Npm : 50-20261
Kelas : 1f
MK : Pengantar Pendidikan
suatu konsep, suatu idea, gagasan pokok dalam konsep ini ialah bahwa belajar itu
tidak hanya berlangsung di lembaga-lembaga pendidikan formal seseorang masih
dapat memperoleh pengetahuan kalau ia mau, setelah ia selesai mengikuti pendidikan
di suatu lembaga pendidikan formal. Ditekankan pula bahwa belajar dalam arti
sebenarnya adalah sesuatu yang berlangsung sepanjang kehidupan seseorang.
Bedasarkan idea tersebut konsep belajar sepanjang hayat sering pula dikatakan
sebagai belajar berkesinambungan (continuing learning). Dengan terus menerus
belajar, seseorang tidak akan ketinggalan zaman dan dapat memperbaharui
pengetahuannya, terutama bagi mereka yang sudah berusia lanjut. Dengan
pengetahuan yang selalu diperbaharui ini, mereka tidak akan terasing dan generasi
muda, mereka tidak akan menjadi snile atau pikun secara dini, dan tetap dapat
memberikan sumbangannya bagi kehidupan di lingkungannya.
Sedangkan pengertian belajar sepanjang hayat itu sendiri adalah suatu konsep
tentang belajar terus menerus dan berkesinambungan (continuing-learning) dari buaian
sampai akhir hayat, sejalan dengan fase-fase perkembangan pada manusia. Oleh
karena setiap fase perkembangan pada masing-masing individu harus dilalui dengan
belajar agar dapat memenuhi tugas-tugas perkembanganya, maka belajar itu dimulai
dari masa kanak-kanak sampai dewasa dan bahkan masa tua. Dalam dunia pendidikan
modern terdapat istilah Long Life Education atau pendidikan seumur hidup. Setiap
individu diharapkan memiliki kesadaran meningkatkan kualitas hidupnya dengan tidak
terikat kepada pendidikan formal semata. Istilah pendidikan seumur hidup juga
dikemukakan Abu Ahmadi dakam bukunya Ilmu Pendidikan. Terkait konsep ini, pada
1970 Paul Lengrand bahkan sempat menerbitkan buku An Introduction To Life Long
Education. Konsep ini kemudian termaktub dalam komisi internasional tentang
pengembangan pendidikan yang diketuai oleh Edgar Paure.
1. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat
mempengaruhi hasil belajar individu.
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal juga dapat mempengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal ini, Syah
(2003) menjelaskan bahwa faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dapat
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan
non- sosial.
1) Menurut Anatasuni.blogspot.com
Enam pilar utama yang mutlak ada yang menjadi manusia pembelajar sepanjang hayat
2) Menurut Sopnirarfie.blogspot.com
Enam pilar utama yang mutlak ada untuk menjadi manusia pembelajar sepanjang
hayat sebagai berikut:
1. Rasa Ingin Tahu
2. Opitimisme
3. Keihklasan
4. Konstensi
5. Pandangan Visioner
6. Tuntunan berkenanaan (Sudarwan,Bonman denim, 2010:145.146 )
Dalam konsep komisi Unesco, belajar berkarya ini mempunyai makna khusus,
yaitu dalam kaitan dengan vokasional. Belajar berkarya adalah balajar atau
berlatih menguasai keterampilan dan kompetensi kerja. Sejalan dengan tuntutan
perkembangan industri dan perusahaan, maka keterampilan dan kompetisi kerja
ini, juga berkembang semakin tinggi, tidak hanya pada tingkat keterampilan,
kompetensi teknis atau operasional, tetapi sampai dengan kompetensi
profesional. Karena tuntutan pekerjaan didunia industri dan perusahaan terus
meningkat, maka individu yang akan memasuki dan/atau telah masuk di dunia
industri dan perusahaan perlu terus bekarya. Mereka harus
mampu doing much (berusaha berkarya banyak).