Disusun Oleh:
1. Iis sholihat
2. Listia
Dosen Pengampu:
Hamam faizin
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian pendekatan dalam pendidikan islam?
2. Apa saja macam-macam pendekatan dalam pendidikan islam?
3. Apa pengertian metode pendidikan dan pengajaran dalam pendidikan islam?
4. Apa saja dasar-dasar metode pendidikan dan pengajaran dalam pendidikan
islam?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui arti dari metode pendekatan dalam pendidikan islam
2. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk macam-macam metode yang
digunakan dalam pendidikan islam
3. Dapat mengetahui metode-metode pendidikan dalam pendidikan islam
4. Dapat mengetahui dasar-dasar pengajaran dalam pendidikan islam
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kata metode berasal dari bahasa yunani. Secara etimologi, kata metode
berasal dari dua suku kata, yaitu meta berarti ’melalui’ dan hodos berarti “jalan
atau cara”. Dalam bahasa arab metode dikenal dengan istilah thariqah yang berarti
langkah-langkah strategis yang harus dipersiapkan untuk melakukan suatu
pekerjaan. Sedangkan dalam bahasa inggris metode disebut method yang berarti
cara dalam bahasa indonesia.
Sedangkan menurut terminologi (istilah) para ahli memberikan definisi yang
salah satunya tetang metode yaitu, Rama yulis mendefinisikan bahwa metode
mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan
dengan peserta didik pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Metode
dalam pendidikan islam mempunyai peranan penting dalam mewujudkan tujuan-
tujuan yang diciptakan bersama. Karena itu metode menjadi sebuah sarana yang
bermakna dalam menyajikan pelajaran, sehingga dapat mebantu siswa memahami
bahan-bahan pelajaran untuk mereka.1
1
Ramayulis,2006.Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kalam mulia.
2
Islam merupakan suatu cara untuk mempermudah dalam kelangsungan belajar
mengajar.2
Penggunaan metode dalam suatu mata pelajaran bisa lebih dari satu
macam.metode yang variatif dapat membangkitkan motivasi belajar anak didik.
Pemilihan dan penggunaan metode harus mempertimbangkan aspek efektifitas
dan relevansinya dengan materi. Sehingga keberhasilan penggunaan suatu metode
merupakan kunci keberhasilan proses pembelajaran, dan akhirnya menentukan
kualitas pendidikan. Sehingga metode pendidikan islam yang dikehendaki akan
membawa kemajuan pada semua bidang ilmu pengetahuan dan keterampilan.
Secara fungsional dapat merealisasikan nilai-nilai ideal yang terkandung dalam
tujuan pendidikan islam itu sendiri.
2
Muzain, Arifin. 1991Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum) Jakarta : Bumi Askara.
3
Syaiful Bahri , Djamarah. 2010 Strategi belajar mengajar. Jakarta; Rineka Cipta.
3
Bahwa metode yang digunakan dalam pendidikan islam haruslah
berdasarkan pada agama. Sementara Agama Islam merajuk pada Al Qur’an
dan Hadist. Untuk itu, dalam pelaksanaannya tersebut hendaknya disesuaikan
dengan kebutuhan peserta didik dan dilandasi dengan nilai-nilai Al-Qur’an
Hadist.
Al-Qur’an dan Hadist tidak bisa dilepaskan dari pelaksanaan metode
pendidikan islam, sehingga penggunaan dan pelaksanaan metode pendidikan
islam tidak menyimpang dari koridor Al Qur’an dan Hadist. Misalnya dalam
mata pelajaran olahraga, maka seorang pendidik harus mampu menggunakan
metode yang tidak menyimpang dari ajaran Al Qur’an dan Hadist seperti
penggunaan metode demonstrasi dan eksperimen yang tidak memperlihatkan
aurat.
2. Dasar Biologis
Perkembangan biologis manusia mempunyai pengaruh dalam
perkembangan intelektualnya. Semakin dinamis perkembangan biologis
seseorang, maka dengan sendirinya makin meningkat pula daya intelektualnya.
Untuk itu dalam menggunakan metode pendidikan islam seorang pendidik
harus memperhatikan perkembangan biologis peserta didik.
Perkembangan jasmani (biologis) seorang juga mempunyai pengaruh
yang sangat kuat terhadap dirinya. Seorang yang menderita cacat jasmani akan
mempunyai kelemahan dan kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang yang
normal. Misalnya seorang yang memiliki kelainan pada matanya (rabun jauh),
maka dia cenderung untuk duduk di barisan depan karena dia berada di depan,
maka dia tidak dapat bermain-main pada waktu guru memberikan penjelasan,
sehingga dia memperhatikan seluruh materi yang disampaikan guru.
3. Dasar Psikologis
Perkembangan dan kondisi psikologis peserta didik akan memberikan
pengaruh yang sangat besar terhadap penerimaan nilai pendidikan dan
pengetahuan yang dilaksanakan. Oleh karenanya metode pendidikan islam
baru dapat diterapkan secara efektif bila didasarkan pada perkembangan dan
kondisi psikologis peserta didiknya. Untuk itu seorang pendidik dituntut untuk
mengembangkan potensi psikologis yang tumbuh pada peserta didik. Kondisi
rohani ini menjadi dasar dalam metode pendidikan islam merupakan kekuatan
4
bagi peserta didik dalam proses pembelajaran. Kondisi psikis tersebut meliputi
motivasi, emosi, minat, sikap, keinginan, bakat-bakat, kecakapan akal
(inteletualnya), sehingga seorang pendidik dituntut untuk mengembangkan
potensi psikologis yang ada pada peserta didik.
4. Dasar Sosiologis
Adanya interaksi yang terjadi antara peserta didik dan pendidik yang
merupakan interaksi timbal balik. Yang kedua belah pihak akan memberikan
dampak positif pada keduanya. Dalam kenyataan secara sosiologis seorang
individu dapat memberikan pengaruh pada lingkungan masyarakatnya dan
begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, guru atau pendidik dalam berinteraksi
dengan pendidiknya hendaklah memberikan tauladan dalam proses sosialisasi
dengan pihak lainnya, seperti hubungan dengan peserta didik, sesama guru,
kepala sekolah dan karyawan.
Adapun prinsip-prinsip dalam pendidikanislam ialah :
1. Prinsip integrasi
Prinsip ini memandang bahwa adanya wujud kesatuan dunia dan
akhirat.Maksudnya adalah pendidikan yang kita laksanakan ini dapat
menjadikan hidupkita menjadi lebih baik dalam bertindak, berucap dan dapat
menyadari bahwamanusia pda dasarnya mengabdi hanya kepada yang maha
pencipta, yang mahaEsa yaitu Alloh SWT.
2. Prinsip keseimbangan
Prinsip keseimbangan merupakan konsekuensi dari prinsip
integrasi ,keseimbangan antara ruhaniyah dan jasmaniyah, ilmu murni dan
ilmu terapan,antara teori dan praktik, dan antara nilai-nilai yang menyangkut
4
Ibid. hlm 181
5
aqidah, syariahdan akhlak.semuanya harus bisa menyeimbangkan keduanya
agar mendapatkanketenangan dalam suatu proses pemelajaran.
3. Prinsip persamaan
Manusia pada dasarnya sama yaitu sama-sama diciptakan dari
segumpaldarah,yang kemudian ia menjadi daging dan tumbuh
menjadi manusia yang mampu berfikir dan berakal. Yang membedakan
hanyalah tingkat keimanan danketaqwaan nya dihadapan tuhan-Nya.
4. Prinsip kontinutas (pendidikan seumur hidup)
Ada ungkapan dalam sebuah mahfudzot “tuntutlah ilmu dari buaian hingga
liang lahat” maka sudah tidak asing bagi umat islam selalu menanamkan pada
diri mereka untuk selalu menuntut ilmu walaupun sampai ke negeri
china.dariyang masih umur 2 tahun samapai berpuluh puluh tahun sudah
ditanamkantentang pendidikan dengan cara memudayakan membaca dan
menghafal Al-Qur’an.
5. Prinsip keutamaan
Dengan prinsip keutamaan ini, pendidik bukan hanya bertugas
menyediakantempat belajar bagi peserta didik saja, namun lebih dari itu
seorang pendidik jugaharus menyiapkan segala keperluan peserta didik seperti
wawasan yang luas,keteladanan yang baik dan siap mental. Karena penerapan
dari prinsip keutamaan ini adalah suatu tindakan nyata dan sebagai landasan
penerapan konsep – konsep pendidikan sekaligus menjadi tujuan pendidikan
itu sendiri. Yang merupakan suatu haraoan sebuah keberhasilan dari tindakan
yang tertanam dalam diri setiap peserta didik.5
5
Syaiful Bahri , Djamarah. 2010 Strategi belajar mengajar. Jakarta; Rineka Cipta.
6
masyarakat. Tingkah laku pendidik punya daya sentuh yang lebih besar bagi
siswa daripada apa yang diceramahkan.6
2. Metode Khitabah/Qoul
Berceramah masih menjadi metode yang efektif diterapkan dalam setiap
suasana. Sebagaimana kita lihat para dai/kyai yang istiqomah menerapkan
metode ini. Dengan kemampuan bahasa yang fasih dan komunikatif, metode
ceramah akan membawa keberhasilan belajar apalagi jika dilengkapi dengan
teknologi terkini/multimedia.
3. Metode Kitabah/Khat
Satu tingkat lebih tinggi dibanding berceramah adalah kitabah (menulis).
Sejarah mencatat, Nabi Muhammad pernah membebaskan tawanan perang
dan meminta mereka mengajar baca tulis kepada sahabat yang saat itu belum
mampu. Begitu pentingnya aktivitas baca tulis. Metode menulis sendiri di
lembaga-lembaga pendidikan Islam diterapkan dengan berbagai teknik,
seperti imla’ (dekte) atau khat (kaligrafi).
4. Metode hiwar
Hiwar (dialog) bagus diterapkan untuk mengunggah ide kreatif siswa.
Syaratnya, topik/materi yang dipelajari jelas batasannya dan memiliki
kegunaan tinggi. Metode ini juga efektif untuk melatih siswa membaca
peristiwa dan kejadian terbaru yang terjadi di lingkungan sekitar.
5. Metode as’ilah wa ajwibah
Banyak yang bilang di lingkungan lembaga pendidikan Islam/pondok
pesantren kurang terbentuk iklim tanya jawab (as’ilah wa ajwibah). Santri
(siswa) tidak punya keberanian berhadapan apalagi bertanya kepada ustadz.
Padaha tidak demikian. Hubungan guru dan murid terjalin atas dasar
tawadhu’. Sehingga proses tanya-jawab tidak bisa seenaknya.
6. Metode musyawarah
Berdiskusi dilakukan untuk memecahkan masalah. Dalam pembelajaran,
diskusi berarti menemukan solusi atas suatu permasalahan yang diberikan
guru berkenaan dengan topi k yang sedang dibahas. Ada banyak manfaat
berdiskusi. Selain merangsang daya kreativitas siswa, berdiskusi juga
6
Arifin Muzain, Ilmu Pendidikan Islam,op. cit, h 65-67.
7
membantu siswa yang punya kelemahan belajar di saat ia bekerjasama
dengan teman yang lebih mampu.7
7. Metode mujadalah/bahtsul masail
Bahtsul masail telah menjadi tradisi di lingkungan pesantren. Inilah salah satu
metode menemukan solusi / dasar hukum dari setiap persoalan kontemporer.
Melalui debat/brainstorming dengan referensi kitab/buku karya ulama klasik,
ketajaman berpikir dan kerangka logika dibangun. Tak salah saat ini
bermunculan cendekia-cendekia dengan latar belakang pesantren.
8. Metode Tafakkur-tadzakkur
Refleksi-kontemplasi di lembaga pendidikan Islam dilakukan dengan
mengambil satu topik khusus untuk ditemukan solusinya dengan
mempertimbangkan dua hal: wahyu (dalil naqli) dan pemikiran/penelitian.
Meskipun metode ini merupakan tradisi para sufi dan filsuf Islam terdahulu,
tidak ada salahnya dicoba untuk siswa pendidikan dasar sekalipun. Tentu saja
harus menyesuaikan usia dan kemampuan berpikirnya.
9. Metode Muhasabah an-nafs
Muhasabah an-nafs atau introspeksi diri dilakukan sebagai bentuk rasa cinta
terhadap diri sendiri sekaligus ungkapan syukur kepada Tuhan atas ilmu yang
telah diberikan. Jika dicermati, inilah metode yang jarang dilakukan guru
sehingga berdampak pada kurangnya pengenalan siswa terhadap potensinya
masing-masing. Muhasabah bisa dilakukan tiap akhir pekan atau akhir
semester, untuk mengukur keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan.8
10. Metode Qishah
Anak usia dini biasanya sangat suka jika guru bercerita. Metode bercerita
sangat tepat untuk menjelaskan kisah para tokoh muslim atau peristiwa
sejarah lainnya. Namun, perhatikan target yang ingin dicapai. Metode qishah
disebut berhasil manakala siswa mampu mengambil ibrah (pelajaran) yang
baik yang bisa dijadikan contoh untuk diikuti.
11. Metode tathbiq
Di pendidikan umum lebih dikenal dengan metode demontrasi. Tujuan
menggunakan metode ini agar teori yang dipelajari bisa dialami langsung dan
7
Ibid.hal.68-70
8
Ibid.hal.71-80
8
diaplikasikan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam memahami suatu materi
ajar.
12. Metode Tadabbur Alam
Karyawisata atau studi wisata sangat penting untuk menghadirkan suasana
menyenangkan dalam belajar. Dengan metode ini, kesan jenuh dan monoton
dalam belajar di kelas akan menghilang karena siswa belajar di tempat yang
tidak biasanya.
13. Metode Mumarasat
Latihan secara berkelanjutan (drill) sering dipakai untuk siswa ketika hendak
mengikuti tes/ujian akhir. Selain itu, metode ini sangat efektif untuk melatih
keterampilan bahasa asing (Arab, Inggris, dan lain-lain). Saat ini banyak
lembaga pendidikan Islam yang berhasil menciptakan lingkungan bahasa
(bi’ah lughawiyah), dimana bahasa asing dijadikan sebagai bahasa ibu dan
alat komunikasi sehari-hari.
9
yang digunakan oleh guru atau pembelajar untuk memungkinkan siswa
belajar.9
Interaksi dalam pembelajaran adalah bagaimana cara guru dapat
meningkatkan motivasi belajar dari siswa. Hal ini berkaitan dengan strategi
apa yang dipakai oleh guru, bagaimana guru melakukan pendekatan terhadap
siswanya. Dalam sebuah pembelajaran yang baik guru berperan sebagai
pembimbing dan fasilitator. Dan proses interaksi pembelajaran yang mampu
meningkatkan hasil belajar pada siswa ialah bagaimana cara guru melakukan
pendekatan yang sesuai dengan karakter pembelajaran.
Selain itu, adapun fungsi pendekatan bagi suatu pembelajaran diantara lain:
1. Pendekatan Individual
Pendekatan individual merupakan pendekatan langsung dilakukan
guru terhadap anak didiknya untuk memecahkan kasus anak didiknya
tersebut. Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi
kepentingan pengajaran.
9
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka, 1999, h. 218
10
Djamarah syaiful bahri. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (suatu pendekatan
teoritis psikologis). (Jakarta; Rineka Cipta.2005) hal 53
10
Atau pendekatan individual adalah suatu pendekatan yang melayani
perbedaan-perbedaan perorangan siswa sedemikian rupa, sehingga dengan
penerapan pendekatan individual memungkinkan berkembangnya potensi
masing-masing siswa secara optimal.11
2. Pendekatan Kelompok
Dalam kegiatan belajar mengajar terkadang ada juga guru yang
menggunakan pendekatan lain, yakni pendekatan kelompok. Pendekatan
kelompok memang suatu waktu diperlukan dan pelu digunakan untuk
membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik.
3. Pendekatan Bervariasi
Ketika guru dihadapkan kepada permasalahan anak didik yang
bermasalah, maka guru akan berhadapan dengan permasalahan yang
bervariasi. Setiap masalah yang dihadapi oleh anak didik tidak selalu sama,
terkadang ada perbedaan. Dengan adanya perbedaan masalah itulah guru
menggunakan pendekatan bervariasi.
4. Pendekatan Edukatif
Pendekatan edukatif yaitu Setiap tindakan dan perbuatan yang
dilakukan guru harus bernilai pendidikan dengan tujuan untuk mendidik
anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, norma sosial dan
norma agama.
5. Pendekatan Keagamaan
Pendekatan agama dapat membantu guru untuk memperkecil
kerdilnya jiwa agama didalam diri siswa, agar nilai-nilai agamanya tidak
dicemoohkan dan dilecehkan, tetapi diyakini, dipahami,dihayati dan
diamalkan secara hayat siswa dikandung badan.12
6. Pendekatan Kebermaknaan
Bahasa adalah alat untuk menyampaikan dan memahami gagasan
pikiran, pendapat, dan perasaan, secara lisan atau tulisan. Bahasa
merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui
struktur (tata bahasa dan kosa kata). Dengan demikian struktur berperan
sebagai alat pengungkapan makna (gagasan, pikiran, pendapat dan
11
Ibid, hal 54
12
Djamarah syaiful bahri. Strategi belajar mengajar. (Jakarta; Rineka Cipta.2010) hal 57
11
perasaan). Jadi pendekatan kebermaknaan adalah pendekatan yang
memasukkan unsur-unsur terpenting yaitu pada bahasa dan makna. Untuk
itu ada konsep penting yang menyadari pendekatan kebermaknaan ini.
7. Pendekatan pengalaman
Pendekatan pengalaman yaitu pemberian pengalaman keagamaan
kepada peserta didik dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan baik
secara individual maupun secara kelompok. Syaiful Bahri Djamrah
menyatakan bahwa pengalaman yang dilalui seseorang adalah guru yang
baik. Pengalaman merupakan guru tanpa jiwa, namun selalu dicari oleh
siapapun juga, belajar pengalaman adalah lebih baik dari sekedar bicara dan
tidak pernah berbuat sama sekali. Meskipun pengalaman diperlukan dan
selalu dicari selama hidup, namun tidak semua pengalaman dapat bersifat
mendidik, karena ada pengalaman yang tidak bersifat mendidik. Suatu
pengalam dikatakan tidak mendidik jika pendidik tidak membawa peserta
didik kearah tujuan pendidikan akan tetapi ia menyelewengkan peserta
didik dari tujuan itu.13
Betapa tingginya nilai suatu pengalaman, maka disadari akaan pentingnya
pengalaman bagi perkembangan jiwa peserta didik sehingga dijadikanlahlah
pengalaman itu sebagai suatu pendekatan.
8. Pendekatan emosional
Pendekatan emosional adalah usaha untuk menggugah perasaan dan
emosi peserta didik dalam menyakini ajaran agama islam serta dengan
merasakan mana yang baik dan yang buruk. Emosi adalah gejala kejiwaan
yang ada didalam diri seseorang. Emosi berhubungan dengan perasaan,
seseorang yang mempunyai perasaan pasti dapat merasakan sesuatu, baik
persaan jasmani, maupun rohani. Emosi berperan dalam pembentukan
karakter seseorang.
13
Ramayulis,2006.Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : kalam mulia. hlm.256
12
Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
14