Anda di halaman 1dari 7

KONSEP PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

Anisatul Mufida¹ wulanda sari²


anisatulmufida2005@gmail.com¹, wulandasari644@gmail.com²
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
MANDAILING NATAL

ABSTRAK: Pendidikan adalah modal utama yang harus dimiliki oleh setiap manusia.
Dengan pendidikan akan meninggikan manusia dan merendahkan manusia yang lain,
manusia akan dianggap berharga bila memiliki pendidikan yang berguna bagi sesamanya
Belajar seumur hidup adalah belajar terus menerus dan berkesinambungan
(continuinglearning) dari buaian sampai akhir hayat, sejalan dengan fase-fase perkembangan
pada manusia. Oleh karena setiap fase perkembangan pada masing-masing individu harus
dilalui dengan belajar agar dapat memenuhi tugas-tugas perkembanganya, maka belajar itu
dimulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa dan bahkan sampai akhir hayatnya. Masa dari
pendidikan sangatlah panjang, banyak orang yang beranggapan bahwa pendidikan itu
berlangsung hanya disekolah saja, tetapi dalam kenyataanya pendidikan berlangsung seumur
hidup melalui pengalaman-pengalaman yang dijalani dalam kehidupanya. Didalam dunia
pendidikan Islam di kenal dengan istilah pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur
hidup.
Kata kunci: pendidikan, seumur hidup, belajar
PENDAHULUAN
Pendidikan harus mengacu pada perubahan masa depan,sehingga peserta didik dalam
proses belajarnya dimungkinkan memdapatkan akses ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
kehidupan bermasyarakat dan dapat menampakkan jati dirinya.Salah satu tantangan yang
dihadapi sekolah guna tercapainya tujuan pembelajaran terdapat dalam cara pengelolaan
pembelajaran.
Pendidikan seperti dijelaskan oleh Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun
2003 memiliki artian sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan pendekatan kualitatif. trik dan miller
mendefenisikan penelitian kualitatif sebagai suatu tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan
sosial yang secara pundamental bergantung pada pengamatan manusia baik dalam wawasan
maupun dalam perisistilahan penulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu prosedur
penelitian.
PEMBAHASAN
Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur
hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh
banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan
harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.Pendidikan seumur hidup atau
belajar seumur hidup bukan berarti kita harus terus sekolah sepanjang hidup kita. Sekolah
banyak diartikan oleh masyarakat sebagai tugas belajar yang terperangkap dalam sebuah
“ruang”. Pengertian belajar bukan hanya berada dalam ruangan tapi belajar disemua tempat.
Belajar berarti memfungsikan hidup, orang yang tidak belajar berarti telah kehilangan
hidupnya, paling tidak telah kehilangan hidupnya sebagai manusia. Karena hidup manusia itu
bukan hanya individu dalam dirinya saja tapi juga interaksi dengan sesamanya, dengan antar
generasi dan kehidupan. Dalam belajar juga terjadi interaksi komunikasi antara manusia dan
berlangsungnya antar generasi serta belajar melestarikan hidup, mengamankan hidup dan
menghindari pengrusakan hidup.
Pendidikan tidaklah selesai setelah berakhirnya masa sekolah, tetapi merupakan sebuah
proses masa sekolah, tetapi merupakan sebuah proses yang berlangsung sepanjang hidup.
Pendidikan seumur hidup tidak diartikan sebagai pendidikan orangdewasa, tetapi mencakup
dan memadukan semua tahap memadukan semua tahap pendidikan (pendidikan anak usia
dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi).
konsep –konsep kunci pendidikan seumur hidup:
1. Konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri, sebagaimana suatu konsep, maka
pendidikan seumur hidup diartikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian
dan penstrukturan pengalaman-pengalaman pendidikan.
2. Konsep belajar seumur hidup dalam pendidikan seumur hidup berarti pelajar belajar
karena respons terhadap keinginan yang didasari untuk belajar dan angan-angan pendidikan
menyediakan kondisi-kondisi yang membantu belajar.
3. Konsep belajar seumur hidup, belajar seumur hidup dimaksudkan adalah orang-orang
yang sadar tentang diri mereka sebagai pelajar seumur hidup,melihat belajar baru sebagai
cara yang logis untuk mengatasi peroblema dan terdorong tinggi sekali untuk belajar di
seluruh tingkat usia,dan menerima tantangan dan perubahan seumur hiudp sebagai pemberi
kesempatan untuk belajar baru.
4. Kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup,dalam konteks ini,kurikulum
didesain atas dasar prinsip pendidikan seumur hidup betul-betul telah menghasilkan pelajar
seumur hidup yang secara berurutan melaksanakan belajar seumur hidup.
Ada bermacam-macam dasar pemikiran yang menyatakan bahwa pendidikan seumur
hidup sangat penting. Dasar pemikiran tersebut ditinjau dari beberapa segi, antara lain :
1) Ideologis
Semua manusia dilahirkan kedunia mempunyai hak yang sama, khususnya hak untuk
mendapatkan pendidikan dan peningkatan pengetahuan serta keterampilannya. Pendidikan
seumur hidup akan memungkinkan seseorang mengembangkan potensi-potensinya sesuai
dengan kebutuhan hidupnya.
2) Ekonomis
Cara yang paling efektif untuk keluar dari lingkungan kebodohan yang menyebabkan
kemelaratan ialah melalui pendidikan.
3) Sosiologis
Para orang tua dinegara berkembang kerap kurang menyadari pentingnya pendidikan sekolah
bagi anak-anaknya. Karena itu, anak-anak mereka sering kurang mendapatkan pendidikan
sekolah, putus sekolah atau tidak bersekolah sama sekali. Dengan demikian, pendidikan
seumur hidup bagi orang tua akan merupakan pemecahan atas masalah tersebut.
4) Politis
Pendidikan kewarganegaraan perlu diberikan kepada setiap orang karena pada negara
demokrasi hendaknya seluruh rakyat menyadari pentingnya hak milik,dan memahami fungsi
pemerintah, DPR,MPR dan lain-lain.
5) Teknologis
Dunia dilanda oleh eksplosit ilmu pengetahuan dan teknologi. Para sarjana,teknisi dan
pemimpin negara berkembang perlu memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka.
6) Psikologis dan Pedagogis
Perkembangan IPTEK yang pesat mempunyai pengaruh besar terhadap konsep tehnik dan
metode pendidikan.
Secara rasional–filosofis tentang pendidikan yang sudah berkembang semenjak beberapa
abad yang lalu, maka sistem pendidikan untuk membentuk manusia yang seutuhnya harus
diarahkan kepada dua dimensi, yakni:
1. Dimensi dialektikal horisontal
2. Dimensi ketundukan vertikal
Berdasarkan pikiran demikian dapat diuraikan konsepsi manusia seutuhnya ini secara
mendasar yakni mencakup pengertian sebagai berikut:
1. Keutuhan potensi subyek manusia sebagai subyek yang berkembang.
Kepribadian manusia lahir batin ialah satu kebutuhan yang utuh antara potensipotensi
hereditas (kabawaan) dengan factor-faktor lingkungan (pendidikan, tata nilai dan antar
hubungan).
Potensi manusia secara universal mencakup tujuan potensi:
1. potensi jasmaniah, pisik badan dan panca indra yang sehat (normal)
2. potensi piker (akal, rasio, intelegensi, intelek)
3. potensi rasa (perasaan, emosi) baik perasaan etis moral maupun perasaan estetis.
4. potensi karsa (kehendak, keinginan, termasuk prakarsa).
5. potensi cipta (daya cipta, kreaktifitas, khayal dan imajenasi).
6. potensi karya (kemauan menghasilkan, kerja, amal, sebagai tindak lanjut 1-5)
7. potensi budi-nurani (kesadaran budi, hati-nurani, yang bersifat superrasional)
2. Keutuhan wawasan (orientasi) manusia sebagai subyek yang sadar nilai yang
menghayati dan yakin akan cita-cita dan tujuan hidupnya.
Implikasi disini diartikan sebagai akibat lansung atau konsekuensi dari suatu keputusan.
Dengan demikian maksudnya adalah sesuatu yang merupakan tindak lanjut atau follow up
dari suatu kebijakan atau keputusan tentang pelaksanaan pendidikan seumur hidup.
Penerapan azas pendidikan seumur hidup pada isi program pendidikan dan sasaran
pendidikan di masyarakat mengandung kemungkinan yang luas.
Implikasi pendidika seumur hidup pada program pendidikan dapat dikelompokkan menjadi
beberapa kategori yaitu:
1. Pendidikan baca tulis fungsional
Program ini tidak saja penting bagi pendidikan seumur hidup dikarenakan Manusia sebagai
subyek nilai ialah pribadi yang menjunjung nilai artinya menghayati, meyakini dan
mengamalkan sistem nilai tertentu, baik secara sosial (kemasyarakatan dan kenegaraan),
maupun secara pribadi (individual) Manusia bersikap, berfikir, bertindak dan bertingkah laku
dipengaruhi oleh wawasan atau orientasinya terhadap kehidupan dan nilai-nilai yang ada
didalamnya wawasan dimaksud mencakup:
Wawasan dunia dan akhirat, manusia berkeyakinan bahwa kehidupan didunia akan
berakhir dan akan ada kehidupan diakhirat.
Wawasan individualitas dan sosial, secara keseimbangan.
Wawasan individualitas jasmaniah dan rohaniah, memiliki kesadaran tentang pentingnya
kebutuhan jasmaniah dan rohaniah.
Wawasan masa lampau dan masa depan, dengan mengingat masa lampau bias memberikan
kesadaran kesedaran cinta bangsa dan kemerdekaan serta memiliki motivasi berjuang demi
cita-cita nasional. Keempat wawasan ini akan memberikan aspirasi dan motivasi bagi sikap
dan tindakan seseorang menurut kadar kesedaran wawasannya masing-masing.
Prinsip pendidikan menusia seutuhnya berlangsung seumur hidup didasarkan atas
berbagai landasan yang meliputi :
1. dasar-dasar filosofis Filosofis hekekat kodrat martabat manusia merupakan kesatuan
integralsegisegi (potensi-potensi) (esensial) Manusia sebagai makhluk pribadi
(individualbeing), Manusia sebagai makhluk sosial (sosialbeing), Manusia sebagai makhluk
susila (moralbeing), Ketiga potensi diatas akan menentukan martabat dan kepribadian
menusia. Jika ketiga potensi itu dilaksanakan secara seimbang, maka akan terjadi
kesenambungan.
2. Dasar-Dasar Psikofisis Merupakan dasar-dasar kejiwaan dan kejasmanian manusia.
Realitas psikofisis manusia menunjukkan bahwa pribadi manusia merupakan kesatuan antara
potensipotensi dan kesadaran rohaniah baik dari segi pikis, rasa, karsa, cipta, dan budi nurani.
3. Dasar-Dasar Sosial Budaya Meskipun manusia adalah makhluk ciptaan tuhan namun
manusia terbina pula oleh tata nilai sosio-budaya sendiri.
Inilah segi-segi bahaya bangsa dan sosio psikologis manusia yang wajar diperhatikan oleh
pendidikan. Dasar-dasar segi sosio budaya bangsa mencakup. Tata nilai warisan budaya
bangsi seperti nilai keutuhan, musyawarah, gotong royong dan tenggang rasa yang dijadikan
sebagai filsafat hidup rakyat. Nilai-nilai filsafat, Negara yakni pancasila Nilai-nilai 15 budaya
nasional, adat istiadat dan lain-lain. Tata kelembagaan dalam hidup kemasyarakatan dan
kenegaraan baik bersifat formal maupun nonformal.
Tujuan Pendidikan Seumur Hidup
Tujuan seutuhnya dan seumur hidup :
1. Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya,
yakni seluruh aspek pembaurannya seoptimal mungkin.
2. Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat
hidup dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung seumur hidup.
Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup
relefansinya yang ada pada Negara-negara berkembang dengan sebab masih banyaknya
penduduk yang buta huruf, mereka lebih senang menonton TV, mendengarkan Radio,
Mengakses internet dari pada membaca. Meskipun cukup sulit untuk membuktikan
peranan melek huruf fungsional terhadap pembangunan sosial ekonomi masyarakat,
namun pengaruh IPTEK terhadap kehidupan masyarakat misalnya petani, justru
disebabkan oleh karena pengetahuan-pengetahuan baru pada mereka. Pengetahuan baru
ini dapat diperoleh melalui bahan bacaan utamanya.
Oleh sebab itu, realisasi baca tulis fungsional, minimal memuat dua hal, yaitu:
1. Memberikan kecakapan membaca, menulis, menghitung (3M) yang fungsional bagi
anak didik.
2. Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih
lanjut kecakapan yang telah dimilikinya.
1. Pendidikan vokasional
Pendidikan vokasional adalah sebagai program pendidikan diluar sekolah bagi anak diluar
batas usia sekolah, ataupun sebagai pendidikan formal dan non formal, sebab itu program
pendidikan yang bersifat remedial agar para lulusan sekolah tersebut menjadi tenaga yang
produktif menjadi sangat penting. Namun yang lebih penting ialah bahwa pendidikan
vokasional ini tidak boleh dipandang sekali jadi lantas selesai.dengan terus berkembang dan
majunya ilmu pengetahuan dan teknologi serta makin meluasnya industrialisasi, menuntut
pendidikan vokasiaonal itu tetap dilaksanakn secara kontinue.
2. Pendidikan professional
Sebagai realisasi pendidikan seumur hidup,dalam kiat-kiat profesi telah tercipta Built in
Mechanism yang memungkinkan golongan profesional terus mengikuti berbagai kemajuan
dan perubahan menyangkut metodologi, perlengkapan, terminologi dan sikap profesionalnya.
Sebab bagaimanapun apa yang berlaku bagi pekerja dan buruh, berlaku pula bagi
professional, bahkan tantangan buat mereka lebih besar.
3. Pendidikan ke arah perubahan dan pembangunan
Diakui bahwa diera globalisasi dan informasi yang ditandai dengan pesatnya
perkembangan IPTEK, telah mempengaruhi berbagai dimensi kehidupan masyarakat, dengan
cara masak yang serba menggunakan mekanik, sampai dengan cara menerobos angkasa luar.
Kenyataan ini tentu saja konsekuensinya menurut pendidikan yang berlangsung secara
kontinue (lifelong education).Pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan
usia agar mereka mampu mengikuti perubahan sosial dan pembangunan juga merupakan
konsekuensi penting dari azas pendidikan seumur hidup.
4. Pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik
Disamping tuntutan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), dalam kondisi
sekarang dimana pola pikir masyarakat. Yang semakin maju dan kritis, baik rakyat biasa,
maupun pemimpin pemerintahan di Negara yang demokratis, diperlukan pendidikan
kewarganegaraan dan kedewasaan politik bagi setiap warga Negara. Pendidikan seumur
hidup yang bersifat kontinue dalam koteks ini merupakan konsekuensinya.
KESEIMPULAN
Pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsep-konsep pendidikan yang
menerangkan keseluruhan kegiatan belajar mengajar yang berlangsung dalam kehidupan
manusia. proses pendidikan seumur hidup berlangsung secara kontinue, tidak terbatas oleh
waktu,dan tidak hanya dilakukan seorang yang terpelajar tetapi semua lapisan masyarakat
bisa melaksanakanya.Tujuan dari pendidikan seumur hidup adalah mengembangkan potensi
kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Ghazali, 1992. Ihya Ulumiddin (Trj.),Bandung: Alharamain
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa , 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka,
Ibrahim Madkur, 1975. al’Mu’jam al-ulm al-ijtima’iyah, al-Maktabah al-Mishriyah, Mesir
Ubes Nur Islam, 2004. Mendidik Anak dalam Kandungan: Optimalisasi Potensi Anak Sejak
Dini, Jakarta: Gema Insani
Redja Mudyahardjo,Pengantar Pendidikan Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada: 1998.
Soelamin Joesoef dan Slamet Santoso, Pendidikan Luar Sekolah, Surabaya : Usaha Nasional,
1981.
Arifin, M. (2008). Ilmu Pendidikan Islam: Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner. Cet. III; Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, Azhar. (2005). Retorika Kaum Bijak: Media Pembangkit Motivasi dan Daya Hidup
serta Penanaman Nilai-nilai dan Budi Luhur. Cet. II; Makassar: Yayasan Fatiya Makassar.
Danim, Sudarwan. (2006). Agenda Pembaharuan Sistem Pendidikan. Cet. II; Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Daradjat, Zakiyah. (2009). Ilmu Pendidikan Islam. Cet. VIII; Jakarta: Bumi Aksara.
Hasbullah. (2001). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Cet. II; Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ihsan, Fuad. (1997). Dasar-Dasar Kependidikan. Cet. I; Jakarta: Rineka Cipta.
Muchtar, Heri Jauhari. (2005). Fikih Pendidikan. Cet. I; Bandung: Remaja Rosda Karya.
Mudyahardjo, Redja. (2001). Pengantar Pendidikan: Sebuah Studi Awal tentang Dasardasar
Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Cet. I; Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Ramayulius. (2005). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Cet. IV; Jakarta: Kalam Mulia.
Shihab, M. Quraish. (1994). Membumikan al-Qur’an: Fungsi Wahyu dalam Kehidupan
Masyarakat. Bandung: Mizan.
Tim Dosen FIP-IKIP Malang. (1988). Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan. Cet. III;
Malang: Usaha Offset Printing.

Anda mungkin juga menyukai