Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Hadist Tentang Metode Pendidikan Islam

Di susun oleh kelompok 4:


Grasya Putri Wilia (2010204048)
Pontiara(2010204054)
Widia Agustin (2010204036)

DOSEN PEMBIMBING:
Roma Iswadi, MA

JURUSAN TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KERINCI
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Hadits Tentang Metode
Pendidikan Islam ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami
berterima kasih pada Dosen mata kuliah Hadits tarbawi yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai metode pendidikan dalam pedidikan islam. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah kami susun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Kerinci, 16 September 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….1

DAFTAR ISI………………………………………………………………………2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………….3


B. Rumusan Masalah…………………………………………………………..4
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian metode…………………………………………………….…….5
B. Dasar metode Pendidikan islam…………………………………….………6
C. Macam macam metode Pendidikan islam………………………………….7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………14
B. Saran……………………………………………………………………......14

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………15

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tidaklah berlebihan jika ada sebuah ungkapan “aththariqah ahammu minal maddah”,
bahwa metode jauh lebih penting disbanding materi, karena sebaik apapun tujuan pendidikan,
jika tidak didukung oleh metode yang tepat, tujuan tersebut sangat sulit untuk dapat tercapai
dengan baik. Sebuah metode akan mempengaruhi sampai tidaknya suatu informasi secara
lengkap atau tidak.. Oleh sebab itu pemilihan metode pendidikan harus dilakukan secara cermat,
disesuaikan dengan berbagai faktor terkait, sehingga hasil pendidikan dapat memuaskan.[1] Apa
yang dilakukan Rasulullah SAW saat menyampaikan wahyu Allah kepada para sahabatnya bisa
kita teladani, karena Rasul saw. sejak awal sudah mengimplementasikan metode pendidikan
yang tepat terhadap para sahabatnya. Strategi pembelajaran yang beliau lakukan sangat akurat
dalam menyampaikan ajaran Islam. Rasul saw. sangat memperhatikan situasi, kondisi dan
karakter seseorang, sehingga nilai-nilai Islami dapat ditransfer dengan baik. Rasulullah saw. juga
sangat memahami naluri dan kondisi setiap orang, sehingga beliau mampu menjadikan mereka
suka cita, baik meterial maupun spiritual, beliau senantiasa mengajak orang untuk mendekati
Allah swt. dan syari’at-Nya.

B. Rumusan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan dalam makalah ini dirumuskan permasalahan sebagai
berikut ;

1) Bagaimana pengertian Metode dan Pendekatan dalam pendidikan Islam ?


2) Apa Saja Dasar-dasar dari pelaksanaan metode tersebut?
3) Macam-macam Metode dan Pendekatan Dalam Pendidikan Islam

C. Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui pengertian Metode dan Pendekatan dalam pendidikan Islam
2) Untuk mengetahui Dasar-dasar dari pelaksanaan metode pendidikan Islam
3) Untuk mengetahui Macam-macam Metode dan Pendekatan Dalam Pendidikan Islam

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode

Kata metode berasal dari bahasa Yunani. Secara etimologi, kata metode berasal dari
dari dua suku perkataan, yaitu meta dan hodos. Meta berarti “melalui dan hodos berrti “jalan”
atau “cara”[2]. Dalam Bahasa Arab metode dikenal dengan istilah thariqah yang berarti
langkah-langkah strategis yang harus dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan.
[3]Sedangkan dalam bahasa Inggris metode disebut method yang berarti cara dalam bahasa
Indonesia.[4] Sedangkan menurut terminologi (istilah) para ahli memberikan definisi yang
beragam tentang metode, terlebih jika metode itu sudah disandingkan dengan kata
pendidikan atau pengajaran diantaranya :

1) Winarno Surakhmad mendefinisikan bahwa metode adalah cara yang di dalam fungsinya
merupakan alat untuk mencapai tujuan.[5]
2) Abu Ahmadi mendefinisikan bahwa metode adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara
mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur.[6]
3) Ramayulis mendefinisikan bahwa metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru
dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya proses
pembelajaran. Dengan demikian metode mengajar merupaka alat untuk menciptakan
proses pembelajaran.[7]
4) Omar Mohammad mendefinisikan bahwa metode mengajar bermakna segala kegiatan
yang terarah yang dikerjakan oleh guru dalam rangka kemestian-kemestian mata
pelajaran yang diajarkannya, cirri-ciri perkembangan muridnya, dan suasana alam
sekitarnya dan tujuan menolong murid-muridnya untuk mencapai proses belajar yang
diinginkan dan perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku mereka.[8]

Berdasarkan definisi yang dikemukakan para ahli mengenai pengertian metode di atas,
beberapa hal yang harus ada dalam metode adalah :

 Adanya tujuan yang hendak dicapai


 Adanya aktivitas untuk mencapai tujuan
 Aktivitas itu terjadi saat proses pembelaran berlangsung
 Adanya perubahan tingkah laku setelah aktivitas itu dilakukan.

Ada istilah lain yang dalam pendidikan yang mengandung makna berdekatan dengan
metode, yaitu pendekatan dan teknik/strategi. Pendekatan merupakan pandangan falsafi
terhadap subject matter yang harus diajarkan[9] dapat juga diartikan sebagai pedoman
mengajar yang bersifat realistis/konseptual. Sedangkan teknik/strategi adalah siasat atau cara
penyajian yang dikuasai pendidik dalam mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada
peserta didik di dalam kelas, agar bahan pelajaran dapat dipahami dan digunakan dengan
baik.

B. Dasar Metode Pendidikan Islam

Dalam penerapannya, metode pendidikan Islam menyangkut permasalahan individual


atau social peserta didik dan pendidik itu sendiri. Untuk itu dalam menggunakan metode
seorang pendidik harus memperhatikan dasar-dasar umummetode pendidikan Islam. Sebab
metode pendidikan merupakan sarana atau jalan menuju tujuan pendidikan, sehingga segala
jalan yang ditempuh oleh seorang pendidik haruslah mengacu pada dasar-dasar metode
pendidikan tersebut. Dasar metode pendidikan Islam itu diantaranya adalah dasar agamis,
biologis, psikologis, dan sosiologis.[10]

Dasar Agamis, maksudnya bahwa metode yang digunakan dalam pendidikan Islam
haruslah berdasarkan pada Agama. Sementara Agama Islam merujuk pada Al Qur’an dan
Hadits. Untuk itu, dalam pelaksanannya berbagai metode yang digunakan oleh pendidik
hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan yang muncul secara efektif dan efesien yang
dilandasi nilai-nilai Al Qur’an dan Hadits.

Dasar Biologis, Perkembangan biologis manusia mempunyai pengaruh dalam


perkembangan intelektualnya. Semakin dinamis perkembangan biologis seseorang, maka
dengan sendirinya makin meningkat pula daya intelektualnya. Untuk itu dalam menggunakan
metode pendidikan Islam seorang guru harus memperhatikan perkembangan biologis peserta
didik.
Dasar Psikologis. Perkembangan dan kondisi psikologis peserta didik akan memberikan
pengaruh yang sangat besar terhadap penerimaan nilai pendidikan dan pengetahuan yang
dilaksanakan, dalam kondisi yang labil pemberian ilmu pengetahuan dan internalisasi nilai
akan berjalan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh Karenanya Metode pendidikan
Islam baru dapat diterapkan secara efektif bila didasarkan pada perkembangan dan kondisi
psikologis peserta didiknya. Untuk itu seorang pendidik dituntut untuk mengembangkan
potensi psikologis yang tumbuh pada peserta didik. Sebab dalam konsep Islam akal termasuk
dalam tataran rohani.

Dasar sosiologis. Saat pembelanjaran berlangsung ada interaksi antara pesrta didik
dengan peserta didik dan ada interaksi antara pendidik dengan peserta didik, atas dasar hal ini
maka pengguna metode dalam pendidikan Islam harus memperhatikan landasan atau dasar
ini. Jangan sampai terjadi ada metode yang digunakan tapi tidak sesuai dengan kondisi
sosiologis peserta didik, jika hal ini terjadi bukan mustahil tujuan pendidikan akan sulit untuk
dicapai.

Keempat dasar di atas merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan harus
diperhatikan oleh para pengguna metode pendidikan Islam agar dalam mencapai tujuan tidak
mengunakan metode yang tidak tepat dan tidak cocok kondisi agamis, kondisi biologis,
kondisi psikologis, dan kondisi sosiologis peserta didik.

C. Macam-macam Metode Pendidikan Islam

Sebagai ummat yang telah dianugerahi Allah Kitab AlQuran yang lengkap dengan
petunjuk yang meliputi seluruh aspek kehidupan dan bersifat universal sebaiknya
menggunakan metode mengajar dalam pendidikan Islam yang prinsip dasarnya dari Al
Qur’an dan Hadits. Diantara metode- metode tersebut adalah :[11]

1) Metode Ceramah

Metode ceramah adalah cara penyampaian inforemasi melalui penuturan secara lisan
oleh pendidik kepada peserta didik. Prinsip dasar metode ini terdapat di dalam Al
Qur’an:
‫ق يَاَأيُّهَا النَّاسُ ِإنَّ َما بَ ْغيُ ُك ْم َعلَى َأنفُ ِس ُكم َّمتَا َع ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا ثُ َّم ِإلَ ْينَا َمرْ ِج ُع ُك ْم فَنُنَبُِّئ ُكم بِ َما‬
ِّ ‫ض بِ َغي ِْر ْال َح‬
ِ ْ‫فَلَ َّمآ َأن َجاهُ ْم ِإ َذا هُ ْم يَ ْب ُغونَ فِي اَْألر‬
َ‫ُكنتُ ْم تَ ْع َملُون‬

Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezaliman di muka bumi
tanpa (alasan) yang benar. Hai manusia, Sesungguhnya (bencana) kezalimanmu akan menimpa
dirimu sendiri (hasil kezalimanmu) itu hanyalah kenikmatan hidup duniawi, kemudian kepada
Kami-lah kembalimu, lalu Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan (Q.S.
Yunus : 23)

2) Metode Tanya jawab

Metode Tanya jawab adalah suatu cara mengajar dimana seorang guru mengajukan beberapa
pertanyaan kepada murid tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan atau bacaan yang telah
mereka baca.

Prinsip dasar metode ini terdapat dalam hadits Tanya jawab antara Jibril dan Nabi Muhammad
tentang iman, islam, dan ihsan.

Selain itu ada juga hadits yang lainnya seperti hadits berikut ini :

َ‫ض َر ِكاَل هُ َما ع َْن ا ْب ِن ْالهَا ِد ع َْن ُم َح َّم ِد ب ِْن ِإ ْب َرا ِهي َم ع َْن َأبِي َسلَ َمة‬
َ ‫ْث ح َوقَا َل قُتَ ْيبَةُ َح َّدثَنَا بَ ْك ٌر يَ ْعنِي ا ْبنَ ُم‬ ٌ ‫َح َّدثَنَا قُتَ ْيبَةُ بْنُ َس ِعي ٍد َح َّدثَنَا لَي‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ‫ث بَ ْك ٍر َأنَّهُ َس ِم َع َرس‬
َ ِ ‫ُول هَّللا‬ َ ِ ‫ب ِْن َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن ع َْن َأبِي هُ َر ْي َرةَ َأ َّن َرسُو َل هَّللا‬
ِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل َوفِي َح ِدي‬
َ َ‫ت هَلْ يَ ْبقَى ِم ْن د ََرنِ ِه َش ْي ٌء قَالُوا اَل يَ ْبقَى ِم ْن د ََرنِ ِه َش ْي ٌء ق‬
‫ال‬ َ ‫ب َأ َح ِد ُك ْم يَ ْغت َِس ُل ِم ْنهُ ُك َّل يَوْ ٍم خَ ْم‬
ٍ ‫س َمرَّا‬ ِ ‫يَقُو ُل َأ َرَأ ْيتُ ْم لَوْ َأ َّن نَ ْهرًا بِبَا‬
‫س يَ ْمحُو هَّللا ُ بِ ِه َّن ْالخَ طَايَا‬
ِ ‫ت ْال َخ ْم‬
ِ ‫صلَ َوا‬
َّ ‫فَ َذلِكَ َمثَ ُل ال‬.

Artinya: Hadis Qutaibah ibn Sa’id, hadis Lâis kata Qutaibah hadis Bakr yaitu ibn Mudhar dari
ibn Hâd dari Muhammad ibn Ibrahim dari Abi Salmah ibn Abdurrahmân dari Abu Hurairah r.a.
Rasulullah saw. bersabda; Bagaimana pendapat kalian seandainya ada sungai di depan pintu
salah seorang di antara kalian. Ia mandi di sana lima kali sehari. Bagaimana pendapat kalian?
Apakah masih akan tersisa kotorannya? Mereka menjawab, tidak akan tersisa kotorannya
sedikitpun. Beliau bersabda; Begitulah perumpamaan salat lima waktu, dengannya Allah
menghapus dosa-dosa. (Muslim, I: 462-463)
3) Metode diskusi

Metode diskusi adalah suatu cara penyajian/ penyampaian bahan pelajaran dimana pendidik
memberikan kesempatan kepada peserta didik/ membicarakan dan menganalisis secara ilmiyah
guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternative
pemecahan atas sesuatu masalah. Abdurrahman Anahlawi menyebut metode ini dengan sebutan
hiwar (dialog).

4) Metode Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas adalah suatu cara mengajar dimana seorang guru memberikan tugas-
tugas tertentu kepada murid-murid, sedangkan hasil tersebut diperiksa oleh gur dan murid harus
mempertanggung jawabkannya.

5) Metode Demontrasi

Metode demontrasi adalah suatu cara mengajar dimana guru mempertunjukan tentang proses
sesuatu, atau pelaksanaan sesuatu sedangkan murid memperhatikannya.

Prinsip dasarnya terdapat dalam hadits yang berbunyi

َ ‫ك َأتَ ْينَا ِإلَى النَّبِ ِّي‬


‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ ٌ ِ‫ب قَا َل َح َّدثَنَا َأيُّوبُ ع َْن َأبِي قِاَل بَةَ قَا َل َح َّدثَنَا َمال‬ ِ ‫َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد بْنُ ْال ُمثَنَّى قَا َل َح َّدثَنَا َع ْب ُد ْال َوهَّا‬
‫ظ َّن َأنَّا قَ ْد ا ْشتَهَ ْينَا‬ َ ِ ‫اربُونَ فََأقَ ْمنَا ِع ْن َدهُ ِع ْش ِرينَ يَوْ ًما َولَ ْيلَةً َو َكانَ َرسُو ُل هَّللا‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َر ِحي ًما َرفِيقًا فَلَ َّما‬ ِ َ‫َونَحْ نُ َشبَبَةٌ ُمتَق‬
ْ‫َأ ْهلَنَا َأوْ قَ ْد ا ْشتَ ْقنَا َسَألَنَا َع َّم ْن تَ َر ْكنَا بَ ْع َدنَا فََأ ْخبَرْ نَاهُ قَا َل ارْ ِجعُوا ِإلَى َأ ْهلِي ُك ْم فََأقِي ُموا فِي ِه ْم َو َعلِّ ُموهُ ْم َو ُمرُوهُ ْم َو َذ َك َر َأ ْشيَا َء َأحْ فَظُهَا َأو‬
‫صلِّي‬َ ‫صلُّوا َك َما َرَأ ْيتُ ُمونِي ُأ‬ َ ‫ال َأحْ فَظُهَا َو‬

Artinya: Hadis dari Muhammad ibn Muşanna, katanya hadis dari Abdul Wahhâb katanya Ayyũb
dari Abi Qilâbah katanya hadis dari Mâlik. Kami mendatangi Rasulullah saw. dan kami pemuda
yang sebaya. Kami tinggal bersama beliau selama (dua puluh malam) 20 malam. Rasulullah saw
adalah seorang yang penyayang dan memiliki sifat lembut. Ketika beliau menduga kami ingin
pulang dan rindu pada keluarga, beliau menanyakantentang orang-orang yang kami tinggalkan
dan kami memberitahukannya. Beliau bersabda; kembalilah bersama keluargamu dan tinggallah
bersama mereka, ajarilah mereka dan suruhlah mereka. Beliau menyebutkan hal-hal yang saya
hapal dan yang saya tidak hapal. Dan salatlah sebagaimana kalian melihat aku salat. (al-Bukhari,
I: 226)
6) Metode eksperimen

Suatu cara mengajar dengan menyuruh murid melakukan suatu percobaan, dan setiap proses
dan hasil percobaan itu diamati oleh setiap murid, sedangkan guru memperhatikan yang
dilakukan oleh murid sambil memberikan arahan.

Prinsip dasar metode ini ada dalam hadits :

ِ ‫َح َّدثَنَا آ َد ُم قَا َل َح َّدثَنَا ُش ْعبَةُ َح َّدثَنَا ْال َح َك ُم ع َْن َذ ٍّر ع َْن َس ِعي ِد ْب ِن َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن ب ِْن َأبْزَ ى ع َْن َأبِي ِه قَا َل َجا َء َر ُج ٌل ِإلَى ُع َم َر ْب ِن ْالخَ طَّا‬
‫ب‬
‫ص ِّل َوَأ َّما‬
َ ُ‫ب َأ َما ت َْذ ُك ُر َأنَّا ُكنَّا فِي َسفَ ٍر َأنَا َوَأ ْنتَ فََأ َّما َأ ْنتَ فَلَ ْم ت‬ ِ ‫ْت فَلَ ْم ُأ‬
ِ ‫صبْ ْال َما َء فَقَا َل َع َّما ُر بْنُ يَا ِس ٍر لِ ُع َم َر ْب ِن ْال َخطَّا‬ ُ ‫ال ِإنِّي َأجْ نَب‬
َ َ‫فَق‬
‫صلَّى‬َ ‫ب النَّبِ ُّي‬ َ ‫ض َر‬َ َ‫ك هَ َك َذا ف‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِإنَّ َما َكانَ يَ ْكفِي‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَقَا َل النَّبِ ُّي‬
َ ‫ت لِلنَّبِ ِّي‬ ُ ‫صلَّي‬
ُ ْ‫ْت فَ َذكَر‬ ُ ‫َأنَا فَتَ َم َّع ْك‬
َ َ‫ت ف‬
ُ‫ض َونَفَخَ فِي ِه َما ثُ َّم َم َس َح بِ ِه َما َوجْ هَه‬ َ ْ‫هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم بِ َكفَّ ْي ِه اَأْلر‬

Artinya: Hadis Adam, katanya hadis Syu’bah ibn Abdurrahmân ibn Abzâ dari ayahnya, katanya
seorang laki-laki datang kepada Umar ibn Khattâb, maka katanya saya sedang janabat dan tidak
menemukan air, kata Ammar ibn Yasir kepada Umar ibn Khattâb, tidakkah anda ingat ketika
saya dan anda dalam sebuah perjalanan, ketika itu anda belum salat, sedangkan saya berguling-
guling di tanah, kemudian saya salat. Saya menceritakannya kepada Rasul saw. kemudian
Rasulullah saw. bersabda: ”Sebenarnya anda cukup begini”. Rasul memukulkan kedua telapak
tangannya ke tanah dan meniupnya kemudian mengusapkan keduanya pada wajah.(al-Bukhari, I:
129)

Hadis di atas tergolong syarîf marfu’ dengan kualitas perawi yang sebagian tergolong şiqah dan
şiqah hafiz, şiqah şubut. Menurut al-Asqalani, hadis ini mengajarkan sahabat tentang tata cara
tayammum dengan perbuatan. (Al-Asqalani, I: 444) Sahabat Rasulullah saw. melakukan upaya
pensucian diri dengan berguling di tanah ketika mereka tidak menemukan air untuk mandi
janabat. Pada akhirnya Rasulullah saw. memperbaiki ekperimen mereka dengan mencontohkan
tata cara bersuci menggunakan debu.

7) Metode Amsal/perumpamaan

Yaitu cara mengajar dimana guru menyampaikan materi pembelajaran melalui contoh atau
perumpamaan.
Prinsip metode ini terdapat dalam Hadits

‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه‬


َ ‫ي َح َّدثَنَا ُعبَ ْي ُد هَّللا ِ ع َْن نَافِ ٍع ع َْن اب ِْن ُع َم َر ع َْن النَّبِ ِّي‬ َّ ِ‫ب يَ ْعنِي الثَّقَف‬ ِ ‫َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد بْنُ ْال ُمثَنَّى َواللَّ ْفظُ لَهُ َأ ْخبَ َرنَا َع ْب ُد ْال َوهَّا‬
ً‫ق َك َمثَ ِل ال َّشا ِة ْال َعاِئ َر ِة بَ ْينَ ْال َغنَ َم ْي ِ´ن تَ ِعي ُر ِإلَى هَ ِذ ِه َم َّرةً َوِإلَى هَ ِذ ِه َم َّرة‬ ِ ِ‫َو َسلَّ َم قَا َل َمثَ ُل ْال ُمنَاف‬

Hadis dari Muhammad ibn Mutsanna dan lafaz darinya, hadis dari Abdul Wahhâb yakni as-
Śaqafi, hadis Abdullah dari Nâfi’ dari ibn Umar, Nabi saw. bersabda: Perumpamaan orang
munafik dalam keraguan mereka adalah seperti kambing yang kebingungan di tengah kambing-
kambing yang lain. Ia bolak balik ke sana ke sini. (Muslim, IV: 2146)

Hadis di atas tergolong syarîf marfu’ dengan kualitas perawi yang sebagian tergolong şiqah dan
şiqah şubut, şiqah hâfiz, sedangkan ibn Umar adalah sahabat Rasulullah saw. Menurut ath-Thîby
(1417H, XI: 2634), orang-orang munafik, karena mengikut hawa nafsu untuk memenuhi
syahwatnya, diumpamakan seperti kambing jantan yang berada di antara dua kambing betina.
Tidak tetap pada satu betina, tetapi berbolak balik pada ke duanya. Hal tersebut diumpamakan
seperti orang munafik yang tidak konsisten dengan satu komitmen.

Perumpamaan dilakukan oleh Rasul saw. sebagai satu metode pembelajaran untuk memberikan
pemahaman kepada sahabat, sehingga materi pelajaran dapat dicerna dengan baik. Matode ini
dilakukan dengan cara menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain, mendekatkan sesuatu
yang abstrak dengan yang lebih konkrit. Perumpamaan yang digunakan oleh Rasulullah saw.
sebagai satu metode pembelajaran selalu syarat dengan makna, sehinga benar-benar dapat
membawa sesuatu yang abstrak kepada yang konkrit atau menjadikan sesuatu yang masih samar
dalam makna menjadi sesuatu yang sangat jelas.

8) Metode Targhib dan Tarhib

Yaitu cara mengajar dimana guru memberikan materi pembelajaran dengan menggunakan
ganjaran terhadap kebaikan dan hukuman terhadap keburukan agar peserta didik melakukan
kebaikan dan menjauhi keburukan.

Prinsip dasarnya terdapat dalam hadits berikut ini :

ُ‫يز بْنُ َع ْب ِد هَّللا ِ قَا َل َح َّدثَنِي ُسلَ ْي َمانُ ع َْن َع ْم ِرو ْب ِن َأبِي َع ْم ٍرو ع َْن َس ِعي ِد ْب ِن َأبِي َس ِعي ٍد ْال َم ْقب ُِريِّ ع َْن َأبِي ه َُري َْرةَ َأنَّه‬ ِ ‫َح َّدثَنَا َع ْب ُد ْال َع ِز‬
‫ت يَا َأبَا ه َُري َْرةَ َأ ْن اَل‬ َ ِ ‫ك يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬
ُ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم لَقَ ْد ظَنَ ْن‬ ِ َّ‫قَا َل قِي َل يَا َرسُو َل هَّللا ِ َم ْن َأ ْس َع ُد الن‬
َ ِ‫اس بِ َشفَا َعت‬
َ َ‫اس بِ َشفَا َعتِي يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َم ْن ق‬
ُ ‫ال اَل ِإلَهَ ِإاَّل هَّللا‬ ِ َّ‫ث َأ ْس َع ُد الن‬
ِ ‫ك َعلَى ْال َح ِدي‬ ُ ‫ك لِ َما َرَأي‬
ِ ْ‫ْت ِم ْن ِحر‬
َ ‫ص‬ َ ‫ث َأ َح ٌد َأ َّو ُل ِم ْن‬
ِ ‫يَ ْسَألُنِي ع َْن هَ َذا ْال َح ِدي‬
‫خَالِصًا ِم ْن قَ ْلبِ ِه َأوْ نَ ْف ِس ِه‬

Hadis Abdul Aziz ibn Abdillah katanya menyampaikan padaku Sulaiman dari Umar ibn Abi
Umar dari Sâ’id ibn Abi Sa’id al-Makbârî dari Abu Hurairah, ia berkata: Ya Rasulullah, siapakah
yang paling bahagia mendapat syafa’atmu pada hari kiamat?, Rasulullah saw bersabda: Saya
sudah menyangka, wahai Abu Hurairah, bahwa tidak ada yang bertanya tentang hadis ini
seorangpun yang mendahului mu, karena saya melihat semangatmu untuk hadis. Orang yang
paling bahagia dengan syafaatku ada hari Kiamat adalah orang yang mengucapkan ”Lâilaha illa
Allah” dengan ikhlas dari hatinya atau dari dirinya.(al-Bukhari, t.t, I: 49)

Sanksi dalam pendidikan mempunyai arti penting, pendidikan yang terlalu lunak akan
membentuk pelajar kurang disiplin dan tidak mempunyai keteguhan hati. Sanksi tersebut dapat
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut, dengan teguran, kemudian diasingkan dan terakhir
dipukul dalam arti tidak untuk menyakiti tetapi untuk mendidik. Kemudian dalam menerapkan
sanksi fisik hendaknya dihindari kalau tidak memungkinkan, hindari memukul wajah, memukul
sekedarnya saja dengan tujuan mendidik, bukan balas dendam.

9) Metode pengulangan (tikror)

Yaitu cara mengajar dimana guru memberikan materi ajar dengan cara mengulang-ngulang
materi tersebut dengan harapan siswa bisa mengingat lebih lama materi yang disampaikan.

Prinsip dasarnya terdapat dalam hadits berikut :

‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُو ُل‬


َ ِ ‫ُول هَّللا‬ ُ ‫ال َح َّدثَنِي َأبِي ع َْن َأبِي ِه قَا َل َس ِمع‬
َ ‫ْت َرس‬ َ َ‫َح َّدثَنَا ُم َس َّد ُد بْنُ ُم َسرْ هَ ٍد َح َّدثَنَا يَحْ يَى ع َْن بَه ِْز ْب ِن َح ِك ٍيم ق‬
ُ‫ِّث فَيَ ْك ِذبُ لِيُضْ ِحكَ بِ ِه ْالقَوْ َم َو ْي ٌل لَهُ َو ْي ٌل لَه‬
ُ ‫َو ْي ٌل لِلَّ ِذي يُ َحد‬

Hadis Musaddad ibn Musarhad hadis Yahya dari Bahzâ ibn Hâkim, katanya hadis dari ayahnya
katanya ia mendengar Rasulullah saw bersabda: Celakalah bagi orang yang berbicara dan
berdusta agar orang-orang tertawa. Kecelakaan baginya, kecelakaan baginya. (As-Sijistani, t.t, II:
716).

Satu proses yang penting dalam pembelajaran adalah pengulangan/latihan atau praktek yang
diulang-ulang. Baik latihan mental dimana seseorang membayangkan dirinya melakukan
perbuatan tertentu maupun latihan motorik yaitu melakukan perbuatan secara nyata merupakan
alat-alat bantu ingatan yang penting. Latihan mental, mengaktifkan orang yang belajar untuk
membayangkan kejadian-kejadian yang sudah tidak ada untuk berikutnya bayangan-bayangan ini
membimbing latihan motorik. Proses pengulangan juga dipengaruhi oleh taraf perkembangan
seseorang. Kemampuan melukiskan tingkah laku dan kecakapan membuat model menjadi kode
verbal atau kode visual mempermudah pengulangan. Metode pengulangan dilakukan Rasulullah
saw. ketika menjelaskan sesuatu yang penting untuk diingat para sahabat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa metode dan pendekatan dalam
pendidikan Islam mempunyai peranan yang amat penting dalam pencapaian tujuan pendidikan.
Sebaik apapun materi yang akan kita sampaikan tanpa disertai metode yang tepat dalam
pencapaiannya dikhawatirkan esensi dari materi tersebut tidak sampai dan tidak difahami oleh
peserta ddik

Demikianlah pembahasan tentang metode dan pendekatan dalam pendidikan Islam yang
sangat sederhana ini. Untuk menyempurnakan makalah ini kami berharap kritik dan saran yang
membangun dari semua peserta diskusi sore hari ini.

B. Saran

Demikian makalah yang dapat kami sampaikan. Kami sebagai pemakalah menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik yang membangun, sangat kami
harapkan. Dan akhir kata, pemakalah meminta maaf apabila terdapat kesalahan baik berupa
sistematika penulisan, maupun isi dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Joko Triprasetyo, 2005, Strategi Belajar Mengajar, Bandung : Pustaka setia

Anwar, Qamari, 2003, Pendidikan Sebagai Karakter Budaya Bangsa, Jakarta : UHAMKA Press.

Al Syaibani, Omar Mohammad, 1979, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta : Bulan Bintang

Echol, Jhon M dan Shadily, Hasan, 1995, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama

Ramayulis, 2008, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia

Ramayulis dan Nizar, Samsu, 2009, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia

Surakhmad, Winarno, 1998, Pengantar Interaksi Belajar Mengajar, Bandung : Tarsito

Anda mungkin juga menyukai