Anda di halaman 1dari 26

PILAR

PENDIDIKAN
SUMIYATI SA’ADAH
EDUCATION IS THE MOST POWERFUL WEAPON WHICH
YOU CAN USE TO CHANGE THE WORLD

(NELSON MANDELLA)
GOAL 4

Quality of
Education
Education 2030 Framework for Action
(UNESCO, 2015)
The Sustainable Development Goal 4 targets:

Ensure inclusive and equitable quality education


and promote lifelong learning opportunities for all
Education 2030 Framework for Action
(UNESCO, 2015)
Strategic approaches
• Strengthening policies, plans, legislation and
systems
• Emphasizing equity, inclusion, and gender equality
• Focusing on quality and learning
• Promoting lifelong learning
• Addressing education in emergency situations
TANTANGAN-TANTANGAN ABAD 21
• JACQUES DELORS selaku ketua Komisi Internasional
tentang Pendidikan Abad 21 PBB menyatakan bahwa
ada 7 macam ketegangan yang terjadi pada abad 21
dan menjadi ciri dan tantangan pendidikan abad 21.
7 MACAM KETEGANGAN PADA ABAD 21
1. Ketegangan antara GLOBAL dan LOKAL.
2. Ketegangan antara UNIVERSAL dan INDIVIDUAL.
3. Ketegangan antara TRADISI dan KEMODERNAN.
4. Ketegangan antara pertumbuhan2 JANGKA
PANJANG dengan JANGKA PENDEK.
5. Ketegangan antara perlunya KOMPETISI dengan
KESAMAAN KESEMPATAN.
6. Ketegangan antara PERLUASAN PENGETAHUAN
dengan KEMAMPUAN MENCERNAKANNYA.
7. Ketegangan antara SPIRITUAL dan MATERIAL.
TRENDS OF THE FUTURE
 Rapid increase in the growth of information and communication.
Information revolution
 New products and services are invented every minute.
 Global market place. Global language is spoken.
 Computers and internet will be widely used.
 New knowledge and competencies needed.
 Technology literacy and fluency is a basic skill.
 More stressful life. Emotional intelligence and spiritual intelligence are
needed. Spirituality and new values and norm standard applied
VISI DALAM MENGHADAPI ABAD 21
Dalam menghadapi tantangan Abad 21 UNESCO
mengembangkan visi sebagai berikut :
1. Dari masyarakat lokal menuju pada masyarakat
dunia.
2. Dari kohesi sosial menuju partisipasi demokrasi
3. Dari pertumbuhan ekonomi menuju perkembangan
manusia.
Unesco menetapkan Dua Prinsip
Pendidikan
1. Empat Pilar Pendidikan
• Learning to know (belajar untuk
mengetahui)
• Learning to do (belajar melakukan)
• Learning to live together (belajar hidup
dalam kebersamaan)
• Learning to be (belajar menjadi diri sendiri)
2. Life long education, pendidikan semur hidup
(Utlubul ilma minal mahdi ilal lahdi, Hadis)
• Belajar untuk mengetahui, belajar
untuk mencari tahu.
• Pilar yang paling dasar dalam mencari
Learning
ilmu pengetahuan (untuk dapat
to know
mengetahui dan memahami objek-
objek riil maupun ide-ide abstrak yang
ada di sekitar mereka)
• Tujuan belajar untuk mengetahui ini:
menguasai pengetahuan yang sifatnya
divergen, sangat luas dan kompleks, yang
Learning selalu berkembang dari waktu ke waktu
to know (Stojanovska,2017)
• Penting membiasakan siswa dalam belajar
mencari tahu untuk “haus “ terhadap ilmu
pengetahuan (Delors, 2013)
• Belajar untuk melakukan sesuatu. Artinya,
seseorang belajar untuk dapat
menggunakan pengetahuan tersebut secara
Learning praktikal dalam kehidupannya sehari-hari.
to do • Penting untuk membangun soft skill dan
hard skill untuk menghadapai tantangan
abad 21
• secara harfiah dapat diartikan sebagai
belajar untuk menjadi.
• learning to be berarti bagaimana melalui
Learning pendidikan, seorang dapat belajar untuk
to be menjadi manusia-manusia yang memiliki
harkat dan martabat sebagai manusia
• Belajar untuk dapat hidup bersama
dengan orang lain
Learning • Penting, karena masyarakat yang
to life beragam (latar belakang, suku, ras,
togather agama, etnik, atau pendidikan) untuk
hidup berdampingan secara damai
Integrasi Empat Pilar Pendidikan
CIRI PENDIDIKAN MASA DEPAN
1. Berfokus pada pemupukan potensi unggul setiap
peserta didik.
2. Keseimbangan beragam kecerdasan (intelektual,
emosional, sosial, spritual, kinestetis, dst.)
3. Mengajarkan life skills.
4. Sistem penilaiannya berbasis portofolio dari hasil
karya siswa.
CIRI PENDIDIKAN MASA DEPAN(lanjutan)

5. Pembelajaran berbasis kehidupan nyata dan praktik di


lapangan.
6. Guru lebih berperan sebagai motivator dan fasilitator agar
peserta didik mengembangkan minatnya masing-masing.
7. Pembelajaran didasarkan pada kemampuan, cara/gaya
belajar, dan perkembangan psikologis anak masing-masing
PERGESERAN PARADIGMA PENDIDIKAN

1. Pendidikan yang berorientasi pada pengetahuan bergeser


menjadi pengembangan ke segala potensi yang seimbang.
2. Dari keseragaman pembelajaran bersama yang sentralistik
menjadi keberagaman yang terdesentralisasi dan
terindividulisasikan (seiring dengan berkembangnya
teknologi informasi)
PERGESERAN PARADIGMA PENDIDIKAN

3. Pembelajaran dengan model penjenjangan yang terbatas


menjadi pembelajaran seumur hidup. Belajar tidak hanya
terbatas pada jenjang pendidikan dasar, menengah dan
tinggi, namun belajar dapat dilakukan sepanjang hayat, yang
tidak terbatas pada tempat, usia, waktu, dan fasilitas.
4. Dari pengakuan gelar kearah pengakuan kekuatan-kekuatan
nyata (profesionalisme)
PERGESERAN PARADIGMA PENDIDIKAN
5. Pembelajaran yang berbasis pada pencapaian target kurikulum bergeser
menjadi pembelajaran yang berbasis pada kompetensi dan produksi.
Pencapaian target kurikulum bukan satu-satunya indikator keberhasilan
proses pendidikan, keberhasil pendidikan hendaknya di lihat dari
konteks, input, proses, output dan outcomes, sehingga keberhasilan
pendidikan dapat dimaknai secara komprehensif.
6. Pendidikan sebagai investasi manusia dengan hight cost, yang dapat
dinikmati oleh kelompok masyarakat menengah ke atas, khususnya
pendidikan tinggi.
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai