MAKALAH
METRO LAMPUNG
1445H/2023
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang maha Esa yang telah memberi
rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga berkat karunianya kami dapat
menyelesaikan makalah kami tentang “Metode Pendidikan Islam”
Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan trimakasih krpada
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaiian tugas makalah ini sehimgga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih luas bagi pembacanya. Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan ini terdapat kelebihan atau kekurangan sehingga kami
mengharakan kritik dan saran yang dapat memperbaiki untuk penulisan makalah
selanjutnya. Trimakasih
Wasalamualaikum wr.wb
01 Desember 2023
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................1
C. Tujuan pembahasan...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2
A. Pengertian Metode Dan Metode Dalam Pendidikan Islam............................2
B. Pendekatan Metode Pendidikan Islam.............................................................3
C. Prinsip-Prinsip Metode Mengajar....................................................................6
D. Aspek Dalam Tujuan Pendidikan Islam..........................................................8
E. Metode Mengajar Dalam Pendidikan Islam....................................................8
F. Teknik Mengajar Dalam Pendidikan Islam...................................................12
BAB III KESIMPULAN........................................................................................15
A. Kesimpulan.........................................................................................................15
B. Saran...................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Semua metode yang ditempuh oleh seorang pendidik harus mengacu pada
dasar-dasar metode pendidikan yang tidak bisa terlepas dari beberapa aspek
seperti, dasar agamis, biologis, psikologis, dan sosiologis.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
peserta didik, situasi dan kondisi pengajaran berlangsung, fasilitas yang tersedia,
waktu yang tersedia, kelebihan dan kekurangan suatu metode.3
1) Pendekatan Agamis
Pelaksanaan metode pendidikan Islam dalam prakteknya dipengaruhi
oleh corak kehidupan beragama pendidik dan peserta didik. Corak ini
memberikan dampak yang besar kepada kepribadian peserta didik. Oleh
karena itu agama merupakan salah satu dasar metode pendidikan dan
pengajaran Islam.
al-Qur’an dan Hadits tidak dapat dipisahkan dari pelaksanaan metode
pendidikan Islam. Dalam kedudukannya sebagai dasar dan sumber ajaran
Islam, maka metode pendidikan Islam harus merujuk kepada kedua sumber
ajaran tersebut dengan sendirinya. Sehingga segala pelaksanaan dan
penggunaan metode pendidikan Islam tidak menyimpang dari koridor al-
Qur’an dan Hadits.
Seperti contoh dalam mata pelajaran olahraga, seorang pendidik harus
menggunakan metode yang sejalan dengan al-Qur’an dan Hadits seperti
penggunaan metode demonstasi dan eksperimen yang tidak memperlihatkan
aurat.
Maka metode pendidikan Islam ini bersumber dari sumber ajaran
Islam, yakni al-Qur’an dan Hadits. Sehingga dalam pelaksanaannya metode
itu harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan dilandasi nilai-
3
Yusuf, Tayar, and Syaiful Anwar. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Rajagrafindo
Persada, 1997.
3
nilai al-Qur’an dan Hadits dan dilaksanakan selama sejalan dan tidak keluar
dari koridor al-Qur’an dan Hadits.
Dengan bersumber dari keduanya maka ilmu yang didapat akan lebih
baik dan benar, dalam hadits disebutkan,
Telah menceritakan kepada kami Sa’id bin ‘Ufair, telah menceritakan
kepada kami Ibnu Wahb, dari Yunus, dari Ibnu Syihab berkata, Humaid bin
Abdurrahman berkata, aku mendengar Mu’awiyah memberikan khutbah
kepada kami, dia berkata, “Aku mendengar Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa
Sallam bersabda, “Barangsiapa yang Allah kehendaki menjadi baik, maka
Allah faqihkan dia terhadap agama. Aku hanyalah yang membagi-bagi
sementara Allah yang memberi. Dan senantiasa umat ini akan tegak diatas
perintah Allah, mereka tidak akan celaka karena adanya orang-orang yang
menyelisihi mereka hingga datang keputusan Allah.” (HR. Bukhari)
2) Pendekatan Biologis
Perkembangan intelektual manusia dipengaruhi oleh perkembangan
biologisnya. Semakin lama perkembangan biologi seseorang, maka semakin
meningkat pula daya intelektualnya. Dalam memberikan pendidikan dan
pengajaran Islam, pendidik harus memperhatikan perkembangan biologis
peserta didik.
Perkembangan biologis seseorang memiliki pengaruh yang sangat
kuat terhadap dirinya. Seseorang yang menderita cacat jasmani akan
memiliki kelemahan dan kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang normal.
Seperti misalnya orang yang memiliki kelainan pada matanya (rabun jauh),
maka ia cenderung akan duduk di barisan paling depan, dan karena dia
duduk dibarisan paling depan maka dia tidak dapat bermain-main sewaktu
guru menjelaskan pelajaran, sehingga dia akhirnya memperhatikan seluruh
materi yang disampaikan guru. Karena hal itu berlangsung terus menerus,
maka dia akan lebih mampu dan berhasil dibandingkan dengan temannya
yang lain.
Maka dapat dikatakan bahwa perkembangan jasmani dan kondisinya
memegang peranan yang sangat penting dalam proses pendidikan. Sehingga
dalam menggunakan metode pendidikan Islam, pendidik harus
memperhatikan kondisi biologis peserta didik. Hal ini memberikan hikmah
dari ciptaan Allah, maka dengan harapan besar pendidik dapat memberikan
4
pengertian secukupnya pada peserta didiknya untuk menerima ciptaan Allah
yang sedemikian rupa pada kondisi biologisnya.
3) Pendekatan Psikologis
Metode pendidikan Islam baru dapat diterapkan secara efektif jika
didasarkan pada perkembangan dan kondisi fisik dan psikis peserta didik.
Karena perkembangan tersebut memberikan pengaruh yang besar pada
internalisasi nilai dan transformasi ilmu.
Kondisi psikis yang labil (neurosis) menyebabkan transformasi ilmu
dan dan internalisasi nilai akan berjalan tidak sesuai dengan yang
diharapkan.
Perkembangan psikis seseorang berjalan sesuai dengan perkembangan
biologisnya, sehingga seorang pendidik dalam menggunakan metode
pendidikan harus memperlakukan dan memperhatikan biologis juga
psikisnya. Karena seseorang yang secara biologis menderita cacat, maka
secara psikis pun akan merasa tersiksa karena ia merasakan teman-temannya
tidak mengalami apa yang ia alami. Pada dasarnya tidak semua manusia
sama, sehingga pendidik harus jeli dan dapat membedakan kondisi psikis
peserta didik.
Kondisi psikis merupakan kekuatan bagi peserta didik dalam proses
pembelajaran, yang meliputi motivasi, emosi, minat, sikap, keinginan,
kesediaan, bakat-bakat, dan kecakapan intelektualnya, sehingga pendidik
dituntut untuk mengembangkan potensi psikologis yang ada pada peserta
didik.
4) Pendekatan Sosiologis
Dasar sosiologis berarti adanya interaksi timbal balik, yakni interaksi
yang terjadi antara sesama peserta didik juga interaksi antara pendidik dan
peserta didik. Kedua belah pihak akan saling memberikan dampak positif.
Secara sosiologis, kenyataan seorang individu dapat memberikan
pengaruh pada lingkungan sosial masyarakatnya dan begitu pula sebaliknya.
Oleh karenanya, pendidik harus memberikan tauladan dalam proses
sosialisasi dengan pihak lainnya dikala berhubungan dengan peserta didik,
sesama pendidik, karyawan, dan kepala sekolah.
Namun interaksi pendidikan yang terjadi dalam masyarakat justru
memberikan pengaruh yang sangat besar pada perkembangan peserta didik
5
saat ia berada di lingkungan masyarakatnya. Terkadang interaksi dan
masyarakat tersebut berpengaruh pula terhadap lingkungan kelas dan
sekolah.4
Dalam interaksi sosiologis yang terjadi pada proses pembelajaran,
fungsi pendidikan adalah proses pewarisan nilai dan budaya masyarakat dan
satu generasi kepada generasi berikutnya atau pihak yang lebih tua kepada
yang lebih muda.
Pendidik dituntut menggunakan nilai-nilai yang sudah diterima oleh
aturan etika dan kaidah umum masyarakat tersebut. Dan pendidik
diharapkan mampu mengembangkan dan menginternalisasikan nilai-nilai
tersebut kepada peserta didik dengan memperhatikan perkembangan
kebudayaan dan peradaban yang muncul sehingga proses pembelajaran yang
terjadi dapat menginternalisasikan nilai dan aplikatif dalam kehidupan
peserta didik selanjutnya.5
Dengan dasar sosiologis, pendidik dalam menginternalisasikan nilai
yang sudah ada dalam masyarakat (social value) diharapkan dapat
menggunakan metode pendidikan Islam agar proses pembelajaran tidak
menyimpang jauh dari tujuan pendidikan Islam itu sendiri.
4
Mursyi, Muhammad Munir. "al-Tarbiyah al-Islamiyah." Cairo: Dar al-Kutub (1977).
5
Nasution, Harun, Harun Nasution, and Bahtiar Effendy. Hak azasi manusia dalam islam. Yayasan Obor
Indonesia, 1987.
6
c) Metode harus berawal dari apa yang sudah diketahui peserta didik.
Memanfaatkan pengalaman lampau peserta didik yang terdapat unsur yang
sama dengan unsur materi pembelajaran yang dipelajari sehingga
memudahkan pembelajaran.
d) Metode harus didasarkan atas teori dan praktek yang terpadu dengan baik.
Tujuannya untuk menyatukan kegiatan pembelajaran, karena ilmu tanpa
amal laksana pohon tanpa buah.
e) Metode harus memperhatikan perbedaan individual peserta didik, dan
prosedur yang sesuai dengan ciri-ciri pribadi: kebutuhan, minat, serta
kematangan mental dan fisik.
f) Metode mampu merangsang kemampuan berpikir dan nalar peserta didik.
Prosedurnya memberikan peluang untuk kegiatan berpikir dan
pengorganisasian yang seksama.
g) Metode disesuaikan dengan kemajuan peserta didik dalam hal keterampilan,
kebiasaan, pengetahuan, gagasan, sikap peserta didik, karena ini merupakan
dasar dalam psikologi perkembangan.
h) Metode menyediakan pengalaman-pengalaman belajar melalui kegiatan
belajar yang bervariatif. Kegiatan tersebut untuk memastikan pemahaman.
i) Metode harus memotivasi peserta didik ke arah kegiatan yang menyangkut
deferensiasi dan integrasi
j) Metode memberikan peluang untuk bertanya dan menjawab pertanyaan bagi
peserta didik. Juga memberikan peluang pendidik untuk mengevaluasi agar
dapat dilakukan perbaikan dan pengayaan (remedial dan enrichment).
k) Kelebihan suatu metode dapat melengkapi kekurangan metode yang lain.
Metode yang baik adalah sintesa dari banyak metode. Hal ini didasarkan
pada prinsip pembelajaran terbaik terjadi bila banyak indera yang dapat
dirangsang.
l) Suatu metode dapat dipergunakan untuk berbagai jenis materi, atau
sebaliknya.
m) Metode pendidikan Islam digunakan dengan prinsip fleksibel dan dinamis.
Pendidik mampu memilih berbagai metode alternatif yang ada yang
dianggapnya cocok dan pas untuk suatu materi, multi kondisi peserta didik,
sarana dan prasarana, situasi dan kondisi lingkungan pada waktu tersebut.
7
D. Aspek dalam tujuan pendidikan Islam
Terdapat tiga aspek nilai yang terkandung dalam tujuan pendidikan Islam
yang hendak direalisasikan melalui metode yang mengandung watak dan
relevansi, yaitu:
Kitab suci al-Qur’an adalah kitab yang lengkap dengan petunjuk yang
meliputi seluruh aspek kehidupan dan bersifat universal, dan sudah barang tentu
bahwa dasar pendidikan umat Islam adalah bersumber dari al-Qur’an.
“Dan Kami tidak menurunkan al-Kitab ini melainkan agar kamu dapat
menjelaskan kepada mereka perselisihan itu dan menjadi petunjuk serta rahmat
bagi kaum yang beriman.”
6
Syamsul kurniawan, S.TH.I., M.S.I, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Penerbit ombak, 2016) hlm
157
8
1) Metode Ceramah adalah suatu cara penyampaian informasi melalui penuturan
lisan untuk menjelaskan suatu bahan pembelajaran oleh pendidik kepada peserta
didik. Prinsip dasar metode ini diambil dalam Qs. Ibrahim: 4, dimana Allah
berfirman:
Kelebihan metode ini adalah tidak membutuhkan banyak waktu dan tenaga
dengan jumlah peserta didik yang bersamaan, proses pembelajaran bisa
dilaksanakan dengan cepat dengan waktu yang sedikit tetapi menguraikan materi
yang banyak, melatih peserta didik menggunakan indera pendengarannya
dengan baik sehingga dapat menangkap dan menyimpulkan suatu materi yang
diterima.
2) Metode Tanya Jawab adalah suatu cara mengajar dimana pendidik mengajukan
beberapa pertanyaan kepada peserta didik tentang bahan pelajaran yang telah
diajarkan atau bacaan yang telah mereka baca, sementara peserta didik
memberikan jawaban berdasarkan fakta. Prinsip dasar dari metode ini diambil
dari Qs. al-Baqarah: 186, Allah Ta'ala berfirman,
9
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan
orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka
itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku,
agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”
Dari 'Ali bin Abi Thalib Radiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Saya melihat
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam memegang kain sutera ditangan
kanannya, dan memegang emas di tangan kirinya, kemudian bersabda,
10
“Sesungguhnya dua benda ini adalah haram bagi laki-laki dari umatku.” (HR.
Abu Dawud, dengan sanad hasan)
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya
mereka itu dapat menjaga dirinya”.
8) Metode Kisah adalah suatu cara mengajar dimana pendidik memberikan materi
pembelajaran melalui kisah atau cerita, tetapi cerita yang diambil berdasarkan
al-Qur’an dan Hadits. Prinsip dasar dari metode ini terdapat dalam Qs. al-Kahfi:
18, yang artinya:
“Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, setelah api
itu menerangi mereka sekelilingnya, Allah menghilangkan cahaya (yang
11
menyinari) mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat
melihat.”
10) Metode Targhib dan Tarhib adalah suatu cara mengajar dimana pendidik
memberikan materi pembelajaran dengan menggunakan ganjaran terhadap
kebaikan (reward) dan hukuman terhadap keburukan (punishment) agar peserta
didik terbiasa melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan. Prinsip dasar
metode ini dalam Qs. Az-Zalzalah: 7-8. Selain itu, pendidik juga harus
memperhatikan tahapan-tahapan penggunaan metode diatas sesuai dengan
turunnya ayat-ayat al-Qur’an yang bertahap sesuai dengan masalah-masalah
yang terjadi saat itu.
Disamping metode idealis yang digali dari al-Qur’an dan Hadits, metode
pendidikan Islam juga dapat diambil dari model Pragmatis dengan teori
pendidikan non-Islam, seperti:
7
Ibid
12
Maka dalam proses pendidikan, setiap pendidik harus berusaha
menjadi teladan bagi para peserta didiknya. Teladan dalam semua kebaikan
bukan dalam keburukan. Dengan keteladanan itu maka diharapkan peserta
didik dapat mencontoh segala kebaikan baik dalam perkataan maupun
perbuatan.
13
Nilai-nilai itu terhimpun menjadi aturan yang harus dipatuhi, karena
setiap penyimpangan, pelanggaran akan menimbulkan keresahan, dan
keburukan, serta kehidupan pun akan berlangsung menjadi tidak efektif dan
bahkan tidak efisien.
Dengan demikian, pendidik dan peserta didik dituntut untuk mematuhi
berbagai ketentuan dan hidup secara disiplin, sesuai dengan nilai-nilai yang
berlaku di lingkungan masyarakatnya.
14
menunjang teknik yang lain, seperti mendidik melalui kedisiplinan dapat
tercipta bila diikuti dengan mendidik dengan keteladanan.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
16
Daftar Pustaka
Langgulung, Hasan. Asas-asas pendidikan Islam. Dewan Bahasa dan Pustaka, 1991.
Tafsir, Ahmad. Ilmu pendidikan dalam perspektif Islam. Remaja Rosdakarya, 1992.
Nasution, Harun, Harun Nasution, and Bahtiar Effendy. Hak azasi manusia dalam islam.
Yayasan Obor Indonesia, 1987.
Yusuf, Tayar, and Syaiful Anwar. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab.
Rajagrafindo Persada, 1997.
17