
setiap jenjangnya, yaitu berupa kemudahan-kemudahan yang akan dicapai dalam perancangan
seperti :

1. Menentukan arah pendidikan.

2. Menentukan metode belajar yang akan memeudahkan anak-anak untuk mencapai


kempampuan dalam melewati tahap-tahap perkembangannya.

3. Menyiapakan materi belajar yang tepat.

4. Menyiapkan pengalaman belajar yang cocok dengan tugas perkembangan itu.

Dalam prosesnya, pendidikan seumur hidup juga menghadapkan manusia untuk menyikapi
beberapa tugas yang berhubungan dengan proses pembelajaran seumur hidup, selain pada masa
anak-anak yang harus melewati serangkaian bentuk pendidikan formal, pada tahap
perkembangan masa dewasa terdapat serangkaian pendidikan yang tidak terdapat dalam
pendidikan formal, serangkaian tugas yang harus dilewati sesoeorang untuk terus mencari jati
dirinya, dan melakukan proses pendidikannya, yaitu:

1. Tugas pada masa dewasa awal: memilih pasangan hidup, bertaggungjawab sebagai
seorang warga negara yang baik, dan berusaha mencari dan mendapatkan kelompok
sisial yang menarik
6
tim penyusun Kurikulum(KMI), ‘Mahfudzot Kelas 1 KMI Gontor’, Putra Kapuas, 2017
<https://www.putrakapuas.com/2017/11/mahfudzot-kelas-1-kmi-gontor-lengkap.html> [accessed 7 April 2020].
7
Abisyam Wahidin, ‘Konsep Belajar Sepanjang Hayat’, Word Press, 2008, p. 1
<https://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/10/01/konsep-belajar-sepanjang-hayat/>.

4
2. Tugas perkembangan pada masa setengah baya: Bertanggung jawab social dan
menjadi warga Negara yang baik, mengisi waktu senggang dengan kegiatan-kegiatan
tertentu, menyesuaikan diri dengan perubahan fisik dan pertambahan umur.

3. Tugas perkembangan orang tua: menyesuaikan dan menurunkan bakat dan kekuatan
fisiknya pada anak, mengusahakan kesehatan dan pendapatan yang sesuai, menjadi
warga negara yang baik, membangun kehidupan fisik yang memuaskan, dan
mendidik dan membentuk karakter anak yang baik.

Setelah mengetahui tentang beberapa tugas lanjutan yang diperoleh melalui tahap
perkembangan, ini merupakan konsep bahwa pendidikan tidak hanya selesai setelah kita
melewati fase anak-anak saja. Terlepas dari uaraian diatas, sebagai calon tenaga pendidik kita
harus membaca situasi yang ada pada saat ini, yaitu timbulnya pertanyaan “Bagaimana cara
memahamkan kepada seluruh lapisan masyarakat tentang pentingnya belajarn sepanjang hayat
ini?”

Dari dimensi psikologis, belajar sepanjang hayat, terutama bagi orang dewasa dan orang tua
dalam situasi belajar mempunyai sikap tertentu. Karena itu perlu diperhatikan hal-hal berikut:

1. Belajar adalah suatu pengalaman yang diinginkan oleh orang dewasa itu sendiri.
Maka orang dewasa perlu dimotivasikan untuk mencari pengetahuan yang lebih
mutakhir, ketrampilan baru dan sikap yang lain.

2. Orang dewasa belajar kalau ditemukannya arti pribadi bagi dirinya dan melihat
sesuatu mempunyai hubungan dengan kebutuhannya.

3. Bagi orang dewasa proses belajar adalah khas dan bersifat individual. Setiap orang
punya cara dan kecepatan sendiri untuk belajar dan memecahkan masalah. Dengan
kesempatan mengamati cara-cara yang dipakai orang lain, Ia dapat memperbaiki dan
menyempumakan caranya sendiri, agar menjadi lebih efektif.

Salah satu teori yang cocok stelah memperhatikan situasi belajar bagi orang dewasa tersebut
adalah teori belajar klasik, yaitu sebuah teori psikologi belajar naturalistic atau actualisasi diri,
teori ini merupakan perpanjangan dari teori psikologi naturalistic romantic yang dipelopori
Rousseau. Dalam teori ini telah disebutkan bahwa belajar itu sebaiknya dilakukan secara wajar di
alam bebas, bisa diterapkan pada pendidikan luar sekolah, terutama untuk pendidikan seumur
hidup.

C. Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup


         Implikasi merupakan akibat langsung atau konsekuensi dari suatu keputusan. Dengan
demikian maksudnya adalah sesuatu yang merupakan tindak lanjut dari suatu kebijakan atau
keputusan tentang pelaksanaan pendidikan seumur hidup. Penerapan azas pendidikan seumur
hidup pada isi program pendidikan dan sasaran pendidikan di masyarakat mengandung

5
kemungkinan yang luas. Implikasi pendidikan seumur hidup pada program pendidikan dapat
dikelompokkan menjadi beberapa kategori yaitu:         
1. Pendidikan baca tulis fungsional
Realisasi baca tulis fungsional memuat dua hal, yaitu :
a. Memberikan kecakapan membaca, menulis, mnghitung (3M) yang fungsional bagi anak
didik.
b. Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih
lanjut kecakapan yang telah dimilkinya.

2. Pendidikan Vokasional
Pendidikan voksional adalah program pendidikan di luar sekolah bagi anak-anak di luar batas
usia.
3. Pendidikan Profesional
Pendidikan dalam upaya mencetak golongan profesional yang mampu mengikuti berbagai
kemajuan dan perubahan.
4. Pendidikan ke arah perubahan dan pembangunan
Pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka mampu mengikuti
perubahan sosial dan pembangunan.
5. Pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik
Pendidikan dalam upaya penguasaan pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik bagi
setiap warga negara.
6. Pendidikan kultural dan pengisian waktu senggang
Pendidikan dalam upaya menciptakan masyarakat yang mampu memahami dan menghargai
nilai-nilai agama, sejarah, kesusastraan, filsafat hidup, seni dan musik bangsa sendiri.
            Sementara itu konsep life long education ini pada sasaran pendidikan, dalam enam
kategori yang meliputi :8
1. Para buruh dan petani
2. Golongan remaja yang terganggu pendidikan sekolah
3. Para pekerja yang berketerampilan
4. Golongan teknisi dan professional
5. Para pemimpin dalam masyarakat
6. Golongan masyarakat yang sudah tua

8
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada: 2009), hal 20.

6
D. Pentingnya Pendidikan Seumur Hidup dalam berbagai sudut pandang
Pendidikan sepanjang hayat itu sendiri dapat ditinjau
dari berbagai tinjauan atau sudut pandang seperti tinjauan ideologis, tinjauan ekonomis,tinjauan
sosiologis, tinjauan filosofis, tinjauan teknologis, serta tinjauan psikologis dan paedagogis
(Hasbullah, 2006 : 67-70) 9. Penjabaran teorinya sebagai berikut,
1. Dalam tinjauan ideologis
Dijelaskan bahwa pendidikan seumur hidup akan memungkinkan seseorang
mengembangkan potensinya sesuai dengan kebutuhan hidupnya.
2. Dari sudut pandang ekonomis, pendidikan sepanjang hayat memungkinkan seseorang
untuk meningkatkan produktivitasnya, memelihara dan mengembangkan sumber-sumber
yang dimilikinya, memungkinkan hidup dalam dalam lingkungan yang lebih sehat dan
menyenangkan, dan memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya
secara tepat sehingga peranan pendidikan keluarga menjadi sangat penting dan besar
artinya.
3. Secara sosiologis long life education, bagi orang tua merupakan solusi dari masalah-
masalah pendidikan seperti anak-anakmereka yang kurang mendapatkan formal, putus
sekolah, dan atau tidak bersekolahsama sekali.
4. Dilihat dari tinjauan filosofis, pendidikan seumur hidup berperan menyadarkan rakyat
akan pentingnya hak memilih dan memahami fungsi pemerintahan
sesuai dengan pendidikan kewarganegaraan.
5. Sudut pandang teknologis, pendidikan sepanjang raga menuntut seeorang untuk tidak
menutup mata terhadap segala kemajuan teknologi yang melandanya, sehingga mampu
memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya, seperti apa yang terjadi di negara-
negara maju.
6. Sudut pandang pandang psikologis dan paedagosis
Disebutkan bahwa pendidikan seumur hidup merupakan alat untuk mengembangkan
individu-individu yang akan belajar seumur hidup agar lebih bernilai bagi masyarakat.

Bab III

Penutup
A. Kesimpulan

9
Mudyahardjo, Rejda, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada: 2001), hal 15.

7
Pendidikan seumur hidup bersifat holistik, sedangkan pengajaran bersifat
spesialistik, terutama pengajaran yang terpilih dan terinferensikan dalam berbagai bentuk
kelembagaan belajar. Holistic memiliki arti lebih mengarah pada pengutuhan atau
penyempurnaan. Manusia selalu berusaha untuk mencapai titik kesempurnaan dalam
segala hal, namun seberapa besar usaha pun kita tidak akan sampai pada kesempurnaan
itu. Karena kesempurnaan hanya milik Allah semata. Belajar berarti memfungsikan
hidup, orang yang tidak belajar berarti telah kehilangan hidupnya, paling tidak telah
kehilangan hidupnya sebagai manusia.
Pendidikan serin dikaitkan dengan proses pembelajaran.Belajar merupakan kunci
untuk memperoleh kemakmuran, baik kemakmuran individu, masyarakat atau suatu
bangsa secara keseluruhan, investasi dalam bentuk “human capital” akan menjadi
keberhasilan dalam ekonomi global yang berpengetahuan pada abad 21.
Konsep pembelajaran seumur hidup, atau yang lebih sering dikenal dengan
pendidikan seumur hidup, telah menjadi kecenderungan bagi sejumlah negara, seperti
Jepang, Thailand, India, dan beberapa negara yang tergabung dalam Uni Eropa.
Kemunculan dan perkembangan dari konsep ini pada dasarnya telah memenuhi
kebutuhan belajar (learning needs) yang terus berlanjut dan berkembang dalam sejarah
kehidupan manusia. Pembentukan Masyarakat belajar (Learning Society) dan Masyarakat
berencana (planning society) adalah misi utama dari konsep pembelajaran sepanjang
hayat.
Konsep menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti Ide,
rancangan atau pengertian yang diabstraksikan dari peristiwa-peristiwa konkrit atau
gambaran mental dan obyek proses. Sedangkan pendidikan semur hidup adalah suatu
konsep tentang belajar terus menerus dan berkesinambungan (continuing-learning) dari
buaian sampai akhir hayat, sejalan dengan fase-fase perkembangan pada manusia.
Konsep pendidikan seumur hidup sangat berdampak positif untuk perancang
pendidikan pada setiap jenjangnya, yaitu berupa kemudahan-kemudahan yang akan
dicapai dalam perancangan seperti :

1. Menentukan arah pendidikan.

2. Menentukan metode belajar yang akan memeudahkan anak-anak untuk mencapai


kempampuan dalam melewati tahap-tahap perkembangannya.

3. Menyiapakan materi belajar yang tepat.

4. Menyiapkan pengalaman belajar yang cocok dengan tugas perkembangan itu.

Dari dimensi psikologis, belajar sepanjang hayat, terutama bagi orang dewasa dan
orang tua dalam situasi belajar mempunyai sikap tertentu. Karena itu perlu diperhatikan
hal-hal berikut:

8
1. Belajar adalah suatu pengalaman yang diinginkan oleh orang dewasa itu sendiri.
Maka orang dewasa perlu dimotivasikan untuk mencari pengetahuan yang lebih
mutakhir, ketrampilan baru dan sikap yang lain.

