Anda di halaman 1dari 6

TUGAS DASAR DASAR ILMU PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH :
ARIDIKA TRILAKSANA (20087222)

DOSEN PEMBIMBING :
Dr.Abna HidayatiS.Pd., M.Pd.

PRODI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020/2021
Pilar Pilar Pendidikan.

Pengertian Pilar Pendidikan.


 Pilar : landasan pokok atau tiang dalam melakukan sesuatu sehingga menjadi Batasan
dalam berbuat sesuatu
 Pendidikan : usaha manusia dalam proses pembentukan kepribadian peserta didik agar
sesuai dengan nilai yang ada dalam masyarakat dan tujuan pendidikan nasional.
 Pilar pendidikan : tiang atau penunjung dari suatu kegiatan usaha, pengaruh,
perlindungan, dan bantuan yang akan diberikan kepada anak didik, yang diberikan kepada
anak didik, yang bertujuan untuk pendewasaan anak.
Pilar Pendidikan di Indonesia.
4 pilar-pilar pendidikan universal yang dirumuskan oleh UNESCO (Gemereck, 1986)
yaitu, belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk melakukan (learning to
do ), belajar menjadi (learning to be), belajar dengan bekerjasama (learning to live together)
merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap peserta didik.
Indonesia menambah dengan satu pilar yaitu learing to believe in god karena philosophy
negara yakni Pancasila yang berazaskan ketuhanan.
Learning To Know (Belajar Untuk Mengetahui)
Belajar tidak hanya berorientasi pada hasil, tapi juga berorientasi pada proses. Konsep
learning to know menyiratkan makna bahwa pendidik harus mampu berperan. Sumber
belajar, fasilitator, pengelola, mediator, dan evaluator. Prinsip learning to know adalah :
 Diarahkan untuk mengembangkan ilmu dan terobosan teknologi serta merespon sumber
informasi baru.
 Memanfaatkan berbagai sumber informasi baru.
 Network society.
 Learning to learn and long life together.
 Sedangkan sasaran akhir dari learning to know adalah lahirnya generasi yang mampu
mendukung perkembangan IPTEK.
 Belajar sepanjang hayat (life long education).
Learning To Do (Belajar Untuk Menerapkan)
Belajar bukan sekedar mendengar dan melihat, juga dengan melakukann aktivitas dengan
tujuan akhir menguasai kompetisi untuk tantangan kehidupan. Sasaran pilar learning to do
adalah kemampuan kerja generasi muda untuk mendukung dan memasuki ekonomi industry
dan mampu berperan di dalamnya. Prinsipnya adalah :
 Menjebatani pengetahuan dan keterampilan.
 Memadukan learning by doing dan doing by learning.
 Mengaitkan pembelajaran dan kompetensi.
 Mengaitkan psikologi pembelajaran, teori belajar dengan sosiologi pembelajaran.
Learning To Live Together (Belajar Untuk Hidup Bersama)
Belajar untuk hidup bersana melalui Kerjasama. Merupakan pilar yang sangat penting
karena manusia kini hidup terhubung jejaring/global. Konsep learning to live together
berperan dalam mengambangkan semangat menghormati nilai-nilai kemajemukan, saling
memahami, dan perdamaian. Prinsipnya adalah :
 Membangun sistem nilai.
 Pembentukan identitas melalui proses pemikiran konsep luas.
 Pendidikan multikultur yang berupaya untuk mengondisikan supaya peserta didiik
mempunyai kemampuan untuk bersikap toleran terhadap orang lain.
 Mampu menghargai dan menghormati orang lain dan sekaligus yang bersangkutan
mempunyai tanggung jawab terhadap dirinya serta orang lain.
Learning To Be (Belajar Untuk Menjadi)
Belajar adalah proses membentuk manusia yang memiliki jati dirinya sendiri. Konsep
learning to be digunakan untuk melatih siswa agar memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
Factor yang mempengaruhi proses pendidikan :
a. Motivasi.
b. Sikap.
c. Minat.
d. Kebiasaan belajar.
e. Konsep diri.
Prinsip dari learning to be adalah :
 Berfungsi sebagai pembentukan nilai-nilai yang dimiliki Bersama.
 Menghubungkan antara tangan dan pikiran, individu dengan masyarakat pembelajaran
kognitif dan non-kognitif serta pembelajaran informal dan nonformal.
 Peserta didik mampu menjadi diri sendiri dan percaya diri.
Learning Believe In God (Belajar Hidup Bertuhan).
Manusia mempunyai pandangan yang universal dalam berhubungan dengan
lingkungannya dan berhubungan dengan penciptanya. Berdasarkan QS.Adz-Zariyat (56):56 :
“tidak akan kami ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku.
Implementasi
Pembelajaran efektif bermuara pada lima pilar pendidikan tersebut. Penerapan pilar
pendidikan menuntut kemampuan professional guru. Kemampuan professional tersebut akan
terwujud apabila guru memiliki kesadaran dan komitmen yang tinggi dalam mengelola
interaksi belajar mengajar.

Jawablah pertanyaan berikut ini:


1. Jelaskan fungsi pilar pendidikan dalam penyelenggaraan sistem pendidikan?
Jawab :
 Meningkatkan kerjasama antarn didunia pada bidang pendidikan,sains dan juga
kebudayaan.
 Melakukan kegiatan/aktivitas pemberantasan buta huruf (buta aksara) serta kewajiban
belajar bagi seluruh rakyat negara-negara anggota.
 Mengangkat martabat serta derajat kehidupan manusia.
2. Kenapa pilar pendidikan yang dikemukakan unesco ada 4 buah dan jumlah pilar
pendidikan yang dikembangkan di Indonesia ada lima?
Jawab :
Dimana Untuk mengimplementasikan “learning to know” (belajar untuk mengetahui), Guru
harus mampu menempatkan dirinya sebagai fasilitator. Di samping itu guru dituntut untuk
dapat berperan ganda sebagai kawan berdialog bagi siswanya dalam rangka mengembangkan
penguasaan pengetahuan siswa. Sekolah sebagai wadah masyarakat belajar seyogjanya
memfasilitasi siswanya untuk mengaktualisasikan keterampilan yang dimiliki, serta bakat dan
minatnya agar “Learning to do” (belajar untuk melakukan sesuatu) dapat terealisasi. Walau
sesungguhnya bakat dan minat anak dipengaruhi faktor keturunan namun tumbuh dan
berkembangnya bakat dan minat juga bergantung pada lingkungan. Seperti kita ketahui
bersama bahwa keterampilan merupakan sarana untuk menopang kehidupan seseorang
bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan semata. Pilar ketiga
yang dicanangkan Unesco adalah “learning to be” (belajar untuk menjadi seseorang). Hal ini
erat sekali kaitannya dengan bakat, minat, perkembangan fisik, kejiwaan, tipologi pribadi
anak serta kondisi lingkungannya. Misal : bagi siswa yang agresif, akan menemukan jati
dirinya bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi. Dan sebaliknya bagi siswa yang
pasif, peran guru sebagai kompas penunjuk arah sekaligus menjadi fasilitator sangat
diperlukan untuk menumbuhkembangkan potensi diri siswa secara utuh dan maksimal.
Terjadinya proses “learning to live together” (belajar untuk menjalani kehidupan bersama),
pada pilar keempat ini, kebiasaan hidup bersama, saling menghargai, terbuka, memberi dan
menerima perlu dikembangkan disekolah. Kondisi seperti inilah yang memungkinkan
tumbuhnya sikap saling pengertian antar ras, suku, dan agama. Dengan melakukan empat
pilar yang telah dikeluarkan oleh UNESCO, untuk itu semua pendidikan di Indonesia harus
diarahkan pada peningkatan kualitas kemampuan intelektual dan profesional serta sikap,
kepribadian dan moral. Dengan kemampuan dan sikap manusia Indonesia yang demikian
maka pada gilirannya akan menjadikan masyarakat Indonesia masyarakat yang bermartabat
di mata masyarakat dunia. Mengarah ke point ketiga, “Learning To Be” belajar untuk
menjadi seseorang. Hal ini sangat berkaitan dengan bakat dan minat yang dimiliki seseorang.
Jika seseorang memiliki bakat yang lebih, dalam suatu bidang tidak akan mampu
berkembang apabila tanpa ada dukungan dan fasilitas baik dari guru itu sendiri dan pengaruh
lingkungan luar. Ini dimaksudkan agar seorang siswa mampu mewujudkan dan
mengembangkan bakatnya sesuai dengan harapannya. Jadi tanpa peranan guru sebagai
fasilitator maka pilar ketiga yang dicetuskan UNESCO tidak akan terlaksana dengan baik.
Begitu juga dengan poin yang keempat “Learning to Live Together” belajar untuk menjalani
kehidupan bersama. Maksud dari point keempat ini adalah bertujuan untuk mewujudkan
masyarakat yang aman tenteram, dan saling menghargai antar agama, suku, ras, dan budaya
dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Dalam hal ini toleransi antar sesama manusia
sangat diperlukan, karena umat manusia itu ditakdirkan untuk menjalani kehidupan bersama-
sama dan tidak dapat menjalani kehidupan itu sendiri.
3. Jelaskan dengan contoh bagaimana implementasi pilar pendidikan dalam aktivitas
pembelajaran.
Jawab :
Terdapat banyak sekali bentuk dan contoh implementasi suatu rencana atau juga kebijakan
dalam segala macam bidang aktivitas pembelajar manusia. Dibawah ini merupakan beberapa
contoh implementasi diantaranya sebagai berikut :
 Implementasi Nilai-Nilai Pancasila
Pancasila merupakan suatu dasar negara Indonesia yang mengajarkan mengenai nilai-nilai
luhur yang harus dilakukan didalam kehidupan berbangsa serta juga bernegara. Nilai-nilai
Pancasila itu menjadi pedoman bagi masyarakat Indonesia serta juga menjadi moral
kehidupan
Selanjutnya, nilai-nilai Pancasila itu harus diimplementasikan oleh masyarakat Indonesia
supaya tujuan-tujuan berbangsa serta juga bernegara dapat tercapai. Beberapa bentuk
implementasi nilai-nilai Pancasila ini misalnya;
Menjaga kebersihan lingkungan dengan melakukan aktivitas atau kegiatan kerja
bakti(bergotong-royong).
Menjaga ketertiban serta juga keamanan di lingkungan masyarakat dengan cara memperkuat
kesatuan serta persatuan masyarakat dan juga secara bersama-sama mengamankan
lingkungan sekitar.
Memberikan pertolongan kepada tetangga yang membutuhkan, terutama bagi mereka yang
terkena musibah.
 Implementasi Kebijakan Publik
Pemerintah ini mempunyai pertimbangan setiapkali mengeluarkan kebijakan publik,
misalnya seperti kebijakan publik di bidang pendidikan. Tiap-tiap kebijakan publik pada
bidang pendidikan tentu ada tujuan yang ingin dicapai. Contoh sepertinya implementasi
kebijakan pada bidang pendidikan;
9Pergantian kurikulum yang tujuannya supaya pendidikan di Indonesia itu semakin maju.
o Pemberian bantuan dana operasional sekolah (BOS) yang memiliki tujuan untuk
membantu membangun serta juga memperbaiki sekolah sehingga menjadi tempat belajar
yang nyaman bagi seluruh siswa.
o Penerapan pendidikan budaya serta juga karakter di sekolah supaya generasi muda
penerus bangsa itu mempunyai pengetahuan tentang budaya Indonesai dan supaya mereka
memiliki moral yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai