Anda di halaman 1dari 11

7.

1 Struktur Tata Surya


➢ Planet
Planet adalah benda langit yang tidak mengeluarkan cahaya sendiri, tetapi selalu berevolusi
atau bergerak mengelilingi matahari. Waktu yang diperlukan untuk satu kali berevolusi
disebut periode revolusi planet. Setiap planet memiliki periode revolusi yang berbeda-
beda. Misalnya periode revolusi bumi 1 tahun, periode revolusi pluto 248 tahun. Arah
revolusi semua planet adalah sama, yaitu berlawanan dengan arah putaran jarum jam jika
dilihat dari kutub utara. Semua bidang orbit planet hampir berimpitan, sebab sudut
kemiringan yang dibentuk relatif kecil dengan bidang orbit bumi. Bidang orbit planet yang
memiliki sudut kemiringan agak besar adalah Pluto. Selain berevolusi semua planet juga
berotasi, yaitu berputar mengelilingi sumbunya. Waktu yang diperlukan planet untuk satu
kali berotasi disebut periode rotasi planet. Hampir semua planet memiliki arah putaran
rotasi yang sama yaitu dari barat ke timur, hanya 3 planet (Venus, Uranus dan Pluto) yang
memiliki arah putaran rotasi berbeda. Perbedaan kemiringan sumbu dan putaran rotasi
tersebut dapat dilihat pada gambar 7.3

Gmabar 7.3 Arah Rotasi Planet Planet


➢ Satelit
adalah benda langit yang tidak mengeluarkan cahaya sendiri dan selalu bergerak
mengeliling (mengorbit) planet. Tidak semua planet memiliki satelit, contohnya planet
Merkurius dan Venus tidak memiliki satelit. Bumi hanya memiliki satu satelit yaitu bulan,
sedangkan Saturnus memiliki 30 buah satelit.

Gambar 7.4 Beberapa Satelit di Yupiter, Saturnus dan Uranus


➢ Asteroida
adalah benda langit berupa bebatuan dengan ukuran relative kecil dibandingkan dengan
planet dan satelit, jumlahnya sangat banyak dan tersebar membentuk sabuk asteroida di
antara planet Mars dan Yupiter. Sesungguhnya pada setiap saat tata surya juga kemasukan
benda-benda kecil dari alam semesta yang disebut meteorid. Jika dalam perjalanannya
asteroida dan meteorid terperangkap oleh gaya gravitasi bumi, maka ia akan bergerak
sangat cepat ke permukaan bumi. Sewaktu bergesekan dengan atmosfer bumi timbul panas
yang sangat besar, sehingga asteroida dan meteorid tersebut terbakar dan bercahaya.
Peristiwa itulah yang disebut meteor atau bintang jatuh (bintang pindah). Meteor yang tidak
habis terbakar, akan sampai kepermukaan bumi dan disebut meteorit atau batu meteor.
Salah satu kawah bekas jatuhnya batu meteor ke permukaan bumi, adalah kawah Brringer
di Arizona Amerika Serikat yang memiliki lebar 1,3 km dan kedalaman 200 m seperti yang
terlihat pada gambar 7.5

Gambar 7.5 Sabuk Asteroid dan Kawah Meteor di Arizona


➢ Komet
Komet atau bintang berekor adalah benda langit yang juga bergerak mengelilingi matahari,
tetapi bidang orbitnya sangat lonjong dan berada pada tempat yang berbeda dari bidang
orbit planet-planet. Pada umumnya sebuah komet memiliki inti berupa es, koma berupa
gas dan debu yang menyelubungi inti, kemudian ekor yang terbentuk dari gas dan debu
akibat adanya tekanan cahaya matahari pada komet tersebut. Itulah sebabnya mengapa ekor
komet selalu menjauh dari matahari dan akan semakin panjang bila semakin dekat dengan
matahari. Kebanyakan komet tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, tetapi ada beberapa
contoh komet yang pernah terlihat dengan jelas, yaitu komet Halley yang perioda
kemunculannya 76 tahun sekali. Komet Halley muncul terakhir kali pada tahun 1986,
berarti akan muncul kembali pada tahun 2052. Komet lain adalah komet Bennett yang
muncul pada tahun 1970 dan komet Hyakutake muncul pada tahun 1996. Tidak semua
komet mengorbit matahari dengan lintasan berupa elip, banyak komet yang lintasannya
terbuka berupa parabola atau hiperbola sehingga hanya sekali muncul kemudian terus
menghilang dari sistem tata surya. Pada saat komet melintas dekat dengan bumi, akan
sering terjadi hujan meteor. Jika inti komet terperangkap oleh gaya gravitasi bumi, maka
komet akan menjadi meteor dan jatuh ke permukaan bumi sebagai meteorit.

Gambar 7.6 Struktur Komet


7.2 HUKUM KEPLER
➢ Hukum Kepler Satu
Semua planet berputar mengelilingi (mengorbit) matahari dengan lintasan berbentuk elip,
matahari berada disalah satu titik fokusnya.

Gambar 7.7 Ilustrasi Hukum Kepler Satu

Berarti selama berevolusi jarak planet ke matahari berubah-ubah, titik terjauh dari matahari
(A) disebut Aphelium sedangkan titik yang terdekat (P) disebut perihelium. Bumi
mencapai titik aphelium yang jaraknya 152.106 km dari matahari adalah pada tanggal 1
Juli, sedangkan titik perihelium yang berjarak 147.106 km dari matahari dicapai pada
tanggal 1 Januari.
➢ Hukum Kepler Dua
Dalam jangka waktu yang sama, garis penghubung planet dan matahari akan menyapu
bidang yang luasnya sama besar.

Gambar 7.8 Ilustrasi Hukum Kepler Dua


Secara lebih sederhana dapat dikatakan bahwa : jika waktu yang diperlukan planet untuk
menempuh lintasan 1-2, 3-4 dan 5-6 sama, maka luas daerah A12 sama dengan luas daerah
A34 dan sama juga dengan luas daerah A56 . Keadaan tersebut menunjukkan bahwa pada
saat planet dekat dengan matahari ia bergerak lebih cepat dibandingkan dengan pada saat
ia jauh dari matahari.
➢ Hukum Kepler Tiga
Perbandingan kuadrat perioda rata-rata (T2) revolusi planet dengan pangkat tiga jarak rata-
rata (R3) planet ke matahari adalah sama untuk semua planet.

Gambar 7.9 Ilustrasi Hukum Kepler Tiga


Misalnya kita lihat tiga buah planet, yaitu planet a, b dan c. Jika jarak rata-rata masing-
masing planet ke matahari adalah Ra, Rb, Rc dan perioda revolusi masing-masing planet
adalah Ta, Tb, Tc, maka menurut Hukum Kepler III berlaku persamaan :

7.3 Hukum Newton Tentang Gravitasi


Pada saat mempelajari Hukum-hukum Newton Tentang Gerak, kita telah mengetahui bahwa
benda yang mengalami resultan gaya, kecepatannya akan berubah sehingga memiliki percepatan.
Sekarang tahukah kalian : Apa yang menyebabkan terjadinya perubahan kecepatan pada planet,
sehingga planet selalu bergerak mengelilingi matahari?
Orang yang pertama kali dapat menjelaskan masalah tersebut dengan baik adalah Sir Isaac
Newton (1642-1727), yaitu dengan menggunakan Hukum Newton Tentang Gravitasi sebagai
berikut : “Antara dua benda selalu terjadi gaya tarik- menarik (gaya gravitasi) yang besarnya
sebanding dengan hasil kali massa kedua benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
kedua benda tersebut” Artinya, jika massa masing-masing benda adalah m1 dan m2, jarak kedua
benda adalah R, maka kedua benda akan mengalami gaya tarik menarik sebesar :

Gambar 7.9 Ilustrasi Hukun Gravitasi Newton


Dengan : m = massa benda, satuannya (kg)
R = jarak kedua benda, satuannya (m)
F = gaya gravitasi, satuannya (N)
G = konstanta gravitasi umum,

Berdasarkan Hukum Newton Tentang Gravitasi tersebut, maka kita dapat menjelaskan bahwa
antara matahari dan planet selalu terjadi gaya gravitasi atau gaya tarik menarik. Tetapi karena
massa planet (m) jauh lebih kecil dari massa matahari (M), maka gaya gravitasi matahari yang
bekerja pada planet (F) akan terus mengubah arah kecepatan planet (v) sehingga planet selalu
bergerak mengelilingi matahari. Karena resultan gaya gravitasi yang bekerja pada planet tidak
tetap, maka lintasan planet mengelilingi matahari tidak berupa lingkaran tetapi berupa elip. Hal itu
adalah sesuai dengan Hukum Kepler I.
7.4 Planet Planet
➢ Merkurius
Merupakan planet yang paling dekat ke Matahari dengan jarak 5,79 Juta Km. Karena planet
Merkurius jaraknya paling dekat ke Matahari, maka suhu pada siang hari di Merkurius
mencapai 4270 °C, sedangkan pada malam hari suhunya menjadi sangat rendah yaitu
mencapai –1700 °C. Merkurius mempunyai eksentrisitas yang besar yaitu 0,206 akibatnya
jarak antara Merkurius dan Matahari bervariasi dengan cukup besar pula. Perbedaan jarak
terjauh ke Matahari (aphelium) dengan jarak terdekat ke Matahari (perihelium) adalah
sebesar 22 juta Km. Merkurius tidak memiliki atmosfir oleh karena hal tersebut langit
Merkurius berwarna hitam. Kerapatan atau densitasnya 5,43 gr/cm3

Gambar 7.10 Planet Merkurius


➢ Venus
Planet Venus lebih dikenal sebagai Bintang Kejora atau Bintang Senja. Eksentrisitas planet
Venus adalah 0,007, sehingga orbit planet Venus mendekati bentuk lingkaran. Jarak Venus
ke Matahari 108x106 KM, sehingga di Venus suhunya sangat panas dapat mencapai 4800
°C. Tingginya suhu di planet Venus diakibatkan adanya efek rumah kaca. Kerapatan atau
densitas Venus adalah 5,24 gr/cm3

Gambar 7.11 Planet Venus


➢ Bumi
Sampai saat ini Bumi merupakan satu-satunya planet yang mempunyai kehidupan. Hal
tersebut dimungkinkan karena Bumi diselubungi oleh atmosfer sehingga perbedaan suhu
pada siang dan malam tidak terlalu besar. Bumi mengorbit Matahari sebagai bintang
pusatnya dengan eksentrisitas 0,017, sehingga orbitnya hampir membentuk lingkaran.
Jarak rata-rata Bumi ke Matahari adalah 1 Satuan Astronomi atau 150 juta kilometer. Kala
revolusi Bumi adalah 365,3 hari, sedangkan kala rotasinya adalah 23 jam 56 menit.
Kerapatan atau densitas Bumi adalah 5,52 gram/cm3. Bumi mempunyai sebuah satelit yaitu
Bulan.

Gambar 7.12 Planet Bumi


➢ Mars
Jarak rata-rata planet Mars ke Matahari adalah 1,52 SA atau 228 juta kilometer dengan
eksentrisitas 0,093. Mars berputar mengelilingi Matahari dengan kala revolusi 687 hari.
Mars mempunyai dua buah satelit yaitu Phobos dan Deimos.

Gambar 7.13 Planet Mars


➢ Yupiter
Jarak rata-rata planet Jupiter ke Matahari adalah 778x106 KM. Jupiter mempunyai
eksentrisitas 0,048 dengan kala revolusi 11,86 tahun. Jupiter diperkirakan mempunyai 63
satelit . Empat buah satelitnya yang berukuran besar bernama IO, Europa, Ganymede, dan
Callisto. Jupiter merupakan planet terbesar dalam sistem tata surya; mempunyai kala rotasi
9 jam 50 menit; artinya Jupiter berotasi dengan sangat cepat.

Gambar 7.14 Planet Yupiter


➢ Saturnus
Jarak rata-rata Saturnus ke Matahari adalah 1426x106 KM Saturnus mempunyai
eksentrisitas 0,056 dengan kala revolusi 29,5 tahun. Saturnus dihiasi oleh gelang dan
cincin yang indah, mempunyai 56 buah satelit yaitu diantaranya Mimas, Enceladus, Tethys,
Dione, Rhea, Titan, Hyperion, Lapetus, dan Phoebe.

Gambar 7.15 Planet Saturnus

➢ Uranus
Jarak rata-rata planet Uranus ke Matahari adalah 2872x106 KM. Uranus mempunyai
eksentrisitas 0,047 dengan kala revolusi 84 tahun. Uranus mempunyai cincin dan
mempunyai 27 buah satelit diantaranya Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, dan Oberion.
Gambar 7.16 Planet Uranus

➢ Neptunus
Jarak rata-rata planet Neptunus ke Matahari adalah 4490x106 KM. Neptunus mempunyai
eksentrisitas 0,009 dengan kala revolusi 164,8 tahun. Neptunus mempunyai 13 satelit yaitu
diantaranya Triton dan Nereid.

Gambar 7.17 Planet Neptunus

Rangkuman
Tata surya adalah kumpulan planet dan matahari beserta benda – benda lainnya yang ada
dilangit yang mengelilingi matahari, Planet ada 9. Tata urutan planet mulai dari yang terdekat
dengan matahari: Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto.
Tetapi mulai tahun 2006, ternyata Pluto tidak bisa disebut sebagai planet yang mengorbit di tata
surya, kenapa demikian? ada bebarapa faktor untuk menjadikan bahwa Pluto itu bukan termasuk
tata surya. Diantaranya adalah faktor ukuran dan orbit (garis edar) nya. Adapun Teori Asal Usul
Tata Surya sebagai berikut : Teori kabut (Nebula): planet berasal dari kabut pijar yang berputar
membentuk gelang – gelang, terbentuk gumpalan kemudian membeku menjadi planet. Tokoh teori
ini Immanuel Kant dan Piere Simon de Laplece. Teori pasang surut: adanya gaya tarik menarik
antara matahari dengan bintang besar, sehingga pada matahari terbentuk tonjolan seperti serutu,
serutu itu lepas dan terputus– putus yang membentuk tetesan – tetesan yang memadat sehingga
terbentuk planet. Tokohnya James Jeans. Teori planetesimal: planet berasal dari kabut pijar yang
di dalamnya terdapat material padat yang berhamburan yang disebut planetesimal. Antar
planetesimal terjadi Tarik menarik sehingga membentuk gumpalan yang disebut planet.
Tokohnya: Moulton dan Thomas Chamberlin.

➢ Cakrawala Fisika Tentang Tata Surya

Tahukah kalian bagaimana cara mengorbitkan satelit


buatan?
Dengan menggunakan roket atau pesawat ulang alik, satelit
dibawa pada ketinggian yang telah ditentukan. Kemudian
tenaga penggerak yang ada di satelit dihidupkan,
agar dapat memberikan kecepatan (v) yang tetap pada satelit.
Karena satelit masih dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi,
maka arah kecepatan satelit selalu membelok sehingga satelit
akan mengorbit atau mengelilingi bumi. Besar kecepatan
satelit harus selalu diatur, agar ketinggian dan bentuk lintasan
satelit selalu tetap. Jika kecepatan (v) terlalu kecil, satelit
akan jatuh ke bumi. Jika kecepatan (v) terlalu besar satelit
akan memiliki lintasan berbentuk parabola atau hiperbola, berarti satelit akan pergi meninggalkan
bumi.

Anda mungkin juga menyukai