Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

1. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:

a. Tantangan Internal

Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan


dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional
Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk


Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah
penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak
produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas).
Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-
2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang
dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia
produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya
manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar
tidak menjadi beban.

b. Tantangan Eksternal

Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan


berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi
dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan
pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup
masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri
dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization
(WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-
Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA).

Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi


dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi
bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in

1
International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for
International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan
bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali
laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain
banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam
kurikulum Indonesia.

Untuk menjawab tantangan tersebut, satuan pendidikan harus melakukan


tiindakan-tindakan nyata sebagaimana yang dijelaskan dalam pengembangan
kurikulum 2013 abad ke-21 yang meliputi :

a. Kecakapan Abad ke-21 (Critic, Creative, Communicative dan Collaborative)

Ketrampilan abad ke-21 atau diistilahkan dengan 4C (Communication, Critical


Thinking and Problem Solving, dan Creativity and Innovation). Inilah yang
sesungguhnya ingin kita tuju degan implementasi kurikulum 2013, bukan
sekedar tansfer materi. Sebenarnya kata ini bukan hal baru bagai kita. Di
berbagai kesempatan kita sering mendengar beberapa pakar menjelaskan
pentingnya penguasaan 4C sebagai sarana meraih kesuksesan, khususnya di
abad ke-21. Abad ini di mana dunia berkembang dengan sangat cepat dan
dinamis. Penguasaan ketrampilan abad ke-21 sangat penting. 4C adalah
semacam softskill yang pada implrmentasi keseharian, jauh lebih bermanfaat
ketimbang sekedar penguasaan hardskill.

Dalam kegiatan pembelajaran konsep 4C dirancang dalam silabus


pembelajaran. Selanjutnya diimplementasikan dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).

b. Penguatan Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah pemberian pandangan mengenai berbagai jenis nilai


hidup, seperti kejujuran, kecerdasan, kepedulian, taggung jawab, kebenaran,
keindahan, kebaikan, keimanan, gotong royong, nasionalisme, dan sebagainya.
Dengan demikian, pendidikan berbasis karakter dapat mengintegrasikan
informasi yang diperolehnya selama dalam pendidikan untuk dijadikan
pandangan hidup yang berguna bagi upaya penanggulangan persoalan
hidupnya

Pendidikan berbasis karakter akan menunjukkan jati dirinya sebagai manusia


yang sadar dirinya sebagai mahluk individu dan sosial, manusia sebagai
masyarakat dan sebagai warga negara. Kesadaran itu dijadikan ukuran martabat
dirinya sehingga berfikir objektif, terbuka dan kritis, serta memiliki harga diri

2
yang tidak mudah diperjual belikan. Sosok dirinya tampak memiliki integritas,
kejujuran, kreativitas, dan perbuatannya menunjukkan produktivitas.

Penguatan pendidikan karakter ini dalam kegiatan pembelajaran dituangkan


dalam Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Silabus dan RPP
inilah yang dijadikan pedoman oleh guru dalam setiap kegiatan pembelajaran.

c. Literasi

Pengertian literasi dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah adalah


kemampaun mengakses, memahami dan menggunakan sesuatu secara cerdas
melalui berbagai aktivitas antara lain, membaca, melihat, menyimak, menulis
dan atau berbicara.

Gerakan Literasi Sekolah merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara


menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang
warganya literal sepanjang hayat melalui pelihatan publik. Literasi lebih dari
sekedar membaca dan menulis, namun mencakup ketrampilan berfikir
menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital,
dan auditori. Literasi dapat dijabarkan menjadi literasi dasar (Basic Literacy),
Literasi Media (Media Literacy), Literasi Teknologi (Technology Literacy)
dan Literasi Visual (Vicual Literacy).

