Anda di halaman 1dari 65

MUHAMMAD ARIF YUDHA P

1604102010081

Bab 1. Konsepsi Belajar Sepanjang


Hayat

Belajar sepanjang hayat adalah suatu konsep, suatu idea,


gagasan pokok dalam konsep ini ialah bahwa belajar itu tidak
hanya berlangsung di lembaga-lembaga pendidikan formal
seseorang masih dapat memperoleh pengetahuan kalau ia mau,
setelah ia selesai mengikuti pendidikan di suatu lembaga
pendidikan formal. Ditekankan pula bahwa belajar dalam arti
sebenarnya adalah sesuatu yang berlangsung sepanjang
kehidupan seseorang. Bedasarkan idea tersebut konsep belajar
sepanjang hayat sering pula dikatakan sebagai belajar
berkesinambungan (continuing learning). Dengan terus menerus
belajar, seseorang tidak akan ketinggalan zaman dan dapat
memperbaharui pengetahuannya, terutama bagi mereka yang
sudah berusia lanjut. Dengan pengetahuan yang selalu
diperbaharui ini, mereka tidak akan terasing dan generasi muda,
mereka tidak akan menjadi snile atau pikun secara dini, dan
tetap dapat memberikan sumbangannya bagi kehidupan di
lingkungannya.

Pengertian Konsep
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia selain berarti
rancangan, konsep juga bermakna ide atau pengertian yang di
abtraksikan dari peristiwa-peristiwa konkrit atau gambaran
mental dan obyek proses ataupun yang ada di luar bahasa yang
digunakan oleh akal budi memahami hal-hal lain.
Kata konsep dari bahasa inggris (concept), yang berarti bagan,
rencana, gagasan, pandangan, cita-cita (yang telah ada dalam
fikiran).
Sedangkan menurut Ibrahim Madkur, kata konsep (Inggnis
concept) dipadankan dengan istilah makna kulli (Arab), yang
artinya pikiran (gagasan) yang bersifat umum, yang dapat
menenima generalisasi) Sedangkan dengan makna-makna
tersebut, maka konsep yang dimaksudkan dalam pengertian ini,
ialah sejumlah gagasan, ide-ide, pemikiran, pandangan ataupun
teori-teori yang dalam konteks ini dimaksudkan ialah ide-ide,
gagasan, pemikiran tentang belajar sepanjang hayat.

Belajar Sepanjang Hayat


Belajar sepanjang hayat adalah suatu konsep tentang
belajar terus menerus dan berkesinambungan (continuing-
learning) dari buaian sampai akhir hayat, sejalan dengan fase-
fase perkembangan pada manusia. Oleh karena setiap fase
perkembangan pada masing-masing individu harus dilalui
dengan belajar agar dapat memenuhi tugas-tugas
perkembanganya, maka belajar itu dimulai dari masa kanak-
kanak sampai dewasa dan bahkan masa tua.
Dalam hubungannya dengan belajar sepanjang hayat, akan
dikemukakan tugas-tugas perkembangan masa dewasa awal,
masa setengah baya dan orang tua, untuk memberikan
pengalaman belajar yang sesuai dalam rangka belajar sepanjang
hayat.
Tugas perkembangan tersebut adalah:
a. Tugas perkembangan masa dewasa awal: Memilih pasangan
hidup, bertanggung jawab sebagai warga Negara, dan berupaya
mendapatkan kelompok social yang tepat serta menarik.

b. Tugas perkembangan masa setengah baya: Bertanggung


jawab social dan menjadi warga Negara yang baik, mengisi
waktu senggang dengan kegiatan-kegiatan tertentu,
menyesuaikan diri dengan perubahan fisik dan pertambahan
umur.
c. Tugas perkembangan orang tua: Menyesuaikan din dengan
menurunnya kekuatan fisik, kesehatan dan pendapatan.
Menyesuaikan diri dengan keadaan sebagai janda, duda,
memenuhi kewajiban sosial sebagai seorang warga Negara yang
baik dan membangun kehidupan fisik yang memuaskan.
Tugas-tugas perkembangan itu nampaknya disiapkan
untuk belajar sepanjang hayat, yang dapat dilihat dari adanya
tugas perkembangan untuk orang dewasa, setengah baya dan
untuk masa tua. Tugas perkembangan ini juga amat berguna
bagi pendidikan luar sekolah, di rumah dalam kehidupan rumah
tangga maupun di lembaga-lembaga pendidikan yang ada di
masyarakat, seperti kursus-kursus, perkumpulan sodial, agama,
persatuan para lanjut usia dan sebagainya.
Dengan demikian tugas perkembangan yang harus
ditempuh melalui belajar, tidak hanya dimulai dan masa kanak-
kanak, tetapi berlanjut sampai masa dewasa dan masa tua. Jelas
bahwa belajar berlangsung secara terus-menerus dan
berkesinambungan sepanjang kehidupan seseorang.
Secara umum, gerakan belajar sepanjang hayat itu baru
dipublikasikan di sekitar tahun 1970, ketika UNESCO
menyebutnya sebagai tahun Pendidikan Internasional
(International Education Year). Karena pada tahun itu
dilontarkan berbagai isu pembaharuan dalam falsafah dan
konsep tentang pendidikan. Latar belakang munculnya gagasan
ini ialah rasa kurang puas terhadap pelaksanaan belajar melalui
sistem sekolah, yang dikatakan memperlebar jurang antara yang
kaya dan yang miskin. Secara eksplisit gagasan ini dilontarkan
oleh Paul Lengrand dalam bukunya yang beijudul An
Introduction to life Long Education.
Pengembangan pemikiran Lengran tersebut merubah
anggapan bahwa belajar atau pendidikan itu tidak hanya
berlangsung di dunia pendidikan sekolah, sedangkan di luar
dunia sekolah sebenarnya secara individual, mereka terus belajar
sesuai dengan kebutuhannya masing-masing dan dengan cara
yang disenanginya.
Muncul dan berkembangnya konsep belajar sepanjang
hayat tersebut menunjukkan bahwa pengalaman belajar tidak
pernah berhenti selama manusia itu sadar dan berinteraksi
dengan lingkungannya.Belajar sepanjang hayat sebagai asas
baru, kesadaran baru, harapan baru, membawa implikasi kepada
pentingya aktivitas individual mandiri guna senantiasa memburu
pengetahuan, pengalaman-pengalaman baru kapanpun dan
dimanapun.
Dari gagasan-gagasan baik melahui pendekatan
keagamaan, maupun yang bersifat umum, dapat dipahami
bahwa hakekatnya belajar itu tiada hentinya, terutama bagi
orang dewasa dan orang tua agar mereka dapat mengikuti
perkembangan zaman serta penemuan-penemuan baru di bidang
pengetahuan dan teknologi.

1) Dari dimensi psikologis, belajar sepanjang hayat,


terutama bagi orang dewasa dan orang tua dalam situasi belajar
mempunyai sikap tertentu. Karena itu perlu diperhatikan hal-hal
berikut: Belajar adalah suatu pengalaman yang diinginkan oleh
orang dewasa itu sendiri. Maka orang dewasa perlu
dimotivasikan untuk mencari pengetahuan yang lebih mutakhir,
ketrampilan baru dan sikap yang lain.

2) Orang dewasa belajar kalau ditemukannya arti pribadi


bagi dirinya dan melihat sesuatu mempunyai hubungan dengan
kebutuhannya.

3) Bagi orang dewasa proses belajar adalah khas dan


bersifat individual. Setiap orang punya cara dan kecepatan
sendiri untuk belajar dan memecahkan masalah. Dengan
kesempatan mengamati cara-cara yang dipakai orang lain, Ia
dapat memperbaiki dan menyempumakan caranya sendiri, agar
menjadi lebih efektif.
Memperhatikan situasi belajar bagi orang dewasa tersebut,
maka salah satu teori belajar klasik, yaitu teori psikologi belajar
naturalistic atau aktualisasi diri, teori ini berpangkal dari
psikologi naturalistic romantic yang dipelopori Rousseau.
Menurut teori ini belajar itu sebaiknya dilakukan secara wajar di
alam bebas, bisa diterapkan pada pendidikan luar sekolah,
terutama untuk belajar seumur hidup.

1. Kehidupan Kemanusiaan dibangun oleh kehidupan fisik dan


kehidupan fikirannya. Kehidupan fisik berawal dari
kelahirannya di dunia melalui ibu kandung genetikannya,
kemudian tumbuh dilengkapi dengan kehidupan fikirannya yang
semakin lama semakin sempurna dan menentukan keberadaan
kemanusiaannya. Kehidupan fikiran manusia tidak saja berupa
untuk kerja dari bagian tuhub otak, saraf, dan indera baik yang
bersifat analisis maupun sintetis, melainkan juga merupakan
sarana dan prasarana memahami sumber dari segala sumber
kreatifitasnya.
Kehidupan fikiran manusia dikembangkan secara sadar melalui
pendidikan dan pengajaran di sekolah baik secara formal
maupun tidak formal, mulai dari sekolah dasar sampai ke
sekolah tinggi, sehingga perguruan tinggi tempat kita berhasil
meraih kesarjanaan keilmuan disebut almamater, ibu kandung
keilmuan.

2. Kehidupan fisik manusia memerlukan makan, minum, dan


bergerak, sehingga ia akan mati bila hal itu tidak dipenuhi.
Demikian pula kehidupan pikiran manusia akan mati bila
manusia tidak belajar atau berfikir. Tidak jarang manusia
fisiknya masih hidup tetapi fikirannya masih telah mati atau
mandeg, sehingga kita harus selalu mawas diri apakah proses
belajar masih berlangsung dalam diri kita atau tidak.

3. Proses belajar ditunjukkan oleh adanya rasa ingin tahu yang


dikemukakan dan bentuk pertanya : bertanya. Tidak bertanya
atau tidak ingin tau berarti tidak ada proses belajar.
Semakin dewasa seseorang mestinya semakin canggih proses
belajar yang berlangsung dalam dirinya, berarti semakin canggih
pula caranya ia bertanya.
Dengan demikian tanpa dibarengi kesadaran membangkitkan
rasa ingin tahu, kegiatan di sekolah seperti kuliah, membaca
atau praktikum bukanlah proses belajar yang meningkatkan
kehidupan fikiran seseorang, namun sekedar kegiatan merekam
dan latihan fisik belaka

4. Upaya sistematik setelah merumuskan rasa ingin tahu dalam


bentuk bertanya adalah mencari jawaban. Salah satu cara
paling mudah untuk mencari jawab adalah bertanya kepada
orang yang lebih tahu tentang hal tersebut : Berguru.
Komunikasi dengan seorang guru sangat manusiawi karena
diselenggarakan dengan nalar, rasa, bahasa dan gerak yang telah
sama sama dipahami : sangat manusiawi.
Kelembagaan berguru ini berkembang menjadi suatu sistem
pendidikan yang formal yang menganut paham seakan-akan
makin banyak berguru adalah makin baik.

5. Cara lain untuk menjawab keingintahuan adalah Membaca


Buku.
Membaca buku adalah cara paling objektif untuk mengetahui
berbagai informasi keilmuan yang merupakann kompilasi
pengalaman manusia yang tertulis secara sistemik. Budaya
membaca buku dapat dilakukan oleh siapa saja, dimana saja,
dan kapan saja. dengan membaca buku perpindahan informasi
dapat langsung terjadi dari tangan pertama si penulis dengan
seluruh pembaca bukunya.
Baca tulis adalah budaya dasar umat manusia untuk
meningkatkan peradabannya. Oleh karena itu tingkat
kemampuan membaca dan menulis adalah kemampuan dasar
kemanusiaan yang tidak akan tergantikan. Kemampuan
seseorang untuk membaca dengan cepat dan menulis dengan
baik harus dipelihara setiap saat.
6. Untuk membaca sangat diperlukan kemampuan berbahasa
yang baik.
Kemampuan berbahasa tidak sekedar penguasan perbendaharaan
atau tatabahasa, tetapi juga mencakup kemampuan berekspresi
dan apresiasi. Disamping bahasa dari berbagai bangsa yang
maju tingkat keilmuannya, dalam beberapa hal matematika
(ilmu pasti) juga merupakan bagian dari keilmuan, terutama
untuk secara tepat mengungkapkan tingkatan kepastian.
Kemampuan berbahasa yang tinggi membuka peluang untuk
mengungkap pengertian yang tersurat maupun tersirat pada
tingkat keseksamaan yang tinggi.

7. Kecepatan membaca juga diperlukan, sehingga kemampuan


untuk membaca cepat ini perlu dilatih, dipelihara dan
ditingkatkan. Huruf adalah lambang bunyi, kata adalah
lambang arti, kalimat adalah lambang pesan, dan alinea
adalah lambang pokok pikiran. Oleh karena itu perlu dilatih
membaca alinea agar dapat menangkap rangkaian pokok-pokok
pikiran secara cepat dan tepat, yang bersamaan dengan itu dapat
ditangkap pesan utamanya dari kalimat kunci, dan pengertian
dasarnya dari kata kunci.

8. Kemampuan untuk memilih dan membaca buku ajar (text


book) adalah kemampuan minimal yang harus dikuasai oleh
mahasiswa. Perpustakaan dengan segala tata caranya harus
merupakan bagian dari kehidupan mahasiswa.
Mahasiswa harus bisa menggunakan katalog atau software yang
tersedia untuk penelusuran buku dan memilih buku yang
mana harus dibaca. Pengertian dari setiap jenis buku harus
difahami sehingga tepat dan benar menggunakannya.
Mahasiswa harus mengenal perbedaan buku referensi
Ensiklopedia, Buku Abstrak, Buku Indeks, Kamus,
Monogram dll, terhadap Buku Ajar, Journal, Catatan, dll.

9. Dalam membaca buku ajar (text book) metoda SQ3R dapat


diterapkan, mencakup langkah-langkah penting sebagai berikut :
Survey melihat sekilas buku dengan ilustrasinya, membaca
kata pengantarnya dan seterusnya sehingga menimbulkan rasa
ingin tahu dan bertanya ; Question bertanya-tanya tentang
bahan yang akan dibahas, dalam buku ajar seringkali disiapkan
daftar pertanyaan untuk membantu pembaca memandu rasa
ingin tahunya ; Read membaca secara cepat dan menyeluruh
untuk menangkap pokok-pokok pikiran, tidak mengulang-ulang
membaca kalimat atau kata; Review menelaah pokok-pokok
pikiran yang penting, pesan-pesan yang penting, serta kata-kata
kuncinya; Recall mengulang telaahan, membahas dan
menguasai permasalahannya.

10. Keingin tahu seseorang juga seringkali hanya dapat dijawab


dengan membaca langsung kenyataan alamnya. Dalam hal ini
kita harus mampu berdialog secara alami dan secara manusiawi.
Dalam dialog manusiawi dimana lawan bicara kita juga adalah
manusia maka lawan bicara kita ini memiliki kemampuan untuk
mengungkapkan fikirannya sendiri dengan bahasa yang telah
sama-sama kita ketahui. Sedangkan dalam hal dialog dengan
alam terlebih dahulu kita harus melakukan kompilasi logika
alam kedalam fikiran manusiawi kita.
Pelajaran kimia, fisika, biologi dan ilmu-ilmu pengetahuan alam
lainnya pada dasarnya adalah proses kompilasi fikiran alam
kedalam fikiran manusia, yang akan terungkap kembali saat kita
berdialog dengan alam.

11.Berdialog dengan alam tidak mudah, mungkin paling sulit.


Oleh karena itu suatu cara sistematik perlu dikembangkan, yaitu
dengan cara membawa fenomena alam itu ke dalam
laboratorium untuk ditelaah, dan praktikum pada dasarnya
adalah latihan untuk memiliki kemampuan itu, kemampuan
berdialog dengan alam. Dengan demikian praktikum bukan
sekedar cara untuk melengkapi atau menyempurnakan
penguasaan materi perkuliahan, melainkan menanamkan
pengertian dan kemampuan dasar untuk dapat berdialog
langsung dengan alam secara alami dan manusiawi.

12. Berbagai upaya sistematik di atas adalah upaya untuk menjawab


keingin tahuan dan pertanyaan berbagai hal yang bersifat fisik
alamiah ilmiah, dengan baik yang nyata dan kasat mata maupun
ilmiah yang abstrak dan tak terlihat, hasilnya adalah pemahaman
ilmu alamiah yang ilmiah. Sementara itu kehidupan
kemanusiaan tidak sebatas hal-hal fisik, alamiah, dan ilmiah saja
melainkan juga mencakup hal-hal yang metafisik dan gaib.

Dalam hal ingin memenuhi keingintahuan atas hal-hal yang gaib


dan metafisik ini maka pendekatan yang paling bertanggung-
jawab adalah pendekatan agama yang ilahiyah, bukan mimpi
atau sekedar renungan, karena pendekatan agama merujuk
petunjuk guru (Nabi Allah), buku (kita suci) dan pengalaman
(sariah) yang absah dan dapat ditelusuri kebenarannya.
Sesungguhnya ilmu dan agama bersumber dari Maha Pencipta,
dengan demikian kedua hal tersebut akan saling melengkapi
dan menyempurnakan, akan memberikan pemahaman dari
rujukan yang utuh, menyeluruh dan terpadu, tidak akan saling
bertentangan.
Bab 2. Konsepsi Ideal
Kealaman

1. Rekayasa atau Terapan Ilmu dan Teknologi pada dasarnya


adalah upaya untuk melakukan perubahan sesuatu dari satu
keadaan ke keadaan lain yang lebih bernilai guna dan
bermanfaat bagi kemanusiaan (baik berupa perubahan gerak,
materi, energi, kehidupan, maupun kemanusiaan)..
Oleh karena itu untuk rekayasa pertama-tama akan
diperlukan pengetahuan untuk mengidentifikasi serta
menetapkan nilai suatu keadaan, yang secara ilmiah formal
hal ini dibahas dalam ilmu Termodinamika.
Nama ilmu termodinamika ini sebenarnya salah kaprah,
karena yang dibahas dalam pelajarannya bukan bagaimana
terjadinya perubahan perpindahan panas ( fenomena aliran
panas), melainkan membahas variabel dan parameter
penunjuk dan penilai keadaan panas. Dengan demikian nama
ilmu keadaan lebih tepat untuk digunakan dalam
pembahasan tersebut. sesungguhnya sistematika ilmu ini
tidak hanya berlaku untuk peristiwa panas atau alamiah saja,
tetapi juga akan dapat diterapkan untuk menilai keadaan
kehidupan atau kemanusiaan.
2. Proses penerapan ilmu dan teknologi secara lengkap akan
memerlukan ilmu-ilmu sebagai berikut :
Ilmu untuk menilai keadaan; baik keadaan awal, akhir
maupun antaranya dibandingkan terhadap keadaan
lingkungannya (Termodinamika).
Ilmu untuk menata terjadinya peristiwa perubahan yang
bersifat fisik atau sementara ( Kinetika Fisika).
Ilmu untuk menata terjadinya peristiwa perubahan yang
bersifat kekal atau persenyawaan kimiawi (Kinetika
Kimia).
Ilmu untuk menetapkan rancangan bentuk dan ukuran
wadah tempat peristiwa perubahan itu terjadi sesuai
dengan kondisi
dan skala yang diharapkan (Ilmu Reaktor dan peralatan
penunjang lainnya).

Ilmu untuk mengendalikan proses peristiwa percobaan


yang berlangsung sesuai dengan dinamikanya dan
penataan yang diterapkan (Ilmu dinamika dan
pengendalian proses).
Diharapkan dengan kemampuan merekayasa tersebut di atas
secara utuh, terapan ilmu dan teknologi yang diinginkan bisa
terealisir secara baik : efisien dan efektif.
3. Ukuran baik buruknya keberlangnsungan suatu proses
perubahan dapat dinyatakan oleh besaran efisiensi dan
efektivitas.
Efisiensi merupakan ukuran pencapaian nilai,
memperbandingkan hasil yang diperoleh terhadap hasil ideal
yang dapat dicapai. Dalam hal hasil ideal ini sulit
didefinisikan, seringkali digantikan oleh hasil maksimal yang
pernah dicapai (rekor) sebagai patokan pencapaian prestasi.
Dengan demikian besaran efisiensi tidak bersatuan karena
seharusnya besaran tersebut memperbandingkan ukuran
dengan satuan yang sama. Dapat pula digunakan istilah
Hasilguna sebagai kata indonesia dari besaran efisiensi ini
dengan simbol eta.
Efektifitas merupakan ukuran upaya yang dilakukan untuk
mencapai hasil yang diperoleh, besaran ini dapat diperoleh
dengan memperbandingkan hasil yang dicapai (prestasi)
terhadap besarnya upaya yang telah diberikan. Dengan
demikian besaran efektivitas selalu bersatuan : persatuan
upaya atau energi yang digunakan. Kata Indonesia Dayaguna
dapat digunakan sebagai istilah penggantinya, dengan
simbol : Epsilon.

4. Pencapaian nilai efisiensi (hasilguna) yang setinggi-tingginya


belum menjamin tercapanya kinerja terbaik dari suatu
peristiwa perubahan yang terjadi sebelum dikonfirmasi oleh
tercapainya nilai efektibitas (dayaguna) yang dinyatakan oleh
pencapaian efisiensi terbaik dan efektivitas terbaik.

Tampilan Hasil nyata Efisiensi Daya upaya Efektivitas


perilaku (Olahan (hasil (energi/waktu) (daya
perhari) guna) guna)
ha Piring ha
Petani A 2 ------ A = 50 1 ------ A =2 ------
hari % hari hari

ha Piring
Petani B 3 ------ B = 75 2 ------ B= 1,5
hari % hari
ha
Nilai 4 ------ A < B ------ A > B
ideal/ hari
Rekor
Prestasi

Dengan demikian konsepsi ideal sangan diperlukan sebagai


acuan untuk mengukur tingkat pencapaian perubahan : sejauh
mana dan kearah mana perubahan terjadi.
Dalam hal konsepsi ideal sulit atau tidak berhasil
didefinisikan, seringkali rekor prestasi (pencapaian
maksimal) diambil sebagai acuan penggantinya.

5. Dalam peristiwa alam konsepsi Ideal diterapkan misalnya


unttu pengertian gas ideal, larutan ideal, dst.
Keadaan ideal suatu gas misalnya ditunjukkan oleh perilaku
besaran Tekanan (P), Volume (V) dan Temperatur (T) gas
yang memenuhi persamaan Gas Ideal :

PV
--- = C
T
Dimana C = tetapan

Berarti bila ada suatu gas yang mengisi suatu ruang diukur
dalam kondisi yang berbeda menunjukkan hubungan seperti
diatas, misalnya :

P1V1 P2V2
------ = ------
T1 T2
Maka gas tersebut memenuhi kriteria Gas Ideal.
Pemahaman bahwa yang ideal itu tidak pernah ada adalah
pemahaman konsepsi ideal yang keliru.
Pertanyaan yang muncul adalah menganpa konsepsi ideal
gas dinyatakan dalam perilaku memenuhi rumus diatas ?
Idealnya gas tidak ditunjukkan oleh jenisnya gas melainkan
oleh keberadaan molekulnya dalam ruang. Dengan jarak
antar-molekul yang sangat besar menjadikan keberadaan
molekul yang bebas sendiri tidak berinteraksi diantara sesama
molekul, memberikan keterukuran tekanan, volume dan
temperatur yang benar-benar merupakan hasil tumbukan
molekul tersebut ke dinding tidak terganggu oleh molekul
yang lain, sehingga variabel P, V, T tersebut mengungkapkan
sepenuhnya nilai gerak yang dimiliki semua molekul secara
mandiri.
Kondisi alam yang mendukung memungkinkan terjadinya
keberadaan molekul seperti ini misalnya kalau gas berada
pada termperatur tinggi atau berada pada konsentrasi molekul
yang sangat rendah, sehingga dapat dibayangkan pada
keadaan itu jarak antar molekul sangat berjauhan.

6. Konsepsi gas ideal ini ternyata dapat memberikan


pemahaman yang lebih baik tentang keterukuran temperatur,
dengan ditemukannya konsepsi temperatur absolut oleh
kelvin.
pada keadaan-ideal kenyataan menunjukkan adanya
hubungan linier antara Tekanan dan Temperatur gas untuk
suatu Volume tertentu gas kelvin mengekstrapolasi garis
lurus gas-gas ideal dalam diagram P-T ke arah tekanan
rendah, yang akan memberikan titik potong dari setiap garis
dengan absis T pada satu titik yang sama yaitu temperatur
nol absolut, yang setara dengan temperatur minus 273,16
derajat celcius. Pada titik nol absolut ini temperatur
mencapai harga nol absolut, yang diduga bahwa pada
temperatur itu tidak lagi ada berbagai bentuk gerak.
7. Kondisi tanpa gerak sama sekali ini benar-benar dapat
merupakan suatu keadaan absolut. Dapat dibayangkan bila
bumi dan bulan tidak bergerak pada porosnya atau berevolusi,
maka gaya gravitasinya akan menyebabkan kedua benda
tersebut saling menarik dan bergerak ke arah saling
berbenturan. Hal yang serupa dapat kita bayangkan pula pada
skala yang sangat kecil antara elektron dengan inti atom,
yang pada akhirnya akan saling berbenturan menghasilkan
reaksi inti atau ledakan atom.Pada kenyataan alam kondisi
nol absolut ini sulit untuk dicapai, namun dapat saja didekati
dengan berbagai cara. Salah satu cara diantaranya adalah
dengan membatasi ruang gerak dan jarak antara inti-inti
atom, seakan-akan mengikatnya dalam suatu kisi-kisi atom
yang sangat rapat sehingga hanya elektron saja yang dapat
bergerak bebas, sehingga material tersebut menjadi bahan
superkonduktor.

8. Kedua bahasan terakhir memberikan gambaran seolah-olah


dapat mengisolasi sebutir atom, memegang sebuah atom
sebagai suatu unsur materi terkecil yang kaku, yang
mempunyai nilai hanya pada dirinya, mandiri. Juga
ditunjukkan dalam bahasan tersebut bahwa penggunaan
istilah bahasa dalam keilmuan yang tidak mengada-ada, akan
tetapi berusaha memberikan pengertian yang sebenarnya
dan berupaya menunjukkan pada tingkat kepastiannya
(seksama, presisi, absah dst). Dengan demikian upaya
pemodelan berkonsepsi, dan menyampaikannya dengan
bahasa yang gamblang merupakan ciri penting manusia
ketika mengemukakan fikiran keilmuannya.
A. Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi bagi Kehidupan
Manusia
Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa
kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan
berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap inovasi
diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan
manusia. Memberikan banyak kemudahan,dan kecepatan
menghasilkan serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas
manusia.
Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak
manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan
dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya
diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga
memungkinkan digunakan untuk hal negatif.

B. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai dasar Pengembangan


Teknologi
Ilmu dalam bidang IPA dan pemanfaatannya dapat kita bedakan dalam
IPA dasar atau murni, IPA terapan, dan teknologi. IPA dasar, IPA
terapan, dan teknologi mengkaji bahan pokok yang sama, yaitu alam.
Perbedaan ketiganya terletak pada aspek yang dikajinya. Menurut
Amor et al. (1988) ilmuwan IPA dasar mencoba untuk memahami
bagaimana alam bekerja. Sedangkan ilmuwan IPA terapan mencoba
mencari cara untuk mengendalikan cara alam bekerja.

Ahli teknologi memanfaatkan penemuan IPA dasar dan IPA


terapan untuk membuat alat guna mengendalikan cara alam bekerja.
Menurut White & Frederiksen (2000) IPA dapat dipandang sebagai
proses untuk membentuk hukum, model, dan teori yang
memungkinkan orang untuk memprediksi, menjelaskan, dan
mengendalikan tingkah laku alam.

Konsep-konsep IPA dasar terbentuk dari keingintahuan


mengenai sesuatu yang belum diketahui orang, keingintahuan itu
menuntun ke arah mencari prinsip atau teori yang dapat diperoleh dari
hasil pengkajian, yaitu melalui percobaan. Pengkajian ini merupakan
pengkajian yang tidak bermaksud untuk mencari kondisi atau proses
optimal yang diharapkan, melainkan hanya untuk memenuhi
penjelasan dari objek (benda dan energi) dan peristiwa alam. Konsep-
konsep IPA dasar merupakan konsep-konsep IPA mengenai kondisi,
interaksi, dan peristiwa dari kondisi yang normal (biologi) atau ideal
(fisika).
Teknologi dapat dibentuk dari IPA, tetapi dapat juga terbentuk tanpa
IPA. Teknologi tanpa IPA dapat diibaratkan sebagai mobil yang
mesinnya hidup dan bergerak maju, tetapi tanpa sopir. Betapa
berbahayanya mobil itu, karena dapat menabrak apa saja yang ada di
depannya. Jika ada sopir di dalam mobil itu, sopir akan
mengendalikan mobil, sehingga mobil itu aman dan bermanfaat bagi
manusia, sopir itulah IPA. Jadi, IPA ada dalam teknologi dan
mengendalikan teknologi, sehingga teknologi aman dan bermanfaat
bagi manusia.

C. Sejarah Peradaban Manusia dan Perkembangan Teknologi


Pada pembahasan Sejarah Peradaban manusia kami akan memaparkan
sejarah peradaban manusia pada tahun Masehi sekaligus alur
peradaban manusia yang di prediksi akan terjadi dimasa yang akan
datang.
Perkembangan Teknologi mengakibatkan perubahan signifikan
terhadap seluruh aspek kehidupan manusia. Perkembangan teknologi
informasi meliputi perkembangan infrastruktur teknologi, khususnya
dalam bidang teknologi informasi, seperti adanya hardware, software,
teknologi penyimpanan data (storage), dan teknologi komunikasi.
Perkembangan teknologi tidak hanya mempengaruhi dunia bisnis,
tetapi juga bidang-bidang lain, seperti kesehatan,pendidikan,
pemerintahan, dan lain-lain.
Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi
kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai
cara baru dalam melakukan aktifitas manusia.
Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak
manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan
dalam dekade terakhir ini.Namun manusia tidak bisa menipu diri
sendiri akan kenyataan bahwa teknologi mendatangkan berbagai efek
negatif bagi manusia.
Oleh karena itu untuk mencegah atau mengurangi akibat negatif
kemajuan teknologi, pemerintah di suatu negara harus membuat
peraturan-peraturan atau melalui suatu konvensi internasional yang
harus dipatuhi oleh pengguna teknologi.
D. Dampak Dari Perkembangan Iptek
Pada satu sisi, perkembangan dunia iptek yang demikian
mengagumkan itu memang telah membawa manfaat luar biasa bagi
kemajuan peradaban umat manusia. Tidak diragukan lagi kemajuan
IPTEK telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan
dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.
Namun, pada sisi lain, pesatnya kemajuan iptek ternyata juga cukup
banyak membawa pengaruh negatif. Semakin kuatnya gejala
"dehumanisasi", tergerusnya nilai-nilai kemanusiaan dewasa ini,
merupakan salah satu oleh-oleh yang dibawa kemajuan iptek tersebut.

E. Mesin Rajangan Tembakau Terobosan Inovasi Terbaru


Masa Kini
mengapa mesin rajangan tembakau disebut terobosan inovasi terbaru
masa kini karena awalnya mesin ini tidak lah ada,pada umumnya
masyarakat masih menggunakan alat untuk merajang daun tembakau
secara manual alat ini disebut dengan masyarakat dengan sebutan
cacak alat ini terdiri dari sebuah kayu berbentuk seperti bangku
tetapi dibagian ujungnya terdapat sebuah bentuk balok berdiri yang
berongga dimana tempat yang berongga itu difungsikan untuk
memasukan daun tembakau yang akan dirajang atau dipotong-
potong,alat ini masih dioperasionalkan secara manual oleh tenaga
manusia dengan menggunakan pisau yang dinamai pisau gobang,
penggunaan alat ini dalam memproduksi cukuplah membutuhkan
waktu lama tidak efeltif dan efisien,namun dewasa ini ada beberapa
kelompok dan individu yang mencoba berinovasi dengan
menciptakan sebuah alat untuk merajang tembakau yang sudah tidak
menggunakan tenaga manusia lagi.
Melainkan dengan tenaga listrik ataupun mesin,bemula dari ide itulah
tercipta sebuah alat berbentuk seperti meja penetas telur,tetapi meja
yang rata-rata terbuat dari besi dan aluminium ini berisikan sebuah
alat pemompa air yang dihubungkan dengan sebuah alat pemotong
pisau dan panel,alat ini bersumber dari tenaga listrik untuk
menggerakakan pemompa air tersebut yang diteruskan dengan
bergerak memutarnya mata pisau yang disertai panel yang bergerak
seperti escalator yang dimana fungsi dari panel ini adalah untuk
memudahkan dalam menggerakan daun tembakau yang akan dirajang
tersebut,dengan terciptanya alat ini masyarakat dapat merasakan
keefektifan dan keefisienya dari apa yang dihasilakan oleh alat
ini.dengan begitu masyarakat sudah tidah perlu capek-capek untuk
proses pengolahan tembakau tersebut.dan tentunya lebih cepat dan
tepat.
itulah salah satu manfaat dari perkembangan teknologi itu sendiri
yang dimana memanfaatkan hasil dari pengembangan teknologi itu
sendiri untuk mempermudah dan mempercepat kegiatan kehidupan
sehari-hari kita.

Guna mempersiapkan sumber daya manusia yang handal dalam


memasuki era global, yang salah satunya ditandai dengan
berkembangnya teknologi, salah satu komponen pendidikan yang
perlu dikembangkan adalah kurikulum yang berbasis pendidikan
teknologi dan kemampuan-kemampuan di jenjang pendidikan dasar.
Kemampuan-kemampuan seperti memecahkan masalah, berpikir
secara alternatif, menilai sendiri hasil karyanya dapat dibelajarkan
melalui pendidikan teknologi. Untuk itu, maka pembelajaran
pendidikan teknologi perlu didasarkan pada empat pilar proses
pembelajaran, yaitu: learning to know, learning to do, learning to be,
dan learning to live together.

Bagi masyarakat sekarang, iptek sudah merupakan suatu religion


sementara,orang bahkan memuja iptek sebagai liberator yang akan
membebaskan mereka dari pengembangan iptek yang dianggap
sebagai solusi dari permasalahan yang ada. tentu saja iptek tidak
mengenal moral kemanusiaan,oleh karena itu iptek tidak pernah bisa
mejadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah
kemanusiaan.dan akan selalu berkembang setiap detiknya dan terus
berkembang. begiitulah manusia yang tidak akan pernah merasa puas
dengan satu teknologi lama dan akan selalu memperbarui dan
mengembangkanya seiring berjalanya zaman.
Guna mempersiapkan sumber daya manusia yang handal dalam
memasuki era global, yang salah satunya ditandai dengan
berkembangnya teknologi, salah satu komponen pendidikan yang
perlu dikembangkan adalah kurikulum yang berbasis pendidikan
teknologi dan kemampuan-kemampuan di jenjang pendidikan dasar.
Kemampuan-kemampuan seperti memecahkan masalah, berpikir
secara alternatif, menilai sendiri hasil karyanya dapat dibelajarkan
melalui pendidikan teknologi. Untuk itu, maka pembelajaran
pendidikan teknologi perlu didasarkan pada empat pilar proses
pembelajaran, yaitu: learning to know, learning to do, learning to be,
dan learning to live together.
Bagi masyarakat sekarang, iptek sudah merupakan suatu religion
sementara,orang bahkan memuja iptek sebagai liberator yang akan
membebaskan mereka dari pengembangan iptek yang dianggap
sebagai solusi dari permasalahan yang ada. tentu saja iptek tidak
mengenal moral kemanusiaan,oleh karena itu iptek tidak pernah bisa
mejadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah
kemanusiaan.dan akan selalu berkembang setiap detiknya dan terus
berkembang. begiitulah manusia yang tidak akan pernah merasa puas
dengan satu teknologi lama dan akan selalu memperbarui dan
mengembangkanya seiring berjalanya zaman.

BAB III
Konsepsi Ideal Kemanusiaan

Konsepsi manusia seutuhnya merupakan konsepsi ideal


kemanusiaan yang terletak pada pengertian kemandiriannya,
bahwa manusia dengan keutuhan unsur-unsurnya akan
memiliki nilai diri yang spesifik. Kemandirian bukan berarti
menyendiri atau serba sendiri. Seseorang yang mandiri adalah
seseorang yang berhasil membangun nilai dirinya sedemikian
sehingga mampu menempatkan perannya dalam alam
kehidupan kemanusiaannya dengan penuh manfaat.
Kemandirian seseorang dapat terukur misalnya dengan sejauh
mana kehadiran dirinya memberikan manfaat kearah
kesempurnaan dalam sistemnya yang lebih luas
Konsepsi ideal kemanusiaan diperlukan sebagai upaya
penetapan arah sasaran serta menjadi rujukan operasional
sejauh mana pencapaian telah diraih. Konsepsi ini tidak saja
diterapkan dalam fenomena alam yang mencakup gerak,
massa dan panas, namun juga dapat diterapkan dalam
fenomena kehidupan yang mencakup kehidupan binatang dan
tumbuhan bahkan dalam fenomena kehidupan kemanusiaan.
Konsepsi ideal kemanusiaan sering dikemukakan sebagai
konsepsi manusia seutuhnya. Perkembangan konsepsi ideal
masing-masing peristiwa itu dapat diikhtisarkan dalam skema
berikut ini :
Gerak mengatur mandiri
Alam dan kemanusiaan
Gerak terpola genetik
Alam dan kehidupan
Gerak bebas atomik
Alam materi

Observasi Empirik atas Unsur - unsur pembentuknya


deskripsi ringkas upaya pembentukan manusia seutuhnya
dapat dikemukakan sbb : Secara fisik manusia ditunjukkan
oleh kebadanannya, yaitu tubuh dari kehidupannya. Badan
hidup ini bersifat khas dan berbeda dari tumbuhan dan
binatang karena memiliki kesadaran dan kemampuan berfikir
dalam bentuk penalaran rasional dan emosional. Dengan
hidup dan penalarannya manusia tidak menjadi individuals
yang mengisolasi diri, melainkan membangun kemampuannya
untuk berkomunikasi dengan lingkungan alam, kehidupan dan
kemanusiannya membentuk masyarakat kemanusian.
Masyrakat manusia ini ternyata kemudian mampu
membangun tatakrama etika peradabannya. Raihan atas nilai
luhu etika ini menempatkan manusia pada posisi terhormat
dalam lingkungannya, sesuai dengan hidayah yang Maha
Kuasa mampu meraih Taqwa, menyadari keberadaannya
sebagai Khalifatullah fil ardhi .
Kebalikan dari upaya pembentukan unsur keutuhan
kemanusiaan di atas, dapat dikemukakan dalam deskripsi
pengamatan empiris pemberian nilai kemanusiaan yang
seutuhnya sebagai berikut : Pancaran cahaya ketakwaan
seseorang nampak dari wajah dan tubuhnya sehingga mampu
ditangkap dan mempertemukannya dengan manusia yang
bertakwa pula. Selanjutnya diungkapkan pula dalam
kenyataan nilai etika seseorang sebagai moralitas tatakrama
dan sopan santunnya yang membuka jalan bagi dirinya untuk
melakukan komunikasi dan pergaulan di dalam masyarakat.
Lebih lanjut keberhasilan berkomunikasi akan membuka jalan
bagi dirinya untuk bertukar pikiran membahas pengertian
tentang sesuatu sesuai dengan tingkat penalarannya. Bila
berhasil dicapai kesefahaman maka sesuatu yang dibahas ini
akan menjadi bentuk nyata kegiatan fisik, wahana kerja sama
dan terapan iptek.
Unsur Kemanusian yang dibangun dari atas ke bawah
Seorang yang tak mampu meraih ketaqwaan akan kehilangan
63% dari nilai kemanusiaan (tidak beragama dan tidak
bermoral) Hilangnya etika dan sopan santun akan
menghilangan 22% dari nilai kemanusiaan Ketidakmampuan
berkomunikasi dan kerjasama akan menghilangkan 10% dari
nilai kemanusiaan Ketidakmampuan menalar (tidak waras)
akan menghilangkan 3% dari nilai kemanusiaan Akhirnya
manusia hanya tinggal memiliki 1% nilai kemanusiaannya
Fenomena ini adalah fenomena gaib yang ilahiyah yang dapat
didalami penalarannya dengan agama
Upaya pembentukan berdasarkan alokasi investasi fisik
bergerak dari bawah ke atas, yaitu :
- 63% untuk investasi kebadanan (tumbuh, sehat, dan
bugar)
- 22% pengembangan penalaran (belajar, sekolah, dan
riset)
- 10% untuk berkomunikasi (pergaulan, persaudaraan, dan
kerjasama)
- 3% untuk membangun tata nilai (sopan santun, dan etika)
dan
- 1% untuk meraih ketakwaan (keyakinan beragama).

Seorang yang tak mampu meraih ketakwaan akan


kehilangan 63% dari nilai kemanusiaannya. Orang tersebut
bukan saja tak beragama namun juga tak bermoral. Hilangnya
etika dan sopan santun akan menghilangkan 22% nilai
kemanusiaannya. Lebih lanjut ketidakmampuannya
berkomunikasi dan bekerjasama akan menghilangkan 10%
lagi nilai kemanusiaannya. Kemudian ketidakmampuannya
menalar (tidak waras) akan menghilangkan 3% nilai
kemanusiaannya, dan akhirnya manusia hanya memiliki 1%
nilai kemanusiaannya berupa kebadanannya saja

Fenomena ini sangat alami yang dapat ditunjukan oleh


kehidupan fisik manusia mulai dari kelahirannya sebagai bayi,
tumbuh dan berkembang sehingga mampu belajar untuk
mengembangkan penalarannya. Dengan tingkat penalarannya
kemudian mengambil peran dalam bermasyarakat, memahami
nilai etika yang luhur, dan merujuk pembentukan ahlaknya
yang mulia berdasarkan keyakinan beragama. Fenomena ini
dapat dialami penalarannya melalui ilmu sehingga menjadi
ilmiah.
Fenomena ini merupakan fenomena gaib yang ilahiyah
yang dapat didalami penalarannya oleh agama. Dalam
kehidupan sehari-hari dapat ditunjukkan oleh pengalaman
spiritual bertemu seseorang semata-mata karena kebetulan
ilahiyah berdasarkan pancaran ketakwaannya, lalu menilai
perilaku etikanya, kemudian berkomunikasi dan bertukar
fikiran, dan bila berhasil mencapai kesepahaman kemudian
masuk ke dalam aktifitas yang sangat seperti berbisnis atau
membangun proyek fisik.

1. Perkembangan Konsepsi Ideal

Konsepsi ideal kemanusiaan diperlukan sebagai upaya


penetapan arah sasaran serta menjadi rujukan operasional
sejauh mana pencapaian telah diraih.

Konsepsi manusia seutuhnya merupakan konsepsi ideal


kemanusiaan yang terletak pada pengertian kemandiriannya,
bahwa manusia dengan keutuhan unsur-unsurnya akan
memiliki nilai diri yang spesifik. Kemandirian bukan berarti
menyendiri atau serba sendiri. Seseorang yang mandiri adalah
seseorang yang berhasil membangun nilai dirinya sedemikian
sehingga mampu menempatkan perannya dalam alam
kehidupan kemanusiaannya dengan penuh manfaat.
Kemandirian seseorang dapat terukur misalnya dengan sejauh
mana kehadiran dirinya memberikan manfaat kearah
kesempurnaan dalam sistemnya yang lebih luas

Konsepsi ideal kemanusiaan diperlukan sebagai upaya


penetapan arah sasaran serta menjadi rujukan operasional
sejauh mana pencapaian telah diraih. Konsepsi ini tidak saja
diterapkan dalam fenomena alam yang mencakup gerak,
massa dan panas, namun juga dapat diterapkan dalam
fenomena kehidupan yang mencakup kehidupan binatang dan
tumbuhan bahkan dalam fenomena kehidupan kemanusiaan.
Konsepsi ideal kemanusiaan sering dikemukakan sebagai
konsepsi manusia seutuhnya. Perkembangan konsepsi ideal
masing-masing peristiwa itu dapat diikhtisarkan dalam skema
berikut ini :
Gerak mengatur mandiri
Alam dan kemanusiaan
Gerak terpola genetik
Alam dan kehidupan
Gerak bebas atomik
Alam materi
Observasi Empirik atas Unsur - unsur pembentuknya
deskripsi ringkas upaya pembentukan manusia seutuhnya
dapat dikemukakan sbb : Secara fisik manusia ditunjukkan
oleh kebadanannya, yaitu tubuh dari kehidupannya. Badan
hidup ini bersifat khas dan berbeda dari tumbuhan dan
binatang karena memiliki kesadaran dan kemampuan berfikir
dalam bentuk penalaran rasional dan emosional. Dengan
hidup dan penalarannya manusia tidak menjadi individuals
yang mengisolasi diri, melainkan membangun kemampuannya
untuk berkomunikasi dengan lingkungan alam, kehidupan dan
kemanusiannya membentuk masyarakat kemanusian.
Masyrakat manusia ini ternyata kemudian mampu
membangun tatakrama etika peradabannya. Raihan atas nilai
luhu etika ini menempatkan manusia pada posisi terhormat
dalam lingkungannya, sesuai dengan hidayah yang Maha
Kuasa mampu meraih Taqwa, menyadari keberadaannya
sebagai Khalifatullah fil ardhi .

Kebalikan dari upaya pembentukan unsur keutuhan


kemanusiaan di atas, dapat dikemukakan dalam deskripsi
pengamatan empiris pemberian nilai kemanusiaan yang
seutuhnya sebagai berikut : Pancaran cahaya ketakwaan
seseorang nampak dari wajah dan tubuhnya sehingga mampu
ditangkap dan mempertemukannya dengan manusia yang
bertakwa pula. Selanjutnya diungkapkan pula dalam
kenyataan nilai etika seseorang sebagai moralitas tatakrama
dan sopan santunnya yang membuka jalan bagi dirinya untuk
melakukan komunikasi dan pergaulan di dalam masyarakat.
Lebih lanjut keberhasilan berkomunikasi akan membuka jalan
bagi dirinya untuk bertukar pikiran membahas pengertian
tentang sesuatu sesuai dengan tingkat penalarannya. Bila
berhasil dicapai kesefahaman maka sesuatu yang dibahas ini
akan menjadi bentuk nyata kegiatan fisik, wahana kerja sama
dan terapan iptek.
Unsur Kemanusian yang dibangun dari atas ke bawah
Seorang yang tak mampu meraih ketaqwaan akan kehilangan
63% dari nilai kemanusiaan (tidak beragama dan tidak
bermoral) Hilangnya etika dan sopan santun akan
menghilangan 22% dari nilai kemanusiaan Ketidakmampuan
berkomunikasi dan kerjasama akan menghilangkan 10% dari
nilai kemanusiaan Ketidakmampuan menalar (tidak waras)
akan menghilangkan 3% dari nilai kemanusiaan Akhirnya
manusia hanya tinggal memiliki 1% nilai kemanusiaannya
Fenomena ini adalah fenomena gaib yang ilahiyah yang dapat
didalami penalarannya dengan agama

Upaya pembentukan berdasarkan alokasi investasi fisik


bergerak dari bawah ke atas, yaitu :

- 63% untuk investasi kebadanan (tumbuh, sehat, dan


bugar)
- 22% pengembangan penalaran (belajar, sekolah, dan
riset)
- 10% untuk berkomunikasi (pergaulan, persaudaraan, dan
kerjasama)
- 3% untuk membangun tata nilai (sopan santun, dan etika)
dan
- 1% untuk meraih ketakwaan (keyakinan beragama).

