Anda di halaman 1dari 21

METODE DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN

DALAM PENDIDIKAN ISLAM


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam

Dosen pengampu: Aan Arisandi M.A

Disusun oleh :

Ani Triningsih 2311040134


Erna Latifa 2311040030
Salwa Maliha Zain 2311040201

UIN RADEN INTAN LAMPUNG


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur ke rat Allah SWT. serta sholawat serta salam kepada junjungan kita Nabi
besar Muhammad SAW. Atas berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul "Metode dan pendekatan pembelajaran dalam Pendidikan islam" telah
diselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi
dalam menyelesaikan tugas Mata Kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan.

Makalah ini ditugaskan secara individu yang tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
baik dukungan moril ataupun materil selama proses pengerjaan. Oleh karena itu, penyusun
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ratu Dwi Gustian, M.Pd selaku dosen Mata Kuliah
Pancasila dan Kewarganegraan.yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugass ini.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada karya
ilmiah ini. Oleh karena itu, penyusun mengundang para pembaca untuk memberikan kritik
serta saran yang dapat memotivasi penyusun agar lebih baik untuk kedepannya. Akhir kata,
semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun khususnya maupun bagi
pembaca.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berkaitan dengan pengembangan imtak dan akhlak mulia maka yang perlu dikaji lebih
lanjut ialah peran pendidikan agama. Karena pendidikan keagamaan berfungsi
mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan
mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya atau menjadi ahli ilmu agama.
Pendidikan Islam sebagai sebuah sistem adalah suatu kegiatan yang di dalamnya
terkandung aspek tujuan, kurikulum, guru, metode, pendekatan, sarana prasarana,
lingkungan, administrasi, dan sebagainyayang antara satu sama lainnya saling berkaitan dan
membentuk suatu sistem yang terpadu.
Dalam proses pendidikan Islam, pendekatan memiliki kedudukan yang sangat
signifikan untuk mencapai tujuan. Bahkan melalui pendekatan sebagai seni dapat
mentransfer ilmu pengetahuan atau materi pelajaran kepada peserta didik dianggap lebih
signifikan dibanding dengan materi itu sendiri.
Pendidik yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan anak didik
lainnya, akan berbeda dengan pendidik yang memandang anak didik sebagai makhluk yang
sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Maka penting untuk meluruskan pandangan
yang keliru dalam menilai anak didik. Untuk itu, pendidik perlu menyadari dan memaklumi
bahwasanya anak didik itu merupakan individu dengan segala perbedaannya sehingga
diperlukan beberapa pendekatan dalam proses belajar mengajar.
Sebuah realita bahwa cara penyampaian yang komunikatif lebih disenangi oleh peserta
didik walaupun sebenarnya materi yang disampaikan sesungguhnya tidak terlalu menarik.
Sebaliknya, sebagus apapun materi yang akan diajarkan, jika cara penyampaiannya kurang
tepat maka semua itu tidak akan bisa dicerna oleh peserta didik, sehingga tujuan yang sudah
ditetapkan akan menjadi sia-sia dan percuma.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian metode dan pendekatan pembelajaran dalam Pendidikan islam


2. Pentingnya metode dan pendekatan Pelajaran dalam Pendidikan islam
3. Jenis-jenis metode dan pendekatan pembelajaran dalm Pendidikan islam

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian metode dan pendekatan pembelajaran dalam Pendidikan
islam
2. Untuk mengetahui Pentingnya metode dan pendekatan Pelajaran dalam Pendidikan islam
3. Untuk mengetahui Jenis-jenis metode dan pendekatan pembelajaran dalm Pendidikan
islam

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian metode dan pendekatan pembelajaran dalam Pendidikan islam

Pengertian metode dalam bahasa arab metode diungkapkan dalam berbagai kata, terkadang
digunakan kata al-thariq (jalan), manhaj (sistem), dan al-wasilah (perantara/mediator).
Dengan demikian kata arab yang dekat dengan metode adalah al-thoriqoh.

Kata-kata serupa ini banyak dijumpai dalam al-Qur'an menurut Muhammad Fuad Abd al-
Baqi di dalam al-Qur'an kata al-Thariq- ah diulang sebanyak sembilan kali. Kata ini
terkadang dihubungkan dengan objeknya yang dituju oleh al-Thariqah seperti neraka,
sehingga jalan menuju neraka (Q.S 4:169) terkadang dihubungkan dengan sifat dari jalan
tersebut, seperti al-Thariqah al- Mustaqimah yang diartikan jalan yang lurus (Q.S. 46:30).

Sebagaimana yang dikutip oleh Mu- hammad Noor Syam (1986: 24), secara teknis
menerangkan bahwa metode adalah:
1. Suatu prosedur yang dipakai untuk mencapai suatu tujuan.
2. Suatu Teknik mengetahui yang dipakai dalam proses mencari ilmu pengetahuan dari suatu
materi tertentu.
3. Suatu ilmu yang merumuskan aturan-aturan dari suatu prosedur.

Selain itu ada pula yang mengatakan bahwa metode adalah suatu sarana untuk
menemukan, menguji, dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan. Ada lagi
pendapat yang mengatakan bahwa metode sebenarnya berarti jalan untuk mencapai tujuan.
Jalan untuk mencapai tujuan itu bermakna ditempatkan pada posisinya sebagai cara untuk
menemukan, menguji, dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan ilmu atau
tersistematisasikannya suatu pemikiran.

Dari beberapa pengertian yang diformulasikan oleh para pakar di atas tentang pengertian
metode Pendidikan Islam. Kita dapat menyimpulkan tentang pengertian metode pendidikan.
Seperti yang dikemukakan oleh al-Syaibaniy (1979: 553) yaitu, segala segi kegiatan yang
terarah yang dikerjakan oleh guru dalam rangka kemestian-kemestian mata pelajaran yang
diajarkannya, ciri-ciri perkembangan peserta didiknya, dan suasana alam sekitarnya dan
tujuan membimbing peserta didik untuk mencapai proses belajar yang diinginkan dan
perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku mereka. Ahmad Tafsir secara umum
membatasi bahwa metode pendidikan adalah semua cara yang digunakan dalam Upaya
mendidik.

Abdul Munir Mulkan (1993: 250) mengemukakan bahwa metode Pendidikan adalah suatu
cara yang dipergu- nakan untuk menyampaikan atau mentransformasikan isi atau bahan

3
Pendidikan kepada anak didik. Selanjutnya jika kata metode tersebut dikaitkan dengan
pendidikan Islam, dapat membawa arti sebagai jalan untuk mena- namkan pengetahuan
agama pada diri seseorang sehingga dapat terlihat dalam pribadi objek sasaran, yaitu pribadi
Islami. Selain itu metode pendidikan Islam dapat diartikan sebagai cara untuk memahami,
menggali, dan mengembangkan ajaran Islam, sehingga terus berkembang sesuai dengan
perkembangan zaman.

Ada beberapa istilah yang mempunyai arti yang hampir sama dan menunjukkan tujuan
yang sama dengan pendekatan, yaitu theoritical framework, conceptual framework,
approach, perspective, point of view (sudut pandang), dan paradigm. Semua istilah ini bisa
diartikan sebagai cara memandang dan menjelaskan gejala atau peristiwa 1

Pendekatan merupakan terjemahan dari kata “approach”, dalam Bahasa Inggris diartikan
dengan come near (menghampiri) go to (jalan ke) dan way path dengan arti (jalan) dengan
pengertian ini dapat dikatakan bahwa Approach adalah cara menghampiri atau mendatangi
sesuatu. Pendekatan juga bisa berarti cara pandang terhadap sebuah objek persoalan, dimana
cara pandang itu adalah cara pandang dalam konteks yang lebih luas. Ramayulis dan Samsul
Nizar mengemukan bahwa pendekatan (approach) merupakan pandangan falsafi terhadap
subject matter yang harus diajarkan dan selanjutnya melahirkan metode belajar. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa pendekatan memerlukan pandangan falsafi terhadap subjek
matter yang harus diajarkan, yang urutan selanjutnya melahirkan metode
mengajar, dalam pelaksanaannya dijabarkan dalam bentuk Teknik penyajian pembelajaran.
Menurut istilah, Taufik Abdullah yang dikutip oleh Dr. Abuddin Nata memberikan
interpretasi tentang pendekatan adalah cara pandang atau paradigma yang terdapat dalam
suatu bidang yang digunakan untuk memahami agama.2

Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa pendekatan merupakan proses kegiatan
yang dilakukan dalam hal mendekati sesuatu. Jika dikaitkan dengan pendekatan pendidikan
berarti suatu proses kegiatan, perbuatan, dan cara mendekati bidang pendidikan sehingga
mempermudah pelaksanaan kegiatan pendidikan tersebut. Jika dalam kegiatan pendidikan,
metode berfungsi sebagai cara mendidik, maka pendekatatan berfungsi sebagai alat bantu
agar penggunaan metode tersebut mengalami kemudahan dan
keberhasilan3.

Menurut Sanjaya, Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran. Istilah Pendekatan merujuk kepada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.

1
Nurjannah Rianie, Pendekatan dan Metode Pendidikan Islam, hal 106
2
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, cet. III, (Jakarta: PT Raja Geofindo Persada,
1999), hal.28
3
Nurjannah Rianie, PENDEKATAN DAN METODE PENDIDIKAN ISLAM (Sebuah
Perbandingan dalam Konsep Teori Pendidikan Islam dan Barat), Jurnal: Management of
Education, Volume 1, Issue 2, hal. 107.

4
2.2 Pentingnya metode dan pendekatan pembelajaran dalam Pendididkan islam
Dalam proses pembelajaran terdapat komponen siswa sebagai obyek yang sedang belajar
dan guru sebagai pengajar untuk memberikan materi pelajaran guna terjadi perubahan pada
diri siswa. Mengajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang yang memiliki
pengetahuan atau keterampilan yang lebih dari pada yang diajar, untuk memberikan suatu
pengertian, kecakapan atau ketangkasan. Seperti dikemukakan oleh Slameto 2010: 97
bahwa,”kegiatan mengajar meliputi penyampaian pengetahuan, menularkan sikap, kecakapan
atau keterampilan yang diatur sesuai dengan lingkungan dan yang menghubungkannya
dengan subyek yang sedang diajar”. Upaya untuk menyampaikan materi atau keterampilan
kepada siswa, maka harus diterapkan pendekatan pembelajaran yang tepat. Pendekatan
pembelajaran yang diterapkan hendaknya mengacu pada penemuan yang terarah dan
pemecahan masalah.

Penemuan dan pemecahan masalah tersebut merupakan pendekatan yang membantu


tercapainya dengan mengacu pada pendekatan pembelajaran yang terkendali, dengan
seksama menyusun seri-seri pembelajaran yang memberi urutan pembelajaran terhadap
tujuan yang telah dirumuskan. Pendekatan pembelajaran merupakan salah satu bagian
integral yang dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Berhasil dan tidaknya tujuan
pembelajaran dapat dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran yang diterapkan oleh guru.
Penerapan metode pembelajaran yang dilakukan seorang guru akan mempengaruhi
pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dengan metode pebelajaran yang
tepat akan dapat membangkitkan motifasi belajar siswa, sehingga akan mendukung
pencapaian hasil belajar lebih optimal.
Manfaat pendekatan dalam sistem pembelajaran diantaranya :
1. Arah dan tujuan pembelajaran dapat direncanakan dengan jelas. Perumusan tujuan
merupakan salah satu karakteristik pendekatan sistem. Penentuan komponen-
komponen pembelajaran pada dasarnya diarahkan untuk mencapai tujuan. Dengan
demikian segala usaha baik guru maupun siswa diarahkan untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
2. Menuntun guru pada kegiatan yang sistematis Berpikir secara sistem adalah berpikir
runtut,sehingga melalui langkah-langkah yang jelas dan pasti memungkinkan hasil
yang diperoleh akan maksimal.
3. Dapat merancang pembelajaran dengan mengoptimalkan segala potensi dan sumber
daya yang tersedia.Berpikir sistemis adalah berpikir bagaimana agar tujuan yang telah
ditetapkan dapat dicapai oleh siswa. Oleh karena itu setiap guru harus berusaha
memanfaatkan seluruh potensi yang relevan yang tersedia.
4. Dapat memberikan umpan balik. Melalui proses umpan balik dalam pendekatan
sistem dapat diketahui apakah tujuan itu telah berhasil dicapai atau belum. Sehingga
jika belum berhasil dapat diketahui komponen yang perlu diperbaiki dan kadar
perbaikannya.

5
2.3 Jenis-jenis metode dan pendekatan pembelajran dalam Pendidikan islam

1. Metode Pembelajaran Ilmu Pendidikan Islam


Metode adalah cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Metode Pendidikan
Islam adalah cara-cara yang ditempuh dan dilaksanakan dalam pendidikan islam agar
mempermudah tercapainya tujuan pendidikan. Adapun pendidikan islam yang
dilaksanakan di lembaga pendidikan formal, di sekolah umum sampai perguruan tinggi,
masih tetap menggunakan metod ceramah, diskusi, penugasan, praktik, dan pelatihan.
Metode pendidikan islam harus diterapkan sejak awal dalam keluarga, dan
pendidikan islam yang paling intensif dan efisien adalah pendidikan islam yang
menggunakan metode yang interaksional dalam keluarga, sebagaimana pembelajaran yang
dilakukan oleh orangtua terhadap anak-anaknya.4 Adapun metode pendidikan yang
digunakan antara lain : sebaimana yang dikemukakan Ustaz Muhammad Said Ramadhan
Al-buwy-thi dalam bukunya yang berjudul : “Al-Man hajut Tarbawi Faried fil Quran”,
menyatakan bahwa ada tiga macam asas/dasar yang dipakai Al-Quran untuk menanamkan
pendidikan, yaitu:
a. Muhakamah Aqliyah, mengetok akal pikiran untuk memecahkan segala sesuatu.
Di dalam tingkat ini Al-Quran menyadarkan setiap akal manusia untuk
memikirkan asal-usul dirinya, mulai dari mula jadinya, kemudian perkembangan
baik fisik maupun akal dan ilmunya ataupun mental spiritualnya.
b. Al-Qisah Wat Tarikh, menggunakan cerita-cerita dan pengetahuan sejarah. Dengan
menggunakan cerita atau peristiwa, dan dengan membuka lembaran-lembaran
sejarah diamsa lampau, Tuhan mengajak manusia supaya supaya bercermin kepada
fakta dan data dimasa dahulu itu, untuk melihat dirinya. Berbagai cerita yang
disebut oleh Al-Quran dan dengan caranya yang khas Al-Quran menghidupkan
sejarah-sejarah untuk memberanikan hati manusia untuk zaman yang dihadapinya
dan masa-masa depan terbentang untuk diisi dengan pendidikan kepada anak-anak
atau pemuda-pemuda.

4
Beni Ahmad Saebani. Dkk, Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: PUSTAKA SETIA, 2009, hal.260-261

6
c. Al-Itsarah Al-Wijdaniyah, memberikan perangsang kepada kepada perasaan-
perasaan. Membangkitkan rangsangan perasaan-perasaan, adalah jalan yang
terpendek untuk menanamkan suatu karakter kepada anak-anak atau pemuda-
pemuda. Dan perasaan-perasaan itu terbagi terbagi kepada :
1) Perasaan pendorong, yaitu rasa gembira, harapan, hasrat yang besar dan
seumpamanya
2) Perasaan penahan, yaitu rasa takut (berbuat kejahatan), rasa sedih (berbuat
kezaliman) dan seumpamanya.
3) Perasaan kekaguman, yaitu rasa hormat dan kagum, rasa cinta, rasa bakti
dan pengabdian, dan lain sebagainya.5

Contoh, Metode Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmu Pendidikan Islam


Pendekatan Saintific
Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana
dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, dan mengkomunikasikan
untuk semua mata pelajaran. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat
mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada
kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau
sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan ilmiah
pembelajaran disajikan berikut ini.
a. Mengamati
Kegiatan mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran
(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti
menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang,
dan mudah pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan mengamati dalam rangka
pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan
matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan
mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.Kegiatan mengamati sangat
bermanfaat untuk memenuhi rasa ingin tahu peserta didik.Sehingga proses
pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi.

5
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam. Bandung : PUSTAKA MULIA, 1997, Hal.219

7
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh
langkahlangkah seperti berikut ini.

1) Menentukan objek apa yang akan diamati


2) Membuat pedoman pengamatan sesuai dengan lingkup objek yang akan
diamati
3) Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer
maupun sekunder
4) Menentukan di mana tempat objek pengamatan
5) Menentukan secara jelas bagaimana pengamatan dilakukan untuk
mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar
6) Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil pengematan, seperti
menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan
ala-talat tulis lainnya.
b. Menanyakan
Langkah kedua dalam pembelajaran saintifik adalah bertanya. Bertanya di
sini dapat pertaanyaan dari guru atau dari murid. Di dalam pembelajaran
kegiatan bertanya berfungsi:

1) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik


tentang suatu
2) tema atau topik pembelajaran.
3) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta
4) mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
5) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan
ancangan
6) untuk mencari solusinya.
7) Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada
peserta didik
8) untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas
substansi
9) pembelajaran yang diberikan.

8
10) Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara,
mengajukan
11) pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan
menggunakan
12) bahasa yang baik dan benar.
13) Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen,
14) Mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
15) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima
pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan
toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
16) Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap
dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.
17) Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan
berempati satu sama lain.
c. Mencoba
Hasil belajar yang nyata akan diperoleh peserta didik dengan mencoba
atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai.
Misalnya, Pada mata pelajaran, peserta didik harus memahami konsep-konsep
Akidah Akhlak dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Aplikasi metode
eksperimen dapat mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap,
keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini
adalah: (1) menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar
menurut tuntutan kurikulum; (2) mempelajari cara-cara penggunaan alat dan
bahan yang tersedia dan harus disediakan; (3) mempelajari dasar teoritis yang
relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya; (4)melakukan dan mengamati
percobaan; (5) mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan
data;(6) menarik simpulan atas hasil percobaan; dan (7) membuat laporan dan
mengkomunikasikan hasil percobaan.
d. Mengolah Informasi (Asosiasi)
Menurut teori asosiasi, proses pembelajaran akan berhasil secara efektif
jika terjadi interaksi langsung antara pendidik dengan peserta didik. Pola

9
interaksi itu dilakukan melalui stimulus dan respons (S-R). Teori ini
dikembangan berdasarkan hasil eksperimen Thorndike, yang kemudian
dikenal dengan teori asosiasi. Jadi, prinsip dasar proses pembelajaran yang
dianut oleh Thorndike adalah asosiasi, yang juga dikenal dengan teori
Stimulus-Respon (S-R). Menurut Thorndike, proses pembelajaran, lebih
khusus lagi proses belajar peserta didik terjadi secara perlahan atau bertahap,
bukan secara tiba-tiba. Thorndike mengemukakan berapa hukum dalam proses
pembelajaran.
Aplikasi pengembangan aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan daya
asosiasi peserta didik dapat dilakukan dengan cara berikut ini.

1) Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap


sesuai dengan tuntutan kurikulum.
2) Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah.
3) Tugas utama guru adalah memberi instruksi singkat tapi jelas
4) disertai contoh-contoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara
simulasi.
5) Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai
dari yang sederhana (persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks
(persyaratan tinggi).
6) Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan
diamati
7) Setiap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki
8) Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang
diinginkan dapat menjadi kebiasaan atau pelaziman.
9) Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau otentik.
10) Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan
11) memberikan tindakan pembelajaran perbaikan.
e. Mengkomunikasikan
Langkah pembelajaran yang kelima adalah memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengkomunikasikan hasil percobaan dan asosiasinya kepada
siswa lain dan guru untuk mendapatkan tanggapan. Langkah ini memberikan

10
keuntungan kepada siswa dalam meningkatkan rasa percaya diri dan
kesungguhan dalam belajar. 6
Metode ini berusaha menggabungkan cara belajara aktif berorientasi pada
proses mengarahkan peserta didik lebih mandiri dan reflektif. Dan demikian
dapat dikatan metode ini adalah suatu metode dimana dalam proses belajar
mengajar guru memperkenankan peserta didik menemukan sendiri informasi
yang di butuhkan.

2. Pendekatan Pembelajaran Ilmu Pendidikan Islam


Perwujudan strategi pendidikan islam dapat dikonfigurasikan dalam bentuk
metode pendidikan yang lebih luasnya mencakup pendekatan (approach). Untuk
pendekatan pendidikan islam, dapat berpijak pada firman Allah swt. Sebagai berikut:
QS. Al-Baqarah ayat 151
‫َك َم ا َأْر َس ْلَنا ِفيُك ْم َر ُسوال ِم ْنُك ْم َيْتُلو َع َلْيُك ْم آَياِتَنا َو ُيَز ِّك يُك ْم َو ُيَع ِّلُم ُك ُم اْلِكَتاَب َو اْلِح ْك َم َة َو ُيَع ِّلُم ُك ْم َم ا َلْم َتُك وُنوا‬
)١٥١( ‫َتْع َلُم وَن‬
Artinya: “Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami
telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami
kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-
Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui”.
QS. Al-Imran ayat 104:
)١٠٤( ‫َو ْلَتُك ْن ِم ْنُك ْم ُأَّم ٌة َيْدُع وَن ِإَلى اْلَخْيِر َو َيْأُم ُروَن ِباْلَم ْعُروِف َو َيْنَهْو َن َع ِن اْلُم ْنَك ِر َو ُأوَلِئَك ُهُم اْلُم ْفِلُحوَن‬

Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah
orang-orang yang beruntung”.
Macam-macam pendekatan pembelajaran ilmu pendidikan islam akan dijelaskan
lebih lanjut, sebagai berikut;
a. Pendekatan Filosofis
Berdasarkan pendekatan filosofis, ilmu pendidikan Islam dapat diartikan sebagai
studi tentang proses kependidikan yang didasari oleh nilai-nilai ajaran Islam yang

6
Khairiyah Nasution, Penerapan Pendekatan Saintific Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Siswa
Tingkat Dasar Dan Menengah, 19 Mei 2014, Hal. 4-11

11
bersumber pada kitab suci al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad saw. Para ulama
salaf dan khalaf (baru) serta para ilmuwan muslim, terutama yang menaruh minat
terhadap ilmu pendidikan Islam telah banyak menginterpretasikan dan menganalisis
sistem nilai yang terkandung dalam al-Quran dan hadits menjadi ajaran dan pedoman
yang mendasari proses kependidikan Islam. Sedangkan operasionalisasinya dalam
bentuk teknis diwujudkan dalam berbagai ragam model dan pola serta metode sesuai
dengan taraf kemampuan berpikir konsepsional mereka masing-masing dari zaman ke
zaman.
Yang esensial dari pendekatan filosofis ini adalah lahirnya sikap dan pandangan
dasar yakni meyakini bahwa Islam sebagai wahyu mengandung konsep, wawasan,
dan ide dasar yang memberi inspirasi terhadap pemikiran umat manusia dalam rangka
menyelesaikan permasalahan kehidupannya. Pendekatan filosofis ini memandang
bahwa manusia adalah makhluk rasional atau “homo ratonal” sehingga segala sesuatu
yang menyangkut pengembangannya didasarkan kepada sejauh mana pengembangan
berpikir dapat dikembangkan.
Dalam proses belajar mengajar, pendekatan filosofis dapat diaplikasikan ketika
guru mengajar. Contohnya pada pelajaran mengenai proses terjadinya penciptaan
alam, atau pada proses penciptaan manusia, dari mana manusia berasal, bagaimana
proses kejadiannya sampai pada terciptanya bentuk manusia. Hal ini terus
berlangsung sampai batas maksimal pemikiran manusia (hingga pada zat yang tidak
dapat dijangkau oleh pemikiran, yaitu Allah SWT).
Dalam hal ini, al-Quran benar-benar memberikan motivasi kepada manusia untuk
selalu menggunakan pikirannya (rasio) secara tepat guna untuk menemukan
hakikatnya selalu hamba Allah, selaku makhluk sosial dan selaku khalifah bumi.
Pendekatan filosofis.
Mengenai pendektan filosofis ini, dalam al-Quran memberikan konsep secara
konkrit dan mendalam. Terbukti dengan adanya penghargaan Allah kepada manusia
yang selalu menggunakan pemikirannya (rasio). Ungkapan pengahargaan tersebut
terulang sebanyak 780 kali salah satu di antaranya yaitu QS. al-Baqarah [2]:269 :

‫ُيْؤ ِتى اْلِح ْك َم َة َم ن َيَشاُء َو َم ن ُيْؤ َت اْلِح ْك َم َة َفَقْد ُأوِتَى َخ ْيًر ا َك ِثيًر ا َو َم ا َيَّذ َّك ُر ِإَّال ُأْو ُلوْا االلباب‬

12
Allah memberikan hikmah, kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan barang siapa yang telah
diberi hikmah itu, maka sungguh ia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tiadalah yang dapat
mengambil pelajaran kecuali orang-orang berakal. (QS. al-Baqarah [2]:269).

Tujuan pendekatan ini dimaksudkan agar siswa dapat menggunakan pemikiran (rasio) seluas-
luasnya sampai titik maksimal dari daya tangkapnya. Sehingga siswa terlatih untuk terus berpikir
dengan menggunakan kemampuan berpikirnya.

b. Pendekatan Sosio-Kultural
Pendekatan ini bertumpu pada pandangan bahwa manusia adalah makhluk yang
bermasyarakat dan berkebudayaan sehingga dipandang sebagai “homo socius” dan
“homo sapiens” dalam kehidupan bermasyarakat dan berkebudayaan. Pada
hakikatnya, manusia itu di samping sebagai makhluk individual juga sebagai makhluk
sosial, karena manusia tidak dapat hidup sendiri ataupun terpisah dari manusia-
manusia yang lain. manusia senantiasa hidup dalam kelompok-kelompok kecil,
seperti keluarga atau kelompok yang lebih luas lagi yaitu masyarakat.
Pendekatan ini sangat efektif dalam membentuk sifat kebersamaan siswa dalam
lingkungannya, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Pola pendekatan
ini ditekankan pada aspek tingkah laku di mana guru hendaklah dapat menanamkan
rasa kebersaman, dan siswa dapat menyesuaikan diri, baik dalam individu maupun
sosialnya. Semua bentuk-bentuk konkrit mengenai manusia sebagai makhluk
bermasyarakat juga dilakukan guru untuk mencapai pemahaman atau memberikan
satu pengertian kepada anak didik yang secara fungsional dapat memberikan
perubahan tingkah laku pada pemikirannya.
c. Pendekatan Fungsional
Sesuai dengan pengertian fungsional yaitu dilihat secara fungsi, maka yang
dimaksud dengan pendekatan fungsional dalam kaitannya dengan pendidikan Islam
yaitu penyajian materi pendidikan Islam dengan penekanan pada segi
kemanfaatannya bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan kepada pendekatan ini, materi yang dipersiapkan untuk disampaikan
kepada anak didik adalah materi yang sesuai dengan kebutuhan anak didik dalam
kehidupan bermasyarakat. Karena harus disadari sepenuhnya, bahwa materi pelajaran

13
yang disampaikan kepada anak didik tidak hanya sekedar untuk memajukan aspek
kognitifnya, tetapi juga untuk kelangsungan kehidupannya di masa mendatang.
Melalui pendekatan fungsional, hendaknya setiap sekolah di tanah air dapat
menjembatani keinginan tersebut di atas. Oleh karena itu dibutuhkan metode
mengajar yang serasi, seimbang, dan progresif guna mencapai tujuan yang dimaksud.
Seiring dengan itu, ada beberapa metode yang bisa digunakan dalam merealisasikan
pendekatan yang dimaksud antara lain metode latihan, metode ceramah, metode tanya
jawab, metode pemberian tugas dan metode demonstrasi.
d. Pendekatan Emosional
Emosional secara lughawi berarti menyentuh perasaan, mengharukan. Secara
terminologi, pendekatan emosional yaitu usaha untuk menggugah perasaan dan emosi
siswa dalam meyakini, memahami, dan menghayati ajaran agamanya.
Melalui pendekatan emosional, setiap guru tau pendidik selalu berusaha untuk
membakar semangat anak didiknya dalam melaksanakan ajaran-ajaran agama yang
sesuai dengan tuntunan al-Quran. Memberikan sentuhan ruhani kepada anak didik
diyakini sangat besar kontribusinya dalam memicu dan memacu semangat mereka
dalam beribadah dan menuntut ilmu.
Asumsi di atas didukung oleh sebuah keyakinan bahwa setiap manusia memiliki
emosi, dan emosi selalu berhubungan dengan perasaan, setiap orang yang disentuh
perasaannya, secara otomatis emosinya juga akan tersentuh.7
e. Pendekatan Peda (strategi mengajar) dan Psikologis
Pendekatan ini menuntut kita untuk berpandangan bahwa manusia adalah
makhluk Tuhan yang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan rohaniah
dan jasmaniah yang memerlukan bimbingan dan pengarahan melalui proses
kependidikan.
Sedangkan, menurut Ramayulis setidaknya ada tujuh pendekatan yang dapat
digunakan pendidikan Islam dalam pelaksanaan proses pembelajaran, yaitu :
a. Pendekatan pengalaman.
Pendekatan pengalaman yaitu pemberian pengalaman keagamaan kepada peserta
didik dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan. Dengan pendekatan ini peserta

7
Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, hal. 103-106

14
didik diberi kesempatan untuk mendapatkan pengalaman keagamaan, baik secara
individual maupun kelompok. Ada pepatah yang mengatakan bahwa pengalaman
adalah guru yang paling baik.
Meskipun pengalaman diperlukan dan dicari selama hidup, namun tidak semua
pengalaman dapat bersifat mendidik (educatif) karena ada pengalaman yang tidak
bersifat mendidik. Pemberian pengalaman yang educatif kepada peserta didik
berpusat kepada tujuan yang member arti terhadap kehidupan anak, interaktif dengan
lingkungan.
b. Pendekatan pembiasaan.
Pembiasaan adalah suatu tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis tanpa
direncanakan terlebih dahulu dan berlaku begitu saja yang kadang kala tanpa
dipikirkan. Pendekatan pembiasaan dalam pendidikan berarti memberikan
kesempatan kepada peserta didik terbiasa mengamalkan ajaran agamanya baik secara
individual maupun secara kelompok dalam kehidupan sehari-hari.
Menumbuhkan pembiasaan yang baik tidaklah mudah, sering memakan waktu
yang panjang. Tetapi bila sudah membudaya kebiasaaan itu sulit pula untuk
mengubahnya.
c. Pendekatan emosional.
Pendekatan emosional adalah usaha untuk menggugah perasaan dan emosi peserta
didik dalam meyakini ajaran Islam serta dapat merasakan mana yang baik dan mana
yang buruk. Emosi adalah gejala kejiwaan yang ada dalam diri seseorang. Emosi
tersebut berhubungan dengan perasaan. Seseorang yang mempunyai peraasaan pasti
daapt merasakan sesuatu, baik perasaan jasmaniah maupun perasaan rohaniah. Di
alam perasaan rohaniah tercakup perasaan intelektual, estetis, etis, sosial, dan
perasaan harga diri.
d. Pendekatan Rasional
Pendekatan Rasional yaitu suatu pendekatan mempergunakan rasio dalam
memahami dan menerima kebesaran dan kekuasaan Allah. Manusia adalah makhluk
ciftaan Allah yang sempurna dan berbeda dengan makhluk yang lainnya. Perbedaan
manusia dengan makhluk lain terletak pada akal, dengan kekuatan akalnya manusia

15
dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, bahkan dengan akal yang
dimilikinya juga manusia juga dapat membenarkan dan membuktikan adanya Allah.
e. Pendekatan fungsional
Pendekatan fungsional yaitu suatu pendekatan dalam rangka usaha
menyampaikan materi agama dengan menekankan kepada segi kemanfaatan pada
peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Ilmu Agama yang dipelajari anak di sekolah bukanlah hanya sekedar melatih otak
tetapi diharapkan berguna bagi kehidupan anak, baik dalam kehidupan individu
maupun dalam kehidupan sosial. Dengan agama anak anakdapt meningkatkan
kesejahteraan hidupnya. Dengan demikian pendekatan fungsional berarti anak dapat
memanfaatkan ajaran dalam kehidupan sehari-hari baik kehidupan individu maupun
kehidupan masyarakat. Sabda Rasulullah saw:
‫خيرالناس انفعهم لناس‬

“Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang member manfaat (nilai guna) bagi
manusia”.

f. Pendekatan keteladanan.
Pendekatan keteladanan adalah memperlihatkan keteladanan baik yang
berlangsung melalui penciptaan kondisi pergaulan yang akrab antara personal
sekolah, perilaku pendidik dan tenaga kependidikan lainnya yang mencerminkan
akhlak terpuji, maupun yang tidak langsungmelalui suguhan ilustrasi berupa kisah-
kisah ketauladanan.
Kecenderungan mnausia untuk belajar lewat peniruan menyebabkan keteladanan
menjadi sangat penting artinya dlam proses pendidikan. Rasulullah merupakan suri
tauladan bagi umat manusia. Firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 21
)٢١( ‫َلَقْد َك اَن َلُك ْم ِفي َر ُسوِل ِهَّللا ُأْس َو ٌة َحَس َنٌة ِلَم ْن َك اَن َيْر ُجو َهَّللا َو اْلَيْو َم اآلِخَر َو َذ َك َر َهَّللا َك ِثيًرا‬

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”.8

g. Pendekatan Saintifik
8
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 2006, hal. 246

16
Pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau terpusat
pada siswa (student centered approuach). Di dalam pembelajraan dengan pendekatan
saintifik peserta didik mengkonstruksi penegetahuan bagi dirinya. 9

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik simpulan bahwa pendekatan merupakan
proses kegiatan yang dilakukan dalam hal mendekati sesuatu. Jika dikaitkan dengan
pendekatan pendidikan berarti suatu proses kegiatan, perbuatan, dan cara mendekati
bidang pendidikan sehingga mempermudah pelaksanaan kegiatan pendidikan tersebut.

9
Khairiyah Nasution, Penerapan Pendekatan Saintific Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Siswa
Tingkat Dasar Dan Menengah, 19 Mei 2014, Hal.4

17
Jika dalam kegiatan pendidikan, metode berfungsi sebagai alat bantu agar penggunaan
metode tersebut mengalami kemudahan dan keberhasilan.
Pendekatan pembelajaran merupakan salah satu bagian integral yang dapat
mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Berhasil dan tidaknya tujuan pembelajaran
dapat dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Macam-
macam pendekatan pembelajaran dalam ilmu pendidikan islam meliputi pendekatan
filosofis, pendekatan sosio-kultural, pendekatan Peda (strategi mengajar) dan psikologis,
pendekatan emosional, dan pendekatang fungsional, pendekatan keteladanan, dan
pendekatan saintific. Sedangkan metode pembelajaran ilmu pendidikan islam yang
digunakan Ustaz Muhammad Said Ramadhan Al-buwy-thi dalam bukunya yang berjudul
: “Al-Man hajut Tarbawi Faried fil Quran antara lain , menyatakan bahwa ada tiga
macam asas/dasar yang dipakai Al-Quran untuk menanamkan pendidikan, yaitu:
Muhakamah Aqliyah, Al-Qisah Wat Tarikh, Al-Itsarah Al-Wijdaniyah
Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana
dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, dan mengkomunikasikan
untuk semua mata pelajaran.

3.2 Saran
Kami ucapkan terimakasih banyak pada pihak yang sudah membaca dan
membantu dalam penyusunan makalah kami. Penulis menyadari bahwa makalah ini
belum dapat menjelaskan semua pendekatan ilmu pendidikan islam. Maka dari itu kritik
dan saran kami butuhkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

18

Anda mungkin juga menyukai