2. Orang dewasa belajar kalau ditemukannya arti pribadi bagi dirinya dan melihat
sesuatu mempunyai hubungan dengan kebutuhannya.

3. Bagi orang dewasa proses belajar adalah khas dan bersifat individual. Setiap orang
punya cara dan kecepatan sendiri untuk belajar dan memecahkan masalah. Dengan
kesempatan mengamati cara-cara yang dipakai orang lain, Ia dapat memperbaiki dan
menyempumakan caranya sendiri, agar menjadi lebih efektif.

Implikasi merupakan akibat langsung atau konsekuensi dari suatu keputusan.


Dengan demikian maksudnya adalah sesuatu yang merupakan tindak lanjut dari suatu
kebijakan atau keputusan tentang pelaksanaan pendidikan seumur hidup. Penerapan
azas pendidikan seumur hidup pada isi program pendidikan dan sasaran pendidikan di
masyarakat mengandung kemungkinan yang luas.

Konsep life long education ini pada sasaran pendidikan, dalam enam kategori yang
meliputi :
1. Para buruh dan petani
2. Golongan remaja yang terganggu pendidikan sekolah
3. Para pekerja yang berketerampilan
4. Golongan teknisi dan professional
5. Para pemimpin dalam masyarakat
6. Golongan masyarakat yang sudah tua

Pendidikan sepanjang hayat itu sendiri dapat ditinjau


dari berbagai tinjauan atau sudut pandang seperti tinjauan ideologis, tinjauan ekonom
is,tinjauan sosiologis, tinjauan filosofis, tinjauan teknologis, serta tinjauan psikologis
dan paedagogis (Hasbullah, 2006 : 67-70).

B. Saran
Kami menyarankan agar para pembaca dapat dan bersedia untuk membaca artikel,
jurnal, dan buku lainnya untuk menambah wawasan serta pengetahuan tentang berbagai
konsep pendidikan seumur hidup dalam kehidupan kita.

Daftar Pustaka
Hasbullah, 2009. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta, Raja Grafindo Persada.

9
Mudyahardjo, Rejda, 2001. Pengantar Pendidikan. Jakarta, RajaGrafindo Persada.
Amos Neolaka, Grace Amialia A. Neolaka, 2017. Landasan Pendidikan (Dasar Pengenalan
Diri Sendiri Menuju Perubahan Hidup). Depok, PT Kharisma Putra.

Darwis, Hikmawati Mas’ud. 2017. Kesehatan Masyarakat dalam Perspektif Sosioantropologi.


Makassar, CV Sah Media.

Suciayu Farida, ‘Pembelajaran Sepanjang Hayat’, Blogspot.Com, 2015, p. 1


<http://suciayufarida.blogspot.com/2015/04/pembelajaran-sepanjang-hayat.html> [accessed 7
April 2020].

Al-Qur’an, Surat Thaaha (20) 114.

Esi Hairani, ‘Pembelajaran Sepanjang Hayat Menuju Masyarakat Berpengetahuan’, Pemikiran


Keislaman Dan Kemanusiaan, 2 (2018), 355 <file:///D:/B INDO/107-Article Text-211-1-10-
20180814.pdf>.

tim penyusun Kurikulum(KMI), ‘Mahfudzot Kelas 1 KMI Gontor’, Putra Kapuas, 2017
<https://www.putrakapuas.com/2017/11/mahfudzot-kelas-1-kmi-gontor-lengkap.html> [accessed
7 April 2020].

Abisyam Wahidin, ‘Konsep Belajar Sepanjang Hayat’, Word Press, 2008, p. 1


<https://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/10/01/konsep-belajar-sepanjang-hayat/>.

10

Anda mungkin juga menyukai