Kegiatan literasi di SMA Asy-syaafi’iyah secara rutin dilaksanakan 15 menit


sebelum guru melaksanakan pembelajaran pada jam pertama atau pukul 07.00-
07.15.

d. Pengembangan soal Higher Order Thinking and Skill

Higher Order Thinking Skill (HOTS) adalah kemampuan berfikir kritis, logis,
reflektif, metakognitif, dan berfikir kreatif yang merupakan yang merupakan
kemampaun berfikir tingkat tinggi. Kurikulum 2013 juga menuntut materi
pembelajarannya sampai dengan metakognitif yang mensyaratkan peserta
mampu memorediiks, mendesain dan memperkirakan. Sejalan dengan ranah
HOTS yaitu analsis yang merupakan kemampuan berfikir dalam menspesifikasi
aspek-aspek atau elemen dari sebuah konteks tertentu. Evaluasi merupakan
kemampuan berfikir dalam mengambil keputusan berdasarkan fakta/ informasi,
dan mengkreasi merupakan kemampuan berfikir dalam membangun gagasan/
ide-ide.

Sehingga di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang kita buat


agar muncul empat macam hal tersebut (PPK, Literasi, 4C dan HOTS) maka

3
perlu kreativitas guru dalam meramunya. Maka guru tidak mungkin lagi
menggunakan model/ metode/ strategi/ pendekatan yag berpusat kepada guru,
maka perlu kita mengaktifkan siswa dalam pembelajaran (Active Learning).
Khusunya untuk PPK merupakan program yang rencananya akan disesuaikan
dengan 5 hari belajar atau 8 jam sehari, sedangkan untuk 2 hari merupakan
pendidikan keluarga.

Menyimak uraian tersebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


dikembangkan, ditetapkan, dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan.
Pernyataan ini menegaskan tentang besarnya kewenangan satuan pendidikan
untuk menentukan keunggulan mutu lulusan masing-masing dalam kerangka
sistem pendidikan nasonal.

c. Penyempurnaan Pola Pikir


Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut.

1) Penguatan pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus
memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari dan gaya belajarnya
(learning style) untuk memiliki kompetensi yang sama;
2) Penguatan pola pembelajaran interaktif (interaktif guru peserta didik-masyarakat-
lingkungan alam, sumber/media lainnya);
3) Penguatan pola pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu
dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui
internet);
4) Penguatan pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin
diperkuat dengan pendekatan pembelajaran saintifik);
5) Penguatan pola belajar sendiri dan kelompok (berbasis tim);
6) Penguatan pembelajaran berbasis multimedia;
7) Penguatan pola pembelajaran berbasis klasikal-massal dengan tetap
memperhatikan pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;
8) Penguatan pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
9) Penguatan pola pembelajaran kritis.

d. Penguatan Tata Kelola Kurikulum

Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut.

1) Pembelajaran berpusat pada peserta didik;

4
2) Pembelajaran bersifat interaktif;

3) Pembelajaran daring;

4) Pembelajaran aktif dan berbasis multimedia;

5) Penguatan tata kerja guru lebih bersifat kolaboratif;

6) Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala


sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader).

e. Penguatan Materi

Penguatan materi dilakukan dengan cara pengurangan materi yang tidak relevan serta
pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik. Pada tahun
pelajaran 2021/2022 SMA Asy-syaafi.iyah melakukan penguatan materi dengan cara
mengajarkan mata pelajaran Biologi

Mata pelajaran Biologi diajarkan pada semua jenjang pendidikan, sebagai mata
pelajaran lintas minat. Disajikan 2 jam pelajaran atau 2 x 45 menit dalam satu minggu.
Penambahan mata pelajaran ini dianggap penting karena di dalamnya memuat
pembelajaran tentang makhluk hidup yang harus diketahui oleh peserta didik.

2. Tujuan Kurikulum 2013

Tujuan kurikulum 2013 antara lain:

1. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki


kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia.

2. Menyediakan acuan kepala sekolah dan segenap warga sekolah dalam merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi program pelaksanaan kurikulum 2013 dengan tujuan yang
terukur.

3. Menyediakan dokumen acuan operasional bagi dinas pendidikan dalam melakukan


koordinasi dan supervisi pengelolaan kurikulum di setiap satuan Pendidikan.

