UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2020/2021 Pilar Pilar Pendidikan.
Pengertian Pilar Pendidikan.
Pilar : landasan pokok atau tiang dalam melakukan sesuatu sehingga menjadi Batasan dalam berbuat sesuatu Pendidikan : usaha manusia dalam proses pembentukan kepribadian peserta didik agar sesuai dengan nilai yang ada dalam masyarakat dan tujuan pendidikan nasional. Pilar pendidikan : tiang atau penunjung dari suatu kegiatan usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang akan diberikan kepada anak didik, yang diberikan kepada anak didik, yang bertujuan untuk pendewasaan anak. Pilar Pendidikan di Indonesia. 4 pilar-pilar pendidikan universal yang dirumuskan oleh UNESCO (Gemereck, 1986) yaitu, belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk melakukan (learning to do ), belajar menjadi (learning to be), belajar dengan bekerjasama (learning to live together) merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap peserta didik. Indonesia menambah dengan satu pilar yaitu learing to believe in god karena philosophy negara yakni Pancasila yang berazaskan ketuhanan. Learning To Know (Belajar Untuk Mengetahui) Belajar tidak hanya berorientasi pada hasil, tapi juga berorientasi pada proses. Konsep learning to know menyiratkan makna bahwa pendidik harus mampu berperan. Sumber belajar, fasilitator, pengelola, mediator, dan evaluator. Prinsip learning to know adalah : Diarahkan untuk mengembangkan ilmu dan terobosan teknologi serta merespon sumber informasi baru. Memanfaatkan berbagai sumber informasi baru. Network society. Learning to learn and long life together. Sedangkan sasaran akhir dari learning to know adalah lahirnya generasi yang mampu mendukung perkembangan IPTEK. Belajar sepanjang hayat (life long education). Learning To Do (Belajar Untuk Menerapkan) Belajar bukan sekedar mendengar dan melihat, juga dengan melakukann aktivitas dengan tujuan akhir menguasai kompetisi untuk tantangan kehidupan. Sasaran pilar learning to do adalah kemampuan kerja generasi muda untuk mendukung dan memasuki ekonomi industry dan mampu berperan di dalamnya. Prinsipnya adalah : Menjebatani pengetahuan dan keterampilan. Memadukan learning by doing dan doing by learning. Mengaitkan pembelajaran dan kompetensi. Mengaitkan psikologi pembelajaran, teori belajar dengan sosiologi pembelajaran. Learning To Live Together (Belajar Untuk Hidup Bersama) Belajar untuk hidup bersana melalui Kerjasama. Merupakan pilar yang sangat penting karena manusia kini hidup terhubung jejaring/global. Konsep learning to live together berperan dalam mengambangkan semangat menghormati nilai-nilai kemajemukan, saling memahami, dan perdamaian. Prinsipnya adalah : Membangun sistem nilai. Pembentukan identitas melalui proses pemikiran konsep luas. Pendidikan multikultur yang berupaya untuk mengondisikan supaya peserta didiik mempunyai kemampuan untuk bersikap toleran terhadap orang lain. Mampu menghargai dan menghormati orang lain dan sekaligus yang bersangkutan mempunyai tanggung jawab terhadap dirinya serta orang lain. Learning To Be (Belajar Untuk Menjadi) Belajar adalah proses membentuk manusia yang memiliki jati dirinya sendiri. Konsep learning to be digunakan untuk melatih siswa agar memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Factor yang mempengaruhi proses pendidikan : a. Motivasi. b. Sikap. c. Minat. d. Kebiasaan belajar. e. Konsep diri. Prinsip dari learning to be adalah : Berfungsi sebagai pembentukan nilai-nilai yang dimiliki Bersama. Menghubungkan antara tangan dan pikiran, individu dengan masyarakat pembelajaran kognitif dan non-kognitif serta pembelajaran informal dan nonformal. Peserta didik mampu menjadi diri sendiri dan percaya diri. Learning Believe In God (Belajar Hidup Bertuhan). Manusia mempunyai pandangan yang universal dalam berhubungan dengan lingkungannya dan berhubungan dengan penciptanya. Berdasarkan QS.Adz-Zariyat (56):56 : “tidak akan kami ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku. Implementasi Pembelajaran efektif bermuara pada lima pilar pendidikan tersebut. Penerapan pilar pendidikan menuntut kemampuan professional guru. Kemampuan professional tersebut akan terwujud apabila guru memiliki kesadaran dan komitmen yang tinggi dalam mengelola interaksi belajar mengajar.
Jawablah pertanyaan berikut ini:
1. Jelaskan fungsi pilar pendidikan dalam penyelenggaraan sistem pendidikan? Jawab : Meningkatkan kerjasama antarn didunia pada bidang pendidikan,sains dan juga kebudayaan. Melakukan kegiatan/aktivitas pemberantasan buta huruf (buta aksara) serta kewajiban belajar bagi seluruh rakyat negara-negara anggota. Mengangkat martabat serta derajat kehidupan manusia. 2. Kenapa pilar pendidikan yang dikemukakan unesco ada 4 buah dan jumlah pilar pendidikan yang dikembangkan di Indonesia ada lima? Jawab : Dimana Untuk mengimplementasikan “learning to know” (belajar untuk mengetahui), Guru harus mampu menempatkan dirinya sebagai fasilitator. Di samping itu guru dituntut untuk dapat berperan ganda sebagai kawan berdialog bagi siswanya dalam rangka mengembangkan penguasaan pengetahuan siswa. Sekolah sebagai wadah masyarakat belajar seyogjanya memfasilitasi siswanya untuk mengaktualisasikan keterampilan yang dimiliki, serta bakat dan minatnya agar “Learning to do” (belajar untuk melakukan sesuatu) dapat terealisasi. Walau sesungguhnya bakat dan minat anak dipengaruhi faktor keturunan namun tumbuh dan berkembangnya bakat dan minat juga bergantung pada lingkungan. Seperti kita ketahui bersama bahwa keterampilan merupakan sarana untuk menopang kehidupan seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan semata. Pilar ketiga yang dicanangkan Unesco adalah “learning to be” (belajar untuk menjadi seseorang). Hal ini erat sekali kaitannya dengan bakat, minat, perkembangan fisik, kejiwaan, tipologi pribadi anak serta kondisi lingkungannya. Misal : bagi siswa yang agresif, akan menemukan jati dirinya bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi. Dan sebaliknya bagi siswa yang pasif, peran guru sebagai kompas penunjuk arah sekaligus menjadi fasilitator sangat diperlukan untuk menumbuhkembangkan potensi diri siswa secara utuh dan maksimal. Terjadinya proses “learning to live together” (belajar untuk menjalani kehidupan bersama), pada pilar keempat ini, kebiasaan hidup bersama, saling menghargai, terbuka, memberi dan menerima perlu dikembangkan disekolah. Kondisi seperti inilah yang memungkinkan tumbuhnya sikap saling pengertian antar ras, suku, dan agama. Dengan melakukan empat pilar yang telah dikeluarkan oleh UNESCO, untuk itu semua pendidikan di Indonesia harus diarahkan pada peningkatan kualitas kemampuan intelektual dan profesional serta sikap, kepribadian dan moral. Dengan kemampuan dan sikap manusia Indonesia yang demikian maka pada gilirannya akan menjadikan masyarakat Indonesia masyarakat yang bermartabat di mata masyarakat dunia. Mengarah ke point ketiga, “Learning To Be” belajar untuk menjadi seseorang. Hal ini sangat berkaitan dengan bakat dan minat yang dimiliki seseorang. Jika seseorang memiliki bakat yang lebih, dalam suatu bidang tidak akan mampu berkembang apabila tanpa ada dukungan dan fasilitas baik dari guru itu sendiri dan pengaruh lingkungan luar. Ini dimaksudkan agar seorang siswa mampu mewujudkan dan mengembangkan bakatnya sesuai dengan harapannya. Jadi tanpa peranan guru sebagai fasilitator maka pilar ketiga yang dicetuskan UNESCO tidak akan terlaksana dengan baik. Begitu juga dengan poin yang keempat “Learning to Live Together” belajar untuk menjalani kehidupan bersama. Maksud dari point keempat ini adalah bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang aman tenteram, dan saling menghargai antar agama, suku, ras, dan budaya dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Dalam hal ini toleransi antar sesama manusia sangat diperlukan, karena umat manusia itu ditakdirkan untuk menjalani kehidupan bersama- sama dan tidak dapat menjalani kehidupan itu sendiri. 3. Jelaskan dengan contoh bagaimana implementasi pilar pendidikan dalam aktivitas pembelajaran. Jawab : Terdapat banyak sekali bentuk dan contoh implementasi suatu rencana atau juga kebijakan dalam segala macam bidang aktivitas pembelajar manusia. Dibawah ini merupakan beberapa contoh implementasi diantaranya sebagai berikut : Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Pancasila merupakan suatu dasar negara Indonesia yang mengajarkan mengenai nilai-nilai luhur yang harus dilakukan didalam kehidupan berbangsa serta juga bernegara. Nilai-nilai Pancasila itu menjadi pedoman bagi masyarakat Indonesia serta juga menjadi moral kehidupan Selanjutnya, nilai-nilai Pancasila itu harus diimplementasikan oleh masyarakat Indonesia supaya tujuan-tujuan berbangsa serta juga bernegara dapat tercapai. Beberapa bentuk implementasi nilai-nilai Pancasila ini misalnya; Menjaga kebersihan lingkungan dengan melakukan aktivitas atau kegiatan kerja bakti(bergotong-royong). Menjaga ketertiban serta juga keamanan di lingkungan masyarakat dengan cara memperkuat kesatuan serta persatuan masyarakat dan juga secara bersama-sama mengamankan lingkungan sekitar. Memberikan pertolongan kepada tetangga yang membutuhkan, terutama bagi mereka yang terkena musibah. Implementasi Kebijakan Publik Pemerintah ini mempunyai pertimbangan setiapkali mengeluarkan kebijakan publik, misalnya seperti kebijakan publik di bidang pendidikan. Tiap-tiap kebijakan publik pada bidang pendidikan tentu ada tujuan yang ingin dicapai. Contoh sepertinya implementasi kebijakan pada bidang pendidikan; 9Pergantian kurikulum yang tujuannya supaya pendidikan di Indonesia itu semakin maju. o Pemberian bantuan dana operasional sekolah (BOS) yang memiliki tujuan untuk membantu membangun serta juga memperbaiki sekolah sehingga menjadi tempat belajar yang nyaman bagi seluruh siswa. o Penerapan pendidikan budaya serta juga karakter di sekolah supaya generasi muda penerus bangsa itu mempunyai pengetahuan tentang budaya Indonesai dan supaya mereka memiliki moral yang lebih baik.