Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENDIDIKAN DI MASA ABBASIYAH(PERTEMUAN KE 5)


(MAKALAH INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS SEJARAH
PENDIDIKAN)

DOSEN PENGAMPU:
ELLYANA,S.Ag. M.Pd

DISUSUN OLEH:
NAMA:AL AZIS AHMADDINTAN
NIM:2011210151
KELAS:1F PAI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI(IAIN)BENGKULU


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS(PENDIDIKAN AGAMA ISLAM)
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah dasar dasar pendidikan yang
diberikan kepada dosen ellyana, S.Ag M.Pd tepat waktu tanpa kurang suatu apa pun. Tak
lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad
SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.

Penulisan makalah berjudul “pendidikan di masa abbasiyah” bertujuan untuk memenuhi


tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam.makalah ini sudah selesai disusun semaksimal
mungkin dengan referensi yang terdiri atas buku buku dan internet sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini.

Akhirul kalam,terlepas dari semua itu,kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.oleh karena itu,kami
menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga kami
dapat menyusun makalah berikut ini dengan baik dan benar. Aamiin.

Wassalamualaikum wr.wb

bengkulu,06 november 2020

al azis ahmaddintan
DAFTAR ISI

COVER DEPAN...........................................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN...........................................................................................................
..........

A.LATAR BELAKANG....................................................................................

B.RUMUSANMASALAH................................................................................
C.TUJUAN.........................................................................................................

BAB II
PEMBAHASAN PENDIDIKAN MASA ABBASIYAH..........................................

A.PENGERTIAN PENDIDIKAN MASA ABBASIYAH...........................


B.KEADAAN PENDIDIKAN PADA MASA ABBASIYAH....................
C.TUJUAN PENDIDIKAN PADA MASA ABBASIYAH.........................
D.LEMBAGA PENDIDIKAN PADA MASA ABBASIYAH....................
E.METODE PENGAJARAN PADA MASA ABBASIYAH.....................

BAB III
PENUTUP......................................................................................................................

A.KESIMPULAN..........................................................................................

B.SARAN.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Dalam rentangan sejarah panjang peradaban Islam, tampilnya Daulah Abbasiyah


sebagai pemegang kekhalifahan yang menggantikan Daulah Umayyah, ternyata membawa
corak baru dalam budaya Islam, terutama dalam bidang pendidikan.

Pada permulaan masa Abbasiyah, Pendidikan dan pengajaran sangat pesat diseluruh
negara Islam sehingga lahirlah sekolah-sekolah yang tak terhitung banyaknya, tersebar dari
kota-kota sampai desa-desa.

Seiring dengan berjalannya waktu dan adanya pergantian khalifah dari suatu khalifah
ke khalifah lain, pendidikan Islam mulai mengalami kemunduran. Sebagaimana terlihat pada
periodesasi khalifah Abbasiyah yang kemundurannya terjadi pada periode kedua. Namun
demikian, benih-benih kemunduran sudah terjadi pada periode pertama, hanya karena
khalifah ini sangat kuat, benih-benih tersebut tidak sempat berkembang.

Disamping adanya faktor internal, faktor eksternal juga yang menyebabkan khalifah
Abbasiyah menjadi mundur, masing-masing faktor tersebut tentunya saling terkait satu sama
lain dan tentunya berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan Islam didunia.

B.RUMUSAN MASALAH
1.)Apa maksud dari Pendidikan Islam?
2.)Bagaimana keadaan pendidikan pada masa Bani Abbasiyah?
3.)Apa tujuan, lembaga, dan metode dari pendidikan pada masa Bani Abbasiyah?

C.TUJUAN
1.)Untuk mengetahui maksud dari pendidikan Islam
2.)Untuk mengetahui bagaimana keadaan, tujuan, lembaga dan metode pembelajaran masa

bani abbasiyah.
3.)Untuk memahami tujuan,lembaga,dan metode dari pendidikan pada masa bani
abbasiyah.

BAB II
PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN PENDIDIKAN MASA ABBASIYAH

Pendidikan adalah usaha untuk memanusiakan manusia. Tanpa pendidikan manusia


tidak akan menjadi manusia dalam arti sebenarnya, yaitu manusia yang utuh dengan segala
fungsinya, baik fisik maupun psikis.

Istilah pendidikan pada konteks Islam pada umumnya mengacu kepada maksud al-
tarbiyah, al- ta’dib, al ta’lim. Untuk itu perlu dikemukakan uraian dan analisis kepada ketiga
istilah tersbut.

a.al- Tarbiyah
Istilah penggunaan al- Tarbiyah berasal dari kata rabb. Walaupun istilah ini memiliki
banyak arti, akan tetapi pengertian dasarnya menunjukkan makna tumbuh, berkembang,
memelihara, merawat, mengatur, dan menjaga kelestarian atau eksistensinya.

Dalam konteks yang luas, pengertian pendidikan Islam yang dikandung dalam istilah al-
tarbiyah terdiri atas empat unsur pendekatan yaitu;

· memelihara dan menjaga fitrah anak didik menjelang dewasa,


· mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaan,
· melaksanakan pendidikan secara bertahap
b.al- Ta’lim
Istilah al- Ta’lim telah digunakan sejak periode awal pelaksanaan pendidikan Islam.
Rasyid Ridha mengartikan al- ta’lim sebagai proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan
pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu.

c.al- ta’dib
Istilah ini berarti pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan
ke dalam diri manusia (peserta didik).

B.KEADAAN PENDIDIKAN PADA MASA ABBASIYAH


Sejak lahirnya agama Islam, lahirlah pendidikan dan pengajaran Islam. Pendidikan dan
pengajaran Islam itu terus tumbuh dan berkembang pada masa khalifah Rasyidin dan masa
umayah. Pada masa permulaan Abbasiyah, pendidikan dan pengajaran berkembang dengan
sangat hebatnya di seluruh negara Islam, sehingga lahir sekolah-sekolah yang tidak terhitung
banyaknya.

Sebagaimana banyak dicatat dalam berbagai sumber sejarah, bahwa zaman dinasti
Abbasiyah adalah zaman keemasan Islam (golden age) yang ditandai oleh kemajuan dalam
bidang ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan peradaban yang mengagumkan, yang dapat
dibuktikan keberadaannya, baik melalui berbagai sumber informasi dalam buku-buku sejarah
maupun melalui pengamatan empiris.

Ilmu pengetahuan dipandang sebagai sesuatu yang sangat penting dan mulia. Para
khalifah dan pembesar lainnya membuka kemungkinan seluas-luasnya untuk kemajuan dan
perkembangan ilmu pengetahuan.

Kemajuan yang dicapai oleh Bani Abbasiyah, khususnya dalam bidang ilmu
merupakan puncak kejayaan Islam sepanjang sejarah. Hal ini disebabkan karena:

a)Situasi dan kondisi sangat menunjang


b)Keterlibatan semua pihak secara ikhlas dan sungguh-sungguh
c)Adanya kemerdekaan dan kebebasan berfikir yang membuat umat Islam menjadi
sangat dinamis dan kreatif, jauh dari sikap fatalis dan taklid.

Perkembangan ini juga membawa Bani Abbasiyah menjadi terhormat dalam


kebudayaan, peradaban serta dunia pemikiran dan filsafat. Pada masa ini juga terlahir
ulama-ulama besar seperti:

a.bidang hukum: Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’i, Imam ibn Hambal.
b.bidang teologi: Imam al Asy’ari, Abu al Huzail, al Nazzam, al Jubba’i.
c.bidang mistisisme atau tasawwuf: Zunnun al Misri, Abu Yazid al Bustami, al Hallaj.
d.bidang filsafat: al Kindi, al Farabi, ibnu Sina, ibnu Maskawaih.
e.bidang ilmu pengetahuan: ibnu Al Hazam, Ibnu Hayyan, al Khawarizmi, al Mas’udi,
al razi.

C.TUJUAN PENDIDIKAN PADA MASA ABBASIYAH

a.Tujuan keagamaan dan akhlak


Seperti pada masa sebelumnya. Anak-anak dididik dan diajar membaca dan
menghafal al- Qur’an karena hal itu suatu kewajiban dalam agama, supaya mereka mengikuti
ajaran agama dan berakhlak menurut agama. Begitu juga mereka diajar ilmu tafsir, hadis dan
sebagainya adalah karena tuntutan agama.

b.Tujuan kemasyarakatan
Yaitu pemuda-pemudi belajar dan menuntut ilmu, supaya mereka dapat mengubah
dan memperbaiki masyarakat, dari masyarakat yang penuh kejahilan menjadi masyarakat
yang berilmu pengetahuan.

Ilmu-ilmu yang diajarkan di madrasah-madrasah, bukan hanya ilmu agama dan


bahasa Arab, namun juga ilmu duniawi yang berfaedah untuk kemajuan masyarakat.

c.Cinta akan ilmu pengetahuan


Maksudnya mereka belajar tak mengharapkan keuntungan apa-apa, selain dari
mendalami ilmu pengethuan. Mereka melawat ke seluruh negara Islam untuk menuntut ilmu,
tanpa memperdulikan susah payah dalam perjalanan. Tujuan mereka tidak lain karena haus
akan ilmu pengetahuan.

d.Tujuan kebendaan
Mereka menuntut ilmu supaya mendapatkan penghidupan yang layak, pangkat yang
tinggi, bahkan kalau memungkinkan ingin mendapatkan kemegahan dan kekuasaan di dunia
ini. Seperti tujuan sebagian orang pada saat ini.

Seorang Ulama, An- Namiry al Quthuby menerangkan bahwa tujuan pendidikan pada
masa Abbasiyah yakni: Tuntutlah ilmu karena ilmu itu menjadi penolong dalam agama
(tujuan keagamaan), menajamkan otak (tujuan ilmiyah), teman ketika sendirian
(kemasyarakatan), berfaedah dalam majelis-majelis (kemasyarakatan), dan menarik harta
benda (tujuan kebendaan).

D.LEMBAGA PENDIDIKAN PADA MASA ABBASIYAH


Pada zaman dinasti Abbasiyah ini telah berkembang pula lembaga pendidikan.
Berikut ini beberapa lembaga pendidikan yang berkembang pada masa dinasti Abbasiyah.

a.Kuttab atau Maktab


Kuttab atau maktab, berasal dari kata kataba yang berarti menulis atau tempat
menulis. Namun pada akhirnya memiliki pengertian sebagai lembaga pendidikan
dasar yang mengajarkan membaca dan menulis, kemudian meningkat kepada
pengajaran al- Qur’an dan pengetahuan agama tingkat dasar.

Namun demikian ada juga yang membedakan antara kuttab dan maktab. Bedanya
disini adalah bahwa maktab adalah istilah lembaga pendidikan Islam untuk zaman modern,
sedangkan kuttab adalah istilah lembaga pendidikan Islam untuk zaman klasik.

b.Masjid
Fungsi masjid bukan sekedar sebagai tempat beribadah saja, melainkan juga
berfungsi sebagai pusat kegiatan pendidikan dan kebudayaan. Agaknya yang menjadikan
masjid sebagai salah satu pusat kegiatan pendidikan ialah karena materi pembelajaran yang
diajarkan pada tahun-tahun pertama lahirnya Islam adalah mata pelajaran agama yang tentu
saja erat pertaliannya dengan masjid. Bahkan masjid di kala itu juga berfugsi sebagai tempat
peradilan, tempat tentara berkumpul dan lainnya.

c.Istana
Pendidikan di istana ini daulah dan keluarganya serta pembesar istana lainnya
berusaha mempersiapkan anak-anaknya agar sejak kecil sudah diperkenalkan dengan
lingkungan dan tugas-tugasnya yang akan diembannya nanti. Oleh karena itu, mereka
memanggil guru-guru khusus untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak mereka.

Di istana orang tua muridlah (para pembesar istana) yang membuat rencana
pembelajaran sesuai dengan yang dikehendaki, sejalan dengan tujuan serta tanggung jawab
yang akan dihadapi sang anak kelak.

d.Perpustakaan
Perpustakaan pada masa Abbasiyah digunakan sebagai tempat belajar mengajar
dengan arti yang luas, yaitu belajar bukan hanya menerima ilmu dari guru sebagaimana yang
umumnya dipahami, melainkan kegiatan belajar yang bertumpu pada aktivitas siswa. Seperti
belajar dengan cara memecah masalah, eksperimen, belajar sambil bekerja, inquiry
(penemuan).

Perpustakaan dikatakan sebagai lembaga pendidikan karena pada masa itu, buku-buku
sangat mahal harganya, ditulis dengan tangan, sehingga hanya orang-orang kaya saja yang
bisa memiliki secara pribadi. Oleh karena itu, masyarakat umum pecinta ilmu, tentu
memanfaatkan perpustakaan ini sebagai sarana memperoleh ilmu pengetahuan.

e.Toko buku (al- Hawanit al- Warraqien)


Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan pada masa Abbasiyah mendorong lahirnya
pengarang, dan lahirnya pengarang juga mendorong lahirnya industri perbukuan, sehingga
terciptanya toko-toko buku yang dalam bahasa Arab disebut al- Hawanit al Wariqien.[12]

Toko-toko buku ini tidak saja menjadi pusat pengumpulan dan penyebaran
(penjualan) buku-buku, tetapi juga menjadi pusat studi dengan lingkaran-lingkaran studi
berkembang didalamnya.[13]

f.Rumah para ilmuwan (Bait al-Ulama’)


Beberapa ilmuwan menjadikan rumah mereka sebagai lembaga pendidikan antara
lain seperti rumah Abi Muhammad ibnu Hatim, al- Razi, al- Hafiz dalam mempelajari ilmu-
ilmu Hadist. Rumah Ibnu Sina dalam mempelajari ilmu kedokteran. Dan rumah Abi
Sulaiman, al Sajastani dalam mempelajari ilmu filsafat dan ilmu mantiq.

Diadakannya lembaga pendidikan di rumah ilmuwan dilatarbelakangi


kemungkinan pertimbangan sebagai berikut:
1)Rumah ini dapat digunakan untuk membicarakan hal-hal yang bersifat khusus.
2)Situasi dan kondisi guru yang mengajar agak terbatas, misalnya terlalu sibuk, lelah,
agak tua, dan lain-lain.
3)Adanya anggapan bahwa mendatangi guru untuk belajar lebih baik dari pada guru
yang mendatangi murid.

g.Al- Ribath
Al- Ribath dalam arti yang umum adalah tempat untuk latihan, bimbingan, dan
pengajaran bagi calon sufi.[14] Al- Ribath juga tempat kajian kaum sufi yang ingin
menjauhkan diri dari kehidupan duniawi dan mengonsentrasikan diri untuk semata-mata
beribadah. Juga memberikan perhatian terhadap keilmuan yang dipimpin oleh syeikh yang
terkenal dengan ilmu dan keshalehannya.

h.Az- Zawiyah
Az- Zawiyah adalah tempat yang berada dipinggir masjid yang digunakan untuk
melakukan bimbingan wirid dan zikir untuk mendapatkan kepuasan spiritual.

i.Madrasah
Madrasah adalah lembaga pendidikan tingkat dasar dan menengah yang mengajarkan
ilmu agama dan ilmu lainnya .

Ahmad Tsalabi berpendapat bahwa ketika minat masyarakat untuk mempelajari ilmu
pengetahuan yang ada di masjid meningkat, dan hal tersebut menimbulkan kegaduhan akibat
suara para pengajar dan siswa yang saling berdiskusi sehingga mengganggu kekhusukan
shalat. Maka mulai dipikirkan adaanya tempat mempelajari ilmu yang dirancang secara
khusus serta dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

Selain itu madrasah juga didirikan dengan tujuan untuk memasyarakatkan ajaran dan
paham keagamaan dan ideologi tertentu.

j.Sanggar sastra (al- Sholun al- Adabiyah)

Sanggar sastra ini mulai berkembang pada masa bani Umayyah, kemudian
berkembang pesat pada zaman Abbasiyah. Hal ini sejalan dengan kebiasaan khalifah pada
zaman Islam yang biasanya merencanakan program dalam urusan yang bersifat duniawi,
namun meminta fatwa dari segi agama. Atas dasar ini syarat terpenting seorang khalifah yaitu
memiliki ilmu yang dibutuhkan untuk berijtihad.[16]
E.METODE PENGAJARAN PADA MASA ABBASIYAH

Pada masa Dinasti Abbasiyah metode pendidikan yang digunakan adalah sebagai
berikut:

a.Metode lisan
Yaitu berupa dikte, ceramah, qira’ah dan diskusi. Pengguaan metode dikte dianggap
baik dan aman karena dengan metode ini murid mempunyai catatan yang akan membantunya
ketika ia lupa. Dan metode ini juga sangat penting karena pada masa klasik buku-buku cetak
sulit dimiliki. Metode ceramah disebut juga metode al- sama’, sebab dalam metode ini guru
menjelaskan isi buku dengan hafalan, sedangkan murid mendengarkannya. Metode qira’ah
biasanya digunakan untuk belajar membaca, sedangkan diskusi merupakan metode yang khas
pada masa ini, namun pada masa klasik juga digunakan.

b.Metode menghafal
Yaitu murid-murid harus membaca secara berulang-ulang pelajarannya sehingga
pelajaran tersebut melekat pada benak mereka. Sehingga dalam proses selanjutnya, murid
akan mengeluarkan kembali dan mengkonseptualisasikan pelajaran yang dihafalnya,
sehingga dalam diskusi dan perdebatan murid dapat merespon, mematahkan lawan, atau
memunculkan sesuatu yang baru.

Metode hafalan ini biasanya dipakai pada jenjang pendidikan dasar, karena seorang
murid masih dapat menyerap apa yang ia hafalkan dibandingkan digunakan pada jenjang
tinggi, walaupun pada jenjang tinggi juga masih terdapat metode hafalan sekalipun.

c.Metode tulisan
Metode tulisan adalah pengkopian karya-karya ulama. Dalam pengkopian buku-buku terjadi
proses intelektualisasi hingga tingkat penguasaan ilmu murid semakin meningkat.
BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN

Keadaan pendidikan masa Dinasti Abbasiyah sangatlah berkembang pesat, karena


terdapat beberapa faktor yang mendukung hal tersebut.

Tujuan pendidikan pada masa Dinasti Abbasiyah yaitu untuk

a)keagamaan dan akhlak


b)kemasyarakatan
c)cinta akan ilmu
d)kebendaan.

Lembaga pendidikan pada masa Dinasti Abbasiyah adalah, kuttab, masjid, istana,
perpustakaan, toko buku rumah para ilmuwan, al- Ribath, az- Zawiyah, madrasah, sanggar
seni.

Metode pengajaran yang dilakukan pada Dinasti Abbasiyah ini dikelompokan menjadi tiga,
yaitu:
a)lisan
b)Menghafal
c)Tulisan
B.SARAN
Dalam pembuatan makalah ini, pemakalah menyadari bahwa masih terdapat kesalahan
dan kekurangan dalam hasil makalah yang telah dibuat. Dan masih terdapat kekurangan
dalam materi serta sumber rujukan pada makalah, sehingga kami sangat berharap kritik dan
juga saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini dan dimasa yang akan datang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca terutama bagi penulis sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Al- Rasyidin dan Nizar, Samsul. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Ciputat: Ciputat Press. Cet
ke- 2.
Nata, Abuddin. 2011. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana. Cet ke- 1.
Nizar, Samsul. 2013. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana. Cet ke- 5.
Rahmawati. 2005. Pendidikan Berbasiskan Islam. Padang: haifa Press. Cet ke-1.
Ramayulis. 2011. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. Cet ke-1.
Suwito. 2008. Sejarah Sosial Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana. Cet ke-2.
Suwendi. 2004. Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Cet ke- 1.

Yunus, Mahmud. Sejarah Pendidikan Islam. Hidakarya agama.

Rahmawati, Pendidikan Berbasiskan Islam, (Padang: Haifa Press, 2005), Cet ke-1, hlm. 17
Al- Rasyidin dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Ciputat: PT Ciputat Press, 2005),
Cet ke-2, hlm. 25-30
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, (Hidakarya Agama), hlm. 46
Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet ke-1, hlm. 151
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2013), Cet ke-5, hlm. 68
Ramayulis, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2011), Cet ke-1, hlm. 85
Mahmud Yunus, Op. Cit., hlm. 46-47
Ibid., hlm 47-48
Ramayulis, Op. Cit., hlm. 77-79
Abuddin Nata, Op. Cit., hlm. 161
Ramayulis, Op.Cit., hlm. 80
Abuddin Nata, Op. Cit., hlm. 152
Ramayulis, Op. Cit., hlm. 79-80
Abuddin Nata, Op. Cit., hlm. 161
Ibid., hlm. 162
Ibid., hlm. 158
Suwito, Sejarah Sosial Penddikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet ke-2, hlm. 14
Suwendi, Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2004), Cet ke- 1, hlm. 22
Suwito, Loc. Cit.

Anda mungkin juga menyukai