Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Materi Pendidikan Luar Sekolah
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
FAKULTAS TARBIYAH
1444/2022
BAB I
PENDAHULUAN
1
kemudian selanjutnya memerintahkan agar mempersiapkan segala sesuatu
yang memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan hasil tanaman yang
sebaik-baiknya.
B. Rumusan Masalah
2
3. Untuk mengetahui relasi dan implikasi pendidikan seumur hidup
dan pendidikan luar sekolah dalam hidup.
BAB II
PEMBAHASAN
1
M. Noor Syam, pengantar dasar dasar Pendidikan, Jakarta, usaha nasional 1998,
hlm.123
2
Redja Mudyaharjo, pengantar Pendidikan, Jakarta, rajagrantindo persada, 2003, hlm.31
3
Pendidikan diartikan sama dengan pertumbuhan manusia. Selama
diri manusia terjadi pertumbuhan, maka selama itu pula terjadi peristiwa
Pendidikan. Ini berarti, Pendidikan tidak berhenti pada pembelajaran
disekolah namun terus belanjut hingga akhir hayat. Sehingga tidak ada
kata terlambat untuk belajar. Belajar atau mendidik diri sendiri adalah
proses alamiah sebagai bagian integral atau merupakan totalitas
kehidupan. Jadi, manusia belajar atau mendidik ini bukanlah sebagai
persiapan bagi kehidupan yang akan datang, melainkan Pendidikan adalah
kehidupan itu sendiri. 3
3
Nur Ani Aziz, Pendidikan seumur hidup, desember 2013, hal. 103
4
Fuad Hasan, dasar dasar kependidikan, Jakarta, hal. 234
5
Sidi Gazalba, op.cit., hal 107
4
untuk memperoleh kemampuan mencari penghidupan setelah
meninggalkan bangku sekolah. Sekolah sekolah juga dapat membentuk
manusia yang berpengetahuan ilmiah dan penguasaan teknologi guna
menyempurnakan kehidupan masyarakat. 6
5
akhirat. Menurut UU. SISDIKNAS No. 2 tahun 2003: Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, akhlaq mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. 9
6
4. Aspek Politis
Pendidikan perlu diberikan kepada semua orang karena
maju tidaknya suatu negara dipengaruhi oleh kualitas pendidikan
warga negaranya.
5. Aspek Filosofis
Pendidikan seumur hidup secara filosofis akan memberikan
dasar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara yang mana pasti
akan selalu terjadi perubahan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
6. Aspek Teknologis
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut
setiap orang untuk terus belajar agar bisa bertahan hidup. Selain itu
dengan teknologi maka pendidikan seumur hidup akan semakin
mudah.
7. Aspek Psikologis dan Pedagogis
Disebabkan perkembangan ilmu dan teknologi semakin
luas dan kompleks, maka dewasa ini tugas pendidikan formal yang
utama adalah bagaimana mengajarkan cara belajar, menanamkan
motivasi yang kuat kepada anak untuk terus belajar sepanjang
hayatnya.
8. Aspek Teknologi dan Kultural
Pada taraf negara-negara yang sedang berkembang, usaha
integrasi ilmu pengetahuan dan teknologi secara vertikal dan
horizontal sangatlah penting. Karena reference group diperlukan
untuk mengadakan kontak intelektual dan saling mendidik,
pendidikan yang mereka peroleh sebelumnya mungkin juga kurang
memadai, dan kurang lancarnya komunikasi dengan perubahan dan
inovasi yang terjadi di negara-negara lain.
9. Aspek Etis
Terselenggaranya pendidikan seumur hidup secara meluas
di kalangan masyarakat dapat menciptakan iklim lingkungan yang
memungkinkan terwujudnya keadilan sosial.
7
Delker mengemukakan bahwa pendidikan sepanjang hidup adalah
perbuatan wajar dan alamiah yang prosesnya tidak selalu memerlukan
kehadiran pendidik. Proses yang demikian mungkin tidak disadari oleh
seseorang atau kelompok bahwa mereka telah terlibat dalam kegiatan
belajar.
Program pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah yang
menerapkan prinsip-prinsip belajar sepanjang hidup ditandai dengan ciri
sebagai berikut:
1. Pembelajaran lebih ditekankan untuk menumbuhkan kemauan
belajar secara individual.
2. Program pembelajaran bersifat fleksibel.
3. Rekrutmen peserta didik tidak menggunakan proses seleksi.
4. Dapat menghilangkan sekat perbedaan kelembagaan dan tempat
pembelajaran sehingga setiap pihak bisa saling menghormati dan
saling mendukung.
5. Daya pengikat kegiatan belajar adalah kepentingan individu atau
komunitas.
8
melakukan kegiatan secara dinamis, yaitu upaya memenuhi suatu
kebutuhan ke arah upaya selanjutnya untuk memenuhi kebutuhan yang
timbul kemudian.11
11
Prof. H. D. Sudjana S.Pd., M.Ed., Ph.D., Pendidikan Luar Sekolah Wawasan, Sejarah
Perkembangan, Falsafah, Teori Pendukung, serta Asas, (Bandung: Falah Production, 2001), hlm.
224-225.
12
Noeng Muhadjir, Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial Suatu Teori Pendidikan,
(Yogyakarta: Rake Sarasin, 1993), hlm. 56.
9
BAB III
PENUTUP
Konsep pendidikan sepanjang hayat dimasyaratkan melalui Ketetapan
Majelis Pemusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor: IV/MPR/1978
Tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara tentang pendidikan. Pendidikan luar
sekolah yang berasaskan pendidikan sepanjang hayat berorientasi pada terjadinya
proses perubahan sikap dan perilaku peserta didik kea rah mendewasa yang
mempunyai makna berbeda dengan orang dewasa.
Pendidikan sepanjang hayat bersifat urgensi mengingat tujuan dan
implikasinya terhadap individu, baik organisasi, maupun negara sekalipun.
Beberapa implikasi pendidikan sepanjang hidup meliputi: pendidikan membaca
dan menulis, pendidikan kejuruan, pendidikan professional, pendidikan ke arah
perubahan dan pengembangan, pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan
politik, pendidikan kultural dan pengisian waktu luang.
10
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. (t.thn.). Pendidikan Keluarga di Era Modern dalam Kontek Long Life
Education Berdasarkan al-Qur'an Surat Luqman.
Aziz, N. A. (2013). Pendidikan Seumur Hidup.
Haryanto Al-Fandi, M. P. (t.thn.). Konsep Pendidikan Seumur Hidup.
Hasan, F. (t.thn.). Dasar-dasar kependidikan. Jakarta.
Huda, M. (Januari - Juni 2021). Tahapan Perkembangan dan Pembelajara sebagai
Landasan Konsep Life Long Education: Sebuah Pemikiran Ali Ahmad
Madkur. Tarbawi: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 18 No. 1.
Mudyaharjo, R. (2003). Pengantar Pendidikan. Jakarta: rajagratinindo.
Muhadjir, N. (1993). Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial Suatu Teori
Pendidikan. Yogyakarta: Rake Sarasin.
Prof. H. D. Sudjana S.Pd., M. P. (2001). Pendidikan Luar Sekolah Wawasan,
Sejarah Perkembangan, Falsafah, Teori Pendukung serta Asas. Bandung:
Falah Production.
Ramayulis. (2002). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta.
Syam, M. N. (1998). Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: Usaha
Nasional.
Syuhada, R. A. (2001). Bimbingan dan Konseling dalam Masyarakat dan
Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Depdikbud.
Taufik Rizki Sista, d. (Februari 2018). The Implementation of Lifelong Education
in Non-formal Education. EDUCAN, Vol. 2 No. 1.
Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003. (t.thn.). Jakarta.
11