4. Meningkatkan sistem penjaminan pelaksanaan kurikulum dengan menyediakan rumusan


latar belakang, konsep, model implementasi, dan perangkat evaluasi program.

5. Menyediakan acuan untuk menyusun instrumen pengeukuran ketercapaian program.

5
6. Memberikan informasi kepada masyarakat terutama orang tua siswa untuk lebih
memahami arah penyelenggaraan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.
3. Kondisi ideal dan Kondisi Nyata Sekolah

Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga sistem yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan


nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam mewujudkan sistem pendidikan nasional
maka sekolah harus mampu mewujudkan kondisi ideal yang diinginkan sesuai visi,misi dan
motto dari tujuan sekolah tersebut. Begitu juga di Sekolah Menengah Atas Asy-syaafi’iyah
Kesemen Ngoro Kabupaten Mojokerto.

Kondisi Ideal yang diharapkan tercapai SMA Asy-syaafi’iyah adalah terpenuhinya delapan
Standar Nasional Pendidikan, sehingga penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang bermutu
dapat tercapai. Namun demikian, kondisi nyata saat ini SMA Asy-syaafi’iyah masih belum
ideal sehingga harus terus berbenah dan mengupayakan pemenuhan delapan Standar Nasional
Pendidikan.

Secara rinci kondisi SMA Asy-syaafi’iyah adalah sebagai berikut :

No. Standar Nasional pendidikan Kondisi Nyata Kondisi Ideal Rekomendasi


tetap menjaga kualitas
1. Standar Kompetensi Lulusan ***** *****
lulusan peserta didik
tetap menjaga kualitas
Lulusan memiliki kompetensi
1.1 ***** ***** lulusan peserta didik dalam
pada dimensi sikap
dimensi sikap
tetap menjaga kualitas
Lulusan memiliki kompetensi
1.2 ***** ***** lulusan peserta didik dalam
pada dimensi pengetahuan
dimensi pengetahuan
tetap menjaga kualitas
Lulusan memiliki kompetensi
1.3 ***** ***** lulusan peserta didik dalam
pada dimensi keterampilan
dimensi keterampilan
Meningkatkan serta
2. Standar Isi **** ***** melaksanakan kurikulum
sesuai prosedur
Peningkatan kualitas guru
Perangkat pembelajaran sesuai
2.1 **** ***** dalam menyusun perangkat
rumusan kompetensi lulusan
pembelajaran

6
Kurikulum Tingkat Satuan
Tetap mengembangkan
2.2 Pendidikan dikembangkan ***** *****
KTSP sesuia prosedur
sesuai prosedur
Sekolah melaksanakan Harus melaksanakan
2.3 *** *****
kurikulum sesuai ketentuan kurikulum sesuia ketentuan
Merencanakan proses
3. Standar Proses **** *****
pembelajaran dan penilaian
Guru menyususn RPP yang
Sekolah merencanakan proses
3.1 **** ***** mengacu pada silabus yang
pembelajaran sesuai ketentuan
telah ditentukan
Mempertahankan
Proses pembelajaran
3.2 **** ***** rombongan belajar sesuai
dilaksanakan dengan tepat
dengan ketentuan.
Pengawasan dan penilaian Pengawasan dan penilaian
3/3 otentik dilakukan dalam proses **** ***** otentik dilakukan dalam
pembelajaran proses pembelajaran
Meningkatkan cakupan
4. Standar Penilaian Pendidikan **** *****
ranah penilaian
Aspek penilaian sesuai ranah Memperbaiki penilaian
4.1 **** *****
kompetensi sesuai ranah kompetensi
Menggunakan jenis teknis
Teknik penilaian obyektif dan
4.2 ***** ***** penilaian obyektib dan
akuntabel
akuntabel
Penilaian pendidikan Sekolah lharus
4.3 **** *****
ditindaklanjuti menindaklanjuti penilaian
Tetap menggunakan
Instrument penilaian
4.4 ***** ***** instrument penilaian sesuai
menyesuaikan aspek
aspek
Penilaian dilakukan mengikuti Tetap mengikuti prosedur
4.5 ***** *****
prosedur penilaian
Menyediakan tenaga
Standar Pendidik dan Tenaga pendidik dan tenaga
5. **** *****
Kependidikan kependidikan sesuai
ketentuan
Ketersediaan dan kompetensi Terus meningkatkan
5.1 ***** *****
guru sesuai ketentuan kompetensi guru
Ketersediaan dan kompetensi Menungkatkan kompetensi
5.2 **** *****
kepala sekolah sesuai ketentuan kepala sekolah
Ketersediaan dan kompetensi Terus meningkatkan
5.3 tenaga administrasi sesuai ***** ***** kompetensi tenaga
ketentuan administrasi
Meyediajkan tenaga
Ketersediaan dan kompetensi
5.4 * ***** laboran yang memiliki
laboran sesuai ketentuan
kompetensi di bidangnya
Ketersediaan dan kompetensi Terus meningkatkan
5.5 ***** *****
pustakawan sesuai ketentuan kompetensi postakawan
Menyediakan sarana
Standar Sarana dan Prasarana
6. *** ***** prasarana yang belum
Pendidikan
tersedia di sekolah
Kapasitas daya tampung sekolah
6.1 *** ***** Menambah luas bangunan
memadai
Sekolah memiliki sarana dan
Menyediakan sarana
6.2 prasarana pembelajaran yang ** *****
prasarana
lengkap dan layak
Sekolah memiliki sarana dan
Memperbaiki sarpras
6.3 prasarana pendukung yang **** *****
pendukung
lengkap dan layak
Memperbaiki proses
7. Standar Pengelolaan Pendidikan **** *****
pengelolaan sekolah

