BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
Syafarudin,Ilmu Pendidikan Islam:Melejitkan Potensi Budaya Umat,
(Jakarta:2019),h.135.
2
Hamid,Darmadi, .Pengantar Pendidikan Era Globalisasi, (ttp: Animage, 2019), h.47.
2
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan
D. Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
3
Rahimi, “Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat Dalam Perspektif Islam dan Teori
Barat”,Jurnal pendidikan, Vol 1. No 2 (Juli, 2017), 50.
4
4
Ibid, h.51
5
5
Berliana, kartakusuma, Pemimpin Adiluhung Genealogi Kepemimpinan Kontemporer.,
(Jakarta: Teraju, 2006) , h.78.
6
6
Nuryanis dan SSRomli, Pendidikan luar sekolah, (Jakarta: 2003), h. 25.
7
Muhammad fathurrohman., Prinsip Dan Tahapan Pendidikan Islam, (Yogyakarta:
Penerbit Gardhuwca, 2017), h.45.
8
Syafaruddin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta Selatan: Hijri Pustaka Utama, 2019),
h.136.
7
ين﴿﴾إِ َما ًمالِ ْل ُمتَّقِينَ َو َ َأَ ْعيُنٍقُ َّرةَ ِّر ٰيّتِن
َ او ُذأَ ْز ٰو ِجنَا ِم ْنلَنَاهَ ْب َربَّنَايَقُولُونَ َوالَّ ِذ
اجْ َع ْلنَا
Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami
pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan
jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”9
Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian
Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak
ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan
melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan
umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya,
Halim, Al-Qur’an al-Karim Samara Tajwid dan Terjemah Edisi Wanita, (Surabaya:
9
12
Halim, Al-Qur’an al-Karim Samara Tajwid dan Terjemah Edisi Wanita, (Surabaya: Publishing
dan Distributing, 2016), h.435.
13
Hadari, Nawawi, Pendidikan Dalam Islam,(Surabaya:Al-ikhlas,1993),h.137.
14
Ali Farkhan Tsani, “pendidikan-anak-shalih-sejak-dalam-kandungan”, https://minanews.net/
2016/04/20/pendidikan-anak-shalih-dalam-kandungan/ ( Sabtu, 28 September 2019, 12.05)
15
Hadari, Nawawi, Pendidikan Dalam Islam,(Surabaya:Al-ikhlas,1993),h.139.
9
dengan baik, mengeluarkan jakat fitrah, memberikan hak waris bila terjadi
pembagian warisan, mensyukuri kelahirannya, menyuarakan azan dan ikomah
ditelingga bayi, mengaqiqahkan anak dan memberikan nama yang baik. 16
2. Pendidikan Kanak-Kanak
Masa kanak-kanak (early childhood) adalah masa perkembangan
berikutnya, yakni dari usia 2 tahuun hingga anak berusia 5 tahun atau 6 tahun dan
sering disebut dengan masa estetika, masa indera dan masa estika, masa indera
dan masa menentang orangtua. Disebut estetika karena pada masa itu merupakan
saat terjadinya perasaan keindahan dimana mereka senang dengan sesuai yang
indah dan berwarna-warni. Disebut masa indera, karena inderanya berkembang
pesat dan merupakan kelanjutan dari perkembangan berikutnya, sehingga dia
senang mengadakan eksplorasi. Kemudian disebut masa menentang, karena
dipengaruhi oleh menonjolnya perkembangan berbagai aspek fiksi-psikis di satu
pihak, disisi lain belum berfungsinya kontrol akal dan moral. Dari segi fisik, anak
sudah relatif kuat dan lincah dan tidak lagi banyak bergantung kepada orang lain
sehingga dia berani kepada orangtua, sedangkan dari segi psikis harus dilihat
bahwa kenakalan anak berkaitan erat dengan perkembangannya sifat dinamis,
kreatif dan puas dengan sesuatu yang telah ada. Kegiatan seperti ini wajar bahkan
sangat penting bagi kehidupan keperluan kehidupannya kelak. Karena kepesatan
fungsi indera yang belum didukung oleh perkembangan akal yang cukup, akan
membuat anak sering melakukan aktifitas. 17 Dalam fase ini orang tua mempunyai
peranan penting untuk memberikan pembelajaran pada anak-anaknya, orang tua
mulai memberikan pembelajaran misalnya, bagaimana mereka menggunakan
pakaian atau melepaskannya.
3. Pendididkan Anak-anak
Masa anak-anak (late chilhood) berlangsung antara usia 6-12 tahun dengan
ciri-ciri utama :
16
Halid,Hanafi.Laadu.Zainuddin..Ilmu Pendidikan Islam. (Yogyakarta:
penerbitdeepublish,2018), h.15.
17
Ibid, h. 140.
10
4. Pendidikan Remaja
Proses perkembangan pada masa remaja (adolencence) berlangsung
kurang lebih 11 tahun, mulai usia 12-21 tahun pada wanita dan 13-22 tahun pada
pria. Masa perkembangan remaja yang panjang ini dikenal dengan masa penuh
kesukaran dan persoalan. Hal ini disebabkan individu remaja sedang berada
dipesimpangan antara dunia anak-anak dan dunia dewasa.
Awal masa remaja bagi laki-laki ditandai dengan ihtilam (basah malam),
sedangkan bagi perempuan ditandai dengan menstruasi. Paa masa itu terjadi
perubahan gender, pisilk dan psikis.Pada fase ini, remaja dididik guna
menumbuhkan sikap bertanggung jawab dan memahami nlai-nilai ajaran
islam.untuk mencapai keselamatan di dunia dan akhirat.
Pada masa ini tampak kecenderungan anak atau remaja kembali pada sikap
introverts. Karena anak mengira dirinya sudah dewasa, hal ini sering mempersulit
upaya memberikan bimbingan dan petunjuk kepada mereka. Remaja pada saat ini
melihat kedalam dirinya dan berfikir tentang cita-cita dan masa depannya. Remaja
cenderung menghayal menjadi orang yang sukses dalam pekerjaan, percintaan,
politik, kepemimpinan dan lain-lain. Dalam kondisi itu sikap bertangung jawab
semakin meningkat berupa kehendak dan kemauan untuk lepas dari
ketergantungan orang tuanya.
18
Ibid, h.141.
19
Syafaruddin, dkk, Pendidikan Pra Sekolah, (Medan: Perdana Publishing, 2011). h.64.
11
5. Pendidikan Dewasa
a. Dewasa awal (early adulthood) ialah fase perkembangan saat seorang remaja
mulai memasuki masa dewasa, yakni usia 21-40 tahun.
b. Masa setengah baya (middle age) adalah masa yang berlangsung antara usia
40-60 tahun. Di kalangan tertentu, pria dan wanita yang sudah menginjak usia
40 ke atas mengalami puberts kedua. Di kalangan wanita biasanya tampak
gejala depresi (murung), cepat tersinggung, khawatir kehilangan kasih sayang
anak-anak yang sudah mulai menanjak dewasa dan takut kehilangan suami
arena menopause.
c. Masa tua (old age) adalah fase terakhir kehidupan manusia, masa ini
berlangsung antara usia 60 tahun sampai akhir hayat.21
Pendidikan orang dewasa dalam islam diarahkan untuk memaksimalkan
potensi akal (‘aql) dan kalbu (qalb) secara bersamaan untuk memahami ayat-
ayat kauniyah dan qauliyahnya Allah swt. Potensi akal adalah untuk berfikir,
sedangkan potensi kalbu adalah untuk berzikir. Orang-orang dewasa yang
mampu memahami secara mendalam tentang ayat-ayat Allah dengan
pengunaan maksimal daya pikir dan zikir yang terdapat pada potensi akal dan
kalbunya itulah yang disebut dengan ulul albab. Hal ini dinyatakan dalam
surah al-Imran 190-19122
Pada masa ini seorang anak remaja yang berkembang menjadi manusia
dewasa mulai mengenal jati dirinya, bahkan memiliki karakter tersendiri. Pada
masa ini pula kecenderungan seseorang untuk menyudahi belajar sangat dominan
khususnya perempuan. Diawali selesai masa kuliah, kemudian menikah, punya
anak dan memiliki keluarga.
SIMPULAN
23
Halim, Al-Qur’an al-Karim Samara Tajwid dan Terjemah Edisi Wanita, (Surabaya:
Publishing dan Distributing, 2016), h.75.
13
DAFTAR PUSTAKA
14