Anda di halaman 1dari 36

Kelompok 5

1. Dhafin Rizqy Zaputra 1501620047


2. Naufal Dhia Prathama 1501620061
3. Haqshal Danu Pratama 1501620019
Azas Azas
Pendidikan
Tujuan Pembelajaran

1. Untuk mengetahui dan memahami


pengertian dari azas-azas pendidikan.
2. Untuk mengetahui azas-azas pendidikan
dan penerapannya.
Pengertian Azas Azas Pendiikan
Azas – azas pendidikan merupakan ketentuan yg harus dipedomani atau
menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan agar tercapai
tujuannya dan asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang
menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan
maupun pelaksanaan pendidikan (Hartoto, 2008, dalam Jurnal Ilmu
Pendidikan). Khusus di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan
yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan
nasional. Asas-asas tersebut bersumber dari pemikiran dan pengalaman
sepanjang sejarah perkembangan pendidikan di Indonesia (Umar
Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 117).
Macam macam azas pendidikan

 Asas Belajar   Asas Tut Wuri


01
Sepanjang Hayat 02 Handayani

Asas Kemandirian
03 dalam Belajar
01

Azas belajar
sepanjang hayat
Azas belajar Sepanjang hayat

Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut


pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup ( long life
education). Istilah pendidikan seumur hidup erat kaitannya dan
kadang-kadang digunakan saling bergantian dengan makna yang
sama dengan istilah belajar sepanjang hayat. Kedua istilah ini
memang tidak dapat dipisahkan, tetapi dapat dibedakan (Rangga,
2011, dalam jurnal Ilmu Pendidikan).
Istilah belajar sepanjang hayat erat kaitannya dengan istilah
“pendidikan seumur hidup”.
UNESCO Institute for Education menetapkan suatu definisi kerja yakni
pendidikan seumur hidup adalah pendidikan yang harus :
1. Meliputi seluruh hidup setiap individu.
2. Mengarah kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan dan
penyempurnaan secara sistematis pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya.
3. Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri (self
fulfilment) setiap individu.
4. Meningkatkan kemampuan dan motivasi utnuk belajar mandiri.
5. Mengakui kontribusi dari semua pengaruh pendidikan yang mungkin
terjadi, termasuk yang formal, non formal dan informal.
Empat Pilar Pembelajaran UNESCO
Dalam upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa dapat dilakukan melalui
peningkatan mutu pendidikan. Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui
lembaga UNESCO (United Nations, Educational, Scientific and Cultural
Organization) yang bergerak dibidang pendidikan, pengetahuan dan
budaya mencanangkan empat pilar pendidikan yakni: (1) learning to
Know, (2) learning to do (3) learning to be, dan (4) learning to live
together. Keempat pilar tersebut secara sinergi membentuk dan
membangun pola pikir pendidikan di Indonesia. Adapun empat pilar
tersebut adalah sebagai berikut:
Empat Pilar Pembelajaran UNESCO
a. learning to know

Pilar pertama ini memeliki arti bahwa para peserta didik dianjurkan untuk
mencari dan mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya, melalui
pengalaman-pengalaman. Hal ini akan dapat memicu munculnya sikap
kritis dan semangat belajar peserta didik meningkat. Learning to know
selalu mengajarkan tentang arti pentingnya sebuah pengetahuan, karena
didalam learning to know terdapat learning how to learn, artinya peserta
didik belajar untuk memahami apa yang ada di sekitarnya, karena itu adlah
proses belajar.
Empat Pilar Pembelajaran UNESCO
b. learning to do

Pilar kedua menekankan pentingnya interaksi dan peserta didik diajak


untuk ikut serta dalam memecahkan permasalahan yang ada di sekitarnya
melalui sebuah tindakan nyata. Belajar untuk menerapkan ilmu yang
didapat, bekerja sama dalam sebuah tim guna untuk memecahkan masalah
dalam berbagai situasi dan kondisi. Learning to do berkaitan dengan
kemampuan hard skill dan soft skill. Soft skill dan hard skill sangat penting
dan dibutuhkan dalam dunia pendidikan, karena sesungguhnya pendidikan
merupakan bagian terpenting dari proses penyiapan SDM (Sumber Daya
Manusia) yang berkualitas, tangguh, terampil dan siap untuk mengikuti
tuntutan zaman.
Empat Pilar Pembelajaran UNESCO
c. learning to be

Pilar ketiga artinya bahwa pentingnya mendidik dan melatih peserta


didik agar menjadi pribadi yang mandiri dan dapat mewujudkan apa yang
peserta didik impikan dan cita-citakan. Penguasaan pengetahuan dan
keterampilan (soft skill dan hard skill) merupakan bagian dari proses
menjadi diri sendiri (learning to be). Menjadi diri sendiri dapat diartikan
sebagai proses pemahaman terhadap kebutuhan dan jati diri. Belajar untuk
berperilaku sesuai dengan norma-norma dan kaidah yang berlaku di
masyarakat, belajar menjadi orang yang berhasil, sesungguhnya
merupakan proses pencapaian aktualisasi diri.
Empat Pilar Pembelajaran UNESCO
d. learning to live together

Pilar terakhir artinya menanamkan kesadaran kepada para peserta


didik bahwa mereka adalah bagian dari kelompok masyarakat. jadi,
mereka harus mampu hidup bersama. Dengan makin beragamnya etnis di
Indonesia, kita perlu menanamkan sikap untuk dapat hidup bersama. Pada
pilar keempat ini, kebiasaan hidup bersama, saling menghargai, terbuka,
memberi dan menerima perlu dikembangkan disekolah. Dengan
kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik, sebagai hasil dari proses
pembelajaran, dapat dijadikan sebagai bekal untuk mampu berperan dalam
lingkungan di mana individu tersebut berada, dan sekaligus mampu
menempatkan diri sesuai dengan perannya.
Contoh Penarapan Azas belajar Sepanjang hayat di
Dalam Keluarga

1. Orangtua berkontribusi dalam mengembangkan proses belajar dan


memberikan pengajaran pendidikan kepada anaknya.
2. Orangtua dapat mengakrabkan diri anaknya dengan berbagai sumber
belajar yang ada disekitarnya sehingga kemampuan dan kemauan
menggunakan sumber belajar yang tersedia itu akan memberi
peluang terwujudnya belajar sepanjang hayat. 
Ada 2 misi yang diemban dalam proses belajar
mengajar berdasarkan latar pendidikan seumur hidup
yaitu : membelajarkan peserta didik dengan efisien
dan efektif dan serentak dengan itu, meningkatkan
kemauan dan kemampuan belajar mandiri sebagai
basis belajar sepanjang hayat.
Asas Tut Wuri
02 Handayani
Asas Tut Wuri Handayani
Asas ini merupakan gagasan yang mula-mula dikemukakan oleh Ki Hajar
Dewantara seorang perintis kemerdekaan dan pendidikan nasional. Tut
Wuri Handayani mengandung arti pendidik dengan kewibawaan yang
dimiliki mengikuti dari belakang dan memberi pengaruh, tidak
menarik-narik dari depan, membiarkan anak mencari jalan sendiri, dan
bila anak melakukan kesalahan baru pendidik membantunya. (Anshory,
Ichsan. 2018. Pengantar pendidikan). Gagasan tersebut dikembangkan
Ki Hajar Dewantara pada masa penjajahan dan masa perjuangan
kemerdekaan. Dalam era kemerdekaan gagasan tersebut serta merta
diterima sebagai salah satu asas pendidikan nasional Indonesia (Jurnal
Pendidikan, No.2:24). 
Makna Tut wuri Handayani
(*) Tut wuri : mengikuti perkembangan sang anak dengan
penuh perhatian yang berdasarkan cinta kasih tanpa pamrih.

(*) Handayani : mempengaruhi dalam arti, merangsang,


memupuk, membimbing, dan menggairahkan anak agar sang
anak mengembangkan pribadi masing – masing melalui
disiplin pribadi (Arga, 2011, dalam jurnal ilmu pendidikan).
Azas Tut Wuri Handayani ini kemudian dikembangkan oleh Drs. R.M.P.
Sostrokartono (filusof dan ahli bahasa) dengan menambahkan dua
semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun
Karso. Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu
kesatuan asas, masing-masing sebagai berikut;

1, Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh) 

adalah hal yang baik mengingat kebutuhan anak maupun pertimbangan


guru. Di bagian depan, seorang guru akan membawa buah pikiran para
muridnya itu ke dalam sistem ilmu pengetahuan yang lebih luas. Ia
menempatkan pikiran / gagasan / pendapat para muridnya dalam
cakrawala yang baru, yang lebih luas. 
2, Ing Madya Mangu Karsa (di tengah membangkitkan
kehendak) 

Adalah diterapkan dalam situasi ketika anak didik kurang bergairah


atau ragu-ragu untuk mengambil keputusan atau tindakan, sehingga
perlu diupayakan untuk memperkuat motivasi. Dan, guru maju ke
tengah-tengah (pemikiran) para muridnya. Dalam posisi ini ia
menciptakan situasi yang memungkinkan para muridnya
mengembangkan, memperbaiki, mempertajam, atau bahkan mungkin
mengganti pengetahuan yang telah dimilikinya itu sehingga diperoleh
pengetahuan baru yang lebih masuk akal, lebih jelas, dan lebih banyak
manfaatnya. 
Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan). 

Asas ini memberi kesempatan anak didik untuk melakukan usaha


sendiri, dan ada kemungkinan melakukan kesalahan, tanpa ada
tindakan (hukuman) pendidik. Hal itu tidak menjadikan masalah,
karena menurut Ki Hajar Dewantara, setiap kesalahan yang dilakukan
anak didik akan membawa pidananya sendiri, karena tidak ada pendidik
sebagai pemimpin yang mendorong datangnya hukuman tersebut.
Dengan demikian, setiap kesalahan yang dialami peserta didik bersifat
mendidik. Maksud tut wuri handayani adalah sebagai pendidik
hendaknya mampu menyalurkan dan mengarahkan perilaku dan segala
tindakan sisiwa untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
dirancang. (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 123).
Contoh Penarapan Azas belajar Tut Wuri Handayani di Dalam Keluarga

1. Orangtua memberikan kebebasan anaknya untuk memilih pendidikan


dan keterampilan yang diminatinya di semua jenis, jalur, dan jenjang
pendidikan yang disediakan oleh pemerintah sesuai peran dan
profesinya dalam masyarakat dan anak harus bertanggung jawab atas
pendidikannya sendiri.

2. Anak mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan kejuruan


yang diminatinya agar dapat mempersiapkan diri untuk memasuki
lapangan kerja bidang tertentu yang diinginkannya.
Asas Kemandirian
dalam Belajar 03
Azas Kemandirian menurut Ahli

Azaz kemandirian dalam belajar ini berkaitan


dengan azaz tut wuri handayani maupun azaz
belajar sepanjang hayat. Azaz tut wuri handayani
memiliki arti berasumsi dari kemampuan peseta
didik untuk mandiri dalam belajar. Disisi lain
pendidik tetap tidak lepas tangan, bisa diperlukan
sebagai fasilator. Sedangkan asas belajar sepanjang
hayat juga berasumsi peserta didik untuk mampu
belajar mandiri, jika peserta didik selalu bergantung
ke guru, maka tidak akan mendapatkan belajar
sepanjang hayat. (Anshory, Ichsan. 2018. Pengantar
pendidikan)
Arti Kemandirian Belajar

Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai


aktifitas belajar yang berlangsung lebih didorong
oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan tanggung
jawab sendiri dari pembelajaran. Pengertian tentang
belajar mandiri sampai saat ini belum ada
kesepakatan dari para ahli. Ada beberapa pandangan
tentang belajar mandiri yang diutarakan oleh para
ahli seperti dipaparkan sebagai berikut:
(1) Belajar Mandiri memandang siswa sebagai para manajer dan pemilik
tanggung jawab dari proses pelajaran mereka sendiri.

(2) Belajar Mandiri mengintegrasikan self- management (manajemen


konteks, menentukan setting, sumber daya, dan tindakan) dengan self-
monitoring (siswa memonitor, mengevaluasi dan mengatur strategi
belajarnya).
(3) Peran kemauan dan motivasi dalam Belajar Mandiri sangat penting di
dalam memulai dan memelihara usaha siswa.

(4) Di dalam belajar mandiri, kendali secara berangsur-angsur bergeser


dari para guru ke siswa. Siswa mempunyai banyak kebebasan untuk
memutuskan pelajaran apa dan tujuan apa yang hendak dicapai dan
bermanfaat baginya.
Contoh Penerapan Azas Kemandirian Belajar
di Dalam Keluarga

1. Orangtua mefasilitasi anak dengan berbagai macam alat-alat dan bahan


pembelajaran sehingga anak dapat belajar mandiri.

2. Anak diberikan kebebasan dalam menentukan gaya belajarnya sehingga


dapat memabantunya dalam proses belajar mandiri
Kesimpulan

Asas – asas pendidikan terdiri dari Tut Wuri Handayani, belajar sepanjang hayat, dan
belajar mandiri. Dalam asas Tut Wuri Handayani menekankan pada peran pendidik
dan anak didik dalam kegiatan belajar tetapi dalam asas belajar sepanjang hayat
menekankan pada peran anak didik dalam belajar. Anak didik dalam asas belajar
sepanjang hayat bukan berarti anak didik yang selalu membutuhkan pendidik dalam
belajar, melainkan semua orang yang ingin belajar seumur hidupnya. Sedangkan asas
kemandirian dalam belajar menekan pada proses belajar yang harus mandiri dan tidak
selalu bergantung dengan orang lain.
Tes Akhir

1. UNESCO Institute for Education menetapkan suatu definisi kerja yakni


pendidikan seumur hidup adalah pendidikan yang harus, kecuali?
A. Mengarah kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan dan
penyempurnaan secara sistematis pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
dapat meningkatkan kondisi hidupnya.
B. Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri (self
fulfilment) setiap individu.
C. Meningkatkan kemampuan dan motivasi utnuk belajar mandiri.
D. Mengakui kontribusi dari pengaruh pendidikan yang formal saja.
E. Meliputi seluruh hidup setiap individu.
Tes Akhir

2. Siapa yang menambahkan dua semboyan Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing
Madyo Mangun Karso?
A. Ki Hajar Dewantara
B. Drs. R.M.P. Sostrokartono
C. KH Mas Mansyur
D. Umar Tirtarahardja
E. Raden Mas Soewardi
Tes Akhir

3. Apa makna dari Tut Wuri?


A) mengikuti perkembangan sang anak dengan penuh perhatian yang
berdasarkan cinta kasih tanpa pamrih.
B) pendidik dengan kewibawaan yang dimiliki mengikuti dari belakang dan
memberi pengaruh, tidak menarik-narik dari depan, membiarkan anak
mencari jalan sendiri, dan bila anak melakukan kesalahan baru pendidik
membantunya.
C) Jika di depan memberi contoh
D) Jika di belakang memberi dorongan
E) Mempengaruhi dalam arti, merangsang, memupuk, membimbing, dan
menggairahkan anak agar sang anak mengembangkan pribadi masing –
masing melalui disiplin pribadi (Arga, 2011, dalam jurnal ilmu pendidikan
Tes Akhir

4. Berasal dari manakah asas-asas pendidikan di Indonesia?


A. Sikap diri sendiri yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya.
B. Mengikuti asas negara lain.
C. Pemikiran dan pengalaman sepanjang sejarah perkembangan pendidikan
di Indonesia.
D. Dorongan dari pahlawan-pahlawan pendidikan.
E. Rancangan dan program pendidikan nasional.
Essay

Apakah menurut anda pendidikan di


Indonesia sudah sesuai dengan 3 asas
pendidikan tadi?
Daftar Pustaka
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/0
8/asas-asas-pendidikan/

https://makalahtentangasas-asaspendidikan.blogsp
ot.com/2018/12/makalah-pengantar-pendidikan-as
as-di.html?m=1

Buku Ilmu Pendidikan Rahmat Hidayat &


Abdillah.pdf

Buku Landasan Pendidikan 2013.pdf

https://www.researchgate.net/publication/3315433
59_BUKU_LANDASAN_KEPENDIDIKAN

Jupite Mars
r
TerimaKasih!

Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo


, including icons by Flaticon, and infographics & images by
Freepik

Anda mungkin juga menyukai