Oleh:
Resita Endriati Winarso (22160304)
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2022
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4
1.3 Tujuan................................................................................................................4
1.4 Manfaat..............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5
2.1 Hadits Pendidikan Pranatal................................................................................5
2.2 Hadits Pendidikan Sepanjang Hayat dan Kualitasnya.......................................6
BAB III PENUTUP................................................................................................7
3.1 Kesmpulan.........................................................................................................7
3.2 Saran..................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8
ii
BAB I PENDAHULUAN
1
Sudjana, Pendidikan Nonformal: “Wawasan, Sejarah Perkembangan, Filsafat, Teori Pendukung, Asas”
(Bandung: Falah Production, 2004), hlm. 225.
2
Hasan, “Pendidikan Sepanjang Hayat dalam Pandangan Islam”.
3
Sudjana, op.cit, hlm 228.
3
4
sistematis; (3) kegiatan belajar ditujukan untuk memperoleh, memperbaharui dana tau
meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah dimiliki dan yang mau
tidak mau harus dimiliki oleh murid atau masyarakat berhubung dengan perubahan
yang terus-menerus sepanjang kehidupan; (4) pendidikan memiliki tujuan berangkai
dalam memenuhi kebutuhan belajar dan dalam mengembangkan kepuasan diri setiap
insan yang melakukan kegiatan belajar; (5) perolehan pendidikan merupakan prasyarat
bagi perkembangan kehidupan manusia, baik untuk memotivasi diri maupun untuk
meningkatkan kemampuannya, agar manusia selalu melakukan kegiatan belajar guna
memenuhi kebutuhan hidupnya; (6) pendidikan nonformal mengakui keberadaan
pendidikan formal serta dapat menerima pengaruh dari pendidikan karena kehadiran
kedua jalur pendidikan ini saling melengkapi dan saling mendukung satu sama lain.4
Konsep pendidikan sepanjang hayat tidak mengenal batas usia. Semua manusia
baik yang masih kecil maupun lanjut usia tetap bisa menjadi murid karena cara belajar
pendidikan sepanjang hayat dapat dilakukan dimanapun, kapanpun, dan oleh
siapapun. Jika pendidikan sepanjang hayat yang didefinisikan oleh UNESCO
cenderung bersifat materialistik lantas bagaimana pendidikan sepanjang hayat dari
sudut pandang Islam?
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjelasan hadits tentang pendidikan pranatal?
2. Bagaimana penjelasan hadits tentang pendidikan sepanjang hayat dan kualitasnya?
1.3 Tujuan
1. Memahami tentang hadits pendidikan pranatal
2. Memahami tentang hadits pendidikan sepanjang hayat dan kualitasnya
1.4 Manfaat
1. Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan hadits
pendidikan sepanjang hayat
2. Dapat menjadi sumber referensi yang bermanfaat bagi dunia pendidikan
4
Hasan, “Pendidikan Sepanjang Hayat dalam Pandangan Islam”.
BAB II PEMBAHASAN
5
Cordoba, Al-Qur’an QS. Al-Baqarah/2:30
6
Cordoba, Al-Qur’an QS. Adz-Dzariyat/51:56
7
HR. Muslim No. 4803 Bab Takdir https://risalahmuslim.id/hadits/muslim-4803/ risalahmuslim
5
6
Pendidikan pranatal yang bermuatan cinta, kasih dan sayang terhadap anak dalam
kandungan dapat dirasakannya, hal ini akan menjadikan anak berkembang secara
sempurna. Karena anak merasa nyaman dengan perilaku orang tuanya. Anak yang
diperlakukan dengan cinta, kasih dan sayang oleh orang tuanya akan berperilaku sama
seperti orang tuanya. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh
Imam Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud Rasulullah Saw. bersabda yang artinya:
“Rasulullah Saw. telah mencium Hasan bin Ali, sedangkan ketika itu di sisi beliau duduk
Aqra’ bin Habis at-Tamimi, Aqra’ berkata: Sesungguhnya aku mempunyai sepuluh orang
anak, tapi tak satupun diantara mereka pernah aku cium”. Maka Rasulullah Saw.
memandangnya dan bersabda: “Barangsiapa yang tidak mengasihi maka ia tidak akan
dikasihi”.
2.2 Hadits Pendidikan Sepanjang Hayat dan Kualitasnya
Pendidikan sepanjang hayat sudah dikenal oleh umat Islam sejak kurang lebih 14
abad yang lalu. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi Muhammad Saw. yang artinya:
“Tuntutlah ilmu sejak dari buaian ibunda sampai ke liang lahat”. 8 Dari hadits tersebut
dapat dipahami bahwa pendidikan Islam berlangsung sepanjang hayat. Maka diperlukan
suatu sistem dan tujuan yang hendak dicapai dengan proses melalui sistem tertentu.
Pendidikan Islam dapat diartikan secara umum sebagai usaha dan kegiatan pembinaan
pribadi manusia. Ia bertujuan untuk membentuk pribadi muslim seutuhnya,
mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berupa jasmaniyah maupun
rohaniyah, menumbuhkan keharmonisan tiap pribadi manusia dengan Allah, manusia dan
alam semesta.9
Hadits mengenai belajar sepanjang hayat menurut beberapa ulama’ adalah palsu.
Sebagian lain mengatakan ini adalah ucapan atau nasihat para salaf. Adapun Syaikh Shalih
Alu Asy Syaikh menyebutkan bahwa ini adalah ucapan Imam Ahmad bin Hambal.
Namun, walaupun tidak benar dari Rasulullah Saw. ucapan ini secara makna adalah benar
dan baik. Berikut komentar Syaikh Dr. Abdullah Al-Faqih : Ini adalah hadits yang tidak
shahih sanadnya dan termasuk hadits yang tenar diucapkan manusia. Hanya saja makna
hadits ini memang shahih sesuai QS. An-Nahl:78.
8
HR Ibnu Abdul Barr
9
Haidar Daulay, Pemberdayaan Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), hlm. 6.
7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Hadits Rasaulullah Saw. tentang pendidikan pranatal yang artinya: “Anak yang
sengsara adalah anak yang telah mendapatkan kesengsaraan semenjak ia masih
dalam kandungan ibunya”. Maknanya adalah seorang anak mendapatkan dasar-
dasar kesengsaraan dan kebahagiaan pada waktu pertumbuhan di perut
(kandungan) ibunya. Hal ini berarti bahwa kesengsaraan atau kebahagiaan yang
dialami anak dalam kandungan akan berpengaruh kepada perkembangan
kehidupannya mendatang.
2. Hadits mengenai belajar sepanjang hayat menurut beberapa ulama’ adalah palsu.
Sebagian lain mengatakan ini adalah ucapan atau nasihat para salaf. Adapun
Syaikh Shalih Alu Asy Syaikh menyebutkan bahwa ini adalah ucapan Imam
Ahmad bin Hambal. Namun, walaupun tidak benar dari Rasulullah Saw. ucapan
ini secara makna adalah benar dan baik. Berikut komentar Syaikh Dr. Abdullah
Al-Faqih : Ini adalah hadits yang tidak shahih sanadnya dan termasuk hadits yang
tenar diucapkan manusia. Hanya saja makna hadits ini memang shahih sesuai QS.
An-Nahl:78.
3.2 Saran
1. Dibutuhkan pemahaman secara menyeluruh terhadap hadits tentang pendidikan
prenatal dan hadits sepanjang hayat.
2. Dibutuhkan referensi lebih banyak lagi untuk mendukung pemahaman mengenai
hadits tersebut..
8
DAFTAR PUSTAKA
Al-‘Asqalani, Ibnu Hajar. Terjemah Bulughul Maram. Semarang: Pustaka Nuun, 2016.
Al-Ghamidi, Dr. Ali Bin Sai’id. Fikih Wanita. Solo: Aqwam, 2018
Hidayatullah, Syarif. 2021. “Pendidikan Prenatal dalam Perspektif Hadits”. Tesis. Malang:
UIN Maulana Malik Ibrahim.
Suwaid, Muhammad. Mendidik Anak Bersama Nabi. Solo: Pustaka Arafah, 2017.
Taqiyuddin. Pendidikan untuk Semua (Dasar dan Falsafah PLS). Bandung: Mulia Press,
2008.