Anda di halaman 1dari 11

Nama: Annisa Aulia Putri

NIM: 06010122003

Prodi: PAI

MATERI IV dan Bab

A. Pengertian Metode Pendidikan Islam


1. Pengertian Metode
Metode berasal dari bahasa Yunani “Metha” artinya melalui dan “Hodos” artinya cara
dan alat. Dengan ini metode adalah suatu cara yang dilakukan seseorang untuk mencapai
tujuan tertentu.1 Sedangkan di kamus Bahasa Indonesia karangan W.J.S. Poerwadarminta
yakni metode adalah cara yang teratur dan berfikir secara baik untuk mencapai sebuah tujuan
atau maksud. Sedangkan di kamus besar Bahasa Indonesia Kontempoler. Pengertian metode
yakni “cara kerja yang sistematis dan mempermudah suatu kegiatan dalam mencapai tujuan”.
2

Metode secara umum merujuk pada cara atau prosedur sistematis yang digunakan untuk
mencapai tujuan tertentu dalam suatu bidang atau disiplin ilmu. Metode dapat berupa
langkah-langkah yang telah dirancang secara sistematis untuk melakukan suatu tindakan atau
pengambilan keputusan dalam berbagai bidang, seperti penelitian, pengajaran, atau
pemecahan masalah. Dalam konteks penelitian, metode merujuk pada prosedur yang
digunakan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data dalam rangka menguji
hipotesis atau menjawab pertanyaan penelitian. Metode juga dapat berkaitan dengan strategi
dan teknik yang digunakan dalam pengajaran atau pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Metode merupakan pendekatan yang dirancang secara
sistematis untuk mencapai tujuan tertentu dalam suatu bidang atau disiplin ilmu.

Para ahli memberi beberapa pengertian tentang metode diantaranya:

1
H. Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Buna Aksara, 1987, h. 97.

2
W. J. S Poerwadarminta, OP, Cit. hal.649.
1. Ahmad Tafsir mendefinisikan bahwasannya metode adalah suatu istilah yang
digunakan untuk mengungkapkan pengertian cara yang tepat dan paling cepat
dalam melakukan sesuatu. Kata “tepat dan paling cepat” inilah yang membedakan
method dan way (cara).
2. Nurul Ramadhani Makarao berpendapat bahwa metode adalah cara mengajar
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman mengajar.
3. Menurut Zulkifli metode ialah cara yang bisa digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang telah disusun dengan bentuk kegiatan yang
nyata dan praktis untuk mencapai pada tujuan pembelajaran.3

Jadi, dapat disimpulkan bahwasannya metode merupakan suatu cara agar tujuan
pembelajaran tercapai sesuai dengan yang telah disusun oleh pendidik (guru). Metode ini
sangat dibutuhkan bagi seorang pendidik sebagai alat mengajar.

1. Prinsip-Prinsip Metode Mengajar


Dalam menggunakan metode mengajar harus berdasarkan prinsip-prinsip berikut ini:
a) Setiap metode mengajar senantiasa bertujuan. Artinya menggunakan metode
mengajar adalah berdasar pada tujuan yang hendak dicapai.
b) Pemilihan metode mengajar yang menyediakan kesempatan belajar murid. Metode
harus berdasarkan pada keadaan murid, guru, dan lingkuan sekitar.
c) Metode mengajar dapat dilaksanakan secara efektif jika dibantu dengan alat
mengajar.
d) Dalam pengajaran tidak ada metode mengajar yang dianggap paling sempurna.
Metode yang paling sempurna apabila mencapai tujuan mengajar.4

Dapat disimpulkan penggunaan metode mengajar seharusnya bervariasi. Artinya seorang


guru seharusnya menggunakan berbagai jenis metode. Sehingga murid memiliki kesempatan
melakukan berbagai proses belajar. Metode ini sendiri cara guru dalam menyampaikan sebuah
materi pada peserta didik.

2. Fungsi dan Tujuan Metode

3
Ahmad Tafsir, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1996, hal.34.
4
Ibid, hal. 99
Fungsi metode sendiri secara luas atau umum dapat dikemukakan sebagai jalan atau cara
yang sebaik mungkin bagi operasional dari ilmu pendidikan. Sedangkan pada konteks yang
lain metode merupakan sarana untuk menemukan, Menyusun, dan menguji data yang
diperlukan.5

Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan atau hasil
yang diinginkan. Metode memiliki banyak fungsi dan tujuan, di antaranya:

1. Mengatur Proses: Membantu mengatur proses atau langkah-langkah yang harus


diambil untuk mencapai tujuan. Dengan memiliki metode yang tersruktur dan jelas.
Proses menjadi lebih terorganisir dan terarah.
2. Meningkatkan Efisien: Dengan menggunakan metode yang efektif dan efesien.
Pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan tepat. Metode yang tepat dapat
membantu menghindari kesalahan dan mengurangi waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu tugas.
3. Mempermudah Komunikasi: Metode yang sudah terdokumentasikan dengan baik.
Dapat mempermudah komunikasi antara orang yang terlibat dalam suatu proyek
atau tugas. Semua orang dapat mengacu pada metode yang sama dan memahami
apa yang harus dilakukan.
4. Menjamin Kualitas: Metode yang dapat membantu menjamin kualitas hasil yang
diinginkan. Metode harus teruji dan terbukti dapat membantu menghindari
kesalahan atau masalah yang mungkin terjadi selama proses.
5. Meningkatkan Inovasi: Dengan memiliki metode yang jelas dan terstruktur,
seseorang dapat lebih mudah berinovasi dan mencoba hal-hal baru. Metode dapat
membantu mengurangi risiko dan memberika struktur yang diperlukan

Intinya metode berfungsi mengantarkan suatu tujuan objek sasaran tersebut. Dengan ini
metode dalam rangkai sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting.
Keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada cara guru atau pendidik dalam
menggunakan metode pembelajaran.6 Menurut Abuddin Nata juga menjelaskan

5
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam 1 (Jakarta: Logos Wacana Ilmu 1997), 93.
6
Heri Gunawan,Pendidikan Islam Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014),
258.
bahwasannya, “pada intinya metode menghantarkan suatu tujuan pada objek yang disasar
menggunakan cara yang sesuai dengan objek tersebut”. 7
3. Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah proses belajar dan mengajar yang dirancang untuk membantu individu
mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk hidup
yang sukses. Pendidikan dapat terjadi dalam berbagai bentuk dan lingkungan, termasuk di
sekolah, di rumah, di tempat kerja, atau di masyarakat. Tujuan utama pendidikan adalah
untuk membantu individu mencapai potensi penuh mereka sebagai manusia dan sebagai
anggota masyarakat. Pendidikan juga dapat membantu meningkatkan kesadaran sosial,
keterampilan, dan kemampuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi dan politik.

Pendidikan merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan. Mungkin
pemahaman ini terkesan memaksa. Tapi jika melihat alur serta proses manusia, maka tidak
bisa dipungkiri bahwasannya pendidikan sudah merubah jalan pandang kehidupan manusia.
Dalam kamus besar disebutkan Pendidikan ialah suatu proses pengubahan sikap seseorang
atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia dengan upaya pengajaran dan
latihan. Menurut pengertian tersebut. Pendidikan diartikan sebagai suatu upaya yang
dilakukan untuk mencapai tujuan dengan melalui proses pelatihan dan cara didik.
Berikut ini pengertian pendidikan dari beberapa para ahli, yakni:
a. Edward Humrey
Pendidikan adalah sebuah penambahan keterampilan (pengembangan) ilmu
pengetahuan serta pemahaman sebagai hasil latihan pengalaman.
b. Ki Hajar Dewantara
Pendidikan adalah menuntun semua kekuatan yang ada pada anak. Agar mereka
sebagai masyarakat bisa mencapai kebahagiaan setinggi-tingginya.
c. Driyarka
Pendidikan merupakan upaya memanusiakan manusia muda.
Dalam Al-Qur’an tentang pendidikan sudah jelas pada wahyu pertama yang turun kapada
Rasulullah SAW, berisi perintah Iqra’ artinya “bacalah”. Suatu perintah yang sangat
menegaskan pentingnya mambaca. Nasir Baki menjelaskan kata Iqra’ sebagai tanda bahwa

7
Abuddin Nata,Filsafat Pendidikan Islam1, 94.
Islam dibangkitkan dengan menggunakan cara mangajak manusia untuk berfikir. Tanda
tersebut dapat diartikan sebagai titik point urgensi pendidikan bagi setiap orang. Karena
melatih melatih berpikir merupakan sebagian dari tugas pendidikan.
Kemajuan sebuah negara dilihat dari tingkat pendidikan negara tersebut. Tidak heran jika
negara mengatur pendidikan serta menjadikan pendidikan sebagai suatu persoalan penting
yang harus dikembangkan sebaik-baiknya. Nelson Mandela pada buku yang dikarang oleh
Klaus Dieter Bieter, berpendapat pendidikan sebagai kekuatan sangat dahsyat untuk
membangun manusia. Setiap negara di dunia menepatkan pendidikan sebagai salah satu hak
asasi.
Manusia merupakan makhluk yang bisa di didik. Disebabkan di dalam diri manusia
terdapat potensi insaniah. Insaniah ini merupakan potensi yang menjadikan manusia berbeda
dengan makhluk lainnya. Potensi yang dimaksud ialah potensi “fitrah”. Rasululah SAW
bersabda:
Artinya: …. Tidaklah ada yang terlahir, kecuali dalam keadaan fitrah. Maka kedua
orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi.
Hadits diatas dengan tegas menyebutkan bahwasannya manusia lahir membawa fitrah.
Arti fitrah ini adalah potensi dasar yang harus dikembangkan hingga mencapai titik tertinggi
jika ters menerus dikembangkan. Setiap manusia sebenarnya memiliki peotensi yang dapat
berkembang. Dikarenakan manusia mampu menyerap berbagai pendidikan yang ada
disekitarnya. Quraish Shihab menyimpulkan bahwa manusia dari awal kejadiannya
membawa potensi agama yang lurus dan dipahami oleh sebagian ulama sebagai tauhid.8

Dari pengertian di atas, menujukkan bahwa pendidikan adalah usaha sistematis yang
bertujuan agar semua manusia mencapai satu tahapan tertentu di hidupnya secara lahir
maupun batin.

4. Pengertian Pendidikan Islam


Pendidikan Islam menurut bahasa, berasal dari kata “pendidikan” dalam bahasa Arabnya
adalah “tarbiyah” dengan kata kerja “rabba”. Pendidikan Islam dalam bahasa Arabnya yaitu
“tarbiyah wa ta’lim”. Sedangkan makna dari kata pendidikan adalah membina serta mendidik
ilmu pada peserta didiknya. Pendidikan Islam ini sendiri bersumber dari Allah SWT dan

8
Munir Yusuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Palopo: Lembaga Penerbit Kampus IAIN Palopo, 2018), 7-12.
Rasul-Nya (Al-Qur’an dan Hadist) yang memiliki tujuan membentuk pribadi muslim yang
sempurna.9

Pendidikan Islam adalah sebuah disiplin ilmu yang berkaitan dengan pengajaran,
pembelajaran, dan penelitian tentang ajaran-ajaran Islam. Pendidikan Islam mencakup
seluruh aspek kehidupan manusia, baik secara individu maupun sosial, dan bertujuan untuk
membentuk manusia yang bertaqwa dan berakhlak mulia sesuai dengan ajaran Islam.
Pendidikan Islam meliputi berbagai bidang, seperti aqidah, fiqh, tasawuf, tarikh Islam, tafsir,
hadis, dan lain-lain. Selain itu, pendidikan Islam juga mencakup aspek sosial, ekonomi,
politik, dan budaya dalam masyarakat Islam.

Pendidikan Islam dapat dilakukan melalui berbagai media, seperti kitab suci Al-Quran,
hadis, kitab-kitab ulama, media elektronik, dan lain-lain. Pendidikan Islam juga dapat
diperoleh melalui lembaga-lembaga pendidikan formal seperti madrasah, pesantren, dan
sekolah Islam, maupun melalui pendidikan informal yang diperoleh dari lingkungan
keluarga, masyarakat, dan pergaulan sehari-hari.

Banyak para ahli Islam yang berbeda pendapat tentang pengertian pendidikan Islam
sendiri. Berikut ini pendapat para ahli didik Islam tentang pendidikan Islam:
a. Menurut Drs. Ahmad D. Marimba: Pendidikan Islam merupakan bimbingan
jasmani dan rohani yang berdasarkan hukum Islam dengan tujuan terbentuknya
kepribadian yang baik.
b. Menurut Drs. Burlian Somad: Pendidikan Islam adalah pendidikan yang
bertujuan membentuk individu menjadi individu yang bertujuan untuk memiliki
tingkatan tertinggi menurut Allah SWT dan sisi pendidikannya. Beliau
mengatakan pendidikan bisa disebut pendidikan apabila memiliki ciri khas, yaitu:
• Tujuan untuk individu yang tinggi menurut Al-Qur’an.
• Isi pendidikan adalah ajaran Allah SWT yang sudah tercantum dalam
Al-Qur’an dan pelaksanaannya dalam praktik sehari-hari.
c. Menurut Abdur Rahman Nahwali: Pendidikan Islam ialah pengaturan pribadi
seseorang atau sekelompok orang. Sehingga bisa memeluk Islam secara masuk

9
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: AMZAH, 2010), 21
akal dan sesuai secara keseluruhan. Baik dalam kehidupan sendiri maupun
bermasyarakat.

Pendidikan Islam memiliki kepentingan dalam menginternalisikan nilai iman, takwa, dan
moral pada peserta didik (murid) supaya memiliki komitmen religious yang tinggi dalam
mengembangkan pengetahuan serta keterampilan. Dengan ini hubungan anatara dakwah
dengan pendidikan begitu erat.10

5. Pengertian Metode Pendidikan Islam


Menurut Ahmad Tafsir metode pendidikan adalah suatu cara yang dugunakan untuk
mendidik. Metode membantu guru dalam menyampaikan pembelajaran. Abdurrahman
Annahlawi mengatakan “metode pendidikan Islam sanglah efektif dalam membimbing
kepribadian anak dan memotivasi anak. Sehingga metode ini kemungkinan puluhan ribu
kaum mukmin bisa membuka hati manusia untuk menerima pentunjuk Allah. Abuddin Nata
berkata “Al-Qur’an sendiri secara jelas tidak menjelaskan arti metode”.
Dengan beberapa landasan dari definisi diatas. Saya menegaskan bahwa metode
pendidikan Islam ialah cara kerja yang teratur dan sistematis serta memikirkan semua faktor
yang ada. Untuk mencapai tujuan pendidika Islam atau menyampaikan materi pendidikan
Islam secara jelas (efektif). 11

6. Tujuan Pendidikan Islam


Arti tujuan ini adalah sesuatu yang ingin dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang
yang melakukan suatu kegiatan. Tujuan pendidikan yang tersirat dalam pengalaman belajar
memberi hikmah tertentu bagi setiap manusia. Dengan ini tujuan pendidikan ialah
pertumbuhan.
Tujuan pendidikan tidak semuanya ditentukan dari luar yang harus begini dan begitu
akan tetapi ditentukan dari diri kita sendiri oleh pengalaman belajar. Sedangkan fungsi dari
tujuan itu sendiri ialah untuk mengetahui:
1. Mengakhiri usaha
2. Mengarahkan usaha

10
Ayu Fitri Lestari, Makalah Metode Pendidikan Islam, (Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung,
2017), 13-15
11
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Penerbit Gaya Media Pratama, 2005), 144-145.
3. Merupakan titik asal agar mencapai tujuan
4. Memberi nilai pada usaha tersebut.

Tujuan sendiri dibagi menjadi dua macam yaitu: tujuan awal dan tujuan akhir. Usaha
untuk mencapai tujuan pendidikan ini merupakan tugas orang tua saat dirumah, guru
disekolah, dan masyarakat. Pada hal ini sekolah sangat berperan penting dalam membantu
membimbing anak menuju kedewasaan dan menjadikannya sebagai masyarakat yang
berguna. Selain itu juga guru memiliki tanggung jawab terhadap peserta didiknya agar sesuai
dengan Tujuan Pendidikan Nasional. Pendidikan Nasional ini berfungsi mengembangkan
kemampuan serta membentuk sifat dan perdaban bangsa dengan tujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman, berakhlak, sehat,
kreatif, dan mandiri.12

Tujuan utama dari pendidikan Islam adalah untuk memperkenalkan dan membentuk
manusia yang taat kepada Allah SWT serta memiliki kecerdasan, moralitas dan etika yang
tinggi. Beberapa tujuan pendidikan Islam yang utama antara lain:

1. Membentuk manusia yang berakhlak mulia dan bertaqwa kepada Allah SWT,
serta mengembangkan keimanan dan ketakwaan yang kokoh.
2. Memberikan pengetahuan tentang ajaran Islam secara utuh dan menyeluruh,
sehingga siswa dapat mengaplikasikan ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-
hari.
3. Mengembangkan kemampuan akademik siswa seperti membaca, menulis, dan
berhitung serta mempelajari ilmu pengetahuan secara menyeluruh
4. Membentuk generasi muda yang mampu berpikir kritis dan mandiri dalam
menyelesaikan masalah.
5. Mengembangkan kepribadian yang mandiri, kreatif, dan inovatif serta memupuk
jiwa sosial dan peduli terhadap lingkungan sekitar.
6. Mempersiapkan generasi muda untuk menjadi pemimpin yang berwawasan luas,
berakhlak mulia, dan mampu mengambil keputusan yang tepat dan bertanggung
jawab.

12
Ibid, hal. 25
Secara keseluruhan, tujuan pendidikan Islam adalah membentuk manusia yang
berkarakter baik, memiliki pengetahuan yang cukup, serta mampu berkontribusi dalam
membangun masyarakat yang lebih baik dan sejahtera.13

Dari penjelasan diatas tujuan pendidikan itu sendiri adalah untuk menggapai kehidupan
yang lebih baik lagi untuk orang lain ataupun diri sendiri kedepannya. Dan juga bisa di
artikan tujuan pendidikan adalah mengembangkan kemampuan peserta didik dalam segala
bidang.

A. Jenis dan Macam-Macam Metode Pendidikan Islam Menurut Al-Qur’an dan Ilmuan
Pendidikan
1. Berbagai Macam Metode Pendidikan Islam Menurut Al-Qur’an

Metode merupakan hal yang sangat penting pada proses mengajar. Apabila pada proses
pendidikan tidak menggunakan metode yang tepat. Maka sulit untuk mencapai tujuan
pendidikan. Metode pendidikan Islam yang dianggap penting menurut Abuddin Nata ialah:

a) Metode Pembiasan
Pembentukan ibada dimulai sejak anak masih kecil. Pada umur 6 tahun anak
lebih suka mengulang perbuatan yang ada disekitarnya. Dan pengulang tersebut
akan berubah menjadi kebiasaan. Ini akan berlangsung hingga anak dewasa.
Hedaknya kita sebagai orang tua terutama ibu berusaha agar tidak memanjakan
anak sejak kecil.
Kebanyakan orang tua melakukan kesalahan dalam merasa kagum pada anak
dengan ucapan kotor yang keluar dari mulut anaknya yang masih kecil. Bahkan
ucapan tersebut terkadang ucapan yang berbahaya. Orang tua juga sering merasa
senang dengan tingkah laku anaknya yang kurang baik. Namun, tanpa mereka
sadari kesenangannya dan rasa kagumnya itu yang akan membentuk kebiasaan
yang buruk. Dikarenakan manusia dibentuk atas agama (Islam) dan akhlak. Maka
kita harus membiasakan hal-hal yang baik pada anak.14

13
Drs. Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung, PT. Al-Ma’rif. 1990.

14
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam 1 (Jakarta: Logos Wacana Ilmu 1997), hal. 153
Agar kita sebagai orang tua mampu membiasakan anak-anak kita memiliki
kebiasaan yang baik. Dalam menanamkan kebiasaan yang baik pada anak
memperlukan usaha yang keras, seperti: motivasi, contoh, pengawasan, dan
rangkain pendidikan.
b) Metode Keteladanan
Pada surah Al-Ahzab ayat 21, artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”.
Pada surah ini Ibnu Katsir menjelaskan bahwasannya dasar yang paling utama
pada perintah meneladani Rasulullah SAW. Baik berupa perkataan, perbuatan,
dan keadaannya. Oleh sebab itu, Allah SWT menyuruh manusia untuk
meneladani Rasulullah dalam segi apapun.
Ayat ini turun waktu perang Ahzab. Saat salah satu pasukan Islam merasa
takut dan juga hilang keberaniannya saat perang Ahzab. Kita juga harus
meneladani sikap Rasulullah, seperti: Ibadah, Akhlak, dan kekuatan fisik-Nya.
c) Metode Perumpamaan
Metode perumpamaan bisa memberikan pemahaman yang mendalam
terhadap hal-hal yang sulit diterima oleh perasaan. Penerapan metode
perumpamaan adalah materi yang diajarkan memiliki sifat abstrak,
membandingkan dua masalah, dan guru tidak boleh salah dalam
membangdingkannya. Banyak sekali contoh perumpamaan diantaranya: orang
tinggi seperti jerapah, orang gemuk sseperti gajah, orang yang berani seperti
singan, dan lainnya. Tetapi harus mencari perumpamaan yang baik Ketika
menyampaikan pada peserta didik. Karena, perumpamaan itu akan melekat pada
pikirannya dan sulit hilang.15
d) Metode Kisah
Metode kisah juga dilakukan Rasulullah Saw dalam mengajar. Rasulullah
Saw sering cerita tentang suatu kaum atau seseorang. Metode pendidika akhlak
yang disampaikan Rasulullah Saw dengan membacakan ayat-ayat yang ada pada

15
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam 1, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hal. 157-158
Al-Qur’an yang berisi kisahumat terdahulu. Agar pelajaran dan iktibar dari
Rasulullah bisa diambil.
Metode kisah sangat disukai oleh peserta didik. Peserta didik akan lebih fokus
mendengarkan guru yang bercerita dari pada guru yang hanya mebaca dan materi
pelajaran untuk dicatat. Metode kisah ialah suatu metode yang sering digunakan
guru saat memberikan materi. Metode ini digunakan disekolah, mulai dari
tingkatan TK, SD, SMP, SMA, bahkan anak kuliah.16
Berdasarkan pemaparan diatas metode pendidikan sangat dibutuhkan khususnya bagi
pengajar. Metode yang digunakan oleh guru atau pendidik harus sesuai dengan yang keadaan
dan kebutuhannya. Metode ini bertujuan mempermudah suatu tujuan pembelajaran. Metode
yang sering digunakan ialah metode ceramah, metode kisah (cerita), metode kebiasaan dan
lainnya.

16
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam 1, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hal. 159.

Anda mungkin juga menyukai