Anda di halaman 1dari 18

SISTEM PENDIDIKAN ISLAM

(METODE DAN EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM)

Disusun Oleh :

Silvi Ike Fitasari 2210201012


Putri Handayani 2210201014

Dosen Pengampuh:

Siti Fatimah M.Pd.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2023/2024


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sudah diketahui bahwa pendidikan adalah suatu kewajiban bagi
warga suatu negara demi keberlangsungan dari negara tersebut.
Pendidikan menjadi tolak ukur dari kemjuan suatu bangsa, baikitu
pendidikan akhlak, moral, serta intelektualitas. Pendidikan yang baik
karena ditopang pengelolaan yang baik, baik dari segi pengelolaan
pendanaan dalam sarana prasarana, pengelolaan sistem
pembelajaran,pengelolaan kurikulum yang akan disampaikan
sertamengelolaan metode yang akan digunakan ketika proses belajar
mengajar berlangsung,
Pendidikan Islam sebagai sebuah sistem adalah suatu kegiatan
yang di dalamnya terkandung aspek tujuan, kurikulum, guru, metode,
pendekatan, sarana dan prasarana,lingkungan, administrasi dan sebagainya
yang antara satu dan lainnya saling berkaitan dan membentuk suatu sistem
yang terpadu. Pendidikan islam adalah pendidikan yang dilaksanakan
berdasarkan pola ajaran islam. Karena ajaran islam berdasarkan al-qur’an,
sunnah, pendapat ulama serta warisan sejarah, maka pendidikan islam
mendasarkan diri pada al-qur’an, sunnah, pendapat ulama serta warisan
sejarah tersebut.1
Dalam pendidikan Islan ada beberapa metode yang digunakan
diantaranya:metode bimbingan dan penyuluhan, metode ceramah, metode
diskusi, metode tanya jawab, metode teladan, metode kisah-kisah, metode
nasihat, dan masih banyak lagi metode dalam pendidikan islam.
Sedangkan penilaian atau evaluasi merupakan hal yang sangat
penting dalam pendidikan. Evaluasi merupakan bagian yang integral
dalam pembelajaran,Dengan melakukan evaluasi, guru sebagai pengelola
kegiatan pembelajaran dapat mengetahui kemampuan yang di miliki
peserta didik.Mengevaluasi mempunyai prosedur tersendiri, prosedur

1
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:Gaya Media Pratama, 2005), hlm. 29

1
evaluasi akan memberikan gambaran yang cukup jelas tentang sistematik
pekerjaan evaluasi pada umumnya. Evaluasi juga mempunyai prinsip dan
tujuan tertentu.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis menyimpulkan
beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan metode pendidikan Islam?
2. Apa saja model-model dalam pendidikan Islam?
3. Apa yang dimaksud dengan evaluasi pendidikan Islam?
4. Apa saja prinsip-pinsip evaluasi dalam pendidikan Islam?
5. Apa tujuan dari evaluasi pendidikan Islam?
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan pembahasan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertia dari metode pendidikan islam.
2. Untuk mengetahui apa saja metode-metode dalam pendidikan islam.
3. Untuk mengetahui pengertian dari evaluasi pendidikan islam.
4. Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip evaluasi dalam pendidikan
islam.
5. Untuk mengetahui apa tujuan dari evaluasi pendidikan islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Pendidikan Islam


Metode berasal dari bahasa latin “meta” yang berarti melalui, dan
“hodos” yang berarti jalan atau cara. Dalam bahasa arab metode disebut
“Tariqoh” artinya jalan, cara sistem atau ketertiban dalam mengerjakan
sesuatu. Sedangkan menurut istilah ialah suatu sistem atau cara yang
mengatur suatu cita-cita Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “metode”
adalah cara yang teratur dan berfikir baik untuk mencapai maksud atau
tujuan.2 Menurut Muhammad Nor Syam secara teknis menerangkan
bahwa metode adalah suatu prosedur yang dipakai untuk mencapai suatu
tujuan atau suatu teknik mengetahui yang dipakai dalam suatu proses
mencari ilmu pengetahuan dari suatu materi tertentu.
Metode juga dapat di artikan sebagai seperangkat prosedur
pembelajaran yang dipakai oleh guru (pendidik) dalam proses
pembelajaran mengajar agar siswa mencapai tujuan pembelajaran atau
kopetensi tertentu yang dirumuskan dalam kurikulum,silabus dan mata
pelajaran.3 Metode pembelajaran islam juga dapat diartikan sebagai
prinsip-prinsip yang mendasari kegiatan mengarahkan perkembangan
seorang khususnya proses belajar mengajar. Metode dalam pandangan
Arifin berarti suatu jalan yang dilalui unuk mencapai suatu tujuan.
Selain itu ada pula yang mengatakan bahwa metode adalah suatu
sarana untuk menemukan, menguji, dan menyusun data yang diperlukan
bagi pengembangan. Ada lagi pendapat yang mengatakan bahwa betode
sbenarnya berarti jalan untuk mencapai tujuan. Jalan untuk mencapai
tujuan itu bermakna ditempatkan pada posisinya sebagai cara untuk

2
A. Rosmiyati Aziz, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta:SIBUKU, 2016), hlm.108
3
Rahmat, Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Konteks Kurikulum
2013, (Yogyakarta:Bening Pustka, 2019), hlm.1

3
menemukan, menguji dan menyusun data yang diperlukan bagi
pengembangan ilmu atau tersistematisasikan suatu pemikiran.4
Sedangkan pendidikan islam sendiri berarti proses bimbingan
kepada manusia yang mencangkup jasmani dan rohani yang berdasarkan
pada ajaran dan dogma agama (Islam) agae terbentuk kepribadian yang
uatama menurut aturan islam dalam kehidupan sehingga kelak
memperoleh kebahagiaan di akhirat nanti. Menurut Zakiyah Daradjat
pendidikan islam merupakan proses pembentukan ke pribadian manusia
sebagai seorang muslim.5 Lain pula pendapat dari Azyumardi Azra yang
mendefinisikan pendidikan islam sebagai salah satu aspek dari ajaran
islamsecara keseluruhan, karenanya tujuan dari pendidikan islam tidak
terlepas dari tujuan hidup manusia dalam islam.6
Dari pengertian metode dan pendidikan diatas dapat disimpulkan
bahwa metode adalah serangkaian prosedut, teknik atau langkah untuk
melakukan sesuatu, menemukan, menguji dan menyusun data guna untuk
mencapai tujuan yang di inginkan. Sedangkan pendidikan islam adalah
proses ajaran atau bimbingan yang mencangkup jasmani dan rohani
sebagai seorang muslim. Jadi metode pendidikan islam adalah suatu teknik
atau atau cara yang digunakan pendidik untuk membentuk pribadi muslim
dan berkepribadian yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan Al-qur’an dan
hadis.

B. Metode-Metode Dalam Pembelajaran Islam


Berikut beberapa metode pembelajaran yang bisa diterapkan dalam
pendidikan, antara lain:
1. Metode Bimbingan dan Penyuluhan

4
Nurjannah Rianie, “Pendekatan dan Metode pendidikan islam (sebuah perbandingan
dalam konsep teori pendidikan islam dan barat”. Jurnal Managemen Of Education. 2016, Vol1, No
2, hlm. 107
5
Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Bumi Aksara, 2000), hlm.27-28.
6
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam “Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru”,
(Jakarta:PT. Logos Wacana Ilmu, 2000), hlm. 8.

4
Dalam Al-qur’an terdapat firman-firman Allah yang
mengandung metode bimbingan dan penyuluhan justru karena
Al-Qur’an sendiri diturunkan untuk membimbing dan
menasehati manusia sehingga dapat memperoleh kehidupan
batin yang tenang serta sehat dari konflik kejiwaan.
2. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah suatu metode dalam pendidikan
dimana cara penyampaikan pengertian-pengertian materi
kepada anak didik dengan jalan penerangan dan peraturan
secara lisan.7 Dalam pengertian yang lain metode ceramah
adalah cara pendidik menyediakan materi pengjaran secara
lisan (langsung) kepada peserta didik pada saat proses beljar
mengajaritu berlangsung. Dapat dikatan bahwa metode
ceramah masih merupakan metode mengajar yang dominan
dibandingkan dengan metode mengajar lainnya.8
3. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu metode didalam mempelajari
bahan atau menyampaikan bahan dengan jalan
mendiskusikannya, sehingga berakibat menimbulkan
pengertian serta perubahan tingkah laku murid. Metode ini
bertujuan untuk merangsang murud berfikir dan mengeluarkan
pendapat sendir, serta ikut menyumbangkan pikiran dalam
suatu masalah bersama yang terkandung banyak kemungkinan-
kemungkinan jawaban.
4. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah penyampaian pelajaran dengan jala
guru mrngajukan pertanyaan dan murud menjawab. Sering kali
metode ini dicampuradukkan dengan metode diskusi yang juga

7
Zuhairini, Abdul Ghofir, dkk., Methodik Pendidikan Agama Islam, (Surabaya:Usaha
Nasional, 1983), hlm. 83.
8
Yunus Syam, Metologi Pengajaran Agama Islam, [Jakarta:Pustaka Firdaus, 2000), hlm.
68.

5
berlangsung dalam suasana tanya jawab dan memang kadang-
kadang tidak begitu cepat perbedaanya. Walaupun demikian
ada perbedaan sifat dari kedua metode ini yaitu pada bentuk
pertanyaandan pengambilan bagian atau peranan.9
5. Metode Teladan
Metode ini dianggap penting karena aspek agama yang
terpenting adalah akhlak yang termasuk dalam kawasan afektif
yang terwujud dalam bentuk tingkah laku.
6. Metode Kisah-kisah
Kisah atau ceita sebagai suatu metode pendidikan ternyata
mempnyai daya tarik yang menyentuh perasaan. Islam
menyadari sifat alamish manusia untuk menyenangi cerita itu,
dan menyadari pengaruhnya yang besar terhadap perasaan.
7. Metode Nasehat
Menurut Al-qur’an metode nasehat itu hanya diberikan kepada
mereka yang melanggar peraturan dan nasehat itu sasarannya
adalah timbulnya kesadaran pada orang yang diberi nasehat
agar mau insaf melaksanakan ketentuan hukum atau ajaran
yang diberikan kepadanya.
8. Metode Pembiasaan
Metode pembiasaan ini digunakan untuk mengubah seluruh
sifat-sifat baik menjadi kebiasaan, sehingga jiwa dapat
menunaikan kebiasaan itu tanpa terlalu payah, tanpa kehilangan
banyak tenaga dan tanpa menemukan banyak kesulitan.
9. Metode Hukum Dan Ganjaran
Metode hukuman ini digunakan dalam metode pendidikan
islam adalah sebagai sarana untuk memperbaiki tingkah laku
manusia yang melakukan pelanggaran.10

9
Rahmat Hidayat, Ilmu Pendidikan Islam “Menuntun Arah Pendidikan Islam Indonesia”,
(Medan:Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia, 2016), hlm. 112
10
Rahmat, Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Konteks Kurikulum 9-
10.2013, (Yogyakarta:Bening Pustaka 2019). Hlm.

6
10. Metode Mudzakariyah
Secara umum, mudzakariyah adalah pertemuan ilmiah yang
secara khusus membahas masalah diniyah ibadah dan akidah
serta masalah agama pada umumya.11

C. Pengertian Evaluasi Pendidikan Islam


Evaluasi berasal dari kata “To Evaluate” yang berarti menilai.
Disamping kata evaluasi terdapat pula istilah measurement yang berarti
mengukur. Pengukuran dalam pendidikan adalah usaha untuk memahami
kondisi-kondisi objek tentang suatu yang akan di nilai. Penilaian dalam
pendidikan islam akan objek apabila disandarkan pada nilai-nilai Al-
Qur’an dan Hadis.
Evaluasi secara harfiah berasal dari bahasa inggris Evaluation,
dalam bahasa arab Al-Taqdiir, dalam bahasa bahasa indonesia berarti
penilaian. Akar katanya adalah value, dalam bahasa arab (Al-
Qimah).Dengan demikian evaluasi pendidikan secara harfiyah adalah
penilaian dalam bidang pendidikan atau hal-hal yang berkaitan dengan
kegiatan pendidikan.12
Suharsimi Arikunto mengajukan tiga istilah dalam pembahasan
evaluasi yaitu, pengukuran, penilaian dan evaluasi. Evalusi dalam
pendidikan islam merupakan cara atau teknik penilaian terhadap tingkah
laku anak didik berdasaekan standar perhitungan yang bersia komperhensif
dari seluruh aspek=aspek kehidupan mental psikologi dan spiritual
religious, karena manusia hasil pendidikan islam bukan saja sosok pribadi
yang tidak hanya bersifat religiois, melainkan juga berilmu dan
berketerampilan yang sanggup beramal dan berbakti kepada tuhan dan
masyarakat.13

11
Kyai Sarief, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Islam, (Jakarta:Ciputat Press, 2002), hlm.
157
12
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2001),
hlm. 1
13
Suharsismi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:Bina Aksara, 1989),
hlm. 19

7
Sasaran-sasaran dari evalusi pendidikan islam secara garis besar
meliputi empat kemampuat dasar anak didik yaitu:
1. Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan pribadinya
dengan Tuhannya.
2. Sikap dan pengamalan terhadap arti hubungan dirinya dan
masyarakat.
3. Sikap dan pengamalan terhadap arti kehidupannya dengan alam
sekitar.
4. Sikap dan pandangannya terhadap dirinya sendiri selaku hamba
Alla dan selaku anggota masyarakat serta selalu kholifah
dimuka bumi.
Sasaran-sasaran evaluasi tersebut dirumuskan kedalam berbagai
pertanyaan atau sistemen-sistemen yang disajikan kepada anak didik untuk
ditanggapi. Hasi dari tanggapan mereka kemudian di analisis secara
psikologis, karena yang menjadi pokok evaluasi adalah sikap mental dan
pandangan dasar dari mereka sebagai manifektasi dari keimanan dan
keislaman serta ilmu pengetahuannya. Oleh sebab itu evaluasi dalam
pendidikan agama islam sangat penting, guna untuk melihat ketercapaian
suatu tujuan pendidikan islam itu sendiri, apakah sudah memenuhi target
ataukah belum.

D. Prinsip-Prinsip Evaluasi Dalam Pendidikan Islam


Berikut beberapa prinsip-prinsip evaluasi, antara lain:
1. Prinsip Berkesinambungan (kontinuitas)
Prinsip Berkesinambungan (kontinuitas), kegaiatan evaluasi
tidak hanya dilakukan setahun sekali, atau persemesters namun
sebaiknya dilakukan secara terus-menerus, dalama ajaran islam
prinsip kuntuinitas menjadi alat instrumen bag seorang
pendidik berpegang teguh pada prinsip ini, sehingga keputusan
yang dihasasilkan memelila keabsahan (tingkat validitas) yang
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya memberikan nilai

8
manfaat bag kemajuan pendidikan. Sesungguhnya orang-orang
yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” mereka tetap
istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
mereka tiada (pula) berduka cita Mereka itulah penghuni-
penghuni surga, mereka kekal di dalamnya sebagai batasan atas
apa yang telah mereka kerjakan (QS Al-Ahqaf 46 13-14).
Untuk itu kontinuitas Evaluasi tidak boleh dilakukan secara
insedental karena pembelajaran itu sendiri adalah suatur proses
yang beralngsung secara kontinyu, Oleh sebab itu evaluasi pun
harus dilakukan secara kontinyu, terencana dan sistematis.
2. Komprehensif (menyeluruh).
Dalam melakukan kegiatan evaluasi terhadap suatu objek
sebaiknya guru harus mengambil selutuh objek itu sebagai
bahan evaluasi sehingga reperesentasi objek tersebut dapat
terwakili yang hasilnya dapat menjadi kerangka acuan untuk
kepentingan bahan evaluasi berikutnya. Komprehensif Evaluasi
harus mencakup bidang sasaran yang luas atau menyenyeluruh
baik aspek personlanya, materialnya, maupun opersaionalya
evaluasi tidak hanya ditujukan pada salah satu aspek sajak saja.
Misalnya aspek personalnya, jangan hanya menilai gurunya
saja, tetapi juga peserta didik, karyawan, tenaga administratif
dan kepala sekolah. Selanjut adil dan objektif, yang dimaksud
dengan adil dan objektif ialah dalam melaksanakan evaluasi
guru harus berlaku adil. tidak diskriminatif berdasarkan
pertimbangan suku, ras, dan agama dan tanpa pilih kasihlike
and dislikekepada semua peserta didik. Guru juga hendaknya
bertindak secara obyektif, apa adanya sesuai dengan
kemampuan peserta didik.
3. Adil dan Objektifi
Dalam evaluasi harus menilai berdasarkan dengan
kenyataannya. Guru harus tegas dan berani mengatakan yang

9
hijau itu adalah hijau dan yang merah itu adalah merah jangan
sampai mengatakan yang hijau itu adalah kuning, dan yang
kuning itu hijau. Untuk mencapai keobjektifan dalam evaluasi
diperlukan adanya data dan fakta Dari data dan fakta sebagai
alat bukti untuk kemudian diambil suatu kesimpulan dan atau
keputusan. Oleh kerena itu, kelengkapan dukungan data dan
fakta yang akurat dan valid, maka nilai objektifitas evaluasi
yang telah dilakukan dapat dipertanggungjawabkan secara
akademik dan moralitas.
4. Prinsip Transparan dan Kooperatif.
Dalam melakukan kegiatan evaluasi sebaiknya guru terbuka,
tidak ada yang disembunyikan. Guru juga proaktif untuk
bekerjasama dengan semua pihak seperti orang tua siswa,
pengawas, teman sejawat, kepala sekolah, dan, termasuk
dengan peserta didik itu sendiri. Prinsip ini membuka diri untuk
menerima masukan dan kritik untuk menghasilkan evaluasi
yang konstruktif dan produktif. Sedangkan Prinsip Praktis
adalah mengandung arti mudah di gunakan oleh guru itu
sendiri yang menyususun alat evaluasi tersebut, dan maupun
orang lain yang akan menggunakannya. Misalnya mudah
menskor dan mengelolahnya dan mudah melakukan penafsiran,
hemat waktu, biaya, tenaga serta mudah mengadministrasikan.
Menggunakan acuan kriteria dan akuntabel. Evaluasi
didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang
ditetapkan. Akuntabilitasnya dapat dipertanggungjawabkan
baik segi teknik. prosedur maupun hasilnya. Dan yang terakhir
adalah prinsip keterpaduan, Evauasi harus dilakukan dengan
prinsip keterpaduan antara tujuan intrusional pengajaran,
materi pembelajaran dan metode pengjaran. Keterlibatan
peserta didik Prinsip ini merupakan suatu hal yang mutlak,
karena keterlibatan peserta didik dalam evaluasi bukan

10
alternatif, tapi kebutuhan mutlak Koherensi Evaluasi harus
berkaitan dengan materi pengajaran yang telah dipelajari dan
sesuai dengan ranah kemampuan peserta didik yang hendak
diukur Pedagogis Perlu adanya tool penilai dari aspek
pedagogis untuk melihat perubahan sikap dan perilaku
sehingga pada akhirnya hasil evaluasi mampu menjadi
motivator bagi diri siswa.14
Selain itu, evaluasi juga dilaksanakan dengan prinsip bahwa apa
yang dievaluasi merupakan bagian integral dari prosess belajar mengajar,
bersifat komparabel, yakni dapat dibandingkan antara satu tahap penilaian
dengan tahap penilaian lainnya, serta memiliki kejelasan bagi para siswa,
dan bagi para pengajar itu sendiri. Prinsip-prinsip tersebut sejalan dengan
tuntunan islam sebagaimana tertera dalam Al- Qur'an berikut:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada


allah, dan hendaklah kamu bersama oranng-orang yang benar. (Q.S At-
Taubah: 199).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam menjalankan


evaluasi perlu dipegang prinsip-prinsip tertentu agar hasil evaluasi akurat.
Prinsip-prinsip adalah bahwa evaluasi harus berjalan sesuai dengan tujuan
pendidikan islam, dilakukan dengan sebiak-baiknya, dengan data dan fakta
yang akurat dan tidak direkayasa, dilakukan secara menyeluruh dari
berbagai aspek dalam diri murid maupun pendidik ataupun instansi
sekolah, dan terakhir tidak hanya dilakukan setahun sekali namun harus

14
Usman DP, “Peranan Prinsip-Prinsip Evaluasi Dalam Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI)”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol.8 No.2 (2020), hlm 233-234

11
berkelanjutan agar evaluasi tersebut berbuah perkembangan dan kemajuan
akan pendidikan islam.15

E. Tujuan Evaluasai Pendidikan Islam


Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa evaluasi pendidikan pada
dasarnya adalah usaha unutk mengetahui dan menilai perkembangan anak
didik. Oleh karena itu, sebelum melakukan evaluasi guru harus
menentukan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai dari evaluasi yang
dilakukan. Dalam konteks pendidikan islam sasaran evaluasi pendidikan
lebih banyak ditekankan pada penguasaan sikap (afektif dan psikomotorik)
dari pada kognitif. Penekanan ini untuk mengetahui kemampuan peserta
didik yang secara garis besar meliputi empat kemampuan dasar anak.
Pertama, Sikap dan pengalaman pribadinya terhadap hubungnnya dengan
sang khaliq. Penilaian akan sejauh mana loyalitas dan pengabdiannya
kepada Allah dengan indikasi-indikasi lahiriyah berupa tingkah laku yang
mencerminkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Kedua: Sikap dan
pengalaman dirinya terhadap arti hubungan dirinya dengan masyarakat.
Menilai sejauh mana peserta didik dapat menerapkan nilai-nilai agamanya
dan kegiatan hidup bermasayarakat, seperti akhlak yang mulia dan
disiplin. Ketiga, Sikap dan pengalaman dirinya terhadap hubungannya
dengan alam sekitarnya. Menilai bagaimana peserta didik berusaha
mengelola dan memelihara seta menyesuaikan diri kehidupannya dan
masyarakat dimana ia berada. Keempat: Sikap dan pandangan dirinya
terhadap dirinya sendiri selaku hamba Allah SWT, anggota masyarakat,
serta khalifah Allah SWT. Menilai bagaimana dan sejauh mana ia
memandang diri sendiri sebagai hamba Allah dalam mengahadapi
kenyataan masyarakat yang beraneka ragam budaya, suku dan agama.
Seluruh acuan itu dapat dicapai melalui pelaksanaan evaluasi yang

Lia Mega Sari, “ Evaluasi Dalam Pendidikan Islam”, Jurnal Pendidikan Islam Vol. 9
15

No.2 (2018), hlm 220-221

12
mengacu kepada Al-Qur'an dan hadist disamping menganut prinsip
obyektifitas, kontuinitas dan komprehensif.
Tujuan evaluasi tersebut ditujukan untuk melihat dan mengetahui
proses yang terjadi semasa dalam pembelajaran yang meliputi proses
belajar mengajar yang dilakukan siswa dan guru, sarana dan prasarana
sekolah, ataupun hasil dari proses belajar mengajar siswa. Evaluasi juga
dapat mendorong para siswa untuk lebih giat belajar secara terus menerus
dan juga kepada guru untuk lebih meningkatkan kualitas proses
pembelajaran serta mendorong sekolah untuk meningkatkan fasilitas dan
kualitas belajar siswa.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
evaluasi adalah untuk mengetahui kemampuan dan perkembangan peserta
didik dalam hubungannya dengan tuhannya, masyarakat, alam, bahkan
dirinya sendiri. Dengan ini menyatakan bahwa tujuan evaluasi pendidikan
islam lebih ditekankan kepada penilaian afektif dan psikomorotik
dibanding kognitif. Serta tujuan dari evaluasi sendiri untuk
mengembangkan proses pembelajaran yang meliputi input, transformasi
dan output.16

16
Lia Mega Sari, Evaluasi Pendidikan Islam..., hlm 216-217

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian Metode Pendidikan Islam Metode berasal dari bahasa
latin “meta” yang berarti melalui, dan “hodos” yang berarti jalan atau cara.
Sedangkan menurut istilah ialah suatu sistem atau cara yang mengatur
suatu cita-cita Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “metode” adalah
cara yang teratur dan berfikir baik untuk mencapai maksud atau tujuan.
Metode juga dapat di artikan sebagai seperangkat prosedur pembelajaran
yang dipakai oleh guru (pendidik) dalam proses pembelajaran mengajar
agar siswa mencapai tujuan pembelajaran atau kopetensi tertentu yang
dirumuskan dalam kurikulum,silabus dan mata pelajaran. Sedangkan
pendidikan islam sendiri berarti proses bimbingan kepada manusia yang
mencangkup jasmani dan rohani yang berdasarkan pada ajaran dan dogma
agama (Islam) agae terbentuk kepribadian yang uatama menurut aturan
islam dalam kehidupan sehingga kelak memperoleh kebahagiaan di akhirat
nanti.
Dari pengertian metode dan pendidikan diatas dapat disimpulkan
bahwa metode adalah serangkaian prosedut, teknik atau langkah untuk
melakukan sesuatu, menemukan, menguji dan menyusun data guna untuk
mencapai tujuan yang di inginkan. Jadi metode pendidikan islam adalah
suatu teknik atau atau cara yang digunakan pendidik untuk membentuk
pribadi muslim dan berkepribadian yang sesuai dengan ketentuan-
ketentuan Al-qur’an dan hadis.
Evalusi dalam pendidikan islam merupakan cara atau teknik
penilaian terhadap tingkah laku anak didik berdasaekan standar
perhitungan yang bersia komperhensif dari seluruh aspek=aspek
kehidupan mental psikologi dan spiritual religious, karena manusia hasil
pendidikan islam bukan saja sosok pribadi yang tidak hanya bersifat
religiois, melainkan juga berilmu dan berketerampilan yang sanggup
beramal dan berbakti kepada tuhan dan masyarakat.

14
Prinsip-prinsip adalah bahwa evaluasi harus berjalan sesuai dengan
tujuan pendidikan islam, dilakukan dengan sebiak-baiknya, dengan data
dan fakta yang akurat dan tidak direkayasa, dilakukan secara menyeluruh
dari berbagai aspek dalam diri murid maupun pendidik ataupun instansi
sekolah, dan terakhir tidak hanya dilakukan setahun sekali namun harus
berkelanjutan agar evaluasi tersebut berbuah perkembangan dan kemajuan
akan pendidikan islam.
Tujuan evaluasi tersebut ditujukan untuk melihat dan mengetahui
proses yang terjadi semasa dalam pembelajaran yang meliputi proses
belajar mengajar yang dilakukan siswa dan guru, sarana dan prasarana
sekolah, ataupun hasil dari proses belajar mengajar siswa.

B. Saran
Demikian makalah mengenai “Sistem Pendidikan Islam (Metode
Dan Evaluasi Pendidikan Islam)” semoga makalah ini bermanfaat untik
kita semua. Penulis mengharapkan makalah ini dapat menambah wawasan
dan ilmu pengetahuan baik bagi penulis maupun pembaca.

15
DAFTAR PUSTAKA

Aziz A. Rosmiyati. (2016). Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta. Bening Pustaka.

Azra A. (2000). Pendidikan Islam. “tradisi dan modrtnisasi menuju milenium baru”.
Jakarta. PT. Logos Wacana Ilmu.

Arikunto S. (1989). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bina Aksara.


Daradjat Z. (2000). Ilmu Pendidikan Ialam. Jakarta. Bumi Aksara.

DP Usman. (2020). “Peranan Prinsip-Prinsip Evaluasi Dalam Mata Pelajaran


Pendidikan Agama Islam (PAI)”. Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol.8 No.2 hlm 233-
234

Hidayat R. (2016). Ilmu Pendidikan Islam. “menuntun arah pendidikan islam indonesia”.
Medan. Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia.

Nata A. (2005). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta. Media Pratama.

Rahmat. (2019). Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Konteks Kurikulum


2013. Yogyakarta. Bening Pustaka.

Riane N. (2016). Pendekatan Dan Metode Pendidikan Islam. Jurnal sebuah


perbandingan dalam konsep dalam teori pendidikan islam dan barat, 1(2).

Sari Lia Mega. (2018). “Evaluasi Dalam Pendidikan Islam”. Jurnal Pendidikan Islam
Vol. 9 No.2), hlm 220-221

Sarief K. (2002). Pengantar Ilmu Dan Metodologi Islam. Jakarta. Ciputat Press.

Sudijono A. (2001). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

16
Syam Y, (2000). Metologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta. Pustaka Firdaus.

Zuhairini. Abdul G. Dkk. (1982). Methodik Pendidikan Agama Islam. Surabaya. Usaha
Nasional.

17

Anda mungkin juga menyukai