Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kurikulum dikembangkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Tujuan ini meliputi tujuan
Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan Dasar dan Menengah, dan tujuan yang
disesuaikan dengan kekhasan dan potensi daerah, serta satuan pendidikan dan peserta
didik. Oleh sebab itu, kurikulum yang disusun oleh satuan pendidikan memungkinkan
penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) yang beragam
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan
pendidikan nasional. Satndar Nasional Pendidikan terdiri atas Standar Isi, Standar
Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Tenaga kependidikan, Standar Sarana dan
Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, Standar Penilaian.
Sesuai Instruksi Presiden Republik Indonesia No.1 tahun 2010 tentang
Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional yang salah satunya melalui
Pendidikan Karakter Bangsa, maka Kurikulum SMA Raudlatul Amien ini juga
mengakomodasi dan mengintegralkan pendidikan berwawasan kesetaraan gender,
pendidikan berwawasan kewirausahaan dan pendidikan budaya dan karakter bangsa
dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kondisi sekolah kami.
1. Rasional Pengembangan Kurikulum
Rasional pengembangan Kurikulum seperti yang tercantum dalam permendikbud
Nomor 36 tahun 2018 dikembangkan sebagai berikut :
1.1 Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan
dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional
Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia
dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk
Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-
anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk
usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2021-2022 pada saat
angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah
bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah
ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi
dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.
1.2 Tantangan Eksernal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu
yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi,
kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat
internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan
perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti
dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian
Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan
ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran
kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan
transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International
Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for
International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa
capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan
yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi
uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.
1.3 Penyempurnaan Pola pikir
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai
berikut.
1) Penguatan pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik
harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari dan gaya
belajarnya (learning style) untuk memiliki kompetensi yang sama;
2) Penguatan pola pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-
masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya);
3) Penguatan pola pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba
ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh
melalui internet);
4) Penguatan pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari
semakin diperkuat dengan pendekatan pembelajaran saintifik);
5) Penguatan pola belajar sendiri dan kelompok (berbasis tim);
6) Penguatan pembelajaran berbasis multimedia;
7) Penguatan pola pembelajaran berbasis klasikal-massal dengan tetap
memperhatikan pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta
didik;
8) Penguatan pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
9) Penguatan pola pembelajaran kritis.
1.4 Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut:
1) Penguatan tata kerja guru lebih bersifat kolaboratif;
2) Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen
kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan
3) Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses
pembelajaran.
1.5 Penguatan Materi
Penguatan materi dilakukan dengan cara pengurangan materi yang tidak relevan
serta pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.
2. Karakteristik Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut.
1. Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial, pengetahuan, dan
keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan
masyarakat;
2. Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
3. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
4. Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas
yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
5. Mengembangkan kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing
elements) kompetensi dasar. Semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi
inti;
6. Mengembangkan kompetensi dasar berdasar pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

3. Tujuan Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
2. Pengembangan Kuriulum 2013
2.1 Keterampilan 4C (Communication, Collaboration, Critical Thinking and
Problem Solving, Creativity and Innovation)
Pengembangan Kurikulum 2013 abad ke 21 diharapkan memuat 4C (Communication,
Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, Creativity and Innovation).
Hal tersebut merupakan kemampuan sesungguhnya yang ingin dituju pada
implementasi kurikulum 2013, bukan sekedar transfer materi. Berikut penjelasan
tentang 4C:
1. Communication (komunikasi)
Komunikasi adalah sebuah kegiatan mentransfer sebuah informasi baik secara
lisan maupun tulisan. Namun, tidak semua orang mampu melakukan komunikasi
dengan baik. Terkadang ada orang yang mampu menyampaikan semua informasi
secara lisan tetapi tidak secara tulisan ataupun sebaliknya.
Komunikasi efektif terjadi apabila sesuatu (pesan) yang diberitahukan
komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh komunikan, sehingga
tidak terjadi salah persepsi.
2. Collaboration (kolaborasi)
Adalah kemampuan berkolaborasi atau bekerja sama, saling bersinergi,
beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggungjawab. Bekerja secara produktif
dengan yang lain, menempatkan empati pada tempatnya, meghormati perspektif
berbeda.
Kolaborasi juga memiliki arti mampu menjalankan tanggungjawab pribadi dan
flesibilitas secara pribadi pada tempat kerja dan hubungan masyarakat,
menetapkan dan mencapai standar dan tujuan yang tinggi untuk diri sendiri dan
orang lain, memaklumi kerancuan.
3. Critical Thinking and Problem Solving (berpikir kritis dan pemecahan masalah)
Adalah kemampuan untuk memahami sebuah masalah yang rumit,
mengkoneksikan informasi satu dengan informasi lain, sehingga akhirnya muncul
berbagai perspektif, dan memunculkan solusi dari suatu permasalahan. Critical
Thinking dimaknai juga kemampuan menalar , memahami, dan membuat pilihan
yang rumit, memahami interkoneksi antara sistem, menyusun, mengungkapkan,
menganalisis, dan menyelesaikan masalah.
4. Creaitivity and Innovation (kreativitas dan Inovasi)
Adalah kemampuan untuk mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan
gagasan-gagasan baru kepada yang lain. Bersikap terbuka dan responsif terhadap
perspektif baru dan berbeda. Kreatifitas juga didefinisikan sebagai kempuan
seseorang dalam menciptakan penggabungan baru. Kreativitas akan sangat
tergantung kepada pemikiran kreatif seseorang, yakni proses akal budi seseorang
dalama menciptakan gagasan baru. Kreativitas yang bisa menghasilkan
penemuan-penenmuan baru (dan biasanya bernilai secara ekonomis) sering
disebut inovasi.
4.2 Program PPK (Penguatan Pendidikan Karakter)
Dalam pengenbangan kurikulum 2013 selain memuat keterampilan 4C juga
harus mengintegrasikan PPK, Literasi, dan HOTS.
Program PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) adalah program pendidikan di
sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati, olah rasa,
olah pikir, dan olah raga dengan dukungan pelibatan publik dan kerja sama antara
sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional
Revolusi Mental (GNRM). Adapun urgensi program Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) adalah:
1. Pembangunan SDM merupakan podasi pembangunan bangsa
2. Keterampilan abad 21 yang dibutukan siswa : kulaitas karakter, Literasi dasar,
dan Komptensi 4C guna mewujudkan keunggulan bersaing Generasi Emas 2045
3. Kecenderungan kondisi degradasi moralitas, etika, dan budi pekerti.
Tujuan program PPK adalah menanmkan nilai-nilai pembentukan karakter
bangsa kepada peserta didik secara masifdan efektif melalui lembaga pendidikan
dengan prioritas nilai-nilai tertentu yang akan menjadi fokus pembelajaran,
pemahaman, pengertian, dan praktik, sehingga pendidikan karakter sungguh dapat
mengubah perilaku, cara berpikir, dan cara bertindak seluruh bangsa Indonesia
menjadi lebih baik dan berintegritas.
Penguatan Pendidikan Karakter dimulai dari Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD), dilanjutkan dengan prioritas pada jenjang pendidikan dasar, yaitu Sekolah
Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Gerakan PPK pada usia dini dan jenjang
pendidikan dasar ini akan diintegrasikan dengan prioritas nilai Gerakan Nasional
Revolusi Mental (GNRM) sehingga terjadi perubahan yang masif dan serentak di
seluruh Indonesia.

KONSEP DASAR PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK)

Fokus Penguatan Pendidikan Karakter (PPK):


1. Struktur Program
a. Jenjang kelas
b. Ekosistem Sekolah
c. Penguatan Kapasitas Guru
2. Struktur Kurikulum
a. PPK melalui kegiatan Intra-Kurikuler dan Kokurikuler
b. PPK melalui kegiatan Ekstra-Kurikuler
c. PPK melalui kegiatan non-kurikuler
3. Struktur Kegiatan Praksis Kegiatan Pembentukan Karakter di Lingkungan
Sekolah berdasarkan 4 dimesi pengolahan karakter Ki hajar Dewantara (olah pikir,
olah Hati, olah rasa/karsa, olah raga)

MODEL PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK)

Contoh Model Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK):


1. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) melalui kegiatan pembiasaan,
antara lain: memulai hari dengan Upacara Bendera (Senin), Apel, menyanyikan
lagu Indonesia Raya, Menyanyikan Lagu Nasional, berdoa bersama. Membaca
buku-buku nonpelajaran tentang Penumbuhan Budi Pekerti (PBP), cerita rakyat
yang dapat dilaksanakan 15 sebelum memulai pembelajaran, sebelum mengakhiri
kegiatan belajar siswa melakukan refleksi, menyanyikan lagu daerah dan berdoa
bersama.
2. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) melalui kegiatan Intra-kurikuler
yakni integrasi pendidikan karakter dalam kegiatan belajar mengajar pada semua
mata pelajaran.
3. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) melalui kegiatan kokurikuler dan
ekstrakurikuler. Sesuai minat dan bakat siswa yang dilakukan di bawah bimbingan
guru/pelatih/melibatkan orang tua & masyarakat, kegiatan keagamaan, Pramuka,
PMR, Paskibra, Kesenia, Bahasa & Sastra, KIR, jurnalistik, olahraga, dsb.
IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK)

Melalui Gerakan PPK ini, diharapkan peserta didik mampu mengutamakan dan
membudayakan pendidikan karakter di dunia pendidikan dalam mempersipakan daya
saing peserta didik dengan kompetensi abad 21.
4.3 Program Literasi
Keterampilan membaca berperan penting dalam kehidupan kita. Membaca untuk
menambah pengetahuan. Diperoleh dari membaca, mengingat kemampuan dan
keterampilan mendasar. Beberapa hal penting yang perlu dikembangkan dalam
program literasi sekolah yaitu program secara tertulis, kegiatan yang lebih
variatif, memaksimalkan fungsi perpustakaan, serta adanya evaluasi secara
kontinyu dari pihak sekolah saehingga guru dan pihak sekolah tau seberapa jauh
perubahan yang terjadi akibat adanya program literasi sekolah
Berdasarkan permendikbud no 23 tahun 2016 mengenai langkah-langkah
pelaksanaan program literasi antara lain:
a. Tahap ke-1
Pembiasaan kegiatan membaca yang menyenangkan di ekosistem sekolah.
pembiasaan ini bertujuan menumbuhkan minat terhadap bacaan dan terhadap
kegiatan membaca dalam diri warga sekolah. Penumbuhan minat baca
merupakan hal fundamental bagi pengembangan kemampuan literasi lanjut
b. Tahap ke-2
Pengembangan lebih lanjut minat baca untuk kemampuan literasi tahap
berikutnya. Kegiatan literasi dla tahap ini diharapkan mampu
mengembangkan kemampuan memahami bacaan dan mengaitkannya dengan
pengalaman pribadi, berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi
secara kreatif (verbal, tulisan, visual, digital) melalui respon terhadap bacaan.

c. Tahap ke-3
Pelaksanaan pembelajaran berbasis literasi. Dalam tahap ini, pembelajaran
semua mata pelajaran dilakukan dengan merujuk pada ragam teks
(cetak/visual/digital) yang tersedia dalam format buku-buku pengayaan. Guru
diharapkan bersikap kreatif dan proaktif mencari referensi pembelajaran yang
relevan dan mengurangi kebergantungan pada buku teks pelajaran dan
Lembar Kerja Siswa (LKS)
4.4 Pembelajaran HOTS (Higher Order of Thinking Skills)
Seiring dengan implementasi kurikulum 2013 dengan tujuan agar peserta didik
mempunyai keterampilan abad 21, maka diharapkan adanya perubahan
paradigma pada pembelajaran di sekolah. Guru sebagai jung tombak perubahan
dapat mengubah pola pikir dan strategi pembelajaran yang pada awalnya berpusat
pada guru (teacher centered) baerubah menjadi berpusat pada siswa (student
centerd). Guru diharapkan lebih kreatif dan inovatif dalam menyajikan materi
pelajaran untuk mewujudkan kemampuan peserta didik berpikir kritis dan kreatif.
Higher Order of Thinking Skills (HOTS) adalah kemampuan berpikir kritis,
logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan
berpikir tingkat tinggi. Higher Order of Thinking Skills (HOTS) atau kemampuan
berpikir tingkat tinggi merupakan suatu kemampuan berpikir yang tidak hanya
membutuhkan kemampuan mengingat sja, namun membutuhkan kemampuan lain
yang lebih tinggi, seperti berpikir kreatif dan kritis.
Soal-soal HOTS bukan berati soal yang sulit, redaksinya panjang dan berbelit-
belit tetapi soal tersebutdisusun secara proporsional dan sistematis untuk
mengukur indikator ketercapaian kompetensi (IKK) secara efektif serta memiliki
kedalaman materi sehingga siswa pun terangsang untuk menjawab pertanyaan
dengan baik.
4. Kondisi Ideal dan Kondisi Nyata SMA RAUDLATUL AMIEN
5.1 Kondisi Ideal
1. Standar Isi
a. Semua guru mengembangkan perangkat pembelajaran pada kompetensi
sikap spiritual dan sosial siswa.
b. Semua guru mengembangkan perangkat pembelajaran pada kompetensi
pengetahuan siswa.
c. Semua guru mengembangkan perangkat pembelajaran pada kompetensi
keterampilan siswa
d. Sekolah mengembangkan perangkat (1) Pendidikan Agama, (2) Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan, (3) Bahasa Indonesia (serta Budaya
Indonesia untuk WNA), dan (4) keunggulan pendidikan di negara
mitra/Lembaga Pendidikan Asing (LPA) sesuai ruang lingkup materi
pembelajaran pada setiap tingkat kelas.
a. Kepala sekolah bersama guru melibatkan semua unsur: (1) pengawas, (2)
narasumber, (3) komite Sekolah, (4) penyelenggara (Yayasan) lembaga
pendidikan, (5) pengguna lulusan, dan (6) negara mitra/LPA dalam tim
pengembangan kurikulum sekolah.
b. Sekolah memiliki kurikulum yang memuat: (1) visi dan misi, (2) tujuan, (3)
muatan kurikuler sekolah, (4) beban kerja siswa dan beban kerja guru pada
tingkat kelas, (5) kalender pendidikan, dan (6) silabus mata pelajaran.
c. Sekolah melaksanakan kurikulum sesuai ketentuan: (1) Struktur Kurikulum,
(2) Silabus, (3) Kalender Pendidikan, (4) Beban belajar siswa, (5)
Penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, dan (6) Pengembangan diri
siswa.
2. Standar Proses
a. Sekolah melaksanakan pembelajaran sesuai ketentuan: (1) durasi 1 jam
pembelajaran, (2) beban belajar per minggu, dan (3) beban belajar per
semester.
b. Siswa menggunakan buku teks pelajaran/bahan ajar dan buku pengayaan
dalam proses pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang diterapkan.
c. Guru melakukan pengelolaan kelas yang baik dengan: (1) pengaturan
tempat, (2) pengaturan suara, (3) ketertiban kelas, (4) penguatan dan umpan
balik, (5) keaktifan siswa, dan (6) ketepatan penggunaan waktu.
d. Guru melaksanakan pembelajaran dengan tahapan: (1) pendahuluan, (2)
strategi, dan (3) penutup.
e. Guru melaksanakan penilaian sesuai dengan materi yang diajarkan.
f. Guru memanfaatkan hasil evaluasi proses pembelajaran untuk
merencanakan program: (1) remedial, (2) pengayaan (3) pelayanan
konseling, dan (4) perbaikan proses pembelajaran.
g. Kepala/pimpinan sekolah melaksanakan supervisi pembelajaran melalui:
pengamatan, (2) pencatatan, (3) wawancara, (4) diskusi, (5) evaluasi, dan
(6) melakukan tindak lanjut terhadap hasil supervisi minimal sekali dalam
satu semester.
h. Pembelajaran untuk mata pelajaran Agama, Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia menggunakan bahasa pengantar
Bahasa Indonesia.
i. Pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia menggunakan bahasa
pengantar Bahasa Indonesia untuk warga negara asing di semua kelas.
3. Standar Kompetensi Lulusan
a. Siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikap beriman dan bertakwa
kepada Tuhan YME, sesuai dengan perkembangan siswa yang diperoleh
dari pengalaman pembelajaran melalui menghargai dan menghayati ajaran
agama yang dianut.
b. Siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sosial dengan karakter:
jujur, (2) disiplin, (3) bertanggung jawab, (4) toleransi, (5) gotongroyong,
(6) santun dan (7) percaya diri.
c. Siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikap pembelajar yang
mandiri, yang diperoleh dari pengalaman pembelajaran dan pembiasaan
melalui antara lain: (1) kegiatan membaca, (2) memahami bacaan (3)
merangkum bacaan, (4) review buku bacaan, (5) mengomunikasikan hasil
bacaan, (6) publikasi, (7) pembelajaran berbasis proyek, dan (8) soft skill
untuk kemandirian.
d. Siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sehat jasmani dan
rohani melalui keterlibatan dalam kegiatan kesiswaan, antara lain: (1)
beribadah, (2) olahraga, (3) seni, (4) karya wisata, dan (5) pembiasaan
hidup sehat.
e. Siswa memiliki kemampuan seni dan budaya, meliputi: (1) menghasilkan
karya, (2) pameran, (3) pementasan/pertunjukan, (4) apresiasi, dan (5)
diskusi dan kritik seni.
f. Siswa mampu berpikir dan bertindak secara: (1) kreatif, (2) produktif, dan
(3) kritis.
g. Siswa mampu berpikir dan bertindak secara: (1) mandiri, (2) kolaboratif,
dan (3) komunikatif sesuai dengan usia siswa.
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
a. Semua guru memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana (S1) dari
program studi terakreditasi.
b. Semua guru memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana (S1) dari
program studi terakreditasi.
c. Semua guru yang mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan.
d. Guru Bimbingan Konseling (Counselor) memiliki sertifikat pendidik di
bidang konseling.
e. Kepala sekolah memenuhi persyaratan, meliputi: (1) memiliki kualifikasi
akademik serendah-rendahnya master/magister atau yang sederajat, (2)
memiliki sertifikat pendidik, (3) memiliki sertifikat kepala sekolah, (4)
berpengalaman mengajar minimal 5 tahun, dan (5) nilai baik untuk
penilaian kinerja dalam 2 tahun terakhir.
f. Sekolah memiliki jenis tenaga kependidikan dan petugas layanan khusus
yang meliputi: (1) tenaga administrasi, (2) tenaga perpustakaan, (3) tenaga
laboratorium, (4) teknisi sumber belajar/IT, (5) tenaga kebersihan, dan (6)
tenaga keamanan, (7) tukang kebun, (8) Pesuruh, dan (9) pengemudi yang
memenuhi rasio kebutuhan berdasarkan jumlah siswa/rombel dan luasan
tanah dan bangunan
5. Standar Sarana dan Prasarana
a. Sekolah memiliki luas lantai bangunan sesuai ketentuan.
b. Bangunan sekolah memenuhi persyaratan keselamatan, meliputi: konstruksi
yang stabil, (2) konstruksi yang kukuh, (3) sistem pencegahan bahaya
kebakaran, (4), fasilitas ramah anak, dan (5) penangkal petir.
c. Bangunan sekolah memenuhi persyaratan kesehatan yang meliputi: bahan
bangunan yang aman, (2) ventilasi udara, (3) pencahayaan, (4) sanitasi, dan
(5) tempat sampah.
d. Sekolah memiliki prasarana yang lengkap sesuai ketentuan dengan kondisi
baik ditambah: (1) tempat pembuangan sampah organik dan nonorganik,
pengolahan limbah, dan (3) genset.
e. Sekolah memiliki alat peraga sesuai kebutuhan pembelajaran minimal 5
mata pelajaran (Agama, Bahasa Indonesia, Fisika, Kimia, Biologi,
Geografi, Keterampilan, Kesenian, Olahraga, dan Matematika).
f. Sekolah memiliki ruang pimpinan dengan luas memadai dengan
kelengkapan sarana sesuai ketentuan.
g. Sekolah memiliki ruang guru dengan luas yang memadai, dengan
sarana:kursi kerja, (2) meja kerja, (3) lemari, (4) kursi tamu, (5) simbol
kenegaraan, (6) papan statistik, (7) papan pengumuman, (8) tempat sampah,
(9) tempat cuci tangan, dan (10) jam dinding.
h. Sekolah memiliki tempat beribadah yang layak sesuai ketentuan agama
yang dianut warga sekolah.
a. Sekolah memiliki ruang UKS dengan luas memadai, dengan
kelengkapan sarana sesuai ketentuan.
j. Sekolah memiliki jamban dengan ketentuan: (1) jumlah minimum, (2) luas
minimum per jamban, (3) tersedia air, (4) bersih, (5) sirkulasi udara yang
baik, dan (6) sarana lengkap.
k. Sekolah memiliki gudang sesuai dengan ketentuan (1) luas minimum 18
m2, terdapat lemari dan rak, (3) dapat dikunci, dan (4) sirkulasi udara baik.
l. Sekolah memiliki tempat bermain, berolahraga, berkesenian, keterampilan,
dan upacara dengan ketentuan: (1) luas minimum, (2) memiliki bendera dan
tiang bendera, (3) memiliki peralatan olahraga, (4) memiliki peralatan seni
budaya, dan (5) memiliki peralatan keterampilan.
m. Sekolah memiliki ruang sirkulasi yang memenuhi ketentuan: (1) Memiliki
luas minimum 30% dari luas total seluruh ruang pada bangunan, lebar
minimum 1,8 m, dan tinggi minimum 2,5 m, (2) Dapat menghubungkan
antarruang, (3) Beratap, (4) Memperoleh cahaya dan udara yang cukup, dan
(5) Terawat dengan baik, bersih, dan nyaman.
n. Sekolah memiliki ruang perpustakaan sesuai dengan ketentuan.
o. Sekolah memiliki kantin yang memenuhi ketentuan: (1) area tersendiri, (2)
luas minimum 12 m2, (3) ruangan bersih, (4) sanitasi yang baik, dan
menyediakan makanan yang sehat dan bergizi.
p. Sekolah memiliki tempat parkir kendaraan untuk guru, karyawan dan tamu
sesuai ketentuan: (1) tempat parkir menempati area tersendiri, (2) tempat
parkir dibuat dengan mengikuti standar yang ditetapkan dengan peraturan
daerah atau peraturan nasional, (3) tempat parkir memiliki sistem
pengamanan, (4) tempat parkir dilengkapi dengan rambu-rambu lalu lintas
sesuai dengan keperluan, dan (5) petugas khusus.
6. Standar Pengelolaan
a. Sekolah memiliki visi, misi, dan tujuan lembaga yang jelas, disosialisasikan
dan dilaksanakan.
b. Sekolah memiliki pedoman pengelolaan yang meliputi: (1) Kurikulum yang
digunakan, (2) kalender pendidikan/akademik, (3) struktur organisasi, (4)
pembagian tugas guru, (5) pembagian tugas tenaga kependidikan, (6)
peraturan akademik, (7) tata tertib, (8) kode etik, dan (9) pembiayaan.
c. Sekolah menyusun rencana kerja dan melaksanakan kegiatan sesuai rencana
kerja.
d. Sekolah melaksanakan kegiatan penerimaan siswa baru yang meliputi: (1)
tersedia informasi penerimaan siswa baru, (2) jumlah peminat lebih besar
dari yang diterima, (3) ada mekanisme seleksi, (4) tersedia informasi siswa
yang dinyatakan diterima, dan (5) memiliki tenaga pengelola penerimaan
siswa baru.
e. Sekolah melaksanakan pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler dengan
ketentuan: (1) mempertimbangkan minat siswa, (2) sesuai kalender
pendidikan, (3) memenuhi minimal 3 bidang kegiatan ekstrakurikuler yang
ditawarkan (kesenian,akademis,olahraga), (4) mengikuti kompetisi untuk
masing-masing bidang secara berkala, dan (5) memiliki kegiatan yang
dilaksanakan oleh siswa (OSIS).
f. Sekolah mengelola pendidik dan tenaga kependidikan dengan menjalankan:
mengajar sesuai bidang studi, (2) melaksanakan tugas tambahan lain selain
mengajar, (3) memfasilitasi pengembangan profesi di dalam maupun di luar
sekolah, (4) memberi remunerasi sesuai dengan peraturan, dan (5) memberi
penghargaan sesuai dengan prestasi dan masa kerja.
g. Sekolah melaksanakan kegiatan konseling yang meliputi: (1) ketersediaan
unit layanan konseling siswa, (2) memiliki database siswa tentang
perkembangan psikologi, (3) memiliki database siswa tentang
perkembangan akademis, dan (4) memberikan layanan khusus untuk siswa
yang membutuhkan.
h. Keuangan sekolah diaudit setiap tahun oleh Kantor Akuntan Publik
minimal 3 (tiga) tahun dengan hasil Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
i. Sekolah melibatkan peran serta masyarakat dan membangun kemitraan
dengan lembaga lain yang relevan dalam melakukan berbagai kegiatan
pendidikan.
j. Sekolah memiliki organisasi yang melibatkan orangtua siswa dan/atau
alumni yang sifatnya membantu proses kegiatan belajar. Organisasi tersebut
secara aktif melaksanakan kegiatan untuk siswa dan guru.
k. Kepala sekolah melaksanakan tugas kepemimpinan yang meliputi:
membuat rencana kerja strategis dan rencana kerja tahunan bersama dengan
pengurus yayasan, (2) melibatkan guru, karyawan, dan warga sekolah
dalam pengambilan keputusan, (3) meningkatkan motivasi kerja, (4)
menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif, dan (5) memberi
teladan.
l. Sekolah memiliki Sistem Informasi Manajemen (SIM) yang meliputi:
pengelolaan SIM, (2) penyediaan fasilitas SIM, (3) penugasan pengelolaan
SIM/operator, (4) pelaporan data dan informasi, dan (5) sistem penanganan
keluhan orangtua/siswa/pengunjung.
7. Standar Pembiayaan
a. Sekolah memiliki Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) 3 tahun terakhir
yang memuat alokasi anggaran untuk investasi yang meliputi: (1)
pengembangan sarana dan prasarana, (2) pengembangan pendidik, (3)
pengembangan tenaga kependidikan, dan (4) modal kerja/usaha.
b. Sekolah memiliki Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) 3 (tiga) tahun
terakhir yang memuat alokasi anggaran untuk biaya operasional yang
mencakup 9 komponen, meliputi: (1) alat tulis sekolah (ATS), (2) bahan
dan alat habis pakai (BAHP), (3) pemeliharaan dan perbaikan ringan, (4)
daya dan jasa, (5) transportasi/perjalanan dinas, (6) konsumsi, (7) asuransi
sarana dan prasarana, (8) pembinaan siswa/ekstrakurikuler, dan (9)
pelaporan.
c. Sekolah memberikan remunerasi untuk guru dan tenaga kependidikan yang
meliputi: (1) gaji pokok memenuhi persyaratan Upah Minimum Regional
(UMR), (2) tunjangan jabatan/fungsional, (3) asuransi kesehatan (BPJS
Kesehatan), (4) BPJS ketenagakerjaan (tunjangan hari tua), (5) transportasi,
dan (6) tunjangan lain.
d. Sekolah mengalokasikan beasiswa untuk siswa yang membutuhkan (tidak
mampu secara finansial) untuk menempuh pendidikan di sekolah tersebut.
Sumbangan pendidikan atau dana dari masyarakat/pemerintah selama 3
tahun terakhir, dikelola secara: (1) sistematis, (2) transparan, (3) efisien,
dan (4) akuntabel.
8. Standar Penilaian
a. Sekolah menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata
pelajaran Pendidikan Agama, PPKn, dan Bahasa Indonesia.
b. Guru melaksanakan penilaian hasil belajar.
c. Sekolah melaksanakan penilaian hasil belajar dalam bentuk: (1) penilaian
harian, (2) penilaian tengah semester, (3) penilaian akhir semester, (4) ujian
akhir jenjang dari LPI dan (5) ujian/tugas akhir jenjang dari LPA
d. Rata-rata nilai pencapaian siswa di akhir jenjang baik dari LPI maupun
LPA mencapai standar LPI dan LPA masing-masing
e. Dalam melaksanakan penilaian foratif dan/atau sumatif sekolah bekerja sama
dan/atau mengikuti tes yang diselenggarakan oleh lembaga testing terkemuka
yang diakui secara internsional
4.5 Kondisi Nyata
1. Standar Isi
Pemenuhan standar isi dilakukan dengan mengadakan In House

Training (IHT) tentang penyusunan perangkat pembelajaran yang meliputi

silabus, RPP dan perangkat penilaian yang selalu menyesuiakan dengan

perkembangan. Di akhir kegiatan seluruh guru wajib mengumpulkan

perangkat pembelajaran yang sesuai dengan standar kompetensi lulusan,

standar isi, standar proses dan standar penilaian. Namun ada beberapa guru

yang masih belum menyusun perangkat sesuai standar yang ditentukan karena

belum ada tindak lanjut berupa supervisi perangkat dari kepala sekolah atau

pengawas secara menyeluruh. Penyusunan dokumen KTSP masih belum

maksimal karena keterlibatan pemangku kepentingan masih sebagian dan


prosedur penyusunan belum sistematis. Pelaksanaan kurikulum sudah sesuai

ketentuan baik struktur, alokasi waktu, pengembangan diri, muatan lokal tetapi

masih belum diatur secara detil tentang pendalaman materi.

2. Standar Proses

Pemenuhan standar proses dilakukan dengan baik mulai dari

perencanaan, proses dan evalusi pembelajaran. Perencanaan pembelajaran

dimulai dari penyusunan silabus dan RPP sesuai ketentuan dan mengikuti

perkembangan seperti RPP terintegrasi sikap, literasi, dan berbasis HOTS.

Proses pembelajaran masih perlu peningkatan terutama dalam mewujudkan

prinsip pembelajaran sesuai standar proses. Supervisi masih bersifat

formalistik belum menyentuh esensi proses pembelajaran sehingga perlu

penguatan bagi guru dalam inovasi pembelajaran. Penilaian dilakukan dengan

mengacu pada ketentuan pedoman penilaian yang berlaku baik pada ranah

sikap, pengetahuan dan keterampilan. Prosedur, Teknik dan instrument juga

sudah memenuhi ketentuan dalam penilaian termasuk dalam pengumpulan

hasil, tindak lanjut dan laporan hasil penilaian baik yang dilakukan oleh

pendidik maupun oleh satuan Pendidikan. Laporan kepada Cabang Dinas

Pendidikan Provinsi untuk USBN dan UNBK.

3. Standar Kompetensi Lulusan

Siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikap beriman dan

bertakwa, mencerminkan skap sosial yang berkarakter. Persentase rata-rata

nilai ujian akhir di atas rerata kabupaten. Kegiatan pembelajaran,

intrakurikuler dan ekstrakurikuler dilaksanakan sesuai dengan karakteristik

peserta didik. /

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan


SMA RAUDLATUL AMIEN memiliki 18 orang personil sekolah antara lain :
Guru PNS : 1 orang
Guru GTY : 17 orang

NO NAMA/NIP JABATAN STATUS

1 NurFatihah, S.Pd Kepala Sekolah PNS


2 ACH, BASUNI,S.Pd FISIKA GTY
3 AGUS RIYANTO,S.Pd BAHASA INDONESIA GTY
4 ALFIAN PERKASA,S.Pd BK GTY
5 BAHTYAR NAZARUDIN,S.Pd PJOK GTY
6 BUDI HARONO,S.Pd BAHASA INGGRIS GTY
7 CHOIRUN NISA,S.Pd MATEMATIKA GTY
8 DODY DEPRIANSYAH,S.Pd TATA USAHA GTY
9 FARIHAH,S.Pd PKn GTY
10 IRMAWATI,S.Pd BAHASA INDONESIA GTY
11 MAKBUL MUAVI,S.Pd GEOGRAVI GTY
12 MAT ROFIK,S.Pd BAHASA INNGGRIS GTY
13 MOHLIS, S.Pdi PAI GTY
14 NANANG ADIANSYAH,SE EKONOMI GTY
15 NAYLUL AMANIE.S.Pd GEOGRAVI GTY
16 SRI WAHYUNI ,S.Pd SENI BUDAYA GTY
17 TRIA AMALIA ATIKA,S.Pd BIOLOGI GTY
18 DIANA NATALIA ,S.Pd BENDAHARA GTY

Kualifikasi Pendidikan :
S1 : 17 orang
S2 : 1 orang
Guru Bersertifikat : 2 orang
5. Standar Sarana dan Prasarana
a. Tanah dan halaman
Tanah sekolah sepenuhnya milik Yayasan Pondok Pesantren Al Baidowi
Sholeh :
Status : Milik Pemerintah
Luas tanah : 10.000 m2.
Luas bangunan : ± 7.000 m2
b. Prasarana
Bangunan sekolah pada umumnya dalam kondisi baik .Jumlah r ang kelas
untuk menunjang kegiatan belajar memadai.
Keadaan gedung SMA RAUDLATUL AMIEN :
No Jenis Sarana Letak Kepemilikan
1 Tempat Sampah TOILET GURU Milik
2 Kloset Jongkok TOILET GURU Milik
3 Tempat Air (Bak) TOILET GURU Milik
4 Gayung TOILET GURU Milik
5 Gantungan Pakaian TOILET GURU Milik
6 Peralatan toilet training TOILET GURU Milik
7 Gayung (Small Bucket) TOILET GURU Milik
8 Gayung Air TOILET GURU Milik
9 Tempat Air TOILET GURU Milik
10 Tempat Sampah TOILET GURU Milik
11 Kloset Jongkok TOILET GURU Milik
12 Tempat Air (Bak) TOILET GURU Milik
13 Gayung TOILET GURU Milik
14 Gantungan Pakaian TOILET GURU Milik
15 Cermin TOILET GURU Milik
16 Gayung (Small Bucket) TOILET GURU Milik
17 Gayung Air TOILET GURU Milik
18 Tempat Air TOILET GURU Milik
19 Tempat Sampah Ruang KAMAR MANDI Milik
20 Kloset Jongkok Ruang KAMAR MANDI Milik
21 Tempat Air (Bak) Ruang KAMAR MANDI Milik
22 Gayung Ruang KAMAR MANDI Milik
23 Gantungan Pakaian Ruang KAMAR MANDI Milik
24 Cermin Ruang KAMAR MANDI Milik
25 Gayung (Small Bucket) Ruang KAMAR MANDI Milik
26 Gayung Air Ruang KAMAR MANDI Milik
27 Tempat Air Ruang KAMAR MANDI Milik
28 Meja Siswa KELAS10 Milik
29 Kursi Siswa KELAS10 Milik
30 Meja Guru KELAS10 Milik
31 Kursi Guru KELAS10 Milik
32 Papan Tulis KELAS10 Milik
33 Lemari KELAS10 Milik
Rak hasil karya peserta
34 didik KELAS10 Milik
35 Tempat Sampah KELAS10 Milik
36 Tempat cuci tangan KELAS10 Milik
37 Jam Dinding KELAS10 Milik
38 Kotak kontak KELAS10 Milik
39 Alat Peraga KELAS10 Milik
40 Papan Pajang KELAS10 Milik
41 Soket Listrik KELAS10 Milik
42 Soket Listrik/Kotak Kontak KELAS10 Milik
43 Lemari GUDANG PENYIMPANAN BARANG Milik
44 Tandu GUDANG PENYIMPANAN BARANG Milik
45 Perlengkapan kebersihan GUDANG PENYIMPANAN BARANG Milik
46 Rak GUDANG PENYIMPANAN BARANG Milik
47 Lemari/Rak GUDANG PENYIMPANAN BARANG Milik
48 Jam Dinding ASRAMA PESANTREN Milik
49 Meja Siswa KELAS 12 Milik
50 Kursi Siswa KELAS 12 Milik
51 Meja Guru KELAS 12 Milik
52 Kursi Guru KELAS 12 Milik
53 Papan Tulis KELAS 12 Milik
54 Lemari KELAS 12 Milik
Rak hasil karya peserta
55 didik KELAS 12 Milik
56 Tempat Sampah KELAS 12 Milik
57 Tempat cuci tangan KELAS 12 Milik
58 Jam Dinding KELAS 12 Milik
59 Kotak kontak KELAS 12 Milik
60 Alat Peraga KELAS 12 Milik
61 Papan Pajang KELAS 12 Milik
62 Soket Listrik KELAS 12 Milik
63 Soket Listrik/Kotak Kontak KELAS 12 Milik
64 Meja Siswa KELAS 11 Milik
65 Kursi Siswa KELAS 11 Milik
66 Meja Guru KELAS 11 Milik
67 Kursi Guru KELAS 11 Milik
68 Papan Tulis KELAS 11 Milik
69 Lemari KELAS 11 Milik
Rak hasil karya peserta
70 didik KELAS 11 Milik
71 Tempat Sampah KELAS 11 Milik
72 Tempat cuci tangan KELAS 11 Milik
73 Jam Dinding KELAS 11 Milik
74 Kotak kontak KELAS 11 Milik
75 Alat Peraga KELAS 11 Milik
76 Papan Pajang KELAS 11 Milik
77 Soket Listrik KELAS 11 Milik
78 Soket Listrik/Kotak Kontak KELAS 11 Milik
79 Meja Siswa KELAS 12 Milik
80 Kursi Siswa KELAS 12 Milik
81 Meja Guru KELAS 12 Milik
82 Kursi Guru KELAS 12 Milik
83 Papan Tulis KELAS 12 Milik
84 Lemari KELAS 12 Milik
Rak hasil karya peserta
85 didik KELAS 12 Milik
86 Tempat Sampah KELAS 12 Milik
87 Tempat cuci tangan KELAS 12 Milik
88 Jam Dinding KELAS 12 Milik
89 Kotak kontak KELAS 12 Milik
90 Alat Peraga KELAS 12 Milik
91 Papan Pajang KELAS 12 Milik
92 Soket Listrik KELAS 12 Milik
93 Soket Listrik/Kotak Kontak KELAS 12 Milik
94 Kursi TU Ruang GURU Milik
95 Lemari Ruang GURU Milik
96 Komputer TU Ruang GURU Milik
97 Printer TU Ruang GURU Milik
98 Printer Ruang GURU Milik
99 Tempat Sampah Ruang GURU Milik
100 Tempat cuci tangan Ruang GURU Milik
101 Jam Dinding Ruang GURU Milik
102 Rak Buku Ruang GURU Milik
103 Kursi Kerja Ruang GURU Milik
104 Meja Kerja / sirkulasi Ruang GURU Milik
105 Papan pengumuman Ruang GURU Milik
106 Kursi dan Meja Tamu Ruang GURU Milik
107 Brangkas Ruang GURU Milik
108 Filling Cabinet Ruang GURU Milik
Penanda Waktu (Bell
109 Sekolah) Ruang GURU Milik
110 Papan Statistik Ruang GURU Milik
111 Foto Copy KOPRASI PESANTREN BAIDHOWI Milik
112 Jam Dinding KOPRASI PESANTREN BAIDHOWI Milik
113 Tempat Sampah Ruang KAMAR MANDI Milik
114 Kloset Jongkok Ruang KAMAR MANDI Milik
115 Tempat Air (Bak) Ruang KAMAR MANDI Milik
116 Gayung Ruang KAMAR MANDI Milik
117 Gantungan Pakaian Ruang KAMAR MANDI Milik
118 Gayung (Small Bucket) Ruang KAMAR MANDI Milik
119 Gayung Air Ruang KAMAR MANDI Milik
120 Tempat Air Ruang KAMAR MANDI Milik
121 Lemari MUSHOLLA AL BAIDHOW Milik
122 Jam Dinding MUSHOLLA AL BAIDHOW Milik
123 Perlengkapan Ibadah MUSHOLLA AL BAIDHOW Milik

6. Standar Pengelolaan
Sekolah memiliki visi, misi, dan tujuan lembaga yang jelas, tercantum
dalam dokumen 1 dan disesuaikan dengan karakteristik sekolah. Sekolah juga
menyusun program kerja dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan program
kerja. 90% Pendidik mengajar sesuai bidang studi. Sekolah melibatkan peran
serta masyarakat dan lembaga terkait dalam melakkan berbagai kegiatan
pendidikan.
7. Standar Pembiayaan
Semua anggaran dan pembiayaan sekolah berasal dari dana bantuan
pemerintah yang berupa BOS.
8. Standar Penilaian
Standar penilaian sudah dilaksanakan dengan mengacu pada indator

mutu yang ditetapkan. Ketiga ranah penilaian dilaksanakan baik baik cakupan

maupun pelaporan penilaian. Teknik penilaian sesuai jenisnya dan disertai

kelengkapan perangkat penilaiannya walupun ada beberapa mata pelajaran

yang masih belum lengkap seperti PA & BD dan PPKn khususnya ranah

sikap. Penilaian yang dilakukan oleh pendidik sudah ditindaklanjuti dengan

mengumpulkan hasil analisis ulangan harian dan laporan pelaksanaan remdial

dan pengayaan. Penilaian yang dilakukan oleh satuan Pendidikan

ditindaklanjuti dalam bentuk analisis, kenaikan kelas, kelulusan dan laporan

kepada orang tua dan pemerintah. Penilain yang dilakukan oleh pemerintah

juga dianalisis sebagai bahan evaluasi dalam penyusunan program sekolah.

Pelaporan dilakuan secara periodic kepada orang tua dan pemerintah. Prosedur

dan instrumen dibuat dan disepakati secara Bersama sesuai ketentuan yang ada

sehingga hasilnya dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan.

4.6 Upaya atau langkah memenuhi kondisi ideal


1. Program Pengembangan Kurikulum Tingkat Tingkat Satuan Pendidikan
1. Menjalin kerja sama dengan komite sekolah
2. Worshop pemetaan SK dan KD
3. Lokakarya penyusunan silabus dan RPP
4. Seminar , IHT
5. Workshop pembuatan bahan ajar cetak dan ICT
2. Program Pengembangan Proses Pembelajaran
1. Workshop model-model pembelajaran
2. Pengembangan pembelajaran kontektual
3. Pengembangan kelompok belajar siswa dengan tutor sebaya
4. IHT
5. Melaksanakan moving kelas
3. Program Pengembangan Media Pembelaran
1. Pengadaan alat dan bahan penunjang pembelajaran dikelas ( LCD,
Proyektor,
dll)
2. Pengadaan media pembelajaran
3. Pengadaan alat multi media/ labor bahasa
4. Pengadaan komputer
4. Program Pengembangan pendidik dan Tenaga Kependidikan
1. Pelatihan internat-multimedia bagi kepala sekolah , guru , TU, dan
karyawan
2. Pelatihan manajemen berbasis sekolah untuk kepala sekolah dan jajarannya
dan studi banding
3. pemenuhan syarat kualifikasi guru SMA (S 1)
4. Pengembangan kegiatan MGMP baik di tingkat sekolah , kabupaten,
provinsi , atau nasional
5. Pengembangan penelitian tindakan kelas
6. Pelatihan bahasa inggris
5. Program Pengembangan Manajemen
1. Penerapan model manajemen berbasis sekolah secara penuh
2. Pelatihan manajemen dengan standar ISO 9001 (2001)
3. Pengembangan pola manajemen berbasis ICT ( untuk aspek: kesiswaan ,
fasilitas perpustakaan, penilaian )
4. Kerjasama dengan sekolah / instansi lain yang terkait dengan program
sekolah dalam wujud MOU
5. Pengembangan fungsi partisipasi komite sekolah
6. Program Pengembangan Standar Pembiayaan
1. Menjalin kerja sama dengan komite sekolah yang lebih intensif untuk
menggali sumber-sumber dana yang ada dimasyarakat
2. Melakukan kerjasama dengan dunia usaha / industri
3. Melakukan kegiatan yang menghasilkan keuntungan ekonomi
4. Mengoptimasikan penggunaan bantuan yang diberikan dari pusat dan
daerah
7. Program Pengembangan Penilaian
1. Pengembangan perangkat penilaian
2. Pengembangan bentuk uji kompetensi
3. Pengembangan model dan acuan penilaian
4. Pelaksanaan evaluasi ( Penilaian Harian, Program Remedial, Pengayaan,
Penilaian Tengah Semester, Penialaian Akhir Semester dan Penilaian Akhir
Tahun)
5.4 Hasil Yang Diharapkan :
1. Terlaksananya program-program dalam upaya pengembangan SKL dengan
Standar Nasional
2. Terlaksananya program-program dalam peningkatan prestasi akademik dan
non akademik Siswa dengan minimal mendapat satu perestasi kejuaraan di
tingkat propinsi
3. Terealisasinya prangkat kurikulum yang lengkap, dan berwawasan kedepan.
4. Terealisasinya penyelenggaraan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan
5. Terpenuhinya kebutuhan SDM di sekolah yang sesuai dengan kebutuhan
sekolah( mempunyai kemampuan bahasa inggris, kemampuan
mengopersikan komputer dan internet, kemampuan menggunakan ICT
dalam pembelajaran )
6. Terpenuhinya fasilitas prasarana dan sarana pendukung untuk pembelajaran
/ sekolah dan manajemen sekolah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
sekolah
7. Diimlementasikan model manajemen berbasis sekolah secara penuh
8. Tersusunnya program –program yang dalam upaya pengembangan
9. Pembiayaan sekolah berstandar Nasional
10. Tersusunnya program-program yang dalam upaya pengembangan sistim
penilaian pendidikan disekolah berstandar nasional
5. Potensi dan Karakteristik Sekolah
SMA Raudlatul Amien berpotensi untuk dikembangkan menjadi jauh lebih
baik lagi. Kondisi masyarakat yang mendukung serta animo siswa untuk masuk ke
SMA Raudlatul Amien yang tinggi. Serta karakterisitik siswa dan pendidikan berbasis
pesantren yang sangat mendukung program penumbuhan budi pekerti di sekolah
Dari uraian potensi sekolah diperoleh karakteristik sekolah yang religius,
mempunyai tingkat budi pekerti yang tinggi, berlatar belakang ekonomi menengah
kebawah, berada di daerah pinggiran, unggul di bidang keagamaan dan olahraga.
Potensi dan karakteristik sekolah menjadi latar belakang penyusunan dokumen
kurikulum tingkat satuan Pendidikan di SMA Raudlatul Amien. Dalam mendukung
pemenuhan dokumen dan implementasi kurikulum pada tingkat satuan pendidikan
dipandang perlu membentuk Tim Pengembang Kurikulum dan Tim Penjaminan Mutu
yang mengelola sistem evaluasi proses dan pencapaian program pelaksanaan
kurikulum. Kedua Tim merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena
keduanya menjadi komponen sistem penjaminan terwujudnya proses pelaksanaan
kurikulum yang efektif untuk terwujudnya keunggulan mutu lulusan

B. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terkahir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemeritahan Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
tentang perubahan atas peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah kal terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 tentang
Perubahan atas Peraturan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Guru
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 87 Tahun 2017 tentang Pendidikan
Karakter
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 13 tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah
7. Peraturan Pendidikan Nasional nomor 16 tahun 2007 tentang standar pendidik dan
tenaga kependidikan (tentang standar kualifikasi akademik dan komptensi guru)
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Satndar
pengelolaan Pendidikan
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2007 tentang Standar
Sarana dan Prasarana
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 Tentang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014 tentang
kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014 tentang
Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib padaPendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah
13. Peraturan Menteri pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2014 tentang
Peminatan pada Pendidikan Menengah
14. Peraturan Menteri pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014 Tentang
Muatan Lokal Kurikulum 2013
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014 tentang
Bimbingan dan Konseling pada pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 158 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang
Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013
18. Peraturan Menteri pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 tahun 2015 tentang
Perubahan atas peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun
2014 Tentang peran guru Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Guru
Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi dalam implementasi kurikulum
2013
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 53
Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil belajar Oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan
pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 18 Tahun 2016 tentang
pengenalan lingkungan sekolah bagi siswa baru
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 Tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah
23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 Tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 Tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
25. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 23 Tahun 2016 Tentang
Standar Penilaian Pendidikan
26. Peraturan Menteri pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 23
Tahun 2017 tentang Hari Sekolah
27. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2018 tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan
Pendidikan
28. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2018 tentang
Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah
29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 15
tahun 2018 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas
Sekolah
30. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan
Formal
31. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22
tahun 2018 tentang Pedoman Upacara Bendera di Sekolah
32. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 51
tahun 2018 tentang Penerimaan Peserta didik Baru pada Taman Kanak-Kanak,
Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah
Menengah Kejuruan
33. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36 tahun 2018 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun
2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menegah Atas/Madrasah Aliyah
34. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 37 tahun 2018 Tentang
perubahan atas peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun
2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pelajaran pada Pendidikan
Dasar dan Menengah
35. Peraturan Daearah Provinsi Jawa Timur Nomor 11 tahun 2017 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan
36. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 19 Tahun 2014 Tentang mata Pelajaran
Bahasa Daerah Sebagai Muatan Lokal Wajib di Sekolah/Madrasah Tanggal 3 April
2014
37. Keputusan Kepala Dinas Provinsi Jawa Timur Nomor 884/2697/101.1/2019
tentang Hari Efektif, Hari Efektif Fakultatif, dan Hari Libur bagi Satuan
Pendidikan di Provinsi Jawa Timur Tahun Pelajaran 2022/2023
38. Peraturan lain yang berhubungan dengan penyusunan dan isi dokumen 1

C. TUJUAN PENYUSUNAN KURIKULUM


Tujuan penyusunan KTSP SMA Raudlatul Amien adalah :
a. Mengoperasionalisasikan standar isi, standar lulusan nasional, dan untuk
mengakomodasi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang :
 beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
 beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
 menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
b. Meletakkan dasar pemikiran dan perkembangannya dalam bentuk visi dan misi serta
keunggulan sekolah.
c. Mengakomodasi bentuk layanan khusus terhadap potensi kecerdasan dan bakat
istimewa yang dimiliki siswa
d. Sebagai acuan Kepala Sekolah dan segenap warga sekolah dalam merencanakan,
melaksanakan, mengavaluasi, program pelaksanaan kurikulum 2013 dengan tujuan
yang terukur.
e. Menyediakan dokumen acuan operasional bagi Dinas Pendidikan dalam melakukam
koordinasi dan supervisi pengelolaan kurikulum di setiap Satuan Pendidikan.
f. Meningkatkan sistem penjaminan pelaksanaan kurikulum dengan menyediakan
rumusan latar belakang, konsep, model implementasi, dan perangkat evaluasi
program.
g. Menyediakan acuan untuk menyusun instrumen pengukuran ketercapaian program.
h. Memberikan informasi kepada masyarakat terutama orang tua siswa untuk lebih
memahami arah penyelenggaraan pendidikan pada tingkat Satuan Pendidikan.

D. ACUAN KONSEPTUAL KURIKULUM


Berikut adalah Acuan Konseptual Kurikulum Berdasarkan Permendikbud Nomor 61
Tahun 2014 :
1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pengembangan kepribadian peserta
didik secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat meningkatkan
iman, takwa, dan akhlak mulia.
2. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama
Kurikulum dikembangkan untuk memelihara dan meningkatkan toleransi dan
kerukunan interumat dan antarumat beragama.
3. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta
didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan
kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus
menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional
untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
4. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan Tingkat
Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik
Pendidikan merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik untuk meningkatkan
harkat dan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri (sikap, pengetahuan,
dan keterampilan) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum
disusun dengan memperhatikan potensi, bakat, minat, serta tingkat perkembangan
kecerdasan; intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
5. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan warga negara
memperoleh pendidikan bermutu.
6. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain berpikir kritis dan membuat
keputusan, memecahkan masalah yang kompleks secara lintas bidang keilmuan,
berpikir kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi dan berkolaborasi,
menggunakan pengetahuan kesempatan secara inovatif, mengelola keuangan,
kesehatan, dan tanggung jawab warga negara.
7. Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi
peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh
sebab itu, kurikulum perlu mengembangkan jiwa kewirausahaan dan kecakapan
hidup untuk membekali peserta didik dalam melanjutkan studi dan/atau memasuki
dunia kerja. Terlebih bagi peserta didik pada satuan pendidikan kejuruan dan
peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
8. Perkembangan Ipteks
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat
berbasis pengetahuan di mana Ipteks sangat berperan sebagai penggerak utama
perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan penyesuaian terhadap
perkembangan Ipteks sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan.
Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ipteks.
9. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan
karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum
perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan
dengan kebutuhan pengembangan daerah dan lingkungan.
10. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat
dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat
dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu
memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.
11. Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian, baik pada individu
maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas.
Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan
mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan
bangsa lain.
12. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya
masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan
dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkembangkan terlebih dahulu sebelum
mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
13. Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan pendidikan.

E. PRINSIP PENYUSUNAN KURIKULUM


Prinsip pengembangan/penyusunan Kurikulum berdasarkan Permendikbud No 61 Tahun
2014 sebagai berikut :
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan,
dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan pada masa kini dan yang
akan datang. Memiliki posisi sentral berarti bahwa kegiatan pembelajaran harus
berpusat pada peserta didik.
2. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan
kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan
keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan
memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah
pengembangan manusia seutuhnya.
3. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi (sikap,
pengetahuan, dan keterampilan) bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang
direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarjenjang pendidikan.

F. PROSEDUR OPERASIONAL KURIKULUM


Prosedur operasional meliputi;

1. Analisis;

2. Penyusunan;

3. Penetapan;

4. Pengesahan.

Analisis Kurikulum mencakup kegiatan sebagai berikut:

1. Analisis ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai kurikulum 2013;

2. Analisis kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan lingkungan;

3. Analisis ketersediaan sumber daya pendidikan yang ada di SMA Raudlatul Amien

Penyusunan Kurikulum mencakup kegiatan berikut:

1. Perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan;

2. Pengorganisasian muatan kurikuler satuan pendidikan;

3. Pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja pendidik tingkat kelas;

4. Penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan;

5. Penyusunan silabus muatan, atau mata pelajaran muatan lokal

6. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan pebelajaran.

Penetapan Kurikulum mencakup kegiatan berikut:

Penetapan kurikulum dilakukan oleh kepala sekolah berdasarkan hasil rapat dewan

pendidik satuan pendidikan dengan melibatkan komite sekolah.

Pengesahan Kurikulum mencakup kegiatan berikut :


Pengesahan dilakukan oleh dinas pendidikan prvinsi jawa timur sesuai dengan

kewenangannya.

Anda mungkin juga menyukai