Anda di halaman 1dari 5

Nama : Maya Atmaningrum

Npm : 50-20261

Kelas : 1f

MK : Pengantar Pendidikan

Dosen Pengampu: Dr.Hj.Siti Aisyah M.Pd

Pendidikan Sepanjang Hayat


Pendidikan Sepanjang Hayat adalah sebuah konsep yang menyatakan bahwa proses
pendidikan dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja tanpa dibatasi oleh usia.
Tujuan Pendidikan Seumur Hidup yaitu mengembangkan potensi manusia secara
optimal dan menyelaraskan pendidikan wajib belajar dengan pengembangan
kepribadian manusia.Penerapan Pendidikan Sepanjang Hayat dapat dilakukan pada
lingkungan rumah tangga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Melalui
proses Pendidikan Sepanjang Hayat ini, manusia mampu meningkatkan kualitas
kehidupannya secara berkesinambungan, mampu mengikuti perkembangan ilmu dan
teknologi, serta mampu mengikuti perkembangan masyarakat dan budaya untuk
menghadapi tantangan masa depan dan mengubahnya menjadi peluang.

Penerapan Pendidikan Sepanjang Hayat dapat dilakukan pada lingkungan rumah


tangga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Tanggung jawab
penyelenggaraan Pendidikan Sepanjang Hayat diemban bersama oleh keluarga,
sekolah, dan pemerintah.Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat sesuai untuk diterapkan
pada kehidupan manusia dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang
pesat. Pendidikan Sepanjang Hayat secara umum berlaku untuk semua manusia.
Sedangkan secara khusus, Pendidikan Sepanjang Hayat dapat diterapkan dalam
pendidikan baca tulis, pendidikan vokasi, pendidikan profesi, pendidikan inovasi, serta
pendidikan kewargenegaraan.

Pendidikan Sepanjang Hayat memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk


belajar sesuai dengan minat, usia, dan kebutuhan belajarnya. Kesempatan ini
merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan untuk belajar di berbagai tempat dan
kondisi. Kegiatan belajar tersebut dapat dilakukan secara berkelompok maupun
perorangan. Pembelajaran Sepanjang Hayat juga dapat meningkatkan kebermaknaan
seseorang dalam kehidupan dirinya, keluarganya dan lingkungan masyarakatnya.
Seseorang menjadi pribadi yang memiliki kemampuan untuk menjadi diri sendiri,
bersikap mandiri, serta memiliki tujuan hidup yang jelas dan terarah. Kebermaknaan ini
berdampak pada sikap dan perilaku serta harapan yang lebih positif dari peserta didik
bagi dirinya sendiri dan lingkungannya. Peserta didik menjadi pembelajar yang selalu
optimis terhadap lingkungan dan masa depan.Melalui proses Pendidikan Sepanjang
Hayat ini, manusia mampu meningkatkan kualitas kehidupannya secara
berkesinambungan, mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi.

A. Konteks Belajar Sepanjang Hayat

suatu konsep, suatu idea, gagasan pokok dalam konsep ini ialah bahwa belajar itu
tidak hanya berlangsung di lembaga-lembaga pendidikan formal seseorang masih
dapat memperoleh pengetahuan kalau ia mau, setelah ia selesai mengikuti pendidikan
di suatu lembaga pendidikan formal. Ditekankan pula bahwa belajar dalam arti
sebenarnya adalah sesuatu yang berlangsung sepanjang kehidupan seseorang.
Bedasarkan idea tersebut konsep belajar sepanjang hayat sering pula dikatakan
sebagai belajar berkesinambungan (continuing learning). Dengan terus menerus
belajar, seseorang tidak akan ketinggalan zaman dan dapat memperbaharui
pengetahuannya, terutama bagi mereka yang sudah berusia lanjut. Dengan
pengetahuan yang selalu diperbaharui ini, mereka tidak akan terasing dan generasi
muda, mereka tidak akan menjadi snile atau pikun secara dini, dan tetap dapat
memberikan sumbangannya bagi kehidupan di lingkungannya.

Sedangkan pengertian belajar sepanjang hayat itu sendiri adalah suatu konsep
tentang belajar terus menerus dan berkesinambungan (continuing-learning) dari buaian
sampai akhir hayat, sejalan dengan fase-fase perkembangan pada manusia. Oleh
karena setiap fase perkembangan pada masing-masing individu harus dilalui dengan
belajar agar dapat memenuhi tugas-tugas perkembanganya, maka belajar itu dimulai
dari masa kanak-kanak sampai dewasa dan bahkan masa tua. Dalam dunia pendidikan
modern terdapat istilah Long Life Education atau pendidikan seumur hidup. Setiap
individu diharapkan memiliki kesadaran meningkatkan kualitas hidupnya dengan tidak
terikat kepada pendidikan formal semata. Istilah pendidikan seumur hidup juga
dikemukakan Abu Ahmadi dakam bukunya Ilmu Pendidikan. Terkait konsep ini, pada
1970 Paul Lengrand bahkan sempat menerbitkan buku An Introduction To Life Long
Education. Konsep ini kemudian termaktub dalam komisi internasional tentang
pengembangan pendidikan yang diketuai oleh Edgar Paure.

