Anda di halaman 1dari 5

1.

Mengapa Manusia perlu di didik

Jawaban dari pertanyaan tersebut ada dua, yaitu dilihat dari dasar biologis dan sosio
antropologis. Dari dasar biologis, manusia harus dididik/mendidik karena pada dasarnya
manusia dilahirkan tidak berdaya. Berbeda halnya dengan hewan, seperti sapi yang mampu
berjalan setelah beberapa menit dilahirkan oleh ibunya.

Manusia lahir tidak berdaya, tidak bisa langsung bangun dan berjalan sendiri seperti sapi dan
hewan lainnya. Oleh sebab itu, manusia memerlukan pendidikan (dididik) agar mampu
bertahan hidup dan menjalani proses kehidupan.

Dasar yang kedua adalah dasar sosio antropologis, yang menyatakan bahwa peradaban
manusia tidak serta merta ada dengan sendirinya. Peradaban yang meliputi adat istiadat, tata
krama, norma sosial dan sebagainya tidak ada dengan sendirinya, melainkan diturunkan dari
generasi sebekumnya. Untuk kepentingan pewarisan peradaban itulah mengapa manusia
harus dididik oleh generasi sebelumnya dan harus mendidik generasi selanjutnya.

2. Definisi Pendidikan menurut Anda Sendiri


Pada dasarnya pengertian pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan mendapat
imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan
mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusiamelalui upaya
pengajaran dan pelatihan.

Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan


tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya
anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada
pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah
mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

3. Tujuan Pendidikan
Di dalam UU. No. 20 Tahun 2003 Tentang sistem pendidikan nasional pasal 3 disebutkan
tentang tujuan pendidikan yakni mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis juga bertanggung jawab.
4. Sebutkan Asas Pendidikan
1. Asas Tut Wuri Handayani
Tirtaraharja dan La Sulo (Kadir dan dkk, 2012: 112) menyatakan asas tut wuri
handayani pada awalnya merupakan salah satu dari “Asas 1922”, yakni tujuh buah asas dari
Perguruan Nasional Taman Siswa yang didirikan pada 3 Juli 1922. Sebagai asas pertama, tut
wuri handayani merupakan inti dari sistem pamong dan perguruan asas itu. Asas ataupun
semboyan tut wuri handayani yang disampaikan oleh Ki Hadjar Dewantara mendapat
tanggapan positif dari Drs. R. M. P

Sastrokartono dengan menambah dua semboyan untuk melengkapinya, yakni Ing Ngarso


Sung Tulada dan Ing Madya Mangun Karsa. Ketiganya semboyan tersebut telah menjadi
satu kesatuan asas, yakni:

1. Ing ngarsa sung tulada (jika di depan, menjadi contoh)


2. Ing madya mangun karsa (jika ditengah-tengah, membangkitkan kehendak, hasrat
atau motivasi), dan
3. Tut wuri handayani (Jika dibelakang, mengikuti dengan awas).

Asas tut wuri handayani merupakan konseptualisasi konsep tujuh Asas Perguruan Nasional


Taman Siswa yang lahir pada tanggal 3 Juli 1922 yang merupakan asas perjuangan untuk
menghadapi Pemerintah Kolonial Belanda. Ketujuh asas tersebut secara singkat disebut
“Asas 1992” adalah sebagai berikut:

1. Bahwa setiap orang mempunyai hak untuk mengatur dirinya sendiri dengan
mengingat persatuan dalam peri kehidupan umum.
2. Bahwa pengajaran harus member pengetahuan yang berfaedah, yang lahir dan batin
dapat memerdekan diri.
3. Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
4. Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh
rakyat.
5. Bahwa untuk mengejar kemerdekaan hidup yang sepenuhnya lahir maupun batin
hendaklah diusahakan dengan kekuatan sendiri, dan menolak bantuan apa pun dari
siapa pun yang mengikat baik berupa ikatan lahir maupu ikatan batin.
6. Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus
membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan.
7. Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keihklasan lahir dan batin untuk
mengorbankan segala kepentingan prbadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak-
anak.

Asas ini pulalah yang mendorong Taman Siswa untuk mengganti sistem pendidikan cara
lama yang menggunakan perintah, paksaan dan hukuman sistem khas Taman Siswa yang
didasarkan pada perkembangan kodrati. Dari asas ini pulalah lahir “Sistem Among” dimana
guru memperoleh sebutan “pamong”, yaitu sebagai pemimpin yang berdiri di belakang
sengan semboyan tut wuri handayani, yaitu tetap mempengaruhi dengan memberi
kesempatan anak didik untuk berjalan sendiri dan tidak terus menerus dicampuri, diperintah
atau dipaksa. Jadi, “Sistem Among” adalah cara pendidikan yang dipakai dalam sistem
Taman Siswa dengan maksud mewajibkan pada guru supaya mengingatkan kodrat-idradatnya
pada siswa dengan tidak melupakan segala keadaan yang mengelilinginya.

