Anda di halaman 1dari 8

" ASAS BELAJAR

SEPANJANG
HAYAT "

Oleh :
• Dina Esty Nursafitri A1C420088
• Mina tuzuriah A1C420017
Belajar
sepanjang Secara pedagogis pendidikan sepanjang hayat adalah
suatu konsep tentang belajar terus

hayat (life menerus dan berkesinambungan (continuing-


learning) dari buaian sampai akhir hayat, sejalan
dengan fase-fase perkembangan yang terjadi dalam

long diri individu. kegiatan belajar guna memenuhi


kebutuhan hidupnya.

learning)
Dalam naskah UNESCO
tentang institue for education (1979), dijelaskan bahwa pendidikan sepanjang hayat
dikembangkan atas prinsip-prinsip pendidikan sebagai berikut:
a. Pendidikan hanya berakhir apabila manusia telah meninggalkan dunia fana ini.
b. Pendidikan sepanjang hayat merupakan motivasi yang kuat bagi anggota keluarga untuk
merencanakan dan melakukan kegiatan belajar secara terorganisasi dan sistimatis.
c. Kegiatan belajar ditujukan untuk memperoleh, memperbaharui, dan atau meningkatkan
pengetahuan, sikap dan keterampila yang telah dimiliki dan yang mau atau tidak mau,
harus dimiliki anggota keluarga berhubung dengan perubahan yang terus menerus
sepanjang kehidupan.
d. Pendidikan memiliki tujuan-tujuan berangkai dalam memenuhi kebutuhan belajar dan
dalam mengembangkan kepuasan diri setiap insan yang melakukan kegiatan belajar.
e. Perolehan pendidikan merupakan parsyaratan bagi perkembangan kehidupan manusia,
baik untuk memotivasi diri maupun untuk meningkatkan kemampannya, agar manusia
selalu melakukakan kegiatan belajar guna memenuhi kebutuhan hidupnya
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang
dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education).
Ditetapkan suatu definisi kerja yakni pendidikan seumur hidup adalah
pendidikan yang harus
Meliputi seluruh hidup setiap individu.
Mengarah kepada pembentukan, pembaruan, peningkatan dan
penyempurnaan secara sistematis pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya.
Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri (self fulfillment)
setiap individu.
Meningkatkan kemampuan dan motivasi untuk belajar sendiri.
Mengakui kontribusi dan semua pengaruh pendidikan yang mungkin terjadi,
termasuk yang formal, non formal, dan informal.
Istilah pendidikan seumur hidup erat kaitannya dan kadang-kadang
digunakan saling bergantian dengan makna yang sama dengan istilah
“belajar sepanjang hayat”. Kedua istilah ini memang tak dapat dipisahkan,
tetapi dapat dibedakan. Seperti diketahui, penekanan istilah “belajar” adalah
perubahan perilaku (kognitif/afektif/psikomotor) yang relatif tetap karena
pengaruh pengalaman, sedang istilah “pendidikan” menekankan pada usaha
sadar dan sistematis untuk penciptaan suatu lingkungan yang
memungkinkan pengaruh pengalaman tersebut lebih efisien dan efektif.
Sejak 15 abad lalu Islam telah mengenal konsep pendidikan
seumur hidup (life long education) atau belajar seumur hidup
(life long
learning) (Nawawi, 1993: 24). Yang dinyatakan dalam sabda
Rasulullah
Muhammad Saw. :
‫ِد‬
ّ ‫َلى‬99‫ا ُ ْطلُبُواا ْل ِع ْل َم ِم َن ا ْل َم ْه ِد ِا‬
]‫لبر‬99‫بنعبد ا‬9‫ ا‬9‫ه‬9‫للْح [روا‬99‫ا‬
Artinya: “Tuntutlah ilmu mulai sejak buaian hingga ke liang
lahat” (H.R
Ibn. Abd. Bar) (Jami’ Bayan al-ilmi wa Fadhlihi: 25).
Kesimpulan
Pembelajaran sepanjang hayat merupakan suatu konsep, ide, dan
gagasan proses belajar yang berlangsung secara terus menerus
dalam diri individu, kapanpun, dimanapun dan dengan siapapun.
Budaya belajar sepanjang hayat amat fleksibel, kreatif, dan
responsif sehingga akan mampu memuaskan individu dan
masyarakat dalam kehidupannya.
Dengan demikian, belajar sepanjang hayat dalam
implementasinya membentuk suatu kesatuan pen-tahapan
pendidikan, sebagai suatu totalitas dari berbagai kegiatan
pendidikan dan belajar yang berlangsung dilingkungan keluarga,
pendidikan disekolah dan semua kegiatan yang berlangsung di
tengah kehidupan masyarakat
Daftar pustaka
 Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam,Cet. I,
Jakarta, Kencana Prenada Media, 2006.
Arafat, Yasir ( Penyusun ) Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia tahun 1945.
Permata Pres, tt.
Danim, Sudarwan, Pengantar Kependidikan,
Landasan teori dan 234 Metefora  Ardiwinata, S Jajat dan Ahmad Hufad.
Pendidikan. 2008. Sosiologi dan Antropologi
Cet. I, Bandung; Alfabeta, 2010. Pendidikan.
Ekosusilo, Madyo dan R.B. Kasihadi, Dasar- Bandung : UPI PRESS
dasar Pendidikan, Semarang: Effhar Nawawi, Hadari. 1993. Pendidikan dalam
Publising.Cet. 2, 1993 Islam. Surabaya: Usaha Offset Printing
Terimakasih
😊

"SEMOGA BERMANFAAT "

Anda mungkin juga menyukai