Anda di halaman 1dari 12

KONSEP LONG LIFE EDUCATION PADA PLS

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Materi Pendidikan Luar Sekolah

Dosen Pengampu:

Al-Ustadzah Syarifah, M.Pd.

Disusun oleh:

Lita Cahyaningtyas 422021118074

Maisya Himatuz Zakiyya 422021118079

Salma Eka Rizqy Nabila 422021118133

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR

1444/2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha sadar dan terencana


yang dilakukan untuk mewujudkan suasana pembelajaran agar peserta
didik aktif mengembangkan potensi diri, kekuatan spiritual keagamaan,
kecerdasan, akhlak mulia, serta dapat memenuhi apa yang diperlukan bagi
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara yang menjadi landasan manusia
dalam bersikap, berkomunikasi, dan bermasyarakat. Pendidikan terbagi
menjadi 3 yaitu : pendidikan formal, pendidikan informal, dan pendidikan
non formal.

PLS ( Pendidikan Luar Sekolah ) bukanlah menjadi hal yang baru


pada kehidupan manusia. PLS sebagai pendidikan non formal yaitu
pendidikan yang di berikan di luar naungan sekolah serta keluarga dengan
tokoh masyarakat sebagai penanggung jawab. Wujud usaha diadakanya
pendidikan di luar pendidikan formal tanpa keterikatan waktu, materi, isi,
serta media dilaksanakan dengan suka rela dan selektif menyesuaikan
keinginan serta kebutuhan peserta didik yang memiliki niat belajar dengan
sungguh-sungguh guna dapat meningkatkan produktivitas dan standar
hidup peserta didik seperti orang dewasa dan pemuda putus sekolah di
negara yang berkembang.

Sebagai umat muslim, proses dimulainya pendidikan sudah


berlangsung sejak memulai untuk memilih jodoh. Dimana seorang muslim
diperintahkan untuk memilih isteri ;pilihlah isteri yang baik untuk tempat
nuthfahmu, sebab sesungguhnya darah itu mengalir’. Dan diantara kriteria
nya adalah ‘pilihlah yang beragama’. Sebelum adanya hubungan suami
isteri hendaknya berdoa agar dijauhkan dari setan teruntuk anak yang
Allah karuniakan pada mereka.

Menurut Al Qur’an surat Al-Baqarah ayat 223 yang berarti


kedudukan isteri adalah laksana sebidang tanah yang mampu ditanami,

1
kemudian selanjutnya memerintahkan agar mempersiapkan segala sesuatu
yang memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan hasil tanaman yang
sebaik-baiknya.

Manusia sebagai peran utama di muka bumi ini selalu


menginginkan adanya peningkatan kualitas hidup dengan melalui cara
yaitu melakukan proses pendidikan. Pada kata pendidikan tidak adanya
batasan di dalamnya. Asas pendidikan yang paling cocok pada era
transformasi seperti ini yaitu “pendidikan seumur hidup” karena
pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha manusia untuk
melestarikan hidupnya. Tanpa belajar manusia akan mengalami kesulitan
dalam tuntutan hidupnya yang selalu berubah pada era global seperti ini.

Implementasi pendidikan seumur hidup dapat berlangsung dalam


lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan
seumur hidup merupakan tanggung jawab bersama antara pihak orang tua,
para guru, serta tokoh masyarakat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan


permasalahan sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan konsep pendidikan seumur hidup?


2. Bagaimana pandangan Islam tentang pendidikan seumur hidup?
3. Apa relasi pendidikan seumur hidup dengan pendidikan luar
sekolah?
C. Tujuan Pembahasan

Berdasarkan uraian rumusan permasalahan diatas, maka dapat


diketahui tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian dari konsep pendidikan seumur


hidup.
2. Untuk mengetahui bagaimana pandangan Islam tentang pendidikan
seumur hidup.

2
3. Untuk mengetahui relasi dan implikasi pendidikan seumur hidup
dan pendidikan luar sekolah dalam hidup.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Pendidikan Seumur Hidup

Pendidikan seumur hidup adalah sebuah konsep Pendidikan yang


menerangkan tentang keseluruhan peristiwa kegiatan belajar mengajar
dalam proses pembinaan keprobadian yang berlangsung secara kontinyu
dalam keseluruan hidup manusia. Proses pembinaan kepribadian
memerlukan rentang waktu yang relatif Panjang, bahkan berlangsung
seumur hidup. 1
Pendidikan seumur hidup, yang disebut dengan long life
education adalah Pendidikan yang menekankan bahwa proses Pendidikan
berlangsung terus menerus sejak seorang dilahirkan hingga meninggal
dunia, baik dilaksanakan di jalur Pendidikan formal, nonformal maupun
informal.2

Pendapat ini menunjukkan, Pendidikan bukanlah didapat dari


bangku sekolah atau Pendidikan formal, namun juga dapat diperoleh dari
Pendidikan informal dan non formal. Pendidikan berlangsung seumur
hidup melalui pengalaman pengalaman yang dijalani dalam kehidupan
manusia. Pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsep
Pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa kegiatan belajar
mengajar dalam keseluruhan kehidupan manusia. Proses Pendidikan
seumur hidup berlangsung secara kontinyu dan tidak terbatas oleh waktu,
dan tempat sepanjang perjalanan hidup manusia sejak lahir hingga
meninggal dunia baik secara formal maupun non formal. Proses
Pendidikan seumur hidup tidak hanya dilakukan oleh seorang yang sedang
belajar pada Pendidikan formal, maupun bagi semua lapisan masyarakat.

1
M. Noor Syam, pengantar dasar dasar Pendidikan, Jakarta, usaha nasional 1998,
hlm.123
2
Redja Mudyaharjo, pengantar Pendidikan, Jakarta, rajagrantindo persada, 2003, hlm.31

3
Pendidikan diartikan sama dengan pertumbuhan manusia. Selama
diri manusia terjadi pertumbuhan, maka selama itu pula terjadi peristiwa
Pendidikan. Ini berarti, Pendidikan tidak berhenti pada pembelajaran
disekolah namun terus belanjut hingga akhir hayat. Sehingga tidak ada
kata terlambat untuk belajar. Belajar atau mendidik diri sendiri adalah
proses alamiah sebagai bagian integral atau merupakan totalitas
kehidupan. Jadi, manusia belajar atau mendidik ini bukanlah sebagai
persiapan bagi kehidupan yang akan datang, melainkan Pendidikan adalah
kehidupan itu sendiri. 3

Dalam konsep Pendidikan seumur hidup, Pendidikan merupakan


proses yang berlangsung terus menerus sejak manusia lahir sampai
meninggal dunia. Konsep ini mengharapkan agar manusia selain
berkembang seumur hidupnya, disisi lain juga mengharapkan agar
masyarakat dan pemerintah dapat menciptakan situasi yang merangsang
aktivitas belajar. Atas dasar ini maka sekolah bukanlah satu satunya masa
untuk belajar, melainkan Sebagian kecil dari proses belajar yang akan
berlangsung sepanjang hayat. Meskipun demikian Pendidikan juga
merupakan segi peningkatan terus menerus yang bertujuan,
dipertimbangkan secara masak serta dilengkapi secara baik. Peningkatan
itu merupakan hukum bagi semua umat.4

Secara sederhana, Gazalba menyimpulkan bahwa Pendidikan pada


lingkaran pertama adalah mula mula Pendidikan pasif melalui apa yang
dialami dalam keluarga, selanjutnya secara sederhana diajarkan keimanan,
akhirnya sedikit demi sedikit diberikan Pendidikan aktif secara ikut ikutan,
di samping ditanamkan akhlaq baik yang berhubungan dengan dirinya
sendiri, dengan anggota keluarga, dengan tetangga dan dengan orang lain.5

Semua itu adalah merupakan Pendidikan yang diperankan oleh


orang tua. Selanjutnya pada lingkungan kedua diisi oleh Lembaga
Lembaga formal yang bertugas memberikan persiapan kepada manusia

3
Nur Ani Aziz, Pendidikan seumur hidup, desember 2013, hal. 103
4
Fuad Hasan, dasar dasar kependidikan, Jakarta, hal. 234
5
Sidi Gazalba, op.cit., hal 107

4
untuk memperoleh kemampuan mencari penghidupan setelah
meninggalkan bangku sekolah. Sekolah sekolah juga dapat membentuk
manusia yang berpengetahuan ilmiah dan penguasaan teknologi guna
menyempurnakan kehidupan masyarakat. 6

B. Pandangan Islam Tentang Pendidikan Seumur Hidup

Dalam islam Pendidikan seumur hidup merupakan salah satu asas


Pendidikan. Seorang mukmin diharapkan agarrr terus menerus berinteraksi
dengan ayat ayat tuhan agar semakin memperkuat keimanan nya. Allah
swt berfirman dalam surah Al-Anfal ayat 2 yang memiliki makna sebagai
berikut “sesungguhnya orang orang yang beriman ialah mereka yang bila
disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat
ayat Nya bertambahlah iman mereka (karenaNya) dan hanyalah kepada
Tuhanlah mereka bertawakkal”. Dan pada surah Thaha ayat 114 yang
memiliki makna: maka Maha Tinggi Allah raja yang sebenar-benarnya
dan janganlah kamu tergesa gesa membaca al-Qur’an sebelum
disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah “ya Tuhanku,
tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.”.

Konsep dan praktek Pendidikan seumur hidup dalam masyarakat


islam telah berlangsung sejak lama. Jauh sebelum PBB pada tahun 1970 an
mempraaksarai Pendidikan seumur hidup (lifelong education) dalam islam
pada abad ketujuh setelah menegaskan tuntutlah ilmu dari buaian sampai
liang lahad, sayangnya kepopuleran ajaran Pendidikan seumur hidup dari
Rasulullah tidak sempat menggunggah perhatian umat islam untuk
mempraaksarainya menjadi word program.7

Menambah ilmu setiap saat sangat bermanfaat bagi kehidupan


manusia. Rasulullah saw sampai bersumpah: “demi Allah seandainya aku
tidak dapat menambah ilmu sehari saja, maka lebaik baik aku tidak
melihat matahari saat itu”.8 Ini merupakan isyarat akan pentingnya ilmu
pengetahuan dalam kehidupan manusia. Ilmu adalah kunci dunia dan
6
Sidi Gazalba, op.cit., hal 108
7
Ahmadi dan Nur Uhbiyadi, op.cit hal 233
8
Ramayulis, ilmu Pendidikan islam, Jakarta, 2002 hal 7

5
akhirat. Menurut UU. SISDIKNAS No. 2 tahun 2003: Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, akhlaq mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. 9

C. Relasi Antara Konsep Pendidikan Seumur Hidup dan Pendidikan


Luar Sekolah
Kehadiran pendidikan sepanjang hidup pada tahun enampuluh-an
disebabkan oleh munculnya kebutuhan belajar dan kebutuhan pendidikan
yang terus tumbuh dan berkembang sepanjang alur kehidupan manusia.
Berikut beberapa alasan mengenai urgensi pendidikan seumur hidup yang
dilihat dari beberapa aspek10, yaitu:
1. Aspek Ideologis
Setiap individu mempunyai hak yang sama dalam hal untuk
mendapatkan pendidikan seumur hidup sebagai peningkatan
pengetahuan dan keterampilan hidup.
2. Aspek Ekonomis
Pendidikan seumur hidup dalam aspek ekonomi
memungkinkan seseorang untuk memelihara produktivitasnya,
mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya,
memungkinkan hidup dalam lingkungan yang sehat dan
menyenangkan, dan memiliki motivasi dalam mengasuh serta
mendidik anak-anak secara tepat sehingga peranan pendidikan
dalam keluarga menjadi sangat besar dan penting.
3. Aspek Sosiologis
Orang tua yang kurang menyadari akan pentingnya
pendidikan sekolah bagi anak-anaknya, maka akan berakibat anak
yang putus sekolah, buta huruf, dan rendah produktivitas. Maka,
pendidikan seumur hidup adalah solusi pemecahan masalah bagi
orang tua.
9
Undang undang system Pendidikan nasional no. 20 tahun 2003, Jakarta
10
Roosdi Achmad Syuhada, Bimbingan dan Konseling dalam Masyarakat dan Pendidikan
Luar Biasa, (Jakarta: Depdikbud, 2001), hlm. 68.

6
4. Aspek Politis
Pendidikan perlu diberikan kepada semua orang karena
maju tidaknya suatu negara dipengaruhi oleh kualitas pendidikan
warga negaranya.
5. Aspek Filosofis
Pendidikan seumur hidup secara filosofis akan memberikan
dasar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara yang mana pasti
akan selalu terjadi perubahan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
6. Aspek Teknologis
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut
setiap orang untuk terus belajar agar bisa bertahan hidup. Selain itu
dengan teknologi maka pendidikan seumur hidup akan semakin
mudah.
7. Aspek Psikologis dan Pedagogis
Disebabkan perkembangan ilmu dan teknologi semakin
luas dan kompleks, maka dewasa ini tugas pendidikan formal yang
utama adalah bagaimana mengajarkan cara belajar, menanamkan
motivasi yang kuat kepada anak untuk terus belajar sepanjang
hayatnya.
8. Aspek Teknologi dan Kultural
Pada taraf negara-negara yang sedang berkembang, usaha
integrasi ilmu pengetahuan dan teknologi secara vertikal dan
horizontal sangatlah penting. Karena reference group diperlukan
untuk mengadakan kontak intelektual dan saling mendidik,
pendidikan yang mereka peroleh sebelumnya mungkin juga kurang
memadai, dan kurang lancarnya komunikasi dengan perubahan dan
inovasi yang terjadi di negara-negara lain.
9. Aspek Etis
Terselenggaranya pendidikan seumur hidup secara meluas
di kalangan masyarakat dapat menciptakan iklim lingkungan yang
memungkinkan terwujudnya keadilan sosial.

7
Delker mengemukakan bahwa pendidikan sepanjang hidup adalah
perbuatan wajar dan alamiah yang prosesnya tidak selalu memerlukan
kehadiran pendidik. Proses yang demikian mungkin tidak disadari oleh
seseorang atau kelompok bahwa mereka telah terlibat dalam kegiatan
belajar.
Program pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah yang
menerapkan prinsip-prinsip belajar sepanjang hidup ditandai dengan ciri
sebagai berikut:
1. Pembelajaran lebih ditekankan untuk menumbuhkan kemauan
belajar secara individual.
2. Program pembelajaran bersifat fleksibel.
3. Rekrutmen peserta didik tidak menggunakan proses seleksi.
4. Dapat menghilangkan sekat perbedaan kelembagaan dan tempat
pembelajaran sehingga setiap pihak bisa saling menghormati dan
saling mendukung.
5. Daya pengikat kegiatan belajar adalah kepentingan individu atau
komunitas.

Proses belajar dalam lingkungan pendidikan seumur hidup melalui


program pendidikan luar sekolah, dapat ditempuh dengan langkah berikut;
(1) Mengamati orang lain yang melakukan kegiatan, (2) Membantu orang
lain yang melakukan kegiatan, (3) Ikut serta bersama orang lain yang
melakukan kegiatan, (4) Mengerjakan sendiri pekerjaan atau kegiatan
tertentu. Melalui beberapa langkah tersebut maka tahap demi tahap dapat
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan aspirasinya.

Pendidikan luar sekolah yang berasaskan pendidikan seumur hidup


berorientasi pada terjadinya proses perubahan sikap dan perilaku peserta
didik kea rah mendewasa. Orang mendewasa (maturing person)
mempunyai makna yang berbeda dengan orang dewasa (a mature person).
Orang mendewasa adalah pribadi yang senantiasa mengembangkan
potensi diri dan berupaya mencapai kepuasan diri yang lebih baik dan
bermakna. Orang mendewasa berusaha untuk memenuhi kebutuhan baru
guna memecahkan masalah yang dihadapinya. Orang dewasa selalu

8
melakukan kegiatan secara dinamis, yaitu upaya memenuhi suatu
kebutuhan ke arah upaya selanjutnya untuk memenuhi kebutuhan yang
timbul kemudian.11

Selain itu pendidikan seumur hidup juga memiliki implikasi


tersendiri dengan arti sebagai akibat langsung dari pengaruh proses
pendidikan sepanjang hidup. Berikut implikasi pendidikan seumur hidup
dalam pendidikan12:

1. Pendidikan membaca dan menulis


2. Pendidikan kejuruan
3. Pendidikan professional
4. Pendidikan ke arah perubahan dan pengembangan
5. Pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik
6. Pendidikan kultural dan pengisian waktu luang.

11
Prof. H. D. Sudjana S.Pd., M.Ed., Ph.D., Pendidikan Luar Sekolah Wawasan, Sejarah
Perkembangan, Falsafah, Teori Pendukung, serta Asas, (Bandung: Falah Production, 2001), hlm.
224-225.
12
Noeng Muhadjir, Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial Suatu Teori Pendidikan,
(Yogyakarta: Rake Sarasin, 1993), hlm. 56.

9
BAB III
PENUTUP
Konsep pendidikan sepanjang hayat dimasyaratkan melalui Ketetapan
Majelis Pemusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor: IV/MPR/1978
Tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara tentang pendidikan. Pendidikan luar
sekolah yang berasaskan pendidikan sepanjang hayat berorientasi pada terjadinya
proses perubahan sikap dan perilaku peserta didik kea rah mendewasa yang
mempunyai makna berbeda dengan orang dewasa.
Pendidikan sepanjang hayat bersifat urgensi mengingat tujuan dan
implikasinya terhadap individu, baik organisasi, maupun negara sekalipun.
Beberapa implikasi pendidikan sepanjang hidup meliputi: pendidikan membaca
dan menulis, pendidikan kejuruan, pendidikan professional, pendidikan ke arah
perubahan dan pengembangan, pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan
politik, pendidikan kultural dan pengisian waktu luang.

10
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. (t.thn.). Pendidikan Keluarga di Era Modern dalam Kontek Long Life
Education Berdasarkan al-Qur'an Surat Luqman.
Aziz, N. A. (2013). Pendidikan Seumur Hidup.
Haryanto Al-Fandi, M. P. (t.thn.). Konsep Pendidikan Seumur Hidup.
Hasan, F. (t.thn.). Dasar-dasar kependidikan. Jakarta.
Huda, M. (Januari - Juni 2021). Tahapan Perkembangan dan Pembelajara sebagai
Landasan Konsep Life Long Education: Sebuah Pemikiran Ali Ahmad
Madkur. Tarbawi: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 18 No. 1.
Mudyaharjo, R. (2003). Pengantar Pendidikan. Jakarta: rajagratinindo.
Muhadjir, N. (1993). Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial Suatu Teori
Pendidikan. Yogyakarta: Rake Sarasin.
Prof. H. D. Sudjana S.Pd., M. P. (2001). Pendidikan Luar Sekolah Wawasan,
Sejarah Perkembangan, Falsafah, Teori Pendukung serta Asas. Bandung:
Falah Production.
Ramayulis. (2002). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta.
Syam, M. N. (1998). Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: Usaha
Nasional.
Syuhada, R. A. (2001). Bimbingan dan Konseling dalam Masyarakat dan
Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Depdikbud.
Taufik Rizki Sista, d. (Februari 2018). The Implementation of Lifelong Education
in Non-formal Education. EDUCAN, Vol. 2 No. 1.
Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003. (t.thn.). Jakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai