Anda di halaman 1dari 14

HAKIKAT PENDEKAT DAN METODE PENDIDIKAN ISLAM

MAKALAH
Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam
Prodi S2 Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu :
Dr. H. Hasan Basri, M.Ag

Oleh:

Piki Hilman Maas


2.216.3.107

PROGRAM PASCA SARJANA


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
1438 H/2017 M
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendekatan dalam pendidikan Islam merupakan suatu proses, perbuatan dan cara
mendekati peserta didik dan mempermudah pelaksanaan pendidikan Islam itu sendiri.
Metode Pembelajaran merupakan cara atau tekhnik pengkajian bahan pelajaran yang akan
digunakan oleh guna saat pengkajian bahan pelajaran, baik secara individual maupun
kelompok.
Dalam proses pembelajaran yang berlangsung pasti akan didukung oleh metode dan
pendekatan pembelajaran, karena dalam pembelajaran, apabila sudah menggunakan kedua
sistem diatas maka komponen-komponen pendidikan akan berjalan dengan baik, khususnya
pendidikan Islam baik secara efektif dan efisien. Dalam pembelajaran metode dan pendekatan
tidak bisa dipisahkan karena kedua unsur ini merupakan alat dan cara yang digunakan untuk
menunjang kelancaran pendidikan.
Sebuah realita bahwa cara penyampaian yang komunikatif lebih disenangi oleh
peserta didik walaupun sebenarnya materi yang disampaikan sesungguhnya tidak terlalu
menarik. Sebaliknya, sebagus apapun materi yang akan kita ajarkan, kalau cara atau
metodenya kurang tepat maka semua itu tidak akan bisa dicerna oleh peserta didik, sehingga
tujuan yang sudah kita tetapkan akan sia-sia dan percuma. Oleh karena itu penerapan metode
dan pendekatan yang tepat sangat mempengaruhi pencapaian keberhasilan dalam proses
belajar mengajar. Pendekatan dan metode yang tidak tepat akan berakibat terhadap
pemakaian waktu yang tidak efesien.
Dilihat dari permasalahan diatas, maka penulis membuat makalah ini dengan judul
“Pendekatan dan Metode dalam Filsafat Pendidikan Islam ”

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendekatan dalam pendidikan Islam?
2. Apa saja macam-macam pendekatan dalam pendidikan Islam?
3. Apa pengertian metode pendidikan dan pengajaran dalam pendidikan Islam?
4. Apa saja macam-macam metode pendidikan dan pengajaran dalam pendidikan Islam?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Dalam Pendidikan Islam


Pendekatan pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, perbuatan, dan cara
mendekati serta mempermudah pelaksanaan pendidikan. Jika dalam kegiatan pendidikan,
metode berfungsi sebagai cara mendidik, maka pendekatan berfungsi sebagai alat bantu agar
penggunaan metode tersebut mengalami kemudahan dan keberhasilan. Selain metode-metode
memiliki peranan penting dalam kegiatan pendidikan Islam, pendekatan-pendekatan juga
menempati posisi yang berarti pula untuk memantapkan penggunaan metode-metode tersebut
dalam proses pendidikan, terutama proses belajar mengajar. Pendekatan dalam pendidikan
Islam merupakan suatu cara untuk mempermudah dalam kelangsungan belajar mengajar.
Sehingga tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan dan lebih bisa menunjukkan
keberhasilan pendidikan anak didik yang berdasarkan skill yang dimilikinya.

A. Macam-Macam Pendekatan Dalam Pendidikan Islam


Pendekatan pendidikan Islam yang seharusnya dipahami dan dikembangkan oleh para
pendidik adalah meliputi:
1. pendekatan psikologis, yang tekanannya diutamakan pada dorongan- dorongan yang
bersifat persuasif dan motivatif, yaitu suatu dorongan yang mampu menggerakan daya
kognitif (mencipta hal-hal baru), konotatif (daya untuk berkemauan keras), dan afektif
(kemampuan yang menggerakkan daya emosional). Ketiga daya psikis tersebut
dikembangkan dalam ruang lingkup penghayatan dan pengamalan ajaran agama di mana
faktor-faktor pembentukan kepribadian yang berproses melalui individualisasi dan sosialisasi
bagi hidup dan kehidupannya menjadi titik sentral perkembangannya.
2. pendekatan sosial-kultural ,yang ditekankan pada usaha pengembangan sikap pribadi
dan sosial sesuai dengan tuntutan masyarakat, yang berorientasi kepada kebutuhan hidup
yang semakin maju dalam berbudaya dan berperadaban. Hal ini banyak menyentuh
permasalahan-permasalahan inovasi ke arah sikap hidup yang alloplastis (bersifat membentuk
lingkungan sesuai dengan ide kebudayaan modern yang dimilikinya), bukannya bersifat auto
plastis (hanya sekedar menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada)
3. pendekatan religi,yakni suatu pendekatan yang membawa keyakinan (aqidah) dan keimanan
dalam pribadi anak didik yang cenderung ke arah komprehensif intensif dan ekstensif
(mendalam dan meluas). Pandangan yang demikian, terpancar dari sikap bahwa segala, ilmu
pengetahuan itu pada hakikatnya adalah mengandung nilai-nilai ke- Tuhanan. Sikap yang
demikian harus di internalisasikan (dibentuk dalam pribadi) dan dieksternalisasikan (dibentuk
dalam kehidupan di luar diri pribadinya.
4. pendekatan historis, yang ditekankan pada usaha pengembangan pengetahuan, sikap
dan nilai keagamaan melalui proses kesejarahan. Dalam hubungan ini penyajian serta faktor
waktu secara kronologis menjadi titik tolak yang dipertimbangkan dan demikian pula faktor
keteladanan merupakan proses identifikasi dalam rangka mendorong penghayatan dan
pengamalan agama.
5. pendekatan komparatif, yaitu pendekatan yang dilakukan dengan membandingkan
suatu gejala sosial keagamaan dengan hukum agama yang ditetapkan selaras dengan siatuasi
dan zamannya. Pendekatan komparatif ini sering diwujudkan dalam bentuk komparatif studi,
baik di bidang hukum agama maupun juga antara hukum agama itu sendiri, dengan hukum
lain yang berjalan, seperti hukum adat, hukum pidana/perdata, dan lain-lain.
6. pendekatan filosofis, yaitu pendekatan yang berdasarkan tinjauan atau pandangan
falsafah. Pendekatan demikian cenderung kepada usaha mencapai kebenaran dengan
memakai akal atau rasio. Pendekatan filosofis sering dipergunakan sekaligus dengan pola
berpikir yang rasional dan membandingkan dengan pendapat-pendapat para ahli filsafat dari
berbagai kurun zaman tertentu beserta aliran filsafatnya.
Sedangkan menurut Ramayulis (2015: 406) menguraikan ada beberapa pendekatan yang
dapat digunakan dalam pendidikan islam yaitu :
a. Pendekatan pengalaman
Pendekatan pengalaman yaitu pemberian pengalaman keagamaan kepada peserta
didik dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan baik secara individual maupun secara
kelompok. Syaiful Bahri Djamrah menyatakan bahwa pengalaman yang dilalui seseorang
adalah guru yang baik. Pengalaman merupakan guru tanpa jiwa, namun selalu dicari oleh
siapapun juga, belajar pengalaman adalah lebih baik dari sekedar bicara dan tidak pernah
berbuat sama sekali. Meskipun pengalaman diperlukan dan selalu dicari selama hidup, namun
tidak semua pengalaman dapat bersifat mendidik, karena ada pengalaman yang tidak bersifat
mendidik. Suatu pengalam dikatakan tidak mendidik jika pendidik tidak membawa peserta
didik kearah tujuan pendidikan akan tetapi ia menyelewengkan peserta didik dari tujuan itu. [1]
__________________________________
[1] Ramayulis,2015. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : kalam mulia. hlm.405
Betapa tingginya nilai suatu pengalaman, maka disadari akaan pentingnya pengalaman bagi
perkembangan jiwa peserta didik sehingga dijadikanlahlah pengalaman itu sebagai suatu
pendekatan.
b. Pendekatan pembiasaan
Pembiasaan adalah suatu tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis tanpa
direncanakan terlebih dahulu dan berlaku begitu saja tanpa difikirkan lagi.
Dengan pembiasaan pendidikan memberikan kesempatan kepada pesrta didik terbiasa
mengamalkan ajaran agamanya, baik secara indivual dan kelompok dalam kehidupan sehari-
hari berawal dari pembiasaan itulah peserta didik membiasakan dirinya menuruti dan patuh
kepada aturan yang berlaku ditengah kehidupan masyarakat. Menumbuhkan kebiasaan yang
baik tidaklah mudah, seiring memakan waktu yang panjang. Tetapi bila sudah membudaya
kebiasaan itu sulit pula mengubahnya, makanya sangat penting menanamkan kebiasaan yang
baik pada awal kehidupan anak seperti membiasakannya shalat lima waktu, berpuasa, suka
menolong orang dalam kesusahan, membantu fakir miskin.
c. Pendekatan emosional
Pendekatan emosional adalah usaha untuk menggugah perasaan dan emosi peserta
didik dalam menyakini ajaran agama islam serta dengan merasakan mana yang baik dan yang
buruk. Emosi adalah gejala kejiwaan yang ada didalam diri seseorang. Emosi berhubungan
dengan perasaan, seseorang yang mempunyai perasaan pasti dapat merasakan sesuatu, baik
persaan jasmani, maupun rohani. Emosi berperan dalam pembentukan karakter seseorang .
justru itulah pendekatan emosional dijadikan salah satu pendekatan pendidikan islam.
Dalam alquran Allah swt berfirman :
yang artinya :“ berilah kabar gembira pada orang-orang yang tunduk dan patuh ( kepada
Allah)”. QS AL Hajj : 34-35
d. Pendekatan rasional
Pendekatan rasional adalah suatu pendekatan mempergunakan rasio ( akal ) dalam
memahami dan menerima kebesaran dan kekuasaaan Allah.[2] Dengan kekuatan akalnya
manusia dapat membedakan mana perbuatan baik dan buruk. Serta dengan akaal pula
manusia dapat membuktikan dan membenarakan adanya Allah swt. Allah berfirman : dalam
surah Al-Baqarah ayat 197:
Artinya “ pikirkanlah hal orang yang mempunyai kecerdasaan akal ( berakal ) “.
_________________________________
[2] Ramayulis,2015 hlm.405
e. Pendekatan fungsional
Pengertian fungsional adalah usaha memberikan materi agama menekankan pada segi
kemanfaatan bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingkat
perkembangannya. [3]Pendekatan fungsional yang diterapakan disekolah dapat menjadikan
agama lebih hidup dan dinamis. Ilmu agama yng dipelajri oleh anak disekolah bukan hanya
sekedar melatih otak, tetapi diharapkan berguna bagi kehidupan anak baik dalam kehidupan
individu maupun sosial. Dengan demikian pendekatan fungsional berarti anak dapat
memanfaatkan pelajaran dalam kehidupan sehari-hari baik individu maupun masyarakat.
Sabda Rasululah :
“Sebaik-baik manusia adalah orang yang memberi manfaat ( nilai guna ) bagi manusia. ( al-
Hadist).”
f. Pendekatan keteladanan
Pendekatan keteladanan adalah memperlihatkan keteladanan, baik yang berlangsung
melalui kondisi pergaulan yang akrab atau personal sekolah, perilaku pendidikan dan tenaga
pendidikan lain yang mencerminkan akhlak terpuji, maupun yang tidak langsung melalui
suguhan ilustrasi berupa kisah-kisah keteladanan.[4]
Keteladanan pendidik terhadap peserta didik merupakan kunci keberhasilandalam
mempersiapkan dan membentuk moral spiritual dan sosial anak. Hal ini karena pendidik
adalah figur terbaik dalam pandangan yang akan dijadikannya sebagai teladan dalam
mengdentifikasikan diri dalam segala aspek kehidupannya atau figur pendidiikn tersebut
terpatri dalam jiwa dan perasaannya dan tercermin dalam ucapan dan perbuatan.
g. Pendekatan terpadu
Pendekatan terpadu adalah pendekatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran
dengan memadukan secara serentak beberapa pendekatan. Pendekatan terpadu dalam
pendidikan islam meliputi keseluruhan dari pendekatan yang telah ada diatas.
B. Pengertian Metode Dalam Pendidikan Islam
Metode Berasal dari dua perkataan yaitu meta yang artinya “melalui” dan hodos yang
artinya” jalan atau cara”. Jadi metode artinya suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.
[5].
_____________________________________________________________

[3] Ramayulis,2015. hlm.408


[4] Ramayulis,2015. hlm.409
[5] Nur Ubhiyati, Ilmu Pendidikan Islam II (Bandung : CV. Pustaka Setia, 1997), hal 99
Adapun istilah metodologi berasal dari kata metoda dan logi. Logi berasal dari bahasa
Yunani yang memiliki arti akal atau ilmu. Jadi metodologi artinya ilmu tentang jalan atau
cara yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.[6] Dalam bahasa Arab kata metode
diungkapkan dalam berbagai kata. Terkadang digunakan kata atthariqah, manhaj,
dan alwashilah. Thariqah berarti jalan, manhaj berarti sistem, dan washilah berarti perantara
atau mediator.[7]
Oleh karena itu, yang dimaksud dengan metodologi pendidikan Islam adalah cara yang
dapat ditempuh dalam memudahkan pencapaian tujuan pendidikan Islam.[8] Dalam
penggunaan metode pendidikan islam yang perlu dipahami adalah bagaimana seseorang
pendidik dapat memahami hakikat metode dalam relevansinya dengan tujuan utama
pendidikan Islam yaitu terbentuknya ilmu pendidikan islam.
Pribadi yang beriman yang senantiasa siap sedia mengabdi kepada Allah swt. Tujuan
diadakan metode adalah menjadikan proses dan hasil belajar mengajar ajaran Islam lebih
berdaya dan berhasil guna menimbulkan kesadaran peserta didik untuk mengamalkan
ketentuan ajaran Islam melalui teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar peserta
didik secara mantab.
Uraian itu menunjukkan bahwa fungsi metode pandidikan Islam adalah mengarahkan
keberhasilan belajar, memberi kemudahan kepada peserta didik untuk belajar berdasarkan
minat, serta mendorong usaha kerja sama dalam kegiatan belajar mengajar antara pendidik
dengan peserta didik. Di samping itu, dalam uraian tersebut ditunjukkan bahwa fungsi
metode pendidikan adalah memberi inspirasi pada peserta didik melalui proses hubungan
yang serasi antara pendidik dan peserta didik.[9]
Metode pembelajaran yaitu suatu cara penyampaian bahan pelajaran untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan, fungsinya adalah menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar-
mengajar dan merupakan bagian yang integral dalam suatu sistem pengajaran. Oleh karena
itu, metode harus sesuai dan selaras dengan karakteristik siswa, materi, kondisi lingkungan
(setting) dimana pengajaran berlangsung.[10]
________________________________________
[6] Nur Ubhiyati, Ilmu Pendidikan Islam II (Bandung : CV. Pustaka Setia, 1997), 99
[7]Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), Edisi baru Hal 144
[8]) Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta : Ciputat Press, 2002), 41
[9] Abdullah Mujib, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta : Fajar Inter Pratama Uffset, 2008), 167
[10] http://sumut.kemenag.go.id/ di akses 18 Maret 2013/,diakses pada April 2017,
C. Macam-Macam Metode Dalam Pendidikan Islam
Pada dasarnya metode pendidikan Islam sangat efektif dalam membina kepribadian
anak didik dan memotivasi mereka sehingga aplikasi metode ini memungkinkan puluhan ribu
kaum mukminin dapat membuka hati manusia untuk menerima petunjuk ilahi dan konsep-
konsep pendekatan Islam. Selain itu, metode pendidikan Islam akan mampu menempatkan
manusia diatas. luasnya permukaan bumi dan dalam masa yang tidak demikian kepada
penghuni bumi lainnya.[11]
Metode dalam pendidikan Islam meliputi :
1. metode dialog Qur’ani dan nabawi, adalah pendidikan dengan cara berdiskusi
sebagaimana yang digunakan oleh Al Qur’an dan hadits-hadits nabi. Metode ini, disebut pula
metode khiwar yang meliputi dialog khitabi dan ta’abudi (bertanya dan lalu menjawab)
dialog deskriftif dan dialog naratif (menggambarkan lalu mencermati), dialog argumentatif
(berdiskusi lalu mengemukakan alasan), dan dialog nabawi (menanamkan rasa percaya diri,
lalu beriman). Untuk yang terkhir ini, dialog Nabawi sering dipraktekkan oleh sahabat ketika
mereka bertanya sesuatu kepada Rosulullah.
2. metode kisah qur’ani dan nabawi metode kisah disebut juga metode cerita yakni cara
mendidik dengan mengandalkan bahasa, baik lisan maupun tertulis dengan menyampaikan
pesan dari sumber pokok sejarah Islam, yakin Al-qur’an dan Hadits. Pentingnya metode kisah
diterapkan dalam dunia pendidikan karena dengan metode ini, akan memberikan kekuatan
psikologis kepada peserta didik, dalam artian bahwa dengan mengemukakan kisah-kisah nabi
kepada peserta didik, mereka secara psikologis terdorong untuk menjadikan nabi-nabi
tersebut sebagai uswah (suri tauladan).
Kisah-kisah dalam Al-qur’an dan Hadits, secara umum bertujuan untuk memberikan
pengajaran terutama kepada orang-orang yang mau menggunakan akalnya. Relevansi antara
cerita Qur’ani dengan metode penyampaian cerita dalam lingkungan pendidikan ini sangat
tinggi. Metode ini merupakan suatu bentuk teknik penyampaian informasi dan instruksi yang
amat bernilai, dan seorang pendidik harus dapat Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan
Masyarakat.memanfaatkan potensi kisah bagi pembentukan sikap yang merupakan bagian
esensial pendidikan Qur’ani dan Nabawi.
3. metode perumpamaan Metode ini, disebut pula metode “amsal” yakni cara mendidik
dengan memberikan perumpamaan,

_____________________________________
[11] Abdurrahman An Nahlawi, (Jakarta : Gema Insani, 1995), 204
sehingga mudah memahami suatu konsep.perumpamaan yang diungkapkan Al-qur’an
memiliki tujuan psikologi edukatif, yang ditunjukkan oleh kedalaman makna dan ketinggian
maksudnya.
4. metode keteladanan Metode ini, disebut juga metode meniru yakni suatu metode
pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberikan contoh teladan yang baik
kepada anak didik. Dalam Al-qur’an, kata teladan diproyeksikan dengan kata uswah yang
kemudian diberikan sifat dibelakangnya seperti sifat hasanah yang berarti teladan yang baik.
Metode keteladanan adalah suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik
memberikan contoh teladanan yang baik kepada anak didik agar ditiru dan dilaksanakan.
Dengan demikian metode keteladanan ini bertujuan untuk menciptakan akhlak al-mahmudah
kepada peserta didik. Seperti pada Surah Q.S Al-Ahzab ayat 21
Artinya : Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
dan dia banyak menyebut Allah.
5. metode ibrah dan mau’izhah Metode ini disebut juga metode “nasehat” yakni suatu
metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberi motivasi. Metode Ibrah
atau mau’zhah (nasehat) sangat efektif dalam pembentukan anak didik terhadap hakekat
sesuatu, serta memotivasinya untuk bersikap luhur, berakhlak mulia dan membekalinya
dengan prinsip-prinsip Islam.
Menurut Al-qur’an, metode nasehat hanya diberikan kepada mereka yang melanggar
peraturan dalam arti ketika suatu kebenaran telah sampai kepadanya, mereka seolah-olah
tidak mau tau kebenaran tersebut terlebih melaksanakannnya. Pernyataan ini menunjukkan
adanya dasar psikologis yang kuat, karena orang pada umumnya kurang senang dinasehati,
terlebih jika ditunjukkan kepada pribadi tertentu.
6. metode targhib dan tarhib Metode ini, disebut pula metode “ancaman” dan atau
“intimidasi” yakni suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik
memberikan hukuman atas kesalahan yang dilakukan peserta didik. Istilah targhib dan tarhib
dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah berarti ancaman atau intimidasi melalui hukuman yang
disebabkan oleh suatu dosa kepada Allah dan Rosulnya. Jadi, juga dapat diartikan sebagai
ancaman Allah melalui penonjolan salah satu sifat keagungan dan kekuatan illahiyah agar
mereka (peserta didik) teringat untuk tidak melakukan kesalahan.[12]
__________________________________
[12] )Http:/www.tuanguru.net/2011/111metode-pembelajaran-dalam-perspektif.html. diakses April 2017
Sedangkan metode pengajaran dalam pendidikan Islam meliputi :
1. metode ceramah metode ceramah yaitu suatu cara penyampaian bahan secara lisan oleh
guru di muka kelas. Peran seorang murid disini sebagai penerima pesan, mendengar,
memperhatikan, dan mencatat keterangan- keterangan guru. Metode ini layak dipakai guru
bila pesan yang disampaikan berupa informasi, jumlah siswa terlalu banyak, dan guru adalah
seorang pembicara yang baik.
2. metode diskusi metode diskusi adalah suatu proses yang melibatkan dua individu atau
lebih, berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan, saling tukar informasi, saling
mempertahankan pendapat dan memecahkan sebuah masalah tertentu. Sebagaimana firman
Allah di Surah An-Nahl: 125 Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah
yang lebih mengetahui orang- orang yang mendapat petunjuk.” (An-Nahl: 125)
3. metode tanya jawab yaitu penyampaian pelajaran dengan cara guru mengajukan
pertanyaan dan murid menjawab atau penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang
harus dijawab, terutama dari guru kepada murid atau dapat juga dari murid kepada guru.
4. metode pembiasaan yaitu sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak
didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntunan agama Islam.
5. metode keteladanan yaitu hal-hal yang dapat ditiru atau di contoh oleh seseorang dari
orang lain, namun keteladanan yang dimaksud disini adalah keteladanan yang dapat dijadikan
sebagai alat pendidikan islam, yaitu keteladanan yang baik, sesuai dengan pengertian uswah
dalam ayat- Al- Qur'an.
6. metode pemberian ganjaran yaitu pemberian ganjaran yang baik terhadap perilaku baik
anak didik. Macam-macam ganjaran: pujian yang indah, imbalan materi/hadiah, doa, tanda
penghargaan, wasiat pada orang tua.
7. metode pemberian hukuman metode ini kebalikan dari metode pemberian ganjaran yang
mana kelebihan dan kekuragannya hampir sama.
8. metode sorogan Inti metode ini adalah berlangsungnya proses belajar mengajar secara
face to face, antara guru dan murid.
9. metode bandongan menurut Zamar Khasy Dhofier, yaitu sekelompok murid
mendengarkan seorang guru yang membaca, menerangkan dan sering kali mengulas buku-
buku Islam dalam bahasa Arab.
10. metode mudzakarah yaitu suatu cara yang digunakan dalam menyampaikan bahan
pelajaran dengan jalan mengadakan pertemuan ilmiah yang secara khusus membahas
persoalan yang bersifat keagamaan, nama lainnya majmaal al-buhust. Mudzakarah dibedakan
menjadi 2, yaitu:
1). Mudzakarah yang diselenggarakan oleh sesama santri untuk membahas suatu masalah,
2). Mudzakarah yang dipimpin oleh seorang kyai, dimana hasil mudzakarah diajukan untuk
dibahas dan dinilai dalam suatu seminar. (Kasbollah, K.1993).
11. metode kisah Yaitu suatu cara dalam menyampaikan suatu materi pelajaran dengan
menuturkan materi pelajaran secara kronologis tentang bagaimana terjadinya sesuatu hal
yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan belaka. Metode kisah didunia pendidikan yang
tidak diragukan kebenarannya adalah “Qur'ani dan kisah Nabi”.
12. metode pemberian tugas Dimana guru memberikan sejumlah tugas terhadap murid-
muridnya untuk mempelajari sesuatu, kemudian mereka disuruh untuk mempertanggung
jawabkannya. Tugas yang diberikan oleh guru biasa berbentuk memperbaiki, memperdalam,
mengecek, mencari informasi, atau menghafal pelajaran.
13. metode karya wisata yaitu suatu metode mengajar dimana siswa dan guru pergi
meninggakan sekolah menuju suatu tempat untuk menyelidiki atau mempelajari hal-hal
tertentu.
14. metode eksperimen menurut Zakiyah Daradjat, metode percobaan yang biasanya
dilakukan dalam mata pelajaran tertentu. Sedangkan menurut Departemen Agama yaitu
praktek pengajaran yang melibatkan anak didik pada pekerjan akademis, pelatihan dan
pemecahan masalah.
15. metode latihan menurut zuhairini,yaitu suatu metode dalam pengajaran dengan jalan
melatih anak didik terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan atau biasa disebut dengan
ulangan.
16. metode sosio-drama Yaitu suatu metode mengajar dimana guru memberikan kesempatan
kepada murid untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu, seperti yang terdapat
dalam masyarakat sosial. Tujuannya adalah agar siswa menghayati dan menghargai perasaan
orang lain, membagi tanggung jawab dalam kelompok, merangsang siswa berpikir dan
memecahkan masalah. (Kasbollah, K.1993).
17. metode simulasi Yaitu penekanan dalam metode simulasi adalah pada kemampuan siswa
untuk berimitasi sesuai dengan objek yang diperankan. Dan pada titik finalnya siswa mampu
untuk mendapatkan kecakapan bersikap dan bertindak sesuai dengan situasi yang
sebenarnya. 18. metode kerja lapangan yaitu suatu cara mengajar yang bertujuan
memberikan pengalaman kerja nyata bagi anak didik diluar kelas (dimana saja bisa).
19. metode demonstrasi yaitu metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk
memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu
proses pembentukan tertentu kepada siswa. Dapat digunakan dalam penyampaian bahan
pelajaran fikih. Langkah-langkah penerapan metode demonstrasi: perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi.
20. metode kerja kelompok istilah kerja kelompok mengandung arti bahwa siswa-siswa
dalam suatu kelas dibagi kedalam beberapa kelompok besar maupun kecil yang didasarkan
atas prinsip untuk mencapai tujuan bersama.[13]

_________________________________
[13] )http://sumut.kemenag.go.id/ di akses 18 Maret 2013/ diakses pada tanggal 26 november 2015, pukul 19.30
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pendekatan dalam pendidikan Islam merupakan suatu cara untuk mempermudah dalam
kelangsungan belajar mengajar
2. Macam-macam pendekatan dalam pendidikan Islam
a. Pendekatan Psikologis
b. Pendekatan Sosial-Kultural
c. Pendekatan Religik
d. Pendekatan Historis
e. Pendekatan Komparatif
f. Pendekatan Filosofis
3. Metodologi pendidikan Islam adalah cara yang dapat ditempuh dalam memudahkan
pencapaian tujuan pendidikan Islam.
4. Metode dalam Pendidikan Islam meliputi :
a) Metode Dialog Qur’ani Dan Nabawi d) Metode Keteladanan
b) Metode Kisah Qur’ani Dan Nabawi e) Metode Ibrah Dan Mau’izhah
c) Metode Perumpamaan f) Metode Targhib Dan Tarhib
5. Metode Pengajaran dalam Pendidikan Islam Meliputi :
a) Metode Ceramah k) Metode Kisah
b) Metode Diskusi l) Metode Pemberian Tugas
c) Metode Tanya Jawab m) Metode Karya Wisata
d) Metode Pembiasaan n) Metode Eksperimen
e) Metode Keteladanan o) Metode Latihan
f) Metode Pemberian Ganjaran p) Metode Sosio-Drama
g) Metode Pemberian Hukuman q) Metode Simulasi
h) Metode Sorogan r) Metode Kerja Lapangan
i) Metode Bandongan s) Metode Demonstrasi
j) Metode Mudzakarah t) Metode Kerja Kelompok
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman An Nahlawi, 1995, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat.


Jakarta : Gema Insani
Arief Armai, 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta : Ciputat Press
Abdullah Mujib, 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Fajar Inter Pratama Uffset
Abudin Nata, 2005. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media Pratam
, Nur Ubhiyati, 1997. Ilmu Pendidikan Islam II. Bandung : CV. Pustaka Setia
Http://sumut.kemenag.go.id/ di akses April 2017
Http:/www.tuanguru.net/2011/111metode-pembelajaran-dalam-perspektif.html. diakses April 2017
Ramayulis, 2015. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Kalam Mulia.

Anda mungkin juga menyukai