Anda di halaman 1dari 17

KELOMPO

DASAR DASAR ILMU PENDIDIKAN

ASAS ASAS DALAM


PENDIDIKAN
Dosen : Dr. Darmansyah, S.T., M.Pd
KELOMPOK 3

Daffa Amri Dino Okta Putra


19086110 19086118

Meldi Prabowo
19086184
ASAS ASAS DALAM
PENDIDIKAN
Asas-Asas
01 Pendidikan

Implementasi Dari Masing


02 Masing Asas Pendidikan
Asas-Asas
Pendidikan
Asas Tut Wuri Handayani
Asas Tut Wuri Handayani merupakan inti dari asas Bahwa setiap orang
mempunyai hak untuk mengatur dirinya sendiri dengan mengingat tertibnya
persatuan dalam perikehidupan umum yang menegaskan bahwa setiap orang
mempunyai hak mengatur dirinya sendiri (zelf-veschikingsrecht) dengan
mengingat tertibnya persatuan dalam kehidupan umum. Dari asas yang pertama
inilah jelas kita ketahui bahwa tujuan yang ingin dicapai oleh Perguruan Taman
Siswa adalah kehidupan yang tertib dan damai. Asas inilah yang mendorong
Taman Siswa untuk mengganti sistem pendidikan cara lama yang lebih menitik
berartkan tentang pengajaran menggunakan perintah, paksaan, dan hukuman
dengan sistem khas dari Taman Siswa yaitu berdasarkan atas perkembangan
kodrati.
Tujuan dari Asas Tut Wuri Handayani adalah

1. Pendidikan dilaksanakan tidak menggunakan syarat paksaan,


2. Pendidikan adalah penggulowenthah yang mengandung makna: momong, among,
ngemong.  Among mengandung arti mengembangkan kodrat alam anak dengan tuntutan
agar anak didik dapat mengembangkan hidup batin menjadi subur dan selamat. Momong
mempunyai arti mengamat-amati anak agar dapat tumbuh menurut kodratnya. Ngemong
berarti kita harus mengikuti apa yang ingin diusahakan anak sendiri dan memberi bantuan
pada saat anak membutuhkan,
3. Pendidikan menciptakan tertib dan damai (orde en vrede),
4. Pendidikan tidak ngujo (memanjakan anak), dan
5. Pendidikan menciptakan iklim, tidak terperintah, memerintah diri sendiri dan berdiri di atas
kaki sendiri (mandiri dalam diri anak didik). Metode ini secara teknik pengajaran meliputi :
kepala, hati, dan panca indera (educate the head, the heart, and the hand).
Asas Kemandirian dalam Belajar
Belajar Mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk melakukan kegiatan belajar
secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk
menguasai suatu materi dan atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk
memecahkan masalah yang dijumpainya di dunia nyata.

Lebih lanjut Johnson mengungkapkan bahwa kelak jika proses belajar mandiri berjalan
dengan baik, maka para peserta didik akan mampu membuat pilihan-pilihan positif tentang
bagaimana mereka akan mengatasi kegelisahan dan kekacauan dalam kehidupan sehari-hari
(Johnson, 2009: 179). Dengan kata lain, proses belajar mandiri atau Asas Kemandirian
dalam Belajar akan mampu menggiring manusia untuk tetap “Belajar sepanjang Hayatnya.”
Asas Pendidikan Sepanjang Hayat
Asas Belajar Sepanjang Hayat “Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim dan
muslimat. Tuntutlah ilmu sejak buaian sampai lubang kubur. Tiada amalan umat yang lebih
utama daripada belajar”.

Asas Belajar Sepanjang Hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain
terhadap pendidikan seumur hidup (life long education. Istilah pendidikan seumur hidup
erat kaitannya dan kadang-kadang digunakan saling bergantian dengan makna yang sama
dengan istilah belajar sepanjang hayat
Asas Pendidikan Sepanjang Hayat
Asas Belajar Sepanjang Hayat “Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim dan
muslimat. Tuntutlah ilmu sejak buaian sampai lubang kubur. Tiada amalan umat yang lebih
utama daripada belajar”.

Asas Belajar Sepanjang Hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain
terhadap pendidikan seumur hidup (life long education. Istilah pendidikan seumur hidup
erat kaitannya dan kadang-kadang digunakan saling bergantian dengan makna yang sama
dengan istilah belajar sepanjang hayat
Kurikulum yang dapat mendukung terwujudnya belajar sepanjang hayat
harus dirancang dan diimplementasikan dengan memperhatikan dua
dimensi
1.
:
Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan kesinambungan
antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa
depan.

Termasuk dalam dimensi vertikal itu antara lain pengkajian tentang:


1. Keterkaitan antara kurikulum dengan masa depan didik    
2. Kurikulum dan perubahan sosial-kebudayaan
3. “The forecasting curriculum”
4. Keterpaduan bahan ajaran dan pengorganisasian pengetahuan
5. Penyiapan untuk memikul tanggung jawab
6. Pengintegrasian dengan pengalaman yang telah dimiliki peserta didik
7. Untuk mempertahankan motivasi belajar secara permanen
Kurikulum yang dapat mendukung terwujudnya belajar sepanjang hayat
harus dirancang dan diimplementasikan dengan memperhatikan dua
dimensi :
2. Dimensi horizontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman belajar di
sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.

Termasuk dalam dimensi horizontal antara lain :


1. Kurikulum sekolah merefleksikan kehidupan diluar sekolah
2. Memperluas kegiatan belajar ke luar sekolah
3. Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam kegiatan belajar-mengajar
Alam Takambang Jadi Guru
Alam takambang jadi guru adalah pepatah yang berasal dari Minangkabau. Kalau dijadikan
bahasa Indonesia, kira-kira menjadi ” alam terkembang (terbentang luas) dijadikan sebagai
guru “. Dewasa ini, pepatah tersebut masuk dalam  moto pembelajaran untuk guru. Entah
 kapan dimulai, yang jelas perangkat pembelajaran tersebut telah digandakan oleh banyak
guru. Secara tidak langsung menyebarluaskan pepatah alam takambang jadi guru. Nyata
 bagi banyak guru pepatah ini sudah familiar juga. Bahkan di Negeri Belanda juga sangat
dikenal oleh pakar pendidikan di sana.
Implementasi Dari
Masing Masing Asas
Pendidikan
IMPLEMENTASI TUT WURI
HANDAYANI
Implikasi dari penerapan asas ini dalam pendidikan adalah sebagai berikut :
1. Seorang pendidik diharapkan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengemukakan ide dan prakarsa yang berkaitan dengan mata pelajaran yang
diajarkan.
2. Seorang pendidik berusaha melibatkan mental siswa yang maksimal didalam
mengaktualisasikan pengalaman belajar, upaya melibatkan siswa seperti ini yang
sering dikenal dengan cara belajar siswa aktif (CBSA).
3. Peranan pendidik hanyalah bertugas mengarahkan siswa, sebagai fisilitator, moitivator
dan pembimbing dalam rangka mencapai tujuan belajar . Dalam proses belajar
mengajar dilakukan secara bebas tetapi terkendali, interaksi pendidik dan siswa
mencerminkan hubungan manusiawi serta merangsang berfikir siswa, memanfaatkan
bermacam-macam sumber, kegiatan belajar yang dilakukan siswa bervariasi, tetapi
tetap dibawah bimbingan guru.
IMPLEMENTASI
DARI ASAS KEMANDIRIAN
DALAM BELAJAR
Implementasi dari asas kemandirian dalam belajar merupakan suatu wujud manifestasi Asas
Kemandirian dalam Belajar yang bukan hanya dalam berbentuk kurikulum KTSP, namun
juga dalam bentuk kurikuler dan ekstra kurikuler  sedang dalam lingkup perguruan tinggi
terwujud dalam kegiatan tatap muka dan kegiatan terstruktur dan mandiri.
IMPLEMENTASI
DARI ASAS PENDIDIKAN
SEPANJANG HAYAT
Asas belajar sepanjang hayat sebenarnya sudah tertanam dalam kehidupan bermasyarakat
lewat pendidikan keagamaan dan budaya, dimana ilmu akan mempermudah jalan kita
untuk melanjutkan kehidupan.

Dewasa ini, akibat kemajuan ilmu dan teknologi yang amat pesat, maka terjadi perubahan
yang amat pesat dalam berbagai aspek kehidupan. Akibatnya, apa yang dipelajari oleh
seseorang pada beberapa tahun yang lalu dapat menjadi tidak berarti atau tidak
bermanfaat. Sebab apa yang telah dipelajarinya sudah tidak relevan lagi dengan berbagai
masalah kehidupan yang dihadapinya. Implikasi dari kemajuan ilmu dan teknologi yang
amat pesat tersebut ialah seseorang dituntut untuk mau dan mampu belajar sepanjang
hayat
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai