Dosen Pengampu:
Iffah Mukhlisah, M.Pd.
Disusun oleh:
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
INSTITUT ISLAM MANBA’UL ‘ULUM (IIM) SURAKARTA
2021/2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah
SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, makalah ini dapat
terselesaikan. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Rosulullah
SAW, beserta keluarga dan sahabat serta umat-Nya sepanjang zaman.
Pada kesempatan kali ini akan dibahas makalah yang berjudul “Pendekatan
dan Metode Pembelajaran PAI”. Tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metodologi Pembelajaran PAI dan untuk
menambah wawasan kita tentang metode pembelajaran PAI tersebut.
Disadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan saran dari para pembaca
yang bersifat membangun, guna kesempurnaan makalah ini kedepannya. Semoga
makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 15
B. Saran .................................................................................................................. 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu hal yang tidak bisa dilakukan dengan mengikuti
keinginan kita. Seperti halnya pembelajaran, tidak bisa kita lakukan tanpa
dasar ilmu yang mendasarinya. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan, seorang pendidik harus mengetahui langkah-langkah atau
prosedurnya dengan tepat.
Lebih dari itu, seorang pengajar Pendidikan Agama Islam(PAI) harus
mengetahui pendekatan yang merupakan konsep dasar sebuah metode
pembelajaran pendidikan agama islam. Sebab, pendidikan agama adalah
bagian penting dalam pendidikan guna membentuk generasi yang paham
agama.
Dengan mengetahui pendekatan dan metode pembelajaran PAI,
diharapkan para pengajar mampu mencapai tujuan pembelajaran dengan
metode-metode yang tepat. Karena seorang pengajar memiliki peranan yang
besar dalam membentuk anak didiknya. Sehingga, dengan metode
pembelajaran yang tepat, anak didik diharapkan mampu memahami materi
yang diberikan dengan mudah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan dan metode pembelajaran PAI?
2. Apa saja jenis-jenis pendekatan pembelajaran PAI?
3. Bagaimana metode pembelajaran PAI?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian pendekatan dan metode pembelajaran PAI
2. Untuk mengetahui jenis-jenis pendekatan pembelajaran PAI
3. Untuk mengetahui bagaimana metode pembelajaran PAI
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
pelaksanaan ide tersebut untuk menggambarkan perlakuan yang diterapkan
terhadap masalah atau objek kajian yang akan ditangani.
Sedangkan pengertian pembelajaran menurut Agus Santri (2020,93)
adalah proses dimana peserta didik dibelajarkan menggunakan asas
pendidikan maupun teori belajar, yang merupakan sebuah faktor penentu
yang paling utama dalam hal keberhasilan pendidikan.
Pendekatan pembelajaran merupakan kegiatan atau aktivitas guru dalam
memilih kegiatan pembelajaran, agar mendapatkan kemudahan bagi guru
untuk memberikan pelayanan belajar kepada peserta didik. Agar pendekatan
pembelajaran yang dipilih guru tepat maka guru harus memahami
karakteristik peserta didik, kebutuhan peserta didik, dan kemampuan peserta
didik.(Giyono, 2015:30)
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu ilmu yang membicarakan
bagaimana menyajikan bahan pelajaran agama kepada siswa tertentu.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ini penting sekali karena ia
merupakan suatu teori yang dipersiapkan lebih dahulu untuk menghadapi
tugas-tugas dalam melaksanakan pendidikan agama. Selain itu pembelajaran
pendidikan agama islam merupakan sarana yang dapat memimpin dan
menunjukkan arah hingga tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan
agama islam.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam mempunyai peranan yang besar
untuk guru sebagai pendidik agama agar dapat berhasil dalam tugasnya
sebagai guru agama. Berhasil atau tidaknya guru mengajar dapat dilihat dan
diketahui dengan adanya perubahan dari tingkah laku siswa menuju
kesempurnaan.
Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan langkah awal yang
harus dilakukan oleh seorang pengajar guna mendapatkan kemudahan dalam
proses pelayanan belajar kepada peserta didik dengan memahami
karakteristik dan kebutuhan peserta didik sehingga materi pendidikan agama
islam yang disampaikan dapat diterima dengan mudah .
3
Menurut wikipedia indonesia, metode (berasal dari Bahasa Yunani:
methodos) secara harfiah berarti pengejaran pengetahuan, penyelidikan, cara
penuntutan penyelidikan, atau sistem semacam itu. Metode ialah istilah yang
digunakan untuk mengungkapkan pengertian "cara yang paling tepat dan
cepat dalam melakukan sesuatu". Ungkapan "paling tepat dan cepat" itulah
yang membedakan method dengan way (yang juga berarti cara) dalam bahasa
Inggris.
Karena metode berarti cara yang paling tepat dan cepat maka urutan kerja
dalam suatu metode harus diperhitungkan benar-benar secara ilmiah Karena
itulah suatu metode selalu merupakan hasil eksperimen kita tahu suatu konsep
yang dieksperimenkan haruslah telah lulus uji teori dengan kata lain suatu
konsep yang telah diterima secara teoritis yang boleh dieksperimenkan
(Ahmad Tafsir (2), 1996:9)
Dengan selalu berwawasan skeptisisme Drs. H. Yunus Namsa (2000: 4)
mengemukakan bahwa dari pengertian metode, dapat dirincikan unsur-unsur
penting sebagai berikut:
a. metode merupakan suatu cara dalam suatu aktivitas,
b. metode memiliki cara kerja yang sistematis,
c. metode selalu cenderung melibatkan unsur fisik dan mental pendidik
dan peserta didik,
d. metode berorientasi pada suatu kondisi yang kondusif
e. metode mewarnai kiat atau seni bertindak,
f. metode selalu mengacu pada suatu pencapaian tujuan
Dengan begitu, metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
dapat diartikan sebagai suatu cara tepat yang telah diuji coba sehingga dapat
digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan materi-materi pendidikan
agama Islam guna mencapai tujuan pembelajaran tersebut secara efektif.
5
Selanjutnya, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru
menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction),
pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Pada strategi ini
peran guru sangat menentukan baik dalam pilihan Isi atau materi
pelajaran maupun penentuan proses pembelajaran.
2. Pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa (Student Centered
Approaches)
Pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa adalah
pendekatan pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai objek
belajar dan kegiatan belajar bersifat modern. Pendekatan
pembelajaran berorientasi pada siswa, manajemen, dan
pengelolaannya ditentukan oleh siswa. Pada pendektan ini siswa
memiliki kesempatan yang terbuka untuk melakukan kreativitas dan
mengembangkan potensinya melalui aktivitas secara langsung sesuai
dengan minat dan keinginannya.
Pendekatan ini selanjutnya menurunkan strategi pembelajaran
discovery dan inkuiry serta strategi pembelajaran induktif, yaitu
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pada strategi ini, peran guru
lebih menempatkan diri sebagai fasilitator, pembimbing sehingga
kegiatan belajar siswa menjadi lebih terarah.
8
metode mengajar lainnya, terutama pada materi-materi kuliah
keagamaan dan ilmu-ilmu sosial.
Syarat dalam penggunaan metode ini adalah menguasai bahan dan
menghubungkan dengan pelajaran lain (korelasi) serta memberikan
kesempatan berpikir kepada anak (aktivitas). Salah satu keunggulannya
yaitu melatih peserta didik untuk menggunakan pendengarannya dengan
baik sehingga bisa menangkap dan menyimpulkan isi materi dengan
cepat dan tepat. Sedangkan kelemahannya interaksi cenderung bersifat
(teacher Centered) berpusat pada pendidik dan pendidik kurang dapat
mengetahui dengan pasti sejauh mana peserta didik menguasai bahan
ceramah.
2. Metode Tanya Jawab
Pada intinya metode tanya jawab merupakan tindak lanjut dari pada
metode ceramah. Abu Ahmadi dalam Meto dik Khusus Pendidikan
Agama (MKPA), merumuskan bahwa metode tanya jawab ialah suatu
metode di dalam pendidikan dan pengajaran di mana pendidik bertanya
sedangkan peserta didik menjawab tentang bahan materi yang ingin di
perolehnya (Abu Ahmadi, 1985: 61).
Syarat dalam pelaksanaan metode ini adalah pendidik harus
menguasai masalahnya dan memberikan kebebasan kepada peserta didik
untuk mengajukan pikiran, pendapat atau kritikannya. Keunggulan dari
metode ini adalah dengan pertanyaan yang bersifat membangkitkan minat
ini sangat penting bagi motivasi belajar dan melatih peserta didik
mengeluarkan pendapatnya secara merdeka, sehingga pelajaran akan
lebih menarik. Adapun kelemahan metode ini ini adalah Apabila terjadi
perbedaan pendapat maka membutuhkan waktu yang banyak guna
penyelesaiannya dan mudah menjurus kepada masalah yang tidak
dibahas.
3. Metode Diskusi
Mahfudh Shalahuddin, dkk. Mendefinisikan bahwa metode diskusi
ialah suatu kegiatan kelompok dalam memecahkan masalah untuk
9
mengambil kesimpulan (Mahfudh Shalahuddin, dkk. 1987: 16). Dengan
ini diharapkan keaktifan, kearifan dan kemampuan peserta didik dalam
bertanya, komentar, saran serta jawaban di bawah koordinasi dan
pengawasan pendidik melalui proses belajar mengajar (PBM) guna
mencapai tujuannya.
Syaratnya yaitu pendidik menguasai masalah yang didiskusikan
secara utuh dan pokok-pokok masalah yang didiskusikan agar disiapkan
lebih awal. Keunggulannya adalah suasana kelas akan menjadi hidup
sebab peserta didik mengarahkan pikirannya kepada masalah yang sedang
didiskusikan. Adapun kelemahannya yakni sering terdapat sebagian
peserta didik tidak aktif, ini merupakan kesempatan baginya untuk
melepaskan diri dari tanggung jawab.
4. Metode Pemberian Tugas (Resitasi)
Abu Ahmadi mengemukakan bahwa metode pemberian tugas atau
resitasi ialah murid diberi tugas khusus di luar jam pelajaran. Mahfudh
Shalahuddin, dkk. menjelaskan bahwa metode pemberian tugas ialah
suatu cara mengajar yang dicirikan oleh adanya kegiatan perencanaan
antara murid dengan guru mengenai suatu persoalan atau problem yang
harus diselesaikan dan dikuasai oleh peserta didik dengan jangka waktu
tertentu yang disepakati bersama antara peserta didik dan pendidik.
Dalam pelaksanaannya segala tugas yang diberikan pendidikan
Harus jelas oleh peserta didik dan pendidik memberikan beberapa
petunjuk dalam upaya penyelesaiannya. Salah satu keunggulan dari
metode ini adalah dapat mempertebal rasa tanggung jawab karena hasil
yang dikerjakan dipertanggungjawabkan dihadapan pendidik. Selain itu,
dapat memperdalam pengertian dan menambah keaktifan dan kecakapan
peserta didik. Disamping itu ada kelemahan yang dapat ditimbulkan yaitu
kemungkinan tugas yang diberikan dapat dikerjakan orang lain dan
terkadang peserta didik mengkopi pekerjaan temannya sehingga
pengalamannya sendiri tidak ada.
5. Metode Demonstrasi
10
Abu Ahmadi merumuskan bahwa metode demonstrasi adalah metode
mengajar dimana guru atau orang lain yang sengaja diminta atau murid
sendiri memperlihatkan pada seluruh keras suatu proses (proses cara
mengambil air wudu, proses jalannya salat 2 rokaat dan sebagainya).
Ramayulis mengemukakan bahwa "suatu cara mengajar yang pada
umumnya penjelasan verbal dengan suatu kerja fisik atau pengoperasian
peralatan barang atau benda" (Ramayulis, 1990: 150). Dapat dipahami
bahwa metode demonstrasi menuntut praktek atau peragaan dengan
menggunakan media atau alat bantu berupa benda fisik tergantung atas
materinya.
Metode demonstrasi dapat dilaksanakan jika membantu peserta
didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh
perhatian sebab akan menarik dan apabila media atau alat peraga itu
lengkap. Keunggulan dalam metode ini adalah dapat mengurangi
kesalahan dalam mengambil kesimpulan karena peserta didik mengamati
langsung terhadap suatu proses dan dengan metode ini sekaligus masalah-
masalah yang mungkin timbul dalam hati peserta didik dapat terjawab.
Adapun kelemahannya adalah membutuhkan waktu yang cukup banyak
dan tidak efektif bila terbatasnya sarana serta terlalu sering mengadakan
metode ini bisa menghalangi proses berpikir dengan gaya abstraksinya.
6. Metode Eksperimen
Abdulkadir Munsyi Dip., dkk. menjelaskan bahwa metode
eksperimen ialah metode mengajar dengan jalan pendidik menyuruh
peserta didik mencoba sendiri apa yang telah dijelaskan oleh pendidik
(Abdulkadir Munsyi Dip., dkk. 1981: 76). Lazimnya metode eksperimen
berlaku di laboratorium Biasanya pada mata pelajaran IPA (fisika,kimia,
biologi). Tetapi tidak berarti pada pendidikan agama tidak berlaku, hanya
tergantung materi pelajaran agama itu.
Syarat pelaksanaannya adalah metode ini harus dilaksanakan oleh
pendidik yang ahli dan hasilnya harus dicatat. Metode ini akan menambah
keaktifan peserta didik untuk membuat dan memecahkan sendiri serta
11
dapat melaksanakan langkah-langkah dalam cara berpikir ilmiah. Adapun
kekurangannya peserta didik yang kurang berpengalaman akan sulit
melakukannya dengan baik dan membutuhkan waktu yang cukup banyak.
7. Metode Dikte (Imla’)
Ramayulis mendefinisikan metode dikte ialah suatu cara penyajian
bahan pelajaran dengan menyuruh peserta didik menyalin apa-apa yang
dikatakan pendidik (Ramayulis, 1990: 179) Abdulkadir Munsyi Dip.,
dkk. mengemukakan metode dikte ialah metode yang dilakukan dengan
jalan mendiktekan pelajaran (kuliah) untuk dicatat oleh peserta didik
(Abdulkadir Munsyi Dip., dkk. 1981: 78).
Adapun syarat metode ini adalah tidak terlalu cepat Sehingga peserta
didik dapat mencatat atau mendengarkan isinya dan diberikan
keterangan-keterangan tambahan yang menyegarkan sebagai selingan.
Keunggulan dari metode ini adalah mudah menjaga tata tertib kelas dan
membina peserta didik berpikir kritis, menulis cepat dan tepat.
Kekurangan dari metode ini adalah peserta didik pasif menerima dan tidak
bisa mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang kurang jelas. Selain itu
hal ini sangat menjemukan atau membosankan peserta didik.
8. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Ramayulis merumuskan bahwa metode pemecahan masalah ialah
suatu cara penyajian pelajaran dengan mendorong peserta didik untuk
mencari dan memecahkan suatu masalah atau persoalan dalam rangka
pencapaian tujuan pengajaran (Ramayulis, 1990: 189). Mahfudh
Shalahuddin, dkk. mengemukakan bahwa "cara mengajar dengan
merangsang peserta didik untuk mau berfikir menganalisis suatu
persoalan sehingga menemukan pemecahannya atas dasar inisiatif
sendiri".
Syarat-syarat dalam metode pemecahan masalah ialah masalah yang
disuguhkan sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik dan peserta
didik telah diberi bekal berwujud bahan-bahan pemecahan. Keunggulan
dari metode ini adalah benar-benar menyiapkan peserta didik untuk hidup
12
di masyarakat dan memaksa pendidik melatih diri untuk memilih masalah
yang tepat. Adapun kelemahannya adalah memerlukan waktu yang cukup
lama, sulit menentukan kemampuan anak yang pasif dan mudah membuat
sebagian anak cepat putus asa sementara sebagian yang lain merasa lebih
bisa.
9. Metode Kerja Kelompok
Ramayulis merumuskan bahwa kerja kelompok yaitu penyajian
materi dengan cara pemberian tugas-tugas untuk mempelajari sesuatu
kepada kelompok-kelompok belajar yang sudah ditentukan dalam rangka
mencapai tujuan (Ramayulis, 1990: 165). Mahfudh Shalahuddin, dkk.
menjelaskan “suatu metode mengajar, peserta didik disusun dalam
kelompok-kelompok pada waktu menerima pelajaran atau pada waktu
mengerjakan tugas-tugas tertentu”.
Dalam pelaksanaannya tugas kerja kelompok itu haruslah jelas dan
pendidik harus mampu dalam menetapkan personal personal dalam
kelompok. Keunggulan dari kerja kelompok ini adalah peserta didik
berkesempatan bertanggung jawab sesuai kemampuannya dengan leluasa,
peserta didik mengembangkan kemampuan memimpin dan dipimpin dan
kelompok adalah tempat terbaik untuk diskusi, musyawarah, bekerjasama
dan tukar pikiran serta peserta didik yang pemalu seharusnya akan lebih
aktif. Kelemahan dari metode kerja kelompok ini adalah sering sebagian
anggota tidak serius dan kesulitan dalam mengadakan pertemuan serta
sulitnya dalam memilih ketua kelompok.
10. Metode Perkunjungan Studi
Ramayulis mendefinisikan perkunjungan studi sebagai suatu cara
menyajikan bahan pelajaran dengan mengadakan kunjungan ke suatu
objek diluar kelas dengan maksud utama mempelajari objek tersebut
untuk mencapai tujuan pengajaran (Ramayulis, 1990: 172). Dikemukakan
bahwa metode perkunjungan studi ini bisa terbentuk melalui metode
observasi, survei, karya wisata, darmawisata, study tour dan sebagainya.
Pada intinya peserta didik diajak untuk mengenal secara langsung objek
13
dari materi pelajaran, juga mengajak mereka untuk berkarya disamping
sebagai sarana refreshing atau kesegaran yang bersifat edukatif.
Syarat dari perkunjungan studi ini adalah terdapat kemampuan
dalam pelaksanaannya dan adanya kesediaan dari peserta didik.
Keunggulan dari perkunjungan studi ini adalah peserta didik secara
langsung melihat objek dari materi tersebut dan peserta didik dapat
menghayati makna dari proses tersebut serta diharapkan dapat merubah
sikap dan tindakan peserta didik seperti berkunjung pada Panti Asuhan
dan lain-lain. Adapun kelemahannya adalah membutuhkan dana yang
banyak dan memiliki resiko besar dan sering tidak terduga yang
melibatkan orang banyak.
Selain metode-metode diatas, Abdurrahman Al Nahlawi menyebutkan
sejumlah metode pembelajaran pendidikan Islam, di antaranya adalah metode
pendidikan dengan hiwar (percakapan) qurani dan nabawi; kisah qurani dan
nabawi; perumpamaan (amtsal); teladan yang baik (uswah hasanah); latihan
dan pengalaman; ibrah (pelajaran) dan mau’izhab (peringatan); serta targhib
(membuat senang) dan tarhib (membuat takut).
Arif Sugianto dalam bukunya Rekonstruksi Filsafat Pendidikan Islam
(2021: 65) menyatakan bahwa dari metode-metode yang dikemukakan oleh
beberapa pakar, yang perlu digarisbawahi adalah bahwa tidak ada satu
metode pun yang ideal untuk semua aspek pelajaran atau semua mata
pelajaran, atau aktivitas pendidikan. Oleh karenanya, menggabungkan semua
metode yang ada merupakan solusi terbaik untuk mendapatkan proses belajar
yang efektif dan efisien.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan
langkah awal yang harus dilakukan oleh seorang pengajar guna mendapatkan
kemudahan dalam proses pelayanan belajar kepada peserta didik dengan
memahami karakteristik dan kebutuhan peserta didik sehingga materi
pendidikan agama islam yang disampaikan dapat diterima dengan mudah.
Secara umum, ada dua jenis pendekatan pembelajaran menurut Roy
Kellen yaitu pendekatan pembelajaran berorientasi pada guru (teacher
centered apporoaches) dan pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa
(student centered apporoaches).
Metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah suatu cara
tepat yang telah diuji coba sehingga dapat digunakan oleh pengajar dalam
menyampaikan materi-materi pendidikan agama Islam guna mencapai tujuan
pembelajaran tersebut secara efektif.
Menurut Drs. H. Yunus Namsa dalam buku Metodologi Pengajaran
Agama Islam ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam
pembelajaran agama Islam yaitu metode ceramah, metode tanya jawab,
metode diskusi, metode pemberian tugas atau resitasi, metode demonstrasi,
metode eksperimen, metode dikte atau imla’, metode pemecahan masalah
atau problem solving, metode kerja kelompok, dan metode perkunjungan
studi.
Setiap metode pembelajaran memiliki syarat-syarat pelaksanaannya dan
kelebihan serta kekurangannya masing-masing. Pemilihan metode-metode
tersebut dapat disesuaikan dengan kemampuan, karakteristik dan kebutuhan
peserta didik.
B. Saran
Dari makalah ini diharapkan para pendidik dan calon pendidik dapat
lebih memahami terkait pendekatan pembelajaran khususnya pada bidang
15
Pendidikan Agama Islam (PAI) yang tepat untuk peserta didiknya. Selain dari
pada itu, pemilihan metode yang tepat juga diperlukan guna mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan secara efektif.
16
DAFTAR PUSTAKA
17