7
Sekolah melakukan perencanaan Tetap melaksanakan
7.1 ***** *****
pengelolaan perencanaan pengelolaan
Menyusun program
Program pengelolaan
7.2 **** ***** pengelolaan yang lebih
dilaksanakan sesuai ketentuan
baik
Kepala sekolah berkinerja baik
Terus meningkatkan
7.3 dalam melaksanakan tugas ***** *****
kinerja kepsek
kepemimpinan
Mengelola system
Sekolah mengelola system
7.4 ***** ***** manajemen lebih baik dari
informasi manajemen
sebelimnya
Melakukan pengelolaan
8. Standar Pembiayaan *** *****
pembiayaan dengan baik
Mempertahankan
Sekolah memberikan layanan pembebasan biaya sekolah
8.1 ***** *****
subsidi silang siswa yang kurang mampu

Beban operasional sekolah Tetap melaksanakan sesuai


8.2 ***** *****
sesuai ketentuan ketentuan
Sekolah melakukan pengelolaan Melakukan pengelolaan
8.3 * *****
dana dengan baik pembiayaan dengan baik

4. Potensi dan Karakteristik Sekolah

Potensi dan karakter SMA Asy-syaafi’iyah terletak pada lulusan yang memiliki
kompetensi pada dimensi sikap beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME yang
ditandai dengan lulusan yang dapat menghafal Asmaul Husna, surat-surat pendek
Alqu’an, bacaan Tahlil, dll. Selain itu lulusan juga memiliki kompetensi pada dimensi
keterampilan antara lain lulusan dapat membuat hantaran untuk pengantin dan tata boga
sehingga lulusan siap untuk membuka lapangan pekerjaan baru atau siap untuk
berwirausaha.

B. LANDASAN HUKUM
Kurikulum SMA Asy-Syaafi’iyah dikembangkan berdasarkan:

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional;
2. Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan
4. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan;