Faktor-faktor yang mendukung proses belajar yaitu:

1. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat
mempengaruhi hasil belajar individu.

2. Faktor eksternal
Faktor eksternal juga dapat mempengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal ini, Syah
(2003) menjelaskan bahwa faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dapat
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan
non- sosial.

B. Pilar Pembelajar Sepanjang Hayat

3 SUMBER LAIN DARI PILAR BELAJAR SEPANJANG HAYAT

1) Menurut Anatasuni.blogspot.com

Enam pilar utama yang mutlak ada yang menjadi manusia pembelajar sepanjang hayat

1. Rasa ingin tahu


Inilah merupakan awal mula dari seseorang untuk menjadi manusia yang
berpengetahuan.manusia yang ingin tahu yang tinggi adalah pembelajar sejati.
2. Otimisme
Inilah modsl dasar orang untuk tidak muda menyerah dengan aneka keadaan.
3. Ke ikhlasan
Orang-orang yang ikhlas nyaris tidak mengenal lelah.dia selalu bergairah dalam
setiap keadaan.
4. Konsitensi
Begitu banyak orang bekerja dalam formal “ Keras jarak,yang tersiram air sedikit
saja menjadi lembek “,Tergoda dengan hal baru keudian meninggalkan
keputusan yang telah di buat tengah dicoba dijalankan.
5. Pandangan Visioner
Pandangan Joun kedepan,melebihi batas-batas pemikiran orang kebanyakan
merka yang termasuk golongan ini jarang sekali tergoda melakukan apa saja
demi hal yang instan.
6. Tuntunan pekerjaan
Pekerjaan jenis tertentu menuntut pelakunya terus belajar dan berlatih dan
perkembangan ilmu pengetahuan teknologi, agar tidak ketinggalan Zaman.

2) Menurut Sopnirarfie.blogspot.com

Enam pilar utama yang mutlak ada untuk menjadi manusia pembelajar sepanjang
hayat sebagai berikut:
1. Rasa Ingin Tahu
2. Opitimisme
3. Keihklasan
4. Konstensi
5. Pandangan Visioner
6. Tuntunan berkenanaan (Sudarwan,Bonman denim, 2010:145.146 )

3) Menurut Ahmad Sudrajat.wordpress.com


Ada 4 Pilar Pendidikan Yaitu Sebagai berikut :

1. Belajar Mnegetahui  (learning to know)

Belajar mengetahui merupakan kegiatan untuk memperoleh, memperdalam dan


memanfaatkan pengetahuan. Pengetahuan diperoleh dengan berbagai upaya
perolehan pengetahuan, melalui membaca, mengakses internet, bertanya,
mengikuti kuliah, dll. Pengetahuan dikuasai melalui hafalan, tanya-jawab,
diskusi, latihan pemecahan masalah,

2. Belajar berkarya (learning to do)

Dalam konsep komisi Unesco, belajar berkarya ini mempunyai makna khusus,
yaitu dalam kaitan dengan vokasional. Belajar berkarya adalah balajar atau
berlatih menguasai keterampilan dan kompetensi kerja. Sejalan dengan tuntutan
perkembangan industri dan perusahaan, maka keterampilan dan kompetisi kerja
ini, juga berkembang semakin tinggi, tidak hanya pada tingkat keterampilan,
kompetensi teknis atau operasional, tetapi sampai dengan kompetensi
profesional. Karena tuntutan pekerjaan didunia industri dan perusahaan terus
meningkat, maka individu yang akan memasuki dan/atau telah masuk di dunia
industri dan perusahaan perlu terus bekarya. Mereka harus
mampu doing much (berusaha berkarya banyak).

3. Belajar hidup bersama (learning to live together)

Dalam kehidupan global, kita tidak hanya berinteraksi dengan beraneka


kelompok etnik, daerah, budaya, ras, agama, kepakaran, dan profesi, tetapi
hidup bersama dan bekerja sama dengan aneka kelompok tersebut. Agar
mampu berinteraksi, berkomonikasi, bekerja sama dan hidup bersama antar
kelompok dituntut belajar hidup bersama. Tiap kelompok memiliki latar belakang
pendidikan, kebudayaan, tradisi, dan tahap perkembangan yang berbeda, agar
bisa bekerjasama dan hidup rukun, mereka harus banyak belajar hidup
bersama, being sociable (berusaha membina kehidupan bersama).

4. Belajar berkembang utuh (learning to be)

Tantangan kehidupan yang berkembang cepat dan sangat kompleks, menuntut


pengembangan manusia secara utuh. Manusia yang seluruh aspek
kepribadiannya berkembang secara optimal dan seimbang, baik aspek
intelektual, emosi, sosial, fisik, maupun moral. Untuk mencapai sasaran demikian
individu dituntut banyak belajar mengembangkan seluruh aspek kepribadiannya.
Sebenarnya tuntutan perkembangan kehidupan global, bukan hanya menuntut
berkembangnya manusia secara menyeluruh dan utuh, tetapi juga manusia utuh
yang unggul. Untuk itu mereka harus berusaha banyak mencapai keunggulan
(being excellence). Keunggulan diperkuat dengan moral yang kuat. Individu-
individu global harus berupaya bermoral kuat atau being morally.

Anda mungkin juga menyukai