Seorang yang tak mampu meraih ketakwaan akan


kehilangan 63% dari nilai kemanusiaannya. Orang tersebut
bukan saja tak beragama namun juga tak bermoral. Hilangnya
etika dan sopan santun akan menghilangkan 22% nilai
kemanusiaannya. Lebih lanjut ketidakmampuannya
berkomunikasi dan bekerjasama akan menghilangkan 10%
lagi nilai kemanusiaannya. Kemudian ketidakmampuannya
menalar (tidak waras) akan menghilangkan 3% nilai
kemanusiaannya, dan akhirnya manusia hanya memiliki 1%
nilai kemanusiaannya berupa kebadanannya saja

Fenomena ini sangat alami yang dapat ditunjukan oleh


kehidupan fisik manusia mulai dari kelahirannya sebagai bayi,
tumbuh dan berkembang sehingga mampu belajar untuk
mengembangkan penalarannya. Dengan tingkat penalarannya
kemudian mengambil peran dalam bermasyarakat, memahami
nilai etika yang luhur, dan merujuk pembentukan ahlaknya
yang mulia berdasarkan keyakinan beragama. Fenomena ini
dapat dialami penalarannya melalui ilmu sehingga menjadi
ilmiah.

Fenomena ini merupakan fenomena gaib yang ilahiyah


yang dapat didalami penalarannya oleh agama. Dalam
kehidupan sehari-hari dapat ditunjukkan oleh pengalaman
spiritual bertemu seseorang semata-mata karena kebetulan
ilahiyah berdasarkan pancaran ketakwaannya, lalu menilai
perilaku etikanya, kemudian berkomunikasi dan bertukar
fikiran, dan bila berhasil mencapai kesepahaman kemudian
masuk ke dalam aktifitas yang sangat seperti berbisnis atau
membangun proyek fisik.
mencakup gerak, massa dan panas, namun juga dapat
diterapkan dalam fenomena kehidupan yang mencakup
kehidupan binatang dan tumbuhan bahkan dalam fenomena
kehidupan kemanusiaan. Konsepsi ideal kemanusiaan
sering dikemukakan sebagai konsepsi manusia seutuhnya.

Perkembangan konsepsi ideal masing-masing peristiwa itu


dapat diikhtisarkan dalam skema berikut ini :
Gerak mengatur
Model makin mungkin terealisir

Model ideal makin sempurna


Ideal Kemanusiaan

Kecenderungan pro-kemanusiaan
Kecenderungan anti kemanusiaan
mandiri
Alam dan
kemanusiaan
Ideal Kehidupan

Ideal Kebendaan
Gerak terpola genetik
Alam dan kehidupan

Gerak bebas atomik


Alam materi

Masing-masing peristiwa di atas berbeda tingkat


kesempurnaannya atau kerumitan unsur-unsur
pembentukannya, sehingga memberikan pengertian yang
berbeda pula tentang kemungkinan perealisasiannya.

Konsepsi ideal semakin sempurna bila bergerak dari alam


kebendaan ke alam kehidupan lalu ke alam kemanusiaan.
Arah pergerakan perspektif dari alam kebendaan ke arah
alam kehidupan kemanusiaan ini merupakan sikap pro
kemanusiaan yang konstruktif membangun kesempurnaan
memungkinkan perealisasiaannya.
2. Konsepsi Manusia Seutuhnya
Konsepsi manusia seutuhnya merupakan konsepsi ideal
kemanusiaan yang terletak pada pengertian
kemandiriannya, bahwa manusia dengan keutuhan unsur-
unsurnya akan memiliki nilai diri yang spesifik.
Kemandirian bukan berarti menyendiri atau serba sendiri.

Seseorang yang mandiri adalah seseorang yang berhasil


membangun nilai dirinya sedemikian sehingga mampu
menempatkan perannya dalam alam kehidupan
kemanusiaannya dengan penuh manfaat. Kemandirian
seseorang dapat terukur misalnya dengan sejauh mana
kehadiran dirinya memberikan manfaat kearah
kesempurnaan dalam sistemnya yang lebih luas.

Berdasarkan observasi empirik atas unsur-unsur


pembentuknya, deskripsi ringkas upaya pembentukan
manusia seutuhnya dapat dikemukakan sebagai berikut :

Secara fisik manusia ditunjukkan oleh kebadanannya, yaitu


tubuh dari kehidupannya. Badan hidup ini bersifat khas
dan berbeda dari tumbuhan maunpun binatang karena
memiliki kesadaran dan kemampuan berfikir dalam bentuk
penalaran rasional dan emosional. Dengan hidup dan
penalarannya manusia tidak menjadi individualis yang
mengisolasi diri, melainkan membangun kemampuannya
untuk berkomunikasi dengan lingkungan alam, kehidupan
dan kemanusiaannya membentuk masyarakat kemanusiaan.
Masyarakat manusia ini ternyata kemudian mampu
membangun tatakrama etika peradabannya. Raihan atas
nilai luhur etika ini menempatkan manusia pada posisi
terhormat dalam lingkungannya, sesuai dengan hidayah
yang Maha Kuasa mampu meraih takwa, menyadari
keberadaannya sebagai khalifatullah fil ardhi.

Kebalikan dari upaya pembentukan unsur keutuhan


kemanusiaan di atas, dapat dikemukakan dalam deskripsi
pengamatan empiris pemberian nilai kemanusiaan yang
seutuhnya sebagai berikut :

Pancaran cahaya ketakwaan seseorang nampak dari wajah


dan tubuhnya sehingga mampu ditangkap dan
mempertemukannya dengan manusia yang bertakwa pula.
Selanjutnya diungkapkan pula dalam kenyataan nilai etika
seseorang sebagai moralitas tatakrama dan sopan
santunnya yang membuka jalan bagi dirinya untuk
melakukan komunikasi dan pergaulan di dalam
masyarakat. Lebih lanjut keberhasilan berkomunikasi akan
membuka jalan bagi dirinya untuk bertukar pikiran
membahas pengertian tentang sesuatu sesuai dengan
tingkat penalarannya. Bila berhasil dicapai kesefahaman
maka sesuatu yang dibahas ini akan menjadi bentuk nyata
kegiatan fisik, wahana kerja sama dan terapan iptek.

3. Unsur-unsur Pembentuk Keutuhan Kemanusiaan


Urutan upaya unsur-unsur pembentuk keutuhan
kemanusiaan bergerak dari unsur yang paling alami (badan)
kearah yang paling gaib (takwa), sementara urutan nilai-
nilai kemanusiaannya bergerak dari nilai yang paling gaib
(takwa) kearah nilai yang paling alami (badan)
Secara skematis urutan upaya pembentukan dan nilai
manusia seutuhnya dapat dinyatakan sebagai berikut :

Upaya Unsur-unsur Nilai


Uruta Bobo Kemanusiaan Bobo Uruta
n t (Individu) t n
5 1% Takwa 63% 1
4 3% Etika 22% 2
3 10% Komunikasi 10% 3
2 22% Nalar 3% 4
1 63% Badan 1% 5

Seseorang yang akan berupaya membangun keutuhan


unsur-unsur kemanusiaannya akan mulai dengan
membangun unsur kebadanannya, sementara penilaian
keutuhan kemanusiaanya akan berawal dari nilai
ketakwaannya.

Upaya pembentukan berdasarkan alokasi investasi fisik


bergerak dari bawah ke atas, yaitu :
Nilai 63% untuk investasi kebadanan (tumbuh, sehat, dan
bugar), 22% pengembangan penalaran (belajar, sekolah,
dan riset), 10% untuk berkomunikasi (pergaulan,
persaudaraan, dan kerjasama), 3% untuk membangun
tata nilai (sopan santun, dan etika), dan 1% untuk meraih
ketakwaan (keyakinan beragama).

Fenomena ini sangat alami yang dapat ditunjukan oleh


kehidupan fisik manusia mulai dari kelahirannya sebagai
bayi, tumbuh dan berkembang sehingga mampu belajar
untuk mengembangkan penalarannya. Dengan tingkat
penalarannya kemudian mengambil peran dalam
bermasyarakat, memahami nilai etika yang luhur, dan
merujuk pembentukan ahlaknya yang mulia berdasarkan
keyakinan beragama. Fenomena ini dapat dialami
penalarannya melalui ilmu sehingga menjadi ilmiah.

Unsur nilai kemanusiaan dibangun dari atas ke bawah,


yaitu :
Seorang yang tak mampu meraih ketakwaan akan
kehilangan 63% dari nilai kemanusiaannya. Orang
tersebut bukan saja tak beragama namun juga tak
bermoral. Hilangnya etika dan sopan santun akan
menghilangkan 22% nilai kemanusiaannya. Lebih lanjut
ketidakmampuannya berkomunikasi dan bekerjasama
akan menghilangkan 10% lagi nilai kemanusiaannya.
Kemudian ketidakmampuannya menalar (tidak waras)
akan menghilangkan 3% nilai kemanusiaannya, dan
akhirnya manusia hanya memiliki 1% nilai
kemanusiaannya berupa kebadanannya saja.
Fenomena ini merupakan fenomena gaib yang ilahiyah
yang dapat didalami penalarannya oleh agama.
Dalam kehidupan sehari-hari dapat ditunjukkan oleh
pengalaman spiritual bertemu seseorang semata-mata
karena kebetulan ilahiyah berdasarkan pancaran
ketakwaannya, lalu menilai perilaku etikanya, kemudian
berkomunikasi dan bertukar fikiran, dan bila berhasil
mencapai kesepahaman kemudian masuk ke dalam
aktifitas yang sangat seperti berbisnis atau membangun
proyek fisik.

4. Unsur-unsur Pembentuk Keutuhan Kemanusiaan


Unsur Kebadanan
Membangun unsur kebadanan harus didasari oleh
pemahaman biologis kebadanan manusia (seperti ilmu
tubuh manusia, pengetahuan tentang makan, minum,
olahraga, istirahat, tidur, berpakaian, tempat tinggal, dst)
dengan sasaran mencapai pemahaman bionomi
kebadanannya, yaitu kemampuan untuk mengatur
badannya sendiri secara baik (tahu jumlah dan mutu yang
seharusnya dia makan, minum, olahraga, dst). Seorang
dokter dalam hal ini hanya berfungsi sebagai konsultan
kesehatan. Alokasi dana atau daya untuk kesehatan dan
kebugaran ini mencapai 63% dari seluruh investasi fisik,
karena memang hal ini merupakan pemenuhan
kebutuhan primer umat manusia.

Unsur Penalaran
Membangun unsur penalaran tertuang dalam konsepsi
belajar sepanjang hayat. Program pengembangan
penalaran dilakukan mengikuti perkembangan kesiapan
unsur kebadanan yang menunjang fungsi penalarannya,
seperti kesiapan otak kiri dan otak kanan, kemampuan
analitis dan sintesis, kecerdasan fikiran dan
emosional. Rasa ingin tahu harus terumuskan dengan
lebih baik, dan kemampuan dasar membaca dan
menulis, berbahasa dan berhitung harus senantiasa
meningkat. Alokasi dana dan upaya fisik untuk meraih
kecerdasan ini mencapai 22% dari keseluruhan investasi
fisik, seperti uang sekolah, membeli buku, biaya
observasi dan eksperimen, dst untuk menghasilkan
kreativitas, inovasi, nilai tambah, dan peran ekonomi.

Unsur Komunikasi
Membangun unsur komunikasi antara lain dengan
menegakkan budaya baca tulis dan pergaulan yang
baik. Bahasa yang memiliki nilai penting harus dikuasai,
apakah itu menyangkut keilmuan atau keagamaan.
Bahasa pergaulan antara sesama manusia, dengan
lingkungan alam maupun dengan mesin yang menyertai
kehidupan kemanusiaan harus dikembangkan dengan
sebaik-baiknya. Alokasi biaya untuk menegakkan
komunikasi ini adalah 10% dari total investasi upaya,
sehingga merupakan jumlah yang cukup besar bila
diimplementasikan secara berkala.

Keberhasilan upaya komunikasi dapat dipantau pada


tingkat keakraban, interaksi dan kerjasama
menghasilkan aktivitas baru yang bermanfaat.
Organisasi dan networking merupakan sarana institusi
pertumbuhan upaya komunikasi kemanusiaan untuk
menghadapi kecenderungan globalisasi kehidupan
kemanusiaan.

Unsur Etika
Kesadaran akan keterkaitan kehidupan antara sesama
manusia, lingkungan alam dan peralatan mengharuskan
kita berupaya membangun tata nilai, bersepakat untuk
menegakan sopan santun dalam tatakrama pergaulan,
jatidiri dalam kepribadian, dan akhlakul karimah
dalam kehidupan kemasyarakatan.

Kesadaran akan tata nilai dalam keterkaitan ini


mendorong upaya saling mengisi, saling menggantikan,
dan beraliansi dalam keunggulan. Kemampuan dalam
mengidentifikasi keunggulan, menciptakan toleransi,
keserasian, keindahan dalam lingkungan dan kasih
sayang akan merupakan upaya pembentukan budaya
kemanusiaan. Meninggalkan tradisi yang bernilai negatif,
sikap individualisme, sektarisme. Porsi investasi fisik
dalam upaya pembentukan tata nilai ini hanya 3% namun
keberhasilannya hanya akan terjadi bila upaya dasar yang
mengawalinya telah dilakukan : kebadanan, penalaran
dan komunikasi.

Unsur Ketakwaan
Upaya penegakan kesadaran tata nilai kemanusiaan akan
membawa kepada kesadaran keagamaan, yaitu takwa
kepada Tuhan YME. Kesadara paling tinggi dalam
kemanusiaan ini merupakan sumber kreatif, menjadi
arah rujukan nilai dari semua upaya pembentukan
kebadanan, penalaran, komunikasi dan tata nilai
kemanusiaan itu sendiri. Kesadaran akan keyakinan dan
moralitas ini akan melahirkan fikir dan tindak yang
benar. Manusia akan menemukan dirinya sebagai
perpanjangan tangan Maha Pencipta, membangun
kesejahteraan alam dan kemanusiaan yang
berkesinambungan, mengejar pahala dan menjauhi
perbuatan dosa.

Upaya membangun unsur kemanusiaan yang sangat gaib


ini porsi investasi fisiknya sangat kecil hanya 1% namun
hanya akan terjadi bila upaya dasar yang mengawalinya
telah dilakukan : kebadanan, penalaran, komunikasi dan
etika.

Unsur-unsur Pembentuk Keutuhan Kemanusiaan


Dalam Masyarakat
Konsep ideal untuk sistem kehidupan kemanusiaan ini
ternyata tidak hanya berlaku dalam skala individu yang
sangat pribadi, namun juga dapat diekstrapolasi kedalam
skala kemasyarakatan berupa idealisasi kehidupan
masyarakat bangsa. Falsafah bangsa Indonesia Pancasila
pada dasarnya merujuk rumusan ideal kemasyarakatan ini
yang lahir dengan sangat wajar sebagai nilai-nilai luhur
Bangsa Indonesia. Kenyataan historis dan politis yang
melekat pada keberadaan dasar negara Pancasila ini
merupakan bukti empirik dari fenomena alam dan gaib
kemanusiaan dalam skala bangsa.

Secara skematis pembentukan masyarakat Bangsa


Indonesia yang dicita-citakan dapat digambarkan sebagai
berikut :

Upaya Unsur-unsur Kemanusiaan Nilai


Urut Bob Individ Masyarakat Bob Urut
an ot u Bangsa ot an
5 1% Takwa Ketuhanan 63% 1
4 3% Etika Kemananusiaan, 22% 2
Beradab
3 10% Komuni Musyawarah, 10% 3
kasi Mufakat
2 22% Nalar Perekonomia, Adil 3% 4
1 63% Badan Indonesia, Satu 1% 5

Unsur Kebadanan
Persatuan dan kesatuan Indonesia merupakan
konsepsi kebadanan masyarakat bangsa Indonesia yang
memandang bahwa Indonesia terdiri atas ribuan pulai
laksana zamrud khatulistiwa sebagai satu tubuh dan satu
ruh kebangsaan : Indonesia. Keanekaragaman dalam
tradisi dan tempat lokasi merupakan kenyataan untuk
saling melengkapi dan menguatkan : Bhineka Tunggal
Ika dan Wawasan Nusantara.
Unsur Penalaran
Upaya penalaran manusia yang menghasilkan ilmu
pengetahuan (logos) yang universal dimaksudkan untuk
memberikan pengetahuan pengaturan (nomos) dalam
penerapannya sehari-hari. Maka dalam kerangka
Wawasan Nusantara di atas adanya ekologi Indonesia
diharapkan adanya pengaturan keseharian berupa
ekonomi Indonesia yang adil. Keadilan mensifatkan
alokasi dan distribusi yang sesuai dengan nalar terbaik
ekosistem.

Unsur Komunikasi
Upaya komunikasi kemanusiaan ditegakan dalam
masyarakat Bangsa Indonesia melalui musyawarah
untuk mufakat. Bentuk komunikasi yang hidup dan
sangat manusiawi ini mencari keutuhan dan sinkronisasi,
tidak mencari pemisahan, pertentangan, maupun
dikotomi.

Unsur Etika
Pembangunan tata nilai dalam masyarakat Bangsa
Indonesia merujuk pada upaya penegakan etika
kemanusiaan yang beradab. Modern dan tingkat
kecanggihan bukan rujukan utama. Budaya mandiri dan
menemukan jatidiri menjadi penting artinya dalam
moralitas bangsa menuju globalisasi.

Unsur Ketakwaan
Tegaknya tata nilai kemanusiaan yang beradab mendasari
raihan nilai kemanusiaan yang lebih tinggi yaitu
ketakwaan kepada Tuhan YME. Keyakinan
keagamaan inilah yang menjadi sumber moralitas dan
kreativitas bangsa. Merupakan perspektif tauhid dalam
fenomena gaib yang akan menjadi acuan globalisasi
kealamannya.

Upaya fisik penegakan masyarakat Bangsa Indonesia di


atas tentunya akan berbalikan dengan urutan nilai yang
menjadi sumber kreatif perkembangan masyarakat
Bangsa Indonesia, yang dapat ditulis sebagai berikut :
Ketuhanan YME
Kemanusiaan yang adil dan beradab
Musyawarah yang mufakat
Perekonomian yang adil
Indonesia yang bersatu

Susunan di atas mirip dengan urutan politis Pancasila


Dasar Negara Indonesia, karena memang kenyataannya
tersebut merupakan bukti empirik adanya nilai-nilai
luhur berbangsa dan bernegara yang hidup dalam
masyarakat Indonesia. Bahwasannya pernyataan politis
dasar-dasar bernegara itu dicetuskan pada saat
proklamasi kemerdekaan Indonesia ditunjukan oleh
pragmatisme adanya kesadaran masyarakat bangsa atas
nilai persatuan Indonesia sehingga unsur kebangsaan
urutannya naik menjadi sangat penting dan menentukan.
Sementara masyarakat Bangsa Indonesia begitu yakin
bahwa nilai ketuhanan dan kemanusiaannya masih
berada di atas nilai kebangsaannya.

Dengan demikian dasar-dasar kenegaraan masyarakat


Indonesia benar-benar merupakan konsepsi ideal
kemanusiaan untuk membangun suatu masyarakat
bangsa, merupakan konsepsi kemanusiaan yang paling
layak untuk direalisasikan.
BAB IV

KONSEPSI ILMU DAN


TEKNOLOGI DALAM
PERADABAN KEMANUSIAAN
1.Kehidupan kemanusiaan sehari-hari pada dasarnya adalah
terapan ilmu dan teknologi,baik yang dikembangkan secara
sadar maupun tidak.Pengembangannya secara sadar
menyebabkan terapan ilmu dan teknologi menimbang
berbagai ilmu dan pengetahuan kehidupan kemanusiaan
lainnya dalam banyak bidang seperti ;
ekonomi,sosial,politik,budaya dan agama.

Berbagai konstelasi terapan ilmu dan teknologi di antara


pengetahuan kemanusiaan lainnya telah banyak
dikemukakan,namun analog dengan pendekatan konsepsi
ideal terdahulu dapat dikemukakan skema sebagai berikut :

Upaya Bidang Nilai


Urutan Bobot Ilmu Kemanusiaan Bobot Urutan
5 1% Agama 63 % 1
4 3% Budaya 22 % 2
3 10 % Sosial politik 10 % 3
2 22 % Ekonomi 3% 4
1 63 % Ilmu dan Teknologi 1% 5

1.1 Penerapan Ilmu dan Teknologi


Pada dasarnya adalah menerapkan kemampuan
rekayasa kealaman untuk membawa suatu keadaan
(berupa materi,energi,gerak, dan kemanusiaan secara
terpadu ) ke keadaan lan yang lebih berdayaguna dan
bermanfaat bagi kemanusiaan.Kegiatannya berupa
penerapan kemampuan manusia dalam proses produksi
dan penciptaan produk dengan ketahanan ekosistem
sebagai basis upaya lebih lanjut membangun
perekonomiannya.

1.2 Perekonomian
Dalam kehidupan kemanusiaan pada dasarnya
merupakan praktek pengaturan distribusi hasil usaha dan
kepemilikan masyarakat sebagai tidak lanjut upaya penerapan
ilmu dan teknologi ( rekayasa ).Adapun sasaran nilai
perekonomian yang harus dicapai berasal dari kesepakatan
sosial politik berupa aspirasi keadilan, dari nilai budaya
berupa keyakinan bahwa hak milik seseorang sesungguhnya
adalah titipan yang didalamnya terdapat hak orang lain,
dan perekonomian yang dijalankan harus memperluas
jalinan silaturahim.
Sementara itu dalam upaya merealisasikan aspirasi
keadilan maupun kepemilikan dalam perekonomian harus
dibangun dari arah terapan ilmu dan teknologi,karena pada
prakteknya hal tersebut dapat bergantung pada pilihan
teknologi,mekanisme kerja,sistem penggajian,sistem bagi
hasil,dll yang sangat teknis.
1.3 Sosial Politik
Dalam kehidupan kemanusiaan,pada dasarnya
merupakan pola hubungan dan interaksi sosial,siklus
dan status kekuasaan,dan kepemimpinan.Konsepsi
kehidupan kemanusiaann menunjuk sasaran upayanya
musyawarah dan sasaran nilainya adalah mufakat.

1.4 Budaya
Merupakan ekspresi simbolis dan pemberian arti
kepada perbuatan dan kegiatan yang dilakukan.Budaya yang
harus ditegakkan adalah budaya yang akan menunjang
terbentuknya nilai-nilai kemanusiaan dan ketakwaan,sehingga
perilaku disiplin,tidak munafik,dan tidak dikotomi perlu
dibangun secara sadar.

1.5 Ketakwaan
Melandasi keyakinan dan teori dasar dari tata nilai
kehidupan kemanuusiaan.Nilai ketakwaan pada dasarnya
adalah sumber dari tata nilai lainnya,sehingga unsur
kemanusiaan ini dapat dianggap sebagai sumber
kreativitas yang berawal dari Ketuhanan Yang Maha
Esa.

