Anda di halaman 1dari 10

PENGANTAR TEORI BELAJAR DAN PEMBELARAN

Wahyu Pratama Hsb1, Nur Halimah2, Salwa Laziza3


WahyuPrtamaHsb@gmail.com1, nurhalimah04agustus@gmail.com2, salwalaziza07@gmail.com3

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
MANDAILING NATAL
T.A 2024

ABSTRAK :
Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk suatu perubahan
dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki sikap menjadi bersikap benar, dari tidak
terampil menjadi terampil melakukan sesuatu. Pembelajaran merupakan suatu sistim yang
membantu individu belajar dan berinteraksi dengan sumber belajar dan lingkungan. Teori adalah
seperangkat azaz yang tersusun tentang kejadian-kejadian tertentu dalam dunia nyata dinyatakan
oleh McKeachie dalam grendel 1991 : 5 (Hamzah Uno, 2006:4). Sedangkan Hamzah (2003:26)
menyatakan bahwa teori merupakan seperangkat preposisi yang didalamnya memuat tentang ide,
konsep, prosedur dan prinsip yang terdiri dari satu atau lebih variable yang saling berhubungan
satu sama lainnya dan dapat dipelajari, dianalisis dan diuji serta dibuktikan kebenarannya. Dari
dua pendapat diatas, Teori adalah seperangkat azaz tentang kejadian-kejadian yang didalamnnya
memuat ide, konsep, prosedur dan prinsip yang dapat dipelajari, dianalisis dan diuji
kebenarannya.
Kata kunci : Belajar, Pembelajaran, Teori Belajar
ABSTRACT :
Learning is a process of conscious effort carried out by individuals to change from not knowing
to knowing, from not having an attitude to being correct, from being unskilled to being skilled at
doing something. Learning is a system that helps individuals learn and interact with learning
resources and the environment. Theory is a set of principles that are structured about certain
events in the real world stated by McKeachie in Grendel 1991: 5 (Hamzah Uno, 2006: 4).
Meanwhile, Hamzah (2003:26) states that theory is a set of prepositions which contain ideas,
concepts, procedures and principles which consist of one or more variables which are
interconnected with each other and can be studied, analyzed and tested and proven to be true.
From the two opinions above, theory is a set of principles about events which contain ideas,
concepts, procedures and principles that can be studied, analyzed and tested for truth.
Keywords: Learning, Learning, Learning Theory
A. PENDAHULUAN
Metode pembelajaran adalah cara sistematis dalam bentuk konkret berupa langkah-langkah
untuk mengefektifkan pelaksaan suatu pembelajaran. Pernyataan tersebut di perkuat oleh
pendapat (dan Sununder, 2011) yang mengatakan bahwa metode pembelajaran adalah cara kerja
yang sistematis untuk memudahkan pelaksanaan berbagai kegiatan pembelajaran juga mencapai
tujuan yang di inginkan untuk ditentukan. Sementara itu (Sutikno, 2021) berpendapat bahwa
pengertian “metode” secara harfiyah berarti “cara” metode adalah suatu cara untuk prosedur
yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Sengenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang
dilakukan secara sadar oleh seseorangndan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa
penambahan pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat indra dan pengalamannya. Oleh
sebab itu apabila setelah belajar peserta didik tidak ada perubahan tingkah aku yang positif
dalam arti tidak memiliki kecakapan baru serta wawasan pengetahuannya tidak bertambah maka
dapat dikatakan bahwa belajarnya belum sempurna. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan. Jadi dapat dikatakan Teori belajar merupakan upaya untuk mendeskripsikan
bagaimana manusia belajar, sehingga membantu kita semua memahami proses inhern yang
kompleks dari belajar.

B. METODE PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah yang diberikan. Penelitian ini berbentuk deskripsi kualitatif yang
dimaksud untuk mengetahui teori belajar dan strategi pembelajaran dalam meningkatkan kualitas
belajar dan strategi pembelajaran pada sekolah di tahun ajaran 2021/2022 (Herliani, Boleng,
Maasawet, 2021). Dengan menggunakan metode pengumpulan data observasi, wawancara dan
dokementasi. Dalam penelitian ini yaitu adalah kepala sekolah dan tenaga pendidik dengan
menggunakan strategi pembelajaran diskoveri dengan bimbingan lebih tinggi dibandingkan
dengan hasil belajar siswa dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran langsung,
hasil belajar siswa yang memiliki minat belajar tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan siswa
yang memeliki minat belajar rendah dan terdapat interaksi antara penggunaan strategi
pembelajaran dengan minat belajar dalam mempengaruhi hasil belajar (Djamaluddin, 2019).
Langkah terakhir yang dilakukan yaitu penulis melakukan triagulasi dan keabsahan.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


a. Hakikat Teori Belajar dan Pembelajaran
Pendidikan pada dasarnya berfungsi untuk membantu peserta didik dalam pengembangan
dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karateristik pribadinya kearah
yang positif, baik bagi diri maupun lingkungannya. Proses pendidikan agaknya tidak luput dari
beberapa aktivitas diantaranya adalah belajar dan pembelajaran.
Pentingnya belajar dan pembelajaran untuk menjadikan insan yang kamil ditunjukkan dari
beberapa ayat dalam al-Qur’an yang menjelaskan pentingya belajar salah satunya terdapat dalam
al-Qur’an surat Al-Alaq ayat 1-5 selain itu terdapat beberapa hadits Nabi Muhammad saw. yang
juga membahas tentang pentingnya belajar.
Hakikat belajar dan pembelajaran perlu dipelajari secara mendalam untuk mengetahui batasan-
batasan dari masing-masing istilah tersebut. Belajar merupakan suatu aktifitas sadar yang
dilakukan oleh individu melalui latihan maupun pengalaman yang menghasilkan perubahan
tingkah laku yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Selain mengetahui
hakekat belajar komponen-komponen yang berada didalamnya seperti ciri-ciri belajar, faktor-
faktor yang mempengaruhi belajar, dan prinsip-prinsip belajar menjadi penting untuk dikaji.
Pengertian Belajar Secara etimologis dalam kamus besar bahasa Indonesia, belajar memiliki arti
“berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu” (Tim Penyusun Kamus, 1996).
Sejak turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad Saw., islam telah menekankan perintah
untuk belajar. Ayat pertama menjadi bukti bahwa Al-Qur’an memandang pentingnya belajar agar
manusia memahami seluruh kejadian yang ada disekitarnya, sehingga meningkatkan rasa syukur
mengakui akan kebesaran Allah Swt. Pada ayat pertama dalam surah Al-‘alaq terdapat kata iqra’,
yang melalui malaikat Jibril Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk “membaca”.
Quraisy Shihab didalam Tafsirnya Al-Misbah kata iqra’ berasal dari kata Qara’a berarti
menghimpun. Dan dari kata menghimpun itu ditemukan berbagai macam arti. Antara lain:
menyampaikan, menelaah, membaca, mendalami, meneliti, mengetahui ciri-ciri sesuatu dan
sebagainya, yang ke semuanya bermuara pada arti menghimpun (Shihab, 2002).
Bahkan Quraish Shihab berpendapat bahwa ayat di atas seakan akan mengatakan: bacalah
wahyu-wahyu ilahi yang sebentar lagi akan banyak engkau terima, dan baca juga alam dan
masyarakatmu. Bacalah agar engkau membekali dirimu dengan kekuatan pengetahuan. Akan
tetapi dengan satu syarat engkau lakukan dengan atau nama tuhan yang selalu memelihara dan
membimbingmu dan yang mencipta semua makhluk kapan dan di manapun (Shihab, 2002).
Selain Al-Qur’an, banyak Hadis Nabi Saw. Yang menjelaskan betapa pentingnya ilmu dan
orang-orang yang terdidik. Diantara Hadis-hadis tentang pentingnya belajar dan menuntut ilmu,
antara lain, adalah: mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim; carilah ilmu walaupun ke negeri
cina; carilah ilmu sejak dalam buaian sampai ke liang lahat; para ulama itu adalah pewaris para
Nabi; pada hari kiamat ditimbanglah tinta ulama dengan darah syuhada,maka tinta ulama
dilebihkan dari darah syuhada (Wahyuni, 2010).
b. Ruang Lingkup Kajian Belajar dan Pembelajaran
Ruang lingkup merupakan cakupan atau batasan kegiatan yang harus dilakukan oleh guru dan
siswa dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Ruang
lingkup tersebut meliputi; materi, media, pendekatan-pendekatan, alokasi waktu, metode, pola
pembinaan terpadu, kompetensi dasar peserta didik dan evaluasi.

a) Materi yang diajarkan haruslah sesuai kurikulum yang telah ditetapkan.


b) Media pembelajaran, termasuk sarana dan prasarana merupakan bagian penting untuk
menunjang suatu kegiatan belajar dan pembelajaran. Baik itu sarana prasarana di sekolah,
maupun yang dimiliki oleh siswa itu sendiri.

c) Dalam kegiatan belajar mengajar, pendekatan sangatlah penting dilakukana pleh seorang
guru kepada siswanya. Hal ini bertujuan untuk memberikan motivasi kepada siswa agar memiliki
semangat balajar yang tinggi. Misalnya memberi saran maupun pengarahan kepada siswa apabila
siswa tersebut melakukan kesalahan dalam kegiatan belajarnya.

d) Seorang pengajar harus bisa mengatur alokasi waktu belajar agar sesuai dengan waktu
yang diperlukan untuk menyampaikan materi yang ada. Agar sesuai dengan target yang telah
direncanakan.

e) Setiap guru memiliki metode atau cara dalam menyampaikan suatu materi kepada siswa.
Yang terpenting adalah bagaimana agar siswa tersebut merasa nyaman dan tidak bosan dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar. Guru sebaiknya memberi kesempatan kepada siswa untuk
berdiskusi dalam memecahkan suatu masalah.

f) Pola pembinaan terpadu, merupakan pola pembelajaran yang menekankan pada


pembinaan kepada siswa untuk mampu bersikap mandiri dalam memecahkan setiapa masalah.

g) Kompetensi dasar peserta didik, merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seorang
peserta didik dalam menyampaikan materi maupun pembelajaran kepada siswanya.

h) Dalam menentukan hasil akhir dari kemampuan siswa seorang guru memberikan evaluasi
berupa pertanyaan, tes maupun tugas kepada siswa, lalu menganalisisnya, untuk mengetahui
bagian-bagian mana yang masih terdapaat kesalahan-kesalahan maupun yang belum dimengerti
oleh siswa.

c. Urgensi Teori Belajar dan Pembelajaran

Untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan berbagai langkah dalam proses pembelajaran.
Dan hasil belajar menjadi salah satu indikator untuk menilai mutu pendidikan. Untuk
memperoleh atau meningkatkan hasil belajar, tentunya diperlukan proses pembelajaran yang
berkualitas. Oleh sebab itu seorang guru harus berpikir inovatif, selalu belajar dan mencari
permasalahan yang mempengaruhi proses pembelajaran serta mencari solusi agar proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik, menyenangkan dan bermutu.

Guru merupakan jabatan profesional, karena ia menuntut dimilikinya disiplin tertentu yang
hanya bisa diperoleh melalui lembaga pendidikan profesi. Lembaga pendidikan profesi yang
dimaksud adalah lembaga pendidikan keguruan termasuk Fakuktas Tarbiyah dan Keguruan.
Lembaga ini merupakan keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi bagi guru (pendidik) yang
kompeten dan profesional melaksanakan profesinya sesuai dengan keadaan peserta didik.

Dalam perspektif psikologi, umumnya para psikolog meyakininya bahwa antara dua orang anak
(sekalipun kembar) tidak pernah memiliki respon yang betul-betul sama terhadap situasi
pembelajaran di kelas. Apalagi individu yang satu sama lain berbeda latar belakangnya, jelas
berbeda responsnya terhadap situasi proses pembelajaran. Setiap individu mungkin saja berbeda
dalam hal pembawaan, kematangan, jasmani, intelegensi, dan keterampilan motorik. Setiap
individu akan relatif berbeda dalam kepribadian. Perbedaan itu tampak dalam penampilan dan
cara mengaktualisasikan pikiran atau pendapat dan ide bahkan dalam memecahkan problem
mereka masing-masing.

Di dalam proses pembelajaran, terjadi interaksi antara guru (pendidik) dan siswa (peserta didik).
Peristiwa atau interaksi ini sangat perlu dipahami dan dijadikan rambu-rambu oleh guru dalam
menerapka teori belajar. Pengetahuan tentang teori belajar sesungguhnya tidak hanya diperlukan
oleh calon guru yang sedang belajar di Fakultas Keguruan, para dosen di perguruan tinggi pun
bahkan para orang tua pada prinsipnya juga memerlukan pengetahuan tentang teori belajar.

d. Sejarah Perkembangan Teori Belajar dan Pembelajaran

Teori belajar dimunculkan oleh para psikolog pendidikan setelah mereka mengalami kesulitan
untuk menjelaskan proses belajar secara menyeluruh. Sebagian psikolog menghaluskan kesulitan
ini dengan istilah : memperjelas pengertian dan proses belajar. Belajar merupakan proses dimana
seseorang dari tidak tahu menjadi tahu. Proses belajar ini dimulai sejak manusia masih bayi
sampai sepanjang hayatnya.Kapasitas manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting
yang membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Kajian tentang kapasitas manusia untuk
belajar, terutama tentang bagaimana proses belajar terjadi pada manusia mempunyai sejarah
panjang dan telah menghasilkan beragam teori. Salah satu teori belajar yang terkernal adalah
teori belajar behavioristik (seiring diterjemahkan secara bebas sebagai teori perilaku atau teori
tingkah laku).Teori belajar merupakan landasan terjadinya suatu proses belajar yang menuntun
terbentuknya kondisi untuk belajar. Teori belajar dapat didefenisikan sebagai integrasi prinsip-
prinsip yang menuntun di dalam merancang kondisi demi tercapainya tujuan pendidikan. Oleh
karena itu dengan adanya teori belajar akan memberikan kemudahan bagi guru dalam
menjalankan model-model pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pengertian Teori
BelajarMenurut pendapat Emory Cooper (dalam Umar, 2004:50), mengatakan “Teori adalah
suatu kumpulan konsep, definisi, proposisi, dan variabel yang berkaitan satu sama lain secara
sistematis dan telah digeneralisasi sehingga dapat menjelaskan dan memprediksi suatu fenomena
(fakta-fakta) tertentu”.

Menurut Siswoyo (dalam Mardalis, 2003:42), bahwa “Teori adalah sebagai seperangkat konsep
dan definisi yang saling berhubungan yang mencerminkan suatu pandangan sistematik mengenai
fenomena dengan menerangkan hubungan antar variabel, dengan tujuan untuk menerangkan dan
meramalkan fenomena”. Menurut Hoy & Miskel (dalam Sugiyono, 2010:55), “Teori adalah
seperangkat konsep, asumsi, dan generalisasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan
menjelaskan perilaku dalam berbagai organisasi”. Berdasarkan pendapat ahli di atas, jadi penulis
menyimpulkan bahwa teori adalah seperangkat asas tentang kejadian-kejadian yang didalamnnya
memuat ide, konsep, prosedur dan prinsip yang dapat dipelajari, dianalisis dan diuji
kebenarannya.Belajarmenurut Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977, belajar
merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang
keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan
tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan.
Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.
Macam-Macam Teori BelajarAda empat kategori utama atau kerangka filosofis mengenai teori-
teori belajar, yaitu: teori belajar behaviorisme, teori belajar kognitivisme, teori belajar
konstruktivisme dan teori belajar humanistik. Teori belajar behaviorisme hanya berfokus pada
aspek objektif diamati pembelajaran. Teori kognitif melihat melampaui perilaku untuk
menjelaskan pembelajaran berbasis otak. Teori konstruktivisme berpendapat bahwa belajar
sebagai sebuah proses di mana pelajar aktif membangun atau membangun ide-ide baru atau
konsep. Dan teori humanistik ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang
pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.1. Teori Belajar BehaviorismeTeori
behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi
belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan
pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada
terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model
hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif.
Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata.
Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila
dikenai hukuman.

Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan,


sedangkan belajar sebagi aktivitas yang menuntut pebelajar untuk mengungkapkan kembali
pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes. Penyajian isi atau materi
pelajaran menekankan pada ketrampian yang terisolasi atau akumulasi fakta mengikuti urutan
dari bagian ke keseluruhan. Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum secara ketat, sehingga
aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku teks/buku wajib dengan penekanan pada
ketrampilan mengungkapkan kembali isi buku teks/buku wajib tersebut. Pembelajaran dan
evaluasi menekankan pada hasil belajar.Evaluasi menekankan pada respon pasif, ketrampilan
secara terpisah, dan biasanya menggunakan paper and pencil test. Evaluasi hasil belajar
menuntut jawaban yang benar. Maksudnya bila siswa menjawab secara “benar” sesuai dengan
keinginan guru, hal ini menunjukkan bahwa siswa telah menyelesaikan tugas belajarnya.
Evaluasi belajar dipandang sebagi bagian yang terpisah dari kegiatan pembelajaran, dan biasanya
dilakukan setelah selesai kegiatan pembelajaran. Teori ini menekankan evaluasi pada
kemampuan siswa secara individual (Degeng, 2006).a. Prinsip-Prinsip dalam Teori
Behavioristik:1) Obyek psikologi adalah tingkah laku.2) Semua bentuk tingkah laku di
kembalikan pada reflek.3) Mementingkan pembentukan kebiasaan.4) Perilaku nyata dan terukur
memiliki makna tersendiri.5) Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik
harus dihindari.

2.Teori Belajar Kognitivisme


Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori
perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa
para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir,
menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan
pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.Peneliti
yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti
ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek
pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar.Bruner bekerja pada
pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta
didik memperoleh informasi dari lingkungan.
Karakteristik teori belajar kognitif :
1) Belajar adalah proses mental bukan behavioral.
2) Siswa aktif sebagai penyalur.
3) Siswa belajar secara individu dengan pola deduktif dan induktif.
4) Instrinsik motivation, sehingga tidak perlu stimulus.
5) Siswa sebagai pelaku untuk menuntun penemuan.
6) Guru memfasilitasi terjadinya proses insight.

3. Teori Belajar Konstruktivisme


Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan
Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.
Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa
pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui
konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-
fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi
pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Dengan teori konstruktivisme
siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa
akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan
lebih pahamdan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat
secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep. Menurut asalnya,
teori konstruktivime bukanlah teori pendidikan.
Teori ini berasal dari disiplin filsafat, khususnya filsafat ilmu. Pada tataran filsafat, teori ini
membahas mengenai bagaimana proses terbentuknya pengetahuan manusia. Menurut teori ini
pembentukan pengetahuan terjadi sebagai hasil konstruksi manusia atas realitas yang
dihadapinya. Dalam perkembangan kemudian, teori ini mendapat pengaruh dari disiplin
psikologi terutama psikologi kognitif Piaget yang berhubungan dengan mekanisme psikologis
yang mendorong terbentuknya pengetahuan. Menurut kaum konstruktivis, belajar merupakan
proses aktif siswa mengkostruksi pengetahuan. Proses tersebut dicirikan oleh beberapa hal
sebagai berikut:a. Belajar berarti membentuk makna.
Makna diciptakan siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami. Konstruksi
makna ini dipengaruhi oleh pengertian yang telah ia punyai.b. Konstruksi makna merupakan
suatu proses yang berlangsung terus-menerus seumur hidup.c. Belajar bukan kegiatan
mengumpulkan fakta melainkan lebih berorientasi pada pengembangan berpikir dan pemikiran
dengan cara membentuk pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil dari perkembangan
melainkan perkembangan itu sendiri. Suatu perkembangan yang menuntun penemuan dan
pengaturan kembali pemikiran seseorang.d. Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu
skemata seseorang dalam keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut. Situasi
disekuilibrium merupakan situasi yang baik untuk belajar.e. Hasil belajar dipengaruhi oleh
pengalaman belajar dengan dunia fisik dan lingkungan siswa.f. Hasil belajar siswa tergantung
pada apa yang sudah diketahuinya.

4. Teori Belajar Humanistik


Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari
sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu peserta didik untuk
mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka
sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada
dalam diri mereka.

Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu
sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari proses belajar, dalam kenyataan
teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang
paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang
paling ideal dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia
keseharian.. Teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk “memanusiakan manusia”
(mencapai aktualisasi diri dan sebagainya) dapat tercapai.

Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Peserta didik dalam proses belajarnya harus berusaha agar
lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini
berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang
pengamatnya.

Selanjutnya Gagne dan Briggs mengatakan bahwa pendekatan humanistik adalah pengembangan
nilai-nilai dan sikap pribadi yang dikehendaki secara sosial dan pemerolehan pengetahuan yang
luas tentang sejarah, sastra, dan pengolahan strategi berpikir produktif. Pendekatan sistem bisa
dapat di lakukan sehingga para peserta didik dapat memilih suatu rencana pelajaran agar mereka
dapat mencurahkan waktu mereka bagi bermacam-macam tujuan belajar atau sejumlah pelajaran
yang akan dipelajari atau jenis-jenis pemecahan masalah dan aktifitas-aktifitas kreatif yang
mungkin dilakukan.pembatasan praktis dalam pemilihan hal-hal itu mungkin di tentukan oleh
keterbatasan bahan-bahan pelajaran dan keadaan tetapi dalam pendekatan sistem itu sendiri tidak
ada yang membatasi keanekaragaman pendidikan ini.Tokoh utama teori humanistik adalah C.
Rogger dan Arthur Comb.

Tujuan utama para pendidik adalah membantu si peserta didik. untuk mengembangkan dirinya,
yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia
yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. Jadi,
teori belajar humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan bagaimana
memanusiakan manusia serta peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya.

Beberapa Prinsip Teori Belajar Humanistik:


1) Manusia mempunyai belajar alami.
2) Belajar signifikan terjadi apabila materi plajaran dirasakan murid mempuyai relevansi dengan
maksud tertentu.
3) Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya.
4) Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasarkan bila ancaman itu kecil.
5) Bila ancaman itu rendah terdapat pangalaman peserta didik dalam memperoleh cara.
6) Belajar yang bermakna diperolaeh jika peserta didik melakukannya.
) Belajar lancar jika peserta didik dilibatkan dalam proses belajar.
8) Belajar yang melibatkan peserta didik seutuhnya dapat memberi hasil yang mendalam.
9) Kepercayaan pada diri pada peserta didik ditumbuhkan dengan membiasakan untuk mawas
diri.
10) Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar.

D. KESIMPULAN
Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan formal disekolah didalamnya terjadi
interaksi antara berbagai komponen pembelajaran. Pembelajaran itu sendiri bermakna sebagai
upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai upaya dan berbagi
strategi, metode dan pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang telah direncanakan. Pada
dasarnya pembelajaran itu merupakan kegiatan terencana yang mengkondisikan/merangsang
seseorang agar bia belajar dengan baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Di dalam proses
pembelajaran guru mempunyai beberapa peran utama yaitu merencanakan pembelajaran,
mengevaluasi pembelajaran, dan memberikan umpan balik. Strategi pembelajaran yaitu
pendekatan dalam mengelola kegiatan dengan mengintegrasikan urutan kegiatan, peralatan dan
bahan serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran yang telah ditentukan secara aktif
dan efesien. Ada beberapa jenis strategi pembelajaran langsung, strategi pembelajaran
cooperative learning, strategi pembelajaran problem solving, strategi mengulang, strategi
elaborasi dan strategi organisasi. Metode pembelajaran dapat dikatakan sebagai seperangkat
penyampaian pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran, dengan situasi yang
sesuai dengan model, pendekatan dan strategi yang telah ditentukan dan adanya guru sebagai
pembawa pesan. Ada beberapa jenis metode pembelajaran yaitu ceramah, metode tanya jawab,
metode demonstrasi, metode penguasaan, metode eksperimen dan metode diskusi.

REFERENCE
BIBLIOGRAFI dan Salim, Haidir. (2012). Strategi Pembelajaran. Medan: Perdana Publishing.
Google Scholar
Sunendar, Iskandarwassid. (2011). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Rosda Karya.
Google Scholar
Indonesia, Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa. (1996). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Shihab, M. Q. (2002). Tafsir al-Misbah; Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Vol.4 (Vol 15).
Jakarta: Lentera Hati.
Wahyuni, B. dan E. N. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran (Cet V). Jogjakarta: ArRuzz
Media.
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2008), h. 15-16.
sumber:http://zacaryngeblog.blogspot.com/2017/03/makalah-TEORI-TEORI-BELAJAR.html

Anda mungkin juga menyukai