8
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2008 tentang Guru;
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017 tentang Pendidikan
Karakter
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Pendidk
dan Tenaga Kependidikan
9. Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan;
10. Permendiknas No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan
Dasar dan Menengah;
11. Keputusan bersama antara Menteri Negara Lingkungan Hidup dengan Menteri
Pendidikan Nasional tanggal 1 Pebruari 2010 Nomer : 03/MENLH/02/2010 dan Nomer :
01/II/KB/2010 tentang Pendidikan Lingkungan Hidup
12. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik indonesia Nomer 05 Tahun 2013 tetang
Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata
13. Permendikbud No. 61 Tahun 2014 tentang KTSP
14. Permendikbud No. 62 Tahun 2014 tentang Esktra Kurikuler
15. Permendikbud No. 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan
Ekstra Kurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Menengah
16. Permendikbud No .64 tahun 2014 tentang Peminatan pada Pendidikan Menengah
17. Permendikbud No 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan
dasar dan Menengah
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan
Lokal Kurikulum 2013
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 158 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang
Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2014
Tentang Peran Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Guru Keterampilan
Komputer dan Pengelolaan Informasi Dalam Implementasi Kurikulum 2013

9
23. Permendikbud No.53 Tahun 2015 Tentang Penilaian oleh Pendidik dan Penilaian oleh
Satuan Pendidikan
24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 18 tahun 2016 tentang
pengenalan lingkungan sekolah bagi siswa baru
25. Permendikbud No 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan
Dasar dan Menengah
26. Permendikbud No 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
27. Permendikbud No 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah;
28. Permendikbud No 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan
Menengah;
29. Permendikbud No 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi inti dan Kompetensi Dasar pada
K-13 Pendidikan Dasar dan Menengah
30. Permendiknas No. 28 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan;
31. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 23 tahun
2017 tentang Hari Sekolah
32. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2018 tentang Penilaian
Hasil Belajar oleh Pemerintah dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan
33. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2018 tentang Penugasan
Guru sebagai Kepala Sekolah
34. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 15 tahun
2018 tentang Pemenuhan
35. Permendikbud No 20 Tahun 2018 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan
Pendidikan Formal.
36. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36 Tahun 2018 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014
Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
37. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 37 Tahun 2018 Tentang
perubahan atas peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 24 tahun 2016
tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar pelajaran pada pendidikan menengah
kurikulum 2013 pada pendidikan dasar dan Pendidikan Menengah
38. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 33 Tahun 2019 tentang Satuan
Pendidikan Aman Bencana
39. Surat Edaran Mendikbud no 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan Pendidikan
dalam masa darurat penyebaran corona virus disease (Covid-19)
40. Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama,
Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 440-882 tentang

10
Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan tahun
Akademik 2020/2021 di masa pandemi Corona Virus Disease (Covid-19)
41. Surat Edaran Sekjen Kemdikbud nomor 15 tahun 2020 tentang pedoman
penyelenggaraan belajar dari rumah dalam masa darurat penyebaran corona yirus d/sease
(covid-19)
42. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur nomor 11 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan
43. Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 19 tahun 2014 tentang Mata Pelajaran Bahasa
Daerah sebagai Muatan Lokal Wajib di Sekolah/ Madrasah.
44. Surat Edaran Gubernur Jawa Timur nomor : 420/1950/101.1/2020 perihal pelaksanaan
kebijakan Pendidikan dalam masa darurat penyebaran corona virus disease (Covid-19)
45. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur No. 420/2042/101.1/2020
tanggal 31 Maret 2020 tentang Hari efektif, Hari Efektif Fajultatif dan Hari Libur bagi
Satuan Pendidikan di Provinsi Jawa Timur 2020/2021

C. TUJUAN PENYUSUNAN KURIKULUM


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidiikan (KTSP) Sekolah Menengah Atas Asy-syaafi’iyah
disusun agar sekolah memiliki pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dan
pemenuhan 8 standar Nasional Pendidikan (SNP) dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan nasional. Oleh sebab itu pengembangan kurikulum SMA Asy-syaafi’iyah
bertujuan untuk :
1. Peningkatan iman dan takwa serta ahlak mulia
Peningkatan keimanan dan ketakwaan ini di SMA Asy-syaafi’iyah dilaksanakan juga
program mentoring dan pendalaman agama yang diisi dengan kegiatan siraman rohani,
ahlak dan budi pekerti. Selain itu peringatan hari-hari besar keagamaan dilaksanakan
dengan mengundang nara sumber yang kompeten atau memanfaatkan warga sekolah,
juga melaksanakan kurban dan bantuan sosial terhadap warga sekitar sekolah (yang
kurang mampu)
2. Peningkatan potensi, kecerdasan dan minat sesuai tingkat perkembangan dan
kemampuan peserta didik.
Kurikulum SMA Asy-syaafi’iyah disusun dengan memperhatikan keragaman potensi,
minat, kecerdasan intelektual, emosional, spiritual dan kinestetik dengan tujuan peserta
didik dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya yang
mencakup domian sikap, pengetahuan dan ketrampilan, yang diwujudkan dalam
kegiatan intra dan ekstrakurikuler.

11
3. Membekali peserta didik dengan wawasan lingkungan sehingga menjadi insan yang
bertanggung jawab melalui pengintegrasian pendidikan lingkungan yang disispkan
dalam mata pelajaran
4. Mengembangkan kurikulum SMA Asy-syaafi’iyah secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta seni dan perubahan kurikulum yang berlaku
5. Meningkatkan toleransi dan kerukunan ummat beragama dan memperhatikan norma
agama yang berlaku di lingkungan sekolah sesuai dengan kompetensi inti yang
diharapkan melalui kegiatan antara lain bakti sosial dan keagamaan.
6. Mengemangkan potensi peserta didik agar mampu bersaing secara global dan dapat
hidup berdampingan dengan bangsa lain dengan membekali peserta didik dengan
sikap, pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan minatnya agar mereka mampu
mengembangkannya secara mandiri di dunia nyata atau kehidupan seharai-hari.
7. Menerapkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan Scientific, abad ke-21,
penumbuhan pendidikan karakter (PPK) dan penilaian autentik dengan mencakup
domain sikap, pengetahuan dan ketrampilan.
8. Mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler yang dapat mengembangkan potensi diri
peserta didik serta pengembangan kegiatan pramuka sebagai ekstra kurikuler wajib
yang harus diikuti.
9. Mendorong wawasan dan sikap kebangsaan dan persatuan nasional untuk memperkuat
keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, antara lain melalui
kegiatan Paskibra.
10. Mendorong dan membimbing peserta didik agar mau memperhatikan karakteristik
sosial budaya masyarakat setempat, serta mampu menunjang kelestarian, keragaman
budaya melalui pembiasaan yang baik di sekolah.
11. Mengarahkan peserta didik kepada pendidikan yang berkeadilan dan mendorong
tumbuh kembangnya kesetaraan gender antara lain melalui kegiatan Pusat Informasi
Konseling-Remaja
12. Menumbuhkan jiwa mandiri dan enterpreneurship melalui pengembangan program
kewirausahaan dengan membentuk Kelompok Usaha Siswa (KUS).

D. ACUAN PENGEMBANGAN

1. Acuan Konseptual

a. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia

Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pengembangan kepribadian peserta
didik secara utuh. KTSP SMA Asy-syaafi’iyah ini disusun agar semua mata

12
pelajaran dapat meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia sesuia dengan visi
dan misi SMA Asy-syaafi’iyah.

b. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama

Kurikulum dikembangkan untuk memelihara dan meningkatkan toleransi dan


kerukunan interumat dan antarumat beragama.

c. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan

Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan


peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara
persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum
SMA Asy-syaafi’iyah disusun untuk menumbuhkembangkan wawasan dan sikap
kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam
wilayah NKRI.

d. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan Tingkat


Perkembangandan Kemampuan Peserta Didik

Pendidikan merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik untuk meningkatkan


harkat dan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri (sikap,
pengetahuan, dan keterampilan) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu,
kurikulum SMA Asy-syaafi’iyah disusun dengan memperhatikan potensi, bakat,
minat, serta tingkat perkembangan kecerdasan; intelektual, emosional, sosial,
spritual, dan kinestetik peserta didik.

e. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu

Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan


yang holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan warga negara
memperoleh pendidikan bermutu.

f. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan

Kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain berpikir kritis dan membuat
keputusan, memecahkan masalah yang kompleks secara lintas bidang keilmuan,
berpikir kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi dan berkolaborasi,
menggunakan pengetahuan kesempatan secara inovatif, mengelola keuangan,
kesehatan, dan tanggung jawab warga negara.

g. Tuntutan Dunia Kerja

Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi


peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh

13
sebab itu, kurikulum SMA Asy-syaafi’iyah disusun untuk mengembangkan jiwa
kewirausahaan dan kecakapan hidup untuk membekali peserta didik dalam
melanjutkan studi dan/atau memasuki dunia kerja. Terlebih bagi peserta didik pada
satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang
yang lebih tinggi.

h. Perkembangan Ipteks

Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat


berbasis pengetahuan di mana Ipteks sangat berperan sebagai penggerak utama
perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan penyesuaian terhadap
perkembangan Ipteks sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan.
Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ipteks.

i. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan

Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik


lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan
karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum
perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan
dengan kebutuhan pengembangan daerah dan lingkungan.

j. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional

Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat
dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat
dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu
memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.

k. Dinamika Perkembangan Global

Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian, baik pada individu


maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas.
Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan
mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan
bangsa lain.

l. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya


masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan

14
dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkembangkan terlebih dahulu sebelum
mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.

m. Karakterstik Satuan Pendidikan

Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan pendidikan.

2. Acuan Operasional

Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA Asy-syaafi’iyah


secara lengkap melalui Prosedur Operasional sebagai berikut :

1. Analisis
Analisis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA Asy-syaafi’iyah mencakaup
analisis 8 Standar Nasional Pendidikan sebagaimana ketentuan perundang undangan
yang berkaitan dengan kurikulum 2013. Rujukan yang digunakan adalah hasil
Penilaian Mutu Pendidikan (PMP) tahun pelajaran 2020/2021, secara singkat
sebagai berikut :
Nilai Rapor Kategori
Standar Nasional Validasi
No Mutu Tahun Rapor Mutu
Pendidikan TPMPS
2020 Tahun 2020
Standar Kompetensi
01 6,78 ***** ****
Lulusan
02 Standar Isi 5,92 **** ***
03 Standar Proses 6,12 **** ***
Standar Penilaian
04 6,64 **** ***
Pendidikan
Standar Pendidik dan
05 6,12 **** ***
Tenaga Kependidikan
Standar Sarana dan
06 4,34 *** **
Prasarana
Standar Pengelolaan
07 6,58 **** ***
Pendidikan
08 Standar Pembiayaan 4,69 *** ***

Berdasarkan tabel tersebut semua Standar belum memenuhi kriteria maksimal atau
nilai 6,7-7,00. Untuk itu semua warga sekolah harus bekerja keras untuk mencapai
standar minimal yang dipersyaratkan, yakni 7,00.

2. Penyusunan
Penyusunan KTSP SMA Asy-syaafi’iyah mencakup kegiatan-kegiatan berikut:

15
1. Perumumusan visi, misi dan tujuann Satuan Pendidikan

2. Pengorganisasian muatan kurikuler Satuan Pendidikan

3. Pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja pendidik tingkat kelas

4. Penyusunan Kalender pendidikan

5. Penyusunan silabus mata pelajaran termasuk muatan lokal

6. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

3. Penetapan
Penetapan dilakukan Kepala SMA Asy-syaafi’iyah berdasarkan hasil rapat dewan
pendidik dan kependidikan dengan melibatkan Komite Sekolah.

4. Pengesahan
Pengesahan KTSP SMA Asy-syaafi’iyah dilakukan oleh Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Timur yang sebelumnya telah dilakukan verifikasi atau validasi
dokumen oleh Pengawas SMA Provinsi Jawa Timur wilayah Mojokerto.

3. Prinsip-prinsip Pengembangan KTSP

Prinsip pengembangan KTSP:

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik


dan lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi


sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan,
dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan pada masa kini dan yang
akan datang. Memiliki posisi sentral berarti bahwa kegiatan pembelajaran harus
berpusat pada peserta didik.

2. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan


pemberdayaan kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan

16
informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

3. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi (sikap,


pengetahuan, dan keterampilan) bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang
direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarjenjang pendidikan.

17

Anda mungkin juga menyukai