2. Asas Belajar Sepanjang Hayat


Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain dari
pendidikan seumur hidup (life long education). Dalam latar pendidikan seumur hidup,
prosese pembelajaran di sekolah seyogianya mengemban tugas sekurang-kurangnya dua misi,
yakni membelajarkan peseta didik dengan efisien dan efektif dan serentak dengan
meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar mandiri sebagai basis dan belajar sepanjang
hayat. Ditinjau dari pendidikan sekolah, masalahnya adalah bagaimana mernacang dan
mengimplementasikan suatu program belajar-mengajar sehingga mendorong terwujudnya
belajar sepanjang hayat. Dengan kata lain, terbentuk manusia dan masyarakat yang mau dan
mampu terus menerus belajar. Kurikulum yang dapat mendukung terwujudnya belajar
sepanjang hayat harus dirancang dan dimplementasi dengan memerhatikan dua dimensi
sebagai berikut (Kadir, dkk. 2012:14)

Perancangan dan implementasi kurikulum yang memerhatikan kedua dimensi itu akan
mendekatkan peserta didik dengan sumbe belajar yang ada disekitarnya. Kemampuan dan
kemauan menggunakan sumber belajar yang tersedia itu memberi peluang terwujudnya
belajar sepanjang hayat. Dan masyarakatnya yang memiliki semangat belajar sepanjang hayat
akan menjadi suatu masyarakat yang gemar belajar (learning society).

3. Asas Kemandirian dalam Belajar

Asas tut wuri handayani maupun belajar sepanjang hayat secara langsung berkaitan dengan
asas kemandirian dalam belajar. Asas tut wuri handayani pada prinsipnya bertolak dari
asumsi kemampuan peserta didik untuk mandiri, termasuk mandiri dalam belajar. Asas
belajar sepanjang hayat hanya dapat diwujudkan apabila didasarkan pada asumsi bahwa
peserta didik mau dan mampu mandiri dalam belajar.

Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru, dalam peran utama
sebagai fasilitator dan motivator di samping peran-peran lain seperti informator, organisator,
dan sebagainya. Sebagai fasilitator, guru diharapkan menyediakan dan mengatur berbagai
sumber belajar, sehingga memudahkan peserta didik untuk berinteraksi dengan sumber-
sumber tersebut. Di sisi lain sebagai motivator, mengupayakan timbulnya prakarsa peserta
didik untuk memanfaatkan sumber belajar.

5. Sebutkan Landasan Pendidikan


empat sumber landasan pendidikan adalah :
Landasan Filosofis Pendidikan
Berkaitan dengan makna atau hakikat pendidikan, yang berupaya menelaah masalah pokok
dalam pendidikan. Sumber landasan pendidikan ini bersifat filsafat. Oleh sebab itu, kajiannya
bersifat menyeluruh serta konseptual.
Landasan sosiologis pendidikan
Adalah landasan pendidikan yang berhubungan dengan kehidupan atau kondisi sosial peserta
didik dan pendidik. Landasan sosiologis ini mencakup kedudukan seseorang dalam interaksi,
proses, serta fungsi sosial dalam masyarakat.
Landasan Psiklogis Pendidikan
Berhubungan dengan aspek kejiwaan manusia. Landasan psikologis sangat penting dalam
dunia pendidikan. Sebab, landasan ini lebih banyak tertuju pada pemahaman manusia,
khususnya proses belajar seseorang atau kelompok.
Landasan Kultural Pendidikan
Sumber landasan pendidikan ini menandakan bahwa pendidikan tidak bisa dipisahkan dari
peristiwa budaya. Karena pendidikan dan budaya akan selalu berhubungan timbal balik.
Misal, pewarisan budaya bisa dilakukan lewat pendidikan formal, nonformal, serta informal.

6. Standar Pendidikan
1. Standard Isi
Standar yang pertama adalah standar isi. Yang diatur dalam standar isi mencakup komponen
materi dan tingkat kompetensi minimal yang dimiliki oleh siswa pada suatu jenjang
pendidikan. Standar isi memuat beberapa hal, yaitu kerangka dasar dan struktur kurikulum,
beban belajar, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan kalender akademik.
Dengan kata lain, standar isi merupakan standar yang mengatur materi dan kompetensi dari
suatu jenjang pendidikan demi terwujudnya lulusan yang kompeten.

2. Standar Proses
Yang kedua adalah standar proses. Standar proses ini berkaitan dengan proses pelaksanaan
pembelajaran di masing-masing jenjang pendidikan. Dalam menyelenggarakan proses
pembelajaran, setiap instansi pendidikan harus melakukannya dengan interaktif, inspiratif,
menyenangkan, dan partisipatif atau mengikutsertakan peserta didik dalam proses
pembelajaran.

3. Standar Kompetensi Lulusan


Yang ketiga dari 8 standar pendidikan Nasional Indonesia adalah Standar Kompetensi
Lulusan. Standar ini berkaitan erat dengan kriteria kemampuan lulusan dari suatu instansi
pendidikan. Setiap peserta didik yang lulus dari suatu jenjang pendidikan diharapkan
memiliki kemampuan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang memadai dan sesuai
dengan standar yang berlaku.

4. Standar Pendidik dan Tenaga Pendidikan


Yang keempat adalah standar pendidik dan tenaga kependidikan. Pendidik adalah tenaga
kependidikan yang bertugas untuk mendidik, membimbing, mengajar, menilai para peserta
didik. Sedangkan tenaga kependidikan adalah semua orang yang terlibat dalam suatu instansi
pendidikan, mulai dari kepala sekolah, tenaga laboratorium, tenaga administrasi dan tata
usaha, pustakawan, pengawas sekolah, dan sebagainya.

Baik pendidik maupun tenaga kependidikan harus memiliki kualifikasi akademik dan
kompetensi yang sesuai agar tujuan pendidikan bisa tercapai. Kualifikasi akademik yang
dimaksud adalah syarat minimal pendidikan yang harus dimiliki. Tidak hanya kualifikasi
akademik, seorang pendidik juga harus menguasai kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

5. Standar Sarana Dan Prasarana


Yang kelima adalah standar sarana dan prasarana. Demi berlangsungnya proses
pembelajaran, setiap instansi pendidikan perlu memiliki sarana dan prasarana yang memadai
untuk menunjang proses pembelajaran yang berkelanjutan, teratur, dan juga nyaman. Dalam
standar ini, diatur mengenai sarana dan prasarana yang wajib dimiliki oleh setiap satuan
pendidikan. Sarana pendidikan yang wajib dimiliki meliputi perabot, peralatan pendidikan,
media pendidikan, buku atau sumber belajar lainnya, perlengkapan habis pakai, dan
perlengkapan lainnya yang dibutuhkan untuk menunjang proses pembelajaran. Prasarana
pendidikan yang wajib dimiliki meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan, ruang pendidik,
ruang TU, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, kantin, tempat olahraga, tempat ibadah,
dan ruangan lain yang diperlukan untuk kelancaran proses pembelajaran.

6. Standar Pengelolaan
Yang keenam dari 8 standar pendidikan nasional Indonesia adalah standar pengelolaan.
Standar pengelolaan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu standar pengelolaan oleh satuan
pendidikan, standar pengelolaan oleh pemerintah daerah, dan standar pengelolaan oleh
pemerintah.

7. Standar Pembiayaan
Standar pendidikan yang ketujuh adalah standar pembiayaan. Proses pendidikan bisa
terselenggara karena adanya pembiayaan yang berkelanjutan. Pembiayaan dalam dunia
pendidikan terdiri dari tiga komponen, yaitu : Biaya investasi Yang termasuk biaya investasi
adalah penyediaan sarana dan prasarana, biaya untuk pengembangan sumber daya manusia,
dan biaya untuk modal kerja tetap. Biaya personal Yang dimaksud dengan biaya personal
adalah biaya yang dibayarkan oleh peserta didik agar bisa mengakses pendidikan secara
berkelanjutan. Biaya operasi Yang termasuk biaya operasi pendidikan adalah gaji serta
tunjangan untuk pendidik dan tenaga kependidikan, perlengkapan habis pakai, termasuk juga
biaya listrik, air, koneksi internet, dan sejenisnya.

8. Standar Penilaian Pendidikan


Standar Nasional Pendidikan yang terakhir adalah standar penilaian pendidikan. Ini mengatur
segala hal yang berkaitan dengan prosedur penilaian pada peserta didik. Penilaian dilakukan
untuk mengukur keberhasilan pemahaman peserta didik dan keberhasilan proses
pembelajaran selama ini. Penilaian pendidikan terdiri dari tiga bagian, yaitu penilaian hasil
belajar oleh pendidik, penilaian oleh satuan pendidikan (sekolah), dan penilaian oleh
pemerintah. 

Anda mungkin juga menyukai