MAKALAH
Disusun untuk memenuhi mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam yang di bina
oleh Ibu Dawiyatun, M.Pd.
Oleh:
Kelompok 9
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat, nikmat
dan hidayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Ilmu
Pendidikan Islam.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada sang
proklamator islam yakni Nabi muhammad SAW. Yang telah membimbing kita
kejalan yang penuh ilmu pengetahuan.
Makalah saya disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata pelajaran Ilmu
Pendidikan Islam yang di bimbing oleh ibu Dawiyatun, M.Pd dan juga merupakan
latihan bagi kami untuk belajar menulis, mengobservasi, menalaah dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bentuk karya ilmiah.
Saya menyadari masih terdapat kekurangan yang jauh dari kesempurnaan
materi dalam makalah ini, kami mengharapkan saran-saran perbaikan dan kritik
yang membangun dari bapak pembimbing dan para pembaca. Disamping itu tak
lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah senantiasa membalas
dan meridhoinya,dan semoga bermanfaat. Amin .......
Penyusun
Kelompok 9
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 12
B. Saran .................................................................................................................. 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pendidikan Islam, metode yang tepat guna bila ia mengandung nilai-
nilai intrinsik dan ekstrinsik sejalan dengan materi pelajaran secara fungsional dapat
dipakai untuk merealisasikan nilai-nilai ideal yang terkandung dalam tujuan
pendidikan Islam, bahkan dalam sebuah maqolah bahasa Arab yang sering terdengar
At-thariqah ahammu mina-l-maadah yang mempunyai arti bahwa metode lebih
penting dari pada materi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian Metode
Metode adalah cara yang sudah teruji jika digunakan bagi objek pekerjaan
tertentu yakni pembelajaran yang hasilnya akan lebih efektif dan efisien. Sedangkan
metodologi adalah suatu ilmu yang membicarakan cara atau jalan yang harus dilalui
untuk mencapai tujuan atau menguasai kompotensi tertentu.
Kata metode dalam bahasa Indonesia diadopsi dari kata methodos dalam bahasa
Yunani, kata ini terdiri dari kata meta yang berarti menuju, melalui, mengikuti, dan kata
hodos yang berarti jalan, perjalanan, cara, atau arah. Kata methodos sendiri berarti
penelitian, metode ilmiah, hipotesa ilmiah, atau uraian ilmiah. Dalam bahasa Arab
metode diterjemahkan dengan manhaj atau thariqah dan al-wasilah. Al-thariqah berarti
jalan, manhaj berarti sistem, dan al-wasilah berarti perantara atau mediator. Dengan
demikian kata Arab yang yang dekat dengan arti metode adalah al-Thariqoh. Dan di
dalam bahasa Indonesia metode bermakna cara pandang yang teratur, terpikir baik-baik
untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan) atau cara kerja yang tersistem untuk
memudahkan suatu kegiatan yang ditentukan. Dan secara leksikal, methode diartikan
sebagai way of doing anything yaitu suatu cara yang ditempuh untuk mengerjakan
sesuatu agar sampai pada suatu tujuan. Ahmad Tafsir memaknai metode dengan arti
cara yang paling tepat dan cepat melakukan sesuatu. Dan menurut Abudin Nata metode
2
pendidikan Islam mempunyai arti antara lain: Pertama jalan untuk menanamkan
pengetahuan agama pada diri seseorang sehingga terlihat dalam pribadi objek sasaran,
yaitu pribadi yang Islami; Kedua cara untuk memahami, menggali, dan mengembangkan
ajaran Islam, sehingga terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.1
Metode adalah suatu jalan yang dilalui untuk mencapai sebuah tujuan, kemudian
metode berkaitan erat dengan metodologi yang mana mempunyai arti ilmu tentang jalan
atau cara yang dilalui untuk mencapai tujuan. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia sebagaimana yang dikutip oleh Erwati Aziz, metode mengandung arti cara
yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan).
1
M.Kholil Asy’ari, “Metode Pendidikan Islam”, Jurnal Qathruna Vol.1 No.1 (Januari-Juni2014), 194-
195.
3
Dalam konteks pendidikan Islam metode yang tepat apabila mengandung nilai-
nilai intrinsik dan ekstrinsik sejalan dengan materi pelajaran dan secara fungsional dapat
dipakai untuk merealisasikan nilai ideal yang terkandung dalam tujuan pendidikan. Ada
tiga aspek nilai yang terkandung dalam tujuan pendidikan Islam yang hendak
direalisasikan melalui metode metode pendidikan:
3). Berkaitan dengan motivasi dan disiplin sesuai apa yang dicontohkan Nabi
Muhammad SAW dan para sahabatnya.
Dalam konteks Islam istilah pendidikan mengacu kepada makna dan asal kata
yang membentuk kata pendidikan itu sendiri dalam hubungannya dengan ajaran
Islam, maka pada konteks ini perlu dikaji sehingga bisa digunakan dalam arti
definitif.2
Secara general, pendidikan adalah usaha yang dijalankan guru pada murid
supaya terjadi transformasi perilaku, berupa perubahan kondisi yang asalnya tidak
tahu menjadi tahu, hal yang salah bertransformasi sehingga benar, hal yang jelek
berubah menjadi baik. Armai Arief, menarasikan pendidikan islam adalah tahapan
mengembangkan kreativitas siswa yang tujuannya adalah sejalan dengan tuntunan
landasan dasar pendidikan islam, yakni Al-Qur’an, yakni pribadi yang beriman,
bertakwa, memiliki kecerdasan, keterampilan, memiliki budi pekerti yang luhur,
memiliki sikap kemandirian, dan memiliki sikap tanggung jawab.
2
Zaini Miftah, “Warisan Metode Pendidikan Islam Untuk Generasi Millennial”, Al-Ulya: Jurnal
Pendidikan Islam, Vol. 4 nomor 1, (Januari-Juni 2019), 77-80.
4
adalah perbuatan atau kegiatan mendidik. Ngalim Purwanto menyebutkan, istilah
pendidikan bersumber dari bahasa Grek Paedagogic. Asalnya adalah dua kata yaitu
Paedos yang artinya seorang anak,serta Agogic yang artinya memimpin. Sedangkan
Paedagoog diartikan sebagai orang dengan tugas memberikan bimbingan kepada
anak sehingga bisa mandiri.
a) At-Tarbiyah ()التربية. Istilah ini bersumber dari tiga suku kata Raba-
Yarbu yang artinya tambah-bertumbuh, Rabiya-Yarba yang artinya
menjadi besar, Rabba-Yarubbu yang artinya memperbaiki,
mengurus, memberikan tuntunan, penjagaan dan pemeliharaan.
b) Istilah At-Ta’lim () التعليم. Istilah ini berasal dari Bahasa Arab
‘allama yang maknanya mengajar.
5
Menurut Abdul Fatah Jalal istilah tersebut erat kaitannya dengan bekal berupa
ilmu pengetahuan yang bisa membawa seseorang pada kedudukan tinggi.
c) At-Ta’dib ()التاديب. Istilah ini berasal dari kata dalam bahasa Arab
addaba, yang termaktub dalam sebuah hadits: ()أَ َّدبَنِ ْي َرب ِّْي فَاَحْ سَنَ تَأْ ِد ْيبِ ْي,
yang artinya :Tuhanku telah mendidikku,maka Dia telah mendidikku
dengan sebaik-baiknya. Istilah tersebut diartikan dengan penanaman
dalam diri siswa berkaitan dengan tempat yang pas tentang segala
ciptaan.
Semua istilah yang sudah dibahas, memiliki titik pembeda satu sama lain. Al-
Tarbiyah berkenaan dengan pola membina, memberikan pengarahan, dan membentuk
pribadi sikap mental siswa. Al-Ta’lim berkaitan dengan pengetahuan, sedangkan Al-
Ta’dib berkaitan dengan moral, etika dan nilai kehidupan.
Gaya dalam rangka mendidik siswa itulah yang disebut dengan metode
pendidikan, Ungkap Tafsir, Metode pendidikan berfungsi untuk mentransfer ilmu
atau mentransfer norma kehidupan. Tercapainya optimalisasi tujuan tersebut,
bergantung pada upaya pendidikan memilih dan mengimplementasikan metode dalam
kegiatan belajar mengajar.
6
Mengacu pendapat An-Nahlawi upaya pembinaan kepribadian siswa sehingga
terpancar sinar kodrati ilahi dalam dirinya, paling tepat adalah dengan
mengaplikasikan metode pendidikan islam.3
a. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah suatu metode di dalam pendidikan dimana cara
menyampaikan pengertian-pengertian materi kepada anak didik dengan jalan
penerangan dan penuturan secara lisan. Dalam pengertian yang lain metode
ceramah ialah pendidik menyediakan materi pengajaran secara lisan (langsung)
kepada peserta didik pada saat proses belajar mengajar (PBM) itu berlangsung.
Dapat dikatakan bahwa metode ceramah masih merupakan metode mengajar
yang doniman dibandingkan dengan metode mengajar lainnya.
b. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu metode di dalam mempelajari bahan atau
menyampaikan bahan dengan jalan mendiskusikannya, sehingga berakibat
menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku murid. Metode ini
bertujuan untuk merangsang murid berfikir dan mengeluarkan pendapat sendiri,
serta ikut menyumbangkan pikiran dalam satu masalah bersama yang terkandung
banyak kemungkinan-kemungkinan jawaban.
Keunggulan metode diskusi diantaranya adalah: suasana kelas akan
hidup, sebab peserta didik mengarahkan pikirannya kepada masalah yang
didiskusikan, dapat menaikkan prestasi kepribadian individu seperti toleransi,
demokratis, kritis, berfikir sistematis, sabar dan sebagainya; kesimpulan dari
diskusi mudah difahami peserta didik. Karena mereka mengikuti proses berfikir,
3
Agus Nur Qowin, “Metode Pendidikan Islam Perspektif Al-Qur’an”, IQ (Ilmu Al-Qur’an) : Jurnal
Pendidikan Islam, Vol. 3 No. 01 (2020), 39-42.
7
peserta didik mematuhi peraturan-peraturan dalam diskusi. Melatih peserta didik
untuk berfikir matang sebelum mengemukakan pikiran atau pendapat.
Adapun kelemahan dari metode diskusi ialah sering terdapat sebagian
peserta didik tidak aktif, merupakan kesempatan baginya untuk melepaskan diri
dari tanggung jawab, sering sebagai arena adu kemampuan dan pelampiasan
emosi personal atau juga kelompok, bila pendidik kurang menguasai
masalahnya.
c. Metode Demontrasi
Abu Ahmadi merumuskan bahwa metode demontrasi adalah suatu
metode mengajar dimana seorang guru atau orang lain sengaja diminta atau
murid sendiri memperlihatkan pada seluruh kelas tentang suatu proses atau suatu
kaifiyah melakukan sesuatu. Contohnya, proses cara mengambil air wudlu,
proses jalannya sholat dua rakaat dan sebagainya. Ramayulis mengemukakan
“suatu cara mengajar yang pada umumnya penjelasan verbal dengan suatu kerja
fisik atau pengoperasian peralatan barang atau benda”. Dapat difahami bahwa
metode demontrasi menuntut praktik atau peragaan dengan menggunakan media
atau alat bantu berupa fisik, tergantung atas materinya. Dalam pendidikan
Agama, metode demontrasi banyak dipergunakan dalam bidang Ibadah dan
Akhlak.
d. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah penyampaian pelajaran dengan jalan guru
mengajukan pertanyaan dan murid menjawab. Seringkali metode ini
dicampuradukkan dengan metode diskusi yang juga berlangsung dalam suasana
tanya jawab dan kadang-kadang tidak begiru cepat terlihat perbedaannya.
Walaupun demikian ada perbedaan sifat dari kedua metode ini yaitu pada: bentuk
pertanyaan dan pengambilan bagian atau peranan.
Dalam pelaksannan metode tanya jawab, terdapat beberapa syarat, antara
lain: pendidik harus menguasai masalahnya; susunlah pertanyaan-pertanyaan
sebelumnya;memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mengajukan
8
pikiran, pendapat ataupun kritikannya, pertanyaan-pertanyaan tetap pada pokok
masalahnya.4
e. Metode Eksperimen
Menurut Zakiyah Daradjat, Metode eksperimen adalah metode percobaan
yang biasanya dilakukan dalam mata pelajaran tertentu. Sedangkan menurut
Departemen Agama yaitu praktek pengajaran yang melibatkan anak didik pada
pekerjaan akademis, pelatihan dan pemecahan masalah.5
f. Metode Amtsal (perumpamaan)
Salah satu keunikan al-Qur’an ialah segi metode pengajaran dan
penyampaian pesan-pesannya ke dalam jiwa manusia. Metode al-Qur’an
menyampaikan pesan-pesan tersebut adalah metode yang paling singkat, mudah
dan jelas. Dan salah satu metode pengajaran al-Qur’an yakni penyapain melalui
ungkapan matsal(perumpamaan; jamak amtsal).
Selain menggunakan metode bercerita dalam pendidikan atau strategi lain
yang digunakan Nabi Muhammad saw adalah menggunakan perumpamaan.
Misalnya, ketika menjelaskan derajat dunia di hadapan Allah swt, beliau
mengumpamakan dunia lebih hina daripada bangkai kambing yang jelek; kecil
dan cacat.
Metode mengajar dalam pendidikan Islamdengan perumpamaan sangat
baik diteladani oleh seorang guru. Dalam mengajar, untuk menghilangkan
kejenuhan siswa, guru dapat mengambil perumpamaan tentang sesuatu yang
menarik berkaitan dengan pelajaran yang diajarkan.
Dalam beberapa literature Islam, ditemukan banyak sekali perumpamaan.
Seperti, mengumpamakan orang yang lemah laksan kupu-kupu, orang yang
tinggi seperti jerapah, orang yang berani seperti singa, orang yang gemuk seperti
gajah, orang yang kurus seperti tongkat, orang ikut-ikutan seperti beo, dan lain
sebagainya.
4
Candra Wijaya, “Ilmu Pendidikan Islam Menuntun Arah Pendidikan Islam Indonesia”, (Medan:
LPPI, 2016), 110-113.
5
Herdianto Wahyu Pratomo, “Metode Pembelajaran Dalam Tradisi Pendidikan Islam”, Jurnal,
Metode Pembelajaran, Pendidikan Islam.
9
Aplikasi metode perumpamaan di antaranya adalah materi yang diajarkan
bersifat abstrak, membandingkan dua masalah yang selevel, dan guru tidak boleh
salah dalam membandingkan agar tidak membingungkan anak didik. Metode
perumpamaan dapat memberi pemahaman yang mendalam terhadap hal-hal yang
sulit dicerna oleh perasaan. Apabila perasaan sudah disentuh, terwujudlah peserta
didik yang memiliki akhlak mulia dengan penuh kesadaran.
g. Metode Targhib dan Tarhib
Metode targhib yang diungkapkan Al-Qur’an telah banyak mengubah diri
manusia, dari yang takut menjadi berani, dari bakhil menjadi pemurah, dari
pendusta menjadi jujur, dari zalim menjadi adil, dari benci menjadi sayang, dari
lupa menjadi ingat, dari buruk menjadi baik, dari dosa menjadi ampunan dan
seterusnya.
Dalam A-qur’an, Tarhib adalah upaya menakut-nakuti manusia agar
menjauhi dan meninggalkan suatu perbuatan. Landasan dasrnya adalah ancaman,
hukuman, sanksi, dimana hal tersebut adalah penjelasan sanksi dari konsekuensi
meninggalkan perintah atau atau mengerjakan larangan dari ajaran agama.
Metode tarhib merupakan tarhib yng bersumber dari Allah swt. Semua tarhib
yang disampaikan Allah kepada manusia bersifat ancaman yang disampaikan
dalam proses mendidik manusia.
Namun, tarhib bukanlah hukuman itu sendiri, metode tarhib berbeda
dengan hukuman. Tarib adalah proses atau metode dalam menyampaikan
hukuman, dan tarhib itu sendiri ada sebelum suatu peristiwa terjadi. Sedangkan
hukuman adalah wujud dari ancaman yang ada setelah peristiwa. Contoh ketika
anak didik dilarang menggunakan narkoba, kemudian diiringi dengan penjelasan
secara detail suatu gambaran yang dapat menaku-nakuti tadi adalah hukuman,
misalnya dihukum dengan dikeluarkan dari sekolah.6
6
Ayu Fitri Lestari, “Metode Pendidikan Islam (Kajian Tafsir Tematik)”, Skripsi, Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung, 2017.
10
h. Metode Hafalan
Metode hafalan adalah salah satu metode yang terpusat pada hafalan.
Ulama-ulama terdahulu banyak yang menggunakan metode ini untuk menghafal
al-Qur’an dan al-Hadits. Karena pada saat itu sedikit sekali yang mengerti
tentang tulis menulis. Metode hafalan masih digunakan sampai sekarang, karena
terbukti bisa meningkatkan pemikiran.
i. Metode Musyawarah
Berdiskusi dilakukan untuk memecahkan masalah. Dalam pembelajaran,
diskusi berarti menemukan solusi atau suatu permasalahan yang diberikan guru
berkenaan dengan topik yang yang sedang dibahas. 7
j. Metode Tikror (pengulangan)
Kata Tikrar ( )التكرارmerupakan masdar dari kata kerja “ ”كررyang
terangkai dari huruf ر-ر-ك. Secara bahasa bahasa Tikrar yaitu mengulang atau
mengembalikan sesuatu berungkali.
Sedangkan menurut istilah yaitu mengulangi lafal atau yang sinonimnya
untuk menetapkan (taqrir) makna. Ada juga yang memaknai Tikrar dengan
menyebutkan sesuatu dua kali berturut-turut atau penunjukan lafalnya terhadap
sebuah makna secara berulang.
Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud Tikrar
yaitu pengulangan ayat di dalam al-Qur’an dua kali atau lebih, baik mengulang
pada lafalnya ataupun maknanya dengan tujuan dan alasan tertentu.8
7
Nurjannah Rianie, “Pendekatan Dan Metode Pendidikan Islam (Sebuah Perbandingan dalam Konsep
Teori Pendidikan Islam dan Barat)”, Jurnal: Management of Education, Vol. 1, Issue 2, 112-113.
8
Arini Intan Maulidiah, “Efektivitas Metode Tikrar Dalam Menghafal Al-Qur’an Juz 30 Pada
Mahasiswi Ta’lim Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam
Indonesia Yogyakarta”, Skripsi, Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam
Universitas Islam Indonesia, 2018, 22-23.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
12
B. Saran
Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini,
baik dalam materi maupun dalam hal penulisan. Hal ini dikarenakan kurangnya
referensi yang menjadi rujukan dalam pembuatan makalah, dan masih minimnya
pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis meminta kritik dan saran
yang membangun agar dapat menyajikan makalah yang lebih baik lagi.
13
DAFTAR PUSTAKA
Asy’ari, M.Kholil. Metode Pendidikan Islam. Jurnal Qathruna Vol.1 No.1 (Januari-
Juni2014).
Lestari, Ayu Fitri. Metode Pendidikan Islam (Kajian Tafsir Tematik). Skripsi,
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan
Lampung, 2017.
Maulidiah, Arini Intan. Efektivitas Metode Tikrar Dalam Menghafal Al-Qur’an Juz
30 Pada Mahasiswi Ta’lim Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ilmu
Agama Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Skripsi, Program Studi
Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam
Indonesia, 2018.
Miftah, Zaini . Warisan Metode Pendidikan Islam Untuk Generasi Millennial. Al-
Ulya: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 4 nomor 1, (Januari-Juni 2019).
Nur Qowin, Agus. Metode Pendidikan Islam Perspektif Al-Qur’an. IQ (Ilmu Al-
Qur’an) : Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 3 No. 01 (2020).
Wijaya, Candra. Ilmu Pendidikan Islam Menuntun Arah Pendidikan Islam Indonesia.
(Medan: LPPI, 2016).
14