2.Dalam proses perkembangan ilmu dan teknologi


sepanjang sejarah kehidupan kemanusiaan ditunjukkan
dengan adanya fenomena dialektika.Penyelesaian suatu
persoalan baru,yang pada suatu waktu pasti akan menjadi
persoalan utama,yang membutuhkan suatu penyelesaian
pula.penyelesaian tersebut biasanya dilakukan dengan
teknologi yang setingkat lebih tinggi.Kejadian berikutnya
adalah fenomena dialektika ini akan terulang lagi dan
demikian seterusnya

Fenomena di atas menunjukkan adanya pilihan teknologi yang


merupakan rendundansi dan diversifikasi untuk menjamin
berkesinambungannya peradaban kemanusiaan.
Fenomena di atas juga menunjukkan kemungkinan terjadinya
kemunduran yang sangat berarti bagi suatu bangsa yang
menggunakan teknologi tercanggih namun tanpa disertai
adanya kesadaran tentang fenomena ini.
3.Peta teknologi mengenal adanya empat komponen
teknologi yang saling terkait yang dapat menjelaskan tingkat
kecanggihan pemanfaatan suatu teknologi,yaitu mencakup :
Teknologi ( technoware ),organisasi ( orgaware ),tenaga
kerja ( humanware ),dan informasi tentang teknologi yang
telah dimiliki ( inforware ).
Untuk identifikasi tingkat kecanggihan suatu teknologi
antara lain dengan cara melihat interaksi dinamis yang terjadi
diantara komponen-komponen berikut.
Kemampuan inovasi Fasilitas terintegrasi
Kemampuan meningkatkan Mesin berkomputer
Kemampuan mengadaptasi Mesin otomatis
Kemampuan reproduksi Mesin khusus
Kemampuan memperbaiki Mesin serbaguna
Kemampuan mengeset Perangkat digerakkan mesin
Kemampuan operasional Peralatan manual
HUMANWARE TECHNOWARE

ORGAWARE INFOWARE

Terbiasa
dengan
fakta-fakta
Keterkaitan individual
Menjelaskan fakta-fakta
Keterkaitan kolektif
Menspesifikasi fakta-fakta
Keterkaitan bidang
Menggunakan fakta-fakta
Keterkaitan perusahaan
Keterkaitan industri Memahami fakta-fakta
Keterkaitan nasional Menggenaralisasi fakta-fakta
Keterkaitan global Menilai fakta-fakta

4.Dalam penggunaan istilah teknologi sehari-hari sering kali


tercampur padukan antara pengeritan teknologi yang luas
seperti dalam pembahasan terdahulu dengan pengertian
teknologi yang terbatas.Sejauh mana perbedaan kedua
pengertian istilah teknologi ini dapat dilihat pada skema
berikut :
Adapun istilah teknologi yang diberikan dalam perkuliahan
konsep teknologi ini adalah tentang teknologi dalam
pengertian luas.

5.Salah satu penemuan teknologi yang penting adalah


penggunaan api untuk kebutuhan manusia.Penemuan ini
dengan nyata membedakan manusia dari binatang sejak
dulu.Teknologi api mempertinggi jumlah bahan makanan
yang tersedia untuk jangka waktu yang lebih
lama,memperluas karak gerak dan jelajah manusia dan
memungkinkan memperbesar jumlah manusia.Teknologi api
menyebabkan kebakaran,saling bunuh dengan senjata
api,sampai dengan pemanasan permukaan bumi oleh
greenhouse effect.Sehingga teknologi api harus digunakan
secara effisien,efektif dan berperikemanusiaan agar
kerugiannya dapat ditekan sampai taraf yang minimum.

Penemuan teknologi berikutnya adalah penemuan teknologi


pertanian sekitar 2.000 tahun SM.Sebelumnya manusia
memungut makanan dari hasil alam yang tidak ditanamnya
sendiri.beberapa biji-bijian yang ditemukan di hutan dapat
dibakar dan sangat enak dimakan,sementara biji-bijian yang
tidak dibakar tetapi dimasukkan ke dalam tanah biji tersebut
tumbuh dan menjadi sumber makanan yang lebih terjamin
untuk waktu yang akan datang.
Implikasi lebih lanjut dari teknologi pertanian adalah
terbentuknya masyarakat desa pertanian dan lebih banyak
manusia terjamin makananannya.Manusia yang makin banyak
berinteraksi,lumbung yang penuh membuat petani tak perlu
lagi kerja seharian,sehingga lebih banyak waktu untuk
bersantai,berfikir dan bertapa.Timbullah pemikiran-pemikiran
yang lebih mendalam dan mendasar mengenai teknologi dan
ilmu pengetahuan.

6.Perkembangan teknologi dibagi dalam tiga gelombang yaitu

1. Gelombang 1 ( SM - 1790 )
Selama ribuan tahun,masyarakat pertanian menggunakan
baterai alam sehingga dalam bercocok tanam hanya
sebesar kebutuhan keluarga,pasar tidak terlalu
penting,keluarga berkomunikasi satu sama lain dengan
metode ngobrol,jadi semisalnya jika sebuah desa terkena
musibah hanya desa tersebut yang tahu dan mengalami
kejadian itu sedangkan desa lain tidak terpengaruh apa-
apa.Hal ini dikiaskan dengan Small is beautiful.

2. Gelombang 2 ( 1790 - 1970 )


Selama ratusan tahun,masyarakat industri mulai
menggunakan bahan bakar fosil yang tidak terbarukan
sebagai sumber energi.Mesin-mesin dirancang untuk
produksi massal,produk dibawa ke pasar dan terjadilah
proses jual-beli.Berkomunikasi sudah memakai media
kertas dan postel.Di masa ini manusia sudah mulai
mendominasi alam,terjadi pemborosan sumber daya
alam,urbanisasi,penjajaha dan pergerakan kemerdekaan
nasional.Hal ini dikiaskan dengan Big is beautiful.

3. Gelombang 3 ( 1970 2000 )


Selama puluhan tahun,masyarakat informasi mensintesis
ciri gelombang 1 dan gelombang 2,sudah mulai memakai
energi terbarukan,proses manufaktur beralih ke
biofaktur,konsumem sudah memproduksi barang
sendiri,terjadi deurbanisasi karena telekomunikasi dan
transportasi sudah mulai membaik,menonjolkan
keterkaitan yang menyeluruh ( globalisasi )
keanekaragaman,hemat sumberdaya alam,dan hal ini
dikiaskan dengan kalimat Small wihthin big is beautiful.
7.Kemudian berkembanglah teknologi nano ,yaitu teknologi
yang mengatur,menyusun dan meletakkan atau merekayasa
atmosfir atom-atom menjadi molekul-molekul yang
dikehendaki.Dalam teknologi ini bahan bangunan utamanya
adalah atom-atom yang berukuran nanometer.Sementara
teknologi mikro merekayasa bahan bangunan yang berukuran
mikrometer.Beberapa produk teknologi nano antara lain
pengertian mesin dalam teknologi nano dan mesin sintesis
genetika ( DNA,RNA,hormon ,enzim,virus,dll ).
Beberapa dampak teknologi nano terhadap kehidupan
manusia dapat dibayangkan dengan berbagai contoh kasus
pabrik serta mesin replikator biologi maupun komputer
nano,artificial intelligence baik yang bersifat teknis maupun
sosial,dunia yang lebih luas dari planet bumi,pembagaruan
cara berobat,dll.

8.prinsip dasar perubahan dan pembaharuan melalui


proses evolusi dengan gene dan meme seperti dijelaskan
Richard Dawkins yaitu,Makhluk hidup berevolusi
dengan berproduksi beserta variasi atau mutasi,lalu
diikuti dengan seleksi.Ini dinamakan genetic
evolution.Sementara itu budidaya manusia yang
dinamakan meme juga berkembang atau berevolusi
melalui budi dan akal manusia.Karena budi dan akal
manusia adalah alat mutasi atau reproduksi yang lebih
ampuh dari mesin replikator protein manapun.Meme
memperbanyak diri karena manusia belajar dan
mengajar.Meme bermutasi karena manusia yang
bercerita kembali,agak merubah dan memperbaiki cerita
yang didengarnya dahulu.Meme tersebut akan mengalami
seleksi karena banyak manusia yang tidak sepenuhnya
percaya kepada cerita-cerita yang didengarnya.Evolusi
alamiah yang disebankan oleh gen berinteraksi secara
dialektis dengan perubahan dan pembaharuan yang
disebabkan oleh meme yang diwakili oleh budaya
manusia.Polemik mengenai alam ( gene ) yang serba
menentukan,dengan budaya ( meme ) yang serba mampu
merubahnya ( nature versus nurture ) muncul disini
dengan perspektif lain.

9.Melihat adanya perkembangan teknologi yang sangat


pesat di atas memunculkan pertanyaan apakah semua itu
masi ada batas batas pertumbuhannya.Pertumbuhan
materi dan ruang gerak manusia nampaknya tetap akan
mempunyai batas jika pertambahan manusia tidak
terkendali.Namun pertumbuhan budidaya manusia dalam
bentuk fikiran,informasi dan semua hal dalam dunia cipta
dan imajinasi nampaknya belum terlihat batas-
batasnya.Beberapa keterbatasan yang dapat dilihat antara
lain : batas kemampuan teknologi nano,batas
penggunaan energi menurut pertambahan entropi,batas
sumberdaya alam dan batas-batas ekosistem.
Perkembangan teknologi yang sangat pesat juga
menunjukkan berbagai harapan dan kerihatinan,terutama
menyangkut tata hidup kemanusiaan
mendatang.Beberapa hal diantaranya adalah kekuasaan
yang dapat dipercaya,strategi pencegahan pemusnahan
manusia,kesadaran dan partisipasi masyarakat lokal,dan
jaringan komunikasi ilmu pengetahuan manusia.

Demikianlah banyak pakar memberikan pandangan


bahwa kemampuan iptek suatu bangsa adalah faktor
yang menentukan di dalam kompetisi ekonomi dunia
sekarang ini.Upah,energi dan bahan baku yang berlimpah
dan murah tidak mempunyai peranan lagi di dalam
kompetisi dunia.Upah,energi dan bahaan baku yang
berlimpah dan murah tetap mempunyai arti meskipun
mulai mengalami pergeseran.beberapa macam teknologi
tinggi ( high tech ) bahkan tetap merupakan proses padat
karya,yang kadangkala lain sifatnya.

10.1.Perubahan Sosial yang telah,sedang dan akan terjadi

Pertanian Industrial Pasca Industrial


Primitif Modern Pasca Modern
Penjajahan Kemerdekaan Pasca Kemerdekaan
Lokal Nasional Global
Budaya daerah Budaya nasional Budaya Global
Pembudayaan Konvergensi kultural divergensi kultural
Desa Urbanisasi Suburbanisasi
Migrasi antar daereah Migrasi regional migrasi global
Revolusi industri Revolusi komunikasi Revolusi informas
Evolusi fisik Revolusi organisasi revolisi informasi
Masyarakat muda Masyrakat menua Masyarakat pasca tua
Survival Produktivitas Kualitas hidup
Kelas Pekerja Kelas menengah Kelas pengetahuan
10.2 Antisipasi Perobahan Mendatang

Persaingan global
Terbentuknya institusi-institusi global
Berkembangnya budaya global
Komersialisasi iptek
Pengendalian superhighway informasi
Privatisasi pelayanan masyarakat
Mengarahkan kehidupan pribadi
Membangun keluarga masyarakat
Mengarahkan kehidupan pribadi
Membangun keluarga masyarakat
Meraih kualitas hidup
Melindungi lingkungan alam
Menguatkan lingkungan sosial
Pemerintahan berwawasan masa depan
Membangun peradaban sosial
Mengatasi masalah siklus hidup dan politik
Mengatasi kejahatan dan kekerasan baru
Inisiatif membangun berbasiskan komunitas

Sumber-sumber teknologi baru :


- Prosedur identifikasi kebutuhan teknologinasional menurut sharif
- Analisis pembangunan
- Peramalan pasar global
- Formulasi kriteria
- Evaluasi input teknologi
- Prioritas kebutuhan energy
- Klasifikasi kebutuhan

Kekhususan ilmu dibandingkan pengetahuan terletak pada


kemampuan manusia untuk menyadari pengetahuan yang diperolehnya
secara spontan dan langsung itu serta membuatnya teratur dalam suatu
sistem, sehingga bila orang lain menanyakan, ia bisa menerangkan dan
mempertanggungjawabkan. Dengan perkataan lain, pengetahuan-
pengetahuan yang telah ada dikumpulkan, lalu diatur dan disusun sehingga
masuk akal dan bisa dimengerti orang lain.

Proses sistematisasi pengetahuan menjadi ilmu biasanya melalui


tahap-tahap sebagai berikut:
1 Tahap perumusan pertanyaan sebaik mungkin.
2 Merancang hipotesis yang mendasar dan teruji
3 Menarik kesimpulan logis dari pengandaian-
pengandaian.
4 Merancang teknik men-tes pengandaian-pengandaian.
5 Menguji teknik itu sendiri apakah memadai dan dapat
diandalkan.
6 Tes itu sendiri dilaksanakan dan hasil-hasilnya
ditafsirkan.
7 Menilai tuntutan kebenaran yang diajukan oleh
pengandaian-pengandaian itu serta menilai kekuatan
teknik tadi.
8 Menetapkan luas bidang berlakunya pengandaian-
pengandaian serta teknik dan merumuskan pertanyaan
baru.

Melihat lebih jauh kedepan Eric Drexler dalam buku Engine of


Creation (1986) menunjukan munculnya teknologi nano, yaitu teknologi
yang mengatur, menyusun, dan meletakan atau merekayasa atmosfir atom-
atom menjadi molekul-molekul yang dikehendaki. Dalam teknologi nano
ini bahan bangunan utamanya adalah atom-atom yang berukuran
nanometer. Sementara teknologi mikro merekayasa bahan bangunan yang
berukuran mikrometer. Beberapa produk teknologi nano antara lain
pengertian mesin dalam teknologi nano (nanocircuit, nanokomputer,
nanomesin).

Beberapa dampak teknologi nano terhadap kehidupan kemanusiaan


dapat dibayangkan dengan berbagai contoh kasus seperti pabrik serba
otomatis dengan mesin replikator biologi maupun komputer nano, artificial
intelligence baik yang bersifat teknik maupun sosial, dunia yang lebih luas
dari planet bumi, pembaharuan cara berobat.

Melihat perkembangan teknologi yang sangat pesat di atas


memunculkan pertanyaan apakah semua itu masih ada batas-batas
pertumbuhannya. Pertumbuhan materi dan ruang gerak manusia
nampaknya tetap akan mempunyai batas jika pertambahan manusia tidak
terkendali. Namun pertumbuhan budidaya manusia dalam bentuk fikiran,
informasi dan semua hal dalam dunia cipta dan imajinasi nampaknya
belum terlihat batas-batasnya. Beberapa keterbatasan yang dapat dilihat
antara lain : batas kemampuan teknologi nano, batas penggunaan energi
menurut pertambahan entropi, batas sumber daya alam dan batas-batas
ekosistem.
Perkembangan teknologi yang sangat pesat juga menunjukkan berbagai
harapan dan keprihatinan, terutama menyangkut tata hidup kemanusiaan
mendatang.

Banyak pakar memberikan pandangan bahwa kemampuan iptek


suatu bangsa adalah faktor yang menentukan di dalam kompetisi ekonomi
dunia sekarang ini. Upah, energi dan bahan baku yang melimpah ruah dan
murah tidak mempunyai peranan lagi di dalam kompetisi dunia. Upah,
energi dan bahan baku yang berlimpah dan murah tetap mempunyai arti
meskipun mlai mengalami pergeseran. Beberapa macam teknologi tinggi
(high tech) bahkan tetap merupakan proses padat karya, yang kadangkala
lain sifatnya.

Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari


dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai
dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Teknologi yang sebenarnya
merupakan alat bentu/ekstensi kemampuan diri manusia. Dewasa ini, telah
menjadi sebuah kekuatan otonom yang justru membelenggu perilaku dan
gaya hidup kita sendiri. Dengan daya pengaruhnya yang sangat besar,
karena ditopang pula oleh system-sistem sosial yang kuat, dan dalam
kecepatan yang makin tinggi, teknologi telah menjadi pengarah hidup
manusia. Masyarakat yang rendah kemampuan teknologinya cenderung
tergantung dan hanya mampu bereaksi terhadap dampak yang ditimbulkan
oleh kecanggihan teknologi.

Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan. Setiap inovasi


diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia.
Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan
aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah
menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah
dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun manusia tiudak bisa menipu
diri sendiri akan kenyataan bahwa teknologi mendatangkan berbagai efek
negatif bagi manusia.

Oleh karena itu untuk mencegah atau mengurangi akibat negatif


kemajuan teknologi, pemerintah di suatu negara harus membuat peraturan-
peraturan atau melalui suatu konvensi internasional yang harus dipatuhi
oleh pengguna teknologi.

DAMPAK ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DALAM


KEHIDUPAN MANUSIA

Abraham Harold Maslow berpendapat, bahwa manusia adalah


makhluk yang memiliki berbagai kebutuhan yang digambarkan sebagai
piramida. Menurut Maslow setiap individu memiliki kebutuhan-kebutuhan
yang tersusun secara hirarkhi dari tingkat yang paling mendasar sampai
pada tingkatan yang paling tinggi. Setiap kali kebutuhan pada tingkatan
paling rendah telah terpenuhi maka akan muncul kebutuhan lain yang
lebih tinggi. Pada tingkat yang paling bawah dicantumkan berbagai
kebutuhan dasar yang bersifat biologis, kemudian pada tingkatan yang
lebih tinggi dicantumkan berbagai kebutuhan dasar yang bersifat sosial.
Pada tingkatan yang paling tinggi dicantumkan kebutuhan untuk
mengaktualisasi diri.

Ada lima bentuk asumsi dasar teori maslow sebagai yang disusun
berdasarkan kebutuhan yang paling penting sebagai berikut:

1. Kebutuhan Fisiologis (physiological needs)

Manifestasi kebutuhan ini terlihat dalam tiga hal pokok, sandang


atau pakaian, pangan atau makan, dan kebutuhan biologis seperti
buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.
2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan (safety needs)

Yaitu kebutuhan ini berkaitan dengan kebutuhan rasa aman yang


mencakup antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap
kerugian fisik dan emosional seperti ancaman-ancaman dari luar
yang mungkin terjadi yang berasal dari ancaman orang lain.

3. Kebutuhan sosial (social needs)

Yaitu kebutuhan akan kasih sayang dan bersahabat (kerjasama)


dalam kelompok kerja atau antar kelompok. Ditandai dengan
keinginan seseorang menjadi bagian atau anggota dari kelompok
tertentu, keinginan untuk menjalin hubungan dengan orang lain, dan
keinginan membantu orang lain. Misalnya adalah : memiliki teman,
memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.

4. Kebutuhan pengakuan (esteem needs)

Yaitu kebutuhan yang berkaitan tidak hanya menjadi bagian dari


orang lain (masyarakat), tetapi lebih jauh dari itu, yaitu diakui orang
lain karena kemampuannya atau kekuatannya. Kebutuhan ini
ditandai dengan penciptaan simbol-simbol, yang dengan simbol itu
kehidupannya dirasa lebih berharga. Dengan simbol-simbol seperti
merek sepatu, merek jam dan lainnya merasa bahwa statusnya
meningkat dan dirinya sendiri disegani dan dihormati orang.

5. Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization needs)

Kebutuhan aktualisasi diri yaitu kebutuhan yang berhubungan


dengan aktualisasi/penyaluran diri dalam arti
kemampuan/minat/potensi diri dalam bentuk nyata dalam
kehidupannya merupakan kebutuhan tingkat tertinggi dari teori
Maslow, seperti ikut seminar, loka karya yang sebenarnya keikut
sertaannya itu bukan didorong oleh ingin dapat pekerjaan, tetapi
sesuatu yang berasal dari dorongan ingin memperlihatkan bahwa ia
ingin mengembangkan kapasitas prestasinya yang optimal. Adapun
ikut andil ilmu pengetahuan alam dan kehidupan manusia terhadap
kehidupan manusia diantaranya:

1. Peran terhadap Pangan (Makanan)


Dampak yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan alam
dan teknologi ada yang positif da nada juga yang negatif. Dampak
yang positif antara lain adalah:

- Ditemukannya bibit unggul yang dalam waktu singkat dapat


diproduksi berlipat ganda.

- Digunakannya mekanisasi pertanian untuk memungut hasil


produksi sehingga hasilnya lebih besar bila dibandingkan dengan
menggunakan tenaga manusia.

- Ditemukannya cara pemupukan yang tepat serta digunakannya


bakteri yang sanggup memperkuat akar tanaman dengan
mengambil zat hara yang lebih baik sehingga hasilnya bertambah
banyak.

- Digunakannya bioteknologi (misalnya hormone tumbuhan),


untuk merangsang tumbuhnya daun bunga, dan buah, sehingga
tumbuh banyak.

Dampak negatif dari kemajuan teknologi tersebut antara lain adalah :

- pemakaian pestisida yang ternyata tidak hanya dapat


memberantas hama tanaman, tetapi juga dapat membunuh hewan
ternak, dapat meracuni hasil panen, dan bahkan meracuni
manusia sendiri. Setiap penggunaan teknologi maju selalu disertai
adanya dampak negatif. Oleh karena itu, kesadaran dan tanggung
jawab kita dituntut lebih tinggi agar efek negatif dari kemajuan
ilmu pengetahuan alam dan teknologi dapat ditekan sampai
sekecil mungkin.

2. Peran terhadap Sandang (pakaian)

Dampak dari kemajuan ilmu pengetahuan alam dan teknologi pada


sandang ada yang positif da nada pula yang negatif. Adapun dampak
positifnya antara lain:

- Menolong manusia dalam pengadaan sandang dengan adanya


mesin tekstil sehingga mempercepat proses pembuatan pakaian.

- Telah ditemukannya serat sistesis, baik yang membuat dari


pokok-pokok kayu yang diproses secara kimiawi menjadi benang
(rayon) maupun dari bahan galian seperti hasil sulingan batubara
dan minyak bumi yang dapat diproses menjadi serat-serat sintesis,
seperti polyester, polipropelin, polietelin, dan lain-lain.

- Dengan kemajuan teknologi, kita tidak perlu menunggu terlalu


lama hasil serat tanaman kapas, karena dengan sistesis,
pembuatan tekstil dapat dilakukan secara besar-besaran dalam
waktu yang singkat.

Adapun dampak negatifnya sebagai berikut:

- Bahan-bahan yang berupa polimer sistesis yang dalam bahasa


sehari-hari dinamakan plastik, kalau menjadi sampah tidak dapat
dihancurkan oleh bakteri-bakteri pembusuk.

- Sampah plastik kalau dibakar akan menyebabkan penipisan


lapisan ozon. Namun jika tidak dibakar, dapat mencemarkan
tanah sehingga mengurangi kesuburan tanah.

3. Peran terhadap Papan (Tempat Tinggal)

Manusia memiliki kemampuan untuk berinovasi dan


berkembang, Allah mengaruniai manusia dengan keunggulan berupa
akal dan budi. Dengan akal inilah manusia dapat menyempurnakan
rumah tempat tinggalnya dari gua-gua alami ke pohon-pohon,
kemudian berkembang lagi menjadi rumah di atas tiang-tiang
penyangga, dan lebih maju lagi sekarang kita dapat membuat
bangunan rumah dari tembok dengan penuh kenyamanan dan
kemegahan.

Dengan menerapkan teknologi maju, manusia mampu


membangun rumah dan gedung-gedung pencakar langit. Orang tidak
lagi menggunakan tangga, tetapi cukup dengan menekan tombol dan
dalam beberapa detik saja orang sudah sampai di lantai yang dituju.
Adapun dampak negatif ilmu pengetahuan alam dan teknologi
terhadap papan (tempat tinggal) antara lain:

- Dengan peralatan modern, orang dengan sangat mudah membabat


hutan untuk pembabatan rumah, gedung, dan sebagainya, atau
untuk perabotan yang lain. Akibatnya hutan menjadi gundul dan
jika hutan menjadi banjir, erosi, pendangkalan sungai, kematian
sumber air, hilangnya kesuburan tanah, dan pada akhirnya
menyengsarakan manusia sendiri.

- Dengan diterapkannya teknologi modern, tenaga manusia banyak


yang tidak terpakai, sehingga banyak terjadi pengangguran.
Sebagai akibat dari pengangguran ini, timbul kejahatan dimana-
mana.

Peta Teknologi
Peta teknologi mengenal adanya 4 komponen teknologi yang saling terkait
yang dapat menjelaskan tingkat kecanggihan pemanfaatan suatu teknologi,
yaitu mencakup :
Teknologi (technoware)
Organisasi (orgaware)
Tenaga Kerja (humanware)
Informassi tentang teknologi yang dimiliki (infoware)

Anda mungkin juga menyukai